Anda di halaman 1dari 13

BAHAN AJAR I : MATA KULIAH DASAR DASAR KESEHATAN DAN

KESELAMATAN KERJA
Oleh: Dr.H. Atjo Wahyu, SKM.,M.Kes

DASAR DASAR KESELAMATAN DAN


Mata Kuliah :
KESEHATAN KERJA
Kode Mata Kuliah / SKS : 201K512
Semester : Awal
Program Studi : Kesehatan Masyarakat
Mata Kuliah Prasyarat :
Dosen Penanggung Jawab : Dr.H. Atjo Wahyu, SKM.,M.Kes
Tim Dosen : 1. Dr.dr.Hj. Syamsiar Russeng, MS
2. Dr. dr. Masyita Musi, MS
3. Andi Wahyuni, SKM.,M.Kes
Mahasiswa mampu mendapatkan pemahaman yang utuh
terhadap prinsip dan konsep dasar ilmu K3 sehingga
Sasaran Belajar/Learning mereka mudah mengidentifikasi semua risiko dan
: bahaya yang ada di tempat kerja, yang pada akhirnya
outcome dijadikan sebagai bahan untuk melakukan langkah-
langkah promotif, preventive, dan protective bagi tenaga
kerja di tempat kerja.
Era Industrialisassi saat ini dan dimasa mendatang sangat
memerlukan dukungan tenaga kerja yang sehat dan
produktif, akan tetapi ketika tenaga kerja melakukan aktifitas
pekerjaannya baik di sektor formal maupun di sektor
informal, maka pada saat itu tenaga kerja tersebut akan
berinteraksi dengan faktor risiko dan bahaya yang ada di
tempat kerja, Out put dari risiko dan bahaya tersebut akan
mengakibatkan ketidaknyamanan dalam bekerja, tidak aman
dalam bekerja, risiko kecelakaan, penyakit, bahkan kematian.
Kondisi ini akan mempengaruhi kesehatan pekerja baik
: Kuliah
Deskripsi Mata secara fisik maupun non fisik yang pada akhirnya
menurunkan produktivitas tenaga kerja. Untuk itu diperlukan
kemampuan untuk dapat mengenal dan mengidentifikasi
semua jenis risiko dan bahaya yang ada di tempat kerja agar
tidak mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja bagi
tenaga kerja, oleh karena itu, mata kuliah ini diberikan kepada
saudara agar mendapatkan pemahaman yang utuh terhadap
semua risiko dan bahaya yang ada di tempat kerja, sehingga
mata kuliah dapat dijadikan sebagai bahan untuk melakukan
langkah-langkah promotif, preventive, dan protective tenaga
kerja di tempat kerja.
1. PENDAHULUAN
a) GarisBesar Materi Pokok Bahasan I:
Pokok bahasan pertama ini membahas mengenai Konsep Dasar dan Filosofi Ilmu K3
Pengertian Sehat, Kesehatan Kerja, Keselamatan Kerja dan Kesehatan dan Keselamatan Kerja

b) Sasaran Pembelajaran/Learning objective:


Mahasiswa mampu menjelaskan Konsep Dasar dan Filosofi Ilmu K3, Pengertian Sehat,
Kesehatan Kerja, Keselamatan Kerja dan Kesehatan dan Keselamatan Kerja

c) Perilaku Awal/Entry behavior:


Mahasiswa mampu menjelaskan perbedaan dasar prinsip ilmu K3 dan Ilmu kesehatan
masyarakat yang meliputi filosofi dan konsep dasar K3 yang di awali dari aspek yang pekerjanya
sampai dengan aspek lingkungan kerjanya.

d). Manfaat Pokok Bahasan:

Mahasiwa mampu menjelaskan prinsip dasar Konsep Dasar dan Filosofi Ilmu K3,
Pengertian Sehat, Kesehatan Kerja, Keselamatan Kerja dan Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Urutan Pembahasan:
Materi secara berurutan akan meliputi:
Konsep Dasar dan Filosofi Ilmu K3
Pengertian Sehat, Kesehatan Kerja, Keselamatan Kerja dan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja

e) Petunjuk Belajar/instructional orientation:

Pada materi bahasan pertama ini sebagai pemahaman awal pada mata kuliah ini adalah
mahasiswa memahami Konsep Dasar dan Filosofi Ilmu K3, Pengertian Sehat, Kesehatan Kerja,
Keselamatan Kerja dan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Selanjutnya mahasiwa juga dapat
memahami istilah-istilah ilmu K3,Ruang Lingkup, Tujuan Ilmu K3 dan Manfaat Ilmu K3
2. PENYAJIAN MATERI BAHASAN
a. Uraian Materi bahasan
I. Pendahuluan

1.1. Konsep Dasar dan Filosofi Ilmu K3

Public Health science merupakan ilmu kesehatan masyarakat dimana fokus perhatiannya
lebih dominan ke arah community oriented, sedangkan dalam masyarakat terdapat kelompok
masyarakat lagi yang di kenal sebagai specific community yaitu masyarakat pekerja. Masyarakat
pekerja ini tersebar di sektor formal dan informal dimana dalam menghadapi pekerjaannya
mempunyai 1001 macam masalah seperti terjadinya kecelakan di tempat kerja, kematian di
tempat kerja, stress ditempat kerja, sakit di tempat kerja, konflik di tempat kerja, ketidakpuasan,
kurang gizi dan lain-lain.
Banyak pekerjaan sering dilakukan tanpa mengharapkan imbalan ataupun penghargaan
materi, misalnya pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mencuci piring ataupun berbagai
kegiatan sosial yang bersifat teratur seperti berbagai misi keagamaan. Bekerja, baik memiliki
tujuan untuk mendapatkan materi seperti buruh pabrik, perajin, nelayan, maupun tanpa tujuan
imbalan seperti pekerjaan rumah tangga, memiliki resiko kesehatan.
Untuk memelihara kesehatan, manusia memang memerlukan berbagai sarana kesehatan
untuk bekerja, seperti kebutuhan gizi yang baik, pemukiman yang layak dan lain-lain. Namun di
lain pihak, sifat dan jenis pekerjaan, terutama lingkungan pekerjaan memiliki potensi bahaya
yang dapat mengancam kesehatan masyarakat yang bekerja, misalnya, lingkungan yang berdebu,
lingkungan yang panas, dan lain-lain. Dengan kata lain, disamping untuk memelihara kesehatan
manusia perlu bekerja, bekerja memiliki resiko atau ancaman kesehatan bagi mansuia dengan
pekerjaannya. melakukan pekerjaannya secara baik, setiap orang memerlukan dukungan
kemampuan kerjanya, seperti tenaga kerja yang diperoleh dari gizi yang baik, kondisi badan
yang sehat seperti hemoglobin, serta kemampuan individu seperti keterampilan, kemampuan
baca tulis, dan lain-lain yang dipengaruhi oleh jenis kelamin. Hal ini lazim disebut kemampuan
kerja atau Kapasitas Kerja.
Gambar 1. Konsep Dasar Kesehatan Kerja


Sumber : Bahan Ajar, Lientje Setiawati, 1999

Pada umumnya Setiap orang bekerja di motivasi oleh faktor ekonomi untuk menjaga
kelangsungan hidupnya, orang bekerja juga didorong oleh keinginan untuk mandiri yaitu ingin
BERDIKARI (berdiri di atas kaki sendiri), ingin melepaskan ketergantungan dari orang tua,
ingin mencapai derajat kesehatan yang optimal yaitu : keadaan sehat, baik secara fisik, mental,
spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Produktif adalah kegiatan yang selalu menghasilkan barang atau jasa yang
mempunyai nilai ekonomi. Akan tetapi Ketika seseorang bekerja maka secara otomatis pekerja
tersebut berinteraksi dengan faktor bahaya baik yang bersumber dari pekerjaannya maupun dari
lingkungan kerjanya. Interkasi dengan faktor bahaya tersebut akan menyebabkan dampak dan
pada akhirnya dapat memberikan risiko terhadap pekerja antara lain : Sakit , Pekerja Tidak
Produktif bekerja, Tidak Aman Dalam Bekerja, Tidak Nyaman Dalam Bekerja, dapat
mengalami Kecelakaan di tempat kerja bahkan pekerja dapat mengalami kematian
Sebenarnya setiap insan manusia selalu mengimpikan dalam hidupnya akan keselamatan
dan kesehatan demikian pula kondisi dan lingkungan yang baik, dan menurut sejarah bahwa
sejak awal kehidupan, manusia telah mempunyai nilai dasar yang tertanan dalam jiwa manuasia
yaitu Basic Survival System. System ini memiliki fungsi agar semua species dapat
mempertahankan kelangsungan hidup dan kehidupannya. Allah telah menciptakan manusia
dengan sangat sempurnanya dan disekaligus diberikan kelengkapan system perlindungan dasar
yang diberikan sejak dalam kandungan sampai keliang kubur. Beberapa Sytem perlindungan
dasar tersebut meliputi :
1. Manusia selalu memiliki naluri untuk tetap selamat dan sehat
2. Mempunyai perasaan takut terhadap bahaya
3. Mempunyai naluri yang dapat mendeteksi adanya bahaya
4. Mempunyai gerak reflex
5. Mempunyai akal untuk menilai benar atau salah
6. Mempunyai orang tua yang selalu member nasehat dan bimbingan ke jalan baik
dan selamat.
Dalam perkembangan selanjutnya akibat desakan industrialisasi dan semakin
berkembangnya penggunaan teknologi, manusia tidak hanya menggunakan Basic survival
system dalam menjalani kehidupannya karena system ini tidak dapat menjamin kualitas
kehidupan dimasa yang akan datang, oleh karena itu mereka menggunakan advance survival
system untuk menjamin kesejahteraan dan kehidupan ummat manusia hingga jauh ke depan
dengan cara menggunakan akal dan pikirannya untuk melakukan kesepakatan dan membuat
komitmen yang kuat dalam menyelamatkan dunia dan isinya.
Beberapa contoh tindakan selamat yang mungkin telah pernah kita terapkan :
Ketika kita berjalan kita selalu melihat kearah mana kita akan melangkah
Mengangkat gelas yang berisi teh panas dengan sangat hati-hati ketika
meminumnya.
Selalu memperhatikan jarak kendaraan saat berjalan beriringan
Mengurangi kecepatan bila ada hambatan didepan jalan
Apabila ada hambatan di depan maka secara perlahan kita akan mengurangi
kecepatan.
Apabila kita mengetahui sumber bahaya maka kita menjaga diri agar selamat
Kita akan menghidari lobang ketika jalan

Sejak dahulu kala telah banyak ditemukan kejadian bahwa orang yang bekerja dapat
menyebabkan terjadinya masalah pada kesehatan seperti mengalami kecelakaan kerja dan
menderita penyakit. Kesehatan dan Keselamatan kerja merupakan kebutuhan yang tidak bisa
dihindarkan oleh karena setiap orang akan bekerja untuk mempertahankan kehidupannya.
Dari sisi filosofi, K3 sudah memenuhi syarat sebagai bidang keilmuan yang perlu di
pelajari dan dikembangkan oleh karena secara ontology, epistomologi dan aksiologi sudah di
penuhi seperti penjelasan di bawah ini :
Tabel 1. Ontologi Epistemologi dan Aksiologi Ilmu Keselamatan dan Kesehatan Kerja
serta Ilmu Kedokteran Kerja
Ilmu Ilmu Kesehatan Kerja Ilmu
Keselam Kedoketran
atan Surveilans Promosi Higiene Ergonomi Pengorganisasian Kerja
Kerja Kesehatan Industri Pekerjaan Dan
Elemen Pekerja Budaya Kerja
Ilmu

OFaktorfis Faktor Faktor Faktor fisik, Faktor postur Faktor stress kerja
ik, kesehatan perilaku kimia, biologi janggal,
Onto
mekanik, pekerja pekerja dilingkungan durasi,
logy elektrik (fisikdan kerja frekuensi dan
mental) beban
Sirkus Manajemen Risiko Diagnosis
Terapi
Epistem 1. Antisipasi Rehabilitasi
ologi 2. Rekognisi Kompensasi
3. Evaluasi
(Kuratif dan
4. Pengendalian
Rehabilitatif
(promotof dan preventif)
)

Menurun Pekerja Menurunka Menurunkan Menurunkan Menurunkan risiko Pekerja


kan yang fit to n risiko risiko risiko penyakit sembuh
Aksiolo risiko work penyakit penyakit penyakit akibatkerja menurunkan
gi kecelaka menurunkan degeneratif akibat kerja akibat kerja (psikosomatik) risiko cacat
an kerja risiko (organ target) (gangguan dan
penyakit trauma kematian
akibat kerja kumulatif)

Sumber : L.Meily Kurniawidjaja, Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja, 2010

Filosofi K3 menurut International Association of Safety Professional (IASP) yang dikutip


oleh Soeratman Ramli (2010), menetapkan 8 prinsip K3 yang menjadi landasan pengembangan
K3 sebagai berikut :

1. Safety is an ethical responsibility (K3 adalah tanggung jawab moral/etik)

Masalah K3 adalah tanggungjawab moral untuk melindungi keselamatan sesama


manusia, bukan hanya sekedar pemenuhan terhadap peraturan ataupun profit semata.
Pekerja harus sadar bahwa apabila terjadi kecelakaan, bukan hanya dia saja yang
menanggung, tetapi seluruh keluarganya akan juga menanggung akibat yang
ditimbulkan. Dengan adanya kesadaran dari diri sendiri akan pentingnya
keselamatan kerja, Keselamatan dan Kesehatan kerja akan lebih mudah diwujudkan.

2. Safety is a culture not a program (K3 adalah budaya, bukan hanya sekedar
program

Banyak perusahaan yang menganggap bahwa safety hanyalah sebuah program yang
harus dijalankan untuk tujuan tertentu misalnya sebagai salah satu syarat untuk
mrngikuti tender. Pemikiran inilah yang harus diubah. Safety adalah sebuah
cerminan budaya kerja yang ada dalam perusahaan tersebut. K3 yang baik akan
mencerminkan bahwa kondisi ketenagakerjaan didalam perusahaan tersebut juga
baik.

3. Management is responsible (K3 adalah tanggungjawab manajemen)

Dalam pelaksanaannya, tanggungjawab K3 dapat didelegasikan dari manajemen


puncak kepada level yang dibawahnya. Akan tetapi tanggungjawab utama tetap pada
manajemen puncak. Sering terjadi apabila terjadi kecelakaan kerja manajemen
puncak hanya menyalahkan bawahannya misalkan supervisor dan manajer produksi.

4. Employees must be trained to work safely (Pekerja harus dididik untuk bekerja
dengan aman)
Semua elemen yang terlibat dalam suatu pekerjaan harus mengetahui dan dapat
mengaplikasikan keselamatan dan kesehatan kerja. Hal ini dikarenakan setiap
pekerjaan memiliki karakteristik bahaya yang berbeda-beda. Oleh karena itu, pekerja
harus dididik untuk dapat bekerja dengan aman dan meminimalkan resiko terjadinya
kecelakaan kerja.

5. Safety is condition of employment (K3 adalah cermin kondisi ketenagakerjaan)

Seperti telah dipaparkan sebelumnya bahwa K3 bukan hanya sekedar program, tetapi
lebih kepada cerminan dari kondisi ketenagakerjaan dalam sebuah perusahaan.
Dengan K3 yang baik, bisa dipastikan bahwa kondisi lingkungan kerja juga baik
sehingga tingkat kenyamanan pekerja dalam bekerja juga tinggi.

6. All injuries are preventable (Semua kecelakaan dapat dicegah)

Pemikiran bahwa semua keceakaan dapat dicegah harus ditanamkan dalam setiap
elemen perusahaan. Dengan mengetahui potensi kemungkinan kecelakaan yang akan
timbul, akan diperoleh tindakan pencegahan terhadap kecelakaan tersebut. Dengan
demikian kecelakaan akan bisa dihindari

7. Safety programs must be site specific (Program K3 bersifat spesifik)

Program K3 tidak bisa dikembangkan atau dibuat secara sembarangan ataupun


mungkin meniru yang sudah ada. Program K3 harus dibuat secara spesifik dengan
menyesuaikan kondisi di tempat kerja dan potensi kecelakaan yang mungkin timbul
dilihat dari segi kultur, sifat kegiatan, biaya, dan sebagainya

8. Safety is good for business (K3 baik untuk bisnis)

Pandangan pelaksanaan K3 akan menambah pengeluaran perusahaan harus diubah.


Yang benar adalah pelaksanaan K3 merupakan sebuah investasi. K3 mirip dengan
fenomena gunung es di lautan yang tampak hanya sedikit tetapi sebenarnya sangat
besar. Bayangkan bila terjadi kecelakaan kerja, berapa keruian yang timbul
diakibatkan adanya biaya untuk kompensasi dan pengobatan, produksi yang
berhenti, biaya perbaikan mesin, dan kerugian yang lain.

1.2 Pengertian Sehat, Kesehatan Kerja, Keselamatan Kerja dan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja
Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 Pasal 28H ayat
(1) dituliskan bahwa Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan. WHO dengan kesepakatan 61 negara anggota pada tahun 1948 memberlakukan
definisi sehat Health is a state of complete physical, mental and social well-being and not
merely the absence of diseases or infirmity" (sehat adalah suatu keadaan kondisi fisik, mental,
dan kesejahteraan sosial yang merupakan satu kesatuan dan bukan hanya bebas dari penyakit
atau kecacatan, definisi sehat ini telah diperbahuri oleh WHO pada tahun 1984 dimana sehat
salah satu komponennya adalah sehat secara spriritualitas. Selanjutnya dalam UU No. 36 tahun
2009 tentang kesehatan mendefinisikan secara rinci bahwa Kesehatan adalah keadaan sehat,
baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomis.

Kesehatan adalah perlindungan tubuh dan jiwa seseorang dari penyakit yang dihasilkan
dari bahan, proses atau prosedur yang digunakan di tempat kerja. Sedangkan Keselamatan
adalah perlindungan orang dari cedera fisik. batasan antara kesehatan dan keselamatan adalah
sulit didefinisikan dan dua kata yang biasanya digunakan bersama-sama untuk menunjukkan
keprihatinan kesehatan fisik dan mental individu di tempat kerja. (Phil Hughes and Ed
Ferrett,2007)

Kesehatan Kerja menurut ( WHO, 1950) adalah ilmu yang mempelajari manusia dalam
hubungannya dengan pekerjaannya dan lingkungan kerjanya baik secara fisik maupun psikis
yang meliputi antara lain : metode bekerja, kondisi kerja dan lingkungan kerja yang mungkin
dapat menyebabkan kecelakaan, penyakit ataupun perubahan dari kesehatan pekerja.
Pengertian Ilmu Kesehatan Kerja adalah Bagian dari ilmu Kesehatan Masyarakat yang
secara khusus mempelajari secara luas dan mendalam permasalahan kesehatan yang berkaitan
dengan pekerjaan (Pusat Kesehatan Kerja, 2004)
Kesehatan Kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya
yang bertujuan agar pekerja atau masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-
tingginya, baik fisik atau mental, maupun sosial dengan usaha preventif dan kuratif, terhadap
penyakit penyakit/gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan
lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum (Sumamur, 2009).
Kesehatan Kerja adalah Bagian ilmu kesehatan masyarakat yang menjamin orang atau
tenaga kerja agar aman di tempat kerja serta menjaga dan melindungi sumber daya manusia
dengan pendekatan multidisipliner melalui proses identifikasi, diagnosis, pengobatan dan
pencegahan dan pengendalian penyakit yang terkait dengan pekerjaan, cedera dan kondisi
lainnya. (Ashok laddha, 2013).
UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan Bab XII Kesehatan Kerja Pasal 164 (1) Upaya
kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan
kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. (2) Upaya kesehatan kerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pekerja di sektor formal dan informal.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan Selamat adalah terbebas dr


bahaya, malapetaka, bencana; terhindar darr bahaya, malapetaka; bencana; tidak kurang suatu
apa; tidak mendapat gangguan; kerusakan.

Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja,
bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara
melakukan pekerjaan (sumamur,2001)

Menurut Bennett N.B. Silalahi dan Rumondang (1991) menjelaskan bahwa Keselamatan
merupakan suatu usaha untuk mencegah setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat yang dapat
mengakibatkan kecelakaan. Sedangkan kesehatan kerja yaitu terhindarnya daru penyakit yang
mungkin akan timbul setelah memulai pekerjaannya.
Keselamatan kerja menurut Mondy dan Noe (2005) adalah perlindungan karyawan dari
luka-luka yang disebabkan oleh kecelakaan yang terkait dengan pekerjaan
Sedangkan Mathis dan Jackson (2002) menyatakan bahwa Keselamatan adalah merujuk
pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait dengan
pekerjaan.

Menurut Mangkunegara (2002) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran
dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga
kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju
masyarakat adil dan makmur.

The Joint ILO/WHO Committee on Occupational Health Tahun 1995 WHO bersama
ILO telah mendefinisikan kesehatan kerja dan berhasil memperbaiki definisi yang di keluarkan
pada tahun 1950, K3 adalah :Occupational Health and Safety is the promotion and maintenance
of the highest degree of physical, mental and social well-being of all occupation; the
preventionamong workers of departures from health caused by their working conditions;
theprotection of workers in their employment from risk resulting from factors adverse tohealth;
the placing and maintenance of the worker in an occupational environment
adapted to his physiological and psychological equipment and to summarize theadaptation of
work to man and each man to his job.

Bila kita mendalami definisi di atas maka kita bisa menklasifikasikan atau menangkap
pointy adalah :

a. Promosi dan memelihara derajat tertinggi semua pekerja baik secara fisik, mental, dan
kesejahteraan sosial di semua jenis pekerjaan.
b. Untuk mencegah penurunan kesehatan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh
kondisi pekerjaan mereka.
c. Melindungi pekerja pada setiap pekerjaan dari risiko yang timbul dari faktor-faktor
yang dapat mengganggu kesehatan.
d. Penempatan dan memelihara pekerja di lingkungan kerja yang sesuai dengan kondisi
fisologis dan psikologis pekerja dan untuk menciptakan kesesuaian antara pekerjaan
dengan pekerja dan setiap orang dengan tugasnya. Dari pengertian di atas dapat diambil suatu
tujuan dari K3 yaitu untuk menjaga dan meningkatkan status kesehatan pekerja pada tingkat
yang tinggi dan terbebas dari faktor-faktor di lingkungan kerja yang dapat menyebabkan
terjadinya gangguan kesehatan.

Pengertian keselamatan dan kesehatan kerja menurut Keputusan MenteriTenaga Kerja R.I.
No. Kep. 463/MEN/1993 adalah keselamatan dan kesehatan kerja adalah upaya perlindungan yang
ditujukan agar tenaga kerja dan orang lainnya di tempat kerja /perusahaan selalu dalam keadaan
selamat dan sehat, serta agar setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien.
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan
manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan Makmur.
Mangkunegara (2002)
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Menuliskan Bahwa K3 Adalah Segala
Kegiatan Untuk Menjamin Dan Melindungi Keselamatan Dan Kesehatan Tenaga Kerja Melalui
Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Dan Penyakit Akibat Kerja.
Keselamatan dan kesehatan kerja (OSH) secara umum didefinisikan sebagai ilmu untuk
antisipasi, pengenalan, evaluasi dan pengendalian bahaya yang timbul di atau dari tempat kerja
yang dapat mengganggu kesehatan dan kesejahteraan pekerja, mempertimbangkan kemungkinan
dampak pada masyarakat sekitar dan lingkungan umum (Benjamin O. Alli, 2008)

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan


Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Menuliskan Bahwa K3 Adalah Segala
Kegiatan Untuk Menjamin Dan Melindungi Keselamatan Dan Kesehatan Tenaga Kerja Melalui
Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Dan Penyakit Akibat Kerja.

b. Pembahasan:
Setelah penjelasan beberapa sub pokok bahasan tersebut di atas mahasiswa diberi
peluang untuk mengajukan pertanyaan atau atau menyusun kelompok diskusi atau kegiatan
brain storming dengan tetap berada dalam kendali atau pengawasan fasilitator. Pengawasan ini
di lakukan Agar koridor keilmuan tetap terjaga dari sudut sudut pandang kecakapan dan filosofi
keilmuan K3.

c. Penelitian:
Fasilitator menjelaskan berbagai contoh hasil research yang telah dan sedang serta di
kembangkan. Dan sebaliknya mahasiswa dapat memberikan umpan balik dari berbagai
permasalahaan K3 yang ada yang berkaitan dengan pokok bahasan yang telah diuraikan di atas
berdasarkan teori yang telah pernah mereka baca dan ketahui.

d. Penerapan:
Fasilitator menguraikan bagaimana Konsep Dasar dan Filosofi Ilmu K3, Pengertian Sehat,
Kesehatan Kerja, Keselamatan Kerja dan Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Penting juga di
sampaikan bahwa penerapan ilmu ini sangat terkait dengan ilmu lainnya. Demikian pula
mahasiwa dapat memebrikan umpan balik dan ikut member penjelasan sesuai yang pernah
mereka baca,

e. Latihan:
Mahasiswa membentuk kelompok dan menjelaskan kembali materi pokok bahasan sesuai
dengan sub pokok bahasan yang diberikan oleh fasilitator
f. Tugas Mandiri:
Mahasiswa dapat diberikan tugas dengan cara merangkum materi yang telah ada dengan cara
tulisan tangan asli, dan mahasiswa diberikan peluang untuk mengembangkan materi dari
berbagai sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.

3. PENUTUP

a. Rangkuman
Fasilitator memberi ringkasan dan rangkuman materi kuliah ini dengan memberikan
penjelasan kembanli mengenai inti dari materi bahasan dan keterhubungannya dengan pokok
bahasan sebelumnya dan berikutnya.
b. Tes Formatif:

Fasilitator memberikan tes formatif untuk mengetahui sejauh mana tingkat


pemahaman yang telah didapatkan mahasiswa pada materi bahasan ini dengan memberikan
pertanyaan antara lain sebagai berikut:

Jelaskan Konsep Dasar dan Filosofi Ilmu K3


Jelaskan Pengertian Sehat, Kesehatan Kerja, Keselamatan Kerja dan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja

c. UmpanBalik:

Mahasiswa bisa mengusulkan sesuatu hal yang pernah dirasakan dan dialami dan
diharapkan dapat memberi masukan untuk kesempurnaan bahan dan metode pembelajatran.

4. DAFTAR PUSTAKA
Ashok laddha, 2013, Occupational Health Overview, Diploma in Workplace Health and safety.
MBA-HA(In Progress), 2013 http://www.slideshare.net/laddha1962/occupational-health-
overview, Citation 10 Oktober 2015

Benjamin O. Alli, 2008, Fundamental Principles Of Occupational Health And Safety, Second
Edition, International Labour Organization

Cecep Dani Sucipt0, 2014, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Gosyen Publisihing

Departemen Tenaga Kerja, 1998, Training Material Bidang Kesehatan Kerja, Direktorat Jenderal
Tenaga Kerja Indonesia, Jakarta

Hendra, 2000, Intro to OHS (K3) Hendra-2000

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)


KEP-463/MEN/1993 tentang Pola Gerakan Nasional Membudayakan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
L.Meily Kurniawidjaja,2010 Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja, UI-Press
Lientje Setiawati, 1999, Bahan Ajar Mata Kuliah Higiene Perusahaan, Program S2 Ilmu
Kesehatan Kerja, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Mangkunegara, DR. A.A. Anwar Prabu. 2005. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Penerbit Refika
Aditama. 163
Mathis, Robert L. & Jackson. John H. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Penerbit Salemba Empat. Hal 245
Mondy, R. Wayne. & Noe, Robert M. 2005. Human Resources Management, Edisi ke-9. New
Jersey: Penerbit Prentice Hall. Hal 360

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Phil Hughes and Ed Ferrett. 2007, Introduction to Health and Safety at Work : The handbook for
students on NEBOSH and other introductory H&S courses Third edition Published by
Elsevier Limited
Robiana Modjo, 2011, Konsep Dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Bahan Ajar,
Departemen K3 FKMUI.
Erna Tresnaningsih, 2004 Modul Pelatihan Bagi Fasilitator Kesehatan Kerja, (dasar), Sekretariat
Jenderal DEPKES RI Pusat Kesehatan Kerja

Silalahi N.B Bennett., Silalahi B.Rumondang, 1991; Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja, cetakan kedua, Institut Pendidikan dan Pembinaan Manajemen: PT. Pustaka
Binaman Pressindo.hal.22 dan 139

Soedirman dan Sumamur PK, 2014, Kesehatan Kerja Dalam Perspektif Hiperkes dan
Keselamatan Kerja, Erlangga Medical Series, Penerbit Erlangga
Soehatman Ramli, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS 18801, Dian
Rakyat, 2010

Soeripto, M., 2008, Higiene Perusahaan, Fakultas Kedokteran Indonesia


Sumamur.P.K, 2001, Keselamatan dan Pencegahan Kecelakaan. Gunung Agung, Jakarta
Syukri Sahab, 1997, Teknik Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, PT.Bina Sumber
Daya Manusia

Tarwaka, 2014, Ergonomi Industri- Dasar-Dasar Pengetahuan Ergonomi Dan Aplikasi Di


Tempat Kerja, Harapan Press Solo

Tarwaka, 2014, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3): Manajemen dan Implementasi
K3 di Tempat Kerja., Harapan Press Solo

Undang-Undang No.1 Tahun 1970 tentang keselamatan Kerja

Anda mungkin juga menyukai