Anda di halaman 1dari 6

Judul : Pemetaan dan penghitungan luas daerah

Hari tanggal praktikum :


Waktu : 13 15.45 wib
Peserta : - Putra jonita pratama
- M fajar fali
- Hardianto
- Thio pangestu
- Crisno adji
- Benisa siregar
- M nafi naslullah
Alat dan bahan :
1. Statif
2. Rambu ukur
3. Pesawat penyipat datar (Pudl)
4. Kompas geologi
5. Pita ukur
6. Patok ( dengan 9 buah panjang 1m dan 1 buah dengan panjang 1,5 m)
Dasar teori
Metode Polar adalah perhitungan luas dengan cara membagi daerah yang akan di
hitung luasnya dengan block block segitiga sembarangan ( polar ) selanjutnya
dengan mengakumulasi block block segitiga ( polar ) itulah luas daerah
Contoh :

Daerah ini akan dibagi menjadi menjadi beberapa polar dengan cara menentukan
titik pusat, titik pusat ini harus dapat membagi garis batas daerah tanpa memotong
garis batas daerah lainnya titik pusat dapat berada di salah satu titik sudut polar
atau di dalam daerah.

B D
C
A
E
G

Daerah sesudah dibagi menjadi block block segitiga (polar)


Dari gambar diketahui daerah yang akan di ukur luasnya adalah ABCDEFG,
selanjutnya dibagi bagi menjadi polar polar, yaitu :
Polar 1 : segitiga ABC
Ploar 2 : segitiga CDE
Polar 3 : segitiga CEF
Polar 4 : segitiga CFG
Polar 5 : Segitiga CGA
Cara menghitung luas daerah yaitu
Menghitung S ( setengah keliling polar )
S = ( S1 + S2 + S3 )
Atau :
ABC = ( AB + BC + CA )
Keterangan :
S1,S2,S3 : panjang sisi block segitiga(m)
AB,BC,CD : panjang sisi sisi segitiga (m)

Mencari luas tiap block segitiga


L = (S(S S1) x (S S2) (S S3))

Mencari luas daerah


LD = L
Atau :
LD = (L1 + L2 + L3)
Keterangan :
LD = Luas daerah (m2)
L = Luas block segitiga (m2)

Untuk analisa data untuk mendapatkan nilai jarak, beda tinggi dan tinggi titik
digunakan rumusan :
Menghitung hasil koreksi bacaan rambu ukur
Koreksi pembacaan dapat dilakukan dengan rumus :
Bt = (Ba+Bb)
2
Keterangan :
Ba : Bacaan benang atas dari rambu ukur
Bt : Bacaan benang tengah dari rambu ukur
Bb : Bacaan benang bawah dari rambu ukur
Menghitung jarak datar (Horizontal distance)
Mengukur jarak datar dapat dilakukan dengan rumus :
Hd : ( Ba Bb ) x 100 cm )
Keterangan :
Hd : Horozontal Distance
Ba : Bacaan benang atas dari rambu ukur
Bb: Bacaan benang bawah dari rambu ukur
Menghitung beda tinggi (t)
Mengukur beda tinggi menggunakan rumus :
t = Bt (Btb) Bt (Btm)

Keterangan :
Bt (Btb) : Nilai benang tengah bagian belakang yang telah di koreksi
Bt (Btm) : Nilai benang tengah bagian muka yang telah di koreksi
Menghitung tinggi titik
Pengukuran beda tinggi dilakukan dengan menggunakan rumus :
Tt (Btm / Btb) = Tt(Btm/ Btb) + t
Keterangan :
Tt (Btm/Btb) : Tinggi titik ke arah muka atau belakang
t : Beda tinggi

Langkah kerja
1. Medirikan patok 9 buah, hingga membentuk suatu daerah yang tidak
matematis dengan jarak tiap patok 20 60 m,
2. Menamai setiap patok patok ( A, B, C , D ,.....)
3. Menentukan titik pusat polar ,dimana titk tersebut dapat memandang ke
semua patok dengan tidak memotong batas daerah yang akan diukur
luasnya . titiok potong tersebut dapat berada di dalam atau di salah satu
batas daerah.
4. Mendirikan statif di titik pusat polar
5. Memasang pesawat penyisapat datar pada statif yang telah berdiri pada
posisinya
6. Memplot arah utara bumi dari kompas ke pesawat , dengan cara membuat
kompas dan pesawat posisi sejajar dan membentuk garis lurus.
7. Menetapkan milai sudut 0 pada pesawat setelah menunjukan utarabumi
8. Arahkan pesawat ke arah patok A dan tegakkan posisi rambu ukur di posisi
A
9. Membaca nilai rambu ukur pada posisi A
10. Lakukan pada Posisi B,C,D,E,F,G,H hingga selesai
11. Kemaslah alat alat kembali jika praktikum telah selesai
Gambar kerja

Keterangan :
A,B,C,D,E,F,G,H,I, = Patok 1, patok 2, .....dst
T = Posisi pesawat
Bacaan rambu ukur
Sta Arah
Ba Bt Bb
T A 1,634
T B 1,392
T C
T D
T E
T F
T G
T H
T I

Anda mungkin juga menyukai