Anda di halaman 1dari 16

Tugas Pendidikan Pancasila

Laporan Kunjungan Museum Kebangkitan Nasional

Disusun Oleh :
1717011 JULIO N
1717022 ERINA JULI
1717024 JESSICA YMD
1717027 M. FADHILLAH
1717028 PUTERI LESTARI
1717029 BUNGA NADA

ABO1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, karena atas segala rahmat dan
hidayahNya kami dapat menyelesaikan tugas laporan kunjungan museum. Laporan ini disusun
dan dipersiapkan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Pendidikan Pancasila. Penulis
menyadari kekurangan dan keterbatasan kami sebagai penyusun. Penulis senantiasa memerlukan
kritik dan saran yang membangun guna meningkatkan daya cipta dan daya guna dari laporan ini.
Semoga laporan yang ini dapat bermanfaat bagi semua yang membacanya.

Jakarta, 29 November 2017

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...2

Daftar Isi.......3

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang.4
B. Tujuan Kunjungan..4
C. Manfaat Kunjungan ...4
D. Lokasi Kunjungan...4

Bab II Pembahasan

A. Pelaksanaan Kegiatan Atau Kunjungan...5


B. Keadaan Lokasi....5
C. Laporan Hasil Kunjungan6-12

Bab III Penutup

A. Kesimpulan.13
B. Saran ..13

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kunjungan ini dilaksanakan untuk menambahkan pengalaman mahasiswa dalam memaknai


nilai patriotisme dan nasionalisme. Dewasa ini sudah berkurang rasa nasionalisme generasi muda
bangsa Indonesia terhadap nilai-nilai luhur yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan
pendahulu. Berdirinya museum-museum jejak perjuangan Kemerdekaan Bangsa Indonesia sudah
tidak lagi ramai dikunjungi khususnya oleh para generasi mudanya, mereka lebih tertarik pergi
ke tempat-tempat wisata ataupun pusat berbelanjaan.
Padahal di dalam museum itu terdapat nilai-nilai sejarah bangsa yang harus dilestarikan oleh
generasi mudanya. Antusiasme untuk mengunjungi museum saat ini juga mulai berkurang, hal
ini terbukti dengan sepinya peminat museum. Hal ini terjadi oleh banyak sebab, dimungkinkan
fasilitas di Museum yang kurang terawat sehingga membuat pengunjung tidak nyaman atau
karena kurangnya sosialisasi pentingnya mengunjungi museum.

B. Tujuan Kunjungan

Untuk mengetahui secara langsung makna nasionalisme dan patriotisme dijaman modern
sekaligus menumbuhkan nilai patriotisme dan nasionalisme tersebut didalam diri sendiri.

C. Manfaat Kunjungan

Dengan adanya kunjungan, kita bisa memaknai sikap nasionalisme dan patriotisme. Serta
kita bisa menanamkan nilai-nilai nasionalisme dan patriotism didalam diri sendiri.

D. Lokasi Kunjungan

Jl. Abdul Rachman Saleh No.26, RT.4/RW.5, Senen, Kota Jakarta Pusat,

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Kegiatan Atau Kunjungan

Kunjungan Museum Dilaksanakan Pada tanggal 25 November 2017, Di Museum


Kebangkitan Nasional Yang berlokasi di Jl. Abdul Rachman Saleh No.26, RT.4/RW.5,
Senen, Kota Jakarta Pusat.

B. Keadaan Lokasi

Museum Kebangkitan Nasional berada di sebuah komplek bangunan bersejarah yang


dibangun pada tahun 1899 diatas tanah seluas 15.742 m2. Bangunan tersebut pada
awalnya diperuntukan sebagai gedung sekolah dan asrama School tot Opleiding van
Inlandsche Artsen (STOVIA), atau Sekolah Dokter Bumiputra. Konstruksi gedung
STOVIA terlihat sangat kokoh karena bangunannya terdiri atas susunan tembok yang
tebal. Masuk ke dalam gedung dapat disaksikan ruang kelas dan laboratorium, asrama,
tempat olahraga, kantin, dapur, dan aula. Selanjutnya, pengunjung disuguhkan dengan
seluruh koleksi museum dengan total 2.042 buah berupa bangunan, mebel, jam dinding,
gantungan lonceng, perlengkapan kesehatan, pakaian, senjata, foto, lukisan, patung,
diorama, peta/maket/sketsa, dan miniatur. Seluruh koleksi tersebut dipamerkan di
beberapa ruangan antara lain di ruang awal pergerakan nasional, ruang kedokteran zaman
Hindia Belanda dan ruang memorial Boedi Oetomo. pada tahun 2012 dan 2013
revitalisasi museum secara bertahap dilakukan oleh pemerintah pusat dari segi tata
koleksi, pemasangan air conditioner, dan perbaikan pada papan keterangan di Museum
tersebut.

C. Laporan Hasil Kunjungan


Laporan ini merupakan hasil kunjungan kami ke Museum Kebangkitan Nasional.
Museum Kebangkitan Nasional merupakan saksi bisu beragam kejadian sejak zaman
penjajahan Belanda. Kini, Museum ini di bawah pengelolaan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, museum yang terletak di dekat Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo ini
menaungi ruangan-ruangan dengan beberapa tema seperti Boedi Utomo, Pergerakan
Wanita, dan STOVIA, Dan sebagainya.
Didalam Museum

Pada saat masuk, Kami Terasa diajak kembali ke zaman Hindia Belanda. Pemandangan
sekolah di zaman Hindia Belanda yang bisa dirasakan pada saat masuk kedalam museum.
Gedung yang ber-arsitek Belanda dengan halaman yang luas membuat kami seolah-olah
melompat kembali ke tahun 1902, Tahun dimana saat itu kaum terpelajar Indonesia berusaha
untuk menolong rakyatnya dari penjajahan, perbudakan & pembodohan. Di halaman gedung
juga terdapat sebuah monumen peringatan 125 tahun pendidikan dokter di Indonesia (1851-
1976).

Ruangan Pertama yang Kami kunjungi adalah Ruangan Pengenalan dimana ruangan ini berisi
sebuah Auditorium yang menampilkan video mengenai Sejarah berdirinya STOVIA serta
perkembangan dari organisasi Boedi Oetomo. Pertama masuk,Jiwa patriotisme kami mulai
tumbuh oleh adanya foto dan patung-patung para pahlawan yang membangkitkan semangat
juang para rakyat pribumi agar tidak tertindas dari Para penjajah kolonialisme.
Ruangan berikutnya adalah Ruangan Awal Kesadaran Nasional dimana ruangan ini menampilkan
pengertian mengenai Politik Etis yang diterapkan oleh pemerintah Kolonial Hindia belanda yaitu
politik balas budi dimana pemerintah kolonial memberikan kesempatan kepada penduduk
bumiputra untuk mendapatkan pendidikan sistem barat yang melahirkan kesadaran dan semangat
untuk terus belajar dikalangan pria dan wanita. Bersampingan dengan ruangan ini adalah
Ruangan Peragaan Kelas Kartini. Didalam ruangan ini menampilkan Diorama tempat belajar
para murid-murid kartini. Kartini sendiri adalah tokoh penggerak emansipasi wanita dimana ia
ingin kaum perempuan juga memiliki hak untuk maju & berkembang.
Setelah sekian kami menjelajahi Ruangan Peregerakkan Nasional, Kami melihat sebuah ruangan
kecil yang menyimpan berbagai macam alat medis yang dahulu digunakan pada saat Museum ini
masih berupa sekolah kedokteran (STOVIA) diantaranya adalah Alat pengaduk obat, alat pompa
pernapasan, alat pembantu pendengaran dan lain-lain.
Dan diruangan terakhir sebelum mengakhiri kunjungan, di museum ini adalah Ruangan dimana
menampilkan potret-potret kesenjangan kehidupan masyarakat pribumi yang terjajah
kolonialisme, dan foto-foto dibawah ini membuat kami merasa miris,sedih,kasihan, dan
beruntung karena bersyukur karena kami hidup di zaman milenial, yang tidak merasakan
kehidupan pahit pada zaman tersebut.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kita dapat menghayati betapa susahnya para pejuang untuk mempertahankan kemerdekaan
dari serangan penjajah, pentingnya menghargai jasa-jasa dan pengorbanan para pejuang dalam
merebut dan mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia hingga titik darah penghabisan.
Dan juga kita dapat menumbuhkan dan memaknai nilai patriotisme dan nasionalisme dalam diri
kita. Untuk itu, banyak para pendahulu kita yang rela mati mengorbankan harta, keluarga,
perasaan, waktu, tenaga, pikiran dan bahkan nyawa. "Merdeka atau Mati" adalah jiwa mereka
karena tidak rela dijadikan budak para penjajah yang kejam menindak bangsa Indonesia selama
lebih dari 350 tahun. Oleh karena itu jangan disia-siakan seperti sekarang ini negara kita walau
sudah lama merdeka tetapi tidak maju-maju dan bahkan bisa jadi masih dalam tangan penjajahan
modern yang samar-samar. Jangan buat arwah para pahlawan pejuang kemerdekaan Indonesia
menangis di alam sana yang melihat generasi pengisi kemerdekaan yang memalukan, tidak
berguna dan tidak dapat diandalkan. Kalau mereka tahu masa depan negara ini mungkin mereka
tidak akan mau berjuang dan lebih memilih jadi pecundang yang terus lari dari penjajah. Dengan
demikian jelaslah bahwa kita sebagai generasi penerus perlu untuk mengisi kemerdekaan ini
dengan sesuatu yang berguna yang dapat membuat para pahlawan bangga kepada kita. Hindari
melakukan tindakan yang menjadikan kita pengkhianat bangsa, tidak tahu diuntung, generasi
tidak berguna, hedonis, atheis dan lain sebagainya.

B. Saran

Dari laporan yang kami buat ini, penulisan laporan yang masih sangat jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari dosen dan teman-
teman atas perbaikan laporan ini.

BUKTI LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai