Anda di halaman 1dari 8

Jurnal EduBio Tropika, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2014, hlm.

187-250

Hasanuddin
Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Aceh

Fitriana
Mahasiswa Magister Pendidikan Biologi PPs Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Aceh

Korespondensi: letfan93@yahoo.co.id

HUBUNGAN KEKERABATAN FENETIK 12 SPESIES ANGGOTA FAMILIA


ASTERACEAE

ABSTRAK: Penelitian dengan tujuan untuk mengetahui hubungan kekerabatan 12 spesies pada familia
Asteraceae, menggunakan metode deskriptif. Sampel penelitian adalah 12 spesies Asteraceae dari genus yang
berbeda. Parameter yang digunakan adalah ciri morfologi batang, daun, bunga dan jenis stomata. Analisis data
adalah melalui perhitungan Indeks Similaritas (IS) dan Indeks Disimilaritas (ID). Selanjutnya, dilakukan
Analisis Cluster untuk mengelompokkan tanaman yang yang memiliki kesamaan karakteristik di antara 12
spesies tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak persamaan yang tampak diantara 12
spesies yang diteliti maka semakin dekatlah hubungan yang ada dan apabila semakin besar perbedaan maka
semakin jauhlah hubungan yang ada. Hubungan kekerabatan terdekat ditunjukkan pada spesies Elephantopus
scaber dan Vernonia cinerea dengan indeks disimilaritas terendah yaitu 28%. Selanjutnya, Tridax procumbens
dan Zinnia elegans memiliki indeks disimilaritas 32% dan Eclypta alba dan Tagetes erecta dengan indeks
disimilaritas 35%. Hubungan kekerabatan yang paling jauh ditunjukkan oleh kombinasi dari Tridax
procumbens, Zinnia elegans, Widelia biflora, Ageratum conyzoides, Hellianthus annuus, Cosmos caudatus,
Eclypta alba, Tagetes erecta dan kombinasi dari Elephantopos scaber, Vernonia cinerea, Emilia sanchifolia,
Pluchea indica dengan Indeks Disimilaritas tertinggi yaitu 53,5%.

Kata Kunci: Kekerabatan Fenetik, 12 Spesies, and Asteraceae.

KINSHIP FENETIK 12 SPECIES OF ASTERACEAE FAMILY MEMBERS


ABSTRACT: The research order to determine of kinship 12 species in the Asteraceae familia, using
descriptive methods. Samples are 12 species of Asteraceae from different genera. The parameters used are
morphological stems, leaves, flowers and kind of stomata. Analysis of the data is through the calculation of
Similarity Index (IS) and Disimilaritas Index (ID). Furthermore, the cluster analysis to group plants with similar
characteristics among 12 species. The results showed that the more similarities seem among the 12 species
examined so the closer the relationship, and unless the greater the difference, the more far is the relationship
that exists. The closest kinship shown on the species and Vernonia cinerea Elephantopus scaber disimilaritas
index low of 28%. Furthermore, Tridax procumbens and Zinnia elegans have disimilaritas index of 32% and
Tagetes erecta Eclypta alba and disimilaritas index 35%. The most distant kinship shown by a combination of
Tridax procumbens, Zinnia elegans, Widelia biflora, Ageratum conyzoides, Hellianthus annuus, Cosmos
caudatus, Eclypta alba, Tagetes erecta and the combination of Elephantopos scaber, Vernonia cinerea, Emilia
sanchifolia, Pluchea indica with the highest Disimilaritas Index ie 53.5%.

Keywords: Kekerabatan Fenetik, 12 Spesies, and Asteraceae.

PENDAHULUAN
Asteraceae merupakan salah satu familian (binnual) atau menahun (parennial). Habitat yang
tumbuhan yang memiliki 1.100 genus dan 20.000 baik adalah derah yang tersinari panas, seperti di
spesies dan tersebar di seluruh dunia (Cronquist, padang rumput, tepi jalan, pantai yang berpasir dan
1981). Sebagian besar spesies dari Asteraceae ini juga sering pada tebing yang jurang (Soerjowinoto,
dikenal sebagai tanaman liar, tanaman pagar dan 1987). Batang kebanyakan bulat, kokoh, keras,
tanaman obat-obatan. Selain itu juga menjadi pe- ada juga yang dangkal, berusuk dengan empelur
nyusun vegetasi penutup lantai hutan (Soerjowino- putih, bersayap, bersegi dan bergaris, sering keu-
to, 1987). Perawakan Asteraceae herba, semak nguan dan berambut (Soerjowinoto, 1987). Daun
atau perdu dan jarang sekali berupa pohon, tunggal terkadang berbagi sangat dalam sehingga
berumur setahun (annual), jarang yang dua tahun menyerupai daun majemuk, tersebar atau berhada-

202
Hubungan Kekerabatan Fenetik 12 Spesies Anggota Familia Asteraceae 203

pan, kebanyakan tanpa daun penumpu (Nikma, kekerabatan makhluk hidup (Rideng, 1982). Um-
2013). Bunga Asteraceae merupakan bunga cawan umnya, tumbuhan yang berkerabat dekat mempu-
atau bongkol atau seperti bulir pendek, dengan nyai anatomi, morfologi dan proses fisiologi yang
daun-daun pembalut bersama untuk seluruh rang- mirip (Badaria dalam Maulina, 2011). Karakteri-
kaian bunga (Tjitrosoepomo, 2007b). Bunga dalam sasi sifat morfologi merupakan cara determinasi
bongkol kecil dengan daun pembalut, sering dalam yang paling akurat untuk menilai sifat agronomi
satu bongkol yang sama terdapat dua macam bu- dan klasifikasi taksonomi tanaman (Sudarsono
nga, yaitu bunga cakram berbentuk tabung dan dkk., 2012). Rideng (1989) menyebutkan, bahwa
bunga tepi berbetuk pita. Bunga tepi terdapat da- anatomi juga merupakan sumber data awal lainnya
lam satu lingkaran atau lebih. Semua bunga bisa yang dapat digunakan dalam taksonomi tumbuhan.
juga berbetuk tabung, atau bias seluruhnya berben- Anatomi vegetatif lebih banyak digunakan sebagai
tuk pita (Nikma, 2013). Banyak penelitian yang ciri taksonomi dibandingkan dengan anatomi bu-
telah dilakukan untuk mengetahui potensi dari nga/reproduktif. Anatomi vegetatif biasanya ber-
familia ini. Diantaranya adalah Ageratum cony- sumber pada daun, batang dan akar. Lebih lanjut
zoides yang telah diketahui memiliki potensi besar Gotto (1982) menyebutkan bahwa paling sedikit
sebagai obat multiguna seperti mengobati demam, ada 50 ciri yang harus dibandingkan. Hubungan
malaria, sakit tenggorokan, radang paru-paru dan kekerabatan antar jenis tanaman dapat dianalisis
mimisan. Selanjutnya Tegetes erecta juga dikenal untuk menentukan sejauh mana ketidakmiripannya
sebagai agen biokontrol dalam mengendalikan dengan cara menghitung koefisien korelasi, indeks
berbagai macam hama (Utami dan Kumolo, 2011). kemiripan, jarak taksonomi, dan dapat pula dengan
Elephantopus scaber dikenal memiliki khasiat ob- menggunakan analisis kelompok. Secara umum
at yaitu dapat mengobati penyakit malaria, demam, semua cara pengukuran ini bertujuan untuk me-
keputihan dan sariawan. Selanjutnya seduhan akar ngetahui kemiripan antar jenis tanaman yang di-
Wedelia biflora juga dapat mengobati penyakit bandingkan berdasarkan sejumlah karakter (Ro-
keputihan, dan jika dikunyah dengan pinang dapat mesburg, 1984). Rumusan masalah dalam peneli-
menyembuhkan sesak napas serta pusing akibat tian ini adalah bagaimana hubungan kekerabatan
memakan ikan beracun. Kemudian beluntas (Plu- 12 spesies Asteraceae? Tujuan penelitian ini ada-
chea indica) juga memiliki kandungan zat antisep- lah mengetahui hubungan kekerabatan 12 spesies
tik pada seluruh bagian tubuhnya (Heyne, 1987). pada familia Asteraceae.
Karena banyaknya potensi yang dimiliki oleh
jenis-jenis tumbuhan dari familia ini menjadikan METODE
Asteraceae menarik untuk dikaji hubungan kekera- Jenis penelitian yang digunakan adalah kua-
batan berdasarkan morfologi dan anatominya. Me- litatif dan kuantitatif. Data yang diperoleh dianali-
nentukan hubungan kekerabatan tumbuhan meru- sis secara deskriptif, yaitu menggambarkan dan
pakan aspek yang dipelajari dalam taksonomi menginterpretasikan kekerabatan 12 spesies Aste-
tumbuhan. Kajian hubungan kekerabatan tumbu- raceae berdasarkan karakter morfologi batang, da-
han ini oleh berbagai ahli dikaji melalui berbagai un, bunga dan tipe stomata. Tahapan yang dilaku-
pendekatan. Sejalan dengan perkembangan, pende- kan adalah: 1) Menentukan spesies tumbuhan yang
katan ini semakin diperbaharui yaitu berdasarkan akan diamati; 2) Mengidentifikasi morfologi daun,
pada, pendekatan kladistik, pendekatan klasifikasi batang dan bunga; 3) Membuat preparat untuk me-
evolusi dan pendekatan fenetik (Rideng, 1989). ngidentifikasi tipe stomata; 4) Membuat tabel hasil
Penentuan hubungan kekerabatan fenetik secara pengamatan; dan 5) Menentukan hubungan keke-
kualitatif ditentukan dengan cara membandingkan rabatan pada tumbuhan yang diamati.
persamaan dan perbedaan ciri yang dimiliki oleh Prosedur Kerja
masingmasing takson: dengan menggunakan se- Pengumpulan spesies sampel dilakukan de-
jumlah persamaan karakter (morfologi, anatomi, ngan survei eksploratif. Dari setiap STO (Satuan
embriologi, palinologi, sitologi, kimia, biologi re- Taksonomi Operasional) dipilih ciri dari setiap
produksi, ekologi dan fisiologi). Istilah fenetik per- tumbuhan sebanyak 50 ciri, yang kemudian dinya-
tama kali dikemukakan oleh Cain dan Harrison takan dengan angka yang memberikan suatu gam-
tahun 1960 bertujuan untuk menunjukkan hubu- baran terhadap cirri tersebut.Gambaran tentang ciri
ngan kekerabatan dengan menggunakan ciri yang pada STO dapat dinyatakan secara sederhana, yai-
sama. Makin besar persamaan di antara makhluk tu dengan angka (0) bila ciri tersebut tidak ada dan
hidup, makin dekat hubungan yang ada, semakin angka (1) diberikan jika ciri yang diamati terdapat
sedikit persamaanya akan semakin jauh hubungan pada jenis tersebut.
204 Hasanuddin, dkk.

Tabel 1. Objek Digunakan dalam Penelitian 2( C)


IS = 100%
( A) + ( B)
No Simbol Nama Ilmiah Nama lokal
1. A Elephantopus scaber Tapak leman
Keterangan:
2. B Ageratum conyzoides Bandotan
ID = Indeks Disimilaritas
3. C Widelia biflora Seruni laut
IS = Indeks Similaritas
4. D Trydax procumbens Cagak langit
C = Jumlah ciri yang sama pada dua individu
5. E Eclypta alba Urang aring
yang dibandingkan
6. F Emilia sanchifolia Jombang A = Jumlah ciri individu A
7. G Zinnia elegans Kembang kertas B = Jumlah ciri individu B
8. H Helianthus annuus B. matahari
9 I Tagetes Erecta Tahi kotok Hasil perhitungan tersebut lalu ditabulasikan
10 J Cosmos caudatus Kenikir dalam bentuk matriks yang dapat dilihat pada Ta-
11 K Vernonia cinerea Sawi Langit bel 2. Selanjutnya untuk mengetahui tingkat kesa-
12. L Pluchea indica Beluntas maan nilai pada 12 jenis tanaman yang diamati,
dilakukan Analisis Cluster (Mueller-Dombois &
Parameter yang Diamati Ellenberg, 1974). Hasil analisis akan disajikan da-
Habitus lam bentuk Dendogram
Karakter yang diamati pada jenis habitus Pengolahan Data
adalah apakah spesies termasuk ke dalam jenis po- Data yang diperoleh dianalisis secara des-
hon, perdu, atau herba. kriptif, yaitu menggambarkan dan menginterpreta-
Daun sikan hubungan kekerabatan 12 spesies tanaman
Karakter yang diamati pada organ daun ter- berdasarkan karakter morfologi batang, daun, bu-
diri atas jenis, bentuk, pangkal, tepi, ujung, permu- nga dan jenis stomata pada Asteraceae.
kaan, pertulangan, dan duduk daun.
Batang HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakter yang diamati pada organ batang ter- Persamaan dan Perbedaan Ciri Morfologi dan
diri atas sifat batang berkayu atau herba, percaba- Anatomi STO
ngan, warna permukaan, sifat permukaan batang, Hasil pengamatan terhadap 12 spesies tana-
dan warna getah. man dari familia Asteraceae yaitu Tridax rocum-
Bunga bens, Elephantopus scaber, Ageratum conyzoides,
Karakter yang diamati pada organ bunga ter- Widelia biflora, Eclypta alba, Emilia sanchifolia,
diri atas jenis, rangkaian, letak bunga, keberadaan, Zinnia elegans, Tagetes erecta, Cosmos caudatus,
jumlah, sifat kelopak, warna, sifat mahkota, tenda Hellianthus annuus, Vernonia cinerea dan Pluchea
bunga, letak benang sari dan jumlah benang sari. indica menunjukkan hasil yang berbeda-beda
Buah untuk setiap organ tanaman yang diamati. Adapun
Karakter yang diamati pada organ buah ter- parameter yang diamati untuk setiap spesies meli-
diri atas jenis, bentuk, permukaan, dan jumlah ru- puti morfologi batang, daun, bunga dan stomata.
ang buah. Parameter yang diamati untuk organ batang, yaitu
Biji percabangan batang, arah tumbuh batang, bentuk
Karakter yang diamati pada organ biji terdiri batang dan permukaan batang. Pada organ daun
atas warna, bentuk, dan jumlah biji. yang diamati meliputi susunan daun, tata letak da-
Stoma un, bentuk tangkai daun, bangun daun, pangkal
Pengamatan stoma dilakukan dengan cara daun, ujung daun, tepi daun, daging daun dan per-
penyayat permukaan bawah setiap daun STO. mukaan daun. Pada organ bunga yang diamati an-
tara lain kedudukan bunga, jenis bunga, warna bu-
Pengukuran Kemiripan nga, dasar bunga, daun pelindung & daun pemba-
Penentuan hubungan kekerabatan tanaman lut. Pengamatan terhadap stomata yang akan di-
Asteraceae dilakukan dengan pengukuran kemiri- amati adalah jenis stomatanya. Dari ciri-ciri morfo-
pan atau Indeks Similaritas (IS) dan pengukuran logi dan anatomi yang diamati ada beberapa kesa-
ketidakmiripan atau Indeks Disimilaritas (ID) de- maan di antara 12 jenis tanaman yang diteliti yaitu
ngan menggunakan rumus sebagai berikut: memiliki stomata jenis anomositik, memiliki bu-
nga tabung dan memiliki daun pembalut bersama
ID 100 IS untuk seluruh rangkaian bunga. Perbedaan ciri
Hubungan Kekerabatan Fenetik 12 Spesies Anggota Familia Asteraceae 205

morfologi yang diamati dari 12 jenis tanaman yang tanaman sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh
diteliti adalah cara percabangan batang, arah tum- Loveless (1989) bahwa klasifikasi didasarkan ko-
buh batang, pangkal batang, permukaan batang, relasi sejumlah besar karakter, sehingga dua tum-
susunan daun, tata letak daun, bentuk tangkai da- buhan yang memiliki sejumlah karakter yang sa-
un, bangun daun, pangkal daun, ujung daun, tepi ma dianggap lebih dekat kekerabatannya daripada
daun, daging daun, kedudukan bunga, jenis bunga, dua tumbuhan yang hanya memiliki beberapa per-
warna bunga, dasar bunga, daun pelindung & ben- samaan karakter saja.
tuk daun pembalut. Perbedaan ciriciri morfologi Berdasarkan Tabel 2. kombinasi jenis Ele-
yang diamati menunjukkan jauh dekatnya hubu- phantopus scaber dan Vernonia cinerea merupa-
ngan kekerabatan diantara 12 species. Pendapat ini kan tumbuhan yang memiliki hubungan kekera-
sesuai dengan yang diungkapkan Rideng (1989) batan paling dekat. Hal ini dikarenakan kombinasi
bahwa Semakin banyak persamaan yang dimiliki spesies ini memiliki indeks dissimilaritas terkecil
diantara makhluk hidup maka semakin dekat hubu- yaitu 28 % dengan indeks similaritas terbesar 72%.
ngan yang ada, semakin besar perbedaan maka Selanjutnya, tumbuhan yang paling jauh hubungan
semakin jauh hubungan yang ada. kekerabatannya adalah Tridax procumbens dan
Pengukuran Kemiripan Pluchea indica. Kombinasi spesies ini memiliki
Hubungan kekerabatan antar jenis tanaman indeks dissimilaritas tertinggi yaitu 79 % dengan
dapat dianalisis untuk menentukan sejauh mana indeks similaritas terendah 21%. Tingkat hubu-
ketidakmiripannya dengan cara menghitung koefi- ngan kekerabatan ini bila diurutkan dari a sampai k
sien korelasi, indeks kemiripan, jarak taksonomi, menunjukkan hubungan kekerabatan yang sema-
dan dapat pula dengan menggunakan analisis ke- kin jauh, terlihat dengan indeks disimilaritas yang
lompok. Secara umum semua cara pengukuran ini semakin tinggi. Hasil analisis kekerabatan 12 spe-
bertujuan untuk mengetahui kemiripan antar jenis sies Asteraceae berdasarkan morfologi batang,
tanaman yang dibandingkan berdasarkan sejumlah daun, dan tipe stomata menunjukkan sejumlah per-
karakter (Romesburg, 1984). Penelitian ini meng- samaan dan perbedaan karakter pada setiap spe-
gunakan perhitungan indeks kemiripan untuk me- siesnya. Kombinasi spesies yang berkerabat dekat
nentukan sejauh mana hubungan kekerabatan 12 memiliki banyak persamaan karakter. Sebaliknya,
spesies Asteraceae yang diteliti. Romesburg (1984) kombinasi spesies yang berkerabat jauh memiliki
menjelaskan bahwa perhitungan indeks kemiripan sedikit persamaan karakter. Pendapat ini sesuai de-
terdiri dari dua yaitu pengukuran kemiripan atau ngan yang diungkapkan Rideng (1989) bahwa
Indeks Similaritas (IS) dan pengukuran ketidak- Semakin banyak persamaan yang dimiliki dian-
miripan atau Indeks Disimilaritas (ID). Penentuan tara makhluk hidup maka semakin dekat hubungan
kemiripan ini bertujuan untuk mengetahui kemi- yang ada, semakin besar perbedaan maka semakin
ripan dua komunitas tumbuhan. Nilai ID diperoleh jauh hubungan yang ada.
dari pengurangan nilai IS dengan bilangan 100; Pengelompokkan Indeks Disimilaritas Menggu-
atau ID = IS 100. Hasil pengukuran ini menun- nakan Analisis Cluster
jukkan bahwa semakin besar indeks similaritas Analisis cluster adalah analisis untuk menge-
yang dimiliki maka semakin dekat hubungan keke- lompokkan elemen yang mirip sebagai objek pene-
rabatan antar jenis tanaman. Hal ini didasari oleh penelitian untuk menjadi kelompok (cluster) yang
sejumlah karakter yang sama pada masing-masing berbeda. Analisis cluster berguna untuk meringkas

Tabel 2. Matriks Indeks Similaritas (IS) dan Indeks Dissimilaritas (ID)


206 Hasanuddin, dkk.

data dengan jalan mengelompokkan objek-objek bagai kelompok d; 5) Kombinasi spesies C dan J
berdasarkan kesamaan karakteristik tertentu dian- sebagai kelompok e; 6) Kombinasi spesies A, G,
tara objek-objek yang akan diteliti. Analisis cluster dan D sebagai kelompok f; 7) Kombinasi spesies
terbagi atas dua metode, yaitu metode hirarki dan C, J, dan I sebagai kelompok g; 8) Kombinasi
me-tode non-hirarki (Sitepu dkk, 2011). Penelitian spesies B, K, F dan L sebagai kelompok h;
ini menggunakan analisis cluster dengan metode 9) Kombinasi spesies A, G, D, C, J dan I sebagai
hirarki. Metode ini dimulai dengan mengelompok- kelompok i; 10) Kombinasi spesies A, G, D, C,
kan data yang mempunyai indeks dissimilaritas J, I, E dan H sebagai kelompok j; dan 11)
terkecil, yaitu Elephantopus scaber (B) dan Verno- Kombinasi spesies A, G, D, C, J, I, E, H, B, K, F
nia cinera (K). Kedua spesies ini merupakan objek dan L sebagai kelompok k.
yang paling dekat karena memiliki indeks disimi- Kelompok a merupakan kelompok yang
laritas yang paling kecil yaitu 28%. Kemudian paling berkerabat dekat dengan indeks disimilari-
diteruskan ke objek lain yang mempunyai kedeka- tas terendah yaitu 28%. Dua pasangan yang ter-
tan kedua. Demikian seterusnya sehingga kelom- masuk ke dalam kelompok ini adalah Elephan-
pok akan membentuk semacam pohon, dengan topus scaber dan Vernonia cinera. Kedua spesies
hierarki yang jelas antar objek, dari yang paling ini memiliki banyak karakter yang sama, seperti
mirip sampai yang paling tidak mirip. Metode sama-sama memiliki batang bulat yang bersifat
yang digunakan adalah single linkage (pautan herba, arah tumbuh batang tegak, permukaan ba-
tunggal). Metode ini akan menggelompokkan dua tang berbulu halus dan batang berwarna hijau. Se-
objek yang mempunyai jarak terdekat lebih da- lanjutnya letak daun pada kedua tumbuhan ini ter-
hulu. Jadi pada setiap tahapan, banyaknya cluster sebar, memiliki tangkai daun berbentuk pipih dan
akan berkurang satu. Hasil berupa single linkage tepinya melebar (bersayap), pangkal daun merun-
clustering dapat disajikan dalam bentuk dendo- cing, tepi daun bertoreh merdeka, cabang tulang
gram (Gambar.1.) daun mencapai tepi daun, daging daun tipis seperti
Berdasarkan Gambar 1. terdapat sebelas ke- selaput dan permukaannya berbulu. Bunga pada
lompok (cluster) kombinasi spesies tanaman de- kedua tumbuhan ini terletak di ujung batang de-
ngan masing-masing tingkat hubungan kekeraba- ngan daun pelindung yang berbentuk segitiga, ibu
tannya. Sebelas kelompok tersebut yaitu: 1) Kom- tangkai bunganya bercabang-cabang, dan hanya
binasi spesies B dan K sebagai kelompok a; terdiri atas bunga tabung yang berwarna ungu.
2) Kombinasi spesies A dan G sebagai kelompok Kelompok yang berkerabat dekat lainnya
b; 3) Kombinasi spesies E dan H sebagai ke- adalah kelompok b dengan indeks disimilaritas
lompok c; 4) Kombinasi spesies B, K dan F se- 32%. Kombinasi spesies dari kelompok ini adalah

Gambar 1: Dendogram Hubungan Kekerabatan 12 Spesies Asteraceae Berdasarkan Karakter Mor-


fologi Batang, Daun, Bunga dan Tipe Stomata.

Keterangan:
A : Tridax procumbens E : Eclypta alba I : Cosmos caudatus
B : Elephantopus scaber F : Emilia sanchifolia J : Hellianthus annuus
C : Ageratum conyzoides G : Zinnia elegans K : Vernonia cinerea
D : Widelia biflora H : Tagetes erecta L : Pluchea indica
Hubungan Kekerabatan Fenetik 12 Spesies Anggota Familia Asteraceae 207

Tridax procumbens dan Zinnia elegans. Kedua 38%. Kelompok ini memiliki batang berbentuk
spesies ini memiliki batang berbentuk bulat yang bulat dan bersifat herba. Letak daun berhadapan,
bersifat herba, permukaan batang berbulu halus helaian daun berbentuk bulat telur, ujung daun
dan berwarna hijau. Letak daun berseling berhada- runcing, daging daun tipis seperti selaput dan per-
pan, helaian daun berbentuk bulat telur, ujung da- mukaannya berbulu kasar. Karangan bunga terdiri
un runcing, tepi daun rata, cabang tulang daun ti- atas bunga pita dan bunga tabung yang berwarna
dak mencapai tepi daun dan permukaan daun ber- kuning. Daun pelindung berbentuk lanset dan da-
bulu kasar. Karangan bunga dengan bunga pita, sar bunga berbentuk cawan.
bunga tabung berwarna kuning, daun pelindung Kelompok g juga terdiri atas tiga spesies
berbentuk lanset, pangkal daun pelindung tumpul yaitu Ageratum conyzoides, Hellianthus annuus
dan dasar bunga berbentuk cawan. dan Cosmos caudatus. Indeks disimilaritas kelom-
Kelompok c adalah kombinasi spesies pok ini adalah 39,5%. Kesamaan ciri pada kelom-
Eclypta alba dan Tagetes erecta dengan indeks pok ini adalah memiliki batang yang bersifat her-
disimilaritas 35 %. Kelompok ini juga termasuk ba, permukaan batang berbulu halus dan batang
kelompok tumbuhan yang berkerabat dekat. Kedua berwarna hijau. Daun memiliki tangkai daun dan
spesies ini memiliki tipe percabangan simpodial, susunan tulang daun menyirip. Bunga terletak di
batang tegak berbentuk bulat dan bersifat herba. ujung batang, daun pelindung berbentuk bulat te-
Letak daun berhadapan berseling, helaian daun lur, pangkal daun runcing, daun pembalut berben-
berbentuk lanset, susunan tulang daun menyirip, tuk bulat, dan dasar bunga berbentuk cawan.
ujung daun runcing, tepi daun bertoreh merdeka, Kelompok h memiliki indeks disimilaritas
cabang tuang daun mencapai tepi daun, permukaan 43%. Kelompok ini terdiri dari empat speies yaitu
daun berbulu kasar. Karangan bunga dengan bu- Elephantopus scaber, Vernonia cinerea, Emilia
nga pita dan bunga tabung yang berwarna kuning, sanchifolia dan Pluchea indica. Kesamaan ciri
daun pelindung berbentuk lanset dan dasar bunga yang dimiliki oleh kelompok ini adalah memiliki
berbentuk cawan. batang tegak dan berbentuk bulat. Daun terletak
Kelompok d memiliki indeks disimilaritas tersebar, memiliki tangkai daun, cabang tulang da-
36%. Kelompok ini terdiri atas tiga spesies yaitu un mencapai tepi daun dan daging daun tipis seper-
Elephantopus scaber, Vernonia cinerea dan Emilia ti selaput. Bunga terletak di ujung batang dengan
sanchifolia. Kesamaan ciri yang dimiliki oleh tiga ibu tangkai bunga yang bercabang-cabang. Bunga
spesies ini adalah memiliki batang yang tegak, ber- hanya terdiri dari bunga tabung saja. Kelompok ini
bentuk bulat, bersifat herba dan berwarna hijau. sudah memiliki hubungan kekerabatan yang jauh.
Daun terletak tersebar, memiliki tangkai daun, Kelompok i memiliki hubungan kekeraba-
bentuk tangkai daun pipih dengan tepi yang mele- tan yang jauh dengan indeks disimilaritas 44,5%.
bar, cabang daun mencapai tepi daun dan daging Kelompok ini terdiri dari enam spesies yang berbe-
daun tipis sperti selaput. Bunga terletak di ujung da dan merupakan gabungan dari kelompok g
batang dengan ibu tangkai bunga bercabang- dan kelompok f. Kelompok g terdiri dari Tri-
cabang. Bunga hanya terdiri dari bunga tabung dax procumbens, Zinnia elegans dan widelia
saja. biflora. Kelompok f terdiri dari Ageratum cony-
Kelompok e merupakan kombinasi spesies zoides, Hellianthus annuus dan Cosmos caudatus.
Ageratum conyzoides dan Hellianthus annuus. Kesamaan ciri yang dimiliki oleh kelompok ini
Kelompok ini memiliki indeks disimilaritas 36%. adalah memiliki batang yang bersifat herba. Ujung
Kedua spesies ini memiliki percabangan monopo- daun runcing. Bunga terdiri dari bunga tabung.
dial, batang berbentuk bulat, bersifat herba, ber- Dasar bunga berbentuk cawan.
warna hijau dan permukaan batang berbeulu halus Kelompok yang memiliki hubungan kekera-
dan rapat. Daun memiliki tangkai daun yang ber- batan yang jauh lainnya adalah kelompok j de-
bentuk setengah lingkaran, ujung daun runcing, ngan indeks disi-milaritas 47,6%. Kelompok ini
tepi daun bertoreh merdeka, daging daun tipis se- merupakan gabungan dari kelompok i dan ke-
perti selaput, permukaan daun berbulu kasar. Bu- lompok c. Jumlah spesies dari kelompok ini ada-
nga terletak di ujung batang, pangkal daun pelin- lah delapan spesies yang berbeda. Kelompok i
dung runcing, daun pembalut berbentuk bulat dan terdiri atas Tridax procumbens, Zinnia elegans,
dasar bunga berbentuk cawan. widelia biflora, Ageratum conyzoides, Hellianthus
Kelompok f terdiri atas tiga spesies yaitu, annuus dan Cosmos caudatus. Kelompok c ter-
Tridax procumbens, Zinnia elegans dan widelia diri atas Eclypta alba dan Zinnia elegans. Kesama-
biflora. Indeks disimilaritas kelompok ini adalah an ciri yang dimiliki oleh kelompok ini adalah me-
208 Hasanuddin, dkk.

miliki batang yang bersifat herba, ujung daun run- dan bunga tepi berbentuk pita. Bunga tepi terdapat
cing, memiliki bunga tabung. dalam satu lingkaran atau lebih. Semua bunga bisa
Kelompok k terdiri dari 12 spesies yang juga berbentuk tabung, atau bisa seluruhnya ber-
berbeda. Kelompok ini memiliki indeks disimila- bentuk pita.
ritas tertinggi yaitu 53,5% dan merupakan kelom- Ciri anatomi yang diamati pada penelitian ini
pok yang memiliki hubungan kekerabatan paling adalah stomata yang terdapat pada organ daun.
jauh. Kelompok ini merupakan gabungan dari ke- Stomata merupakan derivat dari sel epidermis ya-
lompok j dan kelompok h. Kelompok j ter- itu salah satu susunan sel pada daun. Pengamatan
diri dari Tridax procumbens, Zinnia elegans, wide- tipe stomata pada 12 spesies Asteraceae menun-
lia biflora, Ageratum conyzoides, Hellianthus an- jukkan bahwa semua spesies tersebut memiliki tipe
nuus, Cosmos caudatus, Eclypta alba dan Zinnia stomata yang sama yaitu tipe anomositik. Hidayat
elegans. Kelompok h terdiri atas Elephantopus (1995) menjelaskan, bahwa stomata jenis anomosi-
scaber, Vernonia cinerea, Emilia sanchifolia dan tik memiliki sel penutup yang dikelilingi oleh se-
Pluchea indica. Kesamaan ciri yang dimiliki ada- jumlah sel yang tidak berbeda ukuran dan bentuk-
lah memiliki bunga tabung. nya dari sel epidermis lainnya.
Organ tanaman yang memiliki kesamaan ciri
morfologi terbanyak pada 12 spesies Asteraceae SIMPULAN
yang diamati adalah organ bunga. Ciri khusus Hubungan kekerabatan terdekat ditunjukkan
yang dimiliki bunga Asteraceae adalah memiliki pada spesies jenis Elephantopus scaber dan Verno-
bunga tabung dan daun pembalut. Tumbuhan As- nia cinerea dengan indeks disimilaritas terkecil
teraceae juga sering terdiri atas dua jenis bunga yaitu 28 %, selanjutnya Tridax procumbens dan
yaitu bunga tabung dan bunga pita. Bunga ini ada Zinnia elegans dengan indeks disimilaritas 32%.
yang berbentuk cawan dan ada juga yang berben- Hubungan kekerabatan yang paling jauh ditun-
tuk bongkol. Hal ini sesuai dengan yang diungkap- jukkan oleh kombinasi dari Tridax procumbens,
kan Tjitrosoepomo (2007b) yaitu, bunga Asterace- Zinnia elegans, Widelia biflora, Ageratum cony-
ae merupakan bunga cawan atau bongkol atau se- zoides, Hellianthus annuus, Cosmos caudatus,
perti bulir pendek, dengan daun-daun pembalut un- Eclypta alba, Tagetes erecta dan kombinasi dari
tuk seluruh rangkaian bunga. Selanjutnya Nikma Elephantopos scaber, Vernonia cinerea, Emilia
(2013) menyebutkan, Asteraceae memiliki bunga sanchifolia, Pluchea indica dengan Indeks Disimi-
dalam bongkol kecil dengan daun pembalut, sering laritas tertinggi yaitu 53,5%. Organ bunga meru-
dalam satu bongkol yang sama terdapat dua ma- pakan organ tanaman yang paling banyak menun-
cam bunga, yaitu bunga cakram berbentuk tabung jukkan kesamaan ciri morfologi.

DAFTAR RUJUKAN
Ali, M, S. 2010. Pengelolaan Kerang Mangrove buhan untuk Daerah Tropik. Edisi Kedua.
Geloina erosa (Solander 1786) Berdasarkan Jakarta: Gramedia.
Aspek Biologi di Kawasan Pesisir Barat Maulina, N. 2011. Hubungan Kekerabatan Fene-
Kabupaten Aceh Besar. Disertasi. Institut tik Tujuh Spesies Dari Familia Cucurbitace-
Pertanian Bogor, Bogor. ae di Kecamatan Syamtalira Aron Kabupaten
Cronguist, A. 1981. An Integrated System of Clas- Aceh Utara, Skripsi. Banda Aceh: Universi-
sification of Flowering Plants. New York: tas Syiah Kuala.
Colombian University Press. Mueller-Dombois, D. & H. H. Ellenberg. 1974.
Fadhilah, Nadya. 2011. Leaf, (Online), (http://nid- Aims and Methods of Vegetation Ecology.
yafadhilah-dewindalafmi.blogspot.Com, di- John Wiley & Sons, New York.
akses 14 September 2013). Nikma, R. 2013. Asteraceae, (Online), (http://
Fahmi, Haryani dan Ismanto.2012. Inventarisasi rizkaowner.blogspot.com, diakses 18 Juli
Familia Asteraceae Di Kebun Raya Bogor. 2013).
Bogor: FMIPA Universitas Pakuan. Radford, A. E. 1986. Fundamental of Plants Syste-
Gotto, H. E. 1982. Animal Taxonomi. The Institu- matics. New York: Harper & Row public-
te of Biologys Studies in Biology. Edward shers.
Arnold (Publishers) Ltd, Vol: 143. Rideng, M. I. 1986. Taksonomi Tumbuhan Biji. Ja-
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia III. karta: Depdikbud Dirjen Dikti Pengemba-
Jakarta: Yayasan Sarana Wana Jaya. ngan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependi-
Loveless, A. R. 1989. Prinsip-prinsip Biologi Tum- dikan.
Hubungan Kekerabatan Fenetik 12 Spesies Anggota Familia Asteraceae 209

Romesburg, H. C. 1984. Cluster Analysis for Rese- Sutrian, Y. 2004. Pengantar Anatomi Tumbuh-
archers. California: Lifetime Learning Publi- Tumbuhan (Tentang Sel & Jaringan. Jakarta:
cations Belmant. Rineka Cipta.
Sitepu, R.,Irmeilyana dan Gultom, B. 2011. Anali- Tjitrosoepomo, G. 2007a. Morfologi Tumbuhan.
sis Cluster terhadap Tingkat Pencemaran Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Udara pada Sektor Industri di Sumatera Sela- Tjitrosoepomo, G. 2007b. Taksonomi Tumbuhan.
tan. Jurnal Penelitian Sains, vol 14 (3): 11-17. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Soerjowinoto, Moesa. 1987. Flora Untuk Sekolah Utami, S. dan Kumolo, F. B. 2011. Jenis-Jenis
di Indonesia. Jakarta: Pradja Paramita. Tumbuhan Anggota Familia Asteraceae di
Sudarsono, Soenarsih, Djoefri dan Wahyu. 2012. Wana Wisata Nglimut Gonoharjo Kabupaten
Keragaman Spesies Pala (Myristica spp.) Kendal Jawa Tengah. Bioma, Vol 13(1): 1-4.
Maluku Utara Berdasarkan Penanda Morfo-
logi dan Agronomi. Jurnal Litri, vol 18 (1):
1-9.

Anda mungkin juga menyukai