REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 23/PRT/M/2015
TENTANG
REPUBLIK INDONESIA,
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1. Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah
permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah,
air hujan, dan air laut yang berada di darat.
2. Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan/ataubuatan yang
terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah.
4. Daerah Irigasi adalah kesatuan lahan yang mendapat air dari satu jaringan
irigasi.
8. Jaringan irigasi air tanah adalah jaringan irigasi yang airnya berasal dari air
tanah, mulai dari sumur dan instalasi pompa sampai dengan saluran irigasi
air tanah termasuk bangunan di dalamnya.
12. Pemerintah Desa adalah kepala desa dan perangkat desa lainnya sebagai
unsur penyelenggara pemerintahan desa.
13. Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan
dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
15. Unit Pelaksana Teknis adalah organisasi yang bersifat mandiri yang
melaksanakan tugas teknis operasional dan/atau tugas teknis tertentu terkait
dengan pengelolaan sumber daya air.
17. Petani Pemakai Air adalah semua petani yang mendapat manfaat secara
langsung dari pengelolaan air dan jaringan irigasi, termasuk irigasi pompa
yang meliputi pemilik sawah, penggarap sawah, penyakap sawah, pemilik
kolam ikan yang mendapat air irigasi, dan badan usaha di bidang pertanian
yang memanfaatkan air irigasi.
19. Masyarakat petani adalah kelompok masyarakat yang bergerak dalam bidang
pertanian, baik yang telah tergabung dalam organisasi perkumpulan Petani
Pemakai Air maupun petani lainnya yang belum tergabung dalam organisasi
perkumpulan Petani Pemakai Air.
20. Komisi irigasi provinsi adalah lembaga koordinasi dan komunikasi antara
wakil pemerintah provinsi, wakil perkumpulan Petani Pemakai Air tingkat
Daerah Irigasi, wakil pengguna jaringan irigasi pada provinsi, dan wakil
komisi irigasi kabupaten/kota yang terkait.
24. Pengelola Jaringan Irigasi Lainnya adalah badan usaha, badan sosial, dan
perseorangan.
Pasal 2
(1) Peraturan Menteri ini dimaksudkan sebagai acuan bagi Pemerintah Pusat,
pemerintah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, pemerintah desa,
masyarakat petani, dan pengelola jaringan irigasi lainnya dalam
melaksanakan pengelolaan aset irigasi.
(2) Peraturan Menteri ini bertujuan agar pengelola irigasi mampu melaksanakan
pengelolaan aset irigasi secara efektif dan efisien serta berkelanjutan.
Pasal 3
(1) Pengelolaan aset irigasi dalam Peraturan Menteri ini meliputi pengelolaan aset
irigasi permukaan dan irigasi air bawah tanah.
(2) Pengelolaan Aset Irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak termasuk
pengelolaan aset/barang milik negara yang diatur dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan bidang penatausahaan barang milik negara.
BAB II
KEGIATAN PENGELOLAAN ASET IRIGASI
Pasal 4
Bagian Kesatu
Inventarisasi Aset Irigasi
Pasal 5
(2) Inventarisasi aset irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
pada jaringan irigasi dan pendukung pengelolaan irigasi.
(3) Inventarisasi aset irigasi pada jaringan irigasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) ditujukan untuk mendapatkan data jumlah, dimensi, jenis, kondisi,
dan fungsi seluruh aset irigasi serta data ketersediaan air, nilai aset, dan areal
pelayanan pada setiap daerah irigasi dalam rangka keberlanjutan sistem
irigasi pada setiap daerah irigasi.
(5) Pengumpulan data sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui
pengumpulan data sekunder dan penelusuran jaringan irigasi.
(6) Penelusuran jaringan irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) pada
jaringan irigasi primer dan jaringan irigasi sekunder melibatkan partisipasi
perkumpulan petani pemakai air.
Pasal 6
(2) Berdasarkan inventarisasi aset irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disusun laporan inventarisasi aset irigasi pada setiap akhir tahun yang
bersangkutan.
(3) Inventarisasi aset irigasi dan penyusunan laporan inventarisasi aset irigasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan berdasarkan
Pedoman Teknis Inventarisasi Aset Irigasi sebagaimana tercantum pada
Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri
ini.
Pasal 7
a. kode kabupaten/kota;
b. kode wilayah sungai;
c. kode aset irigasi; dan
(3) Dalam hal terjadi perubahan terhadap kode kabupaten/kota dan kode wilayah
sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dan huruf b, kode
kabupaten/kota dan kode wilayah sungai disesuaikan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Bagian Kedua
Pasal 8
(4) Rencana pengelolaan aset irigasi meliputi rencana pengelolaan aset jaringan
irigasi dan rencana pengelolaan aset pendukung pengelolaan irigasi.
(5) Rencana pengelolaan aset irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disusun
untuk jangka waktu perencanaan 5 (lima) tahun dan ditetapkan setiap 5 (lima)
tahun sekali.
(6) Rencana pengelolaan aset irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
meliputi rencana:
a. pengamanan aset;
b. pemeliharaan aset;
c. rehabilitasi aset;
d. peningkatan aset;
f. penghapusan aset.
(7) Dalam hal terjadi bencana, alih fungsi lahan irigasi, dan pertimbangan teknis
lainnya, dapat dilakukan perubahan rencana pengelolaan aset jaringan irigasi.
(8) Rencana pengelolaan aset jaringan irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(5) termasuk perkiraan kebutuhan biaya.
Pasal 9
(2) Dalam melaksanakan perencanaan pengelolaan aset irigasi pada daerah irigasi
yang menjadi wewenang dan tanggung jawab:
Pasal 10
(4) Dalam hal pengelolaan aset irigasi menjadi tanggungjawab pengelola jaringan
irigasi lainnya atau perkumpulan petani pemakai air, penyusunan rencana
pengelolaan aset irigasi dilakukan secara berkelanjutan oleh pengelola
jaringan irigasi lainnya atau perkumpulan petani pemakai air yang
bersangkutan.
Pasal 11
Pedoman teknis perencanaan Pengelolaan Aset Irigasi sebagaimana dimaksud
pada Pasal 10 dilengkapi dengan:
b. contoh hasil perhitungan kinerja sistem irigasi dan daftar prioritas penanganan
aset sebagaimana tercantum pada Lampiran II Bagian B;
Pasal 12
(2) Tingkat pelayanan irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, diukur
atas dasar kinerja sistem irigasi, yang terdiri atas unsur:
a. kondisi prasarana;
b. ketersediaan air;
c. indeks pertamanan;
d. sarana penunjang;
e. organisasi personalia;
f. dokumentasi; dan
Bagian Ketiga
Pelaksanaan Pengelolaan Aset Irigasi
Pasal 13
(2) Pengelolaan aset irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
melalui kegiatan fisik dan nonfisik.
(3) Pelaksanaan kegiatan fisik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bertujuan
untuk:
a. mengamankan;
b. memelihara;
c. merehabilitasi;
d. meningkatkan;
e. memperbaharui;
f. mengganti;dan
(4) Pelaksanaan kegiatan nonfisik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bertujuan
untuk:
b. memperkuat kelembagaan;
(5) Pelaksanaan kegiatan fisik dan nonfisik sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
sampai dengan ayat (4) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
(1) Pelaksanaan kegiatan pengelolaan aset irigasi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 disusun ke dalam laporan pelaksanaan.
(2) Laporan pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun pada setiap
akhir tahun kalender dan terdiri atas laporan kegiatan fisik dan nonfisik yang
telah dilaksanakan oleh masing-masing pelaksana kegiatan.
(5) Laporan pelaksanaan kegiatan pengelolaan aset irigasi yang menjadi tanggung
jawab pengelola jaringan irigasi lainnya atau perkumpulan petani pemakai air
disusun oleh masing-masing pelaksana kegiatan pengelolaan aset irigasi pada
daerah irigasi yang yang bersangkutan.
a. unit pelaksana teknis untuk daerah irigasi yang berada pada wilayah sungai
kewenangan Pemerintah Pusat;
b. dinas provinsi yang membidangi sumber daya air untuk daerah irigasi yang
berada pada wilayah sungai kewenangan pemerintah daerah provinsi; atau
Bagian Keempat
Pasal 15
(2) Evaluasi pelaksanaan pengelolaan aset irigasi yang dilakukan setiap akhir
tahun kalender sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk:
Pasal 16
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan masukan bagi
pelaksanaan pengelolaan aset irigasi tahun berikutnya.
(3) Evaluasi pelaksanaan pengelolaan aset irigasi yang dilakukan pada setiap akhir
tahun kelima menjadi masukan dalam penyusunan rencana pengelolaan aset
irigasi tahun berikutnya.
Bagian Kelima
Pemutakhiran Hasil Inventarisasi Aset Irigasi
Pasal 17
(1) Pemutakhiran hasil inventarisasi aset irigasi dilakukan dengan maksud untuk
menjaga keakuratan data aset irigasi.
(4) Data aset pendukung pengelolaan irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
huruf d meliputi:
d. peralatan operasi dan pemeliharaan yang masih layak pakai dan yang
tidak layak pakai;dan
BAB III
SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN ASET IRIGASI
Pasal 18
(1) Sistem informasi pengelolaan aset irigasi dikembangkan dengan tujuan untuk
mendukung pelaksanaan pengelolaan aset irigasi.
(3) Unit pengelola data aset irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
di tingkat pusat dikembangkan pada Direktorat Jenderal yang mempunyai
fungsi pelaksanaan kebijakan di bidang sumber daya air.
(4) Unit pengelola data aset irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
di daerah dikembangkan pada setiap unit pelaksana teknis daerah atau dinas
provinsi, dan dinas kabupaten/kota.
(5) Pengembangan unit pengelola data irigasi pada jaringan irigasi yang menjadi
tanggung jawab pengelola jaringan irigasi lainnya, perkumpulan petani
pemakai air, dan Pemerintah Desa, dilaksanakan pada masing-masing kantor
yang bersangkutan.
Pasal 19
Informasi mengenai aset irigasi yang tersimpan pada unit pengelola data aset
irigasi dapat diakses oleh instansi lain dan masyarakat umum.
Pasal 20
BAB IV
Bagian Kesatu
Pada Daerah Irigasi Yang Menjadi Wewenang dan Tanggung Jawab Pemerintah
Pasal 21
(1) Unit pelaksana teknis menyelenggarakan pengelolaan aset irigasi pada daerah
irigasi yang menjadi wewenang dan tanggung jawab Pemerintah Pusat.
(4) Penyelenggaraan pengelolaan aset irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
termasuk menatausahakan hasil inventarisasi jaringan tersier yang dilakukan
oleh perkumpulan petani pemakai air.
(5) Kegiatan pengelolaan aset irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan
ayat (3) dapat dilaksanakan melalui tugas pembantuan kepada pemerintah
daerah.
Pasal 22
(1) Instansi pusat melakukan kompilasi atas hasil inventarisasi Aset Irigasi yang
dilakukan oleh:
b. dinas provinsi.
(2) Kompilasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan pada setiap
akhir tahun dan merupakan rekapitulasi hasil inventarisasi aset irigasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6.
Bagian Kedua
Pemerintah Provinsi
Pasal 23
(4) Penyelenggaraan pengelolaan aset irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
termasuk menatausahakan hasil inventarisasi jaringan tersier yang dilakukan
oleh perkumpulan petani pemakai air.
(5) Kegiatan pengelolaan aset irigasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dapat
dilaksanakan melalui tugas pembantuan kepada pemerintah daerah
kabupaten/kota.
Pasal 24
(1) Unit pelaksana teknis daerah atau dinas provinsi melakukan kompilasi atas
hasil inventarisasi aset irigasi yang dilakukan:
a. sendiri; dan
(2) Kompilasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan hasil keseluruhan
inventarisasi aset irigasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6.
Bagian Ketiga
Pemerintah Kabupaten/Kota
Pasal 25
(4) Penyelenggaraan pengelolaan aset irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
termasuk menatausahakan hasil inventarisasi jaringan tersier yang dilakukan
oleh perkumpulan petani pemakai air.
Pasal 26
a. sendiri; dan
b. pemerintah desa.
(2) Kompilasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan rekapitulasi hasil
inventarisasi aset irigasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6.
Bagian Keempat
Pasal 27
(1) Pemerintah desa dan pengelola jaringan irigasi lainnya bertanggung jawab
terhadap pengelolaan aset irigasi yang menjadi wewenang dan tanggung
jawabnya.
a. unit pelaksana teknis untuk daerah irigasi yang berada pada wilayah
sungai yang menjadi wewenang dan tanggung jawab Pemerintah Pusat;
b. dinas provinsi untuk daerah irigasi yang berada pada wilayah sungai yang
menjadi wewenang dan tanggung jawab pemerintah daerah provinsi; dan
(4) Pemerintah desa dan pengelola jaringan irigasi lainnya membantu menteri,
gubernur, atau bupati/walikota dalam melakukan evaluasi pelaksanaan
pengelolaan aset irigasi yang menjadi tanggung jawabnya pada setiap tahun
secara berkelanjutan.
Bagian Kelima
Pasal 28
(1) Pengelolaan aset irigasi pada jaringan irigasi tersier menjadi hak dan
tanggung jawab perkumpulan petani pemakai air.
a. Unit pelaksana teknis pada jaringan irigasi tersier yang berada pada
daerah irigasi yang menjadi wewenang dan tanggung jawab Pemerintah
Pusat;
b. dinas provinsi pada jaringan irigasi tersier yang berada pada daerah irigasi
yang menjadi wewenang dan tanggung jawab pemerintah daerah provinsi;
dan
(3) Dalam hal perkumpulan petani pemakai air tidak mampu melaksanakan
pengelolaan aset irigasi pada jaringan irigasi yang menjadi hak dan tanggung
jawabnya, Pemerintah Pusat, pemerintah daerah provinsi dan pemerintah
daerah kabupaten/kota dapat memberi bantuan teknis dan pembiayaan
kepada perkumpulan petani pemakai air berdasarkan permintaan kepada
Pemerintah Pusat, pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah
kabupaten/kota dengan memperhatikan prinsip kemandirian.
(4) Perkumpulan petani pemakai air sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
membantu Menteri, gubernur, atau bupati/walikota dalam melakukan
evaluasi pelaksanaan pengelolaan aset irigasi pada jaringan irigasi tersier
dengan pemutakhiran hasil inventarisasi jaringan irigasi dan aset irigasi
lainnya.
(5) Pemutakhiran hasil inventarisasi jaringan irigasi jaringan irigasi dan aset
irigasi lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (4) yang menjadi hak dan
tanggung jawabnya dilakukan pada setiap tahun.
BAB V
Pasal 29
(1) Pengelolaan aset irigasi air bawah tanah menjadi wewenang dan tanggung
jawab Pemerintah Pusat, pemerintah daerah provinsi, atau pemerintah daerah
kabupaten/kota sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.
(2) Dalam pelaksanaan pengelolaan aset irigasi air bawah tanah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) Pemerintah Pusat, pemerintah daerah provinsi,
pemerintah daerah kabupaten/kota dapat mengikutsertakan perkumpulan
petani pemakai air.
(3) Pelaksanaan kegiatan pengelolaan aset irigasi air bawah tanah sebagai bagian
dari kegiatan pengelolaan aset irigasi berdasarkan pada Pedoman Teknis
Inventarisasi Aset Irigasi sebagaimana tercantum pada Lampiran I yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
BAB VI
ORGANISASI PELAKSANAAN
Pasal 30
BAB VII
PEMBIAYAAN
Pasal 31
(1) Dalam hal pengelolaan aset irigasi, Pemerintah Pusat, pemerintah daerah
provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, pemerintah desa, dan pengelola
jaringan irigasi lainnya, biaya pengelolaan aset irigasi disediakan oleh
masing-masing pelaksana kegiatan sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawabnya.
(2) Dalam hal pengelolaan aset irigasi dilakukan oleh perkumpulan petani
pemakai air, biaya pengelolaan aset irigasi disediakan oleh masing-masing
pelaksana kegiatan sesuai dengan tanggung jawabnya.
BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 32
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 33
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 4 Mei 2015
MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
M. BASUKI HADIMULJONO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 11 Mei 2015
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
YASONNA H. LAOLY
1. Pendahuluan
2. Aset Irigasi
3. Data Umum
Data yang diperlukan untuk inventarisasi aset irigasi dikumpulkan
melalui pengisian Formulir Isian.
5. Aset Pendukung
Kode yang pada saat ini telah resmi adalah kode Kabupaten/Kota
yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Oleh karena itu
sebelum kode lain diterbitkan secara resmi, secara internal dibuat
kode lainyang diperlukan untuk kepentingan pengolahan data.
Masing-masing kode akan dijelaskan berikut ini.
a. Kode Kabupaten/Kota
Kode Kabupaten/Kota diambil dari ketentuan yang dibuat oleh
Badan Pusat Statistik (BPS). Kode terdiri atas 4 (empat) digit.
Dari kode tersebut sudah dapat diketahui suatu
Kabupaten/Kota masuk provinsi mana. Kode Kabupaten/Kota
sebagaimana tercantum dalam LampiranI Bagian A.
Aset Irigasi
KODE ASET
ASET IRIGASI 1
IRIGASI
KELOMPOK
KODE ASET
ASET JARINGAN ASET PENDUKUNG 1-2
KELOMPOK 1-1
BUKAN PEROLEHAN
PELENGKAP
PEMAKAI AIR
OPERATOR
. PERMANEN
PENGGUNA
PEMBAWA
DRAINASE
DRAINASE
JARINGAN
SALURAN
SALURAN
PERMANEN
OPERATOR
OPERATOR
JARINGAN
NON-PNS
PEROLEHAN
UTAMA
GANTI RUGI
GANTI RUGI
BANG.
BANG.
BANG.
SEMI
PNS
1-1-1-1 1-1-1-2 1-1-1-3 1-1-2-1 1-1-2-2 1-2-1-1 1-2-1-2 1-2-1-3 1-2-2-1 1-2-2-2 1-2-3-1 1-2-3-2
1-2-5-1
KODE SUB-SUB-
KELOMPOK 1-2-5-2
KENDARAAN
KENDARAAN
PERALATAN
SUB-SUB-
KOMUNIKASI
DARAT
KELOMPOK ASET
AIR
OP
ALAT
1-2-4-1 1-2-4-2 1-2-4-4
1-2-4-3
KODE JENIS
LIHAT TABEL 8 15 9 5 9 2 4 1 8 8 5 5 4 5 7 9 5 4 JENIS ASET
PERSIAPAN
PENGISIAN FORM DI
KANTOR
PENELUSURAN
JARINGAN
VALIDASI
DATA
PEMASUKAN KE
PANGKALAN DATA
STOP
10
PENGISIAN FORM DI
KANTOR
SURVEI LAPANGAN
VALIDASI
DATA
PEMASUKAN KE
PANGKALAN DATA
STOP
11
12
6) Pengadaan Peralatan
Untuk mendukung inventarisasi dilakukan:
a) inventarisasi alat yang diperlukan;
b) pemanfaatan peralatan yang sudah ada;dan
c) pengadaan peralatan yang diperlukan.
13
d. Validasi Data
Sebelum data dimasukkan ke dalam pangkalan data di komputer
terlebih dahulu harus divalidasi untuk memperoleh kebenaran,
yang dilakukan oleh Koordinator Inventarisasi.
Data yang perlu divalidasi terutama mengenai dimensi aset, umur
aset, nilai aset baru, kondisi, fungsi dan biaya yang diusulkan.
14
ttd.
M. BASUKI HADIMULJONO
15
Kode Kabupaten
No. Nama Wilayah Sungai Provinsi
WS /Kota
Digit I : ASET IRIGASI Digit II : KELOMPOK ASET Digit III:SUB KELOMPOK ASET Digit IV:SUB SUB KELOMPOK ASET Digit V :JENIS ASET Digit VI s/d VIII: Nomor Urut tiap
Uraian Kode Uraian Kode Uraian Kode Uraian Kode Uraian Kode jenis dalam 1 DI/JIAT 001 s/d 999
Aset Irigasi 1 Aset Jaringan Utama 1 Jaringan Pembawa 1 Bangunan Utama 1 Bendungan 01 1-1-1-1-01-xxx
Bendung 02 1-1-1-1-02-xxx
Pompa Elektrik 03 1-1-1-1-03-xxx
Pompa Hidrolik 04 1-1-1-1-04-xxx
Bagi Sadap 05 1-1-1-1-05-xxx
Bagi 06 1-1-1-1-06-xxx
Sadap 07 1-1-1-1-07-xxx
Sadap Langsung 08 1-1-1-1-08-xxx
Bangunan Akhir 09 1-1-1-1-09-xxx
Bangunan Pelengkap 2 Bangunan Ukur 01 1-1-1-2-01-xxx
Kantong Lumpur 02 1-1-1-2-02-xxx
Terjunan 03 1-1-1-2-03-xxx
Got Miring 04 1-1-1-2-04-xxx
Siphon 05 1-1-1-2-05-xxx
Talang 06 1-1-1-2-06-xxx
Gorong-Gorong 07 1-1-1-2-07-xxx
Gorong-Gorong Silang 08 1-1-1-2-08-xxx
Pelimpah Samping 09 1-1-1-2-09-xxx
Pelimpah Corong 10 1-1-1-2-10-xxx
Pintu Pembuang 11 1-1-1-2-11-xxx
Jembatan Orang 12 1-1-1-2-12-xxx
Jembatan Desa 13 1-1-1-2-13-xxx
Tempat Cuci 14 1-1-1-2-14-xxx
Tempat Mandi Hewan 15 1-1-1-2-15-xxx
Ruas Saluran Pembawa 3 Sal. Primer Pembawa 01 1-1-1-3-01-xxx
Sal. Sekunder Pembawa 02 1-1-1-3-02-xxx
Sal. Suplesi 03 1-1-1-3-03-xxx
Sal. Muka 04 1-1-1-3-04-xxx
Jalan Inspeksi Sal. Pembawa 05 1-1-1-3-05-xxx
Jalan Akses 06 1-1-1-3-06-xxx
Terowongan 07 1-1-1-3-07-xxx
Tanggul Bendung 08 1-1-1-3-08-xxx
Tanggul Penutup 09 1-1-1-3-09-xxx
Digit I : ASET IRIGASI Digit II : KELOMPOK ASET Digit III:SUB KELOMPOK ASET Digit IV:SUB SUB KELOMPOK ASET Digit V :JENIS ASET Digit VI s/d VIII: Nomor Urut tiap
Uraian Kode Uraian Kode Uraian Kode Uraian Kode Uraian Kode jenis dalam 1 DI/JIAT 001 s/d 999
Aset Pendukung J.U. 2 Kelembagaan 1 Organisasi OP Jaringan Utama
1 Nomenklatur Unit Org. OP 01 1-2-1-1-01-xxx
Idem 1 tingkat di bawah 01 02 1-2-1-1-02-xxx
Idem 2 tingkat di bawah 01 03 1-2-1-1-03-xxx
Petani Pemakai Air di J.U. 2 GP3A 01 1-2-1-2-01-xxx
IP3A 02 1-2-1-2-02-xxx
Pengguna Jaringan 3 Pengguna Jar utk air minum 01 1-2-1-3-01-xxx
Pengguna Jar utk industri 02 1-2-1-3-02-xxx
Pengguna Jar utk perikanan 03 1-2-1-3-03-xxx
Sumber Daya Manusia 2 Petugas OP status PNS 1 Nama & Jabatan petugas 01 1-2-2-1-01-xxx
Petugas OP Non PNS 2 Nama & Jabatan petugas 01 1-2-2-2-01-xxx
Digit I : ASET IRIGASI Digit II : KELOMPOK ASET Digit III:SUB KELOMPOK ASET Digit IV:SUB SUB KELOMPOK ASET Digit V :JENIS ASET Digit VI s/d VIII: Nomor Urut tiap
Uraian Kode Uraian Kode Uraian Kode Uraian Kode Uraian Kode jenis dalam 1 DI/JIAT 001 s/d 999
Lahan 5 Perolehan Ganti Rugi 1 Sempadan Saluran Pembawa 01 1-2-5-1-01-xxx
Sempadan Saluran Drainase 02 1-2-5-1-02-xxx
Greenbelt Waduk 03 1-2-5-1-03-xxx
Lahan kosong 04 1-2-5-1-04-xxx
Bukan Perolehan Ganti Rugi2 Sempadan Sungai/Anak Sung 01 1-2-5-2-01-xxx
Rawa 02 1-2-5-2-02-xxx
Bekas Sungai/kali mati 03 1-2-5-2-03-xxx
Tanah timbul 04 1-2-5-2-04-xxx
Jar. Ir. Air Tanah (JIAT) 3 Jaringan Pembawa AT 1 Bangunan AT 1 Sumur Pompa 01 1-3-1-1-01-xxx
Box Pembagi 02 1-3-1-1-02-xxx
Pipa Naik 03 1-3-1-1-03-xxx
Ruas Saluran AT 2 Saluran Terbuka 01 1-3-1-2-01-xxx
Pipa 02 1-3-1-2-02-xxx
Sumber Daya Manusia 2 Pembina JIAT status PNS 1 Nama & Jabatan petugas 01 1-4-2-1-01-xxx
Pembina JIAT status Non-PNS
2 Nama & Jabatan petugas 01 1-4-2-2-01-xxx
Digit I : ASET IRIGASI Digit II : KELOMPOK ASET Digit III:SUB KELOMPOK ASET Digit IV:SUB SUB KELOMPOK ASET Digit V :JENIS ASET Digit VI s/d VIII: Nomor Urut tiap
Uraian Kode Uraian Kode Uraian Kode Uraian Kode Uraian Kode jenis dalam 1 DI/JIAT 001 s/d 999
Jaringan Tersier 5 Jaringan Pembawa 1 Bangunan 1 Kode Bangunan Sadap J.U. Lihat di atas pilih yg sesuai
Box Pembagi 01 1-5-1-1-01-xxx
Ruas Saluran Tersier/Kwarter
2 Saluran Lining 01 1-5-1-2-01-xxx
Saluran Tanah 02 1-5-1-2-02-xxx
Aset Pendukung Tersier 6 Kelembagaan Tersier 1 Lembaga Pembina Tersier 1 Nomenklatur Unit Org. Seksi 01 1-6-1-1-01-xxx
Idem 1 tingkat di bawah 01 02 1-6-1-1-02-xxx
Idem 2 tingkat di bawah 01 03 1-6-1-1-03-xxx
Petani Pemakai Air 2 P3A 01 1-6-1-2-01-xxx
Pengguna Jaringan Tersier 3 Pengguna Jar utk air minum 01 1-6-1-3-01-xxx
Pengguna Jar utk industri 02 1-6-1-3-02-xxx
Pengguna Jar utk perikanan 03 1-6-1-3-03-xxx
Sumber Daya Manusia 2 Pembina Tersier status PNS 1 Nama & Jabatan petugas 01 1-6-2-1-01-xxx
Pembina Tersier status Non-PNS
2 Nama & Jabatan petugas 01 1-6-2-2-02-xxx
5 Wilayah Sungai
6 Kode Wilayah Sungai
Lain-lain, sebutkan
16 Luas potensial ha
17 Luas fungsional ha
18 Luas terbangun jaringan utama ha
19 Luas terbangun jaringan tersier ha
20 Luas tanam 1 th yang lalu (khusus padi) Luas tanam diharapkan setelah pelaksanaan RPAI*
MT1 MT2 MT3 MT1 MT2 MT3
ha ha
22 Catatan
*Rencana Pengelolaan Aset Irigasi 5 th: meliputi perbaikan dan penggantian aset jaringan & peningkatan aset pendukung.
Qintake
Qintake renc
No. Bulan Periode Qsumber (m3/det) relisasi % Real/Renc Keterangan
(m3/det)
(m3/det)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)=(6)/(5) (8)
1
1 Januari 2
3
1
2 Februari 2 MT I
3
1
3 Maret 2
3
1
4 April 2
3
1
5 Mei 2
3
1
6 Juni 2 MT II
3
1
7 Juli 2
3
1
8 Agustus 2
3
1
9 September 2
3
1
10 Oktober 2 MT III
3
1
11 November 2
3
1
12 Desember 2 MT I
3
Catatan : Periode dapat 10 harian atau 15 harian tergantung kebiasaan daerah masing-masing
Batas Musim Tanam (MT) I, MT II, dan MT III tergantung daerah masing-masing
Pada inventarisasi PAI pertama kali diisikan data 5 tahun kebelakang, pada inventarisasi
tahun-tahun berikutnya hanya data terakhir.
Bila tidak mencukupi format ini dapat diperpanjang/di-copy lagi.
No.
Petunjuk pengisian
kolom
Data tahun untuk inventarisasi dalam rangka PAI yang pertama kali dilaksanakan, diisi
data ketersediaan air selama minimal 5 tahun kebelakang untuk dapat memberi
gambaran sumber air beserta fluktuasinya. Untuk tahun-tahun inventarisasi selanjutnya
hanya diperlukan data pada 1 tahun terakhir saja.
Yang disebut bangunan utama adalah bangunan penangkap air dari sumber air yang
dapat berupa bendungan / waduk, bendung, atau pun pompa. Sumber air dapat berupa
sungai, danau, atau air tanah.
Sumber air dari satu DI dapat berasal lebih dari satu sumber yaitu melalui suplesi-suplesi.
Sumber air suplesi tersebut perlu pula diinventarisasi tetapi hanya yang dianggap cukup
besar dan memang telah dibuatkan bangunan penangkap airnya.
Di beberapa tempat cucuran air hujan dimasukkan ke dalam saluran guna menambah
debit, namun sumber air seperti itu tidak perlu untuk diinventarisasi.
2 Cukup jelas
3 Periode pemberian air dapat 10 atau 15 harian bergantung dari kebiasaan daerah
masing-masing.
4 Untuk sumber berupa waduk dan danau adalah debit pemasukan dari sungai. Dalam hal
bendung Qsumber adalah debit limpasan ditambah Q kenyataan pengambilan di intake.
Untuk sumber berupa air tanah kolom ini dikosongkan.
5 Debit pengambilan intake yang direncanakan pada setiap periode pemberian air.
6 Debit kenyataan yang direalisasikan di intake pada setiap periode pemberian air.
7 Cukup jelas.
8 Bulan-bulan MT1, MT2, dan MT3 tergantung kenyataan.
Tgl Pemo-
tretan
Nama File Foto Kode Aset Keterangan
Keterangan Umum
1 Nama Bendungan
2 Kode Aset BMN BMD
X=bujur Y=lintang Z=elevasi
3 Koordinat lokasi (dari GPS)
Jenis Bendungan :
4 Konstruksi (beri tanda X) : Urugan Tanah Urugan Batu + Inti Tanah
Gavitasi Beton Busur Beton
Lainnya, sebutkan
5 Fungsi Layanan : Irigasi Irigasi + PLTA
Irigasi + Air Bersih Irigasi + Air Bersih + PLTA
Irigasi + Pengendali Banjir
Irigasi + Pengendali Banjir + Air Bersih
Irigasi + Pengendali Banjir + Air Bersih + PLTA
6 Luas areal layanan irigasi ha
7 Jenis pelimpah : Pelimpah Langsung Pel. Berpintu
Pel. Morning Glory Pel. Samping
Dimensi
8 Tinggi badan bendungan (H) m
9 Lebar puncak bendungan(B) m
10 Panjang bendungan (L) m
11 Luas Genangan waduk m2
12 Panjang mercu pelimpah m
13 Luas lubang pintu intake m2
14 Tenaga angkat pintu PLN Genset Manual
B L
Foto digital
Foto yang diperlukan : (1) pemandangan bendungan dari arah hilir, max. 2 foto;
(2) kerusakan yang ada, 1 foto per jenis kerusakan. Buatkan nama file dan keterangan masing-masing.
15 Foto sudah / belum diambil dan dicatat dalam Daftar Foto Dokumentasi.
Umur Aset
16 Selesai dibangun tahun
Catatan : Lembar 1/2 ini hanya diisi pada saat pertama kali inventarisasi dalam rangka PAI, untuk
inventarisasi tahun-tahun selanjutnya yang diisi hanya lembar 2/2.
Halaman 2/2 untuk semua aset jaringan dipergunakan Blanko Lembar 2/2 dengan mengisi jenis aset
sesuai dengan lembar 1/2.
Keterangan Umum
1 Nama Bendung
2 Kode Aset BMN BMD
X=bujur Y=lintang Z=elevasi
3 Koordinat lokasi (dari GPS)
4 Tipe Bendung : Bendung Tetap Bendung Gerak Bendung Karet Bendung Gergaji
6 Kolam olak Tipe USBR iv Tipe USBR iii Blok Halang Vlugter Lainnya
BENDUNG GERAK
BENDUNG TETAP
Foto digital
Foto yang diperlukan : (1) pemandangan umum bendung dari hilir ke arah hulu, max. 2 foto;
(2) kerusakan yang ada, 1 foto per jenis kerusakan. Buatkan nama file dan keterangan masing-masing.
15 Foto sudah / belum diambil dan dicatat dalam Daftar Foto Dokumentasi.
Umur Aset
16 Selesai dibangun tahun
Catatan : Lembar 1/2 ini hanya diisi pada saat pertama kali inventarisasi dalam rangka PAI, untuk
inventarisasi tahun-tahun selanjutnya yang diisi hanya lembar 2/2.
Halaman 2/2 untuk semua aset jaringan dipergunakan Blanko Lembar 2/2 dengan mengisi jenis aset
sesuai dengan lembar 1/2.
Keterangan Umum
1 Nomenklatur bangunan di saluran
2 Kode Aset BMN BMD
X=bujur Y=lintang Z=elevasi
3 Koordinat lokasi (GPS)
RUMAH POMPA
Hd
Dimensi
Foto digital
Foto yang diperlukan : (1) pemandangan umum pompa di luar dan di dlam rumah pompa , max. 2 foto;
(2) kerusakan yang ada, 1 foto per jenis kerusakan. Buatkan nama file dan keterangan masing-masing.
12 Foto sudah / belum diambil dan dicatat dalam Daftar Foto Dokumentasi.
Umur Aset
13 Selesai dibangun tahun
Catatan : Lembar 1/2 ini hanya diisi pada saat pertama kali inventarisasi dalam rangka PAI, untuk
inventarisasi tahun-tahun selanjutnya yang diisi hanya lembar 2/2.
Halaman 2/2 untuk semua aset jaringan dipergunakan Blanko Lembar 2/2 dengan mengisi jenis aset
sesuai dengan lembar 1/2.
Keterangan Umum
1 Nomenklatur bangunan di saluran
2 Kode Aset BMN BMD
X=bujur Y=lintang Z=elevasi
3 Koordinat lokasi (GPS)
MA Hilir
MA Hulu
MA Sal. Primer
Hd
POMPA HIDROLIK
Dimensi
Foto digital
Foto yang diperlukan : (1) pemandangan umum pompa, max. 2 foto;
(2) kerusakan yang ada, 1 foto per jenis kerusakan. Buatkan nama file dan keterangan masing-masing.
9 Foto sudah / belum diambil dan dicatat dalam Daftar Foto Dokumentasi.
Umur Aset
10 Selesai dibangun tahun
Catatan : Lembar 1/2 ini hanya diisi pada saat pertama kali inventarisasi dalam rangka PAI, untuk
inventarisasi tahun-tahun selanjutnya yang diisi hanya lembar 2/2.
Halaman 2/2 untuk semua aset jaringan dipergunakan Blanko Lembar 2/2 dengan mengisi jenis aset
sesuai dengan lembar 1/2.
Keterangan Umum
1 Nomenklatur bangunan di saluran
Bangunan ini merupakan (beri tanda X pada kotak yang sesuai) :
2 Bangunan Bagi Sadap Kode-kode untuk salah satu bangunan tsb :
Bangunan Bagi Kode Aset
Bangunan Sadap Kode BMN
Bangunan Sadap Langsung Kode BMD'
Bangunan Akhir Sekunder
X=lintang Y=bujur Z=elevasi
3 Koordinat lokasi (GPS)
Dimensi
BANG. AKHIR
Jumlah Pintu
Daya angkat
Sal di sketsa
Bahan Pintu
Tinggi tiap
Ukur debit
Nama Saluran (arah
Lebar tiap
pintu (m)
Pintu (m)
Layanan
(m3/det)
Qdesain
Jenis B.
jarum jam mulai dari
pintu
Luas
sal. 1)
(ha)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
7 1
8 2
9 3
10 4
11 5
12 6
13 7
14 8
15 9
Isilah kolom (6) dengan angka : 0=Tidak ada; 1=Kayu; 2=Besi; 3=Skotbalok;
Isilah kolom (9) dengan angka : 1=PLN; 2=Genset; 3=Manual
Isilah kolom (10) dengan angka : 0=Tidak ada; 1=Romijn; 2=Cipoletti; 3=Crump de Gruyter; 4=Parshall;
5=CHO (Constant Head Orifice); 6=Drempel
Kolom (3) & (4) lihat Form isian untuk saluran yang sama.
16 Bahan bangunan sipil (beri tanda X di kotak yang sesuai) :
Beton Pas. Batu
Lain-lain, sebutkan
Foto digital
Foto yang diperlukan : (1) pemandangan umum bangunan dari hilir ke arah hulu, max. 2 foto;
(2) kerusakan yang ada, 1 foto per jenis kerusakan. Buatkan nama file dan keterangan masing-masing.
17 Foto sudah / belum diambil dan dicatat dalam Daftar Foto Dokumentasi.
Umur Aset
18 Selesai dibangun tahun
Catatan : Lembar 1/2 ini hanya diisi pada saat pertama kali inventarisasi dalam rangka PAI, untuk
inventarisasi tahun-tahun selanjutnya yang diisi hanya lembar 2/2.
Halaman 2/2 untuk semua aset jaringan dipergunakan Blanko Lembar 2/2 dengan mengisi jenis aset
sesuai dengan lembar 1/2.
Keterangan Umum
1 Nomenklatur Bangunan di saluran Primer
Bendung
Sungai
Intake
P.Penguras
B.Ukur
Sal.Primer
Dimensi
4 Panjang sal. Pengendap lumpur m
5 Lebar saluran rata-rata m
6 Jumlah pintu penguras bh
7 Dimensi pintu penguras masing-2 L= T= m (L=Lebar; T=Tinggi)
8 Daya pengangkat pintu penguras : PLN Genset Manual
9 Luas layanan saluran primer ha
10 Bahan bangunan sipil : (beri tanda X di kotak yang sesuai) :
Beton Pas. Batu
Lain-lain, sebutkan
11 Bahan pintu penguras : Besi Kayu
Umur Aset
13 Selesai dibangun tahun
Catatan : Lembar 1/2 ini hanya diisi pada saat pertama kali inventarisasi dalam rangka PAI, untuk
inventarisasi tahun-tahun selanjutnya yang diisi hanya lembar 2/2.
Halaman 2/2 untuk semua aset jaringan dipergunakan Blanko Lembar 2/2 dengan mengisi jenis aset
sesuai dengan lembar 1/2.
Keterangan Umum
1 Nomenklatur bangunan
Dimensi
5 Jenis bangunan ukur Isilah angka : 1 = Romijn
2 = Cipoletti
3 = Crump de Gruyter
4 = Parshall
5 = CHO (Constant Head Orifice)
6 = Drempel/Ambang lebar
8 Q desain m3/det
Foto digital
Foto yang diperlukan : (1) pemandangan umum bangunan, max. 2 foto;
(2) kerusakan yang ada, 1 foto per jenis kerusakan. Buatkan nama file dan keterangan masing-masing.
10 Foto sudah / belum diambil dan dicatat dalam Daftar Foto Dokumentasi.
Umur Aset
11 Selesai dibangun tahun
Catatan : Lembar 1/2 ini hanya diisi pada saat pertama kali inventarisasi dalam rangka PAI, untuk
inventarisasi tahun-tahun selanjutnya yang diisi hanya lembar 2/2.
Halaman 2/2 untuk semua aset jaringan dipergunakan Blanko Lembar 2/2 dengan mengisi jenis aset
sesuai dengan lembar 1/2.
Keterangan Umum
Bang. Terjunan ini termasuk : (beri tanda X di kotak yang sesuai)
1 a. Bang. Terjunan di sal.Pembawa Kode Aset :
Nama Saluran (Primer/Sek)
Nomenklatur Bang. Kode BMN :
2 b. Bang. Terjunan di sal.Drainase
Nama Saluran (Primer/Sek) Kode BMD :
Nomenklatur Bang.
Dimensi
7 Luas areal layanan saluran ha (lihat form isian untuk saluran yang sama)
Foto digital
Foto yang diperlukan : (1) pemandangan umum bangunan, max. 2 foto;
(2) kerusakan yang ada, 1 foto per jenis kerusakan. Buatkan nama file dan keterangan masing-masing.
9 Foto sudah / belum diambil dan dicatat dalam Daftar Foto Dokumentasi.
Umur Aset
10 Selesai dibangun tahun
Catatan : Lembar 1/2 ini hanya diisi pada saat pertama kali inventarisasi dalam rangka PAI, untuk
inventarisasi tahun-tahun selanjutnya yang diisi hanya lembar 2/2.
Halaman 2/2 untuk semua aset jaringan dipergunakan Blanko Lembar 2/2 dengan mengisi jenis aset
sesuai dengan lembar 1/2.
Keterangan Umum
Bang. Terjunan di Nama Saluran (Primer/Sek) Nomenklatur Bang. Kode Aset
1 a. Sal.Pembawa
2 b. Sal.Drainase
Dimensi
9 Luas areal layanan saluran ha (lihat form isian untuk saluran yang sama)
Umur Aset
12 Selesai dibangun tahun
Catatan : Lembar 1/2 ini hanya diisi pada saat pertama kali inventarisasi dalam rangka PAI, untuk
inventarisasi tahun-tahun selanjutnya yang diisi hanya lembar 2/2.
Halaman 2/2 untuk semua aset jaringan dipergunakan Blanko Lembar 2/2 dengan mengisi jenis aset
sesuai dengan lembar 1/2.
Keterangan Umum
1 Nomenklatur bangunan
2 Kode Aset BMN BMD
3 Nama saluran yang diseberangkan
4 Nama sungai/saluran/jalan/lainnya yang diseberangi
X=bujur Y=lintang Z=elevasi
5 Koordinat lokasi (GPS)
Dimensi
Pintu Pengatur
Pintu Pembuang
10 Luas areal layanan ha (lihat form isian untuk saluran yang sama)
Catatan : Lembar 1/2 ini hanya diisi pada saat pertama kali inventarisasi dalam rangka PAI, untuk
inventarisasi tahun-tahun selanjutnya yang diisi hanya lembar 2/2.
Halaman 2/2 untuk semua aset jaringan dipergunakan Blanko Lembar 2/2 dengan mengisi jenis aset
sesuai dengan lembar 1/2.
Keterangan Umum
1 Nomenklatur bangunan Talang
Dimensi
6 Lebar talang (b) m (lihat form isian untuk saluran yang sama)
7 Tinggi talang (h) m (lihat form isian untuk saluran yang sama)
Catatan : Lembar 1/2 ini hanya diisi pada saat pertama kali inventarisasi dalam rangka PAI, untuk
inventarisasi tahun-tahun selanjutnya yang diisi hanya lembar 2/2.
Halaman 2/2 untuk semua aset jaringan dipergunakan Blanko Lembar 2/2 dengan mengisi jenis aset
sesuai dengan lembar 1/2.
Keterangan Umum
Bang. Gorong-gorong ini termasuk : (beri tanda X di kotak yang sesuai)
1 a. Bang. Gorong-gorong di sal.Pembawa Kode Aset :
Nama Saluran (Primer/Sek)
Nomenklatur Bang. Kode BMN :
2 b. Bang. Gorong-gorong di sal.Drainase
Nama Saluran (Primer/Sek) Kode BMD :
Nomenklatur Bang.
Dimensi
Catatan : Lembar 1/2 ini hanya diisi pada saat pertama kali inventarisasi dalam rangka PAI, untuk
inventarisasi tahun-tahun selanjutnya yang diisi hanya lembar 2/2.
Halaman 2/2 untuk semua aset jaringan dipergunakan Blanko Lembar 2/2 dengan mengisi jenis aset
sesuai dengan lembar 1/2.
Keterangan Umum
1 Nomenklatur bangunan
Dimensi
Foto digital
Foto yang diperlukan : (1) pemandangan umum bangunan dari hilir ke arah hulu, max. 2 foto;
(2) kerusakan yang ada, 1 foto per jenis kerusakan. Buatkan nama file dan keterangan masing-masing.
11 Foto sudah / belum diambil dan dicatat dalam Daftar Foto Dokumentasi.
Umur Aset
12 Selesai dibangun tahun
Catatan : Lembar 1/2 ini hanya diisi pada saat pertama kali inventarisasi dalam rangka PAI, untuk
inventarisasi tahun-tahun selanjutnya yang diisi hanya lembar 2/2.
Halaman 2/2 untuk semua aset jaringan dipergunakan Blanko Lembar 2/2 dengan mengisi jenis aset
sesuai dengan lembar 1/2.
Keterangan Umum
1 Nomenklatur bangunan
Dimensi
Foto digital
Foto yang diperlukan : (1) pemandangan umum bangunan dari hilir ke arah hulu, max. 2 foto;
(2) kerusakan yang ada, 1 foto per jenis kerusakan. Buatkan nama file dan keterangan masing-masing.
11 Foto sudah / belum diambil dan dicatat dalam Daftar Foto Dokumentasi.
Umur Aset
12 Selesai dibangun tahun
Catatan : Lembar 1/2 ini hanya diisi pada saat pertama kali inventarisasi dalam rangka PAI, untuk
inventarisasi tahun-tahun selanjutnya yang diisi hanya lembar 2/2.
Halaman 2/2 untuk semua aset jaringan dipergunakan Blanko Lembar 2/2 dengan mengisi jenis aset
sesuai dengan lembar 1/2.
Keterangan Umum
1 Nomenklatur bangunan
Keterangan Umum
1 Nomenklatur bangunan
Dimensi
Catatan : Lembar 1/2 ini hanya diisi pada saat pertama kali inventarisasi dalam rangka PAI, untuk
inventarisasi tahun-tahun selanjutnya yang diisi hanya lembar 2/2.
Halaman 2/2 untuk semua aset jaringan dipergunakan Blanko Lembar 2/2 dengan mengisi jenis aset
sesuai dengan lembar 1/2.
Keterangan Umum
Pilih salah satu dari a, b, c, dan d yang sesuai :
1 Jemb.Orang di Nama saluran Nomenklatur Kode aset
2 a. Sal Pembawa
3 b. Sal Drainase BMN
4 Jemb.Desa di
5 c. Sal. Pembawa BMD
6 d. Sal. Drainase
Dimensi
L
8 Panjang jembatan L m
9 Lebar jembatan b m
10 Qdesain saluran
m3/det
11 Luas areal layanan saluran
ha
(No.12 & 13 lihat form isian untuk saluran yang sama)
Material bangunan:
12 Balok/gelagar
13 Lantai jembatan: b
14 Kepala jembatan/pilar
Untuk no. 14, 15, 16 isilah angka yang sesuai :
1 = beton
2 = pas. Batu
3 = kayu
4 = besi
5 = lainnya, sebutkan
Foto digital
Foto yang diperlukan : (1) pemandangan umum bangunan dari hilir ke arah hulu, max. 2 foto;
(2) kerusakan yang ada, 1 foto per jenis kerusakan. Buatkan nama file dan keterangan masing-masing.
15 Foto sudah / belum diambil dan dicatat dalam Daftar Foto Dokumentasi.
Umur Aset
16 Selesai dibangun tahun
Catatan : Lembar 1/2 ini hanya diisi pada saat pertama kali inventarisasi dalam rangka PAI, untuk
inventarisasi tahun-tahun selanjutnya yang diisi hanya lembar 2/2.
Halaman 2/2 untuk semua aset jaringan dipergunakan Blanko Lembar 2/2 dengan mengisi jenis aset
sesuai dengan lembar 1/2.
Keterangan Umum
1 Nomenklatur bangunan
2 Di saluran Primer/Induk Sekunder*) Nama
*)Beri tanda X yang sesuai
3 Kode Aset BMN BMD
X=bujur Y=lintang Z=elevasi
4 Koordinat lokasi (GPS)
Dimensi
b
8 Luas areal layanan saluran
ha
H
(lihat form isian untuk saluran yang sama)
sebutkan
Foto digital
Foto yang diperlukan : (1) pemandangan umum bangunan dari hilir ke arah hulu, max. 2 foto;
(2) kerusakan yang ada, 1 foto per jenis kerusakan. Buatkan nama file dan keterangan masing-masing.
10 Foto sudah / belum diambil dan dicatat dalam Daftar Foto Dokumentasi.
Catatan : Lembar 1/2 ini hanya diisi pada saat pertama kali inventarisasi dalam rangka PAI, untuk
inventarisasi tahun-tahun selanjutnya yang diisi hanya lembar 2/2.
Halaman 2/2 untuk semua aset jaringan dipergunakan Blanko Lembar 2/2 dengan mengisi jenis aset
sesuai dengan lembar 1/2.
Keterangan Umum
1 Nama saluran
2 Ruas saluran dari bangunan s/d
3 Panjang saluran (L) pada ruas ini m
4 Saluran ini merupakan : (beri tanda X pada kotak yang sesuai)
a. Sal. Primer Pembawa b. Sal. Sekunder Pembawa c. Sal. Suplesi
d. Sal. Muka e. Sal. Primer Drainase f. Sal Sekunder Drainase
g. Sal. Pengelak Banjir Kode aset
5 BMN BMD
Dimensi
Profil tipe-1 Lining tipe-0
Lining tipe-1
Profil tipe-2
Profil tipe-3
Lining tipe-2
Foto digital
9 Foto yang diperlukan : (1) pemandangan umum bangunan dari hulu ke arah hilir, max. 2 foto;
(2) kerusakan yang ada, 1 foto per jenis kerusakan. Buatkan nama file dan keterangan masing-masing.
Foto sudah / belum diambil dan dicatat dalam Daftar Foto Dokumentasi.
Umur Aset
10 Selesai dibangun tahun
Catatan : Lembar 1/2 ini hanya diisi pada saat pertama kali inventarisasi dalam rangka PAI, untuk
inventarisasi tahun-tahun selanjutnya yang diisi hanya lembar 2/2.
Halaman 2/2 untuk semua aset jaringan dipergunakan Blanko Lembar 2/2 dengan mengisi jenis aset
sesuai dengan lembar 1/2.
1 Cukup jelas
2 Cukup jelas
3 Cukup jelas
4 Formulir isian ini dapat dipergunakan untuk bermacam-macam jenis saluran yaitu saluran di jaringan pembawa
dan saluran di jaringan drainase. Jenis-jenis saluran tersebut mempunyai kode aset yang berbeda. Contreng
kotak yang sesuai
Kode aset dapat dilihat pada daftar terlampir. Tiga digit terakhir merupakan nomor urut yang menunjukkan
banyaknya satu jenis aset (bangunan/saluran) dalam satu DI. Dalam aplikasi SIPAI secara interaktif kode
tersebut akan muncul sesuai dengan jenis asetnya dan tinggal memberikan nomor urutnya saja.
5 Kode BMN (Barang Milik Negara) dan BMD (Barang Milik Daerah) hanya diisi bila telah ada dan dimaksudkan
pula untuk membantu inventarisasi BMN/D bila diperlukan.
6 Dimensi profil melintang saluran tediri dari 2 komponen, yaitu kemponen profil pekerjaan tanah (tanggul) dan
komponen lining saluran Komponen profil tanggul disederhanakan hanya terbagi lagi dalam 3 tipe profil, yaitu
profil tipe-1 untuk saluran yang sepenuhnya merupakan timbunan, profil tipe-2 untuk saluran yang sebagian
berada dalam galian dan sebagian lagi dalam timbunan, dan profil tipe-3 untuk saluran yang sepenuhnya
merupakan galian.
Komponen lining untuk mudahnya dibagi menjadi 5 tipe, yaitu lining tipe-0 untuk saluran tanpa lining, lining tipe-
1 untuk saluran trapezium dengan lining di talud, lining tipe-2 untuk saluran trapezium dengan lining di talud dan
dasar, lining tipe-3 untuk saluran dengan lining tegak hanya di tepi saluran, dan lining tipe-4 untuk saluran
dengan lining tegak di tepi dan dasar saluran.
Untuk setiap saluran tentu terdiri dari kombinasi 2 jenis tipe tersebut, yaitu tipe profil dan tipe lining. Di dalam
satu ruas saluran yang ditinjau dapat terdiri dari beberapa kombinasi atau hanya satu kombinasi tergantung
keadaan lapangannya.
Tabel no. 6 meminta data untuk masing-masing kombinasi tersebut, mengenai : b = lebar dasar saluran, H =
tinggi tanggul dari dasar saluran, Hl = tinggi tanggul dari tanah asli, m = kemiringan talud, Li = lebar tanggul kiri,
La = lebar tanggul kanan, dan panjang masing-masing kombinasi tersebut. Pembagian komponen-komponen
ruas saluran tersebut untuk memudahkan perkiraan NAB dari ruas saluran yang ditinjau.
8 Cukup jelas
9 Nomor ini untuk mengingatkan apakah aset yang bersangkutan sudah diambil fotonya atau belum. Bilamana
belum berarti dalam waktu yang tidak terlalau lama perlu diambil fotonya.
Keterangan Umum
1 Nama Jalan Inspeksi
2 Jalan ini merupakan : (beri tanda X pada salah satu kotak yang sesuai)
a. Jalan inspeksi pada Sal. Pembawa Kode aset
Dimensi
Potongan melintang tipikal:
B
6 B= m
7 b= m
1 Cukup jelas
2 Formulir isian ini dapat dipergunakan untuk bermacam-macam jenis jalan yaitu jalan inspeksi di jaringan
pembawa, jalan inspeksi di jaringan drainase, dan jalan akses yaitu jalan yang menuju ke suatu bangunan air
irigasi. Jenis-jenis jalan tersebut mempunyai kode aset yang berbeda. Contreng kotak yang sesuai
Kode aset dapat dilihat pada daftar terlampir. Tiga digit terakhir merupakan nomor urut yang menunjukkan
banyaknya satu jenis aset (bangunan/saluran) dalam satu DI. Dalam aplikasi SIPAI secara interaktif kode
tersebut akan muncul sesuai dengan jenis asetnya dan tinggal memberikan nomor urutnya saja.
Kode BMN (Barang Milik Negara) dan BMD (Barang Milik Daerah) hanya diisi bila telah ada dan dimaksudkan
pula untuk membantu inventarisasi BMN/D bila diperlukan.
3 Bilamana tidak terdapat suatu bangunan dapat digunakan patok HM atau KM, dan bila patok juga tidak ada
dapat dipergunakan bangunan-bangunan umum / masyarakat yang mudah dikenali. Sebaiknya panjang ruas
jalan diambil tidak lebih dari 200 m atau menurut keadaan setempat,
4 Cukup jelas
5 Cukup jelas
6 Cukup jelas
7 Cukup jelas
8 Dipergunakan asumsi luas layanan jalan sama dengan luas layanan saluran yang ada di sisinya atau luas
layanan bangunan air irigasi yang dituju atau untuk jalan di sisi saluran drainase luas areal yang dapat
disalurkan kelebihan airnya
9 Cukup jelas
10 Nomor ini untuk mengingatkan apakah aset yang bersangkutan sudah diambil fotonya atau belum. Bilamana
belum berarti dalam waktu yang tidak terlalau lama perlu diambil fotonya.
Keterangan Umum
1 Nama saluran
2 Kode Aset BMN BMD
3 Ruas terowongan dari HM s/d HM
4 Panjang terowongan (L) pada ruas ini m
Terowongan ini adalah : (beri tanda X di kotak yang sesuai)
5 Sal. Primer/Induk Sal. Sekunder Sal. Suplesi
Sal. Muka
X=bujur Y=lintang
6 Koordinat : Titik awal terowongan
GPS Titik akhir terowongan
Dimensi
Potongan melintang tipikal:
Foto digital
Foto yang diperlukan : (1) pemandangan umum bangunan dari hilir ke arah hulu, max. 2 foto;
(2) kerusakan yang ada, 1 foto per jenis kerusakan. Buatkan nama file dan keterangan masing-masing.
14 Foto sudah / belum diambil dan dicatat dalam Daftar Foto Dokumentasi.
Umur Aset
15 Selesai dibangun tahun
Catatan : Lembar 1/2 ini hanya diisi pada saat pertama kali inventarisasi dalam rangka PAI, untuk
inventarisasi tahun-tahun selanjutnya yang diisi hanya lembar 2/2.
Halaman 2/2 untuk semua aset jaringan dipergunakan Blanko Lembar 2/2 dengan mengisi jenis aset
sesuai dengan lembar 1/2.
1 Cukup jelas
2 Kode aset dapat dilihat pada daftar terlampir. Tiga digit terakhir merupakan nomor urut yang menunjukkan
banyaknya satu jenis aset (bangunan/saluran) dalam satu DI. Dalam aplikasi SIPAI secara interaktif kode
tersebut akan muncul sesuai dengan jenis asetnya dan tinggal memberikan nomor urutnya saja.
Kode BMN (Barang Milik Negara) dan BMD (Barang Milik Daerah) hanya diisi bila telah ada dan dimaksudkan
pula untuk membantu inventarisasi BMN/D bila diperlukan.
3 Cukup jelas
4 Cukup jelas
5 Cukup jelas
6 Cukup jelas
7-9 Contreng kotak yang sesuai dan tuliskan masing-masing dimensi pada kotak yang disediakan
10 Cukup jelas
12 Cukup jelas
13 Cukup jelas
14 Nomor ini untuk mengingatkan apakah aset yang bersangkutan sudah diambil fotonya atau belum. Bilamana
belum berarti dalam waktu yang tidak terlalau lama perlu diambil fotonya.
Keterangan Umum
1 Nama Tanggul
2 Tanggul ini merupakan : (beri tanda X pada salah satu kotak yang sesuai)
a. Tanggul bendung Kode aset
b. Tanggul penutup BMN
c. Tanggul banjir BMD
3 Ruas tanggul dari HM s/d
4 Panjang tanggul (L) m
Dimensi
Potongan melintang tipikal:
Bendung
Tg. Banjir Tg. Kiri
Tg. Penutup
H
Dimensi menurut desain :
6 Lebar puncak tanggul (a) m
7 Tinggi tanggul max (H) m
8 Luas areal layanan bendung/terlindung oleh tanggul ha
Foto digital
Foto yang diperlukan : (1) pemandangan umum bangunan ke arah memanjang, max. 2 foto;
(2) kerusakan yang ada, 1 foto per jenis kerusakan. Buatkan nama file dan keterangan masing-masing.
9 Foto sudah / belum diambil dan dicatat dalam Daftar Foto Dokumentasi.
Umur Aset
10 Selesai dibangun tahun
Catatan : Lembar 1/2 ini hanya diisi pada saat pertama kali inventarisasi dalam rangka PAI, untuk
inventarisasi tahun-tahun selanjutnya yang diisi hanya lembar 2/2.
Halaman 2/2 untuk semua aset jaringan dipergunakan Blanko Lembar 2/2 dengan mengisi jenis aset
sesuai dengan lembar 1/2.
1 Misalnya : Tanggul Kiri Bendung X atau Tanggul Penutup Bendung Y atau Tanggul Banjir Kiri Sungai Z.
2 Formulir isian ini dapat dipergunakan untuk ketiga jenis tanggul tersebut. Contreng kotak yang sesuai,
Ketiga jenis tanggul tersebut mempunyai kode aset yang berbeda.
Kode aset dapat dilihat pada daftar terlampir. Tiga digit terakhir merupakan nomor urut yang menunjukkan
banyaknya satu jenis aset (bangunan/saluran) dalam satu DI. Dalam aplikasi SIPAI secara interaktif kode
tersebut akan muncul sesuai dengan jenis asetnya dan tinggal memberikan nomor urutnya saja. Kode BMN
(Barang Milik Negara) dan BMD (Barang Milik Daerah) hanya diisi bila telah ada dan dimaksudkan pula untuk
membantu inventarisasi BMN/D bila diperlukan.
3 Cukup jelas
4 Cukup jelas
6 Cukup jelas
7 Cukup jelas
8 Perkiraan berapa ha sawah yang dapat dilindungi dari tanggul yang ditinjau..
9 Nomor ini untuk mengingatkan apakah aset yang bersangkutan sudah diambil fotonya atau belum. Bilamana
belum berarti dalam waktu yang tidak terlalau lama perlu diambil fotonya.
Keterangan Umum
1 Nomenklatur bangunan
2 Terletak di sal Drainase/sal dari bangunan pelimpah/sungai alam: Nama
Dimensi
Laut
Muara Drain Pengumpul
Lt
Foto digital
Foto yang diperlukan : (1) pemandangan umum bangunan dari hilir ke arah hulu, max. 2 foto;
(2) kerusakan yang ada, 1 foto per jenis kerusakan. Buatkan nama file dan keterangan masing-masing.
12 Foto sudah / belum diambil dan dicatat dalam Daftar Foto Dokumentasi.
Umur Aset
13 Selesai dibangun tahun
Catatan : Lembar 1/2 ini hanya diisi pada saat pertama kali inventarisasi dalam rangka PAI, untuk
inventarisasi tahun-tahun selanjutnya yang diisi hanya lembar 2/2.
Halaman 2/2 untuk semua aset jaringan dipergunakan Blanko Lembar 2/2 dengan mengisi jenis aset
sesuai dengan lembar 1/2.
Keterangan Umum
1 Nomenklatur bangunan
2 Terletak di sal Drainase/sal dari bangunan pelimpah/sungai alam: Nama
3 Kode Aset BMN BMD
X=bujur Y=lintang Z=elevasi
4 Koordinat lokasi (GPS)
Dimensi
H1
H2
Foto digital
Foto yang diperlukan : (1) pemandangan umum bangunan dari hilir ke arah hulu, max. 2 foto;
(2) kerusakan yang ada, 1 foto per jenis kerusakan. Buatkan nama file dan keterangan masing-masing.
10 Foto sudah / belum diambil dan dicatat dalam Daftar Foto Dokumentasi.
Umur Aset
11 Selesai dibangun tahun
Catatan : Lembar 1/2 ini hanya diisi pada saat pertama kali inventarisasi dalam rangka PAI, untuk
inventarisasi tahun-tahun selanjutnya yang diisi hanya lembar 2/2.
Halaman 2/2 untuk semua aset jaringan dipergunakan Blanko Lembar 2/2 dengan mengisi jenis aset
sesuai dengan lembar 1/2.
Keterangan Umum
1 Nomenklatur bangunan
2 Terletak di sal Drainase/sal dari bangunan pelimpah/sungai alam: Nama
3 Kode Aset BMN BMD
X=bujur Y=lintang Z=elevasi
4 Koordinat lokasi (GPS)
Dimensi
b3
h3
L2
L3
h2
L1
h1 b2
b1
Foto digital
Foto yang diperlukan : (1) pemandangan umum bangunan dari hilir ke arah hulu, max. 2 foto;
(2) kerusakan yang ada, 1 foto per jenis kerusakan. Buatkan nama file dan keterangan masing-masing.
10 Foto sudah / belum diambil dan dicatat dalam Daftar Foto Dokumentasi.
Umur Aset
11 Selesai dibangun tahun
Catatan : Lembar 1/2 ini hanya diisi pada saat pertama kali inventarisasi dalam rangka PAI, untuk
inventarisasi tahun-tahun selanjutnya yang diisi hanya lembar 2/2.
Halaman 2/2 untuk semua aset jaringan dipergunakan Blanko Lembar 2/2 dengan mengisi jenis aset
sesuai dengan lembar 1/2.
Keterangan Umum
1 Nomenklatur bangunan
Dimensi
2
1
9 Luas areal layanan (sawah yang terlindung dari banjir/dapat membuang kelebihan air ke saluran ini) :
ha
10 Material bangunan (beri tanda X) Beton Pas. Batu Bronjong
Lainnya, sebutkan
Foto digital
Foto yang diperlukan : (1) pemandangan umum bangunan dari hilir ke arah hulu, max. 2 foto;
(2) kerusakan yang ada, 1 foto per jenis kerusakan. Buatkan nama file dan keterangan masing-masing.
11 Foto sudah / belum diambil dan dicatat dalam Daftar Foto Dokumentasi.
Umur Aset
12 Selesai dibangun tahun
Catatan : Lembar 1/2 ini hanya diisi pada saat pertama kali inventarisasi dalam rangka PAI, untuk
inventarisasi tahun-tahun selanjutnya yang diisi hanya lembar 2/2.
Halaman 2/2 untuk semua aset jaringan dipergunakan Blanko Lembar 2/2 dengan mengisi jenis aset
sesuai dengan lembar 1/2.
1 Cukup jelas
2 Cukup jelas
3 Kode aset dapat dilihat pada daftar terlampir. Tiga digit terakhir merupakan nomor urut yang menunjukkan
banyaknya satu jenis aset (bangunan/saluran) dalam satu DI. Dalam aplikasi SIPAI secara interaktif kode
tersebut akan muncul sesuai dengan jenis asetnya dan tinggal memberikan nomor urutnya saja. Kode BMN
(Barang Milik Negara) dan BMD (Barang Milik Daerah) hanya diisi bila telah ada dan dimaksudkan pula untuk
membantu inventarisasi BMN/D bila diperlukan.
5 Cukup jelas
6 Cukup jelas
7 Cukup jelas
8 Cukup jelas
9 Perkiraan berapa ha sawah yang dapat dilindungi dari bangunan yang ditinjau..
10 Cukup jelas
11 Nomor ini untuk mengingatkan apakah aset yang bersangkutan sudah diambil fotonya atau belum. Bilamana
belum berarti dalam waktu yang tidak terlalau lama perlu diambil fotonya.
*) Untuk P3A didata di Jaringan Tersier **) BH = Badan Hukum; BBH = Bukan Badan Hukum
Bilamana kurang dapat ditambah halaman baru dengan mengkopi halaman ini.
Tanggal pengisian formulir : Tanda tangan Penanggung Jawab:
Nama Penanggung Jawab:
*) Diisi A untuk D3; B untuk STM; C untuk ST atau SMP; D untuk SD.
Keterangan : Peng=Pengamat atau sederajat; POB=Petugas Operasi Bendung; PPA=Petugas Pintu Air; PS=Pekarya Saluran
Bilamana kurang dapat ditambah halaman baru dengan mengkopi halaman ini.
Tanggal pengisian formulir : Tanda tangan Penanggung Jawab:
Nama Penanggung Jawab:
Personil lapangan adalah personil dengan jabatan salah satu dari : Pengamat, Juru, Petugas Operasi Bendung,
Petugas Pintu Air, dan Pekarya Saluran.
Kode aset dapat dilihat pada daftar terlampir. Tiga digit terakhir merupakan nomor urut yang menunjukkan
banyaknya satu jenis aset pendukung dalam satu DI. Dalam aplikasi SIPAI secara interaktif kode tersebut akan
muncul sesuai dengan jenis asetnya dan tinggal memberikan nomor urutnya saja.
Pendidikan : untuk menghemat tempat hanya ditulis : A untuk D3, B untuk STM, C untuk ST atau SMP, dan D
untuk SD..
Lingkup layanan : dalam ha atau panjang saluran atau banyaknya bangunan per orang, pilih yang sesuai.
Bilamana kurang dapat ditambah halaman baru dengan mengkopi halaman ini.
Tanggal pengisian formulir : Tanda tangan Penanggung Jawab:
Nama Penanggung Jawab:
A. Kendaraan Darat
Merek & no. pol. Kenda- File Jenis Kendaraan, pilih Tahun Kondisi
No. raan untuk OP DI ini Foto R4/R3/R2/S *)
Kode Aset
Pengadaan B/RR/RS/RB
B. Alat Komunikasi
Merek & no. seri alat untuk File Jenis Kendaraan, pilih Tahun Kondisi
No. OP DI ini Foto R4/R3/R2/S *)
Kode Aset
Pengadaan B/RR/RS/RB
*) Angka 1=Mesin Babat Rumput; 2=Kompaktor bermesin; 3=AWRL;4=Pelskal/Mistar duga; 5=Penakar Hujan; 6=Pilar HM
7=Pilar batas tanah; 8=Papan Operasi/Pasten; 9=Papan Larangan; 10=Portal/Palang Pintu/Patok; 11=Pagar; 12=Nomenklatur
Bilamana kurang dapat ditambah halaman baru dengan mengkopi halaman ini.
Tanggal pengisian formulir : Tanda tangan Penanggung Jawab:
Nama Penanggung Jawab:
*) 1 = Sempadan sal. Pembawa; 2 = Sempadan sal. Drainase; 3 = Greenbelt waduk; 4 = lahan kosong
Bilamana kurang dapat ditambah halaman baru dengan mengkopi halaman ini.
Tanggal survei : Tanda tangan Penanggung Jawab.:
Nama Penanggung Jawab:
Yang di daftar adalah lahan-lahan yang terkait langsung dengan OP dari DI yang ditinjau, Klasifikasi lahan yang
dapat dimasukkan ke dalam daftar adalah 1=lahan sempadan saluran pembawa, 2=lahan sempadan saluran
drainase, 3=greenbelt waduk, dan 4=lahan-lahan kosong yang belum dimanfatkan.
Contoh bidang lahan & lokasi : Sempadan SS. Sukamakmur HM 10 HM 34, Green belt waduk Sukadamai.
Kode aset dapat dilihat pada daftar terlampir. Tiga digit terakhir merupakan nomor urut yang menunjukkan
banyaknya satu jenis aset pendukung dalam satu DI. Dalam aplikasi SIPAI secara interaktif kode tersebut akan
muncul sesuai dengan jenis asetnya dan tinggal memberikan nomor urutnya saja.
Ditanyakan apakah lahan yang bersangkutan bermasalah baik dengan masyarakat maupun dengan instansi
lainnya.
Yang di daftar adalah lahan-lahan yang terkait langsung dengan OP dari DI yang ditinjau, Klasifikasi lahan yang
dapat dimasukkan ke dalam daftar adalah 1=lahan sempadan sungai/anak sungai, 2=rawa, 3=bekas sungai/kali
mati, dan 4=tanah timbul akibat pengendapan lumpur atau pasir.
Untuk selanjutnya idem dengan Lahan Perolehan Ganti Rugi.
2 Kecamatan Desa
5 Pola tanam
6 Luas Petak : Tersier Fungsional ha Potensial ha
7 Luas tanam padi 1 tahun yang lalu MT1-MT2-MT3 ha
Keterangan : P = Pipa; ST = Sal Terbuka; Kondisi : B=Baik; RR=Rusak Ringan; RS=Rusak Sedang; RB=Rusak Berat
Fungsi : B=Baik; K=Kurang; BR=Buruk; TB=Tidak Berfungsi Ruas saluran = ruas antar box pembagi
Keterangan : B = Saluran Buatan; A = Parit Alam Ruas saluran = ruas antar bangunan
*) 1=Kend. Roda4; 2=Kend Roda3; 3=Sepeda Motor; 4=Sepeda; 5=Telpon; 6=HP; 7=Mesin babat rumput; 8=Penakar hujan
9=Komputer; 10=Peralatan Mekanik
Bila lembar ini kurang dapat ditambah sesuai kebutuhan
Tanggal survei : Tanda tangan penanggung jawab:
Nama penanggung jawab:
b Pilih salah satu dari 4 tingkatan kondisi, yaitu : B untuk baik, RR untuk rusak ringan, RS untuk rusak sedang dan
RB untuk rusak berat. Yang dimaksud dengan kondisi adalah keadaan fisik dari aset. Kriteria B : tingkat
kerusakan 0% - 20%; RR : tingkat kerusakan 20% - 40%; RS : tingkat kerusakan : 40% - 80%; RB : tingkat
kerusakan 80% - 100%. Kerusakan yang terjadi pada suatu aset belum tentu berpengaruh pada fungsi dari aset
yang bersangkutan. Penilaian dilakukan secara umum untuk komponen bangunan sipil dan komponen
bangunan ME.
c Pilih salah satu dari 4 tingkatan fungsi, yaitu : B untuk baik, K untuk kurang, BR untuk buruk dan TB untuk tidak
berfungsi. Yang dimaksud dengan fungsi adalah kemampuan dari aset untuk melakukan tugas yang diberikan
kepadanya pada saat desain. Kriteria B : penurunan fungsi 0% - 20%; K penurunan fungsi 20% - 40%; BR :
penurunan fungsi 40% - 80%; TB : penurunan fungsi 80% - 100%. Fungsi dari suatu aset tidak selalu sejajar
dengan kondisi dari aset yang bersangkutan. Penilaian dilakukan secara umum untuk komponen bangunan sipil
dan komponen bangunan ME.
d Yang dimaksudkan dengan kondisi menjadi baik adalah suatu kondisi seperti baru tanpa cacat dan juga
berfungsi seperti baru kembali. Apabila pernah direhabilitasi atau mengalami perbaikan sampai mencapai
seperti itu maka yang ditanyakan adalah tahun saat rehabilitasi atau perbaikan tersebut selesai dilaksanakan.
e Diminta untuk menyebutkan kategori jenis pekerjaan apa yang diperlukan saat ini dalam rangka mencapai
target yang telah ditentukan dalam suatu tingkatan pelayanan. Ada lima pilihan untuk masing-masing komponen
aset sipil dan ME, yaitu penggantian aset, rehabilitasi berat, perbaikan sedang, pemeliharaan berkala, atau
pemeliharaan rutin. Kelima jenis pilihan tersebut ditentukan atas dasar perkiraan prosentase biaya pekerjaan
yang diperlukan dibanding dengan NAB.
f Ada dua hal yang ditanyakan dalam nomor ini, yaitu indikator kerusakan yang terjadi dan biaya perbaikan yang
diperlukan. Selain itu ditanyakan pula biaya yang diperlukan untuk pekerjaan-pekerjaan yang diluar kerusakan
tersebut, yaitu : penggantian, peningkatan, perluasan, pengamanan, dan biaya untuk menambah efisiensi
operasi. Penggantian, misalnya semula pengontrol muka air di saluran dilakukan dengan menggunakan balok
sekat kemudian perlu diganti dengan pintu sorong. Peningkatan, misalnya semula saluran tanpa lining
kemudian perlu ditingkatkan menjadi lining pasangan batu. Perluasan, misalnya semula kemampuan saluran
sekunder hanya dapat mengairi sawah seluas 500 ha tetapi berhubung air mencukupi saluran perlu
diperpanjang hingga dapat mengairi 600 ha. Pengamanan, misalnya semula bangunan bagi-sadap tidak diberi
pagar, kemudian terjadi pencurian perlengkapan pintu perlu diberi berpagar untuk mencegah pencurian.
Efisiensi operasi, misalnya semula di atas bendung tidak dilengkapi jembatan penyeberangan kemudian perlu
diberi jembatan guna efisiensi operasi. Demikian pula untuk pekerjaan ME, misalnya semula pengangkatan
pintu dilakukan secara manual dapat ditingkatkan menjadi bermesain.
g Misalkan sebelum terjadi kerusakan dapat mengairi sawah seluas 100 ha kemudian akibat terjadi kerusakan
sawah yang dapat diairi tinggal 40 ha, maka pengaruh kerusakan tersebut adalah 100 ha 40 ha = 60 ha.
h Total biaya merupakan penjumlahan dari harga-harga tersebut di atas yang terbagi menjadi yang untuk
pekerjaan sipil dan pekerjaan ME.
i Penentu urgensi ini adalah petugas-petugas lapangan yang mengetahui secara pasti kemanfaatan dari jaringan
dan P3A. Contreng kotak yang sesuai.
k Tulis secara singkat hal-hal yang perlu diketahui oleh pihak-pihak terkait terutama berkenaan dengan usulan
pekerjaan, pembiayaan, dan urgensinya. Misalnya : (1) biaya usulan pekerjaan belum termasuk biaya untuk
SID, (2) pengamanan diperlukan karena pencurian pintu air makin meraja-lela.
Catatan : Petunjuk pengisian ini dapat dipergunakan untuk semua halaman 2 dari formulir isian. Apabila aset
yang bersangkutan hanya terdiri dari komponen pekerjaan sipil saja maka petunjuk untuk pekerjaan ME
diabaikan.
2 Kecamatan Desa
5 Pola tanam
6 Luas Petak : Tersier Fungsional ha Potensial ha
7 Luas tanam padi 1 tahun yang lalu MT1-MT2-MT3 ha
8 Jaringan belum pernah ada pernah ada tapi hilang total ada s/d sekarang
Hanya diisi bila jaringan ada s/d sekarang
9 Ruas sal. Tersier tanpa lining dan dengan lining
Lining Tanpa Lining
No. Ruas L/TL Kode Aset Usul biaya perbaikan Rp
Kondisi Fungsi Pjg m KondisiFungsi Pjg m
Keterangan : L = Lining; TL = Tanpa Lining; Kondisi : B=Baik; RR=Rusak Ringan; RS=Rusak Sedang; RB=Rusak Berat
Fungsi : B=Baik; K=Kurang; BR=Buruk; TB=Tidak Berfungsi Ruas = ruas antar box
10 Box Tersier
Jlh Box Pintu
No. Box Kode Aset
Pintu Kondisi Fungsi Usul biaya perb Rp KondisiFungsi Usul biaya perb Rp
21 Tujuan pekerjaan :
Kenaikan produksi Mencegah produksi turun Mencegah erosi/manfaat sosial
Efisiensi operasi
*) 1=K. Roda4; 2=K Roda3; 3=K. roda 2; 4=Sepeda; 5=Telpon; 6=Handphone; 7=Mesin babat rumput; 8=Penakar hujan
1. Pendahuluan
Dimana :
A B C
3 2000
1 2
B1
5000
1 3000
3000
1
1000 B2
2
2000
2
A 1 1 1 1
C 1 1 0,19 1 0,133
2 0,13 0,091
3 0,19 0,133
Saluran
A-B 1 1 1 1
B-B1 1 1 1
B1-B2 1 1
B-C 1 1
Pada pedoman ini diasumsikan bahwa untuk setiap aset yang pada
awalnya kinerja dari aset individual kurang dari 100%, maka
diharapkan setelah dilakukan perbaikan atau penggantian aset,
kinerja jaringan dapat ditingkatkanmenjadi 100%.Meskipun demikian
tidak secara otomatis tingkat pelayanan irigasi akan meningkat secara
nyata,karena masih diperlukan peningkatan aset pendukung, antara
lain Kelembagaan, Sumber Daya Manusia, dan Bangunan gedung.
Satuan unit aset jaringan irigasi terdiri dari misalnya satu bangunan
bendung secara utuh, yang di didalamnya terdapat beberapa segmen
yang bila dirinci mempunyai tugas sendiri-sendiri. Namun demi
mudahnya satuan aset tersebut hanya dibedakan kedalam komponen
sipil dan komponen mekanikal-elektrikal yang berupa pintu-pintu
beserta alat pengangkatnya. Pembedaan tersebut karena bahan
pembentuk komponen bangunan tersebut yang berbeda sehingga
umur rencananya (ibarat umur harapan hidupnya) berbeda.
Komponen sipil dapat terbentuk dari beberapa material, namun untuk
proses evaluasi diambil material yang dominan dari komponen
tersebut.
Intervensi I Intervensi II
Kondisi atau Fungsi
Umur
Bentuk grafik tersebut hanya berlaku untuk aset jaringan saja, untuk
aset pendukung terutama jenis kelembagaan, sumber daya manusia,
dan lahan grafik tersebut tidak berlaku.
5. AreaTerpengaruh Kerusakan
ttd.
M. BASUKI HADIMULJONO
B CS Ki 3A1
BCA.00 h
c
BCA.01
h
BCA.02
h B CS Ki 3A
h
BCA.03
h B CS Ki 3B
h
tl 09
n
B CS 01 B CS Ki 2
i i
BCA.04
i
B CS Ki 3C
BCA.05 h
h
BCA.06
B CS Ka 01 h
i
BCA.07
h
B CS Ki 3D
g
Qintake Qintake
Qsumber %
No. Bulan Periode rencana realisasi
(m3/det) Real/Renc
(m3/det) (m3/det)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)=(6)/(5)
1 1,4 1,5 1,4 93%
1 Januari 2 1,5 1,5 1,3 87%
3 1,24 1,5 1,4 93%
1
2 Februari 2
3
1 1,6 1,5 1,5 100%
3 Maret 2 1,4 1,5 1,4 93%
3 1,5 1,5 1,5 100%
1
4 April 2
3
1 1,4 1,5 1,4 93%
5 Mei 2 1,5 1,5 1,4 93%
3 1,3 1,5 1,2 80%
1
6 Juni 2
3
1
7 Juli 2
3
1
8 Agustus 2
3
1
9 September 2
3
1
10 Oktober 2
3
1
11 November 2
3
1
12 Desember 2
3
Kode : 36040178
Nama : CISANGU ATAS
Tahun Tahun Bangunan Sipil Bangunan Mekanikal/Elektrikal
No Jenis Aset Nama Nomenklatur Total Biaya (Rp)
Dibangun Survey Kondisi Fungsi Pekerjaan Biaya (Rp) Kondisi Fungsi Pekerjaan Biaya (Rp)
1 Bendung 1977 Bd Cisangu Atas BCA.00 2008 B B PS 0 RB TB PA 20.000.000 20.000.000
2 Bagi-Sadap 1977 Bagi Sadap 04 BCA.04 2008 RR K PB 400.000 RB BR PA 5.000.000 5.400.000
3 Bagi-Sadap 1977 Bagi Sadap Sekunder Kiri B CS 01 2008 B K PB 750.000 RR B PB 300.000 1.050.000
4 Bagi-Sadap 1977 Bagi Sadap Sekunder Kanan 01 B CS Ka 01 2008 RR B PR 400.000 RB K PA 1.000.000 1.400.000
5 Bagi-Sadap 1977 Bagi Sadap Sekunder Kiri 2 B CS Ki 2 2008 B B PR 0 B B PR 0 0
6 Bagi 1977 Bagi Sekunder 3D B CS Ki 3D 2008 B K PR 500.000 RR K PB 600.000 1.100.000
7 Bagi 1977 bagi 9 B CS Ki 3B2 2008 B B PR 0 B B PR 0 0
8 Sadap 1977 SADAP BCA.01 2008 B B PR 0 RS K PB 1.000.000 1.000.000
9 Sadap 1977 SADAP BCA.02 2008 RR B PB 500.000 RB TB PA 3.000.000 3.500.000
10 Sadap 1977 SADAP BCA.03 2008 RR B PB 500.000 RB BR RB 3.000.000 3.500.000
11 Sadap 1977 SADAP BCA.05 2008 B B PR 0 RR K PB 500.000 500.000
12 Sadap 1977 SADAP BCA.06 2008 B B PR 0 B B PR 0 0
13 Sadap 1977 SADAP BCA.07 2008 RR K 750.000 B B 0 750.000
14 Sadap 1977 SADAP BCA.08 2008 B B PR 0 RR B PR 400.000 400.000
15 Sadap 1977 SADAP BCA.09 2008 B B PR 0 B B PR 0 0
16 Sadap 1977 SADAP BCA.10 2008 RR B PR 500.000 RR B PR 500.000 1.000.000
17 Sadap 1977 SADAP BCA.11 2008 RS B PB 1.000.000 RR K PB 500.000 1.500.000
18 Sadap 1977 SADAP BCA.12 2008 RR B PR 500.000 B B PR 0 500.000
19 Sadap 1977 SADAP BCA.13 2008 B B PR 0 B B PR 0 0
20 Sadap 1977 SADAP BCA.14 2008 RS K PB 1.500.000 RR B PR 300.000 1.800.000
21 Sadap 1977 SADAP BCA.15 2008 RR B PR 500.000 RR B PR 350.000 850.000
22 Sadap 1977 SADAP BCA.16 2008 RR B PR 400.000 B B PR 0 400.000
23 Sadap 1977 SADAP BCA.17 2008 B B PR 0 B K PR 300.000 300.000
24 Sadap 1977 SADAP BCA.18 2008 RS K PB 2.000.000 B B PR 0 2.000.000
25 Sadap 1977 SADAP BCA.19 2008 B B PR 0 RS K PS 1.000.000 1.000.000
26 Sadap 1977 SADAP BCA.20 2008 B B PR 0 RS K PS 750.000 750.000
27 Sadap 1977 SADAP BCA.21 2008 B B PR 0 B B PR 0 0
28 Sadap 1977 SADAP BCA.22 2008 RR K PB 650.000 RR K PB 500.000 1.150.000
29 Sadap 1977 Sadap Sekunder Kanan 02 B CS Ka 02 2008 RR B PR 500.000 RR K PB 500.000 1.000.000
30 Sadap 1977 Sadap Sekunder 3A B CS Ki 3A 2008 RS K PB 1.250.000 RS K PB 500.000 1.750.000
31 Sadap 1977 Sadap Sekunder 3B B CS Ki 3B 2008 RR B PR 500.000 RR K PR 500.000 1.000.000
32 Sadap 1977 Sadap Sekunder 3C B CS Ki 3C 2008 RR K PR 500.000 B B PR 0 500.000
33 Sadap 1977 B CS Ki 3B1 B CS Ki 3B1 2008 RS TB PB 1.500.000 RB TB PA 1.500.000 3.000.000
34 Sadap 1977 B CS Ki 3A1 B CS Ki 3A1 2008 B B PR 0 RR K PR 400.000 400.000
35 Sadap Langsung 1977 Sadap Langsung Sekunder Kanan B CS Ka 03 2008 RR B PR 400.000 RS K PB 1.000.000 1.400.000
36 Tanpa Bangunan B CS Ki 3D 2 B CS Ki 3D 2 0 0 0
37 Talang 1977 Talang Pertama Tl 01 2008 B B PR 0 0 0
TOTAL 15.500.000 43.400.000 58.900.000
Keterangan :
- Kondisi : B=Baik, RR=Rusak Ringan, RS=Rusak Sedang, RB=Rusak Berat - Tahun Survey : Tahun tearkhir dilakukan inventarisasi
- Fungsi : B=Baik, K=Kurang, BR=Buruk, TB=Tidak Berfungsi - Usulan Pekerjaan : PA=Pembaruan Aset, RB=Rehab Berat, PS=Perbaikan Sedang, PB=Pemeliharaan Berkala, PR=Pemeliharaan Rutin
Kode : 36040178
Nama : CISANGU ATAS
Luas Layanan (Ha)
No Aset Nomenklatur Kinerja (%)
Rencana Terairi
1 Bendung BCA.00 1.360 611 45
2 Sadap BCA.01 1.360 611 45
3 Sadap BCA.02 1.359 610 45
4 Sadap BCA.03 1.357 735 54
5 Bagi-Sadap BCA.04 1.352 731 54
6 Sadap BCA.05 490 298 61
7 Sadap BCA.06 407 223 55
8 Sadap BCA.07 354 171 48
9 Sadap BCA.08 336 158 47
10 Sadap BCA.09 331 165 50
11 Sadap BCA.10 293 134 46
12 Sadap BCA.11 276 117 42
13 Sadap BCA.12 266 127 48
14 Sadap BCA.13 221 82 37
15 Sadap BCA.14 204 65 32
16 Sadap BCA.15 200 90 45
17 Sadap BCA.16 143 39 27
18 Sadap BCA.17 132 38 29
19 Sadap BCA.18 106 20 19
20 Sadap BCA.19 89 8 9
21 Sadap BCA.20 85 73 86
22 Sadap BCA.21 56 47 83
23 Sadap BCA.22
24 Bagi-Sadap B CS 01 655 381 58
25 Bagi-Sadap B CS Ka 01 203 185 91
26 Sadap B CS Ka 02 173 171 99
27 Sadap Langsung B CS Ka 03
28 Bagi-Sadap B CS Ki 2 585 340 58
29 Sadap B CS Ki 3A 200 116 58
30 Sadap B CS Ki 3B 270 154 57
31 Sadap B CS Ki 3C
32 Bagi B CS Ki 3D 70 49 70
33 Tanpa Bangunan B CS Ki 3D 2
34 Sadap B CS Ki 3B1 220 154 70
35 Sadap B CS Ki 3A1
36 Bagi B CS Ki 3B2 150 150 100
Kode : 36040178
Nama DI
: CISANGU ATAS
Luas : 1360
Indeks Kinerja :
1. Kondisi Prasarana (25-45) : 34
2. Ketersediaan Air (6-9) : 7,20
3. Indeks Pertanaman (4-6) : 4,80
4. Sarana Penunjang (5-10) : 5,25
5. Organisasi Personalia (7.5-15) : 8,45
6. Dokumentasi (2.5-5) : 3,30
r7. P3A (5-10) : 7,20
Total : 70,20
Kode : 36040178
Nama : CISANGU ATAS Luas DI (Ha) : 1.360,0
Luas Bangunan Sipil Bangunan M/E Usulan
Tahun Tahun Skor Tingkat
No Aset Nomenklatur Terpengaruh Total Biaya (Rp) Peker-
Dibangun Survey Kondisi Fungsi Nilai Aset Baru Biaya (Rp) Kondisi Fungsi Nilai Aset Baru Biaya (Rp) Prioritas Urgensi
Kerusakan jaan
1 Sadap B CS Ki 3B1 1977 (Ha)
209,0 2008 RS TB 11.500.000 1.500.000 RB TB 4.000.000 1.500.000 3.000.000 PB 2,55 UR
2 Bagi-Sadap BCA.04 1977 405,6 2008 RR K 20.000.000 400.000 RB BR 5.000.000 5.000.000 5.400.000 PB 4,01 UR
3 Saluran Primer Pembawa BCA.02 - BCA.03 1977 678,5 2008 RR BR 95.000.000 750.000 750.000 PR 4,09 UR
4 Saluran Primer Pembawa BCA.19 - BCA.20 1977 80,8 2008 RS TB 0 3.000.000 3.000.000 PS 5,54 UR
5 Saluran Primer Pembawa BCA.14 - BCA.15 1977 100,0 2008 RB BR 0 2.500.000 2.500.000 PS 8,07 UR
6 Saluran Primer Pembawa BCA.01 - BCA.02 1977 407,7 2008 B K 205.000.000 300.000 300.000 PR 8,73 UR
7 Bagi-Sadap B CS 01 1977 196,5 2008 B K 17.000.000 750.000 RR B 5.000.000 300.000 1.050.000 PB 11,65 KU
8 Saluran Sekunder Pembawa B CS Ki 1-B CS Ki 2 1977 175,5 2008 RR K 110.000.000 800.000 800.000 PR 12,33 KU
9 Saluran Primer Pembawa BCA.15 - BCA.16 1977 71,5 2008 RR BR 0 1.000.000 1.000.000 PB 12,60 UR
10 Saluran Primer Pembawa BCA.17 - BCA.18 1977 53,0 2008 RS BR 0 1.000.000 1.000.000 PS 12,86 UR
11 Saluran Primer Pembawa BCA.16 - BCA.17 1977 66,0 2008 RR BR 0 1.000.000 1.000.000 PB 13,11 UR
12 Saluran Primer Pembawa BCA.04 - BCA.05 1977 147,0 2008 RR K 0 400.000 400.000 PR 13,47 KU
13 Saluran Primer Pembawa BCA.06 - BCA.07 1977 106,2 2008 RS K 0 1.400.000 1.400.000 PR 14,59 UR
14 Saluran Sekunder Pembawa B CS Ki3A-B CS Ki3A1 1977 60,0 2008 B BR 70.000.000 2.000.000 2.000.000 PR 15,42 UR
15 Sadap BCA.07 1977 106,2 2008 RR K 15.000.000 750.000 B B 5.000.000 0 750.000 15,84 JP
16 Saluran Primer Pembawa BCA.18 - BCA.19 1977 44,5 2008 RR BR 0 500.000 500.000 PB 15,97 UR
17 Saluran Primer Pembawa BCA.07 - BCA.08 1977 100,8 2008 RR K 0 200.000 200.000 PR 16,26 KU
18 Saluran Primer Pembawa BCA.08 - BCA.09 1977 99,3 2008 RR K 0 250.000 250.000 16,39 KU
19 Saluran Sekunder Pembawa B CS Ki 2-B CS Ki 3D 1977 35,0 2008 RR BR 0 1.000.000 1.000.000 PB 18,01 UR
20 Saluran Primer Pembawa BCA.11 - BCA.12 1977 79,8 2008 RR K 0 400.000 400.000 PR 18,28 KU
21 Saluran Primer Pembawa BCA.09 - BCA.10 1977 87,9 2008 B K 0 500.000 500.000 PR 18,79 UR
22 Saluran Primer Pembawa BCA.13 - BCA.14 1977 61,2 2008 RS K 0 1.000.000 1.000.000 PB 19,22 UR
23 Sadap BCA.14 1977 61,2 2008 RS K 17.500.000 1.500.000 RR B 5.000.000 300.000 1.800.000 PB 19,22 KU
24 Sadap B CS Ki 3A 1977 60,0 2008 RS K 16.000.000 1.250.000 RS K 6.000.000 500.000 1.750.000 PB 19,41 UR
25 Saluran Sekunder Pembawa B CS Ki2-B CS Ki3B1 1977 66,0 2008 B K 120.000.000 400.000 400.000 PR 21,69 UR
26 Saluran Sekunder Pembawa B CA 04 - B CS Ka 01 1977 60,9 2008 B K 0 600.000 600.000 PR 22,58 UR
27 Sadap BCA.18 1977 31,8 2008 RS K 21.000.000 2.000.000 B B 5.000.000 0 2.000.000 PB 26,67 JP
28 Bagi B CS Ki 3D 1977 21,0 2008 B K 14.000.000 500.000 RR K 5.000.000 600.000 1.100.000 PR 35,63 UR
29 Saluran Sekunder Pembawa B CS Ki 2-B CS Ki 3C 1977 10,5 2008 RR K 0 1.100.000 1.100.000 50,39 UR
30 Saluran Primer Pembawa BCA.21 - BCA.22 1977 9,3 2008 RR K 0 1.500.000 1.500.000 PB 53,54 UR
31 Bendung BCA.00 1977 0,0 2008 B B 350.000.000 0 RB TB 30.000.000 20.000.000 20.000.000 PS UR
32 Bagi-Sadap B CS Ki 2 1977 0,0 2008 B B 0 0 B B 0 0 0 PR JP
33 Bagi B CS Ki 3B2 1977 0,0 2008 B B 25.000.000 0 B B 7.000.000 0 0 PR JP
34 Sadap BCA.01 1977 0,0 2008 B B 10.000.000 0 RS K 5.000.000 1.000.000 1.000.000 PR KU
35 Sadap BCA.05 1977 0,0 2008 B B 15.000.000 0 RR K 4.000.000 500.000 500.000 PR KU
36 Sadap BCA.06 1977 0,0 2008 B B 17.500.000 0 B B 5.000.000 0 0 PR JP
37 Sadap BCA.08 1977 0,0 2008 B B 16.000.000 0 RR B 5.000.000 400.000 400.000 PR KU
38 Sadap BCA.09 1977 0,0 2008 B B 21.000.000 0 B B 5.000.000 0 0 PR JP
39 Sadap BCA.13 1977 0,0 2008 B B 0 0 B B 0 0 0 PR JP
40 Sadap BCA.17 1977 0,0 2008 B B 16.000.000 0 B K 5.000.000 300.000 300.000 PR UR
41 Sadap BCA.19 1977 0,0 2008 B B 14.000.000 0 RS K 4.000.000 1.000.000 1.000.000 PR UR
42 Sadap BCA.20 1977 0,0 2008 B B 15.000.000 0 RS K 5.000.000 750.000 750.000 PR UR
43 Sadap BCA.21 1977 0,0 2008 B B 20.000.000 0 B B 6.000.000 0 0 PR JP
44 Sadap B CS Ki 3A1 1977 0,0 2008 B B 13.000.000 0 RR K 4.000.000 400.000 400.000 PR KU
45 Tanpa Bangunan B CS Ki 3D 2 0,0 B B 0 0 B B 0 0 0 JP
46 Talang Tl 01 1977 0,0 2008 B B 5.000.000 0 0 PR JP
47 Saluran Primer Pembawa BCA.05 - BCA.06 1977 0,0 2008 B B 0 0 0 PR JP
48 Saluran Primer Pembawa BCA.10 - BCA.11 1977 0,0 2008 B B 0 0 0 PR JP
49 Saluran Primer Pembawa BCA.12 - BCA.13 1977 0,0 2008 B B 0 0 0 PR JP
50 Saluran Sekunder Pembawa B CS Ka 02-B CS Ka 3 1977 0,0 2008 B B 0 0 0 PR JP
51 Saluran Sekunder Pembawa B CS Ki 2-B CS Ki 3B 1977 0,0 2008 B B 55.000.000 0 0 PR JP
Kode : 36040178
Nama : CISANGU ATAS Luas DI (Ha) : 1.360,0
Luas Bangunan Sipil Bangunan M/E Usulan
Tahun Tahun Skor Tingkat
No Aset Nomenklatur Terpengaruh Total Biaya (Rp) Peker-
Dibangun Survey Kondisi Fungsi Nilai Aset Baru Biaya (Rp) Kondisi Fungsi Nilai Aset Baru Biaya (Rp) Prioritas Urgensi
Kerusakan jaan
52 Saluran Sekunder Pembawa B CS Ki 3B1 - B CS K 1977 (Ha)
0,0 2008 B B 90.000.000 0 0 PR JP
53 Saluran Sekunder Pembawa B CS Ki 3B2 - B CS K 1977 0,0 2008 B B 80.000.000 0 0 PR KU
54 Saluran Tersier B CS Ki3D-B CS Ki3D1 1977 0,0 B B 0 0 0 JP
55 Bagi-Sadap B CS Ka 01 1977 0,0 2008 RR B 0 400.000 RB K 0 1.000.000 1.400.000 PR UR
56 Sadap BCA.16 1977 0,0 2008 RR B 16.000.000 400.000 B B 4.500.000 0 400.000 PR JP
57 Sadap Langsung B CS Ka 03 1977 0,0 2008 RR B 0 400.000 RS K 0 1.000.000 1.400.000 PR UR
58 Saluran Primer Pembawa BCA.03 - BCA.04 1977 0,0 2008 RR B 180.000.000 400.000 400.000 PR KU
59 Sadap BCA.02 1977 0,0 2008 RR B 20.000.000 500.000 RB TB 5.000.000 3.000.000 3.500.000 PB UR
60 Sadap BCA.03 1977 0,0 2008 RR B 20.000.000 500.000 RB BR 5.000.000 3.000.000 3.500.000 PB UR
61 Sadap BCA.10 1977 0,0 2008 RR B 15.000.000 500.000 RR B 5.000.000 500.000 1.000.000 PR KU
62 Sadap BCA.12 1977 0,0 2008 RR B 20.000.000 500.000 B B 5.000.000 0 500.000 PR JP
63 Sadap BCA.15 1977 0,0 2008 RR B 19.000.000 500.000 RR B 4.500.000 350.000 850.000 PR KU
64 Sadap B CS Ka 02 1977 0,0 2008 RR B 0 500.000 RR K 0 500.000 1.000.000 PR KU
65 Sadap B CS Ki 3B 1977 0,0 2008 RR B 13.000.000 500.000 RR K 4.500.000 500.000 1.000.000 PR KU
66 Sadap B CS Ki 3C 1977 0,0 2008 RR K 14.000.000 500.000 B B 4.500.000 0 500.000 PR JP
67 Saluran Primer Pembawa BCA.20 - BCA.21 1977 0,0 2008 RR B 0 500.000 500.000 PR UR
68 Saluran Sekunder Pembawa B CA 04 - B CS 01 1977 0,0 2008 RR B 100.000.000 500.000 500.000 PB KU
69 Saluran Sekunder Pembawa B CS Ka 01-B CS Ka02 1977 0,0 2008 RR B 0 500.000 500.000 PR KU
70 Saluran Sekunder Pembawa B CS Ki 2-B CS Ki 3A 1977 0,0 2008 RR B 45.000.000 500.000 500.000 PR KU
71 Sadap BCA.22 1977 0,0 2008 RR K 0 650.000 RR K 0 500.000 1.150.000 PB UR
72 Sadap BCA.11 1977 0,0 2008 RS B 20.000.000 1.000.000 RR K 5.000.000 500.000 1.500.000 PB KU
73 Saluran Primer Pembawa BCA.00 - BCA.01 1977 0,0 2008 RR B 60.000.000 1.250.000 1.250.000 PR KU
TOTAL 40.750.000 43.400.000 84.150.000
Keterangan :
- Kondisi : B=Baik, RR=Rusak Ringan, RS=Rusak Sedang, RB=Rusak Berat - Tahun Survey : Tahun terakhir dilakukan inventarisasi
- Fungsi : B=Baik, K=Kurang, BR=Buruk, TB=Tidak Berfungsi
- Usulan Pekerjaan : PA=Pembaruan Aset, RB=Rehab Berat, PS=Perbaikan Sedang, PB=Pemeliharaan Berkala, PR=Pemeliharaan Rutin
- Tingkat Urgensi : SU=Sangat Urgen, UR=Urgen, KU=Kurang Urgen, JP=Jangka Panjang
1 Pendahuluan
2 Pelaksanaan RPAI
RPAI terdiri dari 3 (tiga) rencana yang dilaksanakan pada setiap tahun
sampai selesai dalam 5 (lima) tahun. 3 (tiga) rencana tersebut adalah ;
1 rencana investasi aset jaringan, yang berupa perbaikan dan
penggantian aset jaringan irigasi dalam masa 5 (lima) tahun;
2 rencana investasi aset pendukung, yang berupa pemenuhan
kebutuhan dan perbaikan aset pendukung dalam masa 5 (lima)
tahun; dan
3 rencana kinerja irigasi, yang berupa target-target luas tanam per
tahun selama 5 (lima) tahun yang dihubungkan dengan
pelaksanaan rencana investasi aset jaringan.
PERHITUNGAN
BIAYA PER PAKET PAKET PEK. PERHITUNGAN BIAYA
KONSTRUKSI PER TH PER KEGIATAN
PELAKSANAAN
PENGAJUAN DANA
DESAIN
SESUAI PROGRAM
SETELAH RPAI PER TH PROSES
SIAP
DESAIN 5 TH
SELESAI REVISI T
Sesuai? DOK.ANGG
PROGRAM
PELAKSANAAN
1 TH SEKALI
Gambar-1 BaganAlurPelaksanaanTahunan RPAI
SELESAI PER TH
STOP
TH N TH N+1
BL SUDAH SUDAH BL
M INVENTARISASI? INVENTARISASI? M
SD SD
H H
SD SD
H H
SUDAH SUDAH
BL BL
PELAKSANAAN PELAKSANAAN
M M
RPAI? RPAI?
SD SD
H H DAFTAR DI &
DAFTAR DI & DAFTAR DI & DAFTAR DI & DAFTAR DI & DAFTAR DI & DAFTAR DI & DAFTAR DI &
LUAS LUAS
LUAS LUAS LUAS LUAS LUAS LUAS
STOP
T T
Y DEVIASI? DEVIASI? Y POSITIF? POSITIF?
T T
JADWAL Y Y
JADWAL
PELAKSANAAN
PELAKSANAAN
KONSTRUKSI
RPAI BERIKUT
REVISI / PERBAIKAN REVISI / PERBAIKAN
STOP
IDENTIFIKASI MONITOR IDENTIFIKASI
MONITOR
MASALAH & SOLUSI PROG VS PROGRES MASALAH & SOLUSI
PROG VS PROGRES
DEVIASI? DEVIASI?
Y Y
T T
PROGRAM TH
BERIKUT
Gambar-C3 BaganAlur Monitoring danEvaluasi Program RPAI
STOP
ttd.
M. BASUKI HADIMULJONO