Anda di halaman 1dari 9

KESETIMBANGAN ADSORPSI LOGAM Cu MENGGUNAKAN

KARBON AKTIF DARI AMPAS TEBU SEBAGAI ADSORBEN

Yudi Astandana 1), Chairul 2), Silvia Reni Yenti 2)


1)
Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia, 2)Dosen Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Riau
Kampus Binawidya Jl. HR. Soebrantas Km 12,5 Pekanbaru 28293

ABSTRACT

Bagasse is a by product of the extraction process (pressing) liquid sugar. One of


the efforts to control the bagasse is processed into activated carbon. This research
aims to study activated carbon manufacturing process of bagasse, study the effect
of Cu concentration and temperature of Cu solution on activated carbon from
bagasse as and determine of equilibrium models that used at Cu metal adsorption
using activated carbon from bagasse. Processing bagasse into activated carbon
carbonization process is carried out at a temperature of 320 C for 2 hours. After
that is activated using KOH with comparison of activated carbon to KOH 1:3. As
much as 1.5 grams of activated carbon was added to the beaker containing the
solution of Cu at various concentration (20 ppm, 30 ppm and 40 ppm), the
reaction temperature (40 C, 50 C and 60 C) at a volume of 500 ml solutions.
The results showed that activated carbon adsorption for is 97.1%, followed
equilibrium models Freundlich isotherm models.

Keywords: Adsorption, Cu Metal, Carbonization, Activated Carbon

1. Pendahuluan anak-anak biasanya terjadi karena


Logam Cu di perairan, berbahaya tembaga sulfat. Beberapa gejala
baik secara langsung terhadap keracunan tembaga adalah sakit perut,
kehidupan organisme, maupun efeknya mual, muntah, diare dan beberapa
secara tidak langsung terhadap kasus yang parah dapat menyebabkan
kesehatan manusia. Logam Cu gagal ginjal dan kematian.
termasuk logam berat essensial, jadi Banyak metoda yang telah
meskipun beracun tetapi sangat dikembangkan untuk menurunkan
dibutuhkan manusia dalam jumlah kadar logam berat dari badan perairan,
yang kecil. Toksisitas yang dimiliki Cu misalnya metoda pengendapan,
baru akan bekerja bila telah masuk ke evaporasi, elektrokimia, dan
dalam tubuh organisme dalam jumlah menggunakan adsorben berupa resin
yang besar atau melebihi nilai toleransi sintetik. Metode tersebut dianggap
organisme terkait. Toksisitas logam kurang efektif karena membutuhkan
tembaga pada manusia, khususnya

JOM FTEKNIK Volume 3 No.1 Februari 2016 1


biaya yang relatif tinggi (Giequel, dengan arang aktif. Penurunan kadar
1997). logam terbesar terlihat pada kecepatan
Dalam beberapa tahun terakhir, pengadukan 90 rpm dan waktu aduk 60
banyak penelitian telah berfokus pada menit dari 1,48 ppm menjadi 0,24 ppm.
proses adsorpsi logam berat Asbahani (2013) melakukan penelitian
menggunakan karbon aktif. Adsorpsi menggunakan arang aktif dari ampas
merupakan suatu proses penyerapan tebu untuk mengurangi kadar Fe pada
oleh adsorben terhadap zat tertentu air sumur, didapatkan hasil terbaik
yang terjadi pada permukaan adsorben pada masa karbon aktif 2 gram dengan
karena adanya gaya tarik atom atau waktu adsorpsi 90 menit dengan
molekul pada permukaan tanpa aktivator HCl 0,1 M dengan efisiensi
meresap ke dalam (Atkins,1999). adsorpsi mencapai 90,32%. Ampas
Adsorpsi dengan karbon aktif dinilai tebu di karbonisasi pada temperatur
lebih efektif karena preparasi mudah 320C selama 2 jam. Shofa (2012)
dan pembiayaan yang lebih ekonimis membuat karbon aktif dari ampas tebu
dibanding metode lainnya karena menggunakan aktivator kalium
menggunakan bahan yang relatif murah hidroksida (KOH). Rasio massa karbon
dan berasal dari alam, bisa didapat aktif dengan KOH yang digunakan
dengan mudah, serta mempunyai daya yaitu sebesar 1 : 3. Karbon aktif terbaik
serap tinggi (Lelifajri, 2010). Salah diperoleh dengan proses pemanasan
satu material yang dapat awal campuran KOH dengan karbon
dipertimbangkan sebagai adsorben pada suhu 200C selama 1 jam sebagai
adalah limbah ampas tebu. tahap pra aktivasi karbon. Aktivasi
Adsorpsi memiliki parameter seperti karbon dilakukan pada suhu 700C
kesetimbangan. Kesetimbangan selama jam dan karbonisasi pada
memiliki asumsi yang sangat mendasar suhu 400C dengan luas permukaan
berupa isoterm langmuir yang karbon aktif sebesar 1132 m2/gr.
menunjukkan bahwa adsorben tersebut Yuwanti, Riha (2013) melakukan
monolayer dan isoterm freundlich penelitian kesetimbangan adsorpsi
untuk menunjukkan bahwa adsorben Pb(II) pada lempung alam diperoleh
tersebut multilayer. konsentrasi dan waktu optimum
Apriliani (2010) telah mengunakan serapan pada suhu 30C, 40C, 50C,
arang ampas tebu sebagai adsorben 60C dengan variasi konsentrasi Pb(II)
untuk ion logam Cu. Ampas tebu 7 ppm, 10 ppm, 15 ppm, 20 ppm, 30
diarangkan pada suhu 250C hingga ppm, 40 ppm dan 50 ppm
menjadi serbuk arang selama 2,5 jam. menunjukkan bahwa waktu kontak
Kondisi optimum penyerapan logam optimum yang di dapat 15 menit,
adalah pada berat ampas tebu 1,5 g, konsentrasi 20 ppm suhu 60C dan
konsentrasi ion logam 20 mg/L, pH ion berat adsorben 1 gram. Yulis (2012)
logam 6, dan lama pemanasan 1,5 jam melakukan penelitian kesetimbangan
dengan nilai efisiensi penyerapan penyerapan logam Pb(II) dengan
sebesar 92,85% dan kapasitas menggunakan lempung alam yang
penyerapan sebesar 0,026 mg/g. telah diaktivasi dengan NaOH
Syauqiah dkk (2011) menganalisa diperoleh kesetimbangan adsorpsi 60
variasi waktu dan kecepatan pengaduk menit dengan variasi waktu 15, 30, 45,
pada adsorpsi limbah logam berat Fe 60, 75, 90, 105 dan 120 menit

JOM FTEKNIK Volume 3 No.1 Februari 2016 2


diperoleh persentase penyerapan 95,73 Aktivasi arang aktif menggunakan
% pada konsentrasi Pb(II) 20 ppm. KOH pada suhu 200C selama 1 jam
Pada penelitian ini dilakukan adsorpsi dengan rasio karbon aktif : KOH
logam Cu menggunakan arang aktif adalah sebesar 1 : 3. Pengambilan
dari ampas tebu dengan di karbonisasi sampel dilakukan setiap 30 menit
pada suhu 320C selama 2 jam. selama 5 jam.
aktif pada temperatur 320 C selama 2
2. Metodologi Penelitian jam (Asbahani,2013). Setelah proses
Bahan-bahan yang digunakan karbonasi selesai, arang dari ampas
dalam penelitian ini adalah ampas tebu tersebut didinginkan selama 15
tebu yang diambil disekitar menit menggunakan desikator.
Pekanbaru, KOH, Aquades, Kemudian setelah dingin arang
CuSO4.2H2O. Peralatan yang diayak menggunakan saringan
digunakan dalam penelitian ini adalah berukuran 60-80 mesh. Arang
pengayak 60 mesh, stirrer magnetik, tersebut kemudian diaktivasi
gelas kimia,termometer, furnace, menggunakan KOH dengan
oven, pompa vakum, timbangan perbandingan karbon aktif terhadap
analitik, dan labu ukur. Variabel tetap KOH 1:3 [Shofa, 2012]. Aktivasi
dalam penelitian ini berupa volume dilakukan pada temperatur 200 oC
larutan Cu 0,5 L, kecepatan selama 1 jam . Setelah proses aktivasi
pengadukan 200 rpm, dan waktu selesai, karbon aktif tersebut disaring
adsorpsi (30 menit, 60 menit, 90 dan dibilas menggunakan aquadest
menit, 120 menit, 150 menit, 180 sampai mendekati pH netral,
menit, 210 menit, 240 menit, 270 kemudian dikeringkan menggunakan
menit, dan 300 menit) pada penentuan oven sampai bahan tersebut benar-
waktu kesetimbangan. Variabel tidak benar kering dan didinginkan kembali
tetap berupa konsentrasi larutan Cu menggunakan desikator.
(20; 30; dan 40 ppm dan suhu
adsorpsi (40; 50; dan 60 C). 2.1.2 Penentuan Waktu
Kesetimbangan
2.1 Tahap Penelitian Proses adsorpsi ion Cu(II)
2.1.1 Aktivasi Karbon Aktif Dari menggunakan karbon aktif dari ampas
Ampas Tebu tebu dilakukan secara batch. Untuk
Bahan baku karbon aktif didapat penentuan waktu kesetimbangan
dari sisa penjualan pedagang air tebu larutan Cu dengan konsentrasi 20
yang berada di sekitar Pekanbaru. ppm, 30 ppm dan 40 ppm, suhu reaksi
Dalam persiapan bahan baku, 40 C, 50 C dan 60 C dengan
dilakukan pencucian terlebih dahulu volume 500 ml dimasukan kedalam
pada ampas tebu untuk gelas kimia 1 L, kemudian ditambah
menghilangkan kotoran yang terdapat jumlah massa karbon aktif 1,5 gram.
pada bahan baku. Bahan baku Campuran diaduk dengan stirrer
dipotong kecil-kecil 3 cm kemudian magnetik dengan kecepatan 200 rpm
di keringkan dibawah sinar matahari dengan pengambilan sampel tiap 30
selama satu hari. Ampas tebu yang menit selama 5 jam. Setelah itu
telah dikeringkan kemudian akan dipisahkan padatan karbon aktif
dijadikan sebagai bahan baku karbon dengan cairan Cu menggunakan

JOM FTEKNIK Volume 3 No.1 Februari 2016 3


kertas saring. Konsentrasi Cu aktif 1,5 gram. Campuran ini diaduk
ditentukan dengan AAS, selanjutnya dengan stirrer magnetik kecepatan
daya serap karbon aktif terhadap ion 200 rpm dan menggunakan waktu
Cu dihitung dengan persamaan kesetimbangan yang telah diperoleh
berikut : pada percobaan 3.3.2. Setelah itu
dipisahkan padatan karbon aktif
dengan cairan Cu. Konsentrasi ion
Cu setelah proses adsorpsi ditentukan
...................................................(1-1) daya serap karbon aktif menggunakan
Dimana : AAS
Qe = Jumlah adsorbat terserap (mg
Cu/gram Karbon Aktif) 2.1.4 Penentuan Model Isoterm
Co= Konsentrasi awal Cu (ppm) Adsorpsi
Ce = Konsentrasi Cu pada Untuk penentuan model isoterm
kesetimbangan (ppm) adsorpsi ion Cu pada karbon aktif dari
m = Massa adsorben (gram) ampas tebu, data yang diperoleh pada
v = Volume larutan (L) percobaan 3.3.4 diolah dengan
Berdasarkan data yang diperoleh ketentuan adsorpsi isoterm. Pengujian
dibuatlah kurva waktu vs daya serap model isoterm adsorpsi Freundlich
untuk menentukan waktu dilakukan dengan cara pembuatan
kesetimbangan ion Cu pada karbon kurva log Qe terhadap Ce, dan
aktif dari ampas tebu. pengujian model isoterm Langmuir
dilakukan dengan pembuatan kurva
2.1.3. Penentuan Daya Serap 1/Qe terhadap 1/Ce, pola adsorpsi
Setelah ditentukan waktu ditentukan dengan cara
kesetimbangan larutan Cu dengan membandingkan tingkat kelinieran
variasi konsentrasi 20, 30 dan 40 ppm kurva yang ditunjukan oleh harga R2.
dan suhu reaksi 40, 50, dan 60 C Harga R2 yang dapat diterima adalah
dengan volume 500 mL dimasukan 0,95 atau 95% (Kurniaty, 2008).
kedalam gelas kimia 1 L, kemudian
ditambahkan jumlah massa karbon

3. Hasil dan Pembahasan


3.1 Waktu Kesetimbangan
Penyerapan Logam Cu oleh
Karbon Aktif dari Ampas
Tebu
Penelitian awal dilakukan untuk
menentukan waktu kesetimbangan.
Penentuan waktu kesetimbangan
bertujuan untuk mendapatkan waktu
kesetimbangan penyerapan logam Cu
oleh karbon aktif dari ampas tebu.

JOM FTEKNIK Volume 3 No.1 Februari 2016 4


Tabel 3.1 Penyerapan Logam Cu oleh Karbon Aktif dari Ampas Tebu pada
Konsentrasi 20 ppm
Konsentrasi Cu setelah
Wakt Qe (mgCu/g
penyerapan (ppm) pada Persen Penyerapan (%)
u karbon aktif)
suhu
(menit
40 C 50 C 60 C 40 C 50 C 60 C 40 50 60
)
C C C
0 19,91 91,91 91,91 0 0 0 0 0 0
30 0,73 0,85 1,61 96,35 95,73 91,94 6,42 6,38 6,12
60 0,67 0,83 1,58 96,65 95,83 92,05 6,22 6,39 6,13
90 0,65 0,81 1,54 96,75 95,94 92,27 6,48 6,40 6,15
120 0,63 0,78 1,45 96,85 96,05 92,72 6,50 6,43 6,18
150 0,58 0,71 1,41 97,1 96,44 92,94 6,51 6,42 6,19
180 0,60 0,73 1,51 97 97,34 92,31 6,46 6,41 6,16
210 0,60 0,73 1,51 97 97,34 92,31 6,46 6,41 6,16
240 0,60 0,73 1,51 97 97,34 92,31 6,46 6,41 6,16
270 0,60 0,73 1,51 97 97,34 92,31 6,46 6,41 6,16
300 0,60 0,73 1,51 97 97,34 92,31 6,46 6,41 6,16

Gambar 3.1 Penyerapan Logam Cu oleh Karbon Aktif dari Ampas Tebu
pada Konsentrasi 20 ppm

Pada Tabel 3.1 dan Gambar 3.1 karena masih kosongnya pori-pori
dapat terlihat pada waktu adsorpsi 0 karbon aktif yang digunakan untuk
menit sampai 30 menit terjadi kenaikan menyerap logam Cu [Sari, 2009]. Pada
efisiensi logam Cu yang besar waktu berikutnya terjadi peningkatan
dibandingkan pada waktu adsorpsi efisiensi akan tetapi tidak begitu besar
selanjutnya. Ini karena pada awal dibandingkan pada waktu 30 menit.
adsorpsi, penyerapan terjadi cepat Hal ini menunjukkan bahwa proses

JOM FTEKNIK Volume 3 No.1 Februari 2016 5


adsorpsi logam Cu mendekati waktu
kesetimbangan. Peningkatan efisiensi 3.2 Pengaruh Konsentrasi Logam Cu
ini terjadi sampai waktu 150 menit, dan Suhu Adsorpsi Terhadap
setelah itu tidak ada lagi perubahan Efisiensi Penyerapan
efisiensi dari proses adsorpsi. Ini Hasil proses adsorpsi logam Cu yang
menandai bahwa proses adsorpsi logam dilakukan pada konsentrasi larutan Cu
Cu menggunakan karbon aktif 20; 30; dan 40 ppm dan suhu adsorpsi
mencapai kesetimbangan. Ditinjau dari 40; 50; dan 60 C pada kondisi
kapasitas efisiensi, dapat dilihat setimbang dianalisa menggunakan alat
efisiensi terbesar adalah 97,1% pada AAS yang ditampilkan pada Tabel 3.2.
konsentrasi larutan Cu sebesar 20 ppm
dan suhu 40 C.

Tabel 3.2 Hasil Penentuan Adsorpsi Ion Cu pada Karbon Aktif pada Variasi
Konsentrasi dan Suhu Adsorpsi pada Kondisi Setimbang

Konsentrasi Larutan Cu Konsentrasi Larutan Cu Konsentrasi konsentrasi Cu


sebelum Analisa AAS setelah analisa AAS setelah diadsopsi pada Suhu
Sebelum Adsorpsi sebelum Adsorpsi (ppm)
(ppm) (ppm)
40 C 50 C 60 C
20 19,91 0,55 0,71 6,41
30 29,93 3,27 5,30 8,21
40 39,93 9,86 12,26 10,01

Pada Tabel 3.2 dapat dilihat saat konsentrasi logam Cu pada 20 ppm
bahwa pada saat setimbang semakin dan suhu 40 C sebesar 96,94%.
besar konsentrasi larutan Cu maka
konsentrasi Cu setelah diadsorpsi 3.3 Pengujian Model Kesetimbangan
semakin besar. Dengan meningkatnya Adsorpsi
konsentrasi sisa adsorpsi ini Untuk lebih memastikan mekanisme
menandakan bahwa efisiensi dari adsorpsi yang terjadi, dilakukan
karbon aktif semakin menurun. Hal ini pengujian model kesetimbangan
disebabkan karena terjadinya adsorpsi. Pengujian model
tumbukkan antara logam Cu dan kesetimbangan ini bertujuan untuk
karbon aktif meningkat dan menentukan model kesetimbangan
menyebabkan penurunan efisiensi yang dipakai pada adsorpsi logam Cu
adsorpsi. Dari Tabel 4.1 sampai 4.3 dengan adsorben karbon aktif dari
dilihat bahwa kondisi optimum untuk ampas tebu. Pengujian model
proses adsorpsi larutan Cu dilakukan dengan metode regresi linier
menggunakan karbon aktif dari ampas untuk variasi suhu dan konsentrasi.
tebu konsentrasi logam Cu pada 20 Model kesetimbangan yang ditinjau
ppm dan suhu adsorpsi 40 C sebesar adalah model kesetimangan Freundlich
97,1%. Nilai ini lebih besar dan model kesetimbangan Langmuir.
dibandingkan dengan Apriliani [2013] Pengujian model kesetimbangan untuk
setiap variasi suhu, akan diperoleh

JOM FTEKNIK Volume 3 No.1 Februari 2016 6


parameter kesetimbangannya. percobaan), sehingga akan diperoleh
Parameter kesetimbangan tersebut akan persentase kesalahan. Dimana semakin
dimasukkan ke dalam masing-masing kecil persentase kesalahan, semakin
persamaan model yang ditinjau. cocok dan mendekati yang diuji. Pada
Jumlah Cu yang terjerap tabel berikut dapat dilihat perbandingan
berdasarkan hasil perhitungan (Qe Qe logam Cu hasil perhitungan dari
perhitungan) pada masing-masing model kesetimbangan dengan Qe data
model akan dibandingkan dengan berdasarkan percobaan.
jumlah logam Cu yang terjerap
berdasarkan hasil percobaan (Qe

Tabel 3.3 Perbandingan Qe Percobaan dan Qe Perhitungan Pada Suhu 40 C


Ce (konsentrasi Qe(kapasita Qe (kapasitas jerap Cu
Co (konsentrasi
Cu saat setimbang s jerap Cu perhitungan)
awal Cu)(ppm)
(ppm) percobaan) Freundlich Langmuir
19,91 0,55 6,45 6,52 6,51
29,93 3,27 8,88 8,58 9,24
39,93 9,86 10,02 10,18 9,80
% Ralat 2,056 3,38

Gambar 3.3 Grafik Hubungan Ce dan Qe Percobaan dan Qe Perhitungan


pada Suhu 40 C

Tabel 3. dan Gambar 3.3 dominan secara fisika, dimana logam


memperlihatkan bahwa isoterm Cu menempel dengan gaya Van der
Freundlich memberikan % ralat yang Walls didinding pori karbon aktif.
lebih kecil bila dibandingkan dengan
Langmuir. Hal ini mengidikasikan
bahwa penyerapan yang lebih

JOM FTEKNIK Volume 3 No.1 Februari 2016 7


4. Kesimpulan dan Saran Sains dan Teknologi,
4.1 Kesimpulan Universitas Islam Negeri
Pada penelitian adsorpsi logam Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Cu dengan adsorben karnbon aktif Asbahani. 2013. Pemanfaatan
dari ampas tebu, maka dapat diambil Limbah Ampas Tebu Sebagai
kesimpulan sebagai berikut : Karbon Aktif Untuk
1. Ampas tebu bisa dijadikan Menurunkan Kadar Besi Pada
sebagai karbon aktif untuk Air Sumur. Jurnal Teknik
penyerapan logam Cu Sipil UNTAN. 13(1), 105-114.
2. Semakin besar konsentrasi logam Atkins, P. W. 1999. Kimia Fisika 2.
Cu dan suhu adsorpsi maka Jakarta : Erlangga.
penyerapan adsorpsi karbon aktif Giequel, L., Wolbert, D., &
akan semakin menurun. Laplanche, A. 1997.
Penyerapan karbon aktif terbesar Adsorption of Antrazine by
adalah 97,1% saat konsentrasi Powdered Activated Carbon:
logam Cu pada 20 ppm dan suhu Influence of Dissolved
40 C. Organic and Mineral Matter
3. Mekanisme adsorpsi logam Cu of Natural Water, Journal of
oleh karbon aktif dari ampas tebu Environmental Science and
lebih didominasi oleh model Technology 18, 467-478.
isoterm Freundlich yang mewakili Kurniaty, N. 2008. Kesetimbangan
adsorpsi fisika. Adsorpsi Residu Minyak dari
Limbah Cair Pabrik Minyak
4.1 Saran Sawit (Pome) Menggunakan
Untuk penelitian selanjutnya, Gambut Aktif. Skripsi,
sebaiknya membandingkan proses Teknik Kimia, Fakultas
adsorpsi dengan menggunkan Teknik UR, Pekanbaru.
karbon aktif sebelum dan sesudah Lelifajri. 2010. Adsorpsi Ion Logam
aktivasi. Cu (II) Menggunakan Lignin
Dari Limbah Serbuk Kayu
5. Ucapan Terima Kasih Gergaji. Jurnal Rekayasa
Penulis mengucapkan terima Kimia dan Lingkungan, 7(3),
kasih kepada pembimbing yang telah 126-129.
mengarahkan dan membimbing Sari, E. K. 2009. Memperbaiki
penulis selama ini. Terima kasih Kualitas Air Pengisi Broiler
kepada kedua orang tua dan keluarga di Pabrik Broiler di Pabrik
yang telah memberikan dukungan Gula Sragi dengan Cara
dan motivasi selama ini. Adsorpsi Ion Kesadahan
Menggunakan Zeolit Alam
Teraktivasi. Tugas Akhir II.
DAFTAR PUSTAKA Semarang, UNNES.
Apriliani, A. 2010. Pemanfaatan Shofa. 2012. Pembuatan Karbon
Arang Ampas Tebu Sebagai Aktif Berbahan Baku Ampas
Adsorben Ion Logam Cd, Cr, Tebu dengan Aktivasi Kalium
Cu, Dan Pb Dalam Air Hidroksida. Skripsi, Fakultas
Limbah. Skripsi, Fakultas

JOM FTEKNIK Volume 3 No.1 Februari 2016 8


Teknik, Universitas
Indonesia, Depok.
Yuwanti, Riha. 2013. Kesetimbangan
Adsorpsi Pb(II) pada Lempung Alam
Desa Talanai Kabupaten Kampar.
Skripsi, Jurusan Kimia, FMIPA,
Universitas Riau, Pekanbaru.

JOM FTEKNIK Volume 3 No.1 Februari 2016 9

Anda mungkin juga menyukai