Anda di halaman 1dari 50

Dosen :

Coko Wielaksono, ST,.M.Si


Ir. Coko Wielaksono, M.Si.
UMHT.MK. Perlt. Diagnostik 1
Apa itu Sphygmomanometer ?
Biasa disebut Tensimeter
dikenalkan pertama kali oleh
dr. Nikolai Korotkov, seorang
ahli bedah Rusia, lebih dari
100 tahun yang lalu.

Ir. Coko Wielaksono, M.Si.


UMHT.MK. Perlt. Diagnostik 1
Sphygmomanometer atau
Tensimeter adalah alat yang di
gunakan untuk mengukur tekanan
darah yang bekerja secara manual
saat memompa maupun mengurangi
tekanan pada manset dengan sistem
non invasive.
Ir. Coko Wielaksono, M.Si.
UMHT.MK. Perlt. Diagnostik 1
Tekanan darah
Adalah suatu kekuatan yang
diberikan oleh sirkulasi
darah yang diberikan oleh
dinding pembuluh darah
dan merupakan salah satu
bagian yang terpenting.
Ir. Coko Wielaksono, M.Si.
UMHT.MK. Perlt. Diagnostik 1
Tekanan darah dibagi 2 macam
yaitu tekanan maksimum
(Sistolik) dan tekanan minimum
(Diastolik).
Istilah tekan darah yaitu tekanan
yang terletak pada lengan atas
seseorang, yakni pada bagian
dalam siku yaitu arteri brakialis.
Ir. Coko Wielaksono, M.Si.
UMHT.MK. Perlt. Diagnostik 1
Secara Fisika :
Prinsip kerja alat
pengukur tekanan darah
(tensimeter) sama
dengan U-Tube
Manometer.
Ir. Coko Wielaksono, M.Si.
UMHT.MK. Perlt. Diagnostik 1
Manometer adalah alat
pengukur tekanan yang
menggunakan tinggi kolom
(tabung) yang berisi liquid
statik untuk menentukan
tekanan.

Ir. Coko Wielaksono, M.Si.


UMHT.MK. Perlt. Diagnostik 1
U-Tube manometer dapat
digunakan untuk
mengukur tekanan dari
cairan dan gas.
Nama U-Tube diambil dari
bentuk tabungnya yang
menyerupai huruf U.
Ir. Coko Wielaksono, M.Si.
UMHT.MK. Perlt. Diagnostik 1
Tabung tersebut akan diisi
dengan cairan yang disebut
cairan manometrik.
Cairan yang tekanannya akan
diukur harus memiliki berat
jenis yang lebih rendah
dibanding cairan manometrik.
Ir. Coko Wielaksono, M.Si.
UMHT.MK. Perlt. Diagnostik 1
Maka pada alat pengukur
tekanan darah dipilih air raksa
sebagai cairan manometrik
karena air raksa memiliki berat
jenis yang lebih besar
dibandingkan dengan berat
jenis darah.
Ir. Coko Wielaksono, M.Si.
UMHT.MK. Perlt. Diagnostik 1
Skematik pengukuran tekanan
menggunakan manometer.

dimana :
D
P = Fluid density Fluid density = p
Pman = Manometer Fluid Density
h = Ketinggian cairan manometrik
A

B C

Manometer fluid
density = pman

Ir. Coko Wielaksono, M.Si.


UMHT.MK. Perlt. Diagnostik 1
Tekanan dalam fluida statis
adalah sama pada setiap tingkat
horisontal (ketinggian) yang sama
sehingga:

Tekana pada B = Tekanan pada C


p B = pC

Ir. Coko Wielaksono, M.Si.


UMHT.MK. Perlt. Diagnostik 1
Untuk lengan tangan kiri
manometer
Tekanan pada B = Tekanan pada
A + Tekanan pada tinggi h1 dari
cairan yang di ukur
pB = pA + pgh1

Ir. Coko Wielaksono, M.Si.


UMHT.MK. Perlt. Diagnostik 1
Untuk lengan tangan kanan
manometer
Tekanan pada C = Tekanan pada D +
Tekanan pada tinggi h2 dari cairan
manometrik

pC = pAtmosfer + pmangh2

Ir. Coko Wielaksono, M.Si.


UMHT.MK. Perlt. Diagnostik 1
Karena yang diukur adalah tekanan
tolok (gauge pressure), maka
PAtmosfer dapat diabaikan sehingga:

pB = p C
pA+pgh1 = pmangh2
pA = pmangh2-pgh1

Ir. Coko Wielaksono, M.Si.


UMHT.MK. Perlt. Diagnostik 1
Dari persamaan tersebut dapat
ditarik kesimpulan bahwa
tekanan pada A sama dengan
tekanan cairan manometrik
pada ketinggian h2 dikurangi
tekanan cairan yang diukur
pada ketinggian h1.
Ir. Coko Wielaksono, M.Si.
UMHT.MK. Perlt. Diagnostik 1
Pada alat pengukur tekanan darah
yang menggunakan air raksa,
berarti tekanan darah dapat diukur
dengan menghitung berat jenis air
raksa dikali gravitasi dan
ketinggian air raksa kemudian
dikurangi berat jenis darah
dikalikan gravitasi dan ketinggian
darah.
Ir. Coko Wielaksono, M.Si.
Ada beberapa jenis Tensimeter :

1. Tensimeter Air Raksa

2. Tensimeter Aneroid

3. Tensimeter Digital

Ir. Coko Wielaksono, M.Si.


UMHT.MK. Perlt. Diagnostik 1
Tensimeter air raksa
merupakan tensimeter
yang menggunakan air
raksa sebagai penunjuk
tekanan darah yang
telah diukur,
Merupakan tensimeter
Tensimeter konvensiaonal
Air Raksa
Ir. Coko Wielaksono, M.Si.
UMHT.MK. Perlt. Diagnostik 1
Tensimeter atau spygnomanometer
merupakan alat yang digunakan untuk
mengukur tensi (tekanan darah),
menggunakan air raksa, dalam skala mmHg.
Komponen sphygmomanometer terdiri dari :

Dasar : Pelengkap :
Tabung Skala Manset dan selang
Air Raksa Bulb karet dan valve
Pengunci Seal atas dan bawah

Ir. Coko Wielaksono, M.Si.


UMHT.MK. Perlt. Diagnostik 1
Ir. Coko Wielaksono, M.Si.
UMHT.MK. Perlt. Diagnostik 1
1. Balon (bulp): sebagai pompa untuk
meng gembungkan manset dengan
maksud untuk menghentikan aliran
darah dalam arteri dalam beberapa
detik.
2. Tabung skala (dial): adalah sebagai
skala nomor atau kolom merkuri
dapat digunakan untuk merekam
tekanan darah yang terbaca.
Ir. Coko Wielaksono, M.Si.
UMHT.MK. Perlt. Diagnostik 1
3. Manset (cuuf) : Manset yang
digunakan untuk membungkus
lengan atas.
4. Katup (valve) : Katup yang
memungkinkan udara keluar dari
manset, yang memungkinkan
aliran darah untuk kembali
seperti semula.
Ir. Coko Wielaksono, M.Si.
UMHT.MK. Perlt. Diagnostik 1
Manset dipasang mengikat
mengelilingi lengan dan kemudian
ditekan dengan tekanan di atas
tekanan arteri lengan (brachial)
Manset dipompa dengan tekanan
yang lebih besar dari tekanan
darah dalam pembuluh darah
yang berhubungan dengan
tangan.
Ir. Coko Wielaksono, M.Si.
UMHT.MK. Perlt. Diagnostik 1
Ir. Coko Wielaksono, M.Si.
UMHT.MK. Perlt. Diagnostik 1
Tekanan ini melemahkan arteri dan
menghentikan aliran darah ke lengan.
Tekanan di dalam manset perlahan-
lahan diturunkan dengan memutar
katub(valve) buang aliran pada pompa
tangan,
Pembacaan tinggi mercuri dalam
kolom (tabung manometer)
menunjukkan peak pressure (systolic)
dan lowest pressure (diastolic).
Ir. Coko Wielaksono, M.Si.
UMHT.MK. Perlt. Diagnostik 1
Pada tekanan sedikit lebih rendah
di bawah ukuran ini tekanan
pembuluh darah tertinggi
melebihi tekanan manset dan
darah dapat menyembur melalui
bagian pembuluh darah tangan
yang ditekan.

Ir. Coko Wielaksono, M.Si.


UMHT.MK. Perlt. Diagnostik 1
Penyemburan darah ini
menghasilkan gerak putar dan
arteri menimbulkan bunyi yang
dikenal sebagai suara korotkoff
bunyi ini biasanya dideteksi
dengan stetoskop yang
ditempatkan diatas pembuluh
darah tangan.
Ir. Coko Wielaksono, M.Si.
UMHT.MK. Perlt. Diagnostik 1
Tekanan didalam manset
selanjutnya menurun, suara
korotkoff masih berlanjut hingga
tercapai suatu angka dimana tidak
dihasilkan lagi gerak putar
lanjutan yakni tidak ada
penyempitan dalam pembuluh
darah.
Ir. Coko Wielaksono, M.Si.
UMHT.MK. Perlt. Diagnostik 1
Pasien : Objek yang akan diperiksa tekanan darahnya
Cuff : manset yang berfungsi menahan laju aliran darah
Bulb & valve : memberi tekanan udara pada cuff dan air raksa
Measure unit: tempat air raksa dan melihat salit pengukuran tekanan darah

Ir. Coko Wielaksono, M.Si.


UMHT.MK. Perlt. Diagnostik 1
Mengkondisikan pasian yang
akan diperiksa (berbaring atau
duduk).

Pasang manset tensimeter


pada lengan bagian atas (2
ruas jari dari siku bagian
dalam).

Ir. Coko Wielaksono, M.Si.


UMHT.MK. Perlt. Diagnostik 1
Letakkan stetoskop pada
arteri brakhialis yang
terletak pada lipatan siku
bagian dalam.
Dengarkan denyut nadi
dengan seksama sambil
naikkan tekanan
tensimeter sampai suara
denyutan tidak terdengar
lagi.
Lepaskan tekanan
tensimeter secara
perlahan-lahan.
Ir. Coko Wielaksono, M.Si.
UMHT.MK. Perlt. Diagnostik 1
Ketika suara
denyut nadi
terdengar
kembali, baca
tekanan darah
pada batas
permukaan
tabung raksa pada
tensimeter,
tekanan ini
disebut sistolik.
Ir. Coko Wielaksono, M.Si.
UMHT.MK. Perlt. Diagnostik 1
Ketika proses penurunan, akan
terdengar suara terakhir
sebelum suara denyut nadi
menghilang, baca tekanan
darah pada batas permukaan
tabung raksa, tekanan ini
disebut diastolik.
Ir. Coko Wielaksono, M.Si.
UMHT.MK. Perlt. Diagnostik 1
Ir. Coko Wielaksono, M.Si.
UMHT.MK. Perlt. Diagnostik 1
Ir. Coko Wielaksono, M.Si.
UMHT.MK. Perlt. Diagnostik 1
Simpan tensimeter dalam suhu
ruangan yang sesuai untuk
menjaga ketahanan
tensimeter.
Membersihkan kaca dan
bagian-bagian tensimeter dari
debu dan kotoran.
Ir. Coko Wielaksono, M.Si.
UMHT.MK. Perlt. Diagnostik 1
Bersihkan valve inlet / klep
masuk pada bulb dengan
menggunakan kapas yang
dibasahi dengan alkohol.
Didalam valve outlet / klep
keluar terdapat filter, lepas dan
bersihkan.
Ir. Coko Wielaksono, M.Si.
UMHT.MK. Perlt. Diagnostik 1
Penurunan raksa yang lambat ini dapat
disebabkan oleh konsi sebagai berikut:

1. Saringan yang mampet karena


dipakai terlalu lama
2. Tabung kaca kotor (air raksa
teroksidasi)
3. Udara atau debu di air raksa
Ir. Coko Wielaksono, M.Si.
UMHT.MK. Perlt. Diagnostik 1
Jika saringan mampet mudah
terlihat. Karena ada dua saringan
dalam setiap sphygmo-
manometer air raksa yaitu di
lubang tabung kaca dan tendon.
Saringan di atas tabung kaca
dapat menjadi tersumbat dengan
mudah.
Ir. Coko Wielaksono, M.Si.
UMHT.MK. Perlt. Diagnostik 1
Ketika air raksa menyentuh
saringan, akan terjadi
kelebihan tekanan.
Penanganan yang tidak baik
setelah dipakai yaitu
membiarkan air raksa di
tabung kaca dan tidak
kembali ke tabung air raksa.
Ir. Coko Wielaksono, M.Si.
UMHT.MK. Perlt. Diagnostik 1
Jikatabung kaca kotor, berkaitan
dengan fakta bahwa air raksa
adalah suatu logam berat dan
berisi material yang tidak murni.
Keadaan ini menyebabkan dalam
waktu yang lama akan mengotori
tabung gelas/kaca.
Akibatnya gerakan air raksa saat
turun terhambat.
Ir. Coko Wielaksono, M.Si.
UMHT.MK. Perlt. Diagnostik 1
Jika air raksa terkontaminasi oleh udara
atau debu / karena adanya gelembung
udara. Ini disebabkan oleh cara penanganan
yang tidak sesuai dari sphygmomanometer
air raksa.
Debu dapat masuk lewat udara.
Memindahkan sphygmomanometer air
raksa tanpa mengunci air raksa kembali ke
kontainer dan meninggalkan klep terbuka
dapat menghasilkan suatu gelembung
udara di air raksa.
Ir. Coko Wielaksono, M.Si.
UMHT.MK. Perlt. Diagnostik 1
Cara melakukan kalibrasi sederhana
sphygmomanometer air raksa adalah sebagai
berikut:

Sebelum dipakai, pastikan air


raksa harus selalu tetap
berada pada level angka nol (0
mmHg).

Ir. Coko Wielaksono, M.Si.


UMHT.MK. Perlt. Diagnostik 1
Pompa manset sampai 200mmHg
kemudian tutup katup buang
rapat-rapat.
Setelah beberapa menit,
pembacaan seharusnya tidak turun
lebih dari 2mmHg (ke 198mmHg).
Disini dapat dilihat apakah ada
bagian yang bocor.
Ir. Coko Wielaksono, M.Si.
UMHT.MK. Perlt. Diagnostik 1
Laju Penurunan kecepatan dari
200mmHg ke 0 mmHg harus 1 detik,
dengan cara melepas selang dari
tabung kontainer air raksa.
Jika kecepatan turunnya air raksa di
sphygmomanometer lebih dari 1
detik, berarti harus diperhatikan
keandalan dari sphygmomanometer
tersebut.
Ir. Coko Wielaksono, M.Si.
UMHT.MK. Perlt. Diagnostik 1
Karena jika kecepatan penurunan
terlalu lambat, akan mudah untuk
terjadi kesalahan dalam menilai.
Biasanya tekanan darah sistolic
pasien akan terlalu tinggi
(tampilan) bukan hasil
sebenarnya. Begitu juga dengan
diastolik.
Ir. Coko Wielaksono, M.Si.
UMHT.MK. Perlt. Diagnostik 1
Ir. Coko Wielaksono, M.Si.
UMHT.MK. Perlt. Diagnostik 1
Ir. Coko Wielaksono, M.Si.
UMHT.MK. Perlt. Diagnostik 1
Ir. Coko Wielaksono, M.Si.
UMHT.MK. Perlt. Diagnostik 1

Anda mungkin juga menyukai