NIM : F1071151021
Kelas : 5A
Mata Kuliah : Biometri (Tugas contoh soal halaman 17 dan halaman 27).
2) Perlakuan terdiri dari pengeringan air selama 0, 10, 20 (perlakuan hipotesis), 30, dan 20 hari,
maka dapat dibuat kodenya A0 (kontrol atau tanpa pengeringan),A10,A20,A30,dan A40. Alasan
mengapa membuat perlakuan 0, 10, 20, 30, dan 40 dengan menempatkan perlakuan hipotesis
di tengah atau tidak menempatkannya pada perlakuan maksimum atau perlakuan minimum
agar dari percobaan ini kita dapat menentukan perlakuan mana yang terbaik dan dapat
memberikan rekomendasi untuk aplikasi perlakuan yang terbaik. Sedangkan untuk
penggunaan kode faktornya yaitu A yang merupakan huruf awal dari Air. Sedangkan kode
tingkat faktornya digunakan angka karena faktor percobaan bersifat kuantitatif.
3) Dari hipotesis yang menyatakan Bobot sapi akan paling baik jika dalam pakannya
ditambahkan 25% dedaunan lamtoro dapat dibuatperlakuan yang sebaiknya diuji yaitu 5%,
15%, 25% (perlakuan hipotesis), 35% dan 45%. Sedangkan untuk kodenya dapat digunakan L
(huruf awal Lamtoro). Maka kode perlakuannya adalah L5% , L15%, L25%, L35%, dan L45%.
Adapun alasan digunakannya himpunan perlakuan 5%, 15%, 25%, 35% dan 45% adalah
karena suatu himpunan perlakuan tidak akan dapat membuktikan benar-salahnya hipotesis
jika perlakuan hipotesis diletakkan sebagai perlakuan maksimum atau perlakuan minimum.
Sehinggga perlakuan hipotesisnya diletakkan di tengah yaitu diantara perlakuan minimum dan
maksimum. Untuk membuat perlakuan hipotesis 25% di antara perlakuan minimum dan
maksimum dapat dibuat interval 10 dengan perlakuan minimum 5% dan perlakuan maksimum
45%. Sedangkan untuk kode perlakuan itu sendiri ialah dipilih kode yang paling informatif.
Karena yang akan diperlakukan adalah jumlah dari daun lamtoro maka kode yang paling
informatif adalah L (huruf awal Lamtoro) dan untuk kode tingkat faktor digunakan jumlah
persen dari perlakuan tersebut yaitu 5%, 15%, 25%, 35% dan 45%.
4) Jumlah pengulangan yang diperlukan dalam suatu percoban dipengaruhi oleh 3 hal :
a. Derajat ketelitian, makin tinggi derajat ketelitian yang diinginkan dari percobaan akan
makin besar juga pula jumlah r (pengulangan) yang diperlukan, dan sebaliknya jika derajat
ketelitian yang diperlukan makin rendah.
b. Keragaman bahan, alat, media dan lingkungan percobaan. Jika bahan, alat, media dan
lingkungan percobaan makin heterogen, maka jumlah r yang diperlukan makin besar dan
sebaliknya jika bahan, alat, media dan lingkungan percobaan makin homogen.
Sebagai contoh, jika bahan-bahan yang digunakan telah terdeskripsi secara jelas
seperti pupuk buatan, pestisida, dan benih-benih varietas unggul, maka tidak diperlukan r
yang besar tetapi jika bahan-bahan yang digunakan merupakan bahan-bahan alami, seperti
pupuk kandang, pupuk alami, dan benih-benih lokal, maka perlu r yang cukup besar agar
galat yang diperoleh tidak terlalu besar.
c. Biaya penelitian yang tersedia, karena bagimanapun juga, biaya merupakan faktor penentu
dalam penelitian, jika biaya yang diperlukan untuk satu percobaan cukup besar, maka
jumlah r dapat diperkecil dan sebaliknya jika biaya percobaan tiodak terlalu besar.
Meskipun tergantung pada 3 hal di atas, umumnya jumlah r ulangan dapat dibuat
sekecil mungkin selagi hasil percobaan yang dilakukan masih dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya.
1. Perlakuan:
2. Lokal Kontrol:
8) Syarat uji praansira dilakukan atau tidak yaitu apabila jika nilai Kknya besar , yaitu minumal
20% untuk percobaan laboratorium/rumah kaca atau minimal 40% untuk percobaan lapangan.
1) Percobaan adalah suatu tindakan coba-coba (trial) yang dirancang untuk menguji
keabsahan (validity) dari hipotesis yang diajukan. Percobaan merupakan suatu
alatpenelitian yang digunakan untuk menyelidiki sesuatu yang belum diketahui atau
untuk menguji suatu teori (principle) atau hipotesis.
5) Karena apabila hasil per petak akan dikonversikan ke hasil per hektar (ubinan), perlu
diperhatikan secara seksama bahwa dengan makin kecilnya ukuran petak cenderung akan
menghasilkan bias yang makin besar. Oleh karena itu, ukuran petak sebaiknya jangan
kurangdari 1%, yaitu 100 m2 (20 m x 25 m).