PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Leon Festinger lahir di New York, pada tanggal 8 Mei 1919. Leon
Festinger adalah seorang psikolog sosial Amerika, yang bertanggung jawab untuk
pengembangan dari Teori Disonansi Kognitif, teori perbandingan sosial , dan
penemuan peran kedekatan dalam pembentukan ikatan sosial serta kontribusi lain
untuk studi jaringan sosial.
Festinger paling terkenal dengan Teori Disonansi Kognitif, yang
menunjukkan bahwa ketika orang didorong untuk berperilaku dalam cara yang
konsisten dengan keyakinan mereka, sebuah ketegangan psikologis tidak nyaman
sedang terangsang. Ketegangan ini akan menyebabkan orang untuk mengubah
keyakinan mereka agar sesuai dengan perilaku mereka yang sebenarnya, bukan
sebaliknya.
Festinger juga bertanggung jawab untuk Teori Perbandingan Sosial, yang
memeriksa bagaimana orang menilai pendapat mereka sendiri dan keinginan
dengan membandingkan diri dengan orang lain, dan bagaimana kelompok-
kelompok mengerahkan tekanan pada individu untuk sesuai dengan norma-norma
kelompok dan tujuan Festinger juga membuat kontribusi penting untuk teori
jaringan sosial. Mempelajari pembentukan ikatan sosial, seperti pilihan teman di
kalangan mahasiswa perguruan tinggi ditempatkan di asrama, Festinger (bersama-
sama dengan Stanley Schachter dan Kurt Kembali) menunjukkan bagaimana
pembentukan ikatan diperkirakan oleh kedekatan, kedekatan fisik antara orang-
orang, dan bukan hanya dengan selera serupa atau keyakinan, sebagai orang awam
cenderung percaya. Artinya, orang hanya cenderung berteman dengan tetangga
mereka.
Pada awal karirnya, Festinger mengeksplorasi berbagai bentuk kelompok
sosial yang dapat mengambil dan menunjukkan, bersama dengan Schachter dan
Back,"bagaimana norma-norma yang lebih jelas, lebih dipegang teguh dan lebih
mudah untuk menegakkan lebih padat yang jaringan sosial.
2.2.1 Definisi Disonansi
Adanya keterkaiatan antara elemen-elemen kognitif yang saling
berhubungan (Relation). Element adalah kognisi yaitu hal-hal yang diketahui
seseorang tentang dirinya sendiri, tingkah lakunya dan lingkungannya. Istilah
kognisi adalah untuk menunjukan pada setiap pengetahuan, pendapat, keyakinan,
atau perasaan seseorangtentang dirinya sendiri atau tentang lingkungannya.
Faktor yang paling menentukan terhadap element kognitif adalah kenyataan
(realitas), elemen kognitif sendiri berhubungan dengan hal-hal yang nyata yang
ada dilingkungan dan hal-hal yang terdapat dalam dunia kejiwaan seseorang,
hubungan tersebut dibedakan dalam 3 jenis yaitu, tidak relevan, disonan, dan
konsonan.
Hubungan yang tidak relevan misalnya, orang memgetahui bahwa setiap
musim hujan jakarta kebanjiran dan ia pun mngetahui bahwa indicina tentang
vietnam masuk ke wilayah Kamboja. Kedua pengetahuan tersebut saling berkaitan
dan tidak saling mempengaruhi karenanya disebut tidak relevan.
Hubungan dua elemen kognitif yang saling terkait dan saling mempengaruhi
disebut hubungan relevan, yaitu hubungan yang disonan dan hobungan yang
konsosnan.
Disonansi didefinisikan sebagai berikut : dua elemen dikatakan ada dalam
hubungan yang disonan jika (dengan hanya memperhatikan kedua elemen itu saja)
terjadi suatu penyangkalan dari suatu elemen yang diikuti oleh atau mengikuti
sesuatu elemen yang lain. Contoh, jika seseorang berdiri dibawah hujan,
seharusnya ia kebasahan akan tetapi ; kalau orang yang berdiri dihujan (satu
lelemen) tidak basah (pengangkatan elemn kedua), maka terjadilah hibungan
disonan.
Konotasi adalah keadaan dimana terjadi hubungan yang relevan antara dua
elemen dan hubungn itu tidak disonan. Jadi satu elemen kognisi diikuti oleh
elemen yang lain. Misalnya, orang berdiri dihujan (elemen pertama) dan basah
(elemen kedua).
Akan tetapi adanya penyangkalan elemen tidak selalu jelas. Dalam keadaan
ini maka anatara konsosnan dan disonan juga tidak dapat dibedakan dengan tajam.
Faktor-faktor motivasi dan keinginan juga berpengaruh di sini sehingga
menambah rumitnya persoalan. Misalnya seseorang berjudi terus walaupun terus
kalah melawan penjudi profesional. Perbuatan orang itu disonan dengan
pengatahuannya tentang lawan yang profesional. Namun, kalau memang ingin
berjudi sampai habis seluruh uangnya,maka bagi orang tersebut hubungan
elemen-elemen diatas adalah konsosnan.
Menurut Festinger disonansi dapat terjadi dari beberapa sumber berikut :
a. Inkonsistesnsi logis Contoh, keyakinan bahwa air membeku pada 00C,
secara logis tidak konsisten dengan keyakinan bahwa es balok tidak akan
mencair pada 400C.
b. Nilai-nilai budaya (Culture mores), kebudayaan seringkali menentukan
apa yang disonan dan konsonan. Contoh, makan dengan tangan di pesta resmi
di Eropa menimbulkan disonansi tetapi makan dengan tangan diwarung di
Jakarta dirasakan sebagai Konsonan.
c. Pendapat umum, disonanasi dapat terjadi karena suatu pendapat yang
dianut orang banyak dipaksakan pada pendapat individu. Misalnya : seorang
remaja yang menyanyi lagu keroncong. Hal ini menumbulkan dosonansi
karena pendapat umum percaya bahwa keroncong hanya merupakan
kegemaran orang-orang tua.
d. Pengalaman masa lalu Contoh, berdiri di bawah hujan, tetapi tidak basah.
Keadaan ini disonan karena tidak sesuai dengan pengalaman masa lalu.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
SUMBER BUKU
Hasbullah. (2008). Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta. Raja Grafindo Persada.
Saduloh, U. (1994). Pengantar Filsafat pendidikan. Bandung. Media IPTEK
Bandung.
Sarwono, W. (2010). Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta. Rajawali Perss
Friedman, Marilyn M. (199). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek.
EGC. Jakarta.
Hidayat, A. Aziz Alimul. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Tehnk
Analis Data. Salemba Medika. Jakarta.
Lanywati, Endang. (2001). Diabetes Melitus Penyakit Kencing Manis.
Kanisius. Yogyakarta.
Sumber Internet
Nim : 1103438