Anda di halaman 1dari 16

ANATOMI DAN FISIOLOGI

Anatomi Payudara

LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/

KANKER PAYUDARA

Payudara normal mengandung jaringan kelenjar, duktus, jaringan otot

penyokong lemak, pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe. Pada bagian lateral

ats kelenjr payudara, jaringan kelenjar ini keluar dari bulatannya kearah aksila,

disebut penonjolan Spence atau ekor payudara. Setiap payudara terdiri atas 12-20

lobulus kelenjar yang masing-masing mempunyai saluran ke papilla mammae,


yang disebut duktus lactiferous. Diantara kelenjar susu dan fasia pectoralis, juga

diantara kulit dan kelenjar tersebut mungkin terdapat jaringan lemak. Diantara

lobules tersebut ada jaringan ikat yang disebut ligamnetum cooper yang memberi

rangka untuk payudara.

Perdarahan payudara terutama berasal dari cabang a. perforantes

anterior dan a. mammaria interna, a. torakalis lateralis yang bercabang dari a.

aksilaris, dan beberapa a. interkostalis.

Persarafan kulit payudara diurus oleh cabang pleksus servikalis dan n.

interkostalis. Jaringan kelenjar payudara sendiri diurus saraf simpatik. Ada

beberapa saraf lagi yang perlu diingat sehubungan dengan penyulit paralisis dan

mati rasa pasca bedah, yakni n. intercostalis dan n. kutaneus brakius

medialis yang mengurus sensibilitas daerah aksila dan bagian medial lengan atas.

Penyaliran limfe dari payudara kurang lebih 75% ke aksila, sebagian lagi

ke kelenjar parasternal, terutama dari bagian yang sentral dan medial dan adapula

penyaliran yang ke kelenjar interpectoralis. Pada aksila terdapat rata-rata 50 buah

kelenjar getah bening yang berada disepanjang arteri dan vena brakialis.

Jalur limfe lainnya berasal dari daerah sentral dan medial yang selain

menuju ke kelenjar sepanjang pembuluh mammaria interna, juga menuju

ke aksila kontralateral, ke m. rectus abdominis lewat ligamentum falsiparum

hepatis ke hati, pleura dan payudara kontralateral.

Fisiologi Payudara
Payudara merupakan kelenjar tubuloalveolar yang bercabang-cabang,

terdiri atas 15-20 lobus yang dikelilingi oleh jaringan ikat dan lemak. Tiap lobus

mempunyai duktus ekskretorius masing-masing yang akan bermuara pada puting

susu, disebut duktus laktiferus, yang dilapisi epitel kuboid selapis yang rendah,

lalu ke duktus alveolaris yang dilapisi epitel kuboid berlapis, kemudian bermuara

ke duktus laktiferus yang berakhir pada putting susu.

Ada 3 hal fisiologik yang mempengaruhi payudara, yaitu :

a) Pertumbuhan dan involusi berhubungan dengan usia

b) Pertumbuhan berhubungan dengan siklus haid

c) Perubahan karena kehamilan dan laktasi.

A. Pengertian Tumor Mamae

Tumor mamae adalah adalah karsinoma yang berasal dari parenkim, stroma,

areola dan papilla mamma. (Lab. UPF Bedah RSDS, 2010).

Tumor mammae adalah pertumbuhan sel sel yang abnormal yang

menggangu pertumbuhan jaringan tub uh terutama pada sel epitel di mammae (

Sylvia,1995 )

Tumor mammae adalah adanya ketidakseimbangan yang dapat terjadi pada

suatu sel / jaringan di dalam mammae dimanba ia tumbuh secara liar dan tidak

bias dikontol ( Dr.Iskandar,2007 )

B. Etiologi dan Faktor Resiko


Menurut Dr.Iskandar (2007) Sampai saat ini, penyebab pasti tumor

payudara belum diketahui. Namun, ada beberapa faktor resiko yang telah

teridentifikasi, yaitu :

1. Jenis kelamin

Wanita lebih beresiko menderita tumor payudara dibandingkan

dengan pria.Prevalensi tumor payudara pada pria hanya 1% dari seluruh

tumor payudara.

2. Riwayat keluarga

Wanita yang memiliki keluarga tingkat satu penderita tumor

payudara beresiko tiga kali lebih besar untuk menderita tumor payudara.

3. Faktor genetik

Mutasi gen BRCA1pada kromosom 17 dan BRCA2 pada kromosom

13 dapat meningkatkan resiko tumor payudara sampai 85%. Selain itu,

gen p53, BARD1, BRCA3, dan noey2 juga diduga meningkatkan

resiko terjadinya

kanker payudara.

4. Faktor usia

Resiko tumor payudara meningkat seiring dengan pertambahan usia.

5. Faktor hormonal

Kadar hormon yang tinggi selama masa reproduktif, terutama

jika tidak diselingi oleh perubahan hormon akibat kehamilan, dapat

meningkatkan resiko terjadinya tumor payudara.

6. Usia saat kehamilan pertama


Hamil pertama pada usia 30 tahun beresiko dua kali lipat

dibandingkan dengan hamil pada usia kurang dari 20 tahun.

7. Terpapar radiasi

8. Intake alkohol

9. Pemakaian kontrasepsi oral

Pemakaian kontrasepsi oral dapat meningkatkan resiko tumor

payudara. Penggunaan pada usia kurang dari 20 tahun beresiko lebih

tinggi dibandingkan dengan penggunaan pada usia lebih tua.

C. Macam Tumor Mammae

1. Tumor jinak

Hanya tumbuh membesar , tidak terlalu berbahaya dan tidak

menyebar keluar jaringan

2. Tumor ganas

Kanker adalah sel yang telah kehilangn kendali danb mekanisme

normalnya sehingga mengalami pertumbuhan tidak wajar , lair , dan kerap

kali menyebar jauh ke sel jaringan lain serta merusak

D. PENENTUAN UKURAN TUMOR, PENYEBARAN KE KELENJAR


LIMFE DAN TEMPAT LAIN PADA CARCINOMA MAMMAE

TUMOR SIZE (T)

TX Tidak ada tumor

T0 Tidak dapat ditunjukkan adanya tumor primer

T1 Tumor dengan diameter 2 cm atau kurang


T1a diameter 0,5cm atau kurang, tanpa fiksasi terhadap

fascia dan/muskulus pectoralis

T1b >0,5 cm tapi kurang dari 1 cm, dengan fiksasi terhadap

fascia dan/muskulus pectoralis

T1c >1 cm tapi < 2 cm, dengan fiksasi terhadap fascia

dan/muskulus pectoralis

T2 Tumor dengan diameter antar 2-5cm

T2a tanpa fiksasi terhadap fascia dan/muskulus pectoralis

T2b dengan fiksasi

T3 Tumor dengan diameter >5 cm

T3a tan pa fiksasi, T3b dengan fiksasi

T4 Tumor tanpa memandang ukurannya telah menunjukkan

perluasan secar langsung ke dalam dinding thorak dan kulit

REGIONAL LIMFE NODES (N)

NX Kelenjar ketiak tidak teraba

N0 Tidak ada metastase kelenjar ketiak homolateral

N1 Metastase ke kelenjar ketiak homolateral tapi masih bisa

digerakkan

N2 Metastase ke kelenjar ketiak homolateral yang melekat

terfiksasi satu sama lain atau terhadap jaringan sekitarnya

N3 Metastase ke kelenjar homolateral supraklavikuler atau

intraklavikuler terhadap edema lengan

METASTASE JAUH (M)


M0 Tidak ada metastase jauh

M1 Metastase jauh termasuk perluasan ke dalam kulit di luar

payudara

STADIUM KLINIS KANKER PAYUDARA

STADIUM T N M

0 T1s N0 M0

I T1 N0 M0

IIA T0 N1 M0

T1 N1 M0

T2 N0 M0

IIB T2 N1 M0

T3 N2 M0

IIIA T0 N2 M0

T1 N2 M0

T2 N2 M0

T3 N1, N2 M0

IIIB T4 Semua N M0

Semua T N3 M0

IV Semua T Semua N M1

E. Tanda Dan Gejala


Keluhan penderita kanker payudara (Lab. UPF Bedah RSDS, 2010):

1. Mungkin tidak ada

2. tumor mammae umumny atidak nyeri

3. ulkus/perdarahan dari ulkus

4. erosi putting susu

5. perdarahan.keluar cairan dari putting susu

6. nyeri pada payudara

7. kelainan bentuk payudara

8. keluhan karena metastase

F. Patofisiologi

Kanker payudara bukan satu-satunya penyakit tapi banyak,

tergantung pada jaringan payudara yang terkena, ketergantungan

estrogennya, dan usia permulaannya. Penyakit payudara ganas sebelum

menopause berbeda dari penyakit payudara ganas sesudah masa

menopause (postmenopause). Respon dan prognosis penanganannya

berbeda dengan berbagai penyakit berbahaya lainnya. Beberapa tumor

yang dikenal sebagai estrogen dependent mengandung reseptor yang

mengikat estradiol, suatu tipe ekstrogen, dan pertumbuhannya dirangsang

oleh estrogen. Reseptor ini tidak manual pada jarngan payudara normal

atau dalam jaringan dengan dysplasia. Kehadiran tumor Estrogen

Receptor Assay (ERA) pada jaringan lebih tinggi dari kanker-kanker

payudara hormone dependent. Kanker-kanker ini memberikan respon


terhadap hormone treatment (endocrine chemotherapy, oophorectomy,

atau adrenalectomy). (Smeltzer, dkk, 2002)

G. Penatalaksanaan

1. Pembedahan

a) Mastektomi parsial (eksisi tumor lokal dan penyinaran). Mulai dari

lumpektomi sampai pengangkatan segmental (pengangkatan jaringan yang

luas dengan kulit yang terkena).

b) Mastektomi total dengan diseksi aksial rendah seluruh payudara, semua

kelenjar limfe dilateral otocpectoralis minor.

c) Mastektomi radikal yang dimodifikasi

d) Seluruh payudara, semua atau sebagian besar jaringan aksial

1) Mastektomi radikal

Seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor dibawahnya :

seluruh isi aksial.

2) Mastektomi radikal yang diperluas

Sama seperti mastektomi radikal ditambah dengan kelenjar limfe

mamaria interna.

2. Non pembedahan

a. Penyinaran

Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat direseksi

pada kanker lanjut pada metastase tulang, metastase kelenjar limfe aksila.

b. Kemoterapi

Adjuvan sistematik setelah mastektomi; paliatif pada penyakit yang lanjut.


c. Terapi hormon dan endokrin

Kanker yang telah menyebar, memakai estrogen, androgen,

antiestrogen, coferektomi adrenalektomi hipofisektomi. (Smeltzer, dkk, 2002)

H. Kompikasi

Komplikasi yang mungkin terjadi adalah metastase keotak,hati,kelenjar

adrenal,paru,tuang,dan ovarium ( Dr.Iskandar Junaidi,2007 )

I. Pemeriksaan Diagnostik

1. Ultrasonografi

dapat membedakan antara masa padat dan kista pada jaringan

payudra keras

2. Mammografi

memperlihatkan struktur internal payudara,dapat mendeteksi tumor

yang terjadi pada tahap awal

3. scan CT dan MRI

teknik scan yang dapat mendeteksi penyakit payudara ( Doenges, 2000)


KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Pengkajian mencakup data yang dikumpulkan melalui wawancara,

pengumpulan riwayat kesehatan, pengkajian fisik, pemeriksaan laboratorium dan

diagnostik, serta review catatan sebelumnya. Langkah-langkah pengkajian yang

sistemik adalah pengumpulan data, sumber data, klasifikasi data, analisa data dan

diagnosa keperawatan (Doenges M, 2000).

B. Pengumpulan data

Adalah bagian dari pengkajian keperawatan yang merupakan landasan

proses keperawatan. Kumpulan data adalah kumpulan informasi yang bertujuan

untuk mengenal masalah klien dalam memberikan asuhan keperawatan . (Doenges

M, 2000).

C. Sumber data

Data dapat diperoleh melalui klien sendiri, keluarga, perawat lain dan

petugas kesehatan lain baik secara wawancara maupun observasi. Data yang

disimpulkan meliputi : Data biografi /biodata Meliputi identitas klien dan identitas

penanggung antara lain : nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,

pekerjaan dan alamat.

D. Riwayat keluhan utama.

Riwayat keluhan utama meliputi : adanya benjolan yang menekan

payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak, nyeri.

E. Riwayat kesehatan masa lalu

1. Apakah pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya.


2. Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama .

F. Pengkajian fisik meliputi :

1. Keadaan umum

2. Tingkah laku

3. BB dan TB

4. Pengkajian head to toe

G. Pemeriksaan laboratorium :

1. Pemeriksaan darah hemoglobin biasanya menurun, leukosit meningkat,

2. trombosit meningkat jika ada

3. penyebaran ureum dan kreatinin.

4. Pemeriksaan urine, diperiksa apakah ureum dan kreatinin meningkat.

F. Pengkajian pola kebiasaan hidup sehari-hari meliputi :

1. Nutrisi

Kebiasaan makan, frekuensi makan, nafsu makan, makanan

pantangan, makanan yang disukai, banyaknya minum. Dikaji riwayat

sebelum dan sesudah masuk RS.

2. Eliminasi

Kebiasaan BAB / BAK, frekuensi, warna, konsistensi, sebelum dan

sesudah masuk RS.

3. Istirahat dan tidur

Kebiasaan tidur, lamanya tidur dalam sehari sebelum dan sesudah sakit.

4. Personal hygiene

a. Frekuensi mandi dan menggosok gigi dalam sehari


b. Frekuensi mencuci rambut dalam seminggu

c. Dikaji sebelum dan pada saat di RS

d. Identifikasi masalah psikologis, sosial dan spritual :

5. Status psikologis

Emosi biasanya cepat tersinggung, marah, cemas, pasien berharap

cepat sembuh, merasa asing tinggal di RS, merasa rendah diri, mekanisme

koping yang negatif.

6. Status social

Merasa terasing dengan akibat klien kurang berinteraksi dengan

masyarakat lain.

7. Kegiatan keagamaan

8. Klien mengatakan kegiatan shalat 5 waktu berkurang.

G. Klasifikasi Data

1. Data pengkajian:

a. Data subyektif

Data yang diperoleh langsung dari klien dan keluarga, mencakup

hal-hal sebagai berikut : klien mengatakan nyeri pada payudara, sesak dan

batuk, nafsu makan menurun, kebutuhan sehari-hari dilayani di tempat

tidur, harapan klien cepat sembuh, lemah, riwayat menikah, riwayat

keluarga.
b. Data obyektif

Data yang dilihat langsung atau melalui pengkajian fisik atau

penunjang meliputi : asimetris payudara kiri dan kanan, nyeri tekan pada

payudara, hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostik.

H. Analisa Data

Merupakan proses intelektual yang merupakan kemampuan

pengembangan daya pikir yangberdasarkan ilmiah, pengetahuan yang

sama dengan masalah yang didapat pada klien.

I. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor.

2. hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu.

3. ansiatas berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.

5. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.

6. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan

penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi.

7. ketidakseimbagan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan

intake tidak adekuat. (

J. Perencanaan

Perencanaan keperawatan adalah pengembangan dari pencatatan

perencanaan perawatan untuk memenuhi kebutuhan klien yang telah diketahui.

Pada perencanaan meliputi tujuan dengan kriteria hasil, intervensi, rasional,

implementasi dan evaluasi.


K. Implementasi

Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan dimana

rencana keperawatan dilaksanakan : melaksanakan intervensi/aktivitas yang telah

ditentukan, pada tahap ini perawat siap untuk melaksanakan intervensi dan

aktivitas yang telah dicatat dalam rencana perawatan klien. Agar implementasi

perencanaan dapat tepat waktu dan efektif terhadap biaya, pertama-tama harus

mengidentifikasi prioritas perawatan klien, kemudian bila perawatan telah

dilaksanakan, memantau dan mencatat respons pasien terhadap setiap intervensi

dan mengkomunikasikan informasi ini kepada penyedia perawatan kesehatan

lainnya. Kemudian, dengan menggunakan data, dapat mengevaluasi dan merevisi

rencana perawatan dalam tahap proses keperawatan berikutnya (Doenges M,

2000).

L. Evaluasi

Tahapan evaluasi menentukan kemajuan pasien terhadap pencapaian hasil

yang diinginkan dan respons pasien terhadap dan keefektifan intervensi

keperawatan kemudian mengganti rencana perawatan jika diperlukan. Tahap akhir

dari proses keperawatan perawat mengevaluasi kemampuan pasien ke arah

pencapaian hasil. (Doenges M, 2000).


DAFTAR PUSTAKA

1. Doenges M., (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta

2. Price, Sylvia Anderson, (1995) Patofisiologi Konsep Klinis Proses Prses

Penyakit Edisi 4 buku 2 : Jakarta EGC

3. Junaedi, Iskandar dr., (2007) Kanker. Jakarta : PT. Buana Ilmu Populer

4. Lab. UPF Bedah, 2000. Pedoman Diagnosis dan Terapi , RSDS-FKUA,

Surabaya

5. Doenges, Marilyn E, et all. 1993. Nursing Care Plans : Guidelines for

Planning and Documenting Patient Care, Edition 3, F.A. Davis Company,

Philadelphia

Anda mungkin juga menyukai