Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pendidikan suatu bagian yang penting dan menjadi hal yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia. Pentingnya penyelanggaraan pendidikan
menjadi salah satu penunjang kemajuan suatu Bangsa. Hasbullah (2008:122)
mengemukakan melalui proses pendidikan suatu bangsa berusaha untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu yang direncanakan.

Dirumuskan di dalam GBHN (TAP MPR NO. IV/MPR/1973) bahwa


pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan di dalam maupun di luar sekolah dan berlangsung
seumur hidup (Ahmad dan Ubiyati, 2003:73). Pendidikan menjadi usaha
manusia dalam memperbaiki kualitas kehidupannya kerena pada hakekatnya
menusia adalah makhluk yang bisa dididik dan belajar (Education Human Being).

Pembelajaran di sekolah tidak selamanya berjalan lancar, terdapat pula-pula


berbagai kendala yang dihadapi, salah satu masalah yang akan dihadapi dalam
pembelajaran adalah bagaimana mengatasi berbagai macam permasalah yang
akan muncul dalam berkomunikasi dalam pembelajaran.

Berdasarkan pemaparan latar belakang dan mengidentifikasi masalah


penulis ingin mencoba memecahkan permasalahan komunikasi yang timbul dalam
pembelajaran, mengungkapkan salah satu yang pernah diungkapkan oleh Leon
Festinger mengenai teori disonansi kognitif beserta solusinya, yang dapat muncul
pada pembbelajaran.

Perilaku kesehatan masyarakat merupakan faktor yang sangat


mempengaruhi kualitas kesehatan masyarakat. Belakangan ini, kualitas kesehatan
masyarakat di Indonesia mengalami penurunan akibat perilaku kesehatan
masyarakat yang buruk.

Penurunan kualitas kesehatan masyarakat akibat perilaku kesehatan


masyarakat yang buruk ini kemudian menjadi suatu hal yang sangat krusial bagi
petugas kesehatan. Perilaku yang buruk, rusaknya lingkungan, dan penurunan
kualitas kesehatan menjadi siklus yang harus diputus untuk menciptakan
kehidupan masyarakat yang sehat.

Melalui teori Health Belief Model, kita mampu mempelajari perilaku


kesehatan masyarakat yang akan mempermudah pemahaman tehadap perubahan
kualitas kesehatan masyarakat. Melalui pemahaman dan pengaplikasian
teori Health Belief Model yang baik akan tercipta kualitas kesehatan masyarakat
indonesia yang baik pula.

1.2 Rumusan Masalah dan Pertanyaan penelitian


Setelah adanya pemaparan mengenai latar bekalang masalah di atas maka
dalam penelitian ini, penulis mengajukan permasalahan yang akan diangkat pada
penelitian ini adalah. Bagaimana Teori dan beberapa komponen serta faktor
apa saja yang mempengaruhi Disonansi kognitif dan Health Belief Model guna
memecahkan masalah yang terjadi pada lembaga pendidikan ataupun
masyarakat?
Agar penelitian lebih terarah dengan demikian peneliti membatasinya
dengan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Apa pengertian Disonansi Kognitif dan Health Belief Model?
2. Bagaimana inti dari teori disonansi kognitif?
3. Bagaimana Penerapan Teori Disinansi Kognitif dalam
Pembelajaran?
4. Bagaiaman kelebihan dan kekurangan teori disonansi kognitif?
5. Bagaimana Konsep Health Belief Model?
6. Apa Kompoen-komponen Health Belief Model dalam peningkatan
kualitas kesehatan masyarakat?
7. Apa saja faktor esensial yang memperngaruhi Health Belief
Model?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan pertanyaan penelitian di atas. Maka tujuan dari penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan Profil dari Leon Festinger dan perjalanan
karirnya.
2. Mendeskripsikan inti dari teori Disonansi Kognitif.
3. Menganalisis Penerapan Teori Disinansi Kognitif dalam
Pembelajaran.
4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan teori disonansi kognitif?
5. Mengetahui konsep Health Belief Model?
6. Mengetahui komponen-komponen Health Belief Model terutama
dalam kualitas kesehatan?
7. Mendeskripsikan faktor-faktor esensial yang mempengaruhi Health
Belief Model?

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah ilmu
pengetahuan tentang Promosi Kesehatan yang khususnya mengenai Model
Kepercayaan Kesehatan (Health Belief Model) dan Disonansi Kognitif
( Cognitive Dissonance)

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Profil Leon Festinger

Leon Festinger lahir di New York, pada tanggal 8 Mei 1919. Leon
Festinger adalah seorang psikolog sosial Amerika, yang bertanggung jawab untuk
pengembangan dari Teori Disonansi Kognitif, teori perbandingan sosial , dan
penemuan peran kedekatan dalam pembentukan ikatan sosial serta kontribusi lain
untuk studi jaringan sosial.
Festinger paling terkenal dengan Teori Disonansi Kognitif, yang
menunjukkan bahwa ketika orang didorong untuk berperilaku dalam cara yang
konsisten dengan keyakinan mereka, sebuah ketegangan psikologis tidak nyaman
sedang terangsang. Ketegangan ini akan menyebabkan orang untuk mengubah
keyakinan mereka agar sesuai dengan perilaku mereka yang sebenarnya, bukan
sebaliknya.
Festinger juga bertanggung jawab untuk Teori Perbandingan Sosial, yang
memeriksa bagaimana orang menilai pendapat mereka sendiri dan keinginan
dengan membandingkan diri dengan orang lain, dan bagaimana kelompok-
kelompok mengerahkan tekanan pada individu untuk sesuai dengan norma-norma
kelompok dan tujuan Festinger juga membuat kontribusi penting untuk teori
jaringan sosial. Mempelajari pembentukan ikatan sosial, seperti pilihan teman di
kalangan mahasiswa perguruan tinggi ditempatkan di asrama, Festinger (bersama-
sama dengan Stanley Schachter dan Kurt Kembali) menunjukkan bagaimana
pembentukan ikatan diperkirakan oleh kedekatan, kedekatan fisik antara orang-
orang, dan bukan hanya dengan selera serupa atau keyakinan, sebagai orang awam
cenderung percaya. Artinya, orang hanya cenderung berteman dengan tetangga
mereka.
Pada awal karirnya, Festinger mengeksplorasi berbagai bentuk kelompok
sosial yang dapat mengambil dan menunjukkan, bersama dengan Schachter dan
Back,"bagaimana norma-norma yang lebih jelas, lebih dipegang teguh dan lebih
mudah untuk menegakkan lebih padat yang jaringan sosial.
2.2.1 Definisi Disonansi
Adanya keterkaiatan antara elemen-elemen kognitif yang saling
berhubungan (Relation). Element adalah kognisi yaitu hal-hal yang diketahui
seseorang tentang dirinya sendiri, tingkah lakunya dan lingkungannya. Istilah
kognisi adalah untuk menunjukan pada setiap pengetahuan, pendapat, keyakinan,
atau perasaan seseorangtentang dirinya sendiri atau tentang lingkungannya.
Faktor yang paling menentukan terhadap element kognitif adalah kenyataan
(realitas), elemen kognitif sendiri berhubungan dengan hal-hal yang nyata yang
ada dilingkungan dan hal-hal yang terdapat dalam dunia kejiwaan seseorang,
hubungan tersebut dibedakan dalam 3 jenis yaitu, tidak relevan, disonan, dan
konsonan.
Hubungan yang tidak relevan misalnya, orang memgetahui bahwa setiap
musim hujan jakarta kebanjiran dan ia pun mngetahui bahwa indicina tentang
vietnam masuk ke wilayah Kamboja. Kedua pengetahuan tersebut saling berkaitan
dan tidak saling mempengaruhi karenanya disebut tidak relevan.
Hubungan dua elemen kognitif yang saling terkait dan saling mempengaruhi
disebut hubungan relevan, yaitu hubungan yang disonan dan hobungan yang
konsosnan.
Disonansi didefinisikan sebagai berikut : dua elemen dikatakan ada dalam
hubungan yang disonan jika (dengan hanya memperhatikan kedua elemen itu saja)
terjadi suatu penyangkalan dari suatu elemen yang diikuti oleh atau mengikuti
sesuatu elemen yang lain. Contoh, jika seseorang berdiri dibawah hujan,
seharusnya ia kebasahan akan tetapi ; kalau orang yang berdiri dihujan (satu
lelemen) tidak basah (pengangkatan elemn kedua), maka terjadilah hibungan
disonan.
Konotasi adalah keadaan dimana terjadi hubungan yang relevan antara dua
elemen dan hubungn itu tidak disonan. Jadi satu elemen kognisi diikuti oleh
elemen yang lain. Misalnya, orang berdiri dihujan (elemen pertama) dan basah
(elemen kedua).
Akan tetapi adanya penyangkalan elemen tidak selalu jelas. Dalam keadaan
ini maka anatara konsosnan dan disonan juga tidak dapat dibedakan dengan tajam.
Faktor-faktor motivasi dan keinginan juga berpengaruh di sini sehingga
menambah rumitnya persoalan. Misalnya seseorang berjudi terus walaupun terus
kalah melawan penjudi profesional. Perbuatan orang itu disonan dengan
pengatahuannya tentang lawan yang profesional. Namun, kalau memang ingin
berjudi sampai habis seluruh uangnya,maka bagi orang tersebut hubungan
elemen-elemen diatas adalah konsosnan.
Menurut Festinger disonansi dapat terjadi dari beberapa sumber berikut :
a. Inkonsistesnsi logis Contoh, keyakinan bahwa air membeku pada 00C,
secara logis tidak konsisten dengan keyakinan bahwa es balok tidak akan
mencair pada 400C.
b. Nilai-nilai budaya (Culture mores), kebudayaan seringkali menentukan
apa yang disonan dan konsonan. Contoh, makan dengan tangan di pesta resmi
di Eropa menimbulkan disonansi tetapi makan dengan tangan diwarung di
Jakarta dirasakan sebagai Konsonan.
c. Pendapat umum, disonanasi dapat terjadi karena suatu pendapat yang
dianut orang banyak dipaksakan pada pendapat individu. Misalnya : seorang
remaja yang menyanyi lagu keroncong. Hal ini menumbulkan dosonansi
karena pendapat umum percaya bahwa keroncong hanya merupakan
kegemaran orang-orang tua.
d. Pengalaman masa lalu Contoh, berdiri di bawah hujan, tetapi tidak basah.
Keadaan ini disonan karena tidak sesuai dengan pengalaman masa lalu.

2.2.2 Inti Teori


Teori disonansi kognitif merupakan sebuah teori komunikasi yang
membahas mengenai perasaan ketidaknyamanan seseorang yang diakibatkan oleh
sikap, pemikiran, dan perilaku yang tidak konsisten dan memotivasi seseorang
untuk mengambil langkah demi mengurangi ketidaknyamanan tersebut.
Teori disonasi kognif dari Leon Festinger (1957) tidak jauh berbeda dari
teori-teori konsistensi kognitif lainnya, tetapi ada dua perbedaan yang perlu
dicatat berikut ini :
1.Teori ini berisi tetang tinggah laku umum, jadi tidak khusus tntang tingkah laku
sosial
2.Walaupun demikian, pengaruhnya terhadap penelitian penelitian psikologi
sosial jauh lebih mencolok daripada teori teori konsistensi yang lain.
Inti dari teori disonasi kognitif yaitu, antara elemen-elemen kognitif
mungkin terjadi hubungan yang tidak pas (nonfiiting relation) yang
menimbulakan disonansi (kejanggalan) kognitif; disonansi kognitif
menumbulakan desakan untuk mengurangi disonansi tersebut dan menghindari
peningkatannya; hasil dari desakan itu terwujud dalam perubahan pada kognisi,
perubahan tingkah laku, dan mengahadapakn diri pada beberapa informasi dan
pendapat-pendapat baru yang sudah diseleksi terlebih dahulu. Walaupun
demikian, penguraian dari teori ini sangat jauh dari sederhana.

2.2.2 Ukuran Disonansi


Adanya perbedaan kadar yang pada hubungan disonan, maka festinger
mengatakan perlunya mengetahui faktor-faktor yang menentukan kadar disonansi
itu, antara lain :
1) Tingkat kepentingan elemen-elemen yang saling berhubungan itu bagi
bagi orang yang bersangkutan.
2) Elemen itu kurang penting artinya makan tidak banyak disonansi yang
akan timbul
Dan sebaliknya jika kedua element itu sangat penting artinya, maka disonansi
yang akan tinggi pula.
Akan tetapi tidak pernah ada hubungan meskipun dalam kenyataannya yang
melibatkan element element. Masing- masing element yang dua itu
dihubungkan juga dengan element element lain yang relevan. Sebagai hubungan
hubungan yang ini konsonan, sedangkan sebagian lainnnya disonan. Menurut
festinger hampir-hampir tidak pernah terjadi tidak pernah disonansi sama sekali
dalam hubungan yang terjadi anatar sekelompok element. Oleh kerena itu, kadar
disonanasi dalam dua element dipengaruhi juga oleh jumlah disonanti yang yang
ditimbulkan oleh keseluruhan hubungan kedua element itu dengan elemet
element lain yang relevan, festingersendiri tidak menunjukan bagaimana cara
yang relevan untuk menunjukan bagaimana cara menetapkan kadar kepentingan
dan relevansinya
Tindak disonansi maksimum adala sama dengan jumlah daya tolak
element yang paling lemah. Jika disonansi maksimum tercapai, maka elemet yang
lemah itu akan berubah dan disonansi akan berkurang. Tentu saja akan ada
kemungkunan bahwa perubahan elemet yang lemah itu akan menambah disonansi
pada hubungan yang lain dalam kumpulan elemen kognitif bersangkutan. Dalam
hal ini maka perubahan pada elemet yang lemah tersebut tidak terjadi.
Konsekuensi konsekuensi disonansi :
1. Pengurangan disonanasi dapat melalui tiga kemungkinan :
a. Mengubah elemen tingkah laku
b. Mengubah elemen kognitif lingkungan
c. Menambah elemen kognitif baru
2. Menghindari disonansi
Adanya disonansi selalumenimbulkan dorongan untuk menghindari
disnonanasi tersebut. Dalam hubungan ini caranya adalah dengan
menambah informasi baru yang diharapakan dapat menambah dukungan
terhadap pendapat orang yang bersangkutan atau menambah
perbendaharaan element kognitif dalam diri orang yang bersangkutan.
Penambahan element baru ini harus sangat selektif, yaitu hanya
mencarinya pada orang orang yang diperkirakan dapat memberi
dukungan dan menghindari orang-orang yang pandangannya berbeda.
Demikian cara menghindari disonansi.

2.2.3 Dampak Teori


Teori yang disampaikan oleh Festinger memiliki pengeruh dalam beberapa
segi kehidupan sehari-hari damapak teori tersebut antara lain :
1) Dalam membuat keputusan : keputusan dibuat berdasarkan suatu situasi
konflik alternatif-alternatif dalam situasi konflik itu bisa semua positif, bias
juga semua negatif atau bahakan positif dan negatif, dalam ketiga situasi
tersebut keputusan apapun yang akan diambil akan menimbulkan sebuah
disonansi dari pilahan yang tidak terpilih. Kadar disonansi setelah pembuatan
keputusan ada atau tidak daya tarik alternatif tergantung pada pentingnya
keputusan itu dan daya tarik altertatif yang tidak terpilih mengenai sebuah
keputusan biasanya terjadi hal-hal berikut :
a. Akan terjadi peningkatan pencarian informasi baru yang
menghasilkan elemen kognisi yang mendukung (konsonan dengan)
keputusan yang sudah dibuat
b. Akan timbul keprcayaan yang semakin mantap mengenai keputisan
yang telah dibuat atau timbul pandangan yang semakin tegas
membedakan kemenarikan alternatif yang yelah diputuskan dari pada
alternatif-alternatif lainnya. Atau bisa juga dua kemungkinan itu terjadi
bersama-sama.
c. Semakin sulit untuk mengubah arah keputusan yang sudah dibuat,
terutama pada keputusan yang sudah mengurangi banyak disonansi.
2) Paksakan untuk mengalah dalam situasi-situasi publik (ditengah banyak
orang), seseorang dapat dipaksa untuk melakukan sesuatu (dengan ancaman
hukuman ataupun menjanjikan hadiah) kalau perbuatan itu tidak sesuai
dengan kehendak (sebagai pribadi), maka timbul didsonansi. Kadar disonansi
tergentung kepada basarnya ancaman hukuman atau ganjaran yang akan
diterima.
3) Ekspose pada informasi-informasi. Disonansi akan mendorong pencarian-
pencarian disonansi baru. Kalau disonansi hanya sedikit atau tidak ada sama
sekali, maka usaha mencari informasi baru juga tidak ada. Kalau kadar
disonansi berada pada taraf menengadah (tidak rendah dan tidak tinggi), maka
usaha pencarian informasi baru akan mencapai taraf maksimal. Dalam hal ini
orang yang bersangkutan akan dihadapkan (ekspose) pada sejumlah besar
informasi baru, namun kalau kadar disonansi maksimal, justru usaha mencari
informasi baru akan sangat berkurang karena pada tahap ini akan terjadi
perubahan elemen kognitif.
4) Dukungan sosial jika seseorang A, mengatahui bahwa pendapatnya
berbeda dari rang ain maka timbullah apa yang disebut kekuarangan
dukungan sosial (lack of social support) kekurangan dukunagn sosial ini
menimbulkan disonanasi pada A yang kadarnya ditetapkan berdasarkan
faktor-faktor sebagai berikut :
Ada tidaknya objek (elemen kognitif nonsosial) yang menjadi
sasaran pendapat orang lain itu, disekitar A;
Banyaknay orang yang dikenal A yang berpendapat sama dengan A
Pentingnya elemen yang bersangkutan bagi A
Relevansi orang-orang lain tersebut bagi A
Menarik tidaknya orang yang tidak setujutersebut bagi A
Tingkat perbedaan pendapat.

2.2.4 Cara-cara Mengurangi Disonansi


Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengurangi disonansi
seperti ini adalah sebagai berikut :
a. Mengubah pendapat sendiri
b. Mempengaruhi orang yang tidak setuju agar tidak mengubah pendapat
mereka
c. Membuat mereka yang tidak setuju sebanding dengan dirinya sendiri

2.3 Penerapan Teori Disinansi Kognitif dalam Pembelajaran


Teori dosonansi ini, dapat diimplementasikan pada dunia pendidikan
dengan memberikan pemecahan berbagai masalah yang terjadi pada kegiatan
belajar atau masalah yang berhubungan dengan sekolah dan siswa. Karena
menurut (Safaduloh Uyoh, 1994:75) masalah masalah pendidikan tidak hanya
mneyangkut pelaksanaan pendidikan, yang hanya terbatas pada pengalaman.
Di dalam tatanan pendidikan, teori disonan kognitif sering berlaku pada saat
siswa menerima umpan balik yang tidak menyenangkan atas kinerja akademik
mereka. Sebagai misal, Toto biasanya mendapatkan nilai bagus tetapi kali ini
mendapatkan nilai 50 untuk kuis tertentu. Nilai ini tidak konsisten dengan
gambaran dirinya sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman.
Untuk mengatasi ketidaknyamanan ini, Toto dapat memutuskan untuk
belajar lebih giat lagi untuk meyakinkan bahwa lain kali ia tidak akan
mendapatkan nilai yang rendah lagi. Di lain pihak ia bisa saja mencoba
membenarkan nilai rendah itu dengan berbagai alasan: Pertanyaan-pertanyaan
kuisnya mengandung jebakan. Saya tidak sedang merasa sehat. Guru tidak
memberi tahu terlebih dahulu akan adanya kuis. Saya tidak sungguh-sungguh
mengerjakannya. Udaranya terlalu panas, dan berbagai alasan lainnya. Alasan
ini akan membantu Toto mempertanggungjawabkan nilai 50 itu. Bila ia kemudian
masih mendapatkan sederet nilai jelek lainnya, mungkin ia akan berkilah bahwa ia
tidak pernah mengerjakan kuis mata pelajaran ini sejelek ini, atau guru itu pilih
kasih pada anak laki-laki, atau guru itu pelit memberi nilai.
Semua perubahan dalam pendapat dan alasan ini diarahkan untuk
menghindari suatu pasangan situasi tidak konsisten dan tidak enak, yaitu: Saya
adalah siswa yang baik dan Saya berbuat jelek di kelas, ini merupakan
kesalahan saya sendiri.

2.4 Kelebihan dan Kekurangan Teori Disinansi Kognitif


Dalam setiap teori memiliki kekurangan da kelebihan demikian pula
dengan teori disonansi ini,memiliki keunggulan dan kekurangannya yang antara
lain adalah sebagai berikut:
Kelebihan
Teori disonansi kognitif memberikan kontribusi yang sangat besar pada
pemahaman kita akan kognisi dan hubungan dengan perilaku. Teori Festinger
tidak hanya merupakan salah satu teori konsistensi yang amat penting, tetapi juga
merupakan salah satu teori yang signifikan dalam psikologi social
Kekurangan
Disonansi bukan merupakan konsep paling penting untuk menjelaskan
perubahan sikap. Dan teori disonansi kognitif tidak cukup jelas mengenai kondisi-
kondisi di mana disonansi menuntun pada perubahan sikap.
BAB III

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari malakah ini adalah :


Dalam dunia pendidikan kan muncul berbagai masalah-masalah yang lebih
luas, lebih dalam serta serta yang lebih kompleks yang tidak terbatasi oleh
pengalaman maupun fakta-fakta pendidikan. Banyaknya masalah yang timbul
menjadikan kita berfikir hal apa atau solusi dengan apa yang bisa memecahkan
masalah yang dihadapi.
Timbulnya teori dosonansi kognitif yang diupayakan dapat memecahkan
maslah yang timbul pada lingkungan pendidikan di sekolah. Karena masalah
seperti halnya terjadi ketidak sesuaian antara perasaan dengan apa yang
dilakukan .

DAFTAR PUSTAKA

SUMBER BUKU
Hasbullah. (2008). Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta. Raja Grafindo Persada.
Saduloh, U. (1994). Pengantar Filsafat pendidikan. Bandung. Media IPTEK
Bandung.
Sarwono, W. (2010). Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta. Rajawali Perss
Friedman, Marilyn M. (199). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek.
EGC. Jakarta.
Hidayat, A. Aziz Alimul. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Tehnk
Analis Data. Salemba Medika. Jakarta.
Lanywati, Endang. (2001). Diabetes Melitus Penyakit Kencing Manis.
Kanisius. Yogyakarta.

Sumber Internet

Adiwalujo, D. (2008). Filsafat Ilmu. [Online], tersedia http://filsafatilmu


.blogspot.com/2008/01 /hubungan-teori-fakta.html. [17 september
2011]

Wikipedia. (2011). Teori. [Online]. Tersedia http://id.wikipedia.org/wiki/Teori

[18 september 2011]

TEORI DISONANSI KOGNITIF


Diajukan sebaia salah satu tugas mata kuliah Landasan Filosofis Pendidikan dan
Teori Pendidikan

Oleh : Weny Widyawati Bastaman

Nim : 1103438

PRODI PENDIDIKAN SEJARAH


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai