Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Umum

Kristalisasi merupakan salah satu cara untuk analisis kemurnian dari

isolat hasil isolasi. Namun beberapa senyawa mungkin tidak akan

mengkristal, ini disebabkan dari karakteristik setiap senyawa berbeda-

beda. Namun itu tidak bisa dijadikan parameter untuk mengatakan bahwa

senyawa tersebut bukanlah senyawa murni (Fried, 1999).

KLT 2 arah atau 2 dimensi ini bertujuan untuk meningkatkan resolusi

sampel ketika komponen komponen solute mempunyai karakteristik kimia

yang hampir sama, karenanya nilai Rf juga hampir sama sebagaimana

dalam asam asam amino. selain itu, 2 sistem fase gerak yang sangat

berbeda dapat digunakan secara berurutan sehingga memungkinkan untuk

melakukan pemisahan analit yang mempunyai tingkat polaritas yang

berbeda (Gholib, 2008).

Secara singkat pengerjaan KLT dua dimensi ialah sampel ditotolkan

pada lempeng lalu dikembangkan dengan satu sistem fase gerak sehingga

campuran terpisah menurut jalur yang sejajar dengan salah satu sisi.

Lempeng diangkat, dikeringkan dan diputar 90o, dan diletakkan dalam

bejana kromatografi yang berisi fase gerak kedua, sehingga bercak yang

terpisah pada pengembang pertama terletak dibagian bawah sepanjang

lempeng, lalu dikromatografi lagi (Gholib, 2008).


Kromatografi planar adalah satu-satunya teknik kromatografi dimana

kromatografi dua dimensi dapat dilakukan. Ini merupakan alat pemisahan

yang baik dan cukup sering dilirik sebagai suatu prosedur untuk dilakukan.

Namun kebanyakan pemisahan dua dimensi dahulunya telah melibatkan

pemisahan kurang lebih 20 jenis asam amino pada selulosa atau silika gel,

dimana prosedurnya memerlukan waktu seharian untuk dilakukan dan

hanya satu sampel setiap lempeng yang bisa dianalisa dalam satu waktu.

Hasilnya adalah suatu kromatogram seperti cetakan jari, mengidentifikasi

noda dengan membandingkannya dengan standar yang baku dan harus

dilakukan terpisah pada kondisi eluen yang sama (Sastrohamidjojo, 1985).

KLT 2 arah adalah cara yang memungkinkan pemakaian lapisan

fase diam yang lebih luas untuk memisahkan campuran yang mengandung

banyak komponen. Selain itu, dua sistem pelarut yang sangat berbeda

dapat digunakan secara berurutan pada campuran tertentu, jadi

memungkinkan pemisahan campuran yang mengandung komponen yang

kepolarannya sangat berbeda. Ekstrak ditotolkan dan dielusi seperti pada

KLT normal kemudian diputar 90o untuk pengembangan kedua (Gibbons,

2006).

Gambar 1. Arah spot pada KLT 2 dimensi


Zat identifikasi oleh 2D-TLC juga sering dilakukan dalam

penyelidikan phytopharmaceuticals, yang biasanya memiliki komposisi

yang kompleks. Dari sudut pandang logis, 2D-KLT menggunakan pelarut

yang sama dalam dua arah harus sistem yang terbaik. Namun, ini tidak

biasanya menyebabkan informasi tambahan, karena semua zat akan

berbaring pada diagonal. Metode 2D-KLT hanya menjadi menarik jika

reaksi telah terjadi antara dua eluen, dan penyimpangan dari garis diagonal

dapat diamati setelah elusi kedua (Elke, 2007).

Gambar 2. Diagonal KLT 2 dimensi

Dalam hal untuk mendapatkan resolusi yang baik, penting untuk

memilih dua campuran pelarut yang berbeda, meskipun dengan kekuatan

pelarut yang sama ini cukup sulit tetapi penting (Wall, 2005).

Keberhasilan pemisahan akan tergantung pada kemampuan untuk

memodifikasi selektivitas eluen kedua dibandingkan dengan selektivitas

dari eluen pertama (Satari, 1999).

Pemisahan 2-D yang terbaik TLC adalah ketika semua komponen

dipisahkan dan didistribusikan pada seluruh permukaan dari pelat


kromatografi. Estimasi pemisahan ini dapat dibuat dengan sebuah fungsi

objektif. Umumnya, kesepakatan yang baik antara evaluasi visual dari

kromatogram dan evaluasi komputer menggunakan fungsi objektif adalah

melihat. Di sisi lain : fungsi yang diperlukan yang dapat memprediksi nilai

Rf dari satu komponen fungsi komposisi dari fase gerak . Ada program

untuk simulasi kromatogram yang sebanding dengan yang diperoleh

dengan percobaan kromatogram (Hanani, 2005).

II.2 Keuntungannya

Pemisahan dua-dimensi pada KLT yang mudah dilakukan sangat

berguna untuk sampel yang mengandung banyak komponen yang tidak

mudah diselesaikan oleh teknik lain (Mary, 1996).

Metode ini juga memberikan pemisahan standar di kedua arah,

sehingga migrasi dari dua campuran referensi bentuk koordinat grafik yang

memungkinkan diketahui untuk ditempatkan di dua dimensi. Menyelesaikan

daya persegi yang hamper dicapai dalam satu dimensi TLC. (Patnaik,

2001).

II.3 Kerugian

Kerugiannya adalah analisis kuantitatif dengan celah-scan

densitometri tidak terlalu berhasil untuk TLC 2D karena standar dapat

diterapkan hanya setelah elusi pertama dan tidak akan memiliki konfigurasi

zona yang sama dengan zona elusi analit ganda. Atau, standar dan sampel

harus dikembangkan dan dipindai diplat yang berbeda dalam kondisi yang

harus diasumsikan identik. Hasil terbaik diharapkan akan diperoleh dalam


modus fluoresensi, yang telah membentuk efek yang berkurang pada zona

area scan, atau dengan menggunakan tempat terbang (zigzag) scanner

yang dapat mewakili kromatogram sebagai peta kontur atau citra tiga

dimensi daripada celah-pemindaian mekanik, pemindaian elektronik, atau

densitometri memiliki potensi untuk menjadi lebih sukses untuk kuantifikasi

kromatogram 2D, namun penerimaan dan penggunaan teknik ini belum

meluas. (Fried, 1999).

II.4 Tanin

Tanin merupakan salah satu senyawa yang termasuk ke dalam

golongan polifenol yang terdapat dalam tumbuhan, mempunyai rasa sepat

dan memiliki kemampuan menyamak kulit. Tanin terdapat luas dalam

tumbuhan berpembuluh, dalam angiospermae terdapat khusus dalam

jaringan kayu. Salah satu fungsi tanin dalam tumbuhan adalah sebagai

penolak herbivora karena rasanya yang pahit (Harborne, 1987).

Sifat - sifat tanin (Harborne, 1987):

1. Dalam air membentuk larutan koloidal yang bereaksi asam dan sepat

2. Mengendapkan larutan gelatin dan larutan alkaloid

3. Tidak dapat mengkristal

4. Larutan alkali mampu mengoksidasi oksigen

5. Mengendapkan protein dari larutannya dan bersenyawa dengan protein

tersebut sehingga tidak dipengaruhi oleh enzim protiolitik.


Tanin dapat dibagi menjadi 2 kelompok (Harborne, 1987):

1. Tanin terkondensasi (tanin katekol) berwarna hijau dengan FeCl 3

dan mempunyai dua gugus fenol

2. Tanin terhidrolisis (pirogalol) berwarna biru dengan FeCl3 dan

mempunyai tiga gugus fenol.

Anda mungkin juga menyukai