1
4.1.1. Data Reservoir dan Sumur
Data-data reservoir yang diperlukan dalam penggunaan simulator ini
adalah data fluida reservoir, data batuan reservoir, dan data kondisi reservoir, serta
Reservoir Estimate sehingga dapat diketahui OGIP dengan melakukan
penyelarasan kurva laju alir fluida simulasi terhadap production history dan
prediction production dari reservoir estimate yang dibuat dari studi reservoir
sebelumnya. Ketersediaan data akan menentukan metode-metode yang akan
digunakan dalam pembuatan model.
Sifat fisik fluida reservoir didapatkan dari hasil uji PVT yang dilakukan
dari sample fluida sumur X-6. Pada Tabel IV-1 tersaji analisa komposisi gas
dilakukan dengan cara gas chromatography, dan juga sifat data fluida lapangan
X pada Tabel IV-2. Kemudian dari data tersebut dapat membuat diagram fasa
gas Lapangan X yang hasilnya tersedia pada Gambar 4.1.
Mol
Komposisi
Percent
N2 2.81
CO2 0.64
H2S 0
C1 80.55
C2 5.22
C3 6.9
i-C4 1.31
n-C4 1.75
i-C5 0.58
n-C5 0.44
C6 0.31
C7+ 0.12
sum 100
2
Residual Saturation End Point
Sifat fisik batuan reservoir pada lapangan X ini berupa data volumetrik
lapangan, data kondisi reservoir lapangan data permeabilitas relative yang dapat
dilihat pada Tabel IV-3 dan Tabel IV-4.
Ketebalan Initial
Area keff Porositas Swi T OGIP
Formasi Lapisam Pressure
ft acre mD fraksi fraksi OF psia BCF
3
fraksi fraksi
Krw 0.2926 1
Krg 0.2064 1
Data-data sumur yang diperlukan adalah data casing, data tubing yang
meliputi panjang diameter serta kedalaman perforasi pada Tabel IV-5
Pada Tabel IV-6 menunjukkan data tes gas deliverability pada lapisan
formasi potensial gas produktif pada lapangan X. Data gas deliverability ini
diperoleh dari Modified Isochronal Test pada setiap sumur di lapangan ini.
4
ID
Panjang Pipa
Pipa Keterangan
ft inch
114829.4 6.065 Pipeline dari Platform ke OPF
4.1.3. Data Produksi
Lapangan X sampai saat ini menghasilkan kumulatif produksi gas
sebesar 16.71 BSCF (sampai dengan 1 April 2017). Data test produksi pada tiap
sumur diambil mulai dari tahun 2015. Hasil yang diperoleh dari Production Test
ini adalah gas rate, fluid rate, condensate rate, water rate, water cut, CGR, WGR,
GLR, wellhead pressure, dan ukuran choke yang dipakai. Data-data dari hasil
production test pada tiap sumur ini dapat dilihat pada Tabel IV-8, Tabel IV-9,
Tabel IV-10, dan Tabel IV-11.
5
Tabel IV- 8. Data Production Test pada Sumur XP-1
Q Water
CGR WGR GLR WHP Choke
Test Date Condensate Water Fluid Gas Cut
BCPD BWPD BFPD MMCFD % BBL/MMSCF BBL/MMSCF BBL/MMSCF psia 1/64 inch
01/01/2015 147 23 170 8.22 14 17.88 2.80 48,398 770 47
03/01/2015 148 23 171 8.06 13 18.35 2.85 47,142 800 52
07/01/2015 137 20 157 7.45 13 18.39 2.68 47,542 820 42
09/01/2015 140 19 159 7.56 12 18.52 2.51 47,548 780 44.2
10/01/2015 147 20 167 8.22 12 17.88 2.43 49,139 760 49.4
11/01/2015 151 21 172 8.16 12 18.50 2.57 47,442 660 54.6
12/02/2015 178 23 201 11.16 12 15.95 2.06 55,506 1,027 42
01/04/2015 145 22 167 7.62 13 19.03 2.89 45,584 956 40.3
01/05/2015 181 66 247 9.78 27 18.51 6.75 39,670 881 45.5
07/05/2015 157 27 184 8.52 15 18.43 3.17 46,194 822 46.8
15/05/2015 194 39 233 10.52 17 18.44 3.71 45,200 685 55.9
20/08/2015 178 37 215 9.65 17 18.45 3.83 44,936 625 57.2
26/08/2015 186 41 227 10.08 18 18.45 4.07 44,408 572 61.1
08/09/2015 181 39 220 9.78 18 18.51 3.99 44,450 564 58.5
16/10/2015 185 37 222 10.20 17 18.14 3.63 45,946 550 59.8
09/11/2015 144 24 168 7.80 14 18.46 3.08 46,428 688 59.8
04/12/2015 186 42 228 10.20 18 18.24 4.12 44,737 414 72.8
06/12/2015 188 42 230 10.20 18 18.43 4.12 44,348 381 72.8
11/01/2016 136 24 160 7.20 15 18.89 3.33 45,000 396 91
12/01/2016 192 44 236 10.40 19 18.46 4.23 44,068 334 91
13/01/2016 207 46 254 11.14 18 18.58 4.13 43,918 334 91
26/01/2016 180 42 222 9.60 19 18.75 4.38 43,243 373 71.5
28/01/2016 183 40 223 9.60 18 19.06 4.17 43,048 373 71.5
29/01/2016 180 36 216 9.60 17 18.75 3.75 44,444 373 71.5
30/01/2016 180 42 222 9.60 19 18.75 4.38 43,243 373 62
31/01/2016 178 38 216 9.60 18 18.54 3.96 44,445 372 62
01/02/2016 179 37 216 9.60 17 18.65 3.85 44,444 380 80.6
02/02/2016 168 36 204 9.00 18 18.67 4.00 44,118 378 78
06/02/2016 174 37 211 9.40 18 18.51 3.94 44,550 375 78
09/02/2016 174 36 210 9.40 17 18.51 3.83 44,763 376 78
30/03/2016 166 36 203 9.02 18 18.40 3.99 44,530 367 78
14/04/2016 164 36 200 9.20 18 17.83 3.91 46,000 363 78
09/05/2016 162 36 198 8.80 18 18.41 4.09 44,444 361 78
26/07/2016 154 38 192 8.64 20 17.82 4.40 45,000 353 76.7
17/10/2016 145 35 440 8.00 8 18.13 4.38 18,182 328 77
08/11/2016 136 32 168 7.40 19 18.38 4.32 44,048 318 76.7
24/11/2016 143 33 176 7.70 19 18.57 4.29 43,750 318 77
01/01/2017 139 31 170 7.60 18 18.29 4.08 44,706 318 76.7
29/01/2017 120 24 144 6.60 17 18.18 3.64 45,833 478 77
22/02/2017 114 30 144 7.80 21 14.62 3.85 54,107 319 76.7
21/03/2017 139 29 168 7.68 17 18.10 3.78 45,714 316 77
6
Tabel IV- 9. Data Production Test pada Sumur XP-2
Q Water
CGR WGR GLR WHP Choke
Test Date Condensate Water Fluid Gas Cut
BCPD BWPD BFPD MMCFD % BBL/MMSCF BBL/MMSCF BBL/MMSCF psia 1/64 inch
12/02/2015 95 10 105 5.10 10 18.63 1.96 48,664 1,103 40.3
11/04/2015 92 11 102 4.96 11 18.55 2.22 48,391 1,123 39
26/08/2015 173 42 215 9.36 20 18.48 4.49 43,453 585 59.8
08/09/2015 173 37 210 9.36 18 18.48 3.95 44,469 536 58.5
16/10/2015 144 30 174 7.80 17 18.46 3.85 44,826 527 58.5
16/11/2015 126 30 156 7.20 19 17.50 4.17 46,154 609 57.2
10/01/2016 137 43 181 7.20 24 19.03 5.97 39,823 360 67.6
26/01/2016 126 30 156 7.20 19 17.50 4.17 46,154 374 78
29/01/2016 132 36 168 6.60 21 20.00 5.45 39,285 371 65
30/01/2016 120 30 150 7.20 20 16.67 4.17 48,000 371 65
31/01/2016 123 31 154 6.86 20 17.94 4.52 44,443 371 84.5
01/02/2016 120 36 156 6.60 23 18.18 5.45 42,307 416 71.5
02/02/2016 126 36 162 7.20 22 17.50 5.00 44,444 376 81.9
03/02/2016 125 34 159 6.80 21 18.38 5.00 42,767 371 84.5
04/02/2016 124 34 158 6.70 22 18.52 5.08 42,399 372 84.5
12/05/2016 96 48 144 4.80 34 20.00 10.00 33,333 340 84.5
27/07/2016 72 168 240 2.40 70 30.00 70.00 10,000 332 84.5
09/11/2016 76 548 624 4.06 88 18.71 134.91 6,509 329 130
20/11/2016 52 526 578 2.84 91 18.28 184.95 4,923 308 130
05/01/2017 29 811 840 1.92 97 15.10 422.40 2,286 306 130
22/02/2017 28 1,092 1,120 1.20 97 23.33 910.00 1,071 319 130
21/03/2017 24 915 939 1.50 97 16.00 610.00 1,597 300 130
7
Tabel IV- 11. Data Produksi Kumulatif di Lapangan "X"
8
4.2. Analisa Data
4.2.1. Perhitungan Remaing Reserve dengan Metode Volumetrik
Hal yang pertama dilakukan dalam pengembangan lapangan gas ini adalah
menentukan OGIP (Original Gas In Place) serta Remaining Reserve. Perhitungan
ini menggunakan metode volumetrik, dimana dibutuhkan data-data seperti luas
area dari data geologi, ketebalan formasi dari data log, porositas dari data log,
faktor volume formasi gas dari data PVT, saturasi air dan saturasi residual gas.
Dimana rumus, langkah dan hasil menghitung OGIP seperti berikut.
1. Data-data yang diperlukan adalah:
Luas area, A = 2596.64 acres.
Ketebalan formasi, h = 94.33 ft.
Porositas, = 0.1583
Saturasi air awal, Swi = 0.2926
Saturasi gas residual, Sgr = 0.2045
Faktor Volume Formasi Gas, Bgi = 0.01009 cuft/SCF
Kumulatif produksi gas, Gp = 16.75 BCF.
2. Menghitung OGIP dengan metode Volumetrik
43560 (1 )
=
43560 2596.64 94.33 (1 0.2926)
=
0.01009
= 118.47
3. Menghitung RF
100(1 )
=
(1 )
100(1 0.287 0.2061)
=
(1 0.287)
= 71.09 %
4. Menghitung Remaining Reserve
= (OGIP RF) Gp
= (118.47 0.7109) 16.75
= 67.52 BSCF
9
Dari hasil perhitungan OGIP dengan menggunakan metode volumetric
didapatkan hasil sebesar 118.47 BSCF, dengan recovery factor sebesar 71.09%
atau 84.22 BSCF. Sehingga dari hasil itu, kita dapat mengetahui remaining
reserve dengan cara mengurangi recovery factor dengan cumulative gas
production yang memberikan hasil sebesar 67.52 BSCF yang dapat
dikembangkan. Dan kemudian pengembangan lapangan X ini akan dilanjutkan
dengan menggunakan simulator IPM-EXPERT, yang langkah-langkah
pengerjaannya akan dibahas pada sub bab berikut.
10
pemodelan reservoir ini, saat input data-data perlu dicermati dengan data-data dari
studi simulasi reservoir sebelumnya untuk dimasukkan ke data MBAL, agar
memberikan hasil dari model reservoir yang mendekati kondisi actual.
Data-data yang diinputkan anatara lain berupa Initial Tank Pressure dan
temperature, porositas, connate water saturation, OGIP dan waktu pertama kali
reservoir diproduksikan menggunakan fasilitas Tank Input Data. Untuk data water
influx pada lapangan ini dapat diinput pada tab Water Influx. Kemudian untuk data
permeabilitas relative gas dan air, dapat diinputkan pada tab Relative
Permeability, dan data produksi kumulatif gas serta penurunan tekanan reservoir
dapat diinputkan melalui fasilitas Production History.
Langkah pertama adalah menginput data pada System Option, hal ini
ditunjukkan pada Gambar 4.2.
Langkah kedua adalah menginput data pada fasilitas tank input data, data
yang diinput adalah dimana reservoir masih pada kondisi intial. Data yang diinput
pada MBAL ini adalah data fluida reservoir (PVT), data sifat batuan reservoir,
dan production history. Data sifat fisik fluida antara lain specific gravity gas,
tekanan separator, WGR, CGR, specific gravity condensate, salinitas air formasi,
dan persentase impurities (H2S,CO2,N2). Dan untuk data sifat fisik batuan antara
11
lain adalah data tekanan & temperature awal reservoir, porositas (), connate
water saturation (Swc), Original Gas In Place (OGIP), tanggal awal produksi. Hal
12
Gambar 4. 5. 4.
Gambar Input Relative
4. Input WaterPermeability
Influx DataData
padapada
MBALMBAL
Langkah kelima adalah menginput production history pada lapangan ini.
Hal ini dilakukan agar dapat melakukan history matching, yang dapat dilihat pada
Gambar 4.6.
Setelah menginput seluruh data tersebut, maka langkah berikutnya adalah
melakukan history matching, dengan guna untuk menyamakan kondisi simulator
dengan kondisi actual. Hasil history matching ini dapat dilihat pada Gambar 4.7.
Kemudian dapat dilihat hasil data simulator dengan kondisi actual akurat dari plot
grafik Tank Pressure & Cumulative Gas Production vs Time, yang dapat dilihat
pada Gambar 4.8.
14
dimulai dari kolom sebelah kiri, lalu dilanjutkan ke kolom yang ada disebelah
kanan-nya. Untuk input data pada sub-program PROSPER ini menggunakan data
Well Test yang terakhir dilakukan, untuk menghasilkan model yang mendekati
kondisi actual.
Langkah kedua adalah menginput data pada kolom PVT data dan data
yang dimasukkan berdasarkan data-data PVT yang diperoleh di lapangan ini. Hal
ini dapat dilihat pada Gambar 4.10. Pada tahap ini data-data yang dimasukkan
Gas Gravity, Tekanan separator (psig), CGR (condensate to gas ratio),
15
Condensate gravity (oAPI), WGR (water to gas ratio), Water Salinity (ppm) dan
Impurities (bila ada).
Langkah ketiga adalah menginput data pada kolom IPR data, dengan
menggunakan fasilitas IPR data. Pada pemodelan kurva IPR dari sumur-sumur di
lapangan X ini, dipilih model dengan menggunakan metode C & n. Dimana C
merupakan koefisien performa yang tergantung pada sifat fisik batuan dan fluida,
dan n merupakan bilangan eksponen yang mencerminkan derajat pengaruh faktor
inersia turbulensi atas aliranPemilihan metode ini didasari oleh data yang dimiliki
dan jenis tiap sumur. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 4.11. dan Gambar 4.12.
Setelah kurva IPR sudah sesuai, maka langkah keempat adalah menginput
data pada kolom Equipment Data, yang berupa well profile dan merupakan
landasan untuk membuat model VLP (Vertical Lift Performance) dari sumur-
sumur tersebut. Fasilitas yang perlu diinput adalah Deviation Survey (input data
well profile berupa MD dan TVD), Surface Equipment (keadaan diatas permukaan
seperti input data manifold dan flowline), Downhole Equipment (keadaan dibawah
permukaan seperti data tubing, restriction, casing, dsb), Geothermal Equipment (
input data suhu pada tiap kedalaman) dan Average Heat Capacities.
Dan langkah kelima dalam model sumur pada sub-program PROSPER ini
adalah menginput data pada kolom Analysis Summary, yang merupakan inti dari
model sumur ini, karena dapat menghasilkan model dari integrasi antara IPR dan
VLP, dengan dilakukan dengan menggunakan fasilitas calculation. Di lapangan
ini menggunakan metode sesuai dengan spesfikasi sumr yang dapat dilihat pada
buku manual dari sub-program PROSPER. Dari fasilitas calculation ini pun dapat
juga dihasilkan model IPR dan atau VLP dengan memasukkan beberapa
parameter sensitivitas untuk menganalisa pengaruhnya kinerja suatu sumur
terhadap parameter-parameter tersebut, seperti ID tubing, WGR, CGR, Reservoir
17
Pressure, Reservoir Temperature, C, n, dan beberapa parameter lainnya. Hal ini
dapat dilihat pada Gambar 4.13. dan Gambar 4.14.
18
Hasil plot dari calculation yang ditunjukkan pada Gambar 4.15. ini,
menunjukkan laju alir versus tekanan (Q vs Pwf) dan tubing intake, sehingga
membentuk kurva IPR yang disertai dengan system inflow dan outflow pada sumur
Gambar 4. 15. Hasil Plot IPR & VLP dengan PROSPER Pada Sumur XP-1
Gambar 4. 16. Hasil Plot IPR & VLP dengan Manual pada Sumur XP-1
19
di lapangan X.
Pada Gambar 4.16 dapat dilihat merupakan hasil perhitungan IPR dan
VLP dengan cara manual / tanpa menggunakan sub-program PROSPER. Hal ini
dilakukan untuk membandingkan hasil yang diperoleh dari menggunakan
PROSPER dengan menggunakan perhitungan manual. Dari ini, dapat dilihat
bahwa Absolute Open Flow Potential yang sama pada contoh sumur XP-1 yaitu
sebesar 20.13 MMSCFD.
Hal ini berlaku untuk pemodelan semua sumur yang ada di lapangan X.
Setelah semua hasil production performance tiap sumur pada model sub-program
PROSPER ini sudah mendekati actual dari data Well Production Test, maka
modelnya sudah dianggap valid dan dapat digunakan sebagai model untuk
dilgunakan pada pemodelan total system pada sub-program GAP.
4.2.2.3.Pemodelan Total Sistem dengan GAP
Pemodelan dengan sub-program GAP ini digunanakan untuk memodelkan
sistem jaringan di permukaan dari total sistem yang terintegrasi dengan model
reservoir dari sub-program MBAL dan model kinerja produksi dari masing-
masing sumur dari sub-program PROSPER, serta waktu untuk memprediksikan
production performance dari lapangan X.
Icon menu berupa gambar seperti separator, kompresor dan fasilitas
produksi lainnya dapat dilihat pada keteranan gambar pada legenda. Untuk
reservoir, sumur dan jaringan pipa permukaan sampai separator harus terhubung
membentuk satu system, agar pada saat validasi dan prediksi dari model dapat di
running, supaya nantinya setelah semua data sudah dimasukkan. Reservoir/tank
dari sub-program MBAL dan sumur dari sub-program PROSPER ini dapat di-
import, lalu menggunakan solve network, total system akan dilaksanakan untuk
mengetahui production performance pada saat ini. Jika ternyata sistem tidak
ataupun belom terkoneksi dengan baik, maka validasi sistem perlu dilakukan
kembali melalui fasilitas model validation. Melalui model validation, dapat di-edit
kembali sistem IPR maupun VLP dari masing-masing sumr sampai hasilnya
20
mendekati kondisi actual. Selanjutnya sistem akan dilanjutkan dengan solve
network.
Setelah model total system telah mendekati kondisi actual, maka kita dapat
melanjutkan dengan memprediksikan production performance dari lapangan gas
ini dengan menggunakan menu prediction. Lama waktu prediksi dan time step
dari prediksi dapat diatur sesuai dengan tahapan pengembangan yang diinginkan.
Namun time step yang semakin kecil akan memberikan hasil prediksi yang lebih
akurat.
Dapat dilihat pada Gambar 4.17. merupakan model dari sumur-sumur
yang online (aktif) pada lapangan X, sumur yang aktif saat ini ada 3 sumur.
Pemodelan ini diawali dengan memprediksikan production performance untuk
tiap sumur, yang datanya diperoleh dari production test tiap-tiap sumur tersebut.
Hal ini dilakukan agar pemodelan ini mendekati kondisi actual.
21
Gambar 4. 17. Model GAP untuk Lapangan "X"
22
gas yang maksimal, dengan gas rate agreement yang akan dijual ke konsumen
sebesar 16 MMSCFD. Berdasarkan itu, dapat dilakukan tahapan pengembangan
pada lapangan X ini, yang dapat dilihat pada Tabel IV-12.
4.2.3.1.Extisting + Tahap 1
Tahap 1 merupakan prediksi produksi gas pada kondisi actual dengan
memproduksikan 3 sumur existing dengan target laju alir gas sebsar 16
MMSCFD. Hal ini dapat dicapai dengan bean up choke pada 3 sumur ini, dan
pada simulator produksi GAP ini, bean up choke menggunakan calculated,
dimana ukuran bukaan choke diubah dan diperhitungkan secara otomatis agar
dapat mencapai target laju alirnya. Dari kondisi tersebut akan dilihat kemampuan
produksinya hingga tahun 2025 kedepan.
01/08/2021
Actual T.1
23
Gambar 4. 18. Gas Rate & Cumulative Gas Production vs Time pada
Tahapan 1
Agustus 2021 (4 tahun 4 bulan). Hasil dari tahapan 1 pada Lapangan X ini
mampu berproduksi hingga akhir kontrak pada tahun 2025 dengan kumulatif
produksi gas sebesar 60441.82 MMSCF dan kumulatif produksi kondensat
sebesar 1.20 MMSTB, yang hasilnya dapat dilihat pada Gambar 4.18.
4.2.3.2.Tahap 2
Tahap 2 merupakan lanjutan dari Tahap 1 yang memprediksi produksi gas
pada kondisi actual dengan memproduksikan 3 sumur existing dengan target laju
alir gas sebsar 16 MMSCFD dengan cara bean up choke pada 3 sumur ini. Hal
yang membedakan pada Tahap 2 ini adalah pada disaat Tahap 1 sudah tidak
mampu memproduksikan laju alir gas sesuai target pada tanggal 1 Agustus 2021,
maka dilakukan penambahan sumur infill. Pemboran ini menggunakan asumsi
dengan kedalaman sumur yang sama dengan sumur lainnya. Dari kondisi tersebut
akan dilihat kemampuan produksinya hingga tahun 2025 kedepan.
Dari hasil prediction dengan menggunakan simulator produksi ini, yang
data-datanya sudah divalidasi dengan kondisi actual, pada tahap ini lapangan
mampu mempertahankan gas rate sebesar 16 MMSCFD sampai tanggal 1
Agustus 2022 (5 tahun 4 bulan). Hasil dari tahapan 2 pada Lapangan X ini
mampu berproduksi hingga akhir kontrak pada tahun 2025 dengan kumulatif
produksi gas sebesar 61530.17 MMSCF dan kumulatif produksi kondensat
sebesar 1.22 MMSTB, yang hasilnya dapat dilihat pada Gambar 4.19.
01/08/2022
Actual T.1 T.2
24
Gambar 4. 19. Gas Rate & Cumulative Gas Production vs Time pada
Tahapan 2
4.2.3.3.Tahap 3
Tahap 3 merupakan lanjutan dari Tahap 2 yang memprediksi produksi gas
pada kondisi actual dengan memproduksikan 3 sumur existing dengan target laju
alir gas sebsar 16 MMSCFD dengan cara bean up choke pada 3 sumur dan
penambahan sumur infill. Hal yang membedakan pada Tahap 3 ini adalah pada
disaat Tahap 2 sudah tidak mampu memproduksikan laju alir gas sesuai target
pada tanggal 1 April 2022, maka dilakukan penambahan compressor, dengan
menambahkan tekanan sebesar 250 psia. Dari kondisi tersebut akan dilihat
kemampuan produksinya hingga tahun 2025 kedepan.
Dari hasil prediction dengan menggunakan simulator produksi ini, yang
data-datanya sudah divalidasi dengan kondisi actual, pada tahap ini lapangan
mampu mempertahankan gas rate sebesar 16 MMSCFD sampai tanggal 1 Januari
2025 (7 tahun 8 bulan). Hasil dari tahap 3 pada Lapangan X ini mampu
berproduksi hingga akhir kontrak pada tahun 2025 dengan kumulatif produksi gas
sebesar 62618.77 MMSCF dan kumulatif produksi kondensat sebesar 1.25
MMSTB, yang hasilnya dapat dilihat pada Gambar 4.20.
01/01/2025
Gambar 4. 20. Gas Rate & Cumulative Gas Production vs Time pada
Tahapan 3
25
4.2.3.4.Hasil Akhir Tahapan Pengembangan Lapangan
Hasil dari tahapan pengembangan yang telah disimulasikan berdasarkan
data-data lapangan X dengan menggunakan sub-program GAP. Pada
pengembangan ini menggunakan plateau rate yang dimulai dari akhir data
produksi pada lapangan X ini, yaitu pada tanggal 1 April 2017. Hasil dari semua
tahapan pengembangan lapangan X yang telah dilakukakan dengan
Plateau
End of Plateau Gp Np RF
Rate
Tahapan
MMSCFD dd/mm/yyyy MMSCF MMSTB %
01/08/2021
Tahap 1 16 60441.82 1.20 51.02
(4 tahun 4 bulan)
01/08/2022
Tahap 2 16 61530.17 1.22 51.94
(5 tahun 4 bulan)
menggunakan simulator produksi ini dapat dilihat pada Tabel IV-13., yang
menjelaskan perbandingan end of plateau, cumulative gas production, cumulative
condensate production, dan recovery factor. Nilai RF ini didapatkan dari OGIP
sebesar 118.47 BSCF dibagi dengan kumulatif produksi gas dari awal kontrak,
yaitu pada 1 Januari 2015 hingga akhir kontrak lapangan X ini, yaitu pada
tanggal 1 Januari 2025 (10 tahun).
Tabel IV- 13. Hasil Akhir dari Semua Tahapan dengan Simulator GAP
26
01/01/2025
Tahap 3 16 62618.77 1.25 52.89
(7 tahun 8 bulan)
27