2.2 Simetidin
2.2 Simetidin
2 Simetidin
reversibel. Penghambatan reseptor H2 akan menghambat sekresi asam lambung, baik pada
Pada pemberian oral simetidin diabsorbsi dengan baik dan cepat, tetapi sedikit
berkurang bila ada makanan atau antasida. Kadar puncak dalam plasma dicapai dalam 1
2 jam setelah pemberian, dengan waktu paruh 2 3 jam. Simetidin diekskresikan sebagian
besar bersama urin dan sebagian kecil bersama feses. Simetidin digunakan untuk penderita
tukak lambung dan duodenum, refluks esopagitis dan keadaan hipersekresi patologis.
Simetidin mampu menghilangkan rasa nyeri dengan cepat, baik nyeri siang hari maupun
malam hari. Bila cimetidine diberikan, antasida boleh diberikan juga untuk menambah
penderita biasa dan dibutuhkan terapi bagi penderita ulkus peptikum yang berat dan berusia
tua atau dengan risiko-tinggi untuk pembedahan. Efek samping jarang ditemukan, dan
kalau pun ada, tidak perlu dihentikan.Efek samping tersebut dapat berupa nyeri kepala,
pusing, lelah, skin rash, diare, konstipasi,dan nyeri otot.(Iskandar Junaidi, 2009).
2.2.1 Farmasi-Farmakologi
il)metil}tio}etil)guanidin
mudah larut dalam metanol, agak sukar larut dalam isopropanol, sukar
larut dalam air dan dalam kloroform, praktis tidak larut dalam eter. Titik
pada lapisan basolateral dan sel parietal. Adanya histamin pada reseptor H-
ase) pada sel parietal untuk mensekresi ion hidrogen (H+) menggantikan
2.2.1.3 Dosis
Dosis Simetidin :
tidur atau 400 mg sebelum sarapan & 400 mg sebelum tidur. IV 300 mg
baik daripada antasida, misanya durasi kerja yang lebih lama, efektivitas
2.2.1.5 Kontraindikasi
1) Pasien yang memiliki riwayat hipersensitif terhadap simetidin atau
obat golongan antagonis reseptor H2 lainnya.
2.2.2 Farmakodinamik
dan menekan sekresi asam basal dan setelah makan secara linier dependen-
dosis.Obat-obat golongan ini sangat selektif dan tidak memengaruhi reseptor H-1
histamine yang dibebaskan dari sel ECL oleh gastrin atau rangsangan vagus
reseptor H-2 menyebabkan efek Stimulasi langsun sel parietal oleh gastrin atau
bervariasi dalam kisaran 50 kali lipat. Namun, jika diberikan dalam dosis lazim,
Antagonsi H-2 terutama aktif menghambat sekresi asam malam hari (yang
terutama bergantung pada histamin), tetapi dampaknya pada sekresi asam yang
dirangsang oleh makanan tidak besar (yang dirangsang oleh gastrin dan asetilkolin
selain oleh histamin).Karena itu, pH intralambung malam hari dan saat puasa
meningkat menjadi 4-5 tetapi dampak pada pH siang hari yang dirangsang oleh
selama 10 jam, karena itu obat-obat ini sering diberikan dua kali sehari. Pada dosis
yang terdapat dalam sediaan tanpa-resep, lama inhibisi asam kurang dari 6 jam
(Katzung, 2014).