Anda di halaman 1dari 156

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 23/PRT/M/2015

TENTANG

PENGELOLAAN ASET IRIGASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang
Pengairan, diberi wewenang dan tanggung jawab untuk
mengatur dan melaksanakan pengelolaan pengairan berupa
antara lain pengelolaan aset irigasi dan pendukung
pengelolaan irigasi secara lestari serta untuk mencapai daya
guna sebesar-besarnya;

b. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah


sesuai asas otonomi daerah, Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah membagi
kewenangan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi
kepada Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan
pemerintah daerah kabupaten/kota;

c. bahwa berdasarkan Pasal 39 Peraturan Pemerintah Nomor


22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air , ketentuan
tentang tata laksana eksploitasi dan pemeliharaan bagunan
pengairan ditetapkan oleh Menteri;

JDIH Kementerian PUPR


-2-

d. bahwa dalam rangka pengelolaan jaringan irigasi secara


efektif, efisien dan berkelanjutan serta guna meningkatkan
produksi pertanian dalam rangka ketahanan pangan
nasional dan kesejahteraan masyarakat, perlu dilakukan
pengelolaan aset irigasi secara berkelanjutan;

e. bahwa guna memberikan dasar dan tuntunan dalam


melakukan pengelolaan aset irigasi sebagaimana dimaksud
pada huruf d, diperlukan pengelolaan aset irigasi;

f. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud


pada huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e, perlu
menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat tentang Pengelolaan Aset Irigasi;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor
65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3046);

2. Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata


Pengaturan Air (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1982 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3225);

4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun


2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun


2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 16);

JDIH Kementerian PUPR


-3-

6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor


08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pekerjaan Umum (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 1304);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN


PERUMAHAN RAKYAT TENTANG PENGELOLAAN ASET
IRIGASI.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan :

1. Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah
permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah,
air hujan, dan air laut yang berada di darat.

2. Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan/ataubuatan yang
terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah.

3. Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi


untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi
rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak.

4. Daerah Irigasi adalah kesatuan lahan yang mendapat air dari satu jaringan
irigasi.

5. Aset Irigasi adalah jaringan irigasi dan pendukung pengelolaan irigasi.

6. Jaringan irigasi adalah saluran, bangunan, dan bangunan pelengkapnya yang


merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, pembagian,
pemberian, penggunaan, dan pembuangan air irigasi.

7. Jaringan irigasi tersier adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai


prasarana pelayanan air irigasi dalam petak tersier yang terdiri dari saluran
tersier, saluran kuarter dan saluran pembuang, boks tersier, boks kuarter
serta bangunan pelengkapnya.

JDIH Kementerian PUPR


-4-

8. Jaringan irigasi air tanah adalah jaringan irigasi yang airnya berasal dari air
tanah, mulai dari sumur dan instalasi pompa sampai dengan saluran irigasi
air tanah termasuk bangunan di dalamnya.

9. Pengelolaan Aset Irigasi adalah proses manajemen yang terstruktur untuk


perencanaan pemeliharaan dan pendanaan sistem irigasi guna mencapai
tingkat pelayanan yang ditetapkan dan berkelanjutan bagi pemakai air irigasi
dan pengguna jaringan irigasi dengan pembiayaan Pengelolaan Aset Irigasi
seefisien mungkin.

10. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang


kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil
Presiden dan menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

11. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara


Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah otonom.

12. Pemerintah Desa adalah kepala desa dan perangkat desa lainnya sebagai
unsur penyelenggara pemerintahan desa.

13. Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan
dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

14. Instansi pusat adalah instansi pusat yang membidangi pembinaan


pengelolaan sumber daya air.

15. Unit Pelaksana Teknis adalah organisasi yang bersifat mandiri yang
melaksanakan tugas teknis operasional dan/atau tugas teknis tertentu terkait
dengan pengelolaan sumber daya air.

16. Dinas adalah instansi pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota


yang membidangi irigasi.

17. Petani Pemakai Air adalah semua petani yang mendapat manfaat secara
langsung dari pengelolaan air dan jaringan irigasi, termasuk irigasi pompa
yang meliputi pemilik sawah, penggarap sawah, penyakap sawah, pemilik
kolam ikan yang mendapat air irigasi, dan badan usaha di bidang pertanian
yang memanfaatkan air irigasi.

JDIH Kementerian PUPR


-5-

18. Perkumpulan Petani Pemakai Air adalah kelembagaan pengelolaan irigasi


yang menjadi wadah Petani Pemakai Air dalam suatu daerah pelayanan irigasi
yang dibentuk oleh Petani Pemakai Air sendiri secara demokratis, termasuk
lembaga lokal pengelola irigasi.

19. Masyarakat petani adalah kelompok masyarakat yang bergerak dalam bidang
pertanian, baik yang telah tergabung dalam organisasi perkumpulan Petani
Pemakai Air maupun petani lainnya yang belum tergabung dalam organisasi
perkumpulan Petani Pemakai Air.

20. Komisi irigasi provinsi adalah lembaga koordinasi dan komunikasi antara
wakil pemerintah provinsi, wakil perkumpulan Petani Pemakai Air tingkat
Daerah Irigasi, wakil pengguna jaringan irigasi pada provinsi, dan wakil
komisi irigasi kabupaten/kota yang terkait.

21. Komisi irigasi antarprovinsi adalah lembaga koordinasi dan komunikasi


antara wakil pemerintah kabupaten/kota yang terkait, wakil komisi irigasi
provinsi yang terkait, wakil perkumpulan Petani Pemakai Air, dan wakil
pengguna jaringan irigasi di suatu Daerah Irigasi lintas provinsi.

22. Komisi irigasi kabupaten/kota adalah lembaga koordinasi dan komunikasi


antara wakil pemerintah kabupaten/kota, wakil perkumpulan Petani Pemakai
Air tingkat Daerah Irigasi, dan wakil pengguna jaringan irigasi pada
kabupaten/kota.

23. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di


bidang pengelolaan sumber daya air.

24. Pengelola Jaringan Irigasi Lainnya adalah badan usaha, badan sosial, dan
perseorangan.

Pasal 2

(1) Peraturan Menteri ini dimaksudkan sebagai acuan bagi Pemerintah Pusat,
pemerintah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, pemerintah desa,
masyarakat petani, dan pengelola jaringan irigasi lainnya dalam
melaksanakan pengelolaan aset irigasi.

(2) Peraturan Menteri ini bertujuan agar pengelola irigasi mampu melaksanakan
pengelolaan aset irigasi secara efektif dan efisien serta berkelanjutan.

JDIH Kementerian PUPR


-6-

Pasal 3

(1) Pengelolaan aset irigasi dalam Peraturan Menteri ini meliputi pengelolaan aset
irigasi permukaan dan irigasi air bawah tanah.

(2) Pengelolaan Aset Irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak termasuk
pengelolaan aset/barang milik negara yang diatur dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan bidang penatausahaan barang milik negara.

BAB II
KEGIATAN PENGELOLAAN ASET IRIGASI

Pasal 4

Pengelolaan Aset Irigasi dilaksanakan melalui kegiatan:

a. inventarisasi aset irigasi;

b. perencanaan pengelolaan aset irigasi;

c. pelaksanaan pengelolaan aset irigasi;

d. evaluasi pelaksanaan pengelolaan aset irigasi; dan

e. pemutakhiran hasil inventarisasi aset irigasi.

Bagian Kesatu
Inventarisasi Aset Irigasi

Pasal 5

(1) Inventarisasi aset irigasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a


meliputi kegiatan pengumpulan data dan registrasi aset irigasi.

(2) Inventarisasi aset irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
pada jaringan irigasi dan pendukung pengelolaan irigasi.

(3) Inventarisasi aset irigasi pada jaringan irigasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) ditujukan untuk mendapatkan data jumlah, dimensi, jenis, kondisi,
dan fungsi seluruh aset irigasi serta data ketersediaan air, nilai aset, dan areal
pelayanan pada setiap daerah irigasi dalam rangka keberlanjutan sistem
irigasi pada setiap daerah irigasi.

(4) Inventarisasi aset irigasi pada pendukung pengelolaan irigasi sebagaimana


dimaksud pada ayat (2) ditujukan untuk mendapatkan data jumlah,
spesifikasi, kondisi, dan fungsi pendukung pengelolaan irigasi pada setiap
daerah irigasi.

JDIH Kementerian PUPR


-7-

(5) Pengumpulan data sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui
pengumpulan data sekunder dan penelusuran jaringan irigasi.

(6) Penelusuran jaringan irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) pada
jaringan irigasi primer dan jaringan irigasi sekunder melibatkan partisipasi
perkumpulan petani pemakai air.

Pasal 6

(1) Inventarisasi aset irigasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 mulai


dilakukan setelah aset irigasi selesai dikembangkan sebagian atau
seluruhnya.

(2) Berdasarkan inventarisasi aset irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disusun laporan inventarisasi aset irigasi pada setiap akhir tahun yang
bersangkutan.

(3) Inventarisasi aset irigasi dan penyusunan laporan inventarisasi aset irigasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan berdasarkan
Pedoman Teknis Inventarisasi Aset Irigasi sebagaimana tercantum pada
Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri
ini.

Pasal 7

(1) Pedoman teknis inventarisasi aset sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6


dilengkapi dengan pengkodean untuk sistim informasi pengelolaan aset
irigasi.

(2) Pengkodean untuk sistim informasi pengelolaan aset irigasi sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:

a. kode kabupaten/kota;
b. kode wilayah sungai;
c. kode aset irigasi; dan
(3) Dalam hal terjadi perubahan terhadap kode kabupaten/kota dan kode wilayah
sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dan huruf b, kode
kabupaten/kota dan kode wilayah sungai disesuaikan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

(4) Selain pengkodean untuk sistim informasi pengelolaan aset irigasi


sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pedoman teknis dilengkapi dengan
Formulir Isian dan Petunjuk Pengisian sebagaimana tercantum pada
Lampiran I Bagian D yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.

JDIH Kementerian PUPR


-8-

(5) Pengkodean untuk Sistim Informasi Pengelolaan Aset Irigasi sebagaimana


dimaksud pada ayat (2) sebagaimana tercantum pada Lampiran I Bagian A
sampai dengan Lampiran I Bagian C yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Bagian Kedua

Perencanaan Pengelolaan Aset Irigasi

Pasal 8

(1) Perencanaan pengelolaan aset irigasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4


huruf b, dilakukan dengan penyusunan rencana pengelolaan aset irigasi.

(2) Penyusunan rencana pengelolaan aset irigasi sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) meliputi kegiatan analisis data hasil inventarisasi aset irigasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan perumusan rencana tindak lanjut
untuk mengoptimalkan pemanfaatan aset irigasi sesuai tingkat layanan.

(3) Penyusunan rencana pengelolaan aset irigasi sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) dilakukan pada setiap daerah irigasi.

(4) Rencana pengelolaan aset irigasi meliputi rencana pengelolaan aset jaringan
irigasi dan rencana pengelolaan aset pendukung pengelolaan irigasi.

(5) Rencana pengelolaan aset irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disusun
untuk jangka waktu perencanaan 5 (lima) tahun dan ditetapkan setiap 5 (lima)
tahun sekali.

(6) Rencana pengelolaan aset irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
meliputi rencana:

a. pengamanan aset;

b. pemeliharaan aset;

c. rehabilitasi aset;

d. peningkatan aset;

e. pembaharuan atau penggantian aset; dan/atau

f. penghapusan aset.

(7) Dalam hal terjadi bencana, alih fungsi lahan irigasi, dan pertimbangan teknis
lainnya, dapat dilakukan perubahan rencana pengelolaan aset jaringan irigasi.

(8) Rencana pengelolaan aset jaringan irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(5) termasuk perkiraan kebutuhan biaya.

JDIH Kementerian PUPR


-9-

Pasal 9

(1) Rencana pengelolaan aset pendukung pengelolaan irigasi sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 8 ayat (4) meliputi rencana:

a. pembentukan dan pemberdayaan perkumpulan petani pemakai air sesuai


dengan kebutuhan;

b. peningkatan kemampuan juru, penjaga pintu air dan petugas operasi


bendung serta pengembangan organisasi ranting/pengamat;

c. pemberdayaan dan pengaturan kembali penempatan tenaga-tenaga


pengelola Jaringan Irigasi yang berada di lapangan;

d. pembangunan, peningkatan, perbaikan, pembaruan, dan/atau


penghapusan bangunan kantor, rumah jaga dan bangunan lainnya yang
diperlukan untuk kegiatan Pengelolaan Jaringan Irigasi;

e. penambahan, perbaikan, penggantian, dan/atau penghapusan peralatan


dan perlengkapan yang ada sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai
target tingkat pelayanan yang ditetapkan; dan

f. pengamanan fisik, penyelesaian permasalahan, pengamanan dokumen


penguasaan lahan/tanah sebagai aset pendukung pengelolaan irigasi.

(2) Dalam melaksanakan perencanaan pengelolaan aset irigasi pada daerah irigasi
yang menjadi wewenang dan tanggung jawab:

a. Pemerintah pusat, unit pelaksana teknis berkoordinasi dengan komisi


irigasi antar provinsi, atau komisi irigasi provinsi, pemerintah daerah
provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota yang bersangkutan;

b. daerah provinsi, dinas provinsi berkoordinasi dengan komisi irigasi


provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota yang bersangkutan; dan

c. daerah kabupaten/kota, dinas kabupaten/kota berkoordinasi dengan


komisi irigasi kabupaten/kota.

(3) Dalam menyusun perencanaan pengelolaan aset irigasi yang menjadi


wewenang dan tanggung jawab:

a. pengelola jaringan irigasi lainnya, melaporkan kepada pemerintah daerah


sesuai dengan kewenangannya melalui dinas; dan

b. perkumpulan petani pemakai air atau pemerintah desa berkoordinasi


dengan komisi irigasi yang bersangkutan dan melaporkan kepada
pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya melalui dinas.

JDIH Kementerian PUPR


- 10 -

Pasal 10

(1) Penyusunan rencana pengelolaan aset irigasi sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 8 ayat (1) mulai dilakukan setelah berfungsinya sebagian jaringan irigasi
atau seluruhnya.

(2) Penyusunan rencana pengelolaan aset irigasi dilakukan secara terpadu,


transparan, dan akuntabel dengan melibatkan semua pemakai air irigasi dan
pengguna jaringan irigasi melalui pertemuan konsultasi masyarakat.

(3) Penyusunan rencana pengelolaan aset irigasi sebagaimana dimaksud pada


ayat (2) dilakukan oleh instansi Pemerintah yang membidangi pengelolaan
jaringan irigasi.

(4) Dalam hal pengelolaan aset irigasi menjadi tanggungjawab pengelola jaringan
irigasi lainnya atau perkumpulan petani pemakai air, penyusunan rencana
pengelolaan aset irigasi dilakukan secara berkelanjutan oleh pengelola
jaringan irigasi lainnya atau perkumpulan petani pemakai air yang
bersangkutan.

(5) Penyusunan rencana pengelolaan aset irigasi sebagaimana dimaksud pada


ayat (3) dilaksanakan berdasarkan Pedoman Teknis Perencanaan Pengelolaan
Aset Irigasi sebagaimana tercantum pada Lampiran II yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 11
Pedoman teknis perencanaan Pengelolaan Aset Irigasi sebagaimana dimaksud
pada Pasal 10 dilengkapi dengan:

a. contoh lampiran pengelolaan aset irigasi sebagaimana tercantum pada


Lampiran II Bagian A; dan

b. contoh hasil perhitungan kinerja sistem irigasi dan daftar prioritas penanganan
aset sebagaimana tercantum pada Lampiran II Bagian B;

yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 12

(1) Rencana pengelolaan aset irigasi paling sedikit memuat:

a. tingkat pelayanan saat perencanaan dilakukan dan tingkat pelayanan yang


akan dicapai sebagai sasaran pengelolaan aset irigasi;

b. rencana kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencapai tingkat layanan


pada aset jaringan irigasi;

JDIH Kementerian PUPR


- 11 -

c. rencana kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencapai tingkat layanan


pada aset pendukung pengelolaan irigasi;

d. prioritas pelaksanaan kegiatan pengelolaan aset irigasi; dan

e. perkiraan biaya pengelolaan aset irigasi yang diperlukan.

(2) Tingkat pelayanan irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, diukur
atas dasar kinerja sistem irigasi, yang terdiri atas unsur:

a. kondisi prasarana;

b. ketersediaan air;

c. indeks pertamanan;

d. sarana penunjang;

e. organisasi personalia;

f. dokumentasi; dan

g. perkumpulan petani pemakai air.

Bagian Ketiga
Pelaksanaan Pengelolaan Aset Irigasi

Pasal 13

(1) Pelaksanaan pengelolaan aset irigasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4


huruf c, dilakukan berdasarkan rencana pengelolaan aset irigasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1).

(2) Pengelolaan aset irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
melalui kegiatan fisik dan nonfisik.

(3) Pelaksanaan kegiatan fisik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bertujuan
untuk:

a. mengamankan;

b. memelihara;

c. merehabilitasi;

d. meningkatkan;

e. memperbaharui;

f. mengganti;dan

g. menghapus aset jaringan irigasi.

JDIH Kementerian PUPR


- 12 -

(4) Pelaksanaan kegiatan nonfisik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bertujuan
untuk:

a. mengoperasikan jaringan irigasi;

b. memperkuat kelembagaan;

c. menambah jumlah, dan/atau meningkatkan kemampuan sumber daya


manusia;

d. menyempurnakan sistem pengelolaan irigasi;dan

e. mengganti, memperbaiki, dan/atau mengamankan aset pendukung


pengelolaan irigasi lainnya.

(5) Pelaksanaan kegiatan fisik dan nonfisik sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
sampai dengan ayat (4) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
(1) Pelaksanaan kegiatan pengelolaan aset irigasi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 disusun ke dalam laporan pelaksanaan.

(2) Laporan pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun pada setiap
akhir tahun kalender dan terdiri atas laporan kegiatan fisik dan nonfisik yang
telah dilaksanakan oleh masing-masing pelaksana kegiatan.

(3) Laporan pelaksanaan kegiatan pengelolaan aset irigasi sebagaimana dimaksud


pada ayat (2) disusun oleh unit pelaksana teknis, dinas provinsi atau dinas
kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya.

(4) Laporan pelaksanaan kegiatan pengelolaan aset irigasi sebagaimana dimaksud


pada ayat (2) disampaikan kepada:

a. Direktur Jenderal yang mempunyai fungsi pelaksanaan kebijakan dibidang


irigasi untuk pengelolaan aset irigasi yang dilaksanakan oleh unit pelaksana
teknis;

b. gubernur untuk pengelolaan aset irigasi yang dilaksanakan oleh dinas


provinsi; dan

c. bupati/walikota untuk pengelolaan aset irigasi yang dilaksanakan oleh


dinas kabupaten/kota.

(5) Laporan pelaksanaan kegiatan pengelolaan aset irigasi yang menjadi tanggung
jawab pengelola jaringan irigasi lainnya atau perkumpulan petani pemakai air
disusun oleh masing-masing pelaksana kegiatan pengelolaan aset irigasi pada
daerah irigasi yang yang bersangkutan.

JDIH Kementerian PUPR


- 13 -

(6) Laporan pelaksanaan kegiatan pengelolaan aset irigasi sebagaimana dimaksud


pada ayat (5) dilaporkan kepada:

a. unit pelaksana teknis untuk daerah irigasi yang berada pada wilayah sungai
kewenangan Pemerintah Pusat;

b. dinas provinsi yang membidangi sumber daya air untuk daerah irigasi yang
berada pada wilayah sungai kewenangan pemerintah daerah provinsi; atau

c. dinas kabupaten/kota yang membidangi sumber daya air untuk daerah


irigasi pada wilayah sungai kewenangan pemerintah daerah
kabupaten/kota.

Bagian Keempat

Evaluasi Pelaksanaan Pengelolaan Aset Irigasi

Pasal 15

(1) Evaluasi pelaksanaan pengelolaan aset irigasi sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 4 huruf d, dilakukan pada setiap akhir tahun kalender.

(2) Evaluasi pelaksanaan pengelolaan aset irigasi yang dilakukan setiap akhir
tahun kalender sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk:

a. mendapatkan gambaran tentang pelaksanaan pengelolaan aset irigasi; dan

b. merumuskan masukan untuk pengelolaan aset irigasi tahun berikutnya.

(3) Gambaran tentang pelaksanaan pengelolaan aset irigasi sebagaimana dimaksud


pada ayat (2) huruf a antara lain berupa capaian tingkat pelayanan,
keterlambatan atau hambatan pelaksanaan.

(4) Evaluasi pelaksanaan pengelolaan aset irigasi sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) dilakukan berdasarkan laporan pelaksanaan kegiatan pengelolaan aset
irigasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14.

(5) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan berdasarkan


Pedoman Teknis Pelaksanaan, Evaluasi, dan Pemutakhiran Hasil Inventarisasi
Aset Irigasi sebagaimana tercantum pada Lampiran III yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

JDIH Kementerian PUPR


- 14 -

Pasal 16

(1) Hasil evaluasi pelaksanaan pengelolaan aset irigasi sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 15 disusun dalam satu laporan oleh unit pelaksana teknis, dinas
provinsi atau dinas kabupaten/kota sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawabnya.

(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan masukan bagi
pelaksanaan pengelolaan aset irigasi tahun berikutnya.

(3) Evaluasi pelaksanaan pengelolaan aset irigasi yang dilakukan pada setiap akhir
tahun kelima menjadi masukan dalam penyusunan rencana pengelolaan aset
irigasi tahun berikutnya.

Bagian Kelima
Pemutakhiran Hasil Inventarisasi Aset Irigasi

Pasal 17

(1) Pemutakhiran hasil inventarisasi aset irigasi dilakukan dengan maksud untuk
menjaga keakuratan data aset irigasi.

(2) Pemutakhiran hasil inventarisasi aset irigasi sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) dilaksanakan pada setiap akhir tahun dengan menggunakan hasil
inventarisasi tahun yang bersangkutan.

(3) Pelaksanaan pemutakhiran hasil inventarisasi aset irigasi sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) berupa kegiatan memperbaharui data inventarisasi
Aset Irigasi yang meliputi:

a. jenis, jumlah, kondisi, fungsi, dan nilai aset saat inventarisasi;

b. ketersediaan air dan luas layanan irigasi saat inventarisasi;

c. perubahan luas layanan irigasi yang disebabkan oleh penurunan fungsi


jaringan, penurunan ketersediaan air di sumber dan alih fungsi lahan
irigasi; dan

d. data aset pendukung pengelolaan irigasi.

(4) Data aset pendukung pengelolaan irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
huruf d meliputi:

a. jumlah dan status perkumpulan petani pemakai air;

b. jumlah dan kualifikasi petugas;

c. jumlah dan kondisi bangunan gedung;

JDIH Kementerian PUPR


- 15 -

d. peralatan operasi dan pemeliharaan yang masih layak pakai dan yang
tidak layak pakai;dan

e. luas lahan yang bersangkutan dengan kegiatan operasi dan pemeliharaan


jaringan irigasi.

BAB III
SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN ASET IRIGASI

Pasal 18

(1) Sistem informasi pengelolaan aset irigasi dikembangkan dengan tujuan untuk
mendukung pelaksanaan pengelolaan aset irigasi.

(2) Untuk menyelenggarakan sistem informasi pengelolaan aset irigasi


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperlukan komponen:

a. unit pengelola data aset irigasi;

b. perangkat keras yang terdiri atas komputer beserta perlengkapannya,


perangkat global positioning system, dan kamera digital; dan

c. perangkat lunak yang berupa program komputer.

(3) Unit pengelola data aset irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
di tingkat pusat dikembangkan pada Direktorat Jenderal yang mempunyai
fungsi pelaksanaan kebijakan di bidang sumber daya air.

(4) Unit pengelola data aset irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
di daerah dikembangkan pada setiap unit pelaksana teknis daerah atau dinas
provinsi, dan dinas kabupaten/kota.

(5) Pengembangan unit pengelola data irigasi pada jaringan irigasi yang menjadi
tanggung jawab pengelola jaringan irigasi lainnya, perkumpulan petani
pemakai air, dan Pemerintah Desa, dilaksanakan pada masing-masing kantor
yang bersangkutan.

Pasal 19

Informasi mengenai aset irigasi yang tersimpan pada unit pengelola data aset
irigasi dapat diakses oleh instansi lain dan masyarakat umum.

Pasal 20

Sistem informasi pengelolaan aset irigasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18


dan Pasal 19 merupakan subsistem informasi sumber daya air.

JDIH Kementerian PUPR


- 16 -

BAB IV

WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB

Bagian Kesatu

Pengelolaan Aset Irigasi

Pada Daerah Irigasi Yang Menjadi Wewenang dan Tanggung Jawab Pemerintah

Pasal 21

(1) Unit pelaksana teknis menyelenggarakan pengelolaan aset irigasi pada daerah
irigasi yang menjadi wewenang dan tanggung jawab Pemerintah Pusat.

(2) Penyelenggaraan kegiatan pengelolaan aset irigasi sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 4 huruf a dan huruf c yang terkait dengan kegiatan fisik dapat
dilakukan secara kontraktual.

(3) Penyelenggaraan pemutakhiran hasil inventarisasi aset irigasi sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 4 huruf e yang terkait dengan kegiatan nonfisik dapat
dilakukan secara kontraktual.

(4) Penyelenggaraan pengelolaan aset irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
termasuk menatausahakan hasil inventarisasi jaringan tersier yang dilakukan
oleh perkumpulan petani pemakai air.

(5) Kegiatan pengelolaan aset irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan
ayat (3) dapat dilaksanakan melalui tugas pembantuan kepada pemerintah
daerah.

(6) Pelaksanaan tugas pembantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (5)


ditetapkan dengan keputusan Menteri.

Pasal 22

(1) Instansi pusat melakukan kompilasi atas hasil inventarisasi Aset Irigasi yang
dilakukan oleh:

a. unit pelaksana teknis; dan

b. dinas provinsi.

(2) Kompilasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan pada setiap
akhir tahun dan merupakan rekapitulasi hasil inventarisasi aset irigasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6.

JDIH Kementerian PUPR


- 17 -

Bagian Kedua

Pengelolaan Aset Irigasi

Pada Daerah Irigasi Yang Menjadi Wewenang dan Tanggung Jawab

Pemerintah Provinsi

Pasal 23

(1) Unit pelaksana teknis daerah atau dinas provinsi menyelenggarakan


pengelolaan aset irigasi pada daerah irigasi yang menjadi wewenang dan
tanggung jawab pemerintah daerah provinsi.

(2) Penyelenggaraan kegiatan pengelolaan aset irigasi sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 4 huruf a dan huruf c yang terkait dengan kegiatan fisik dapat
dilakukan secara kontraktual.

(3) Penyelenggaraan pemutakhiran hasil inventarisasi aset irigasi sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 4 huruf e yang terkait dengan kegiatan non fisik dapat
dilakukan secara kontraktual.

(4) Penyelenggaraan pengelolaan aset irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
termasuk menatausahakan hasil inventarisasi jaringan tersier yang dilakukan
oleh perkumpulan petani pemakai air.

(5) Kegiatan pengelolaan aset irigasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dapat
dilaksanakan melalui tugas pembantuan kepada pemerintah daerah
kabupaten/kota.

(6) Pelaksanaan tugas pembantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (5)


ditetapkan dengan keputusan gubernur.

Pasal 24

(1) Unit pelaksana teknis daerah atau dinas provinsi melakukan kompilasi atas
hasil inventarisasi aset irigasi yang dilakukan:

a. sendiri; dan

b. unit pelaksana teknis atau dinas kabupaten/kota.

(2) Kompilasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan hasil keseluruhan
inventarisasi aset irigasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6.

JDIH Kementerian PUPR


- 18 -

Bagian Ketiga

Pengelolaan Aset Irigasi

Pada Daerah Irigasi Yang Menjadi Wewenang dan Tanggung Jawab

Pemerintah Kabupaten/Kota

Pasal 25

(1) Unit pelaksana teknis daerah atau dinas kabupaten/kota menyelenggarakan


pengelolaan aset irigasi pada daerah irigasi yang menjadi wewenang dan
tanggung jawab pemerintah daerah kabupaten/kota.

(2) Penyelenggaraan kegiatan pengelolaan aset irigasi sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 4 huruf a dan huruf c yang terkait dengan kegiatan fisik dapat
dilakukan secara kontraktual.

(3) Penyelenggaraan pemutakhiran hasil inventarisasi aset irigasi sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 4 huruf e yang terkait dengan kegiatan nonfisik dapat
dilakukan secara kontraktual.

(4) Penyelenggaraan pengelolaan aset irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
termasuk menatausahakan hasil inventarisasi jaringan tersier yang dilakukan
oleh perkumpulan petani pemakai air.

Pasal 26

(1) Dinas kabupaten/kota melakukan kompilasi atas hasil inventarisasi aset


irigasi yang dilakukan:

a. sendiri; dan

b. pemerintah desa.

(2) Kompilasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan rekapitulasi hasil
inventarisasi aset irigasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6.

Bagian Keempat

Pengelolaan Aset Irigasi yang Menjadi Wewenang dan Tanggung Jawab

Pemerintah Desa dan Pengelola Jaringan Irigasi Lainnya

Pasal 27

(1) Pemerintah desa dan pengelola jaringan irigasi lainnya bertanggung jawab
terhadap pengelolaan aset irigasi yang menjadi wewenang dan tanggung
jawabnya.

JDIH Kementerian PUPR


- 19 -

(2) Dalam menyelenggarakan pengelolaan aset irigasi sebagaimana dimaksud


ayat (1) pemerintah desa dan pengelola jaringan irigasi lainnya dan
melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4.

(3) Dalam menyelenggarakan pengelolaan aset irigasi,pemerintah desa dan


pengelola jaringan irigasi lainnya memberikan data aset irigasi dan laporan
pelaksanaan pengelolaan aset irigasi kepada:

a. unit pelaksana teknis untuk daerah irigasi yang berada pada wilayah
sungai yang menjadi wewenang dan tanggung jawab Pemerintah Pusat;

b. dinas provinsi untuk daerah irigasi yang berada pada wilayah sungai yang
menjadi wewenang dan tanggung jawab pemerintah daerah provinsi; dan

c. dinas Kabupaten/Kota untuk Daerah Irigasi yang berada pada wilayah


sungai yang menjadi wewenang dan tanggung jawab pemerintah daerah
kabupaten/kota.

(4) Pemerintah desa dan pengelola jaringan irigasi lainnya membantu menteri,
gubernur, atau bupati/walikota dalam melakukan evaluasi pelaksanaan
pengelolaan aset irigasi yang menjadi tanggung jawabnya pada setiap tahun
secara berkelanjutan.

Bagian Kelima

Pengelolaan Aset Irigasi Yang Menjadi Hak dan Tanggung Jawab

Perkumpulan Petani Pemakai Air

Pasal 28

(1) Pengelolaan aset irigasi pada jaringan irigasi tersier menjadi hak dan
tanggung jawab perkumpulan petani pemakai air.

(2) Dalam melaksanakan pengelolaan aset irigasi sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) perkumpulan petani pemakai air memberikan data aset irigasi dan
laporan pelaksanaan pengelolaan aset irigasi kepada:

a. Unit pelaksana teknis pada jaringan irigasi tersier yang berada pada
daerah irigasi yang menjadi wewenang dan tanggung jawab Pemerintah
Pusat;

b. dinas provinsi pada jaringan irigasi tersier yang berada pada daerah irigasi
yang menjadi wewenang dan tanggung jawab pemerintah daerah provinsi;
dan

JDIH Kementerian PUPR


- 20 -

c. dinas Kabupaten/Kota pada jaringan irigasi tersier yang berada pada


Daerah Irigasi yang menjadi wewenang dan tanggung jawab Pemerintah
Kabupaten/Kota.

(3) Dalam hal perkumpulan petani pemakai air tidak mampu melaksanakan
pengelolaan aset irigasi pada jaringan irigasi yang menjadi hak dan tanggung
jawabnya, Pemerintah Pusat, pemerintah daerah provinsi dan pemerintah
daerah kabupaten/kota dapat memberi bantuan teknis dan pembiayaan
kepada perkumpulan petani pemakai air berdasarkan permintaan kepada
Pemerintah Pusat, pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah
kabupaten/kota dengan memperhatikan prinsip kemandirian.

(4) Perkumpulan petani pemakai air sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
membantu Menteri, gubernur, atau bupati/walikota dalam melakukan
evaluasi pelaksanaan pengelolaan aset irigasi pada jaringan irigasi tersier
dengan pemutakhiran hasil inventarisasi jaringan irigasi dan aset irigasi
lainnya.

(5) Pemutakhiran hasil inventarisasi jaringan irigasi jaringan irigasi dan aset
irigasi lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (4) yang menjadi hak dan
tanggung jawabnya dilakukan pada setiap tahun.

BAB V

PENGELOLAAN ASET IRIGASI AIR BAWAH TANAH

Pasal 29

(1) Pengelolaan aset irigasi air bawah tanah menjadi wewenang dan tanggung
jawab Pemerintah Pusat, pemerintah daerah provinsi, atau pemerintah daerah
kabupaten/kota sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.

(2) Dalam pelaksanaan pengelolaan aset irigasi air bawah tanah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) Pemerintah Pusat, pemerintah daerah provinsi,
pemerintah daerah kabupaten/kota dapat mengikutsertakan perkumpulan
petani pemakai air.

(3) Pelaksanaan kegiatan pengelolaan aset irigasi air bawah tanah sebagai bagian
dari kegiatan pengelolaan aset irigasi berdasarkan pada Pedoman Teknis
Inventarisasi Aset Irigasi sebagaimana tercantum pada Lampiran I yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

JDIH Kementerian PUPR


- 21 -

BAB VI

ORGANISASI PELAKSANAAN

Pasal 30

Dalam pelaksanaan pengelolaan aset irigasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal


21 sampai dengan Pasal 26 dapat dibentuk satuan tugas khusus pada unit
pelaksana teknis, unit pelaksana teknis daerah atau dinas provinsi, unit
pelaksana teknis daerah atau dinas kabupaten/kota dengan berpedoman pada
ketentuan sebagaimana tercantum dalam Lampiran I sampai dengan Lampiran III
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

BAB VII

PEMBIAYAAN

Pasal 31

(1) Dalam hal pengelolaan aset irigasi, Pemerintah Pusat, pemerintah daerah
provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, pemerintah desa, dan pengelola
jaringan irigasi lainnya, biaya pengelolaan aset irigasi disediakan oleh
masing-masing pelaksana kegiatan sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawabnya.

(2) Dalam hal pengelolaan aset irigasi dilakukan oleh perkumpulan petani
pemakai air, biaya pengelolaan aset irigasi disediakan oleh masing-masing
pelaksana kegiatan sesuai dengan tanggung jawabnya.

BAB VIII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 32

Dengan ditetapkannya Peraturan Menteri ini:

a. ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai pengelolaan aset irigasi


yang telah ada dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan
Peraturan Menteri ini; dan

b. kegiatan pengelolaan aset irigasi yang masih dalam proses sebelum


ditetapkannya Peraturan Menteri ini, tetap dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan dalam Peraturan Menteri ini.

JDIH Kementerian PUPR


- 22 -

BAB IX
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 33

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan


Menteri ini dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 4 Mei 2015
MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

M. BASUKI HADIMULJONO

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 11 Mei 2015
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

YASONNA H. LAOLY

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR 707

JDIH Kementerian PUPR


LAMPIRAN I
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
Nomor : 23/PRT/M/2015
Tanggal : 4 MEI 2015
TENTANG PENGELOLAAN ASET IRIGASI

TEKNIS INVENTARISASI ASET IRIGASI

1. Pendahuluan

Inventarisasi merupakan langkah awal dalam rangka Pengelolaan


Aset Irigasi (PAI).
Tahapan PAI meliputi inventarisasi, perencanaan pengelolaan,
pelaksanaan pengelolaan, dan evaluasi pelaksanaan pengelolaan aset
irigasi, serta pemutakhiran hasil inventarisasi aset irigasi.

Produk dari kegiatan inventarisasi adalah data aset irigasi di setiap


daerah irigasi (DI) yang disimpan dalam pangkalan data yang berada
di kantor pengelola daerah irigasi sesuai dengan kewenangannya.
Pelaksana inventarisasi adalah pengelola daerah irigasi yang
bersangkutan.

2. Aset Irigasi

Aset irigasi terdiri atas dua jenis, yaitu:


a. Aset jaringan Irigasi, secara fungsional dapat dirinci menjadi :
1) Jaringan pembawa merupakan jaringan yang berfungsi untuk
membawa air dari sumber ke sawah-sawah; dan
2) Jaringan pembuang atau drainasemerupakan jaringan yang
berfungsi untuk membuang kelebihan air dari sawah-sawah
ke sungai.

Masing-masing aset jaringan terbagi menjadi dua komponen,


yaitu:
1) Komponen sipil yang mayoritas terdiri atas bahan bangunan
pasangan batu dan atau beton; dan
2) Komponen Mekanikal Elektrikal (ME) yang terdiri atas pintu-
pintu air dan alat pengangkatnya.

b. Aset pendukung pengelolaan aset irigasi terdiri atas:


1) Kelembagaan;
2) Sumber Daya Manusia (SDM);

JDIH Kementerian PUPR


3) Bangunan Gedung;
4) Peralatan OP; dan
5) Lahan.

3. Data Umum
Data yang diperlukan untuk inventarisasi aset irigasi dikumpulkan
melalui pengisian Formulir Isian.

Data umum yang dikumpulkan terdiri atas:


3.1. Identitas Daerah Irigasi

Data yang dikumpulkan untuk identifikasi daerah irigasi (DI)


meliputi data yang tidak berubah (data statis) dan data yang
dapat berubah menurut waktu (data dinamis) sebagai berikut:
Data statis antara lain:
a. Nama Daerah Irigasi;
b. Kewenangan pengelolaan;
c. Nama kantor pengelola;
d. Nama wilayah sungai;
e. Nama sumber air;
f. Lokasi bangunan pengambilan (intake);
g. Penggunaan jaringan;
h. Pola tanam;dan
i. Luas potensial.

Data dinamis antara lain:


a. Luas fungsional;
b. Luas terbangun jaringan utama;
c. Luas terbangun jaringan tersier;
d. Luas tanam padi pada musim tanam 1 (MT1), musim tanam 2
(MT2), dan musim tanam 3 (MT3) pada 1 tahun yang lalu;
e. Luas tanam padi pada MT1, MT2, dan MT3 yang diharapkan
setelah selesai dilaksanakan rencana pengelolaan aset irigasi
(RPAI) yaitu rencana 5 (lima) tahun yang meliputi perbaikan
dan penggantian aset irigasi, serta peningkatan aset
pendukungnya; dan
f. Catatan yang dibuat oleh pengelola Daerah Irigasi.

JDIH Kementerian PUPR


3.2. Data Ketersediaan Air
Data ketersediaan air meliputi:
1) Data statis;dan
2) Data dinamis dari bulan ke bulan.

Data statis meliputi:


a. Nama bangunan utama (bendungan, bendung, pompa);dan
b. Nama sungai atau sumber air lainnya.

Data dinamis dari bulan ke bulanmeliputi:


a. Debit pada sumber air rata-rata per periode pemberian air,
yaitu setiap 10 (sepuluh) harian atau 15 (lima belas) harian;
b. Debit pengambilan dari intake yang direncanakan setiap
periode;dan
c. Debit realisasi dari intake.

4. Data Aset Jaringan


Data aset jaringan terdiri atas komponen sipil dan komponen
mekanikal elektrikal (ME) yang terdiri atas data mengenai:
a. bangunan utama;
b. bangunan pelengkap pembawa;
c. saluran;
d. bangunan drainase;dan
e. jaringan irigasi air tanah.

Data aset jaringan dikumpulkan melalui formulir isian yang terdiri


atas 2 (dua) lembar, yaitu:
a. lembar pertama berisi data statis mengenai aset jaringan. Lembar
ini untuk tiap aset berbeda bentuknya, oleh karena itu disediakan
1(satu) lembar untuk setiap aset; dan
b. lembar kedua berisikan pertanyaan-pertanyaan tentang data
dinamis. Lembar ini berbentuk dan berisi sama untuk semua jenis
aset jaringan, oleh karena itu di dalam pedoman ini hanya dicetak 1
(satu) lembar. Pada waktu pelaksanaan lembar kedua ini perlu
digandakan untuk dipergunakan pada semua jenis aset. Pada
lembar kedua ini untuk aset-aset yang hanya terdiri atas komponen
sipil saja, isian untuk aset ME dapat diabaikan.

JDIH Kementerian PUPR


Untuk jaringan irigasi air tanah dan jaringan irigasi tersier disediakan
formulir isian tersendiri yang masing-masing terdiri atas 2 (dua)
halaman.

Data statis yang dikumpulkan di lembar pertama antara lain terdiri


atas:
a. dimensi bangunan dan saluran;
b. bahan bangunan sipil;
c. luas daerah yang dilayani; dan
d. tahun aset selesai dibangun dan dioperasikan.

Data dinamis yang dikumpulkan di lembar kedua antara lain terdiri


atas:
a. Nilai Aset Baru (NAB) yaitu nilai aset saat ini sesuai dengan nilai
aset dalam SIMAK BMN;
b. kondisi aset;
c. fungsi aset;
d. keterangan bahwa aset pernahatau tidak pernah direhabilitasi dan
tahun pelaksanaan;dan
e. usulan perbaikan atau penggantian, yang meliputi:
1) jenis pekerjaan yang diperlukan;
2) rincian perbaikan yang diperlukan;
3) area pelayanan yang terpengaruh oleh kerusakan/pekerjaan
perbaikan;
4) total biaya yang diperlukan;
5) urgensi dari pekerjaan yang diusulkan;dan
6) tujuan utama dari pekerjaan.

5. Aset Pendukung

Data aset pendukung yang dikumpulkan antara lain data mengenai:


a. kelembagaan;
b. sumber daya manusia;
c. bangunan gedung;
d. peralatan operasi dan pemeliharaan (OP); dan
e. lahanyang bersangkutan dengan kegiatan operasi dan
pemeliharaan jaringan irigasi.
Untuk dapat menghitung kinerja sistem irigasi juga diperlukan
data kinerja aset pendukung yang harus diisi pada formulir

JDIH Kementerian PUPR


kinerja aset pendukung sebagaimana tercantum dalam Lampiran I
Bagian D Pedoman ini.
6. Formulir Isian dan Petunjuk Pengisian
Formulir isian beserta petunjuk pengisian sebagaimana tercantum
dalam Lampiran I Bagian D Pedoman ini.
7. Kode-kode yang Diperlukan
Untuk kepentingan sistem informasi pengelolaan aset irigasi (SIPAI)
diperlukan kode-kode sebagai berikut:
a. kode Kabupaten/Kota;
b. kode wilayah sungai;
c. kode daerah irigasi; dan
d. kode aset irigasi.

Kode yang pada saat ini telah resmi adalah kode Kabupaten/Kota
yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Oleh karena itu
sebelum kode lain diterbitkan secara resmi, secara internal dibuat
kode lainyang diperlukan untuk kepentingan pengolahan data.
Masing-masing kode akan dijelaskan berikut ini.
a. Kode Kabupaten/Kota
Kode Kabupaten/Kota diambil dari ketentuan yang dibuat oleh
Badan Pusat Statistik (BPS). Kode terdiri atas 4 (empat) digit.
Dari kode tersebut sudah dapat diketahui suatu
Kabupaten/Kota masuk provinsi mana. Kode Kabupaten/Kota
sebagaimana tercantum dalam LampiranI Bagian A.

Kode Kabupaten/Kota (4 digit) :


1 2 3 4

b. Kode Wilayah Sungai


Penulisan kode wilayah sungai terdiri atas 6 digit sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I Bagian B.

Kode Wilayah Sungai (6 digit) : - -


1 2 3 4 5 6
c. Kode Daerah Irigasi
Penulisan kode Daerah Irigasiterdiri atas 8 digit dengan
ketentuansebagai berikut:

JDIH Kementerian PUPR


1) Kode untuk Daerah Irigasi yang utuh terletak dalam satu
Kabupaten/Kota:
Kode terdiri atas 8 digit :
1 2 3 4 5 6 7 8

Digit ke 1 dan 2 : merupakan kode Provinsi


Digit ke 3 dan 4 : merupakan kode Kabupaten/Kota

Digit ke 5 sampai dengan 8 : merupakan Nomor urut DI


dalam satu Kabupaten/Kota yang bersangkutan sesuai
dengan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum tentang
Penetapan Status Daerah Irigasi Yang Pengelolaannya
Menjadi Wewenang Dan Tanggung Jawab Pemerintah,
Pemerintah Provinsi, Dan Pemerintah Kabupaten/Kota.
2) Kode untuk Daerah Irigasi Lintas Kabupaten/Kota:
Kode terdiri atas 8 digit: 0 0
1 2 3 4 5 6 7 8
Digit ke 1 dan 2: merupakan kode Provinsi
Digit ke 3 dan 4: berupa angka 00 merupakan kode lintas
Kabupaten/Kota.

Digit ke 5 sampai dengan 8: merupakan nomor urut Daerah


Irigasi lintas Kabupaten/Kota dalam kewenangan provinsi
yang bersangkutan.
3) Kode untuk Daerah Irigasi Lintas Provinsi:
Kode terdiri atas 8 digit : 0 0 0 0
1 2 3 4 5 6 7 8
Digit ke 1 sampai dengan 4: berupa angka 00 00 merupakan
kode lintas Provinsi.
Digit ke 5 sampai dengan 8: merupakan nomor urut Daerah
Irigasi lintas Provinsi dalam kewenangan Pusat.
4) Kode Kewenangan
Penulisan kode kewenangan pengelolaan Daerah Irigasi
sebagai berikut:
A = Kode untuk Daerah Irigasi kewenangan Pemerintah
B = Kode untuk Daerah Irigasi kewenangan pemerintah
Provinsi
C = Kode untuk Daerah Irigasi kewenanganpemerintah
Kabupaten/Kota.

JDIH Kementerian PUPR


Kode kewenangan dipisahkan dari kode-kode Daerah Irigasi
tersebut di atas karena kewenangan pengelolaan Daerah
Irigasi dapat berubah, misalnya karena adanya pemekaran
wilayah.
d. Kode Aset Irigasi
Kode Aset Irigasi ini akan terisi secara otomatis oleh aplikasi
pengelolaan aset irigasi.
Alur pikir penentuan kode aset irigasi dalam pengembangan
aplikasi pengelolaan aset irigasi sebagaimana tercantum dalam
penjelasan berikut.
Sebelum menentukan kode dari aset irigasi terlebih dahulu perlu
dibuat struktur pengelompokan aset terlebih dahulu. Untuk aset
irigasi yang berupa jaringan maupun aset pendukung struktur
pengelompokannya adalah sebagai berikut:

Aset Irigasi

Kelompok Aset Kelompok Aset


Jaringan Pendukung

Sub Kel. Aset Sub Kelompok


Jaringan Aset Pendukung

Sub Sub Sub Sub


Kelompok Aset Kelompok Aset
Jaringan Pendukung

Jenis Aset Jenis Aset


Jaringan Pendukung

Satuan Aset Satuan Aset

Gambar-1 Strukturisasi Aset Irigasi

Aset irigasi terdiri atas jaringan irigasi dan pendukung pengelolaan


irigasi. Dalam pengkodean hal tersebut berarti aset irigasi terdiri atas 2
(dua) kelompok. Klasifikasi selanjutnya kelompok terbagi menjadi sub
kelompok dan sub kelompok menjadi sub sub kelompok, akhirnya sub
sub kelompok terdiri atas satuan aset.

Sampai dengan sub-sub-kelompok aset irigasi terdiri atas 4 (empat)


digit, setiap sub-sub-kelompok terdiri atas beberapa jenis aset yang bisa
sampai 2 (dua) digit, sedangkan satu jenis aset dalam satu Daerah
Irigasi yang besar dapat sampai mencapai angka 3 (tiga) digit. Secara

JDIH Kementerian PUPR


keseluruhan kode aset irigasi terdiri atas 9 (sembilan) digit. Lihat
Gambar-2 Skema Pembentukan Kode Aset Irigasi pada halaman berikut
ini dan Kode Aset Irigasi sebagaimana tercantum dalam Lampiran I
Bagian C.

Kode Aset Irigasi (9 digit) : - - - - -

No. Urut aset


Dalam 1 Daerah Irigasi

Menunjukkan jenis aset

Menunjukkan Sub SubKelompok

Menunjukkan Sub Kelompok

Menunjukkan Kelompok aset

Menunjukkan aset irigasi

Perlu diketahui dalam Tabel-1 sebagaimana tercantum dalam Lampiran


I Bagian C Kode Aset Irigasi, terdapat baris-baris yang dikosongkan
dengan maksud untuk dapat ditambahkan bilamana ada tambahan
jenis-jenis aset yang belum termasuk dalam daftar.
Penambahan data dilakukan dengan cara:
Dituliskan jenis aset yang baru yang belum ada dalam daftar kedalam
formulir, kemudian diberikan kode aset sementara dengan melanjutkan
nomor kode jenis aset terakhir yang telah ada dalam daftar.
Selanjutnya jenis aset baru dan kode aset sementara diberitahukan
melalui pos, faximile, atau e-mail kepada:
a. Subdit. Data dan Informasi, Direktorat Bina Program, Ditjen. Sumber
Daya Air, Jl. Pattimura No.20, Kebayoran Baru, Jakarta
subditdai@sda.pu.go.id,
b. Subdit. Perencanaan Teknis Irigasi dan Rawa, Direktorat Irigasi dan
Rawa dengan alamat cantek.ditgasira@sda.pu.go.id ;dan
c. Subdit. Perencanaan Operasi dan Pemeliharaan, Direktorat Bina
Operasi Dan Pemeliharaan dengan alamat cantek_op@yahoo.co.id

Usulan kode-kode baru tersebut akan ditetapkan kode aset definitifnya


dan dimutakhirkan melalui aplikasi pengelolaan aset irigasi.

JDIH Kementerian PUPR


SKEMA PEMBENTUKAN KODE ASET IRIGASI

KODE ASET
ASET IRIGASI 1
IRIGASI

KELOMPOK
KODE ASET
ASET JARINGAN ASET PENDUKUNG 1-2
KELOMPOK 1-1

KODE SUB- LAHAN


PEMBAWA 1-1-1 DRAINASE 1-1-2 LEMBAGA 1-2-1 SDM BANG. PERALATAN
KELOMPOK BUKAN B.
GEDUNG
1-2-2 1-2-4 AIR SUB-KELOMPOK
1-2-3 ASET
1-2-5

BUKAN PEROLEHAN
PELENGKAP

PEMAKAI AIR
OPERATOR

. PERMANEN
PENGGUNA
PEMBAWA

DRAINASE

DRAINASE

JARINGAN
SALURAN

SALURAN

PERMANEN
OPERATOR

OPERATOR
JARINGAN

NON-PNS

PEROLEHAN
UTAMA

GANTI RUGI

GANTI RUGI
BANG.

BANG.

BANG.

SEMI
PNS
1-1-1-1 1-1-1-2 1-1-1-3 1-1-2-1 1-1-2-2 1-2-1-1 1-2-1-2 1-2-1-3 1-2-2-1 1-2-2-2 1-2-3-1 1-2-3-2
1-2-5-1
KODE SUB-SUB-
KELOMPOK 1-2-5-2

KENDARAAN

KENDARAAN

PERALATAN
SUB-SUB-

KOMUNIKASI
DARAT
KELOMPOK ASET

AIR

OP
ALAT
1-2-4-1 1-2-4-2 1-2-4-4
1-2-4-3

KODE JENIS
LIHAT TABEL 8 15 9 5 9 2 4 1 8 8 5 5 4 5 7 9 5 4 JENIS ASET

Gambar-2 Skema Pembentukan Kode Aset Irigasi

JDIH Kementerian PUPR


8. Kode Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT)

Kode jaringan irigasi airtanah (JIAT) sebagaimana tercantum


Lampiran I Bagian C.Formulir isian untuk aset jaringan irigasi dan
aset pendukung dalam JIAT dijadikan satu,namun inventarisasi aset
jaringan irigasi dilakukan 1 (satu) kalidalam 1 (satu) tahun dan
untuk aset pendukung dilakukan 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.

9. Bagan Alur Kegiatan Inventarisasi

Untuk mempermudah pemahaman mengenai urutan kegiatan


inventarisasi aset irigasi dapat dilihat bagan alur di bawah ini.
Gambar-3 menunjukkan bagan alur inventarisasi aset jaringan yang
dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.
Gambar-4 menunjukkan bagan alur inventarisasi aset pendukung
yang dilakukan 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.

PERSIAPAN

PENGISIAN FORM DI
KANTOR

PENELUSURAN
JARINGAN

PEREKAMAN PENGISIAN FORM LAPANGAN


KOORDINAT GPS & FOTO BERSAMA GP3A

VALIDASI
DATA

PEMASUKAN KE
PANGKALAN DATA

STOP

Gambar-3 Bagan Alur Inventarisasi Aset Jaringan1 (satu) kali dalam 1


(satu) tahun

10

JDIH Kementerian PUPR


PERSIAPAN

PENGISIAN FORM DI
KANTOR

SURVEI LAPANGAN

PEREKAMAN PENGISIAN FORM


KOORDINAT GPS & FOTO LAPANGAN

VALIDASI
DATA

PEMASUKAN KE
PANGKALAN DATA

STOP

Gambar 4 Bagan Alur Inventarisasi Aset Pendukung1 (satu) kali


dalam 5 (lima) tahun

10. Metodologi Inventarisasi Aset Irigasi


Inventarisasi aset irigasi dilaksanakan dengan dukungan perangkat
komputer. Kegiatan inventarisasi aset irigasi dalam rangka PAI
mencakup kegiatan:
a. persiapan kegiatan inventarisasi aset irigasi;
b. pengumpulan data sekunder;
c. penelusuran jaringan dan luas area yang dilayani untuk
mendapatkan data GPS dan pengisian formulir untuk data yang
harus dilihat di lapangan;
d. validasi data;
e. pemasukan data ke komputer;dan
f. penyusunan laporan inventarisasi.

11

JDIH Kementerian PUPR


PENJELASAN
a. Persiapan kegiatan inventarisasi aset irigasi
Persiapan dilakukan oleh pengelola Daerah Irigasi yang
bersangkutan.
Hal-hal yang perlu dipersiapkan:
1) Penyiapan petugas yang diperlukan meliputi:
a) Koordinator Inventarisasi PAI, yang bertugas mengoordinasi
seluruh kegiatan inventarisasi, baik inventarisasi aset
jaringan yang dilakukan 1 (satu) kali dalam 1(satu) tahun
maupun inventarisasi aset pendukung yang dilakukan 1
(satu) kali dalam 5 (lima) tahun;
b) Koordinator Lapangan PAI, yang bertanggung jawab
mengoordinasi penelusuran jaringan untuk pengisian
formulir di lapangan;
c) Validator Data PAI, yang bertanggung jawab atas pengisian,
kelengkapan dan validasi data di kantor;
d) Operator Komputer, yang bertanggung jawab atas
pemasukan data ke komputer;dan
e) petugas pembantu yang lain sesuai kebutuhan.

2) Pelatihan yang diperlukan, meliputi:


a) Pelatihan pengisian formulir data inventarisasi untuk
Koordinator Lapangan;dan
b) Pelatihan pengoperasian komputer, pengambilan foto
digital,dan perangkat GPS untuk Operator Komputer;

3) Pengecekan peralatan yang diperlukan, dilakukan oleh


Koordinator Inventarisasi, antara lain peralatan:
a) pengambilan foto : kamera digital;
b) pengambilan koordinat geografis : perangkat GPS;
c) pengukur panjang : rollmeter;
d) penyimpan dan pengolah data : komputer;
e) hitung : kalkulator;
f) tulis : formulir, bolpen;dan
g) pelindung petugas lapangan : topi, sepatu karet, payung, jas
hujan.

4) Penyusunan jadwal oleh Koordinator Inventarisasi meliputi


jadwal:
a) pelatihan;

12

JDIH Kementerian PUPR


b) pengisian data di kantor;
c) penyusunan tim survei penelusuran;
d) pemberitahuan kepada P3A/GP3A/IP3A;
e) pertemuan penjelasan dan pembagian tugas seluruh
anggota tim survei;
f) penelusuran jaringan;
g) validasi data;
h) pemasukan data ke komputer; dan
i) pengiriman data melalui internet (dalam hal diperlukan).

5) Penghitungan biaya yang dilakukan oleh Koordinator


Inventarisasi, yang terdiri antara lain biaya:
a) pengadaan peralatan (hanya pada saat pertama kali
inventarisasi)
b) fotocopy formulir;
c) perjalanan dinas/honorarium anggota tim survei;
d) pengiriman data melalui internet (dalam hal diperlukan);
e) lain-lain : konsumsi, topi, sepatu karet, payung, jas hujan,
BBM, P3K.

6) Pengadaan Peralatan
Untuk mendukung inventarisasi dilakukan:
a) inventarisasi alat yang diperlukan;
b) pemanfaatan peralatan yang sudah ada;dan
c) pengadaan peralatan yang diperlukan.

b. Pengumpulan Data Sekunder


Beberapa data dapat dikumpulkan dan diisikan dari data
sekunder di kantor antara lain data:
1) yang tidak berubah/permanen
2) mengenai Identitas Daerah Irigasi
3) ketersediaan Air.

c. Penelusuran Jaringandan luas area yang dilayani.


Penelusuran Jaringan dan luas area yang dilayani dilakukan
untuk mendapatkan data GPS dan pengisian formulir.

Penelusuran jaringan dilakukan dengan tujuan:


1) pengambilan data koordinat geografis melalui perangkat GPS
dan pengambilan foto digital mutakhir.

13

JDIH Kementerian PUPR


Kegiatan penelusuran data GPS pada prinsipnya hanya
dilakukan sekali, kecuali ada perubahan jaringan atau luas
area yang dilayani. Kegiatan ini sebaiknya dilakukan terpisah
dari kegiatan penelusuran untuk pengisian formulir, karena
waktu yang diperlukan untuk penelusuran data GPS lebih
singkat dari pada waktu untuk pengisian formulir.
2) pengisian formulir inventarisasi yang datanya harus didapat
dari lapangan.
Untuk pengisian formulir inventarisasi juga diperlukan
penelusuran jaringan serta pemotretan dengan kamera digital.
Pemotretan dengan kamera digital dilakukan dengan maksud:
- File digital mudah disimpan dalam komputer;
- Tiap foto tidak diperlukan untuk dicetak;dan
- Prosesnya lebih mudah dan lebih singkat.

Baik pengambilan data koordinat GPS maupun pemotretan digital,


kedua datanya akan tersimpan pertama kali di dalam alatnya
sendiri. Kemudian setelah selesai baru dapat dimasukkan ke
dalam komputer. Untuk memudahkan penyimpanan data ke
dalam komputer pada saat penelusuran di lapangan perlu dibuat
catatan dalam formulir sebagaimana tercantum dalam Lampiran I
Bagian D.

Kegiatan penelusuran jaringan untuk mendapatkan data GPS


dapat dilaksanakan bersama-sama untuk kepentingan lain selain
PAI,misalnya dalam rangka PSETK, atau dalam rangka OP yang
telah rutin diselenggarakan atau dalam rangka desain partisipatif.
Dianjurkan agar kegiatan penelusuran jaringan ini
diselenggarakan secara bersamaan untuk efisiensi dan dimulai
dari intake (hulu) menuju ke hilir.

d. Validasi Data
Sebelum data dimasukkan ke dalam pangkalan data di komputer
terlebih dahulu harus divalidasi untuk memperoleh kebenaran,
yang dilakukan oleh Koordinator Inventarisasi.
Data yang perlu divalidasi terutama mengenai dimensi aset, umur
aset, nilai aset baru, kondisi, fungsi dan biaya yang diusulkan.

14

JDIH Kementerian PUPR


e. Pemasukan Data ke Komputer
Setelah divalidasi data dimasukkan ke dalam pangkalan datadi
komputer menggunakan aplikasi PDSDA-PAI. Pemasukan Data ini
dilakukan oleh Operator Komputer yang menguasai aplikasi
PDSDA-PAI,sebaiknya petugas tersebut adalah pengelola SISDA
dari Unit Pelaksana Teknis atau Unit Pelaksana Teknis Daerah
atau dinas yang menangani irigasi.

f. Penyusunan Laporan Hasil Inventarisasi


Hasil inventarisasi aset irigasi disusun dalam laporan
inventarisasi. Contoh isi laporan sebagaimana tercantum
dalamLampiran II Bagian A.

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

M. BASUKI HADIMULJONO

15

JDIH Kementerian PUPR


JDIH Kementerian PUPR
KODE KABUPATEN/KOTA
(Perka B PS No. 151 tahun 2014)

Kode KABUPATEN/KOTA Kode KABUPATEN/KOTA


1100 Aceh 1374 Kota Padang Panjang
1101 Simeulue 1375 Kota Bukittinggi
1102 Aceh Singkil 1376 Kota Payakumbuh
1103 Aceh Selatan 1377 Kota Pariaman
1104 Aceh Tenggara 1400 Riau
1105 Aceh Timur 1401 Kuantan Singingi
1106 Aceh Tengah 1402 Indragiri Hulu
1107 Aceh Barat 1403 Indragiri Hilir
1108 Aceh Besar 1404 Pelalawan
1109 Pidie 1405 Siak
1110 Bireuen 1406 Kampar
1111 Aceh Utara 1407 Rokan Hulu
1112 Aceh Barat Daya 1408 Bengkalis
1113 Gayo Lues 1409 Rokan Hilir
1114 Aceh Tamiang 1410 Kep. Meranti
1115 Nagan Raya 1471 Kota Pekanbaru
1116 Aceh Jaya 1473 Kota Dumai
1117 Bener Meriah 1500 Jambi
1118 Pidie Jaya 1501 Kerinci
1171 Kota Banda Aceh 1502 Merangin
1172 Kota Sabang 1503 Sarolangun
1173 Kota Langsa 1504 Batang Hari
1174 Kota Lhokseumawe 1505 Muaro Jambi
1175 Kota Subulussalam 1506 Tanjung Jabung Timur
1200 Sumatra Utara 1507 Tanjung Jabung Barat
1201 Nias 1508 Tebo
1202 Mandailing Natal 1509 Bungo
1203 Tapanuli Selatan 1571 Kota Jambi
1204 Tapanuli Tengah 1572 Kota Sungai Penuh
1205 Tapanuli Utara 1600 Sumatra Selatan
1206 Toba Samosir 1601 Ogan Komering Ulu
1207 Labuhan Batu 1602 Ogan Komering Ilir
1208 Asahan 1603 Muara Enim
1209 Simalungun 1604 Lahat
1210 Dairi 1605 Musi Rawas
1211 Karo 1606 Musi Banyuasin
1212 Deli Serdang 1607 Banyu Asin
1213 Langkat 1608 Ogan Komering Ulu Selatan
1214 Nias Selatan 1609 Ogan Komering Ulu Timur
1215 Humbang Hasundutan 1610 Ogan Ilir
1216 Pakpak Bharat 1611 Empat Lawang
1217 Samosir 1612 Penukal Abab Lematang Ilir
1218 Serdang Bedagai 1613 Musi Rawas Utara
1219 Batu Bara 1671 Kota Palembang
1220 Padang Lawas Utara 1672 Kota Prabumulih
1221 Padang Lawas 1673 Kota Pagar Alam
1222 Labuhan Batu Selatan 1674 Kota Lubuklinggau
1223 Labuhan Batu utara 1700 Bengkulu
1224 Nias Utara 1701 Bengkulu Selatan
1225 Nias Barat 1702 Rejang Lebong
1271 Kota Sibolga 1703 Bengkulu Utara
1272 Kota Tanjungbalai 1704 Kaur
1273 Kota Pematang Siantar 1705 Seluma
1274 Kota Tebingtinggi 1706 Muko-Muko
1275 Kota Medan 1707 Lebong
1276 Kota Binjai 1708 Kepahiang
1277 Kota Padangsidempuan 1709 Bengkulu Tengah
1278 Kota Gunungsitoli 1771 Kota Bengkulu
1300 Sumatra Barat 1800 Lampung
1301 Kepulauan Mentawai 1801 Lampung Barat
1302 Pesisir Selatan 1802 Tanggamus
1303 Solok 1803 Lampung Selatan
1304 Sinjunjung 1804 Lampung Timur
1305 Tanah Datar 1805 Lampung Tengah
1306 Padang Pariaman 1806 Lampung Utara
1307 Agam 1807 Way Kanan
1308 Lima Puluh Kota 1808 Tulangbawang
1309 Pasaman 1809 Pesawaran
1310 Solok Selatan 1810 Pringsewu
1311 Dharmasraya 1811 Mesuji
1312 Pasaman Barat 1812 Tulang Bawang Barat
1371 Kota Padang 1813 Pesisir Barat
1372 Kota Solok 1871 Kota Bandar Lampung
1373 Kota Sawah Lunto 1872 Kota Metro

JDIH Kementerian PUPR


Kode KABUPATEN/KOTA Kode KABUPATEN/KOTA

1900 Kepulauan Bangka Belitung 3318 Pati


1901 Bangka 3319 Kudus
1902 Belitung 3320 Jepara
1903 Bangka Barat 3321 Demak
1904 Bangka Tengah 3322 Semarang
1905 Bangka Selatan 3323 Temanggung
1906 Belitung Timur 3324 Kendal
1971 Kota Pangkal Pinang 3325 Batang
2100 Kepulauan Riau 3326 Pekalongan
2101 Karimun 3327 Pemalang
2102 Bintan 3328 Tegal
2103 Natuna 3329 Brebes
2104 Lingga 3371 Kota Magelang
2105 Kep. Anambas 3372 Kota Surakarta
2071 Kota Batam 3373 Kota Salatiga
2072 Kota Tanjung Pinang 3374 Kota Semarang
3100 DKI Jakarta 3375 Kota Pekalongan
3101 Kepulauan Seribu 3376 Kota Tegal
3171 Kota Jakarta Selatan 3400 DI Yogyakarta
3172 Kota Jakarta Timur 3401 Kulonprogo
3173 Kota Jakarta Pusat 3402 Bantul
3174 Kota Jakarta Barat 3403 Gunung Kidul
3175 Kota Jakarta Utara 3404 Sleman
3200 Jawa Barat 3471 Kota Yogyakarta
3201 Bogor 3500 Jawa Timur
3202 Sukabumi 3501 Pacitan
3203 Cianjur 3502 Ponorogo
3204 Bandung 3503 Trenggalek
3205 Garut 3504 Tulungagung
3206 Tasikmalaya 3505 Blitar
3207 Ciamis 3506 Kediri
3208 Kuningan 3507 Malang
3209 Cirebon 3508 Lumajang
3210 Majalengka 3509 Jember
3211 Sumedang 3510 Banyuwangi
3212 Indramayu 3511 Bondowoso
3213 Subang 3512 Situbondo
3214 Purwakarta 3513 Probolinggo
3215 Karawang 3514 Pasuruan
3216 Bekasi 3515 Sidoarjo
3217 Bandung Barat 3516 Mojokerto
3218 Pangandaran 3517 Jombang
3271 Kota Bogor 3518 Nganjuk
3272 Kota Sukabumi 3519 Madiun
3273 Kota Bandung 3520 Magetan
3274 Kota Cirebon 3521 Ngawi
3275 Kota Bekasi 3522 Bojonegoro
3276 Kota Depok 3523 Tuban
3277 Kota Cimahi 3524 Lamongan
3278 Kota Tasikmalaya 3525 Gresik
3279 Kota Banjar 3526 Bangkalan
3300 Jawa Tengah 3527 Sampang
3301 Cilacap 3528 Pamekasan
3302 Banyumas 3529 Sumenep
3303 Purbalingga 3571 Kota Kediri
3304 Banjarnegara 3572 Kota Blitar
3305 Kebumen 3573 Kota Malang
3306 Purworejo 3574 Kota Probolinggo
3307 Wonosobo 3575 Kota Pasuruan
3308 Magelang 3576 Kota Mojokerto
3309 Boyolali 3577 Kota Madiun
3310 Klaten 3578 Kota Surabaya
3311 Sukoharjo 3579 Kota Batu
3312 Wonogiri 3600 Banten
3313 Karanganyar 3601 Pandeglang
3314 Sragen 3602 Lebak
3315 Grobogan 3603 Tangerang
3316 Blora 3604 Serang
3317 Rembang 3671 Kota Tangerang

JDIH Kementerian PUPR


Kode KABUPATEN/KOTA Kode KABUPATEN/KOTA

3672 Kota Cilegon 6300 Kalimantan Selatan


3673 Kota Serang 6301 Tanah Laut
3674 Kota Tangerang Selatan 6302 Kota Baru
5100 Bali 6303 Banjar
5101 Jembrana 6304 Barito Kuala
5102 Tabanan 6305 Tapin
5103 Badung 6306 Hulu Sungai Selatan
5104 Gianyar 6307 Hulu Sungai Tengah
5105 Klungkung 6308 Hulu Sungai Utara
5106 Bangli 6309 Tabalong
5107 Karang Asem 6310 Tanah Bumbu
5108 Buleleng 6311 Balangan
5171 Kota Denpasar 6371 Kota Banjarmasin
5200 Nusa Tenggara Barat 6372 Kota Banjar Baru
5201 Lombok Barat 6400 Kalimantan Timur
5202 Lombok Tengah 6401 Paser
5203 Lombok Timur 6402 Kutai Barat
5204 Sumbawa 6403 Kutai Kartanegara
5205 Dompu 6404 Kutai Timur
5206 Bima 6405 Berau
5207 Sumbawa Barat 6409 Penajam Paser Utara
5208 Lombok Utara 6411 Mahakam Hulu
5271 Kota Mataram 6471 Kota Balikpapan
5272 Kota Bima 6472 Kota Samarinda
5300 Nusa Tenggara Timur 6474 Kota Bontang
5301 Sumba Barat 6500 Kalimantan Utara
5302 Sumba Timur 6501 Malinau
5303 Kupang 6502 Bulungan
5304 Timor Tengah Selatan 6503 Tana Tidung
5305 Timor Tengah Utara 6504 Nunukan
5306 Belu 6571 Kota Tarakan
5307 Alor 7100 Sulawesi Utara
5308 Lembata 7101 Bolaang Mongondow
5309 Flores Timur 7102 Minahasa
5310 Sikka 7103 Kepulauan Sangihe
5311 Ende 7104 Kepulauan Talaud
5312 Ngada 7105 Minahasa Selatan
5313 Manggarai 7106 Minahasa Utara
5314 Rote Ndao 7107 Bolaang Mongondow Utara
5315 Manggarai Barat 7108 Siau Tagulandang Biaro
5316 Sumba Tengah 7109 Minahasa Tenggara
5317 Sumba Barat Daya 7110 Bolaang Mongondow Selatan
5318 Nagekeo 7111 Bolaang Mongondow Timur
5319 Manggarai Timur 7171 Kota Manado
5320 Sabu Raijua 7172 Kota Bitung
5321 Malaka 7173 Kota Tomohon
5371 Kota Kupang 7174 Kota Kotamobagu
6100 Kalimantan Barat 7200 Sulawesi Tengah
6101 Sambas 7201 Banggai Kepulauan
6102 Bengkayang 7202 Banggai
6103 Landak 7203 Morowali
6104 Pontianak 7204 Poso
6105 Sanggau 7205 Donggala
6106 Ketapang 7206 Toli-Toli
6107 Sintang 7207 Buol
6108 Kapuas Hulu 7208 Parigi Moutong
6109 Sekadau 7209 Tojo Una-una
6110 Melawi 7210 Sigi
6111 Kayong Utara 7211 Banggai Laut
6112 Kubu Raya 7212 Morowali Utara
6171 Kota Pontianak 7271 Kota Palu
6172 Kota Singkawang 7300 Sulawesi Selatan
6200 Kalimantan Tengah 7301 Kepulauan Selayar
6201 Kotawaringin Barat 7302 Bulukumba
6202 Kotawaringin Timur 7303 Bantaeng
6203 Kapuas 7304 Jeneponto
6204 Barito Selatan 7305 Takalar
6205 Barito Utara 7306 Gowa
6206 Sukamara 7307 Sinjai
6207 Lamandau 7308 Maros
6208 Seruyan 7309 Pangkajene dan Kepulauan
6209 Katingan 7310 Barru
6210 Pulang Pisau 7311 Bone
6211 Gunung Mas 7312 Soppeng
6212 Barito Timur 7313 Wajo
6213 Murung Raya 7314 Sidenreng Rappang
6271 Kota Palangka Raya 7315 Pinrang
7316 Enrekang

JDIH Kementerian PUPR


Kode KABUPATEN/KOTA Kode KABUPATEN/KOTA

7317 Luwu 8204 Halmahera Selatan


7318 Tana Toraja 8205 Halmahera Utara
7322 Luwu Utara 8206 Halmahera Timur
7325 Luwu Timur 8207 Pulau Morotai
7326 Toraja Utara 8208 Pulau Taliabu
7371 Kota Makassar 8271 Kota Ternate
7372 Kota ParePare 8272 Kota Tidore Kepulauan
7373 Kota Palopo 9100 Papua Barat
7400 Sulawesi Tenggara 9101 Fak-Fak
7401 Buton 9102 Kaimana
7402 Muna 9103 Teluk Wondama
7403 Konawe 9104 Teluk Bintuni
7404 Kolaka 9105 Manokwari
7405 Konawe Selatan 9106 Sorong Selatan
7406 Bombana 9107 Sorong
7407 Wakatobi 9108 Raja Ampat
7408 Kolaka Utara 9109 Tambrauw
7409 Buton Utara 9110 Maybrat
7410 Konawe Utara 9111 Manokwari Selatan
7411 Kolaka Timur 9112 Pegunungan Arfak
7412 Konawe Kepulauan 9171 Kota Sorong
7471 Kota Kendari 9400 Papua
7472 Kota Baubau 9401 Merauke
7500 Gorontalo 9402 Jayawijaya
7501 Boalemo 9403 Jayapura
7502 Gorontalo 9404 Nabire
7503 Pohuwato 9408 Kepulauan Yapen
7504 Bone Bolango 9409 Biak Numfor
7505 Gorontalo Utara 9410 Paniai
7571 Kota Gorontalo 9411 Puncak Jaya
7600 Sulawesi Barat 9412 Mimika
7601 Majene 9413 Boven Digoel
7602 Polewali Mandar 9414 Mappi
7603 Mamasa 9415 Asmat
7604 Mamuju 9416 Yahukimo
7605 Mamuju Utara 9417 Pegunungan Bintang
7606 Mamuju Tengah 9418 Tolikara
8100 Maluku 9419 Sarmi
8101 Maluku Tenggara Barat 9420 Keerom
8102 Maluku Tenggara 9426 Waropen
8103 Maluku Tengah 9427 Supiori
8104 Buru 9428 Memberamo Raya
8105 Kepulauan Aru 9429 Nduga
8106 Seram Bagian Barat 9430 Lanny Jaya
8107 Seram Bagian Timur 9431 Memberamo Tengah
8108 Maluku Barat Daya 9432 Yalimo
8109 Buru Selatan 9433 Puncak
8171 Kota Ambon 9434 Dogiyai
8172 Kota Tual 9435 Intan Jaya
8200 Maluku Utara 9436 Deiyai
8201 Halmahera Barat 9471 Kota Jayapura
8202 Halmahera Tengah
8203 Kepulauan Sula

JDIH Kementerian PUPR


JDIH Kementerian PUPR
KODE WILAYAH SUNGAI BERDASARKAN PERMEN PU NO. 4/PRT/M/2015
TENTANG KRITERIA DAN PENETAPAN WILAYAH SUNGAI

Wilayah Sungai Lintas Negara

No. Kode WS Nama Wilayah Sungai Lokasi

1 03.07.A1 Benanain NTT Timor Leste

2 03.08.A1 Noelmina NTT Timor Leste

Kalimantan Utara Serawak


3 04.17.A1 Sesayap
(Malaysia)

4 07.04.A1 Mamberamo- Tami-Apauvar Papua Papua Nugini

5 07.05.A1 Einlanden- Digul-Bikuma Papua Papua Nugini

Wilayah Sungai Lintas Provinsi

No. Kode WS Nama Wilayah Sungai Provinsi

1 01.09.A2 Alas-Singkil Aceh Sumatera Utara

2 01.18.A2 Batang Natal- Batang Batahan Sumatera Utara Sumatera Barat

Sumatera Utara Riau Sumatera


3 01.23.A2 Rokan
Barat

4 01.27.A2 Kampar Riau Sumatera Barat

5 01.29.A2 Indragiri- Akuaman Riau Sumatera Barat

6 01.34.A2 Batanghari Jambi Sumatera Barat

7 01.35.A2 Teramang-Muar Bengkulu Jambi

Bengkulu Sumatera Selatan


8 01.39.A2 Nasal-Padang Guci
Lampung
Sumatera Selatan Jambi Bengkulu
9 01.40.A2 Musi-Sugihan- Banyuasin- Lemau
Lampung

10 01.43.A2 Mesuji-Tulang Bawang Lampung Sumatera Selatan

11 02.03.A2 Cidanau- Ciujung- Cidurian* Banten Jawa Barat

12 02.04.A2 Kepulauan Seribu DKI Jakarta Banten

13 02.05.A2 Ciliwung - Cisadane DKI Jakarta Banten Jawa Barat

14 02.09.A2 Cimanuk- Cisanggarung Jawa Barat Jawa Tengah

15 02.10.A2 Citanduy Jawa Barat Jawa Tengah

16 02.17.A2 Progo-Opak - Serang DI Yogyakarta Jawa Tengah

17 02.18.A2 Bengawan Solo Jawa Timur Jawa Tengah

Kalimantan Tengah Kalimantan


18 04.05.A2 Jelai- Kendawangan
Barat
Kalimantan Tengah Kalimantan
19 04.09.A2 Barito
Selatan
Kalimantan Timur Kalimantan
20 04.14.A2 Mahakam
Utara
Kalimantan Timur Kalimantan
21 04.15.A2 Berau-Kelai
Utara

22 05.03.A2 Dumoga- Sangkub Sulawesi Utara Gorontalo

23 05.04.A2 Limboto-Bolango- Bone Gorontalo Sulawesi Utara

24 05.06.A2 Randangan Gorontalo Sulawesi Tengah

Sulawesi Tengah Sulawesi Barat


25 05.08.A2 Palu-Lariang
Sulawesi Selatan

26 05.09.A2 Parigi-Poso Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan

Sulawesi Barat Sulawesi Selatan


27 05.13.A2 Kalukku-Karama
Sulawesi Tengah

JDIH Kementerian PUPR


28 05.14.A2 Pompengan- Larona Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara

29 05.15.A2 Saddang Sulawesi Selatan Sulawesi Barat

30 05.18.A2 Towari-Lasusua Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan

Sulawesi Tenggara Sulawesi


31 05.19.A2 Lasolo-Konaweha
Tengah

32 07.02.A2 Omba Papua Barat Papua

Wilayah Sungai Stategis Nasional

No. Kode WS Nama Wilayah Sungai Provinsi

1 01.01.A3 Aceh-Meureudu Aceh

2 01.04.A3 Woyla-Bateue Aceh

3 01.05.A3 Jambo Aye Aceh

4 01.11.A3 Belawan-Ular- Padang Sumatera Utara

5 01.13.A3 Toba-Asahan Sumatera Utara

6 01.25.A3 Siak Riau

7 01.41.A3 Bangka Bangka Belitung

8 01.45.A3 Seputih- Sekampung Lampung

9 02.06.A3 Citarum * Jawa Barat

10 02.10.A3 Serayu- Bogowonto Jawa Tengah

11 02.14.A3 Jratunseluna Jawa Tengah

12 02.17.A3 Brantas Jawa Timur

13 03.01.A3 Bali-Penida Bali

14 03.02.A3 Lombok Nusa Tenggara Barat

15 03.03.A3 Sumbawa Nusa Tenggara Barat

16 03.05.A3 Flores Nusa Tenggara Timur

17 04.03.A3 Kapuas Kalimantan Barat

18 04.07.A3 Mentaya- Katingan Kalimantan Tengah

19 05.01.A3 Tondano- Sangihe-Talaud- Miangas Sulawesi Utara

20 05.05.A3 Paguyaman Gorontalo

21 05.16.A3 Walanae- Cenranae Sulawesi Selatan

22 05.17.A3 Jeneberang Sulawesi Selatan

23 06.01.A3 Halmahera Utara Maluku Utara

24 06.02.A3 Halmahera Selatan Maluku Utara

25 06.05.A3 Ambon-Seram Maluku

26 06.07.A3 Kepulauan Yamdena-Wetar Maluku

Wilayah Sungai Lintas Kabupaten/Kota

No. Kode WS Nama Wilayah Sungai Provinsi

1 01.02.B Teunom- Lambeuso Aceh

2 01.03.B Pase-Peusangan Aceh

3 01.06.B Tamiang-Langsa Aceh

4 01.07.B Baru-Kluet Aceh

5 01.10.B Wampu-Besitang Sumatera Utara

6 01.12.B Bah Bolon Sumatera Utara

7 01.14.B Nias Sumatera Utara

8 01.15.B Sibundong- Batang Toru Sumatera Utara

JDIH Kementerian PUPR


9 01.16.B Barumun- Kualuh Sumatera Utara

10 01.17.B Batang Angkola- Batang Gadis Sumatera Utara

11 01.19.B Masang-Pasaman Sumatera Barat

12 01.21.B Silaut-Tarusan Sumatera Barat

13 01.30.B Reteh Riau

14 01.31.B Bengkalis- Meranti Riau

15 01.33.B Pengabuan- Lagan Jambi

16 01.36.B Sebelat-Ketahun- Lais Bengkulu

17 01.37.B Bengkulu-Alas- Talo Bengkulu

18 01.42.B Belitung Bangka Belitung

19 01.44.B Semangka Lampung

20 02.01.B Cibaliung- Cisawarna Banten

21 02.02.B Ciliman- Cibungur Banten

22 02.05.B Cisadea-Cibareno Jawa Barat

23 02.06.B Ciwulan-Cilaki Jawa Barat

24 02.09.B Pemali-Comal Jawa Tengah

25 02.11.B Bodri-Kuto Jawa Tengah

26 02.18.B Madura-Bawean Jawa Timur

27 02.19.B Welang-Rejoso Jawa Timur

28 02.20.B Bondoyudo- Bedadung Jawa Timur

29 02.21.B Pekalen- Sampean Jawa Timur

30 02.22.B Baru-Bajulmati Jawa Timur

31 03.04.B Sumba Nusa Tenggara Timur

32 03.06.B Flotim Kep - Lembata-Alor Nusa Tenggara Timur

33 04.01.B Sambas Kalimantan Barat

34 04.02.B Mempawah Kalimantan Barat

35 04.04.B Pawan Kalimantan Barat

36 04.06.B Seruyan Kalimantan Tengah

37 04.08.B Kahayan Kalimantan Tengah

38 04.10.B Cengal-Batulicin Kalimantan Selatan

39 04.14.B Karangan Kalimantan Timur

40 04.16.B Kayan Kalimantan Utara

41 05.02.B Poigar-Ranoyapo Sulawesi Utara

42 05.07.B Lambunu-Buol Sulawesi Tengah

43 05.10.B Bongka-Mentawa Sulawesi Tengah

44 05.11.B Kepulauan Banggai Sulawesi Tengah

45 05.12.B Laa-Tambalako Sulawesi Tengah

46 05.20.B Poleang-Roraya Sulawesi Tenggara

47 05.21.B Muna Sulawesi Tenggara

48 05.22.B Buton Sulawesi Tenggara

49 06.03.B Kepulauan Sula- Obi Maluku Utara

50 06.04.B Buru Maluku

51 06.06.B Kepulauan Kei- Aru Maluku

52 07.01.B Kamundan- Sebyar Papua Barat

53 07.03.B Wapoga-Mimika Papua

JDIH Kementerian PUPR


Wilayah Sungai Dalam Satu Kabupaten/Kota

Kode Kabupaten
No. Nama Wilayah Sungai Provinsi
WS /Kota

1 01.08.C Simeulue Aceh Simeuleu

2 01.20.C Siberut- Pagai-Sipora Sumatera Barat Mentawai

3 01.22.C Kubu Riau Rokan Hilir

4 01.24.C Bukit Batu Riau Bengkalis

5 01.26.C Rawa Riau Siak

6 01.28.C Guntung- Kateman Riau Indragiri Hilir

7 01.38.C Enggano Bengkulu Bengkulu Utara

8 02.04.C* Kepulauan Seribu DKI Jakarta Kepulauan Seribu

9 02.12.C Kepulauan Karimunjawa Jawa Tengah Jepara

10 02.13.C Wiso-Gelis Jawa Tengah Jepara

11 04.12.C Pulau Laut Kalimantan Selatan Kota Baru

12 04.12.C Kendilo Kalimantan Timur Paser

JDIH Kementerian PUPR


JDIH Kementerian PUPR
KODE ASET IRIGASI

Digit I : ASET IRIGASI Digit II : KELOMPOK ASET Digit III:SUB KELOMPOK ASET Digit IV:SUB SUB KELOMPOK ASET Digit V :JENIS ASET Digit VI s/d VIII: Nomor Urut tiap
Uraian Kode Uraian Kode Uraian Kode Uraian Kode Uraian Kode jenis dalam 1 DI/JIAT 001 s/d 999

Aset Irigasi 1 Aset Jaringan Utama 1 Jaringan Pembawa 1 Bangunan Utama 1 Bendungan 01 1-1-1-1-01-xxx
Bendung 02 1-1-1-1-02-xxx
Pompa Elektrik 03 1-1-1-1-03-xxx
Pompa Hidrolik 04 1-1-1-1-04-xxx
Bagi Sadap 05 1-1-1-1-05-xxx
Bagi 06 1-1-1-1-06-xxx
Sadap 07 1-1-1-1-07-xxx
Sadap Langsung 08 1-1-1-1-08-xxx
Bangunan Akhir 09 1-1-1-1-09-xxx
Bangunan Pelengkap 2 Bangunan Ukur 01 1-1-1-2-01-xxx
Kantong Lumpur 02 1-1-1-2-02-xxx
Terjunan 03 1-1-1-2-03-xxx
Got Miring 04 1-1-1-2-04-xxx
Siphon 05 1-1-1-2-05-xxx
Talang 06 1-1-1-2-06-xxx
Gorong-Gorong 07 1-1-1-2-07-xxx
Gorong-Gorong Silang 08 1-1-1-2-08-xxx
Pelimpah Samping 09 1-1-1-2-09-xxx
Pelimpah Corong 10 1-1-1-2-10-xxx
Pintu Pembuang 11 1-1-1-2-11-xxx
Jembatan Orang 12 1-1-1-2-12-xxx
Jembatan Desa 13 1-1-1-2-13-xxx
Tempat Cuci 14 1-1-1-2-14-xxx
Tempat Mandi Hewan 15 1-1-1-2-15-xxx
Ruas Saluran Pembawa 3 Sal. Primer Pembawa 01 1-1-1-3-01-xxx
Sal. Sekunder Pembawa 02 1-1-1-3-02-xxx
Sal. Suplesi 03 1-1-1-3-03-xxx
Sal. Muka 04 1-1-1-3-04-xxx
Jalan Inspeksi Sal. Pembawa 05 1-1-1-3-05-xxx
Jalan Akses 06 1-1-1-3-06-xxx
Terowongan 07 1-1-1-3-07-xxx
Tanggul Bendung 08 1-1-1-3-08-xxx
Tanggul Penutup 09 1-1-1-3-09-xxx

Jaringan Drainase 4 Ruas Saluran Drainase 1 Sal. Primer Drainase 01 1-1-2-1-01-xxx


Sal. Sekunder Drainase 02 1-1-2-1-02-xxx
Sal. Pengelak Banjir 03 1-1-2-1-03-xxx
Jalan Inspeksi Drainase 04 1-1-2-1-04-xxx
Tanggul Banjir 05 1-1-2-1-05-xxx
Bangunan Drainase 2 Bangunan Pintu Klep 01 1-1-2-2-01-xxx
Outlet 02 1-1-2-2-02-xxx
Terjunan Drainase 03 1-1-2-2-03-xxx
Got Miring Drainse 04 1-1-2-2-04-xxx
Gorong-Gorong Drainase 05 1-1-2-2-05-xxx
Jembatan Orang Drainase 06 1-1-2-2-06-xxx
Jembatan Desa Drainase 07 1-1-2-2-07-xxx
Bang. Pertemuan 08 1-1-2-2-08-xxx
Krib 09 1-1-2-2-09-xxx

JDIH Kementerian PUPR


KODE ASET IRIGASI

Digit I : ASET IRIGASI Digit II : KELOMPOK ASET Digit III:SUB KELOMPOK ASET Digit IV:SUB SUB KELOMPOK ASET Digit V :JENIS ASET Digit VI s/d VIII: Nomor Urut tiap
Uraian Kode Uraian Kode Uraian Kode Uraian Kode Uraian Kode jenis dalam 1 DI/JIAT 001 s/d 999
Aset Pendukung J.U. 2 Kelembagaan 1 Organisasi OP Jaringan Utama
1 Nomenklatur Unit Org. OP 01 1-2-1-1-01-xxx
Idem 1 tingkat di bawah 01 02 1-2-1-1-02-xxx
Idem 2 tingkat di bawah 01 03 1-2-1-1-03-xxx
Petani Pemakai Air di J.U. 2 GP3A 01 1-2-1-2-01-xxx
IP3A 02 1-2-1-2-02-xxx
Pengguna Jaringan 3 Pengguna Jar utk air minum 01 1-2-1-3-01-xxx
Pengguna Jar utk industri 02 1-2-1-3-02-xxx
Pengguna Jar utk perikanan 03 1-2-1-3-03-xxx

Sumber Daya Manusia 2 Petugas OP status PNS 1 Nama & Jabatan petugas 01 1-2-2-1-01-xxx
Petugas OP Non PNS 2 Nama & Jabatan petugas 01 1-2-2-2-01-xxx

Bangunan Gedung 3 Bangunan Permanen 1 Kantor 01 1-2-3-1-01-xxx


Rumah Kantor 02 1-2-3-1-02-xxx
Rumah Dinas 03 1-2-3-1-03-xxx
Gudang 04 1-2-3-1-04-xxx
Bengkel Peralatan 05 1-2-3-1-05-xxx
Bangunan Semi Permanen 2 Kantor 01 1-2-3-2-01-xxx
Rumah Kantor 02 1-2-3-2-02-xxx
Rumah Dinas 03 1-2-3-2-03-xxx
Gudang 04 1-2-3-2-04-xxx
Bengkel Peralatan 05 1-2-3-2-05-xxx

Peralatan 4 Kendaraan Darat 1 Kend Bermotor Roda 4 01 1-2-4-1-01-xxx


Kend Bermotor Roda 2 02 1-2-4-1-02-xxx
Sepeda 03 1-2-4-1-03-xxx
Alat Komunikasi 2 Telpon 01 1-2-4-2-01-xxx
Hand Phone (HP) 02 1-2-4-2-02-xxx
Telpon Lokal 03 1-2-4-2-03-xxx
SSB 04 1-2-4-2-04-xxx
Handy Talky (HT) 05 1-2-4-2-05-xxx
Peralatan OP 3 Mesin Babat Rumput 01 1-2-4-3-01-xxx
AWRL 02 1-2-4-3-02-xxx
Pelskal 03 1-2-4-3-03-xxx
Penakar Hujan 04 1-2-4-3-04-xxx
Pilar HM 05 1-2-4-3-05-xxx
Pilar Batas Tanah 06 1-2-4-3-06-xxx
Papan Pasten 07 1-2-4-3-07-xxx
Papan Larangan 08 1-2-4-3-08-xxx
Portal/Palang Pintu/Patok 09 1-2-4-3-09-xxx
Alat Pemadat Tanah Bermesin 10 1-2-4-3-10-xxx

JDIH Kementerian PUPR


KODE ASET IRIGASI

Digit I : ASET IRIGASI Digit II : KELOMPOK ASET Digit III:SUB KELOMPOK ASET Digit IV:SUB SUB KELOMPOK ASET Digit V :JENIS ASET Digit VI s/d VIII: Nomor Urut tiap
Uraian Kode Uraian Kode Uraian Kode Uraian Kode Uraian Kode jenis dalam 1 DI/JIAT 001 s/d 999
Lahan 5 Perolehan Ganti Rugi 1 Sempadan Saluran Pembawa 01 1-2-5-1-01-xxx
Sempadan Saluran Drainase 02 1-2-5-1-02-xxx
Greenbelt Waduk 03 1-2-5-1-03-xxx
Lahan kosong 04 1-2-5-1-04-xxx
Bukan Perolehan Ganti Rugi2 Sempadan Sungai/Anak Sung 01 1-2-5-2-01-xxx
Rawa 02 1-2-5-2-02-xxx
Bekas Sungai/kali mati 03 1-2-5-2-03-xxx
Tanah timbul 04 1-2-5-2-04-xxx

Jar. Ir. Air Tanah (JIAT) 3 Jaringan Pembawa AT 1 Bangunan AT 1 Sumur Pompa 01 1-3-1-1-01-xxx
Box Pembagi 02 1-3-1-1-02-xxx
Pipa Naik 03 1-3-1-1-03-xxx
Ruas Saluran AT 2 Saluran Terbuka 01 1-3-1-2-01-xxx
Pipa 02 1-3-1-2-02-xxx

Jaringan Drainase AT 2 Ruas Saluran Drainase AT 1 Saluran Terbuka 01 1-3-2-1-01-xxx


Parit Alam 02 1-3-2-1-02-xxx
Bangunan Drainase AT 2 Gorong-Gorong 01 1-3-2-2-01-xxx
Jembatan 02 1-3-2-2-02-xxx

Aset Pendukung JIAT 4 Kelembagaan JIAT 1 Lembaga Pembina JIAT setempat


1 Nomenklatur Unit Org. 01 1-4-1-1-01-xxx
Petani Pemakai Air 2 P3A 01 1-4-1-2-01-xxx
Pengguna Jaringan 3 Pengguna Jar utk air minum 01 1-4-1-3-01-xxx
Pengguna Jar utk industri 02 1-4-1-3-02-xxx
Pengguna Jar utk perikanan 03 1-4-1-3-03-xxx

Sumber Daya Manusia 2 Pembina JIAT status PNS 1 Nama & Jabatan petugas 01 1-4-2-1-01-xxx
Pembina JIAT status Non-PNS
2 Nama & Jabatan petugas 01 1-4-2-2-01-xxx

Bangunan Gedung 3 Bangunan Permanen 1 Kantor 01 1-4-3-1-01-xxx


Rumah Kantor 02 1-4-3-1-02-xxx
Rumah Dinas 03 1-4-3-1-03-xxx
Gudang 04 1-4-3-1-04-xxx
Bengkel Peralatan 05 1-4-3-1-05-xxx
Bangunan Semi Permanen 2 Kantor 01 1-4-3-2-01-xxx
Rumah Kantor 02 1-4-3-2-02-xxx
Rumah Dinas 03 1-4-3-2-03-xxx
Gudang 04 1-4-3-2-04-xxx
Bengkel Peralatan 05 1-4-3-2-05-xxx

Peralatan 4 Kendaraan Darat 1 Kend Bermotor Roda 4 01 1-4-4-1-01-xxx


Kend Bermotor Roda 2 02 1-4-4-1-02-xxx
Sepeda 03 1-4-4-1-03-xxx
Alat Komunikasi 2 Telpon 01 1-4-4-2-01-xxx
Hand Phone (HP) 02 1-4-4-2-02-xxx
Telpon Lokal 03 1-4-4-2-03-xxx
SSB 04 1-4-4-2-04-xxx
Handy Talky (HT) 05 1-4-4-2-05-xxx
Peralatan OP 3 Mesin Babat Rumput 01 1-4-4-3-01-xxx
AWRL 02 1-4-4-3-02-xxx
Pelskal 03 1-4-4-3-03-xxx
Penakar Hujan 04 1-4-4-3-04-xxx
Pilar HM 05 1-4-4-3-05-xxx
Pilar Batas Tanah 06 1-4-4-3-06-xxx
Papan Pasten 07 1-4-4-3-07-xxx
Papan Larangan 08 1-4-4-3-08-xxx
Portal/Palang Pintu/Patok 09 1-4-4-3-09-xxx
Alat Pemadat Tanah Bermesin 10 1-4-4-3-10-xxx

JDIH Kementerian PUPR


KODE ASET IRIGASI

Digit I : ASET IRIGASI Digit II : KELOMPOK ASET Digit III:SUB KELOMPOK ASET Digit IV:SUB SUB KELOMPOK ASET Digit V :JENIS ASET Digit VI s/d VIII: Nomor Urut tiap
Uraian Kode Uraian Kode Uraian Kode Uraian Kode Uraian Kode jenis dalam 1 DI/JIAT 001 s/d 999
Jaringan Tersier 5 Jaringan Pembawa 1 Bangunan 1 Kode Bangunan Sadap J.U. Lihat di atas pilih yg sesuai
Box Pembagi 01 1-5-1-1-01-xxx
Ruas Saluran Tersier/Kwarter
2 Saluran Lining 01 1-5-1-2-01-xxx
Saluran Tanah 02 1-5-1-2-02-xxx

Jaringan Drainase AT 2 Ruas Saluran Drainase Tersier


1 Saluran Terbuka 01 1-5-2-1-01-xxx
Parit Alam 02 1-5-2-1-02-xxx
Bangunan Drainase Tersier 2 Gorong-Gorong 01 1-5-2-2-01-xxx
Jembatan 02 1-5-2-2-02-xxx

Aset Pendukung Tersier 6 Kelembagaan Tersier 1 Lembaga Pembina Tersier 1 Nomenklatur Unit Org. Seksi 01 1-6-1-1-01-xxx
Idem 1 tingkat di bawah 01 02 1-6-1-1-02-xxx
Idem 2 tingkat di bawah 01 03 1-6-1-1-03-xxx
Petani Pemakai Air 2 P3A 01 1-6-1-2-01-xxx
Pengguna Jaringan Tersier 3 Pengguna Jar utk air minum 01 1-6-1-3-01-xxx
Pengguna Jar utk industri 02 1-6-1-3-02-xxx
Pengguna Jar utk perikanan 03 1-6-1-3-03-xxx

Sumber Daya Manusia 2 Pembina Tersier status PNS 1 Nama & Jabatan petugas 01 1-6-2-1-01-xxx
Pembina Tersier status Non-PNS
2 Nama & Jabatan petugas 01 1-6-2-2-02-xxx

Bangunan Gedung 3 Bangunan Permanen 1 Kantor 01 1-6-3-1-01-xxx


Rumah Kantor 02 1-6-3-1-02-xxx
Rumah Dinas 03 1-6-3-1-03-xxx
Gudang 04 1-6-3-1-04-xxx
Bengkel Peralatan 05 1-6-3-1-05-xxx
Bangunan Semi Permanen 2 Kantor 01 1-6-3-2-01-xxx
Rumah Kantor 02 1-6-3-2-02-xxx
Rumah Dinas 03 1-6-3-2-03-xxx
Gudang 04 1-6-3-2-04-xxx
Bengkel Peralatan 05 1-6-3-2-05-xxx

Peralatan 4 Kendaraan Darat 1 Kend Bermotor Roda 4 01 1-6-4-1-01-xxx


Kend Bermotor Roda 2 02 1-6-4-1-02-xxx
Sepeda 03 1-6-4-1-03-xxx
Alat Komunikasi 2 Telpon 01 1-6-4-2-01-xxx
Hand Phone (HP) 02 1-6-4-2-02-xxx
Telpon Lokal 03 1-6-4-2-03-xxx
SSB 04 1-6-4-2-04-xxx
Handy Talky (HT) 05 1-6-4-2-05-xxx
Peralatan OP 3 Mesin Babat Rumput 01 1-6-4-3-01-xxx
AWRL 02 1-6-4-3-02-xxx
Pelskal 03 1-6-4-3-03-xxx
Penakar Hujan 04 1-6-4-3-04-xxx
Pilar HM 05 1-6-4-3-05-xxx
Pilar Batas Tanah 06 1-6-4-3-06-xxx
Papan Pasten 07 1-6-4-3-07-xxx
Papan Larangan 08 1-6-4-3-08-xxx
Portal/Palang Pintu/Patok 09 1-6-4-3-09-xxx
Alat Pemadat Tanah Bermesin 10 1-6-4-3-10-xxx

Disediakan untuk jenis-jenis


lain yang belum termasuk dst

JDIH Kementerian PUPR


JDIH Kementerian PUPR
FORM SIPAI-D01
INVENT JARINGAN
IDENTITAS DAERAH IRIGASI
TAHUN :_______

1 Nama Daerah Irigasi

2 Kewen./Kepem. Pemerintah, status: Pusat Provinsi Kab./Kota


Badan Usaha Badan Sosial P3A Desa Perseorangan
3 Nama kantor pengelola

4 Kode Daerah Irigasi

5 Wilayah Sungai
6 Kode Wilayah Sungai

7 Nama Sumber/Suplesi Air 1

8 Nama Sumber/Suplesi Air 2

9 Nama Sumber/Suplesi Air 3

10 Nama Sumber/Suplesi Air 4

Lokasi Bangunan Pengambilan :


11 Kode Kabupaten/Kota
12 Nama Kecamatan
13 Nama Desa

14 Penggunaan Jaringan Irigasi (beri tanda X dalam kotak yang sesuai) :

Irigasi Air minum Perikanan Air Industri

Lain-lain, sebutkan

15 Pola tanam (beri tanda X dalam kotak yang sesuai) :

Padi-Padi-Padi Padi-Padi-Palawija Padi-Palawija-Palawija

Padi-Padi Padi-Palawija Padi

16 Luas potensial ha
17 Luas fungsional ha
18 Luas terbangun jaringan utama ha
19 Luas terbangun jaringan tersier ha

20 Luas tanam 1 th yang lalu (khusus padi) Luas tanam diharapkan setelah pelaksanaan RPAI*
MT1 MT2 MT3 MT1 MT2 MT3
ha ha

21 Intensitas tanam (padi) % Intensitas tanam (padi) %

22 Catatan

*Rencana Pengelolaan Aset Irigasi 5 th: meliputi perbaikan dan penggantian aset jaringan & peningkatan aset pendukung.

JDIH Kementerian PUPR


Petunjuk pengisian FORM SIPAI-DO1 IDENTITAS DAERAH IRIGASI

No. Petunjuk Pengisian


1 Nama DI sesuai dengan PERMEN PUPR NOMOR 14/PRT/M/2015
TENTANG KRITERIA STATUS DAERAH IRIGASI
2 Kalau jaringan irigasi milik pemerintah, yang di bawah kewenangan
Pusat contreng kotak Pemerintah dan kotak Pusat, kalau
kewenangan Provinsi contreng kotak Provinsi, kalau kewenangan
Kabupaten/Kota contreng kotak Kab./Kota. Kalau kepemilikan Badan
Usaha atau yang lain contreng kotak yang sesuai.
3 Misalnya ; Dinas Pekerjaan Umum dan Kabupaten X atau Balai Besar
Wilayah Sungai Y.
4 Lihat Lampiran 1 Bagian C Kode Aset Irigasi, PERMEN PUPR NOMOR
23/PRT/M/2015, TENTANG PENGELOLAAN ASET IRIGASI.
5 Lihat PERMEN PUPR NOMOR 04/PRT/M/2015 TENTANG KRITERIA
DAN PENETAPAN WILAYAH SNGAI
6 Idem
7-10 Isi nama sungai, danau atau air tanah.
11-13 Cukup jelas
14 Contreng kotak yang sesuai.
15 Contreng pola tanam sesuai yang direncanakan waktu pembangunan
jaringan.
16 Luas maximum yang direncanakan dapat dilayani.
17 Luas kenyataan yang pada tahun lalu dapat dilayani.
18 Luas kenyataan yang saat ini dapat dilayani dengan terbangunnya
jaringan irigasi sampai jaringan sekunder.
19 Luas kenyataan yang saat ini telah dibangun jaringan tersiernya.
20 Bagian-1: Luas tanam padi pada 1 tahun sebelum pengisian formulir,
menurut musim tanamnya, yaitu pada MT1, MT2, dan MT3
(tergantung berapa musim tanam setiap tahun)
Bagian-2: Luas tanam padi yang diharapkan apabila RPAI (Rencana
Pengelolaan Aset Irigasi) telah selesai dilaksanakan dalam 5 tahun.
RPAI adalah rencana 5 tahunan yang dihasilkan dari data inventarisasi
aset irigasi ini, yang memuat antara lain rencana perbaikan dan
penggantian aset-aset irigasi beserta pemenuhan kebutuhan aset-aset
pendukungnya, misalnya keberadaan P3A, tenaga-tenaga operator
lapangan, beserta perlengkapan yang diperlukan.
21 Bagian-1: Angka intensitas tanam padi dari seluruh areal DI sekarang.
Bagian-2: Angka intensitas tanam padi dari seluruh areal DI yang
diharapkan setelah RPAI selesai dilaksanakan dalam 5 tahun.
22 Isilah secara singkat hal-hal yang perlu diketahui selain data tersebut
di atas, misalnya : Terjadi bencana alam gempa tahun lalu hingga
terjadi kerusakan parah pada sebagian besar jaringan; atau Sumber
air sangat mengecil saat MT2 dan MT3 akibat penggundulan hutan di
daerah tangkapan sungai; dsb.

JDIH Kementerian PUPR


FORM SIPAI-D02 Lembar ke__
DATA KETERSEDIAAN AIR
DATA
TAHUN :_______

NAMA BANGUNAN UTAMA di sungai


(Bendungan, bendung, pompa)

Qintake
Qintake renc
No. Bulan Periode Qsumber (m3/det) relisasi % Real/Renc Keterangan
(m3/det)
(m3/det)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)=(6)/(5) (8)
1
1 Januari 2
3
1
2 Februari 2 MT I
3
1
3 Maret 2
3
1
4 April 2
3
1
5 Mei 2
3
1
6 Juni 2 MT II
3
1
7 Juli 2
3
1
8 Agustus 2
3
1
9 September 2
3
1
10 Oktober 2 MT III
3
1
11 November 2
3
1
12 Desember 2 MT I
3
Catatan : Periode dapat 10 harian atau 15 harian tergantung kebiasaan daerah masing-masing
Batas Musim Tanam (MT) I, MT II, dan MT III tergantung daerah masing-masing
Pada inventarisasi PAI pertama kali diisikan data 5 tahun kebelakang, pada inventarisasi
tahun-tahun berikutnya hanya data terakhir.
Bila tidak mencukupi format ini dapat diperpanjang/di-copy lagi.

Tanggal pengisian data : Tanda tangan Penanggung Jawab :


Nama Penanggung Jawab :

JDIH Kementerian PUPR


Petunjuk pengisian FORM SIPAI-DO2 DATA KETERSEDIAAN AIR

No.
Petunjuk pengisian
kolom
Data tahun untuk inventarisasi dalam rangka PAI yang pertama kali dilaksanakan, diisi
data ketersediaan air selama minimal 5 tahun kebelakang untuk dapat memberi
gambaran sumber air beserta fluktuasinya. Untuk tahun-tahun inventarisasi selanjutnya
hanya diperlukan data pada 1 tahun terakhir saja.
Yang disebut bangunan utama adalah bangunan penangkap air dari sumber air yang
dapat berupa bendungan / waduk, bendung, atau pun pompa. Sumber air dapat berupa
sungai, danau, atau air tanah.
Sumber air dari satu DI dapat berasal lebih dari satu sumber yaitu melalui suplesi-suplesi.
Sumber air suplesi tersebut perlu pula diinventarisasi tetapi hanya yang dianggap cukup
besar dan memang telah dibuatkan bangunan penangkap airnya.
Di beberapa tempat cucuran air hujan dimasukkan ke dalam saluran guna menambah
debit, namun sumber air seperti itu tidak perlu untuk diinventarisasi.
2 Cukup jelas
3 Periode pemberian air dapat 10 atau 15 harian bergantung dari kebiasaan daerah
masing-masing.
4 Untuk sumber berupa waduk dan danau adalah debit pemasukan dari sungai. Dalam hal
bendung Qsumber adalah debit limpasan ditambah Q kenyataan pengambilan di intake.
Untuk sumber berupa air tanah kolom ini dikosongkan.
5 Debit pengambilan intake yang direncanakan pada setiap periode pemberian air.
6 Debit kenyataan yang direalisasikan di intake pada setiap periode pemberian air.
7 Cukup jelas.
8 Bulan-bulan MT1, MT2, dan MT3 tergantung kenyataan.

JDIH Kementerian PUPR


FORM SIPAI-D03 Lembar ____
DAFTAR FOTO
INVENT JARINGAN
TAHUN :_______ D.I. _______________________________

Tgl Pemo-
tretan
Nama File Foto Kode Aset Keterangan

JDIH Kementerian PUPR


Petunjuk pengisian FORM SIPAI-DO3 DAFTAR FOTO
No. Petunjuk pengisian
Daftar ini hanya untuk memudahkan pencatatan saat melakukan pengambilan foto digital
di lapangan. Sebagaimana diketahui hasil pemotretan dengan kamera digital hanya
memberikan angka-angka nomor pada masing-masing foto. Bilamana hal tersebut tidak
disertai pencatatan yang rapi, dikawatirkan terjadi kekeliruan antara gambar dan nama
obyek yang sesungguhnya dimaksudkan.
Foto-foto langsung masuk kedalam file di komputer dan selanjutnya diproses untuk
dimasukkan ke dalam pangkalan data atau database.
Kolom tanggal pemotretan untuk menyesuaikan dengan tanggal yang ada di kamera yang
biasanya terekam di gambar foto.
Kolom nama file foto hendaknya dibuat hingga memudahkan pencarian kembali lokasi
yang difoto.
Kode aset diisi bila telah tersedia bilamana belum dicatat nama aset bangunan, ruas
saluran, atau jenis aset yang lain.
Keterangan dapat dicatat darisisi mana foto diambil, atau kerusakan di bagian mana dari
aset yang sekiranya perlu diexpose.
Pemotretan tidak perlu dilakukan setahun sekali sesuai dengan jadwal inventarisasi aset
jaringan, kecuali terjadi perubahan pada obyek. Perubahan tersebut dapat berupa yang
semula baik menjadi rusak atau yang semula rusak menjadi baik, yang semula tidak
karatan menjadi karatan, dsb.

JDIH Kementerian PUPR


FORM SIPAI-BU01 Lembar 1/2
INVENT JARINGAN
ASET BENDUNGAN
TAHUN :_______ D.I. _____________________________

Keterangan Umum
1 Nama Bendungan
2 Kode Aset BMN BMD
X=bujur Y=lintang Z=elevasi
3 Koordinat lokasi (dari GPS)

Jenis Bendungan :
4 Konstruksi (beri tanda X) : Urugan Tanah Urugan Batu + Inti Tanah
Gavitasi Beton Busur Beton
Lainnya, sebutkan
5 Fungsi Layanan : Irigasi Irigasi + PLTA
Irigasi + Air Bersih Irigasi + Air Bersih + PLTA
Irigasi + Pengendali Banjir
Irigasi + Pengendali Banjir + Air Bersih
Irigasi + Pengendali Banjir + Air Bersih + PLTA
6 Luas areal layanan irigasi ha
7 Jenis pelimpah : Pelimpah Langsung Pel. Berpintu
Pel. Morning Glory Pel. Samping

Dimensi
8 Tinggi badan bendungan (H) m
9 Lebar puncak bendungan(B) m
10 Panjang bendungan (L) m
11 Luas Genangan waduk m2
12 Panjang mercu pelimpah m
13 Luas lubang pintu intake m2
14 Tenaga angkat pintu PLN Genset Manual
B L

Foto digital
Foto yang diperlukan : (1) pemandangan bendungan dari arah hilir, max. 2 foto;
(2) kerusakan yang ada, 1 foto per jenis kerusakan. Buatkan nama file dan keterangan masing-masing.
15 Foto sudah / belum diambil dan dicatat dalam Daftar Foto Dokumentasi.

Umur Aset
16 Selesai dibangun tahun

Catatan : Lembar 1/2 ini hanya diisi pada saat pertama kali inventarisasi dalam rangka PAI, untuk
inventarisasi tahun-tahun selanjutnya yang diisi hanya lembar 2/2.
Halaman 2/2 untuk semua aset jaringan dipergunakan Blanko Lembar 2/2 dengan mengisi jenis aset
sesuai dengan lembar 1/2.

JDIH Kementerian PUPR


JDIH Kementerian PUPR
FORM SIPAI-BU02 Lembar 1/2
INVENT JARINGAN
ASET BENDUNG
TAHUN :_______ D.I. _______________________________

Keterangan Umum
1 Nama Bendung
2 Kode Aset BMN BMD
X=bujur Y=lintang Z=elevasi
3 Koordinat lokasi (dari GPS)
4 Tipe Bendung : Bendung Tetap Bendung Gerak Bendung Karet Bendung Gergaji

Bendung Balok Sekat Bendung Bronjong

5 Mercu : Mercu bulat Ambang lebar Ogee Lainnya:

6 Kolam olak Tipe USBR iv Tipe USBR iii Blok Halang Vlugter Lainnya

7 Material tubuh bendung Pasangan Batu Beton Bertulang


Dimensi
Penguras1) Intake ke saluran
Uraian Bendung Gerak
Kiri Kanan Kiri Kanan
8 Jumlah lubang pintu/Skotbalk
9 Bahan Konstruksi pintu2)
10 Tenaga Pengangkat3)

11 Dimensi setiap pintu (m) L= T= L= T= L= T= L= T= L= T=


12 Luas layanan (ha)
13 Debit Desain (m3/det)
1 2
) Hanya untuk bendung dengan mercu tetap ) Diisi angka 1 untuk Besi, 2 untuk Kayu, 3 untuk Beton
3
) Diisi angka 1 untuk PLN, 2 untuk Genset, 3 untuk Manual L= Lebar. T= Tinggi
14 Tinggi bendung (h=h1-h2) m Lebar mercu bendung (b) m

BENDUNG GERAK

BENDUNG TETAP

Foto digital
Foto yang diperlukan : (1) pemandangan umum bendung dari hilir ke arah hulu, max. 2 foto;
(2) kerusakan yang ada, 1 foto per jenis kerusakan. Buatkan nama file dan keterangan masing-masing.
15 Foto sudah / belum diambil dan dicatat dalam Daftar Foto Dokumentasi.
Umur Aset
16 Selesai dibangun tahun

Catatan : Lembar 1/2 ini hanya diisi pada saat pertama kali inventarisasi dalam rangka PAI, untuk
inventarisasi tahun-tahun selanjutnya yang diisi hanya lembar 2/2.
Halaman 2/2 untuk semua aset jaringan dipergunakan Blanko Lembar 2/2 dengan mengisi jenis aset
sesuai dengan lembar 1/2.

JDIH Kementerian PUPR


JDIH Kementerian PUPR
FORM SIPAI-BU03 Lembar 1/2
ASET POMPA ELEKTRIK
INVENT JARINGAN
TAHUN :_______ D.I. _______________________________

Keterangan Umum
1 Nomenklatur bangunan di saluran
2 Kode Aset BMN BMD
X=bujur Y=lintang Z=elevasi
3 Koordinat lokasi (GPS)

RUMAH POMPA

Hd

Dimensi

4 Jumlah Unit Pompa Unit


5 Jenis Pompa (beri tanda X) Pompa Air Permukaan Pompa Air Tanah
6 Qdesain masing2 unit m3/det (rata2)
7 Hdesain (Hd) m
8 Panjang Rumah Pompa m
9 Lebar Rumah Pompa m
10 Daya dari (beri tanda X) PLN Genset
11 Luas areal layanan ha

Foto digital
Foto yang diperlukan : (1) pemandangan umum pompa di luar dan di dlam rumah pompa , max. 2 foto;
(2) kerusakan yang ada, 1 foto per jenis kerusakan. Buatkan nama file dan keterangan masing-masing.
12 Foto sudah / belum diambil dan dicatat dalam Daftar Foto Dokumentasi.

Umur Aset
13 Selesai dibangun tahun

Catatan : Lembar 1/2 ini hanya diisi pada saat pertama kali inventarisasi dalam rangka PAI, untuk
inventarisasi tahun-tahun selanjutnya yang diisi hanya lembar 2/2.
Halaman 2/2 untuk semua aset jaringan dipergunakan Blanko Lembar 2/2 dengan mengisi jenis aset
sesuai dengan lembar 1/2.

JDIH Kementerian PUPR


JDIH Kementerian PUPR
FORM SIPAI-BU04 Lembar 1/2
ASET POMPA HIDROLIK
INVENT JARINGAN
TAHUN :_______ D.I. _______________________________

Keterangan Umum
1 Nomenklatur bangunan di saluran
2 Kode Aset BMN BMD
X=bujur Y=lintang Z=elevasi
3 Koordinat lokasi (GPS)
MA Hilir

MA Hulu
MA Sal. Primer

Hd

POMPA HIDROLIK

Dimensi

4 Jumlah Unit Pompa Unit


5 Jenis Pompa (ber tanda X) Pompa Gravitasi Pompa Impact
6 Qdesain masing2 unit m3/det (rata2)
7 Hdesain (Hd) m
8 Luas areal layanan ha

Foto digital
Foto yang diperlukan : (1) pemandangan umum pompa, max. 2 foto;
(2) kerusakan yang ada, 1 foto per jenis kerusakan. Buatkan nama file dan keterangan masing-masing.
9 Foto sudah / belum diambil dan dicatat dalam Daftar Foto Dokumentasi.

Umur Aset
10 Selesai dibangun tahun

Catatan : Lembar 1/2 ini hanya diisi pada saat pertama kali inventarisasi dalam rangka PAI, untuk
inventarisasi tahun-tahun selanjutnya yang diisi hanya lembar 2/2.
Halaman 2/2 untuk semua aset jaringan dipergunakan Blanko Lembar 2/2 dengan mengisi jenis aset
sesuai dengan lembar 1/2.

JDIH Kementerian PUPR


FORM SIPAI-BU05 Lembar 1/2
ASET BANGUNAN BAGI / SADAP
INVENT JARINGAN
TAHUN :_______ D.I. _______________________________

Keterangan Umum
1 Nomenklatur bangunan di saluran
Bangunan ini merupakan (beri tanda X pada kotak yang sesuai) :
2 Bangunan Bagi Sadap Kode-kode untuk salah satu bangunan tsb :
Bangunan Bagi Kode Aset
Bangunan Sadap Kode BMN
Bangunan Sadap Langsung Kode BMD'
Bangunan Akhir Sekunder
X=lintang Y=bujur Z=elevasi
3 Koordinat lokasi (GPS)
Dimensi

4 Jumlah cabang Sekunder

5 Jumlah cabang Tersier

6 Saluran 1 berlanjut ? (ya/tidak)


(unruk bangun akhir sek.: tidak)

BANG. AKHIR
Jumlah Pintu

Daya angkat
Sal di sketsa

Bahan Pintu

Tinggi tiap

Ukur debit
Nama Saluran (arah
Lebar tiap

pintu (m)
Pintu (m)
Layanan
(m3/det)
Qdesain

Jenis B.
jarum jam mulai dari
pintu
Luas

sal. 1)
(ha)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
7 1
8 2
9 3
10 4
11 5
12 6
13 7
14 8
15 9
Isilah kolom (6) dengan angka : 0=Tidak ada; 1=Kayu; 2=Besi; 3=Skotbalok;
Isilah kolom (9) dengan angka : 1=PLN; 2=Genset; 3=Manual
Isilah kolom (10) dengan angka : 0=Tidak ada; 1=Romijn; 2=Cipoletti; 3=Crump de Gruyter; 4=Parshall;
5=CHO (Constant Head Orifice); 6=Drempel
Kolom (3) & (4) lihat Form isian untuk saluran yang sama.
16 Bahan bangunan sipil (beri tanda X di kotak yang sesuai) :
Beton Pas. Batu
Lain-lain, sebutkan
Foto digital
Foto yang diperlukan : (1) pemandangan umum bangunan dari hilir ke arah hulu, max. 2 foto;
(2) kerusakan yang ada, 1 foto per jenis kerusakan. Buatkan nama file dan keterangan masing-masing.
17 Foto sudah / belum diambil dan dicatat dalam Daftar Foto Dokumentasi.
Umur Aset
18 Selesai dibangun tahun

Catatan : Lembar 1/2 ini hanya diisi pada saat pertama kali inventarisasi dalam rangka PAI, untuk
inventarisasi tahun-tahun selanjutnya yang diisi hanya lembar 2/2.
Halaman 2/2 untuk semua aset jaringan dipergunakan Blanko Lembar 2/2 dengan mengisi jenis aset
sesuai dengan lembar 1/2.

JDIH Kementerian PUPR


JDIH Kementerian PUPR
FORM SIPAI-BP01 Lembar 1/2
INVENT JARINGAN
ASET KANTONG LUMPUR
TAHUN :_______ D.I. _______________________________

Keterangan Umum
1 Nomenklatur Bangunan di saluran Primer

2 Kode Aset BMN BMD


X=bujur Y=lintang Z=elevasi
3 Koordinat lokasi (GPS) (pintu penguras)

Bendung

Sungai

Intake

Panjang sal. Pengendap

P.Penguras

B.Ukur

Sal.Primer

Dimensi
4 Panjang sal. Pengendap lumpur m
5 Lebar saluran rata-rata m
6 Jumlah pintu penguras bh
7 Dimensi pintu penguras masing-2 L= T= m (L=Lebar; T=Tinggi)
8 Daya pengangkat pintu penguras : PLN Genset Manual
9 Luas layanan saluran primer ha
10 Bahan bangunan sipil : (beri tanda X di kotak yang sesuai) :
Beton Pas. Batu
Lain-lain, sebutkan
11 Bahan pintu penguras : Besi Kayu

Foto digital (diisi saat inventarisasi pertama/bila ada perubahan kemudian)


Foto yang diperlukan : (1) pemandangan umum kantong lumpur, max. 2 foto;
(2) kerusakan yang ada, 1 foto per jenis kerusakan. Buatkan nama file dan keterangan masing-masing.
12 Foto sudah / belum diambil dan dicatat dalam Daftar Foto Dokumentasi.

Umur Aset
13 Selesai dibangun tahun

Catatan : Lembar 1/2 ini hanya diisi pada saat pertama kali inventarisasi dalam rangka PAI, untuk
inventarisasi tahun-tahun selanjutnya yang diisi hanya lembar 2/2.
Halaman 2/2 untuk semua aset jaringan dipergunakan Blanko Lembar 2/2 dengan mengisi jenis aset
sesuai dengan lembar 1/2.

JDIH Kementerian PUPR


JDIH Kementerian PUPR
FORM SIPAI-BP02 Lembar 1/2
INVENT JARINGAN
ASET BANGUNAN UKUR
TAHUN :_______ D.I. _______________________________

Keterangan Umum
1 Nomenklatur bangunan

2 Di saluran Primer/Induk*) Sekunder*) Nama


*)Beri tanda X yang sesuai
3 Kode Aset BMN BMD
X=bujur Y=lintang Z=elevasi
4 Koordinat lokasi (GPS)

BANG. UKUR AMBANG LEBAR

Dimensi
5 Jenis bangunan ukur Isilah angka : 1 = Romijn
2 = Cipoletti
3 = Crump de Gruyter
4 = Parshall
5 = CHO (Constant Head Orifice)
6 = Drempel/Ambang lebar

6 Lebar ambang (b) m

7 Tinggi ambang (p) m

8 Q desain m3/det

9 Luas areal layanan ha

Foto digital
Foto yang diperlukan : (1) pemandangan umum bangunan, max. 2 foto;
(2) kerusakan yang ada, 1 foto per jenis kerusakan. Buatkan nama file dan keterangan masing-masing.
10 Foto sudah / belum diambil dan dicatat dalam Daftar Foto Dokumentasi.

Umur Aset
11 Selesai dibangun tahun

Catatan : Lembar 1/2 ini hanya diisi pada saat pertama kali inventarisasi dalam rangka PAI, untuk
inventarisasi tahun-tahun selanjutnya yang diisi hanya lembar 2/2.
Halaman 2/2 untuk semua aset jaringan dipergunakan Blanko Lembar 2/2 dengan mengisi jenis aset
sesuai dengan lembar 1/2.

JDIH Kementerian PUPR


JDIH Kementerian PUPR
FORM SIPAI-BP03 Lembar 1/2
INVENT JARINGAN
ASET BANGUNAN TERJUNAN
TAHUN :_______ D.I. _______________________________

Keterangan Umum
Bang. Terjunan ini termasuk : (beri tanda X di kotak yang sesuai)
1 a. Bang. Terjunan di sal.Pembawa Kode Aset :
Nama Saluran (Primer/Sek)
Nomenklatur Bang. Kode BMN :
2 b. Bang. Terjunan di sal.Drainase
Nama Saluran (Primer/Sek) Kode BMD :
Nomenklatur Bang.

X=bujur Y=lintang Z=elevasi


3 Koordinat lokasi (GPS)

Dimensi

4 Lebar bangunan (b) m


5 Tinggi terjun (H) m
6 Qdesain m3/det (lihat form isian untuk saluran yang sama)

7 Luas areal layanan saluran ha (lihat form isian untuk saluran yang sama)

8 Bahan bangunan sipil (beri tanda X di kotak yang sesuai)

Beton Pas. Batu


Lain-lain, sebutkan

Foto digital
Foto yang diperlukan : (1) pemandangan umum bangunan, max. 2 foto;
(2) kerusakan yang ada, 1 foto per jenis kerusakan. Buatkan nama file dan keterangan masing-masing.
9 Foto sudah / belum diambil dan dicatat dalam Daftar Foto Dokumentasi.

Umur Aset
10 Selesai dibangun tahun

Catatan : Lembar 1/2 ini hanya diisi pada saat pertama kali inventarisasi dalam rangka PAI, untuk
inventarisasi tahun-tahun selanjutnya yang diisi hanya lembar 2/2.
Halaman 2/2 untuk semua aset jaringan dipergunakan Blanko Lembar 2/2 dengan mengisi jenis aset
sesuai dengan lembar 1/2.

JDIH Kementerian PUPR


JDIH Kementerian PUPR
FORM SIPAI-BP04 Lembar 1/2
INVENT JARINGAN
ASET GOT MIRING
TAHUN :_______ D.I. _______________________________

Keterangan Umum
Bang. Terjunan di Nama Saluran (Primer/Sek) Nomenklatur Bang. Kode Aset
1 a. Sal.Pembawa

2 b. Sal.Drainase

X=bujur Y=lintang Z=elevasi


3 Koordinat lokasi (GPS)

Dimensi

Profil Got Miring


b
h

4 Lebar got (b) m


5 Tinggi got (h) m
6 Panjang got (L) m
7 Tinggi jatuh (H) m
8 Qdesain m3/det (lihat form isian untuk saluran yang sama)

9 Luas areal layanan saluran ha (lihat form isian untuk saluran yang sama)

Bahan bangunan sipil (beri tanda X di kotak yang sesuai)

10 Beton Pas. Batu


Lain-lain, sebutkan

Foto digital (diisi saat inventarisasi pertama/bila ada perubahan kemudian)


Foto yang diperlukan : (1) pemandangan umum bangunan, max. 2 foto;
(2) kerusakan yang ada, 1 foto per jenis kerusakan. Buatkan nama file dan keterangan masing-masing.
11 Foto sudah / belum diambil dan dicatat dalam Daftar Foto Dokumentasi.

Umur Aset
12 Selesai dibangun tahun

Catatan : Lembar 1/2 ini hanya diisi pada saat pertama kali inventarisasi dalam rangka PAI, untuk
inventarisasi tahun-tahun selanjutnya yang diisi hanya lembar 2/2.
Halaman 2/2 untuk semua aset jaringan dipergunakan Blanko Lembar 2/2 dengan mengisi jenis aset
sesuai dengan lembar 1/2.

JDIH Kementerian PUPR


JDIH Kementerian PUPR
FORM SIPAI-BP05 Lembar 1/2
INVENT JARINGAN
ASET SIPHON
TAHUN :_______ D.I. _______________________________

Keterangan Umum
1 Nomenklatur bangunan
2 Kode Aset BMN BMD
3 Nama saluran yang diseberangkan
4 Nama sungai/saluran/jalan/lainnya yang diseberangi
X=bujur Y=lintang Z=elevasi
5 Koordinat lokasi (GPS)

Dimensi

Pintu Pengatur

Pintu Pembuang

5 Lebar lubang (b) m atau Diameter m


6 Tinggi lubang (h) m
7 Panjang lubang (L) m
8 Jumlah lubang bh
9 Q desain m3/det (lihat form isian untuk saluran yang sama)

10 Luas areal layanan ha (lihat form isian untuk saluran yang sama)

11 Dimensi setiap pintu pengatur L= T= m


12 Dimensi setiap pintu pembuang L= T= m L=Lebar; T=Tinggi
13 Bahan bangunan sipil (beri tanda X di kotak yang sesuai)
Beton Pas. Batu
Lain-lain, sebutkan
14 Bahan pintu : Besi Kayu
Foto digital
Foto yang diperlukan : (1) pemandangan umum bangunan, max. 2 foto;
(2) kerusakan yang ada, 1 foto per jenis kerusakan. Buatkan nama file dan keterangan masing-masing.
15 Foto sudah / belum diambil dan dicatat dalam Daftar Foto Dokumentasi.
Umur Aset
16 Selesai dibangun tahun

Catatan : Lembar 1/2 ini hanya diisi pada saat pertama kali inventarisasi dalam rangka PAI, untuk
inventarisasi tahun-tahun selanjutnya yang diisi hanya lembar 2/2.
Halaman 2/2 untuk semua aset jaringan dipergunakan Blanko Lembar 2/2 dengan mengisi jenis aset
sesuai dengan lembar 1/2.

JDIH Kementerian PUPR


JDIH Kementerian PUPR
FORM SIPAI-BP06 Lembar 1/2
INVENT JARINGAN
ASET TALANG
TAHUN :_______ D.I. _______________________________

Keterangan Umum
1 Nomenklatur bangunan Talang

2 Kode Aset BMN BMD

3 Nama saluran yang diseberangkan

4 Nama sungai/saluran/jalan/lainnya yang diseberangi

X=bujur Y=lintang Z=elevasi


5 Koordinat (GPS)

Dimensi

6 Lebar talang (b) m (lihat form isian untuk saluran yang sama)

7 Tinggi talang (h) m (lihat form isian untuk saluran yang sama)

8 Panjang talang (L) m


9 Qdesain m3/det
10 Luas areal ayanan ha

11 Bahan bangunan sipil (beri tanda X di kotak yang sesuai)

Beton Pas. Batu


Lain-lain, sebutkan

Foto digital (diisi saat inventarisasi pertama/bila ada perubahan kemudian)


Foto yang diperlukan : (1) pemandangan umum bangunan, max. 2 foto;
(2) kerusakan yang ada, 1 foto per jenis kerusakan. Buatkan nama file dan keterangan masing-masing.
12 Foto sudah / belum diambil dan dicatat dalam Daftar Foto Dokumentasi.

Umur Aset (diisi saat inventarisasi pertama)


13 Selesai dibangun tahun

Catatan : Lembar 1/2 ini hanya diisi pada saat pertama kali inventarisasi dalam rangka PAI, untuk
inventarisasi tahun-tahun selanjutnya yang diisi hanya lembar 2/2.
Halaman 2/2 untuk semua aset jaringan dipergunakan Blanko Lembar 2/2 dengan mengisi jenis aset
sesuai dengan lembar 1/2.

JDIH Kementerian PUPR


JDIH Kementerian PUPR
FORM SIPAI-BP07 Lembar 1/2
INVENT JARINGAN
ASET GORONG-GORONG
TAHUN :_______ D.I. _______________________________

Keterangan Umum
Bang. Gorong-gorong ini termasuk : (beri tanda X di kotak yang sesuai)
1 a. Bang. Gorong-gorong di sal.Pembawa Kode Aset :
Nama Saluran (Primer/Sek)
Nomenklatur Bang. Kode BMN :
2 b. Bang. Gorong-gorong di sal.Drainase
Nama Saluran (Primer/Sek) Kode BMD :
Nomenklatur Bang.

X=bujur Y=lintang Z=elevasi


3 Koordinat lokasi (GPS)

Dimensi

4 Lebar lubang gorong-gorong (b) m atau Diameter m


5 Tinggi lubang gorong-gorong (h) m
6 Panjang gorong-gorong (L) m
7 Jumlah lubang bh
8 Qdesain m3/det (lihat form isian untuk saluran yang sama)
9 Luas areal layanan ha (lihat form isian untuk saluran yang sama)
10 Bahan bangunan sipil (beri tanda X di kotak yang sesuai)
Beton Pas. Batu
Lain-lain, sebutkan
Foto digital
Foto yang diperlukan : (1) pemandangan umum bangunan dari hilir ke arah hulu, max. 2 foto;
(2) kerusakan yang ada, 1 foto per jenis kerusakan. Buatkan nama file dan keterangan masing-masing.
11 Foto sudah / belum diambil dan dicatat dalam Daftar Foto Dokumentasi.
Umur Aset
12 Selesai dibangun tahun

Catatan : Lembar 1/2 ini hanya diisi pada saat pertama kali inventarisasi dalam rangka PAI, untuk
inventarisasi tahun-tahun selanjutnya yang diisi hanya lembar 2/2.
Halaman 2/2 untuk semua aset jaringan dipergunakan Blanko Lembar 2/2 dengan mengisi jenis aset
sesuai dengan lembar 1/2.

JDIH Kementerian PUPR


FORM SIPAI-BP08 Lembar 1/2
INVENT JARINGAN
ASET GORONG-GORONG SILANG
TAHUN :_______ D.I. _______________________________

Keterangan Umum
1 Nomenklatur bangunan

2 Terletak di saluran Primer/Induk/Sek. Pembawa*) Nama


*) Coret yang tidak perlu
3 Kode Aset BMN BMD
X=bujur Y=lintang Z=elevasi
4 Koordinat lokasi (GPS)

Dimensi

5 Tinggi lubang gorong-gorong (h) m


6 Lebar lubang gorong-gorong (b) m
7 Panjang gorong-gorong (L) m
8 Q desain saluran m3/det (lihat form isian untuk saluran yang sama)
9 Luas areal layanan ha (lihat form isian untuk saluran yang sama)
Bahan bangunan sipil (beri tanda X di kotak yang sesuai)
10 Beton Pas. Batu
Lain-lain, sebutkan

Foto digital
Foto yang diperlukan : (1) pemandangan umum bangunan dari hilir ke arah hulu, max. 2 foto;
(2) kerusakan yang ada, 1 foto per jenis kerusakan. Buatkan nama file dan keterangan masing-masing.
11 Foto sudah / belum diambil dan dicatat dalam Daftar Foto Dokumentasi.

Umur Aset
12 Selesai dibangun tahun

Catatan : Lembar 1/2 ini hanya diisi pada saat pertama kali inventarisasi dalam rangka PAI, untuk
inventarisasi tahun-tahun selanjutnya yang diisi hanya lembar 2/2.
Halaman 2/2 untuk semua aset jaringan dipergunakan Blanko Lembar 2/2 dengan mengisi jenis aset
sesuai dengan lembar 1/2.

JDIH Kementerian PUPR


JDIH Kementerian PUPR
FORM SIPAI-BP09 Lembar 1/2
INVENT JARINGAN
ASET PELIMPAH SAMPING
TAHUN :_______ D.I. _______________________________

Keterangan Umum
1 Nomenklatur bangunan

2 Di saluran Primer/Induk Sekunder*) Nama


*)Beri tanda X yang sesuai
3 Kode Aset BMN BMD

X=bujur Y=lintang Z=elevasi


4 Koordinat lokasi (GPS)

Dimensi

5 Tinggi jatuh (H) m

6 Lebar pelimpah (L) m

7 Terjunan & bak olakan (D) m

8 Qdesain saluran m3/det

9 Luas areal layanan ha


(No.8 & 9 lihat form isian
untuk saluran yang sama)

Bahan bangunan sipil (beri tanda X di kotak yang sesuai)


10 Beton Pas. Batu
Lain-lain, sebutkan

Foto digital
Foto yang diperlukan : (1) pemandangan umum bangunan dari hilir ke arah hulu, max. 2 foto;
(2) kerusakan yang ada, 1 foto per jenis kerusakan. Buatkan nama file dan keterangan masing-masing.
11 Foto sudah / belum diambil dan dicatat dalam Daftar Foto Dokumentasi.

Umur Aset
12 Selesai dibangun tahun

Catatan : Lembar 1/2 ini hanya diisi pada saat pertama kali inventarisasi dalam rangka PAI, untuk
inventarisasi tahun-tahun selanjutnya yang diisi hanya lembar 2/2.
Halaman 2/2 untuk semua aset jaringan dipergunakan Blanko Lembar 2/2 dengan mengisi jenis aset
sesuai dengan lembar 1/2.

JDIH Kementerian PUPR


JDIH Kementerian PUPR
FORM SIPAI-BP10 Lembar 1/2
INVENT JARINGAN
ASET PELIMPAH CORONG
TAHUN :_______ D.I. _______________________________

Keterangan Umum
1 Nomenklatur bangunan

2 Di saluran Primer/Induk Sekunder*) Nama


*)Beri tanda X yang sesuai
3 Kode Aset BMN BMD

X=bujur Y=lintang Z=elevasi


4 Koordinat lokasi (GPS)

Dimensi (diisi saat inventarisasi pertama/bila ada perubahan kemudian)

5 Lebar lubang gorong-gorong (b) m


6 Tinggi lubang gorong-gorong (h) m
7 Lebar corong pelimpah (a) m
8 Panjang corong pelimpah (b) m
9 Panjang gorong-gorong (L) m
10 Q desain saluran m3/det (lihat forn isian untuk saluran yang sama)
11 Luas areal pelayanan ha (lihat form isian untuk saluran yang sama)

Bahan bangunan sipil (beri tanda X di kotak yang sesuai)


12 Beton Pas. Batu
Lain-lain, sebutkan
Foto digital
Foto yang diperlukan : (1) pemandangan umum bangunan dari hilir ke arah hulu, max. 2 foto;
(2) kerusakan yang ada, 1 foto per jenis kerusakan. Buatkan nama file dan keterangan masing-masing.
13 Foto sudah / belum diambil dan dicatat dalam Daftar Foto Dokumentasi.
Umur Aset
14 Selesai dibangun tahun
Catatan : Lembar 1/2 ini hanya diisi pada saat pertama kali inventarisasi dalam rangka PAI, untuk
inventarisasi tahun-tahun selanjutnya yang diisi hanya lembar 2/2.
Halaman 2/2 untuk semua aset jaringan dipergunakan Blanko Lembar 2/2 dengan mengisi jenis aset
sesuai dengan lembar 1/2.

JDIH Kementerian PUPR


JDIH Kementerian PUPR
FORM SIPAI-BP11 Lembar 1/2
INVENT JARINGAN
ASET PINTU PEMBUANG
TAHUN :_______ D.I. _______________________________

Keterangan Umum
1 Nomenklatur bangunan

2 Di saluran Primer/Induk Sekunder*) Nama


*)Beri tanda X yang sesuai
3 Kode Aset BMN BMD

X=bujur Y=lintang Z=elevasi


4 Koordinat lokasi (GPS)

Dimensi

5 Tinggi jatuh (H) m


6 Terjunan & bak olakan (D) m
7 Lebar pintu pembuang (L) m
8 Q desain saluran m3/det

9 Luas areal layanan ha


(No.8 & 9 lihat form isian
untuk saluran yang sama)

10 Bahan bangunan sipil (beri tanda X di kotak yang sesuai)


Beton Pas. Batu
Lain-lain, sebutkan
Foto digital
Foto yang diperlukan : (1) pemandangan umum bangunan dari hilir ke arah hulu, max. 2 foto;
(2) kerusakan yang ada, 1 foto per jenis kerusakan. Buatkan nama file dan keterangan masing-masing.
11 Foto sudah / belum diambil dan dicatat dalam Daftar Foto Dokumentasi.
Umur Aset
12 Selesai dibangun tahun

Catatan : Lembar 1/2 ini hanya diisi pada saat pertama kali inventarisasi dalam rangka PAI, untuk
inventarisasi tahun-tahun selanjutnya yang diisi hanya lembar 2/2.
Halaman 2/2 untuk semua aset jaringan dipergunakan Blanko Lembar 2/2 dengan mengisi jenis aset
sesuai dengan lembar 1/2.

JDIH Kementerian PUPR


JDIH Kementerian PUPR
FORM SIPAI-BP12 Lembar 1/2
INVENT JARINGAN
ASET JEMBATAN
TAHUN :_______ D.I. _______________________________

Keterangan Umum
Pilih salah satu dari a, b, c, dan d yang sesuai :
1 Jemb.Orang di Nama saluran Nomenklatur Kode aset
2 a. Sal Pembawa
3 b. Sal Drainase BMN
4 Jemb.Desa di
5 c. Sal. Pembawa BMD
6 d. Sal. Drainase

X=bujur Y=lintang Z=elevasi


7 Koordinat lokasi (GPS)

Dimensi
L

8 Panjang jembatan L m
9 Lebar jembatan b m
10 Qdesain saluran
m3/det
11 Luas areal layanan saluran
ha
(No.12 & 13 lihat form isian untuk saluran yang sama)

Material bangunan:
12 Balok/gelagar
13 Lantai jembatan: b

14 Kepala jembatan/pilar
Untuk no. 14, 15, 16 isilah angka yang sesuai :
1 = beton
2 = pas. Batu
3 = kayu
4 = besi
5 = lainnya, sebutkan

Foto digital
Foto yang diperlukan : (1) pemandangan umum bangunan dari hilir ke arah hulu, max. 2 foto;
(2) kerusakan yang ada, 1 foto per jenis kerusakan. Buatkan nama file dan keterangan masing-masing.
15 Foto sudah / belum diambil dan dicatat dalam Daftar Foto Dokumentasi.

Umur Aset
16 Selesai dibangun tahun

Catatan : Lembar 1/2 ini hanya diisi pada saat pertama kali inventarisasi dalam rangka PAI, untuk
inventarisasi tahun-tahun selanjutnya yang diisi hanya lembar 2/2.
Halaman 2/2 untuk semua aset jaringan dipergunakan Blanko Lembar 2/2 dengan mengisi jenis aset
sesuai dengan lembar 1/2.

JDIH Kementerian PUPR


JDIH Kementerian PUPR
FORM SIPAI-BP13 Lembar 1/2
INVENT JARINGAN
ASET TEMPAT CUCI
TAHUN :_______ D.I. _______________________________

Keterangan Umum
1 Nomenklatur bangunan
2 Di saluran Primer/Induk Sekunder*) Nama
*)Beri tanda X yang sesuai
3 Kode Aset BMN BMD
X=bujur Y=lintang Z=elevasi
4 Koordinat lokasi (GPS)

Dimensi

5 Panjang tampat cuci (L) m


6 Lebar tempat cuci (b) m L
7 Tinggi tempat cuci (H) m

b
8 Luas areal layanan saluran
ha
H
(lihat form isian untuk saluran yang sama)

9 Material bangunan: Beton bertulang


(beri tanda X)
Pasangan Batu
Lainnya

sebutkan

Foto digital
Foto yang diperlukan : (1) pemandangan umum bangunan dari hilir ke arah hulu, max. 2 foto;
(2) kerusakan yang ada, 1 foto per jenis kerusakan. Buatkan nama file dan keterangan masing-masing.
10 Foto sudah / belum diambil dan dicatat dalam Daftar Foto Dokumentasi.

Umur Aset (diisi saat inventarisasi pertama)


11 Selesai dibangun tahun

Catatan : Lembar 1/2 ini hanya diisi pada saat pertama kali inventarisasi dalam rangka PAI, untuk
inventarisasi tahun-tahun selanjutnya yang diisi hanya lembar 2/2.
Halaman 2/2 untuk semua aset jaringan dipergunakan Blanko Lembar 2/2 dengan mengisi jenis aset
sesuai dengan lembar 1/2.

JDIH Kementerian PUPR


JDIH Kementerian PUPR
JDIH Kementerian PUPR
JDIH Kementerian PUPR
FORM SIPAI-S01 Lembar 1/2
INVENT JARINGAN
ASET SALURAN
TAHUN :_______ D.I. _______________________________

Keterangan Umum
1 Nama saluran
2 Ruas saluran dari bangunan s/d
3 Panjang saluran (L) pada ruas ini m
4 Saluran ini merupakan : (beri tanda X pada kotak yang sesuai)
a. Sal. Primer Pembawa b. Sal. Sekunder Pembawa c. Sal. Suplesi
d. Sal. Muka e. Sal. Primer Drainase f. Sal Sekunder Drainase
g. Sal. Pengelak Banjir Kode aset
5 BMN BMD

Dimensi
Profil tipe-1 Lining tipe-0

Lining tipe-1
Profil tipe-2

Profil tipe-3
Lining tipe-2

6 Data lapangan dari 1 ruas (m)


Tipe Tipe
b H Hl m Li La Panjang
profil lining Lining tipe-3

7 Luas layanan (ha) Lining tipe-4


8 Q max (m3/det)

Catatan : Inventarisasi jalur saluran dilakukan dengan


tracking menggunakan GPS.

Foto digital
9 Foto yang diperlukan : (1) pemandangan umum bangunan dari hulu ke arah hilir, max. 2 foto;
(2) kerusakan yang ada, 1 foto per jenis kerusakan. Buatkan nama file dan keterangan masing-masing.
Foto sudah / belum diambil dan dicatat dalam Daftar Foto Dokumentasi.

Umur Aset
10 Selesai dibangun tahun

Catatan : Lembar 1/2 ini hanya diisi pada saat pertama kali inventarisasi dalam rangka PAI, untuk
inventarisasi tahun-tahun selanjutnya yang diisi hanya lembar 2/2.
Halaman 2/2 untuk semua aset jaringan dipergunakan Blanko Lembar 2/2 dengan mengisi jenis aset
sesuai dengan lembar 1/2.

JDIH Kementerian PUPR


Petunjuk pengisian FORM SIPAI-S01 SALURAN

No. Petunjuk pengisian

1 Cukup jelas

2 Cukup jelas

3 Cukup jelas

4 Formulir isian ini dapat dipergunakan untuk bermacam-macam jenis saluran yaitu saluran di jaringan pembawa
dan saluran di jaringan drainase. Jenis-jenis saluran tersebut mempunyai kode aset yang berbeda. Contreng
kotak yang sesuai
Kode aset dapat dilihat pada daftar terlampir. Tiga digit terakhir merupakan nomor urut yang menunjukkan
banyaknya satu jenis aset (bangunan/saluran) dalam satu DI. Dalam aplikasi SIPAI secara interaktif kode
tersebut akan muncul sesuai dengan jenis asetnya dan tinggal memberikan nomor urutnya saja.

5 Kode BMN (Barang Milik Negara) dan BMD (Barang Milik Daerah) hanya diisi bila telah ada dan dimaksudkan
pula untuk membantu inventarisasi BMN/D bila diperlukan.

6 Dimensi profil melintang saluran tediri dari 2 komponen, yaitu kemponen profil pekerjaan tanah (tanggul) dan
komponen lining saluran Komponen profil tanggul disederhanakan hanya terbagi lagi dalam 3 tipe profil, yaitu
profil tipe-1 untuk saluran yang sepenuhnya merupakan timbunan, profil tipe-2 untuk saluran yang sebagian
berada dalam galian dan sebagian lagi dalam timbunan, dan profil tipe-3 untuk saluran yang sepenuhnya
merupakan galian.
Komponen lining untuk mudahnya dibagi menjadi 5 tipe, yaitu lining tipe-0 untuk saluran tanpa lining, lining tipe-
1 untuk saluran trapezium dengan lining di talud, lining tipe-2 untuk saluran trapezium dengan lining di talud dan
dasar, lining tipe-3 untuk saluran dengan lining tegak hanya di tepi saluran, dan lining tipe-4 untuk saluran
dengan lining tegak di tepi dan dasar saluran.
Untuk setiap saluran tentu terdiri dari kombinasi 2 jenis tipe tersebut, yaitu tipe profil dan tipe lining. Di dalam
satu ruas saluran yang ditinjau dapat terdiri dari beberapa kombinasi atau hanya satu kombinasi tergantung
keadaan lapangannya.
Tabel no. 6 meminta data untuk masing-masing kombinasi tersebut, mengenai : b = lebar dasar saluran, H =
tinggi tanggul dari dasar saluran, Hl = tinggi tanggul dari tanah asli, m = kemiringan talud, Li = lebar tanggul kiri,
La = lebar tanggul kanan, dan panjang masing-masing kombinasi tersebut. Pembagian komponen-komponen
ruas saluran tersebut untuk memudahkan perkiraan NAB dari ruas saluran yang ditinjau.

7 Luas layanan dari ruas saluran yang ditinjau.

8 Cukup jelas

9 Nomor ini untuk mengingatkan apakah aset yang bersangkutan sudah diambil fotonya atau belum. Bilamana
belum berarti dalam waktu yang tidak terlalau lama perlu diambil fotonya.

10 Tahun saat saluran mulai dioperasikan secara efektif.

JDIH Kementerian PUPR


FORM SIPAI-S02 Lembar 1/2
INVENT JARINGAN
ASET JALAN
TAHUN :_______ D.I. _______________________________

Keterangan Umum
1 Nama Jalan Inspeksi
2 Jalan ini merupakan : (beri tanda X pada salah satu kotak yang sesuai)
a. Jalan inspeksi pada Sal. Pembawa Kode aset

b. Jalan inspeksi pada Sal. Drainase BNM

c. Jalan Akses (menuju ke Bang. Air) BMD

3 Ruas jalan dari bangunan s/d


4 Panjang jalan pada ruas ini m

5 Koordinat GPS jalur (x;y)


Koordinat tidak perlu dicatat
Dalam hal jalan inspeksi di sini. Kotak ini hanya untuk
berada di tanggul saluran pemberitahuan dan untuk
koordinat ini tidak diper- ditandai bahwa koordinat
lukan. telah di ambil dengan GPS

Dimensi
Potongan melintang tipikal:
B

6 B= m

7 b= m

8 Luas areal layanan saluran/bangunan pada ruas ini (ha) ha


(lihat form isian untuk saluran yang sama)
9 Material perkerasan Jalan Inspeksi/akses :(beri tanda X di kotak yang sesuai)
Tanpa perkerasan Sirtu (Pasir + Batu) Aspal Beton
Lainnya, sebutkan :
Foto digital
Foto yang diperlukan : (1) pemandangan umum bangunan ke arah memanjang, max. 2 foto;
(2) kerusakan yang ada, 1 foto per jenis kerusakan. Buatkan nama file dan keterangan masing-masing.
10 Foto sudah / belum diambil dan dicatat dalam Daftar Foto Dokumentasi.
Umur Aset
11 Selesai dibangun tahun
Catatan : Lembar 1/2 ini hanya diisi pada saat pertama kali inventarisasi dalam rangka PAI, untuk
inventarisasi tahun-tahun selanjutnya yang diisi hanya lembar 2/2.
Halaman 2/2 untuk semua aset jaringan dipergunakan Blanko Lembar 2/2 dengan mengisi jenis aset
sesuai dengan lembar 1/2.

JDIH Kementerian PUPR


Petunjuk pengisian FORM SIPAI-S02 JALAN

No. Petunjuk pengisian

1 Cukup jelas

2 Formulir isian ini dapat dipergunakan untuk bermacam-macam jenis jalan yaitu jalan inspeksi di jaringan
pembawa, jalan inspeksi di jaringan drainase, dan jalan akses yaitu jalan yang menuju ke suatu bangunan air
irigasi. Jenis-jenis jalan tersebut mempunyai kode aset yang berbeda. Contreng kotak yang sesuai
Kode aset dapat dilihat pada daftar terlampir. Tiga digit terakhir merupakan nomor urut yang menunjukkan
banyaknya satu jenis aset (bangunan/saluran) dalam satu DI. Dalam aplikasi SIPAI secara interaktif kode
tersebut akan muncul sesuai dengan jenis asetnya dan tinggal memberikan nomor urutnya saja.
Kode BMN (Barang Milik Negara) dan BMD (Barang Milik Daerah) hanya diisi bila telah ada dan dimaksudkan
pula untuk membantu inventarisasi BMN/D bila diperlukan.

3 Bilamana tidak terdapat suatu bangunan dapat digunakan patok HM atau KM, dan bila patok juga tidak ada
dapat dipergunakan bangunan-bangunan umum / masyarakat yang mudah dikenali. Sebaiknya panjang ruas
jalan diambil tidak lebih dari 200 m atau menurut keadaan setempat,

4 Cukup jelas

5 Cukup jelas

6 Cukup jelas

7 Cukup jelas

8 Dipergunakan asumsi luas layanan jalan sama dengan luas layanan saluran yang ada di sisinya atau luas
layanan bangunan air irigasi yang dituju atau untuk jalan di sisi saluran drainase luas areal yang dapat
disalurkan kelebihan airnya
9 Cukup jelas

10 Nomor ini untuk mengingatkan apakah aset yang bersangkutan sudah diambil fotonya atau belum. Bilamana
belum berarti dalam waktu yang tidak terlalau lama perlu diambil fotonya.

11 Tahun saat jalan mulai dioperasikan secara efektif.

JDIH Kementerian PUPR


FORM SIPAI-S03 Lembar 1/2
INVENT JARINGAN
ASET TEROWONGAN
TAHUN :_______ D.I. _______________________________

Keterangan Umum
1 Nama saluran
2 Kode Aset BMN BMD
3 Ruas terowongan dari HM s/d HM
4 Panjang terowongan (L) pada ruas ini m
Terowongan ini adalah : (beri tanda X di kotak yang sesuai)
5 Sal. Primer/Induk Sal. Sekunder Sal. Suplesi
Sal. Muka
X=bujur Y=lintang
6 Koordinat : Titik awal terowongan
GPS Titik akhir terowongan

Dimensi
Potongan melintang tipikal:

LINGKARAN TAPAL KUDA SEGI-4

Bentuk penampang : (beri tanda X dalam kotak yang sesuai)


7 Lingkaran Diametar (D) m
8 Tapal kuda Lebar m Tinggi m
9 Segi-4 Lebar Tinggi
Data desain :
10 Qdesain m3/det
11 Kemiringan dasar
12 Luas areal layanan ha
13 Bahan lining : Tanpa lining Beton Pas. Batu

Foto digital
Foto yang diperlukan : (1) pemandangan umum bangunan dari hilir ke arah hulu, max. 2 foto;
(2) kerusakan yang ada, 1 foto per jenis kerusakan. Buatkan nama file dan keterangan masing-masing.
14 Foto sudah / belum diambil dan dicatat dalam Daftar Foto Dokumentasi.

Umur Aset
15 Selesai dibangun tahun

Catatan : Lembar 1/2 ini hanya diisi pada saat pertama kali inventarisasi dalam rangka PAI, untuk
inventarisasi tahun-tahun selanjutnya yang diisi hanya lembar 2/2.
Halaman 2/2 untuk semua aset jaringan dipergunakan Blanko Lembar 2/2 dengan mengisi jenis aset
sesuai dengan lembar 1/2.

JDIH Kementerian PUPR


Petunjuk pengisian FORM SIPAI-S03 TEROWONGAN

No. Petunjuk pengisian

1 Cukup jelas

2 Kode aset dapat dilihat pada daftar terlampir. Tiga digit terakhir merupakan nomor urut yang menunjukkan
banyaknya satu jenis aset (bangunan/saluran) dalam satu DI. Dalam aplikasi SIPAI secara interaktif kode
tersebut akan muncul sesuai dengan jenis asetnya dan tinggal memberikan nomor urutnya saja.
Kode BMN (Barang Milik Negara) dan BMD (Barang Milik Daerah) hanya diisi bila telah ada dan dimaksudkan
pula untuk membantu inventarisasi BMN/D bila diperlukan.

3 Cukup jelas

4 Cukup jelas

5 Cukup jelas

6 Cukup jelas

7-9 Contreng kotak yang sesuai dan tuliskan masing-masing dimensi pada kotak yang disediakan

10 Cukup jelas

11 Diperlukan data sekunder di kantor

12 Cukup jelas

13 Cukup jelas

14 Nomor ini untuk mengingatkan apakah aset yang bersangkutan sudah diambil fotonya atau belum. Bilamana
belum berarti dalam waktu yang tidak terlalau lama perlu diambil fotonya.

15 Tahun saat terowongan mulai dioperasikan secara efektif.

JDIH Kementerian PUPR


FORM SIPAI-S04 Lembar 1/2
INVENT JARINGAN
ASET TANGGUL
TAHUN :_______ D.I. _______________________________

Keterangan Umum
1 Nama Tanggul
2 Tanggul ini merupakan : (beri tanda X pada salah satu kotak yang sesuai)
a. Tanggul bendung Kode aset
b. Tanggul penutup BMN
c. Tanggul banjir BMD
3 Ruas tanggul dari HM s/d
4 Panjang tanggul (L) m

5 Koordinat GPS jalur (x;y)


Koordinat tidak perlu dicatat
di sini. Kotak ini hanya untuk
pemberitahuan dan untuk
ditandai bahwa koordinat
telah di ambil dengan GPS

Dimensi
Potongan melintang tipikal:

S. Primer K. Lumpur Tg. Kanan

Bendung
Tg. Banjir Tg. Kiri

Tg. Penutup

H
Dimensi menurut desain :
6 Lebar puncak tanggul (a) m
7 Tinggi tanggul max (H) m
8 Luas areal layanan bendung/terlindung oleh tanggul ha
Foto digital
Foto yang diperlukan : (1) pemandangan umum bangunan ke arah memanjang, max. 2 foto;
(2) kerusakan yang ada, 1 foto per jenis kerusakan. Buatkan nama file dan keterangan masing-masing.
9 Foto sudah / belum diambil dan dicatat dalam Daftar Foto Dokumentasi.
Umur Aset
10 Selesai dibangun tahun
Catatan : Lembar 1/2 ini hanya diisi pada saat pertama kali inventarisasi dalam rangka PAI, untuk
inventarisasi tahun-tahun selanjutnya yang diisi hanya lembar 2/2.
Halaman 2/2 untuk semua aset jaringan dipergunakan Blanko Lembar 2/2 dengan mengisi jenis aset
sesuai dengan lembar 1/2.

JDIH Kementerian PUPR


Petunjuk pengisian FORM SIPAI-SO4 TANGGUL

No. Petunjuk pengisian

1 Misalnya : Tanggul Kiri Bendung X atau Tanggul Penutup Bendung Y atau Tanggul Banjir Kiri Sungai Z.

2 Formulir isian ini dapat dipergunakan untuk ketiga jenis tanggul tersebut. Contreng kotak yang sesuai,
Ketiga jenis tanggul tersebut mempunyai kode aset yang berbeda.
Kode aset dapat dilihat pada daftar terlampir. Tiga digit terakhir merupakan nomor urut yang menunjukkan
banyaknya satu jenis aset (bangunan/saluran) dalam satu DI. Dalam aplikasi SIPAI secara interaktif kode
tersebut akan muncul sesuai dengan jenis asetnya dan tinggal memberikan nomor urutnya saja. Kode BMN
(Barang Milik Negara) dan BMD (Barang Milik Daerah) hanya diisi bila telah ada dan dimaksudkan pula untuk
membantu inventarisasi BMN/D bila diperlukan.

3 Cukup jelas

4 Cukup jelas

5 Koordinat lokasi diambil dengan tracking menggunakan GPS

6 Cukup jelas

7 Cukup jelas

8 Perkiraan berapa ha sawah yang dapat dilindungi dari tanggul yang ditinjau..

9 Nomor ini untuk mengingatkan apakah aset yang bersangkutan sudah diambil fotonya atau belum. Bilamana
belum berarti dalam waktu yang tidak terlalau lama perlu diambil fotonya.

10 Tahun saat tanggul mulai dioperasikan secara efektif.

JDIH Kementerian PUPR


FORM SIPAI-BD01 Lembar 1/2
INVENT JARINGAN
ASET BANGUNAN PINTU KLEP
TAHUN :_______ D.I. _____________________

Keterangan Umum
1 Nomenklatur bangunan
2 Terletak di sal Drainase/sal dari bangunan pelimpah/sungai alam: Nama

3 Kode Aset BMN BMD


X=bujur Y=lintang Z=elevasi
4 Koordinat lokasi (GPS)

Dimensi

Laut
Muara Drain Pengumpul

Lt

5 Jumlah pintu klep bh


6 Ukuran pintu klep (m) L= T= L=Lebar; T=Tinggi
7 Materi pintu (beri tanda X) besi Lainnya,sebutkan
8 Panjang pilar (Lt) m
9 Tinggi pilar (H) m
Bahan bangunan sipil (beri tanda X di kotak yang sesuai)
10 Beton Pas. Batu
Lain-lain, sebutkan
11 Luas areal layanan (sawah yang terlindung dari banjir/dapat membuang kelebihan air ke saluran ini) :
ha

Foto digital
Foto yang diperlukan : (1) pemandangan umum bangunan dari hilir ke arah hulu, max. 2 foto;
(2) kerusakan yang ada, 1 foto per jenis kerusakan. Buatkan nama file dan keterangan masing-masing.
12 Foto sudah / belum diambil dan dicatat dalam Daftar Foto Dokumentasi.

Umur Aset
13 Selesai dibangun tahun

Catatan : Lembar 1/2 ini hanya diisi pada saat pertama kali inventarisasi dalam rangka PAI, untuk
inventarisasi tahun-tahun selanjutnya yang diisi hanya lembar 2/2.
Halaman 2/2 untuk semua aset jaringan dipergunakan Blanko Lembar 2/2 dengan mengisi jenis aset
sesuai dengan lembar 1/2.

JDIH Kementerian PUPR


JDIH Kementerian PUPR
FORM SIPAI-BD2 Lembar 1/2
INVENT JARINGAN
ASET BANGUNAN OUTLET
TAHUN :_______ D.I. _____________________

Keterangan Umum
1 Nomenklatur bangunan
2 Terletak di sal Drainase/sal dari bangunan pelimpah/sungai alam: Nama
3 Kode Aset BMN BMD
X=bujur Y=lintang Z=elevasi
4 Koordinat lokasi (GPS)

Dimensi

H1

H2

5 Lebar ambang (b) m


6 Tinggi bukaan (H1) m
7 Tinggi jatuh (H2) m
8 Panjang bangunan(L) m
9 Luas areal layanan (sawah yang terlindung dari banjir/dapat membuang kelebihan air ke saluran ini) :
ha

Foto digital
Foto yang diperlukan : (1) pemandangan umum bangunan dari hilir ke arah hulu, max. 2 foto;
(2) kerusakan yang ada, 1 foto per jenis kerusakan. Buatkan nama file dan keterangan masing-masing.
10 Foto sudah / belum diambil dan dicatat dalam Daftar Foto Dokumentasi.

Umur Aset
11 Selesai dibangun tahun

Catatan : Lembar 1/2 ini hanya diisi pada saat pertama kali inventarisasi dalam rangka PAI, untuk
inventarisasi tahun-tahun selanjutnya yang diisi hanya lembar 2/2.
Halaman 2/2 untuk semua aset jaringan dipergunakan Blanko Lembar 2/2 dengan mengisi jenis aset
sesuai dengan lembar 1/2.

JDIH Kementerian PUPR


FORM SIPAI-DB03 Lembar 1/2
INVENT JARINGAN
ASET BANGUNAN PERTEMUAN
TAHUN :_______ D.I. _____________________

Keterangan Umum
1 Nomenklatur bangunan
2 Terletak di sal Drainase/sal dari bangunan pelimpah/sungai alam: Nama
3 Kode Aset BMN BMD
X=bujur Y=lintang Z=elevasi
4 Koordinat lokasi (GPS)

Dimensi

b3
h3

L2

L3
h2

L1

h1 b2

b1

Lebar dasar saluran :


5 b1= m b2= m b3= m
Tinggi saluran :
6 h1= m h2= m h3= m
Panjang perkuatan tepi :
7 L1= m L2= m L3= m
8 Luas areal layanan (sawah yang terlindung dari banjir/dapat membuang kelebihan air ke saluran ini) :
ha
9 Bahan bangunan sipil (beri tanda X di kotak yang sesuai)
Beton Pas. Batu
Lain-lain, sebutkan

Foto digital
Foto yang diperlukan : (1) pemandangan umum bangunan dari hilir ke arah hulu, max. 2 foto;
(2) kerusakan yang ada, 1 foto per jenis kerusakan. Buatkan nama file dan keterangan masing-masing.
10 Foto sudah / belum diambil dan dicatat dalam Daftar Foto Dokumentasi.
Umur Aset
11 Selesai dibangun tahun
Catatan : Lembar 1/2 ini hanya diisi pada saat pertama kali inventarisasi dalam rangka PAI, untuk
inventarisasi tahun-tahun selanjutnya yang diisi hanya lembar 2/2.
Halaman 2/2 untuk semua aset jaringan dipergunakan Blanko Lembar 2/2 dengan mengisi jenis aset
sesuai dengan lembar 1/2.

JDIH Kementerian PUPR


JDIH Kementerian PUPR
FORM SIPAI-BD04 Lembar 1/2
INVENT JARINGAN
ASET KRIB
TAHUN :_______ D.I. _____________________

Keterangan Umum
1 Nomenklatur bangunan

2 Terletak di sal Drainase/sal dari bangunan pelimpah/sungai alam: Nama

3 Kode Aset BMN BMD


X=bujur Y=lintang Z=elevasi
4 Koordinat lokasi (GPS)

Dimensi

2
1

5 Jenis krib Tiang Masif


6 Panjang Krib (L) m
7 Jumlah deretan (N) bh
8 Tinggi Krib (H) m

9 Luas areal layanan (sawah yang terlindung dari banjir/dapat membuang kelebihan air ke saluran ini) :
ha
10 Material bangunan (beri tanda X) Beton Pas. Batu Bronjong
Lainnya, sebutkan

Foto digital
Foto yang diperlukan : (1) pemandangan umum bangunan dari hilir ke arah hulu, max. 2 foto;
(2) kerusakan yang ada, 1 foto per jenis kerusakan. Buatkan nama file dan keterangan masing-masing.
11 Foto sudah / belum diambil dan dicatat dalam Daftar Foto Dokumentasi.

Umur Aset
12 Selesai dibangun tahun

Catatan : Lembar 1/2 ini hanya diisi pada saat pertama kali inventarisasi dalam rangka PAI, untuk
inventarisasi tahun-tahun selanjutnya yang diisi hanya lembar 2/2.
Halaman 2/2 untuk semua aset jaringan dipergunakan Blanko Lembar 2/2 dengan mengisi jenis aset
sesuai dengan lembar 1/2.

JDIH Kementerian PUPR


Petunjuk pengisian FORM SIPAI-BD04 KRIB

No. Petunjuk pengisian

1 Cukup jelas

2 Cukup jelas

3 Kode aset dapat dilihat pada daftar terlampir. Tiga digit terakhir merupakan nomor urut yang menunjukkan
banyaknya satu jenis aset (bangunan/saluran) dalam satu DI. Dalam aplikasi SIPAI secara interaktif kode
tersebut akan muncul sesuai dengan jenis asetnya dan tinggal memberikan nomor urutnya saja. Kode BMN
(Barang Milik Negara) dan BMD (Barang Milik Daerah) hanya diisi bila telah ada dan dimaksudkan pula untuk
membantu inventarisasi BMN/D bila diperlukan.

4 Koordinat lokasi diambil dengan menggunakan GPS

5 Cukup jelas

6 Cukup jelas

7 Cukup jelas

8 Cukup jelas

9 Perkiraan berapa ha sawah yang dapat dilindungi dari bangunan yang ditinjau..

10 Cukup jelas

11 Nomor ini untuk mengingatkan apakah aset yang bersangkutan sudah diambil fotonya atau belum. Bilamana
belum berarti dalam waktu yang tidak terlalau lama perlu diambil fotonya.

12 Tahun saat bangunan mulai dioperasikan secara efektif.

JDIH Kementerian PUPR


FORM SIPAI-AP01 INVENTARISASI ASET PENDUKUNG

INVENT PENDUKUNG KELEMBAGAAN


TAHUN :_______ D.I. _______________________________

A. Lembaga Operator Jaringan


Nomenklatur Unit Kerja Tingkatan, pilih : Merangkap DI lain
No. Pengelola di dalam DI ini S/P/J *)
Kode Aset Luas Daerah Layanan (ha)
Ya/Tidak

*) S = Seksi; P = Pengamat; J = Juru

B. Lembaga Petani Pemakai Air


Nama Perkumpulan Petani Tingkatan, pilih Jumlah P3A yg Status IP3A/GP3A, pilih
No. Pemakai Air dalam DI ini IP3A/GP3A*)
Kode Aset
menjadi anggota BH/BBH**)

*) Untuk P3A didata di Jaringan Tersier **) BH = Badan Hukum; BBH = Bukan Badan Hukum

C. Lembaga Pengguna Jaringan


Nama Org./Perusahaan Jenis Penggunaan
No. Pengguna Jar. Dalam DI ini
Kode Aset No. Surat Izin
Air Minum Industri Perikanan

Bilamana kurang dapat ditambah halaman baru dengan mengkopi halaman ini.
Tanggal pengisian formulir : Tanda tangan Penanggung Jawab:
Nama Penanggung Jawab:

JDIH Kementerian PUPR


JDIH Kementerian PUPR
FORM SIPAI-AP02 INVENTARISASI ASET PENDUKUNG

INVENT PENDUKUNG SUMBER DAYA MANUSIA


TAHUN :_______ D.I. _______________________________

A. Daftar Nama Operator Lapangan Status PNS


Nama personil lapangan yg File Pendidi Umur Jabatan Lingkup
No. melayani DI ini
Kode Aset p.foto kan pelayanan
(th) Peng. Juru POB PPA PS

B. Daftar Nama Operator Lapangan Status Non PNS


Nama personil lapangan yg File Pendidi Umur Jabatan (beri tanda X) Lingkup
No. melayani DI ini
Kode Aset
p.foto kan*) pelayanan
(th) Peng. Juru POB PPA PS

*) Diisi A untuk D3; B untuk STM; C untuk ST atau SMP; D untuk SD.
Keterangan : Peng=Pengamat atau sederajat; POB=Petugas Operasi Bendung; PPA=Petugas Pintu Air; PS=Pekarya Saluran

Bilamana kurang dapat ditambah halaman baru dengan mengkopi halaman ini.
Tanggal pengisian formulir : Tanda tangan Penanggung Jawab:
Nama Penanggung Jawab:

JDIH Kementerian PUPR


Petunjuk pengisian FORM SIPAI-AP02 SDM

No. Petunjuk pengisian

A Daftar Nama Operator Lapangan Status PNS

Personil lapangan adalah personil dengan jabatan salah satu dari : Pengamat, Juru, Petugas Operasi Bendung,
Petugas Pintu Air, dan Pekarya Saluran.

Kode aset dapat dilihat pada daftar terlampir. Tiga digit terakhir merupakan nomor urut yang menunjukkan
banyaknya satu jenis aset pendukung dalam satu DI. Dalam aplikasi SIPAI secara interaktif kode tersebut akan
muncul sesuai dengan jenis asetnya dan tinggal memberikan nomor urutnya saja.

Pas foto diperlukan untuk disimpan di pangkalan data.

Pendidikan : untuk menghemat tempat hanya ditulis : A untuk D3, B untuk STM, C untuk ST atau SMP, dan D
untuk SD..

Umur : cukup jelas.

Jabatan : contreng kolom yang sesuai menurut SK terakhir.

Lingkup layanan : dalam ha atau panjang saluran atau banyaknya bangunan per orang, pilih yang sesuai.

B Daftar Nama Operator Lapangan Status Non PNS

Idem dengan status PNS,

JDIH Kementerian PUPR


FORM SIPAI-AP03 INVENTARISASI ASET PENDUKUNG
INVENT PENDUKUNG BANGUNAN GEDUNG
TAHUN :_______ D.I. ___________________________

A. Daftar Bangunan Gedung Permanen

File Jenis, pilih *) Luas Kondisi, B/ Tahun GPS pintu


No Unit Aset & lokasi
Foto K/RK/RD/B/G
Kode Aset
RR/RS/RB Pengadaan masuk
Bangunan

*) K = Kantor; RK = Rumah-Kantor; RD = Rumah Dinas; B = Bengkel; G = Gudang


Kondisi B = Baik; RR = Rusak Ringan; RS = Rusak Sedang; RB = Rusak Berat

B. Daftar Bangunan Gedung Semi Permanen

File Jenis, pilih *) Luas Kondisi, B/ Tahun GPS pintu


No Unit Aset & lokasi
Foto K/RK/RD/B/G
Kode Aset
RR/RS/RB Pengadaan masuk
Bangunan

Bilamana kurang dapat ditambah halaman baru dengan mengkopi halaman ini.
Tanggal pengisian formulir : Tanda tangan Penanggung Jawab:
Nama Penanggung Jawab:

JDIH Kementerian PUPR


JDIH Kementerian PUPR
FORM SIPAI-AP04 INVENTARISASI ASET PENDUKUNG

INVENT PENDUKUNG PERALATAN


TAHUN :_______ D.I. ___________________________

A. Kendaraan Darat
Merek & no. pol. Kenda- File Jenis Kendaraan, pilih Tahun Kondisi
No. raan untuk OP DI ini Foto R4/R3/R2/S *)
Kode Aset
Pengadaan B/RR/RS/RB

*) R4 = Kend Bermotor Roda 4; R3 = Roda 3; R2 = Roda 2; S = Sepeda


B=Baik; RR=Rusak Ringan; RS=Rusak Sedang; RB=Rusak Berat

B. Alat Komunikasi
Merek & no. seri alat untuk File Jenis Kendaraan, pilih Tahun Kondisi
No. OP DI ini Foto R4/R3/R2/S *)
Kode Aset
Pengadaan B/RR/RS/RB

*) T = Telpon; HP = Handphone; TL = Telpon Lokal; HT = Handy Talky

C. Peralatan & Perlengkapan OP


Jenis dan lokasi aset dalam File Jenis aset, Tahun Pengadaan/ Kondisi
No. DI ini Foto angka 1-10 *)
Kode Aset
Pembuatan B/RR/RS/RB

*) Angka 1=Mesin Babat Rumput; 2=Kompaktor bermesin; 3=AWRL;4=Pelskal/Mistar duga; 5=Penakar Hujan; 6=Pilar HM
7=Pilar batas tanah; 8=Papan Operasi/Pasten; 9=Papan Larangan; 10=Portal/Palang Pintu/Patok; 11=Pagar; 12=Nomenklatur
Bilamana kurang dapat ditambah halaman baru dengan mengkopi halaman ini.
Tanggal pengisian formulir : Tanda tangan Penanggung Jawab:
Nama Penanggung Jawab:

JDIH Kementerian PUPR


JDIH Kementerian PUPR
FORM SIPAI-AP05 INVENTARISASI ASET PENDUKUNG
INVENT PENDUKUNG LAHAN MILIK IRIGASI
TAHUN :_______ D.I. ___________________________

A. Lahan perolehan Ganti Rugi


Dokumen
Jenis*)
1/2/3/4
Bidang Lahan & Bermasalah Koordinat GPS di
No Lokasi
Kode Aset Luas (ha) Lengkap
Ya/Tidak Pertengahan Bidang
Ya/Tidak

*) 1 = Sempadan sal. Pembawa; 2 = Sempadan sal. Drainase; 3 = Greenbelt waduk; 4 = lahan kosong

B. Lahan bukan perolehan Ganti Rugi


Dokumen
Jenis*)
1/2/3/4

Bidang Lahan & Bermasalah Koordinat GPS di


No Lokasi
Kode Aset Luas (ha) Lengkap
Ya/Tidak Pertengahan Bidang
Ya/Tidak

*) 1 = Sempadan sungai/anak sungai; 2 = Rawa; 3 = Bekas sungai/kali mati; 4 = tanah timbul

Bilamana kurang dapat ditambah halaman baru dengan mengkopi halaman ini.
Tanggal survei : Tanda tangan Penanggung Jawab.:
Nama Penanggung Jawab:

JDIH Kementerian PUPR


Petunjuk pengisian FORM SIPAI-AP05 LAHAN MILIK IRIGASI

No. Petunjuk pengisian

A Lahan Perolehan Ganti Rugi

Yang di daftar adalah lahan-lahan yang terkait langsung dengan OP dari DI yang ditinjau, Klasifikasi lahan yang
dapat dimasukkan ke dalam daftar adalah 1=lahan sempadan saluran pembawa, 2=lahan sempadan saluran
drainase, 3=greenbelt waduk, dan 4=lahan-lahan kosong yang belum dimanfatkan.
Contoh bidang lahan & lokasi : Sempadan SS. Sukamakmur HM 10 HM 34, Green belt waduk Sukadamai.

Jenis : cukup jelas

Kode aset dapat dilihat pada daftar terlampir. Tiga digit terakhir merupakan nomor urut yang menunjukkan
banyaknya satu jenis aset pendukung dalam satu DI. Dalam aplikasi SIPAI secara interaktif kode tersebut akan
muncul sesuai dengan jenis asetnya dan tinggal memberikan nomor urutnya saja.

Luas : cukup jelas

Ditanyakan apakah dokumen tanah yang bersangkutan lengkap atau tidak.

Ditanyakan apakah lahan yang bersangkutan bermasalah baik dengan masyarakat maupun dengan instansi
lainnya.

B Lahan Bukan Perolehan Ganti Rugi

Yang di daftar adalah lahan-lahan yang terkait langsung dengan OP dari DI yang ditinjau, Klasifikasi lahan yang
dapat dimasukkan ke dalam daftar adalah 1=lahan sempadan sungai/anak sungai, 2=rawa, 3=bekas sungai/kali
mati, dan 4=tanah timbul akibat pengendapan lumpur atau pasir.
Untuk selanjutnya idem dengan Lahan Perolehan Ganti Rugi.

JDIH Kementerian PUPR


FORM SIPAI-AT1 Lembar 1/2
INVENT JARINGAN
JARINGAN IRIGASI AIR TANAH
TAHUN :___________ D.I. _______________________________

1 Nama Daerah Irigasi Kode Daerah Irigasi

2 Kecamatan Desa

3 Nomenklatur Bang. Sadap Kode


4 Ketersediaan air di m. hujan pada umumnya : Lebih Cukup Kurang

5 Pola tanam
6 Luas Petak : Tersier Fungsional ha Potensial ha
7 Luas tanam padi 1 tahun yang lalu MT1-MT2-MT3 ha

8 Ruas pipa atau saluran terbuka


Masing-2 Lining Tanpa Lining
P/ST Kode Aset Usul biaya perbaikan Rp
Ruas Sal. Kondisi Fungsi Pjg m KondisiFungsi Pjg m

Keterangan : P = Pipa; ST = Sal Terbuka; Kondisi : B=Baik; RR=Rusak Ringan; RS=Rusak Sedang; RB=Rusak Berat
Fungsi : B=Baik; K=Kurang; BR=Buruk; TB=Tidak Berfungsi Ruas saluran = ruas antar box pembagi

9 Aset Bangunan (Sumur Pompa, Box Pembagi, Pipa Naik/Riser Pipe)


Pekerjaan Sipil Pek. Mekanikal Elektrikal (ME)
Nomenklatur S/B/P Kode Aset
Kondisi Fungsi Usul biaya perb Rp KondisiFungsi Usul biaya perb Rp

Keterangan : S = Sumur Pompa; B = Box Pembagi; P = Pipa Naik (Riser Pipe)

10 Ruas saluran Drainase Tersier Buatan dan Parit Alam


Masing-2
B/A Kode Aset Kondisi Fungsi Panjang (m) Usul biaya perbaikan Rp
Ruas

Keterangan : B = Saluran Buatan; A = Parit Alam Ruas saluran = ruas antar bangunan

Bila lembar ini kurang dapat ditambah sesuai kebutuhan

JDIH Kementerian PUPR


FORM SIPAI-AT1 Lembar 2/2
INVENT JARINGAN
JARINGAN IRIGASI AIR TANAH
TAHUN :___________ D.I. _______________________________

11 Bangunan Drainase Tersier


Nomenklatur Jenis 1/2/3/4 Kode Aset Kondisi Fungsi Usul biaya perbaikan Rp

Keterangan : 1 = Jembatan; 2 = Gorong-gorong; 3 = Outlet; 4 = Bang. Pertemuan

Total Usulan biaya perbaikan jaringan pembawa tersier :


12 Saluran tanpa lining Rp Lining Rp
13 Box Rp Pintu Box Rp
14 Total biaya perbaikan pembawa Rp
Total usulan biaya perbaikan jaringan drainase tersier :
15 Saluran Rp Bangunan Rp
16 Total biaya perbaikan drainase Rp
17 Total biaya Jaringan Pembawa & Drainase Tersier Rp
18 Potensi luas panen padi bila perbaikan selesai MT1/MT2/MT3 ha

19 Urgensi pelaksanaan perbaikan (beri tanda X di kotak yang sesuai) :


1-2 th kedepan 3 th kedepan 4 th kedepan 5 th kedepan

20 Manfaat yang diharapkan setelah pelaksanaan PAI


Kenaikan produksi Mencegah produksi turun Mencegah erosi/manfaat sosial
Efisiensi operasi

21 Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Kode Aset


22 Tgl dibentuk Tgl SK Bupati Tgl ber-Badan Hukum
23 No. Nama Pengurus & Anggota L/P Umur Pendidikan*) Jabatan dalam P3A Kode Aset

*) Isi : S1, D3, SLTA, SLTP, SD. L = Laki-laki; P = Perempuan


24 Kantor : Kode Aset belum ada sudah ada
25 Tempat pertemuan Kode Aset belum ada sudah ada
26 Merek & No. seri masing- Jenis aset, pilih angka 1 Tahun Pengadaan/ Kondisi
No. masing aset pendukung s/d 10 *)
Kode Aset
Pembuatan B/RR/RS/RB

*) 1=Kend. Roda4; 2=Kend Roda3; 3=Sepeda Motor; 4=Sepeda; 5=Telpon; 6=HP; 7=Mesin babat rumput; 8=Penakar hujan
9=Komputer; 10=Peralatan Mekanik
Bila lembar ini kurang dapat ditambah sesuai kebutuhan
Tanggal survei : Tanda tangan penanggung jawab:
Nama penanggung jawab:

JDIH Kementerian PUPR


Petunjuk pengisian FORM SIPAI-AT01 JARINGAN IRIGASI AIR TANAH
No. Petunjuk pengisian
1 Nama DI : cukup jelas;.
2 Cukup jelas
3 Cukup jelas;.
4 Contreng kotak yang sesuai.
5 Contoh : Padi Palawija Sayuran.
6 Luas fungsional = yang sekarang dapat diairi, luas potensial = yang semestinya masih
dapat diairi.
7 Yang diminta hanya luas tanam padi per musim tanam.
8 Ruas adalah pipa/saluran di antara sadap satu dengan yang lain. Kode aset sementara
dikosongkan. Lining atau tanpa lining hanya untuk saluran. Kriteria kondisi B = kerusakan
antara 0% - 20%; RR = kerusakan antara 20% - 40%; RS = kerusakan antara 40% - 80%;
dan RB = kerusakan antara 80% - 100%. Fungsi B = penurunan fungsi antara 0% - 20%;
K = antara 20% - 40%; BR = antara 40% - 80%; dan TB = antara 80% - 100%. Panjang
adalah panjang masing-masing ruas pipa/saluran. Usul biaya perbaikan diisi bilamana
memang diperlukan karena terdapat kerusakan.
9 Aset bangunan dibagi menjadi komponen sipil dan komponen ME. Pengisian lainnya
idem No.8.
10 Kolom-kolom ini diisi hanya kalau memang ada di lapangan. Dibedakan saluran drainase
buatan dan parit alam. Pengisian kolom lain idem No.8.

JDIH Kementerian PUPR


Petunjuk pengisian FORM SIPAI-AT01 JARINGAN IRIGASI AIR TANAH HALAMAN 2/2
No. Petunjuk pengisian
11 Nomenklatur, jenis : cukup jelas. Kolom lainnya idem No.8
12 Biaya untuk perbaikan pipa disamakan kotak pengisiannya dengan saluran. Total
maksudnya penjumlahan dari seluruh ruas.
13 Cukup jelas.
14 Penjumlahan No.12 dan No.13.
15 Cukup jelas.
16 Cukup jelas.
17 Penjumlahan No.14 dan No 16
18 Luas panen yang diharapkan setelah selesai perbaikan dan atau penggantian.
19 Cukup jelas.
20 Pilih salah satu yang utama.
21 Cukup jelas
22 Cukup jelas.
23 Cukup jelas.
24 Cukup jelas.
25 Cukup jelas.
26 Cukup jelas.

JDIH Kementerian PUPR


FORM BLANKO Lembar 2/2
ASET .
INVENT JARINGAN
TAHUN :. D.I. ..

a Nilai Aset (diluar nilai tanah)


Taksiran biaya pembangunan yang diperlukan untuk membangun bangunan baru yang sama seperti
yang ada pada saat survei ini dilakukan, yang terdiri dari komponen Sipil dan Mekanikal-Elektrikal.
Biaya komponen sipil Rp ME Rp
Kondisi (Isilah dengan : B=Baik; RR=Rusak Ringan; RS=Rusak Sedang; RB=Rusak Berat)
b Kondisi umum Bangunan Sipil Kondisi umum Bangunan ME
Fungsi (Isilah dengan : B=Baik; K=Kurang; BR=Buruk; TB=Tidak Berfungsi)
c Fungsi umum Bangunan Sipil Fungsi umum Bangunan ME

Usulan Pekerjaan Perbaikan


Apakah pernah direhabilitasi/perbaikan besar sehingga kondisi menjadi baik (seperti baru)?
d Tidak Ya, pada tahun
e Jenis Pekerjaan yang diperlukan sekarang (pilih salah satu untuk masing-masing pek. Sipil & ME) :
Perkiraan % thd biaya
Jenis Pekerjaan Komponen Sipil Komponen ME
membangun aset baru
Penggantian Aset +/-100%
Rehab Berat +/-75%
Perbaikan Sedang +/-40%
Pemeliharaan Berkala +/-20%
Pemeliharaan Rutin +/-10%
f Data kerusakan dan estimasi usulan biaya pekerjaan perbaikan
Komponen Sipil Komponen ME
Kerusakan/perbakan Vol. Pek. H.S Rp Harga Rp Kerusakan/perbakan Vol. Pek. H.S. Rp Harga Rp
Bocor/lubang ttk Pintu karatan/rusak bh
Gerusan m3 Pintu perlu diganti bh
Sedimen/waled m3 Mesin angkat rusak bh
Penurunan/miring ttk Mesin angkat ganti bh
Retak/patah/geser ttk Genset/listrik rusak bh
Longsor/menonjol ttk Genset/listrik ganti bh
B.Sipil diganti total bh Lain-lain : Penggantian, Rehab Berat, Per-
Lain-lain : Penggantian, Rehab Berat, Per- baikan Sedang, Pem Berkala, Pem.Rutin
baikan Sedang, Pem Berkala, Pem.Rutin *) Coret yang tidak perlu

g Areal pelayanan yang terpengaruh dari kerusakan/pekerjaan tsb di atas ha


h Total biaya diperlukan Sipil Rp ME Rp
Untuk aset jaringan yang hanya terdiri dari komponen sipil, komponen ME dikosongkan.
i Urgensi pelaksanaan perbaikan (pilih salah satu) :
Sangat Urgen (tahun ke-1/ke-2) Kurang Urgen (tahun ke-4)
Urgen (tahun ke-3) Jangka Panjang (tahun ke-5)
j Tujuan pekerjaan (pilih salah satu yang terpenting) :
Penggantian (manfaat diharapkan : mengembalikan kinerja ke semula)
Pemeliharaan (manfaatnya diharapkan : mencegah kinerja turun)
Peningkatan (manfaat diharapkan : kenaikan kinerja)
Perluasan (manfaat diharapkan : kenaikan areal pelayanan)
Pengamanan (manfaat diharapkan : pencegahan erosi, longsoran, kecelakaan/kemanfaatan sosial)
Efisiensi Operasi (manfaat diharapkan : operasi jaringan lebih lancar dan efisien)
k Catatan :

Dapat diisi di kantor


Tanggal penelusuran lapangan : Tanda tangan Penanggung Jawab:
Nama Penanggung Jawab:

JDIH Kementerian PUPR


Petunjuk pengisian FORMULIR ASET JARINGAN Blanko lembar 2/2
No. Petunjuk pengisian
a Untuk kepentingan penyusunan RPAI (Rencana Pengelolaan Aset Irigasi) diperlukan taksiran biaya seandainya
aset yang bersangkutan dibangun pada saat sekarang, yang disebut sebagai Nilai Aset Baru (NAB). Taksiran
tersebut tentu tidak dapat akurat, karena ada bagian-bagian yang berada di bawah permukaan tanah yang tidak
dapat diukur kembali. Sekalipun data desain ada, namun data yang menyangkut perbaikan pondasi (misalnya
grouting) sulit diperkirakan. Salah satu cara adalah mengambil referensi dari biaya pembangunan dari
bangunan sejenis yang belum terlalau lama dibangun dengan asumsi-asumsi penyesuaian seperlunya.
Perhitungan NAB tidak perlu memasukan nilai pembebasan tanah yang ditempati oleh bangunan yang
bersangkutan.
Untuk kepentingan penyusunan RPAI, dalam satu aset jaringan perlu dibedakan antara komponen pekerjaan
sipil dan komponen pekerjaan mekanikal elektrikal (ME). Untuk mengisi pertanyaan nomor ini dihitung masing-
masing NAB komponen pekerjaan sipil dan NAB komponen ME (bila ada).
Perhitungan NAB perlu dilakukan secara sistematis sehingga mudah dimutakhirkan sesuai dengan
perkembangan harga bahan bangunan. Lihat lampiran contoh perhitungan NAB untuk bendung dan NAB untuk
saluran yang dibuat dengan menggunakan software Excel yang hanya memasukkan data dari lembar 1/2
ditambah asumsi-asumsi didasarkan pada buku KP-03 dan praktek perencanaan teknis irigasi pada umumnya.

b Pilih salah satu dari 4 tingkatan kondisi, yaitu : B untuk baik, RR untuk rusak ringan, RS untuk rusak sedang dan
RB untuk rusak berat. Yang dimaksud dengan kondisi adalah keadaan fisik dari aset. Kriteria B : tingkat
kerusakan 0% - 20%; RR : tingkat kerusakan 20% - 40%; RS : tingkat kerusakan : 40% - 80%; RB : tingkat
kerusakan 80% - 100%. Kerusakan yang terjadi pada suatu aset belum tentu berpengaruh pada fungsi dari aset
yang bersangkutan. Penilaian dilakukan secara umum untuk komponen bangunan sipil dan komponen
bangunan ME.

c Pilih salah satu dari 4 tingkatan fungsi, yaitu : B untuk baik, K untuk kurang, BR untuk buruk dan TB untuk tidak
berfungsi. Yang dimaksud dengan fungsi adalah kemampuan dari aset untuk melakukan tugas yang diberikan
kepadanya pada saat desain. Kriteria B : penurunan fungsi 0% - 20%; K penurunan fungsi 20% - 40%; BR :
penurunan fungsi 40% - 80%; TB : penurunan fungsi 80% - 100%. Fungsi dari suatu aset tidak selalu sejajar
dengan kondisi dari aset yang bersangkutan. Penilaian dilakukan secara umum untuk komponen bangunan sipil
dan komponen bangunan ME.

d Yang dimaksudkan dengan kondisi menjadi baik adalah suatu kondisi seperti baru tanpa cacat dan juga
berfungsi seperti baru kembali. Apabila pernah direhabilitasi atau mengalami perbaikan sampai mencapai
seperti itu maka yang ditanyakan adalah tahun saat rehabilitasi atau perbaikan tersebut selesai dilaksanakan.

e Diminta untuk menyebutkan kategori jenis pekerjaan apa yang diperlukan saat ini dalam rangka mencapai
target yang telah ditentukan dalam suatu tingkatan pelayanan. Ada lima pilihan untuk masing-masing komponen
aset sipil dan ME, yaitu penggantian aset, rehabilitasi berat, perbaikan sedang, pemeliharaan berkala, atau
pemeliharaan rutin. Kelima jenis pilihan tersebut ditentukan atas dasar perkiraan prosentase biaya pekerjaan
yang diperlukan dibanding dengan NAB.

f Ada dua hal yang ditanyakan dalam nomor ini, yaitu indikator kerusakan yang terjadi dan biaya perbaikan yang
diperlukan. Selain itu ditanyakan pula biaya yang diperlukan untuk pekerjaan-pekerjaan yang diluar kerusakan
tersebut, yaitu : penggantian, peningkatan, perluasan, pengamanan, dan biaya untuk menambah efisiensi
operasi. Penggantian, misalnya semula pengontrol muka air di saluran dilakukan dengan menggunakan balok
sekat kemudian perlu diganti dengan pintu sorong. Peningkatan, misalnya semula saluran tanpa lining
kemudian perlu ditingkatkan menjadi lining pasangan batu. Perluasan, misalnya semula kemampuan saluran
sekunder hanya dapat mengairi sawah seluas 500 ha tetapi berhubung air mencukupi saluran perlu
diperpanjang hingga dapat mengairi 600 ha. Pengamanan, misalnya semula bangunan bagi-sadap tidak diberi
pagar, kemudian terjadi pencurian perlengkapan pintu perlu diberi berpagar untuk mencegah pencurian.
Efisiensi operasi, misalnya semula di atas bendung tidak dilengkapi jembatan penyeberangan kemudian perlu
diberi jembatan guna efisiensi operasi. Demikian pula untuk pekerjaan ME, misalnya semula pengangkatan
pintu dilakukan secara manual dapat ditingkatkan menjadi bermesain.

g Misalkan sebelum terjadi kerusakan dapat mengairi sawah seluas 100 ha kemudian akibat terjadi kerusakan
sawah yang dapat diairi tinggal 40 ha, maka pengaruh kerusakan tersebut adalah 100 ha 40 ha = 60 ha.

h Total biaya merupakan penjumlahan dari harga-harga tersebut di atas yang terbagi menjadi yang untuk
pekerjaan sipil dan pekerjaan ME.

i Penentu urgensi ini adalah petugas-petugas lapangan yang mengetahui secara pasti kemanfaatan dari jaringan
dan P3A. Contreng kotak yang sesuai.

j Contreng salah satu yang terpenting dari 6 kotak tersebut.

k Tulis secara singkat hal-hal yang perlu diketahui oleh pihak-pihak terkait terutama berkenaan dengan usulan
pekerjaan, pembiayaan, dan urgensinya. Misalnya : (1) biaya usulan pekerjaan belum termasuk biaya untuk
SID, (2) pengamanan diperlukan karena pencurian pintu air makin meraja-lela.

Catatan : Petunjuk pengisian ini dapat dipergunakan untuk semua halaman 2 dari formulir isian. Apabila aset
yang bersangkutan hanya terdiri dari komponen pekerjaan sipil saja maka petunjuk untuk pekerjaan ME
diabaikan.

JDIH Kementerian PUPR


FORM SIPAI-T1 Lembar 1/2
INVENT JARINGAN
JARINGAN IRIGASI TERSIER
TAHUN :___________ D.I. _______________________________

1 Nama Daerah Irigasi Kode Daerah Irigasi

2 Kecamatan Desa

3 Nomenklatur Bang. Sadap Kode


4 Ketersediaan air di m. hujan pada umumnya : Lebih Cukup Kurang

5 Pola tanam
6 Luas Petak : Tersier Fungsional ha Potensial ha
7 Luas tanam padi 1 tahun yang lalu MT1-MT2-MT3 ha

8 Jaringan belum pernah ada pernah ada tapi hilang total ada s/d sekarang
Hanya diisi bila jaringan ada s/d sekarang
9 Ruas sal. Tersier tanpa lining dan dengan lining
Lining Tanpa Lining
No. Ruas L/TL Kode Aset Usul biaya perbaikan Rp
Kondisi Fungsi Pjg m KondisiFungsi Pjg m

Keterangan : L = Lining; TL = Tanpa Lining; Kondisi : B=Baik; RR=Rusak Ringan; RS=Rusak Sedang; RB=Rusak Berat
Fungsi : B=Baik; K=Kurang; BR=Buruk; TB=Tidak Berfungsi Ruas = ruas antar box

10 Box Tersier
Jlh Box Pintu
No. Box Kode Aset
Pintu Kondisi Fungsi Usul biaya perb Rp KondisiFungsi Usul biaya perb Rp

11 Ruas sal. Drainase Tersier tanpa lining dan dengan lining


No. Ruas B/A Kode Aset Kondisi Fungsi Panjang (m) Uslan biaya perbaikan Rp

Keterangan : B = Saluran Buatan; A = Parit Alam Ruas saluran=ruas antar bangunan

Bila lembar ini kurang dapat ditambah sesuai kebutuhan

JDIH Kementerian PUPR


FORM SIPAI-T1 Lembar 2/2
INVENT JARINGAN
JARINGAN IRIGASI TERSIER
TAHUN :___________ D.I. _______________________________

12 Bangunan Drainase Tersier


Nomenklatur
Jenis 1/2/3/4 Kode Aset Kondisi Fungsi Usul biaya perbaikan Rp
Bangunan

Keterangan : 1 = Jembatan; 2 = Gorong-gorong; 3 = Outlet; 4 = Bang. Pertemuan

Total Usulan biaya perbaikan jaringan pembawa tersier :


13 Saluran tanpa lining Rp Lining Rp
14 Box Rp Pintu Box Rp
15 Total biaya perbaikan pembawa Rp

Total usulan biaya perbaikan jaringan drainase tersier :


16 Saluran Rp Bangunan Rp
17 Total biaya perbaikan drainase Rp
18 Total biaya Jaringan Pembawa & Drainase Tersier Rp
19 Potensi luas panen padi bila perbaikan selesai MT1/MT2/MT3 ha

20 Urgensi pelaksanaan perbaikan (beri tanda X di kotak yang sesuai) :


1-2 th kedepan 3 th kedepan 4 th kedepan 5 th kedepan

21 Tujuan pekerjaan :
Kenaikan produksi Mencegah produksi turun Mencegah erosi/manfaat sosial
Efisiensi operasi

22 Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Kode Aset


23 Tgl dibentuk Tgl SK Gubernur Tgl Badan Hukum
24 No. Nama Pengurus & Anggota L/P Umur Pendidikan*) Jabatan dalam P3A Kode Aset

*) Isi : S1, D3, SLTA, SLTP, SD. L = Laki-laki; P = Perempuan


25 Kantor : Kode Aset belum ada sudah ada
26 Tempat pertemuan Kode Aset belum ada sudah ada
27 Merek & No. seri masing- Jenis aset, pilih angka 1 Tahun Pengadaan/ Kondisi
No. masing aset pendukung s/d 8 *)
Kode Aset
Pembuatan B/RR/RS/RB

*) 1=K. Roda4; 2=K Roda3; 3=K. roda 2; 4=Sepeda; 5=Telpon; 6=Handphone; 7=Mesin babat rumput; 8=Penakar hujan

Bila lembar ini kurang dapat ditambah sesuai kebutuhan


Tanggal survei : Tanda tangan penanggung jawab:
Nama penanggung jawab:

JDIH Kementerian PUPR


Petunjuk pengisian FORM SIPAI-T1 JARINGAN IRIGASI TERSIER halaman 1/2
No. Petunjuk pengisian
1 Nama DI : cukup jelas;.
2 Cukup jelas
3 Cukup jelas;.
4 Contreng kotak yang sesuai.
5 Contoh : Padi Palawija Sayuran.
6 Luas fungsional = yang sekarang dapat diairi, luas potensial = yang semestinya masih
dapat diairi.
7 Yang diminta hanya luas tanam padi per musim tanam.
8 Contreng kotak yang sesuai.
9 Ruas adalah saluran di antara box satu dengan yang lain. Kode aset sementara
dikosongkan. Lining atau tanpa lining hanya untuk saluran. Kriteria kondisi B = kerusakan
antara 0% - 20%; RR = kerusakan antara 20% - 40%; RS = kerusakan antara 40% - 80%;
dan RB = kerusakan antara 80% - 100%. Fungsi B = penurunan fungsi antara 0% - 20%;
K = antara 20% - 40%; BR = antara 40% - 80%; dan TB = antara 80% - 100%. Panjang
adalah panjang masing-masing ruas pipa/saluran. Usul biaya perbaikan diisi bilamana
memang diperlukan karena terdapat kerusakan.
10 Diminta jumlah pintu yang ada pada masing-masing box. Pengisian lainnya idem No.9.
11 Saluran drainase dapat berupa parit alam atau saluran buatan. Pengisian lainnya idem
No.9

JDIH Kementerian PUPR


Petunjuk pengisian FORM SIPAI-T01 JARINGAN IRIGASI TERSIER halaman 2/2
No. Petunjuk pengisian
12 Pengisian kolom Kondisi dan kolom Fungsi lihat petunjuk untuk no.9
13 Biaya saluran diambilkan dari total biaya masing-masing lining dan tanpa lining dari no.9.
14 Biaya box dan pintu box diambilkan dari total biaya dari no.10.
15 Penjumlahan no.13 dan no.14.
16 Diambilkan dari biaya total no.11 dan no.12
17 Penjumlahan no.16
18 Penjumlahan no.15 dan no.17.
19 Potensi yang diharapkan setelah selesai perbaikan sesuai usulan.
20 Pilih salah satu yang utama.
21 Pilih salah satu yang utama.
22 Cukup jelas.
23 Cukup jelas.
24 Cukup jelas.
25 Cukup jelas.
26 Pengisian kondisi dan fungsi lihat petunjuk untuk no.9.

JDIH Kementerian PUPR


LAMPIRAN II
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
Nomor : 23/PRT/M/2015
Tanggal : 4 MEI 2015
TENTANG PENGELOLAAN ASET IRIGASI

TEKNIS PERENCANAAN PENGELOLAAN ASET IRIGASI

1. Pendahuluan

Perencanaan pengelolaan aset irigasi dilakukan dengan penyusunan


rencana pengelolaan aset irigasi (RPAI) merupakan langkah kedua
dalam rangka PAI setelah dilaksanakan inventarisasi.Tujuan RPAI
adalah mencapai tingkat pelayanan yang diinginkan.

Dengan perencanaan pengelolaan aset irigasi yang baik diharapkan


kondisi dan fungsi aset akan terjaga sehingga tingkat layanan yang
diharapkan dapat dicapai.

Produk dari kegiatan penyusunan RPAI adalah sebuah laporan RPAI


untuk sebuah Daerah Irigasi (DI). Penyusunan RPAI ini dilaksanakan
oleh instansi yang berwenang atas pengelolaan DI yang bersangkutan
dengan menggunakan data hasil inventarisasi.

2. Pemilihan Tingkat Pelayanan Irigasi

Tingkat pelayanan irigasi merupakan elemen penting dalam PAI,


karena Investasi yang dilakukan dalam PAI harus dikaitkan dengan
tingkat pelayanan irigasi tersebut.

Dalam peraturan menteri ini telah ditentukan bahwa tingkat


pelayanan yang akan diukur adalah kinerja sistem irigasi.

Untuk dapat menghitung kinerja sistem irigasi perlu dihitung kondisi


prasarana (kinerja jaringan irigasi) yang dilakukan dengan beberapa
asumsi sebagai berikut:

1. Jaringan Irigasi baru dianggap mempunyai fungsi 100% dengan


masing-masing aset dalam jaringan tersebut berfungsi 100%.
2. Fungsi suatu aset bangunan akan berpengaruh terhadap seluruh
luasan yang dilayani oleh bangunan tersebut (fungsi bendung akan
berpengaruhterhadap seluruh luas jaringan irigasi, sedangkan
fungsi bangunan bagi paling ujung hanya berpengaruh terhadap
luasan dipetak yang dilayaninya)

JDIH Kementerian PUPR


3. Dalam hal pada suatu saluran terdapat bangunan, maka kondisi
dari fungsi layanan yang membatasi adalah yang kondisi fungsi
layanannya terkecil (jika salurannya masih 100% tetapi kemudian
ada syphon yang hanya berfungsi 50%, maka fungsi layanan
terhadap jaringan irigasi di hilir syphon tersebut menjadi 50% saja).

Prinsip-prinsip tersebut diatas diterapkan terhadap seluruh jaringan.

Jika layanan dari masing-masing ruas diberikan bobot yang dihitung


atas fraksi dari luas area yang dilayani terhadap total area layanan
dari jaringan irigasi tersebut. Kemudian kinerja seluruh jaringan
dapat dihitung dengan menjumlahkan seluruh fraksi jaringan yang
ada.

Secara matematis, rumusan dari kinerja jaringan irigasi dapat


dituliskan sebagai berikut :

Kinerja jaringan = (f min bang ; f min sal) * Ab

Dimana :

f min bang : koefisien fungsi layanan yang terkecil dari seluruh


bangunan yang ada sejak dari bangunan
pengambilan ke titik yang ditinjau
f min sal :koefisien fungsi layanan yang terkecil dari seluruh saluran
yang ada sejak dari bangunan pengambilan ke titik yang
ditinjau
Ab : perbandingan luas area yang dilayani pada titik yang
ditinjau terhadap luas total daerah irigasi

Secara skematis dapat dijelaskan dengan skema sederhana sebagai berikut:

A B C
3 2000

1 2
B1
5000
1 3000
3000

1
1000 B2
2
2000
2

JDIH Kementerian PUPR


Total Luas DI = 16.000 ha
Koefisien Fungsi Area yang dilayani Koefisien Kinerja

Bangunan Identitas Bobot Ke Ke Ke Koef.minimum


Area B1 B2 C x luas

A 1 1 1 1

B 0.7 0,7 0,7 0,7

B1 0.7 1 0,31 0,7 0,7 0,7 0,217

B2 0.2 1 0,13 0,2 0,027


2 0,06 0,013

C 1 1 0,19 1 0,133
2 0,13 0,091
3 0,19 0,133

Saluran

A-B 1 1 1 1

B-B1 1 1 1

B1-B2 1 1

B-C 1 1

Koefisien minimum menuju areal 0,7 0,2 0,7


layanan

Kinerja jaringan irigasi 0,614

Kinerja jaringan irigasi dipengaruhi oleh kinerja masing-masing aset


secara individual. Penentuan kinerja individual aset jaringan
diekpresikan sebagai fungsi dari masing-masing aset, yang dalam
pedoman ini dikelompokkan menjadi 4 (empat), yaitu:
a. baik sekali (>90%);
b. baik (antara 70%-90%);
c. sedang(antara 55%-69%); dan
d. buruk (<55%).
Penentuan kinerja individual aset jaringan dapat dinilaioleh petugas
operasi dan pemeliharaan jaringan yang berpengalaman.

Untuk aset pendukung yang terdiri atas unsur kelembagaan, SDM,


bagunan gedung, peralatan, dan lahan, kinerjanya ditentukan atas
dasar perbandingan antara keberadaan dan kebutuhan aset pendukung,
sebagaimana diatur dalamPeraturan Menteri Pekerjaan Umum tentang
Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi.

JDIH Kementerian PUPR


3. Kinerja Aset Jaringan dan Tingkat Pelayanan Irigasi

Pada saat survei inventarisasi didapatkan kondisi dan fungsi dari


masing-masing aset dalam ukuran kualitatif baik sekali, baik, sedang
dan buruk atau dalam ukuran kuantitatif dalam %. Ukuran tersebut
didasarkan atas penilaian selama tahun musim tanam terakhir.

Dari kondisi dan fungsi masing-masing aset tersebut dapat dihitung


kinerja aset jaringan irigasi yang merupakan salah satu unsur untuk
menghitung kinerja sistem irigasi.

Pada pedoman ini diasumsikan bahwa untuk setiap aset yang pada
awalnya kinerja dari aset individual kurang dari 100%, maka
diharapkan setelah dilakukan perbaikan atau penggantian aset,
kinerja jaringan dapat ditingkatkanmenjadi 100%.Meskipun demikian
tidak secara otomatis tingkat pelayanan irigasi akan meningkat secara
nyata,karena masih diperlukan peningkatan aset pendukung, antara
lain Kelembagaan, Sumber Daya Manusia, dan Bangunan gedung.

4. Karakteristik Aset Jaringan Irigasi

Satuan unit aset jaringan irigasi terdiri dari misalnya satu bangunan
bendung secara utuh, yang di didalamnya terdapat beberapa segmen
yang bila dirinci mempunyai tugas sendiri-sendiri. Namun demi
mudahnya satuan aset tersebut hanya dibedakan kedalam komponen
sipil dan komponen mekanikal-elektrikal yang berupa pintu-pintu
beserta alat pengangkatnya. Pembedaan tersebut karena bahan
pembentuk komponen bangunan tersebut yang berbeda sehingga
umur rencananya (ibarat umur harapan hidupnya) berbeda.
Komponen sipil dapat terbentuk dari beberapa material, namun untuk
proses evaluasi diambil material yang dominan dari komponen
tersebut.

4.1. Kondisi dan Fungsi

Setelah suatu aset irigasi selasai dibangun terjadilah proses


kerusakan yang semakin lama semakin banyak sehingga dapat
disebut kondisi merupakan fungsi umurnya. Demikian pula halnya
dengan fungsi suatu aset, namun tidak selalu penurunan kondisi
paralel dengan penurunan fungsi.

Kondisi fisik jaringan irigasi dinilai berdasarkan tingkat kerusakan


dibandingkan dengan kondisi awal.
4

JDIH Kementerian PUPR


Fungsi fisik jaringan irigasi dinilai berdasarkan kemampuan
mengalirkan air dibandingkan dengan kapasitas rencana.

Secara hipotetis dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar-B5 Kondisi dan Fungsi Aset tanpa ada intervensi

Intervensi I Intervensi II
Kondisi atau Fungsi

Umur

Gambar-B6 Kondisi atau Fungsi Aset dengan ada intervensi

Umur dari aset dapat diperpanjang dengan intervensi berupa


perbaikan-perbaikan ataupun penggantian-penggantian. Dengan
demikian umur rencana dari aset dapat berulang sejak diadakannya
intervensi tersebut. Dengan catatan intervensi tersebut meliputi
sebagian besar dari bagian aset atau diistilahkan sebagai rehabilitasi
berat dan pembaharuan ataupun peningkatan yang berarti ada
penambahan kapasitas.

Bentuk grafik tersebut hanya berlaku untuk aset jaringan saja, untuk
aset pendukung terutama jenis kelembagaan, sumber daya manusia,
dan lahan grafik tersebut tidak berlaku.

4.2. Area Layanan


Setiap aset jaringan mempunyai area layanan, yaitu luas persawahan
yang mendapatkan air melalui aset jaringan yang bersangkutan.
Suatu bendung mempunyai area layanan seluruh luas DI, bangunan
5

JDIH Kementerian PUPR


sadap mempunyai arealayanan seluas petak tersier yang
mendapatkan air dari sadap yang bersangkutan. Area layanan ini
hanya dikenakan pada aset yang mempunyai fungsi ikut
mengatur/membagi aliran air.

4.3. Nilai Aset Baru


Setiap aset jaringan mempunyai nilai yang berubah dari waktu ke
waktu. Nilai Aset Baru penting untuk menghitung nilai aset yang ada.

5. AreaTerpengaruh Kerusakan

Setiap aset jaringan mempunyai areal layanan seperti dijelaskan di


atas. Dalam hal suatu aset menglami kerusakan dan penurunan
fungsi, maka kemungkinan pada areal layanan tersebut juga
terpengaruh oleh kerusakan tersebut. Bila penurunan fungsinya
besar maka areal yang terpengaruh tersebut juga besar demikian pula
sebaliknya. Pengaruh tersebut dapat karena fungsi dari aset yang
turun, kondisi aset yang turun, atau nantinya pengaruh dari
pelaksanaan perbaikan atau penggantian yang diusulkan.

6. Urgensi Upaya Penanganan

Urgensi upaya penanganan ditentukan di lapangan dengan melihat


langsung kondisi dan fungsi dari aset yang diinventarisasi. Terdapat 4
kategori urgensi :
Sangat Urgen yaitu perlu dilaksanakan dalam 1 (satu) atau 2
(dua) tahun setelah inventarisasi;
Untuk menegaskan perlu dilaksanakan penanganan pada tahun
pertama atau tahun keduadengan ketentuan, apabila fungsi dari
aset menunjukkan Sedang atau Buruk, maka perlu dilaksanakan
penanganan pada tahun pertama.Tapi bila masih berfungsi Baik
Sekali atau Baik, maka perlu dilaksanakan penanganan pada
tahun kedua setelah inventarisasi;
Urgen yaitu perlu dilaksanakan penanganan dalam 3 (tiga) tahun
setelah inventarisasi;
Kurang Urgen yaitu dapat dilaksanakan penanganan dalam 4
(empat) tahun setelah inventarisasi; dan
Jangka Panjang yaitu dapat dilaksanakan penanganan dalam 5
(lima) tahun setelah inventarisasi.

Keputusan mengenai urgensi tersebut ditentukan atas pertimbangan


obyektifoleh petugas survei inventarisasi bersama dengan unsur P3A.
6

JDIH Kementerian PUPR


Pertimbangan obyektif tersebut antara lain dapat berupa ketahanan
aset bertahan pada kondisi sekarang (saat inventarisasi), pengaruh
penundaan usulan pekerjaan pada produksi padi, dan kemampuan
keuangan guna membiayai usulan pekerjaan.
Data urgensi dapat dilihat pada formulir isian untuk aset jaringan
lembar 2/2 Lampiran I Bagian D.

7. Tujuan dari Upaya Penanganan


Upaya-upaya penanganan tersebut pastilah mempunyai satu tujuan
yang dapat dipilah menjadi enam yaitu
a. penggantian dengan manfaat yang diharapkan mengembalikan
kinerja seperti pada saat baru;
b. pemeliharaan dengan manfaat yang diharapkan untuk mencegah
kinerja turun;
c. peningkatan dengan harapan manfaat kinerjanya naik;
d. perluasan dengan harapan kenaikan areal pelayanan, tujuan ini
hanya dimungkinkan bila data ketersediaan airnya menunjukkan
berlebih;
e. pengamanan dengan harapan erosi dapat dicegah, kecelakaan
dapat dicegah.
f. efisiensi operasi dengan harapan operasi jaringan menjadi lebih
cepat, dan lebih efisien.

8. Pokok-Pokok Isi RPAI


Rencana Pengelolaan Aset Irigasi (RPAI) terdiri dari 3 bagian, yaitu :

Bagian 1 : Rencana Investasi Aset Jaringan 5 tahun (RIAJ), yang


terbagi menjadi
Rencana Anggaran Investasi 5 tahun, yang berisikan perbaikan dan
penggantian aset selama 5 tahun. Penyusunan rencana ini banyak
tergantung dari usulan-usulan pekerjaan dari lapangan, karena
dinilai petugas lapanganlah yang dari hari ke hari berada di lapangan
yang paling mengetahui keperluannya.

Bagian 2 : Rencana Investasi Aset Pendukung (RIAP) 5 tahun, yang


berisi :
Pembinaan dan Pengembangan Kelembagaan
Kelembagaan Internal
Kelembagaan External
Peningkatan SDM
Training/Pendidikan
Peremajaan
7

JDIH Kementerian PUPR


Perbaikan dan Penggantian Bangunan Gedung
Perbaikan dan Peningkatan
Penggantian
Perbaikan dan Penggantian Peralatan
Perbaikan dan Peningkatan
Penggantian
Sertifikasi dan Pengamanan Lahan
Sertifikasi Lahan Milik
Penyelesaian Sengketa
Pengamanan Administrasi/Pengarsipan
Pengamanan Fisik

Contoh format RPAI dapat dilihat di Lampiran II Bagian A

Bagian 3 : Rencana Kinerja Aset Irigasi (RKAI) 5 tahun, yang berisi :

Rencana Kinerja Aset Irigasi garis besarnya adalah sebagai berikut


Berupa grafik Peningkatan Kinerja Aset Jaringan dari tahun ke-1
hingga tahun ke-5.
Berupa grafik Peningkatan Kinerja Aset Pendukung pengelolaan
aset irigasi dari tahun ke-1 hingga tahun ke-5.
Berupa grafik Peningkatan Kinerja Aset Irigasi yang merupakan
penggabungan antara Kinerja Aset Jaringan dengan Kinerja Aset
Pendukung dengan pembobotan 80% pada Kinerja Aset Jaringan
dan 20% pada Kinerja Aset Pendukung.

9. Penanganan dan Prioritas Perbaikan


Pada kenyataannya pengajuan dana untuk keperluan pengelolaan
jaringan irigasi dari tahun ke tahun tidak selalu terpenuhi sesuai
dengan kebutuhan. Oleh karena itu jenis penanganan dan prioritas
perbaikan perlu dibuat berdasarkan atas data:

(1) Luas Daerah Irigasi, disebut Adi;


(2) Luas layanan terpengaruh kerusakan aset, disebut Aas;
(3) Kondisi fisik jaringan irigasi; dan
(4) Fungsi fisik jaringan irigasi.

Dari data diatas disusun daftar skala prioritas dengan rumus:


0.5
A
P K 0.35 F 1.5 0.65 as
Adi
P = Prioritas
K = Skor Kondisi

JDIH Kementerian PUPR


F = Skor Fungsi
Aas = Luas layananterpengaruh kerusakan aset
Adi = Luas daerah irigasi

Penentuan jenis penanganan dan prioritas perbaikan jaringan irigasi


akan difasilitasi prosesnya dengan software yang telah disiapkan,
dengan syarat bahwa data kondisi fisik jaringan irigasi, fungsi fisik
jaringan irigasi, luas layanan terpengaruh kerusakan asetserta luas
daerah irigasi harus dilengkapi pada saat pengisian data.

Dari hasil perhitungan akan ditampilkan tabel yang menunjukkan


jenis penanganan dan prioritas perbaikan jaringan irigasi.Dari tabel
tersebut jaringan irigasi yang kondisinya baik dan rusak ringan
ditangani melalui kegiatan pemeliharaan.
Sedangkan yang kondisinya rusak sedang diperlukan perbaikan, dan
yang kondisinya rusak berat perlu dilakukan perbaikan berat atau
penggantian sesuai dengan daftar skala prioritas.

Contoh hasil perhitungan sebagaimana tercantum dalam Lampiran II


Bagian B, contoh laporan rencana pengelolaan aset irigasi yang
berupa daftar prioritas penanganan aset irigasi.

Hasil penyusunan daftar skala prioritas diatas kemudian dibahas


bersama dengan P3A/GP3A/IP3A untuk memperoleh kesepakatan
prioritas perbaikan jaringanirigasi.

Pedoman ini difasilitasi dengan simulasi dalam aplikasi (software),


sehingga perencana dapat melakukan pilihan aset mana yang akan
dilakukan penanganan, dengan mengingat ketersediaan dana dan
faktor pembatas lainnya. Dengan penanganan/perbaikan yang
direncanakan, maka dapat diketahui gambaran kinerja jaringan
irigasi pasca penanganan/perbaikan.

Pelaksanaan simulasi tersebut diatas akan mempermudah


penyusunan rencana penanganan setiap tahunnya yang disertai
dengan rencana kinerja yang diharapkan.

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

M. BASUKI HADIMULJONO

JDIH Kementerian PUPR


JDIH Kementerian PUPR
IDENTITAS DAERAH IRIGASI

1 Nama Daerah Irigasi [36040178] CISANGU ATAS


2 Kewenangan / Kepemilikan Pemerintah Propinsi
3 Nama Kantor Pengelola Balai PSDA Ciujung Ciliman
4 Wilayah Sungai Cidanau-Ciujung-Cidurian-Cisadane-Ciliwung-Citarum
5 Daerah Aliran Sungai
6 Tingkatan Daerah Irigasi Teknis
7 Status Daerah Irigasi Lintas Kabupaten
8 Nama Sumber/Suplesi Air
1 Sungai Cisangu
2
3
4
9 Lokasi Bangunan Pengambilan
Propinsi Banten
Kabupaten/Kota Lebak
Kecamatan Warunggunung
Desa Pasirjaksa
10 Penggunaan Jaringan Irigasi c Irigasi Air minum c Perikanan Air Industri
Lain-Lain
11 Pola Tanam Padi-Padi-Palawija
12 Luas Potensial (Ha) 1.500
13 Luas Fungsional 1.360
14 Luas Terbangun Jaringan Utama (Ha) 1.300
15 Luas Terbangun Jaringan Tersier (Ha) 1.300
16 Luas Tanam tahun yang lalu
Masa Tanam 1 1.300
Masa Tanam 2 900
Masa Tanam 3 650
Intensitas tanam (%) 219
17 Luas Tanam yang diharapkan setelah pelaksanaan PAI
Masa Tanam 1 1.300
Masa Tanam 2 1.100
Masa Tanam 3 900
Intensitas tanam (%) 254
18 Catatan

JDIH Kementerian PUPR


LAP 1.02 - SKEMA DAERAH IRIGASI : CISANGU ATAS

B CS Ki 3A1
BCA.00 h
c

BCA.01
h

BCA.02
h B CS Ki 3A
h

BCA.03
h B CS Ki 3B
h

tl 09
n

B CS 01 B CS Ki 2
i i
BCA.04
i

B CS Ki 3C
BCA.05 h
h
BCA.06
B CS Ka 01 h
i
BCA.07
h
B CS Ki 3D
g

JDIH Kementerian PUPR


DATA KETERSEDIAAN AIR
D.I : [36040178] CISANGU ATAS

NAMA SUMBER AIR : Sungai Cisangu

TAHUN DATA : 2008

Qintake Qintake
Qsumber %
No. Bulan Periode rencana realisasi
(m3/det) Real/Renc
(m3/det) (m3/det)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)=(6)/(5)
1 1,4 1,5 1,4 93%
1 Januari 2 1,5 1,5 1,3 87%
3 1,24 1,5 1,4 93%
1
2 Februari 2
3
1 1,6 1,5 1,5 100%
3 Maret 2 1,4 1,5 1,4 93%
3 1,5 1,5 1,5 100%
1
4 April 2
3
1 1,4 1,5 1,4 93%
5 Mei 2 1,5 1,5 1,4 93%
3 1,3 1,5 1,2 80%
1
6 Juni 2
3
1
7 Juli 2
3
1
8 Agustus 2
3
1
9 September 2
3
1
10 Oktober 2
3
1
11 November 2
3
1
12 Desember 2
3

Tanggal survei : Tanda Tangan :


Nama :

JDIH Kementerian PUPR


DAFTAR INVENTARISASI ASET IRIGASI

Kode : 36040178
Nama : CISANGU ATAS
Tahun Tahun Bangunan Sipil Bangunan Mekanikal/Elektrikal
No Jenis Aset Nama Nomenklatur Total Biaya (Rp)
Dibangun Survey Kondisi Fungsi Pekerjaan Biaya (Rp) Kondisi Fungsi Pekerjaan Biaya (Rp)
1 Bendung 1977 Bd Cisangu Atas BCA.00 2008 B B PS 0 RB TB PA 20.000.000 20.000.000
2 Bagi-Sadap 1977 Bagi Sadap 04 BCA.04 2008 RR K PB 400.000 RB BR PA 5.000.000 5.400.000
3 Bagi-Sadap 1977 Bagi Sadap Sekunder Kiri B CS 01 2008 B K PB 750.000 RR B PB 300.000 1.050.000
4 Bagi-Sadap 1977 Bagi Sadap Sekunder Kanan 01 B CS Ka 01 2008 RR B PR 400.000 RB K PA 1.000.000 1.400.000
5 Bagi-Sadap 1977 Bagi Sadap Sekunder Kiri 2 B CS Ki 2 2008 B B PR 0 B B PR 0 0
6 Bagi 1977 Bagi Sekunder 3D B CS Ki 3D 2008 B K PR 500.000 RR K PB 600.000 1.100.000
7 Bagi 1977 bagi 9 B CS Ki 3B2 2008 B B PR 0 B B PR 0 0
8 Sadap 1977 SADAP BCA.01 2008 B B PR 0 RS K PB 1.000.000 1.000.000
9 Sadap 1977 SADAP BCA.02 2008 RR B PB 500.000 RB TB PA 3.000.000 3.500.000
10 Sadap 1977 SADAP BCA.03 2008 RR B PB 500.000 RB BR RB 3.000.000 3.500.000
11 Sadap 1977 SADAP BCA.05 2008 B B PR 0 RR K PB 500.000 500.000
12 Sadap 1977 SADAP BCA.06 2008 B B PR 0 B B PR 0 0
13 Sadap 1977 SADAP BCA.07 2008 RR K 750.000 B B 0 750.000
14 Sadap 1977 SADAP BCA.08 2008 B B PR 0 RR B PR 400.000 400.000
15 Sadap 1977 SADAP BCA.09 2008 B B PR 0 B B PR 0 0
16 Sadap 1977 SADAP BCA.10 2008 RR B PR 500.000 RR B PR 500.000 1.000.000
17 Sadap 1977 SADAP BCA.11 2008 RS B PB 1.000.000 RR K PB 500.000 1.500.000
18 Sadap 1977 SADAP BCA.12 2008 RR B PR 500.000 B B PR 0 500.000
19 Sadap 1977 SADAP BCA.13 2008 B B PR 0 B B PR 0 0
20 Sadap 1977 SADAP BCA.14 2008 RS K PB 1.500.000 RR B PR 300.000 1.800.000
21 Sadap 1977 SADAP BCA.15 2008 RR B PR 500.000 RR B PR 350.000 850.000
22 Sadap 1977 SADAP BCA.16 2008 RR B PR 400.000 B B PR 0 400.000
23 Sadap 1977 SADAP BCA.17 2008 B B PR 0 B K PR 300.000 300.000
24 Sadap 1977 SADAP BCA.18 2008 RS K PB 2.000.000 B B PR 0 2.000.000
25 Sadap 1977 SADAP BCA.19 2008 B B PR 0 RS K PS 1.000.000 1.000.000
26 Sadap 1977 SADAP BCA.20 2008 B B PR 0 RS K PS 750.000 750.000
27 Sadap 1977 SADAP BCA.21 2008 B B PR 0 B B PR 0 0
28 Sadap 1977 SADAP BCA.22 2008 RR K PB 650.000 RR K PB 500.000 1.150.000
29 Sadap 1977 Sadap Sekunder Kanan 02 B CS Ka 02 2008 RR B PR 500.000 RR K PB 500.000 1.000.000
30 Sadap 1977 Sadap Sekunder 3A B CS Ki 3A 2008 RS K PB 1.250.000 RS K PB 500.000 1.750.000
31 Sadap 1977 Sadap Sekunder 3B B CS Ki 3B 2008 RR B PR 500.000 RR K PR 500.000 1.000.000
32 Sadap 1977 Sadap Sekunder 3C B CS Ki 3C 2008 RR K PR 500.000 B B PR 0 500.000
33 Sadap 1977 B CS Ki 3B1 B CS Ki 3B1 2008 RS TB PB 1.500.000 RB TB PA 1.500.000 3.000.000
34 Sadap 1977 B CS Ki 3A1 B CS Ki 3A1 2008 B B PR 0 RR K PR 400.000 400.000
35 Sadap Langsung 1977 Sadap Langsung Sekunder Kanan B CS Ka 03 2008 RR B PR 400.000 RS K PB 1.000.000 1.400.000
36 Tanpa Bangunan B CS Ki 3D 2 B CS Ki 3D 2 0 0 0
37 Talang 1977 Talang Pertama Tl 01 2008 B B PR 0 0 0
TOTAL 15.500.000 43.400.000 58.900.000
Keterangan :
- Kondisi : B=Baik, RR=Rusak Ringan, RS=Rusak Sedang, RB=Rusak Berat - Tahun Survey : Tahun tearkhir dilakukan inventarisasi
- Fungsi : B=Baik, K=Kurang, BR=Buruk, TB=Tidak Berfungsi - Usulan Pekerjaan : PA=Pembaruan Aset, RB=Rehab Berat, PS=Perbaikan Sedang, PB=Pemeliharaan Berkala, PR=Pemeliharaan Rutin

JDIH Kementerian PUPR


KINERJA ASET IRIGASI

Kode : 36040178
Nama : CISANGU ATAS
Luas Layanan (Ha)
No Aset Nomenklatur Kinerja (%)
Rencana Terairi
1 Bendung BCA.00 1.360 611 45
2 Sadap BCA.01 1.360 611 45
3 Sadap BCA.02 1.359 610 45
4 Sadap BCA.03 1.357 735 54
5 Bagi-Sadap BCA.04 1.352 731 54
6 Sadap BCA.05 490 298 61
7 Sadap BCA.06 407 223 55
8 Sadap BCA.07 354 171 48
9 Sadap BCA.08 336 158 47
10 Sadap BCA.09 331 165 50
11 Sadap BCA.10 293 134 46
12 Sadap BCA.11 276 117 42
13 Sadap BCA.12 266 127 48
14 Sadap BCA.13 221 82 37
15 Sadap BCA.14 204 65 32
16 Sadap BCA.15 200 90 45
17 Sadap BCA.16 143 39 27
18 Sadap BCA.17 132 38 29
19 Sadap BCA.18 106 20 19
20 Sadap BCA.19 89 8 9
21 Sadap BCA.20 85 73 86
22 Sadap BCA.21 56 47 83
23 Sadap BCA.22
24 Bagi-Sadap B CS 01 655 381 58
25 Bagi-Sadap B CS Ka 01 203 185 91
26 Sadap B CS Ka 02 173 171 99
27 Sadap Langsung B CS Ka 03
28 Bagi-Sadap B CS Ki 2 585 340 58
29 Sadap B CS Ki 3A 200 116 58
30 Sadap B CS Ki 3B 270 154 57
31 Sadap B CS Ki 3C
32 Bagi B CS Ki 3D 70 49 70
33 Tanpa Bangunan B CS Ki 3D 2
34 Sadap B CS Ki 3B1 220 154 70
35 Sadap B CS Ki 3A1
36 Bagi B CS Ki 3B2 150 150 100

JDIH Kementerian PUPR


JDIH Kementerian PUPR
KINERJA SISTEM IRIGASI

Kode : 36040178
Nama DI
: CISANGU ATAS
Luas : 1360
Indeks Kinerja :
1. Kondisi Prasarana (25-45) : 34
2. Ketersediaan Air (6-9) : 7,20
3. Indeks Pertanaman (4-6) : 4,80
4. Sarana Penunjang (5-10) : 5,25
5. Organisasi Personalia (7.5-15) : 8,45
6. Dokumentasi (2.5-5) : 3,30
r7. P3A (5-10) : 7,20
Total : 70,20

JDIH Kementerian PUPR


DAFTAR PRIORITAS PENANGANAN ASET IRIGASI

Kode : 36040178
Nama : CISANGU ATAS Luas DI (Ha) : 1.360,0
Luas Bangunan Sipil Bangunan M/E Usulan
Tahun Tahun Skor Tingkat
No Aset Nomenklatur Terpengaruh Total Biaya (Rp) Peker-
Dibangun Survey Kondisi Fungsi Nilai Aset Baru Biaya (Rp) Kondisi Fungsi Nilai Aset Baru Biaya (Rp) Prioritas Urgensi
Kerusakan jaan
1 Sadap B CS Ki 3B1 1977 (Ha)
209,0 2008 RS TB 11.500.000 1.500.000 RB TB 4.000.000 1.500.000 3.000.000 PB 2,55 UR
2 Bagi-Sadap BCA.04 1977 405,6 2008 RR K 20.000.000 400.000 RB BR 5.000.000 5.000.000 5.400.000 PB 4,01 UR
3 Saluran Primer Pembawa BCA.02 - BCA.03 1977 678,5 2008 RR BR 95.000.000 750.000 750.000 PR 4,09 UR
4 Saluran Primer Pembawa BCA.19 - BCA.20 1977 80,8 2008 RS TB 0 3.000.000 3.000.000 PS 5,54 UR
5 Saluran Primer Pembawa BCA.14 - BCA.15 1977 100,0 2008 RB BR 0 2.500.000 2.500.000 PS 8,07 UR
6 Saluran Primer Pembawa BCA.01 - BCA.02 1977 407,7 2008 B K 205.000.000 300.000 300.000 PR 8,73 UR
7 Bagi-Sadap B CS 01 1977 196,5 2008 B K 17.000.000 750.000 RR B 5.000.000 300.000 1.050.000 PB 11,65 KU
8 Saluran Sekunder Pembawa B CS Ki 1-B CS Ki 2 1977 175,5 2008 RR K 110.000.000 800.000 800.000 PR 12,33 KU
9 Saluran Primer Pembawa BCA.15 - BCA.16 1977 71,5 2008 RR BR 0 1.000.000 1.000.000 PB 12,60 UR
10 Saluran Primer Pembawa BCA.17 - BCA.18 1977 53,0 2008 RS BR 0 1.000.000 1.000.000 PS 12,86 UR
11 Saluran Primer Pembawa BCA.16 - BCA.17 1977 66,0 2008 RR BR 0 1.000.000 1.000.000 PB 13,11 UR
12 Saluran Primer Pembawa BCA.04 - BCA.05 1977 147,0 2008 RR K 0 400.000 400.000 PR 13,47 KU
13 Saluran Primer Pembawa BCA.06 - BCA.07 1977 106,2 2008 RS K 0 1.400.000 1.400.000 PR 14,59 UR
14 Saluran Sekunder Pembawa B CS Ki3A-B CS Ki3A1 1977 60,0 2008 B BR 70.000.000 2.000.000 2.000.000 PR 15,42 UR
15 Sadap BCA.07 1977 106,2 2008 RR K 15.000.000 750.000 B B 5.000.000 0 750.000 15,84 JP
16 Saluran Primer Pembawa BCA.18 - BCA.19 1977 44,5 2008 RR BR 0 500.000 500.000 PB 15,97 UR
17 Saluran Primer Pembawa BCA.07 - BCA.08 1977 100,8 2008 RR K 0 200.000 200.000 PR 16,26 KU
18 Saluran Primer Pembawa BCA.08 - BCA.09 1977 99,3 2008 RR K 0 250.000 250.000 16,39 KU
19 Saluran Sekunder Pembawa B CS Ki 2-B CS Ki 3D 1977 35,0 2008 RR BR 0 1.000.000 1.000.000 PB 18,01 UR
20 Saluran Primer Pembawa BCA.11 - BCA.12 1977 79,8 2008 RR K 0 400.000 400.000 PR 18,28 KU
21 Saluran Primer Pembawa BCA.09 - BCA.10 1977 87,9 2008 B K 0 500.000 500.000 PR 18,79 UR
22 Saluran Primer Pembawa BCA.13 - BCA.14 1977 61,2 2008 RS K 0 1.000.000 1.000.000 PB 19,22 UR
23 Sadap BCA.14 1977 61,2 2008 RS K 17.500.000 1.500.000 RR B 5.000.000 300.000 1.800.000 PB 19,22 KU
24 Sadap B CS Ki 3A 1977 60,0 2008 RS K 16.000.000 1.250.000 RS K 6.000.000 500.000 1.750.000 PB 19,41 UR
25 Saluran Sekunder Pembawa B CS Ki2-B CS Ki3B1 1977 66,0 2008 B K 120.000.000 400.000 400.000 PR 21,69 UR
26 Saluran Sekunder Pembawa B CA 04 - B CS Ka 01 1977 60,9 2008 B K 0 600.000 600.000 PR 22,58 UR
27 Sadap BCA.18 1977 31,8 2008 RS K 21.000.000 2.000.000 B B 5.000.000 0 2.000.000 PB 26,67 JP
28 Bagi B CS Ki 3D 1977 21,0 2008 B K 14.000.000 500.000 RR K 5.000.000 600.000 1.100.000 PR 35,63 UR
29 Saluran Sekunder Pembawa B CS Ki 2-B CS Ki 3C 1977 10,5 2008 RR K 0 1.100.000 1.100.000 50,39 UR
30 Saluran Primer Pembawa BCA.21 - BCA.22 1977 9,3 2008 RR K 0 1.500.000 1.500.000 PB 53,54 UR
31 Bendung BCA.00 1977 0,0 2008 B B 350.000.000 0 RB TB 30.000.000 20.000.000 20.000.000 PS UR
32 Bagi-Sadap B CS Ki 2 1977 0,0 2008 B B 0 0 B B 0 0 0 PR JP
33 Bagi B CS Ki 3B2 1977 0,0 2008 B B 25.000.000 0 B B 7.000.000 0 0 PR JP
34 Sadap BCA.01 1977 0,0 2008 B B 10.000.000 0 RS K 5.000.000 1.000.000 1.000.000 PR KU
35 Sadap BCA.05 1977 0,0 2008 B B 15.000.000 0 RR K 4.000.000 500.000 500.000 PR KU
36 Sadap BCA.06 1977 0,0 2008 B B 17.500.000 0 B B 5.000.000 0 0 PR JP
37 Sadap BCA.08 1977 0,0 2008 B B 16.000.000 0 RR B 5.000.000 400.000 400.000 PR KU
38 Sadap BCA.09 1977 0,0 2008 B B 21.000.000 0 B B 5.000.000 0 0 PR JP
39 Sadap BCA.13 1977 0,0 2008 B B 0 0 B B 0 0 0 PR JP
40 Sadap BCA.17 1977 0,0 2008 B B 16.000.000 0 B K 5.000.000 300.000 300.000 PR UR
41 Sadap BCA.19 1977 0,0 2008 B B 14.000.000 0 RS K 4.000.000 1.000.000 1.000.000 PR UR
42 Sadap BCA.20 1977 0,0 2008 B B 15.000.000 0 RS K 5.000.000 750.000 750.000 PR UR
43 Sadap BCA.21 1977 0,0 2008 B B 20.000.000 0 B B 6.000.000 0 0 PR JP
44 Sadap B CS Ki 3A1 1977 0,0 2008 B B 13.000.000 0 RR K 4.000.000 400.000 400.000 PR KU
45 Tanpa Bangunan B CS Ki 3D 2 0,0 B B 0 0 B B 0 0 0 JP
46 Talang Tl 01 1977 0,0 2008 B B 5.000.000 0 0 PR JP
47 Saluran Primer Pembawa BCA.05 - BCA.06 1977 0,0 2008 B B 0 0 0 PR JP
48 Saluran Primer Pembawa BCA.10 - BCA.11 1977 0,0 2008 B B 0 0 0 PR JP
49 Saluran Primer Pembawa BCA.12 - BCA.13 1977 0,0 2008 B B 0 0 0 PR JP
50 Saluran Sekunder Pembawa B CS Ka 02-B CS Ka 3 1977 0,0 2008 B B 0 0 0 PR JP
51 Saluran Sekunder Pembawa B CS Ki 2-B CS Ki 3B 1977 0,0 2008 B B 55.000.000 0 0 PR JP

JDIH Kementerian PUPR


DAFTAR PRIORITAS PENANGANAN ASET IRIGASI

Kode : 36040178
Nama : CISANGU ATAS Luas DI (Ha) : 1.360,0
Luas Bangunan Sipil Bangunan M/E Usulan
Tahun Tahun Skor Tingkat
No Aset Nomenklatur Terpengaruh Total Biaya (Rp) Peker-
Dibangun Survey Kondisi Fungsi Nilai Aset Baru Biaya (Rp) Kondisi Fungsi Nilai Aset Baru Biaya (Rp) Prioritas Urgensi
Kerusakan jaan
52 Saluran Sekunder Pembawa B CS Ki 3B1 - B CS K 1977 (Ha)
0,0 2008 B B 90.000.000 0 0 PR JP
53 Saluran Sekunder Pembawa B CS Ki 3B2 - B CS K 1977 0,0 2008 B B 80.000.000 0 0 PR KU
54 Saluran Tersier B CS Ki3D-B CS Ki3D1 1977 0,0 B B 0 0 0 JP
55 Bagi-Sadap B CS Ka 01 1977 0,0 2008 RR B 0 400.000 RB K 0 1.000.000 1.400.000 PR UR
56 Sadap BCA.16 1977 0,0 2008 RR B 16.000.000 400.000 B B 4.500.000 0 400.000 PR JP
57 Sadap Langsung B CS Ka 03 1977 0,0 2008 RR B 0 400.000 RS K 0 1.000.000 1.400.000 PR UR
58 Saluran Primer Pembawa BCA.03 - BCA.04 1977 0,0 2008 RR B 180.000.000 400.000 400.000 PR KU
59 Sadap BCA.02 1977 0,0 2008 RR B 20.000.000 500.000 RB TB 5.000.000 3.000.000 3.500.000 PB UR
60 Sadap BCA.03 1977 0,0 2008 RR B 20.000.000 500.000 RB BR 5.000.000 3.000.000 3.500.000 PB UR
61 Sadap BCA.10 1977 0,0 2008 RR B 15.000.000 500.000 RR B 5.000.000 500.000 1.000.000 PR KU
62 Sadap BCA.12 1977 0,0 2008 RR B 20.000.000 500.000 B B 5.000.000 0 500.000 PR JP
63 Sadap BCA.15 1977 0,0 2008 RR B 19.000.000 500.000 RR B 4.500.000 350.000 850.000 PR KU
64 Sadap B CS Ka 02 1977 0,0 2008 RR B 0 500.000 RR K 0 500.000 1.000.000 PR KU
65 Sadap B CS Ki 3B 1977 0,0 2008 RR B 13.000.000 500.000 RR K 4.500.000 500.000 1.000.000 PR KU
66 Sadap B CS Ki 3C 1977 0,0 2008 RR K 14.000.000 500.000 B B 4.500.000 0 500.000 PR JP
67 Saluran Primer Pembawa BCA.20 - BCA.21 1977 0,0 2008 RR B 0 500.000 500.000 PR UR
68 Saluran Sekunder Pembawa B CA 04 - B CS 01 1977 0,0 2008 RR B 100.000.000 500.000 500.000 PB KU
69 Saluran Sekunder Pembawa B CS Ka 01-B CS Ka02 1977 0,0 2008 RR B 0 500.000 500.000 PR KU
70 Saluran Sekunder Pembawa B CS Ki 2-B CS Ki 3A 1977 0,0 2008 RR B 45.000.000 500.000 500.000 PR KU
71 Sadap BCA.22 1977 0,0 2008 RR K 0 650.000 RR K 0 500.000 1.150.000 PB UR
72 Sadap BCA.11 1977 0,0 2008 RS B 20.000.000 1.000.000 RR K 5.000.000 500.000 1.500.000 PB KU
73 Saluran Primer Pembawa BCA.00 - BCA.01 1977 0,0 2008 RR B 60.000.000 1.250.000 1.250.000 PR KU
TOTAL 40.750.000 43.400.000 84.150.000
Keterangan :
- Kondisi : B=Baik, RR=Rusak Ringan, RS=Rusak Sedang, RB=Rusak Berat - Tahun Survey : Tahun terakhir dilakukan inventarisasi
- Fungsi : B=Baik, K=Kurang, BR=Buruk, TB=Tidak Berfungsi
- Usulan Pekerjaan : PA=Pembaruan Aset, RB=Rehab Berat, PS=Perbaikan Sedang, PB=Pemeliharaan Berkala, PR=Pemeliharaan Rutin
- Tingkat Urgensi : SU=Sangat Urgen, UR=Urgen, KU=Kurang Urgen, JP=Jangka Panjang

JDIH Kementerian PUPR


LAMPIRAN III
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
Nomor : 23/PRT/M/2015
Tanggal : 4 MEI 2015
TENTANG PENGELOLAAN ASET IRIGASI

TEKNIS PELAKSANAAN, EVALUASI, DAN PEMUTAKHIRAN DATA


INVENTARISASI

1 Pendahuluan

Kegiatan PAI setelah perencanaan adalah pelaksanaan, evaluasi, dan


pemutakhiran data inventarisasi. Pelaksanaan pengelolaan aset irigasi
secara berkelanjutan dilakukan berdasarkan rencana pengelolaan
aset irigasi yang telah ditetapkan.

Produk kegiatan pelaksanaan PAI adalah terealisasinya pemeliharaan,


perbaikan dan penggantian aset jaringan irigasi sehingga dapat
dicapai target kinerja yang ditentukan. Produk kegiatan evaluasi
adalah adanya hasil kajian ulang kesesuaian antara rencana dan
pelaksanaan pengelolaan aset irigasi sebagai umpan balik untuk
perencanaan PAI tahun berikutnya. Produk pemutakhiran data
adalah berupa perubahan catatan aset jaringan irigasi dan/atau
pendukung pengelolaan irigasi.

2 Pelaksanaan RPAI

RPAI terdiri dari 3 (tiga) rencana yang dilaksanakan pada setiap tahun
sampai selesai dalam 5 (lima) tahun. 3 (tiga) rencana tersebut adalah ;
1 rencana investasi aset jaringan, yang berupa perbaikan dan
penggantian aset jaringan irigasi dalam masa 5 (lima) tahun;
2 rencana investasi aset pendukung, yang berupa pemenuhan
kebutuhan dan perbaikan aset pendukung dalam masa 5 (lima)
tahun; dan
3 rencana kinerja irigasi, yang berupa target-target luas tanam per
tahun selama 5 (lima) tahun yang dihubungkan dengan
pelaksanaan rencana investasi aset jaringan.

Ketiga rencana tersebut saling terkait satu dengan yang lain.

JDIH Kementerian PUPR


Pengajuan dana untuk pelaksanaan rencana tersebut dilakukan
melalui mekanisme yang ada, yaitu melalui DIPA dan tunduk pada
peraturan yang ada mengenai pelaksanaan kegiatan yang telah masuk
dalam DIPA.

Siklus pelaksanaan RPAI dapat dilihat pada halaman berikut.

JDIH Kementerian PUPR


START

RPAI RPAI PEMBENTUKAN RPAI


USULAN PROSES DIFINITIF SATUAN KERJA 5 TH
RPAI

PROGRAM DESAIN PROGRAM PROGRAM


PRA RPAI (1 TH) KONSTRUKSI PENDUKUNG
RPAI (5 TH) RPAI (5 TH)

PAKET PEK. REVIEW DESAIN & REVIEW PROGRAM


DESAIN HARGA PER TH PENDUKUNG PER TH

PERHITUNGAN
BIAYA PER PAKET PAKET PEK. PERHITUNGAN BIAYA
KONSTRUKSI PER TH PER KEGIATAN

PENGAJUAN PERHITUNGAN BIAYA PRIORITASI


PROSES PER PAKET KEGIATAN PER TH
DANA

T REVISI PRIORITASI PAKET PENGAJUAN DANA


DOK.ANGG Sesuai?
PROGRAM PER TH SESUAI PROGRAM
PER TH
Y

PELAKSANAAN
PENGAJUAN DANA
DESAIN
SESUAI PROGRAM
SETELAH RPAI PER TH PROSES
SIAP

DESAIN 5 TH
SELESAI REVISI T
Sesuai? DOK.ANGG
PROGRAM

PELAKSANAAN

1 TH SEKALI
Gambar-1 BaganAlurPelaksanaanTahunan RPAI
SELESAI PER TH
STOP

JDIH Kementerian PUPR


3 Evaluasi

Evaluasi dapat dilakukan bilamana didahului dengan kegiatan


monitoring. Evaluasi dilakukan terhadap pelaksanaan RPAI dan
pelaksanaan PAI pada umumnya termasuk kegiatan inventarisasi
sampai dengan pemutakhiran data.

Monitoring dan evaluasi dilakukan melalui jalur administrasi yang


ada. Namun evaluasi terhadap pelaksanaan RPAI harus dikaitkan
dengan target kinerja yang ditentukan dan menjadikan ukuran
tingkat pelayanan dari suatu Daerah Irigasi.

Evaluasi terhadap kinerja dari suatu Daerah Irigasi harus dilakukan


secara obyektif dengan mempertimbangkan unsur yang berada di luar
bidang keirigasian, termasuk di antaranya ketersediaan air dan
sarana serta prasarana pertanian lainnya.

Bagan alur kegiatan monitoring dan evaluasi dapat dilihat pada


halaman berikut.

JDIH Kementerian PUPR


START

DAFTAR D.I. & LUASNYA

TH N TH N+1

BL SUDAH SUDAH BL
M INVENTARISASI? INVENTARISASI? M

SD SD
H H

BL SUDAH RPAI SUDAH RPAI BL


M DIFINITIF? DIFINITIF? M

SD SD
H H

SUDAH SUDAH
BL BL
PELAKSANAAN PELAKSANAAN
M M
RPAI? RPAI?

SD SD
H H DAFTAR DI &
DAFTAR DI & DAFTAR DI & DAFTAR DI & DAFTAR DI & DAFTAR DI & DAFTAR DI & DAFTAR DI &
LUAS LUAS
LUAS LUAS LUAS LUAS LUAS LUAS

DAFTAR D.I. & LUASNYA

STOP

Gambar-C2 Bagan Alur Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan PAI

JDIH Kementerian PUPR


START

MON-EV TAHUNAN MON-EV 5 TAHUNAN

PROG. PELAKSANAAN PROG. PELAKSANAAN RPAI KONSTRUKSI RPAI PENDUKUNG


KONSTRUKSI PENDUKUNG

JADWAL PERSIAPAN JADWAL PERSIAPAN


REVISI / PERBAIKAN REVISI / PERBAIKAN
/ LELANG

REVISI / PERBAIKAN REVISI / PERBAIKAN


KONDISI AWAL VS KONDISI AWAL VS
AKHIR AKHIR

IDENTIFIKASI MONITOR MONITOR IDENTIFIKASI IDENTIFIKASI IDENTIFIKASI


MASALAH & SOLUSI PROG VS PROGRES PROG VS PROGRES MASALAH & SOLUSI MASALAH & SOLUSI MASALAH & SOLUSI

T T
Y DEVIASI? DEVIASI? Y POSITIF? POSITIF?

T T
JADWAL Y Y
JADWAL
PELAKSANAAN
PELAKSANAAN
KONSTRUKSI
RPAI BERIKUT
REVISI / PERBAIKAN REVISI / PERBAIKAN

STOP
IDENTIFIKASI MONITOR IDENTIFIKASI
MONITOR
MASALAH & SOLUSI PROG VS PROGRES MASALAH & SOLUSI
PROG VS PROGRES

DEVIASI? DEVIASI?
Y Y

T T

PROGRAM TH
BERIKUT
Gambar-C3 BaganAlur Monitoring danEvaluasi Program RPAI
STOP

JDIH Kementerian PUPR


4. Pemutakhiran Data Hasil Inventarisasi

Dalam PAI ada dua inventarisasi yang berbeda frekuensinya,


inventarisasi untuk aset jaringan dilakukan setahun sekali dan
inventarisasi untuk aset pendukung dilakukan sekali dalam 5 tahun.
Dengan demikian pemutakhiran data untuk aset jaringan dapat
dilakukan setiap tahun, namun untuk aset pendukung hanya bisa
dilakukan sekali dalam 5 tahun.

Evaluasi dan pemutakhiran data dapat memberikan umpan balik


terhadap pelaksanaan RPAI yang sedang berjalan.

Hasil pemutakhiran data dapat untuk menerbitkan buku data irigasi


tahunan dan atau menayangkan melalui situs internet.

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

M. BASUKI HADIMULJONO

JDIH Kementerian PUPR

Anda mungkin juga menyukai