Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Teknik sampling adalah cara yang dilakukan untuk mendapatkan sampel sesuai
dengan harapan si pengambil keputusan agar diperoleh sampel yang representatif dan
dapat mewakili populasi yang sebenarnya. Untuk menentukan teknik sampling ini,
yang selalu menjadi perhatian utama adalah bagaimana agar sampel yang diperoleh
nantinya akan dapat dinyatakan sebagai representasi dari populasi yang sedang diteliti
dan tidak menghasilkan hasil analisis yang bias.

Dalam penentuan sampel atas setiap survey yang akan dilakukan oleh
Lembaga ataupun Badan tertentu, mereka sering dihadapkan pada persoalan tentang
metode apa yang tepat untuk digunakan pada survey yang akan dilaksanakan tersebut.
Badan Pusat Statistika juga sebagai salah satu Badan yang tugas dan kegiatannya
adalah seputar pelaksanaan sensus dan survey untuk mempresentasikan segala sesuatu
hal tentang Indonesia juga tentunya akan melakukan pemilihan atas metode metode
yang tepat untuk digunakan dalam setiap survey yang akan mereka lakukan.

Secara umum, ada dua jenis teknik samplingyaitu :

1. Sampel acak atau random sampling / probability sampling,


Yang dimaksud dengan random sampling adalah cara pengambilan sampel
yang memberikan kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap
elemen populasi. Artinya jika elemen populasinya ada 100 dan yang akan
dijadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut mempunyai
kemungkinan 25/100 untuk bisa dipilih menjadi sampel.

Universitas Sumatera Utara


2. Sampel tidak acak atau nonrandom samping/nonprobability
sampling.Yang dimaksud dengan nonrandom sampling atau
nonprobability sampling, setiap elemen populasi tidak mempunyai
kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel. Misalnya, lima elemen
populasi dipilih sebagai sampel karena letaknya dekat dengan rumah
peneliti, sedangkan yang lainnya, karena jauh, tidak dipilih; artinya
kemungkinannya 0 (nol).

Dari kedua metode umum tersebut di atas, terdapat beberapa metode yang
lebih spesifik lagi dalam pengambilan pengambilan sampel yaitu pada

1. Probability Sampling (sampel acak) dapat dibagi atas :


simple random sampling,
stratified random sampling
cluster sampling
systematic sampling, dan
area sampling.
2. Nonprobability sampling(sampel tidak acak) dapat dibagi atas :
convenience sampling
purposive sampling, dan
snowball sampling

Dari teknik sampling di atas, tentu bukan merupakan hal yang mudah untuk
dapat segera memutuskan metode apa yang akan dipakai untuk sebuah survey yang
akan dilakukan tersebut, hal ini tentu akan mengacu kepada jenis sampel dan hasil
bagaimana yang akan diharapkan akan diperoleh pada penelitian tersbut.

Dalam permasalahan penentuan prioritas ini, pengambil keputusan


dihadapkan pada beberapa kriteria dalam memberikan penilaian prioritas terhadap
metode metode sampel yang ada karena tentunya ada kriteria - kriteria tertentu yang
menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan prioritas tersebut, atau disebut
dengan MCDM (Multi Criteria Decision Making).

Permasalahan penentuan prioritas ini juga sering dialami oleh Koordinator


Statistik Kecamatan di BPS Kabupaten Asahan (tempat penulis bekerja) dalam

Universitas Sumatera Utara


pelaksanaan pekerjaan ataupun survey yang dilakukan di Kabupaten Asahan.Sehingga
penulis mencoba untuk untuk mencari solusi atas permasalahan tersebut.

Salah satu pendekatan yang banyak digunakan dalam menyelesaikan persoalan


MCDM adalah Analytical Hierarchy Process (AHP)karena AHP dapat menyelesaikan
masalah yang menggabungkan data yang bersifat kuantitatif dan kualitatif.

Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis mengambil judul Penentuan


Prioritas Teknik SamplingMenggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP)
Studi Kasus Koordinator Statistik Kecamatan BPS Kabupaten Asahan, untuk
menunjukkan bagaimana AHP digunakan dalam penyelesaian masalah penentuan
ranking tersebut.

1.2 Perumusan Masalah

Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penggunaan
AHP untuk menentukan penggunaan teknik samplingoleh Koordinator Statistik
Kecamatan di Badan Pusat Statistik Kabupaten Asahan.

1.3 Pembatasan Masalah

Untuk menghindari meluasnya permasalahan yang dibahas pada penelitian ini, maka
penulis hanya membahas teknik sampling sebagai berikut :

Probability sampling : simple random sampling, stratified random sampling,


cluster sampling, systematic sampling,area sampling
Non-Probability Sampling :convenience sampling, purposive sampling, dan
snowball sampling.

Universitas Sumatera Utara


1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelesaikan persoalan MCDM (Multi
Criteria Decision Making) dalam penentuan prioritas penggunaan teknik sampling
oleh KSK di Badan Pusat Statistik Kabupaten Asahansehingga diperoleh skala
prioritas dalam penggunaan teknik teknik tersebut.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat membantu para Koordinator Statistik Kecamatan di


Kabupaten Asahan untuk dapat dijadikan acuan dalam menentukan teknik sampling
yang ingin digunakan.Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan
gambaran tentang bagaimana penggunaan AHP dalam pengambilan keputusan dengan
banyak kriteria (MCDM).

1.6 Tinjauan Pustaka

Hasan Mustafa (2000) Sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya tidak akan ada
sampel jika tidak ada populasi. Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang
akan diteliti.

Sri Mulyono (1996) Pada dasarnya AHP adalah suatu teori umum tentang
pengukuran yang digunakan untuk menemukan skala rasio baik dari perbandingan
berpasangan yang diskrit maupun kontinu.Perbandingan-perbandingan ini dapat
diambil dari ukuran actual atau dari suatu skala yang mencerminkan kekuatan
perasaan dan preferensi relatif.AHP memiliki perhatian khusus tentang penyimpangan
dari konsistensi, pengukuran dan pada ketergantungan di dalam dan di antara
kelompok elemen strukturnya.

Universitas Sumatera Utara


Thomas Lorie Saaty (1987) AHP merupakan suatu teori pengukuran yang
digunakan untuk menderivikasikan skala rasio baik dari perbandingan-perbandingan
berpasangan diskrit maupun kontinu.Diperlukan suatu hirarki dalam menggunakan
AHP untuk mendefenisikan masalah dan perbandingan berpasangan untuk
menentukan hubungan dalam struktur tersebut. Stuktur hirarki digambarkan dalam
suatu diagram pohon yang berisi goal ( tujuan masalah yamg akan dicari solusinya ),
ktiteria , subkriteria dan alternatif.

Thomas Lorie Saaty (1993) menguraikan metode AHP yang dilakukan


dengan cara memodelkan permasalahan secara bertingkat yang terdiri dari kriteria dan
alternatif.

Kardi Teknomo, Hendro Siswanto dan Sebastianus Ari Yudhanto (2005)


menguraikan tentang penggunaan AHP yang dimulai dengan membuat struktur hirarki
atau jaringan dari permasalahan yang ingin diteliti. Di dalam hirarki terdapat tujuan
utama, kriteria-kriteria, subkriteria-subkriteria dan alternatif-alternatif yang akan
dibahas. Perbandingan berpasangan dipergunakan untuk membentuk hubungan di
dalam struktur. Hasil dari perbandingan berpasangan ini akan membentuk matrik
dimana skala rasio diturunkan dalam bentuk eigenvektor utama atau fungsi-eigen.
Matrik tersebut berciri positif dan berkebalikan, yakni

1
=

Suryadi, Kadarsa, Ramdhani, dan M. Ali, (1998) menyatakan, kelebihan


AHP dibandingkan dengan yang lainnya adalah:

1. Struktur yang berhierarki, sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipilih,


sampai pada sub-subkriteria yang paling dalam.
2. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi
berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan.
3. Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output pengambilan keputusan.

Universitas Sumatera Utara


4. Metode AHP memiliki keunggulan dari segi proses pengambilan keputusan
dan akomodasi untuk atribut-atribut baik kuantitatif dan kualitatif (Gualda et,
Al. 2003)
5. Metode AHP juga mampu menghasilkan hasil yang lebih konsisten
dibandingkan dengan metode-metode lainnya (Minutolo, 2003)
6. Metode pengambilan keputusan AHP memiliki langkah pengerjaan yang
mudah dipahami dan digunakan (Shinan & KAbir, 2003)

1.7 Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Melakukan pengumpulan data dengan memberikan kuisioner kepada


Koordinator Statistik Kecamatan Badan Pusat Statistik Kabupaten Asahan
tentang preferensi mereka terhadap 9 teknik sampling tersebut di atas.
2. Menggabungkan data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang diperoleh
selama penelitian.
3. Menganalisa data yang diperoleh pada penelitian menggunakan AHP
(Analytical Hierarchy Process).Pada tahapan ini, langkah-langkah yang
dilakukan adalah :
Mengumpulkan hasil pengisian kuisioner oleh setiap responden,
kemudian dari setiap nilai preferensi yang mereka berikan, akan
diambil nilai rata-rata dengan rumus

Dimana := nilai rata-rata


= nilai preferensi responden
= banyaknya responden
Selanjutnya nilai rata-rata yang diperoleh tersebut dilakukan
pembulatan untuk mendapatkan nilai yang akan diaplikasikan pada
Tabel Skala Saaty.

Universitas Sumatera Utara


Nilai-nilai yang diperoleh tersebut akan diaplikasikan dalam
Analytical Hierarchy Process untuk mendapatkan ranking teknik
sampling yang dibahas dalam tulisan ini.
4. Pengambilan Keputusan
Keputusan yang akan diambil dalam penelitian ini adalah berupa prioritas
untuk setiap kriteria yang menjadi bahan penelitian dalam tulisan ini, dimana
setiap kriteria akan diurutkan menurut urutan nilai preferensi responden mulai
dari yang terbesar sampai yang tekecil. Nilai preferensi tersebutlah yang
menunjukkan tingkat kesukaan responden pada setiap kriteria.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai