Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dalam berinvestasi perusahaan perlu melakukan analisa mengenai risiko apa yang akan
terjadi agar dapat melakukan tindakan antisipasi dalam mengurangi tingkat dampak negatif
yang akan terjadi baik itu di perusahaan maupun di pasar modal melalui metode-metode yang
atau cara-cara dalam mngurangi risiko investasi. Perusahaan maupun pasar modal juga perlu
mengidentifikasi keuntungan-keuntungan apa yang akan diperoleh dalam investasi atau
apakah dalam melakukan investasi pada suatu perusahaan maupun pasar modal investor
memperoleh kenyamanan atau tidak, melalui identifikasi kondisi keuangan suatu perusahaan
maupun pasar modal apakah dalam keadaan baik atau buruk atau melalui penilaian kinerja.

B. Rumusan masalah

Perusahaan maupun pasar modal perlu memprediksi mengenai risiko apa yang akan terjadi
dalam investasi dan apakah perusahaan, pasar modal ini dapat mengatasi risiko-risiko yang
akan timbul?, apakah perusahaan dapat menilai kinerjanya dengan baik dan bagaiman pasar
modal melakukan penilaian harga saham yang baik.

C. Tujuan

Melalui pembahasan ini diharapkan supaya dapat mengetahui dan memahami risiko apa yang
bisa terjadi, kapan, dimana, dalam keadaan yang bagaimana dan bagaiman cara dalam
mengatasi atau mengurangi dampak negatif dalam berinvestasi.

D. Manfaat

Perusahaan maupun pasar modal dapat mengetahui secara jelas dan dapat mempelajari
mengenai risiko investasi.

1
BAB II

PEMBAHASAN

Risiko investasi di perusahaan dan di pasar modal.

A. Risiko investasi di perusahaan reksadana.

Definisi reksadana adalah suatu media atau tempat yang menjadi kumpulan uang dari banyak
investor yang diinvestasikan pada instrumen-instrumen investasi yang tersedia di Pasar
dengan cara membeli unit penyertaan reksadana. Setiap investor reksadana dapat membeli
unit reksadana pada harga yang telah ditetapkan dan uang tersebut akan dijadikan satu
bersama uang investor lainnya dan kemudian dana ini dikelola oleh Manajer Investasi ke
dalam portofolio investasi, baik berupa saham, obligasi, pasar uang ataupun efek/sekuriti
lainnya. Setiap investor memiliki hak secara proporsional pada reksadana berdasarkan jumlah
unit penyertaan yang ia miliki. Segala aturan dan kebijaksanaan dapat diperoleh investor
sebelum mereka mulai membeli sebuah reksadana.

Menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27): Reksadana
adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat Pemodal untuk
selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi.

Jenis-jenis risiko investasi di reksa dana yaitu :

1. Resiko berkurangnya Nilai Unit Penyertaan Reksa Dana.

Walaupun produk reksa dana merupakan produk diversifikasi, tidak menutup


kemungkinan bahwa nilai unit penyertaannya akan turun. Turun naiknya nilai unit
penyertaan tidak terlepas dari kenaikan atau penurunan harga efek ekuitas dan/atau
efek utang yang menjadi alat investasi reksa dana tersebut.

2
2. Resiko Perubahan Ekonomi dan Politik.

Perubahan ekonomi dan politik yang terjadi di suatu negara dapat mempengaruhi
pandangan umum perusahaan-perusahaan di Indonesia termasuk yang tercatat di
Bursa Efek Jakarta maupun Surabaya. Berubahnya pandangan umum tersebut dapat
mempengaruhi likuiditas portofolio efek sehingga harga efek dapat turun ataupun
naik.

3. Resiko Wanprestasi.

Resiko wanprestasi ini dapat terjadi ketika pihak-pihak terkait pasar modal seperti
emiten, bank kustodian, broker gagal memenuhi kewajibannya. Kegagalan ini dapat
mempengaruhi nilai aktiva bersih reksa dana. Wanprestasi dapat terjadi akibat dari
pihak-pihak yang terkait dengan reksa dana, misalnya pialang, bank kustodian, agen
pembayaran, atau bencana alam, kebakaran serta kerusuhan, yang mungkin akan
mempengaruhi penurunan NAB reksa dana tersebut.

4. Resiko yang Berhubungan denga Peraturan.

Reksa dana memiliki batasan-batasan yang dimaksud untuk melindungi investor tetapi
mungkin batasan-batasan ini dapat menjadi batu sandungan bagi investor juga.
Contoh batasan dengan tidak membolehkannya reksa dana membeli efek di luar
negeri dan membeli efek yang diterbitkan oleh perusahaan melebihi 10% dari nilai
aktiva reksa dana pada saat pembelian.

5. Resiko Likuiditas Reksa Dana Terbuka.

Resiko ini dapat terjadi ketika perusahaan reksa dana tidak memiliki dana tunai untuk
membeli kembali unit penyertaan investornya.

3
Keuntungan Berinvestasi di Reksa Dana yaitu :

1. Diversifikasi Investasi Memperkecil Resiko.

Reksa dana merupakan kekuatan investasi bersama. Hal ini dimungkinkan karena
uang pemodal yang satu kemudian digabungkan dengan milik pemodal lainnya
sehingga menciptakan kekuatan membeli yang jauh lebih besar dibandingkan jika
seorang pemodal membeli sendiri.

Dengan besarnya jumlah modal yang telah digabungkan tersebut reksa dana dapat
dengan mudah melakukan diversifikasi investasi.

Bayangkan jika Anda memiliki uang 1 juta rupiah dan hendak berinvestasi di pasar
modal. Dengan sejumlah uang tersebut, akan sulit bagi anda untuk menanamkannya
di berbagai jenis investasi pasar modal. Untuk dapat tetap melakukan diversifikasi
investasi, maka Anda harus memiliki modal yang besar.

Keberadaan reksa dana memungkinkan Anda untuk melakukan diversifikasi investasi


karena reksa dana terdiri dari kumpulan saham-saham, obligasi-obligasi atau sekurits
lainnya yang dimiliki oleh sekelompok investor dan dikelola oleh perusahaan
investasi profesional.

Memiliki beberapa jenis saham kemungkinan resikonya akan lebih kecil


dibandingkan apabila Anda memiliki satu jenis saham. Sama halnya jika Anda
memiliki berbagai obligasi dan berbagai saham, resiko yang akan ditanggung lebih
kecil jika dibandingkan dengan memiliki beberapa saham saja.

2. Kenyamanan Berinvestasi.

Kemampuan investor kecil dalam memperoleh informasi pasar dan menganalisa


pasar modal sangat terbatas. Reksa dana yang didukung oleh manajer investasi akan
membantu investornya dalam memecahkan permasalahan tersebut.

4
Manajer investasi yang mengelola portofolio reksa dana mempunyai akses informasi
pasar dari berbagai sumber sehingga mampu mengambil keputusan yang lebih akurat
untuk kepentingan investasi investornya.

Dengan menempatkan modalnya di reksa dana berarti investor telah menyerahkan


dananya tersebut untuk dikelola oleh profesional sehingga tidak perlu lagi berpikir
sepanjang hari untuk memilih efek yang akan dijadikan portofolio investasinya.

Investor sebagai pemilik unit penyertaan reksa dana juga dapat memonito
perkembangan investasinya secara rutin dengan melihat Nilai Aktiva Bersih yang
diumumkan melalui surat kabar setiap harinya.

3. Terjangkau.

Reksa dana memberikan kesempatan kepada investor-investor kecil untuk dapat


berinvestasi di pasar modal. Dengan jumlah dana yang relatif kecil (mulai dari Rp.
100.000,-) seseorang sudah dapat membuka rekening investasinya di reksa dana.

Investor sebagai pemilik unit penyertaan reksa dana dapat memonitor perkembangan
investasinya secara rutin dengan melihat Nilai Aktiva Bersih yang diumumkan
melalui surat kabar setiap harinya.

B. Risiko investasi di pasar modal

Di pasar modal, setidaknya risiko yang patut dicermati investor secara umum, antara lain
risiko inflasi, risiko tingkat suku bunga, risiko pasar, risiko perusahaan dan risiko politik.
Masing-masing risiko tersebut ada kalangan saling kait mengkait, dan berjalan secara
dominan. Namun adakalanya sama sekali tidak berhubungan.

Dari risiko tersebut yang selalu berhubungan adalah risiko inflasi. Biasanya begitu diketahui
inflasi tinggi, akan diikuti dengan kebijakan perubahan tingkat suku bunga. Logikanya inflasi
tinggi, dapat dipastikan nilai uang turun. Turunnya nilai uang, bisa karena jumlah uang yang
beredar di masyarakat lebih melimpah. Untuk itu sehingga agar mobilitas uang yang beredar
turun biasanya akan diikuti dengan kenaikan tingkat sukubunga, naiknya tingkat sukubunga

5
dengan sendirinya akan membawa dana-dana kembali sistem perbankan, sehingga pada
gilirannya bursa saham akan turun.

1. Risiko Inflasi.

Dalam industri finansial khususnya dalam ekonomi berbasis uang, risiko yang cukup
mengkhawatirkan adalah ancaman akan penurunan nilai uang. Penggerusan nilai uang
ini terlalu banyak faktor yang bisa dijadikan alasan, padahal aspek utamanya adalah
menurunnya nilai uang.

2. Risiko tingkat sukubunga.

Risiko tingkat sukubunga juga menjadi bayangan hitam bagi pelaku pasar. Tingkat
bunga yang tinggi akan menjadikan perusahaan yang menjual sahamnya di bursa pasti
juga akan kedodoran. Apalagi bagi perusahaan yang mendanai sebagian
operasionalnya dengan pinjaman kredit. Dari sisi investasi fluktuasi tingkat
sukubunga yang gonjang-ganjing akan membuat bingung iklim investasi.
Kalau tingkat sukubunga tinggi maka investor akan dengan senang hati untuk
menempatkan dananya dalam bentuk deposito. Banyaknya uang yang masuk dalam
deposito akan membuat dunia perbankan kebingungan menyalurkan dana pihak ketiga
tersebut. Di sisi lain dana tersebut memang harus diputar ke sektor-sektor produktif
kalau tidak ingin kinerja bank tersebut ambrol karena harus membayar bunga tinggi.
Soal tinggi dan rendahnya tingkat sukubunga, bagi pasar yang penting bahwa tingkat
bunga itu stabil tidak gonjang-ganjing dan kebijaksanaannya tidak situasional.

3. Risiko Pasar.

Risiko pasar sering terjadi di pasar modal karena kondisi yang tidak bisa dijelaskan
secara ekonomi. Sebagaimana yang kita ketahui, pasar merupakan gambaran paling
kongkrit sikap investor terhadap suatu produk barang dan jasa, karenanya pasar sering
dikatakan orang sebagai sesuatu yang paling rasional. Karenanya ekspektasi
seseorang terhadap produk dan jasa tertentu akan berbeda dengan ekspektasi pasar.
Dalam kontek perdagangan saham, ketika ekspektasi atas saham secara jangka
panjang naik, maka boleh jadi ekspektasi pasar atas saham pada saat pasar bereaksi

6
justru turun. Karenanya bagi investor saham yang perlu dipahami bahwa investasi
saham adalah investasi pada saham, sedangkan penciptaan harga saham yang dibuat
pasar adalah harga yang terjadi pada saat selama pasar berlangsung.

Penyebab ekspektasi pasar berbeda dengan kondisi sebenarnya atas nilai saham,
penyebabnya bisa beragam. Yang paling sederhana boleh jadi karena supply dan
demand yang tidak seimbang. Ketika supply atas saham berlebih, sementara demand
tetap maka dengan sendirinya harga saham akan turun.

Di pasar modal Indonesia sering terjadi begitu ada perusahaan yang akan melakukan
penawaran umum (IPO) biasanya akan diikuti dengan penurunan indikator
perdagangan. Turunnya indikator perdagangan itu lantaran investor menjual saham
yang telah menjadi portofolionya untuk kemudian membeli saham yang akan IPO.
Perilaku tersebut merupakan contoh yang paling sangat sederhana dari faktor risiko
pasar. Tidak sama besarnya posisi supply dan demand ini juga terjadi apabila terjadi
investor melakukan perubahan portofolio sebagaimana yang kerap terjadi pada akhir
tahun dan awal tahun bursa saham.

Tips untuk Mengurangi Risiko Investasi

Anda perlu melakukan analisis investasi, risiko tidak hanya dalam bentuk kerugian akibat
harga saham yang mengalami kejatuhan (bearish). Anda perlu menyadari risiko yang
mungkin muncul saat Anda baru saja membuka saldo di sekuritas. Jadi, risiko itu sebenarnya
sudah ada walaupun uang kita belum 'dimainkan'. Oleh karena itu, analisis investasi dan
mengamati dunia pasar modal akan memberikan beberapa hal yang perlu diwaspadai sebelum
Anda membuka akun di sekuritas.

Ketahui dulu mekanisme dari dunia investasi.

Kadangkala orang begitu tidak sabar setelah melihat prospek return dari investasi lewat
instrumen tertentu. Contohnya, teman Anda bisa membeli sebuah BlackBerry lewat uang
yang didapatnya dari bermain Forex. Anda pun secara membabibuta langsung mencobanya
pada dunia investasi yang nyata. Anda sebenarnya sudah menambah risiko awal Anda yang
sebenarnya bisa Anda kurangi. Sebelum Anda merasakan itu semua, ada baiknya Anda

7
melakukan virtual trading dahulu. Jika Anda ingin bertrading forex, Marketiva bisa menjadi
tempat Anda untuk menikmati alam investasi secara virtual. Atau, Anda ingin mencoba
'main' di Bursa Efek Indonesia, cobalah IDX Virtual Trading selama 30 hari.

Pastikan memilih sekuritas yang terdaftar/terpercaya.

Saat Anda baru pertama kali membuka akun, cek dulu apakah perusahaan sekuritas tersebut
terdaftar. Jika Anda akan membuka akun forex, cek terlebih dahulu apakah nama
sekuritasnya terdaftar di NFA. Apabila Anda membuka akun di pasar modal Indonesia (JSX).
Sebaiknya Anda cek apakah sekuritas terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Pelayanan broker yang kurang mumpu semakin menambah risiko.

Carilah broker yang memberikan pelayanan berkualitas. Tidak semua broker memberikan
pelayanan maksimal. Pastikan broker memiliki layanan tambahan, seperti analisis portofolio,
reksadana, underwriter, dll. Dengan begitu, sudah membuktikan bahwa perusahaan tersebut
cukup reliable.

Anda pun harus bisa mengelola uang Anda agar risiko dapat terminimalisasi.

Sekuritas sudah dipercaya dan Anda pun sudah mendaftar dan mengenal broker Anda. Uang
sudah Anda transfer. Sekarang saatnya duduk dengan tenang. Tapi jangan salah, Anda duduk
dengan tenang bukan berarti Anda hanya menunggu hasil yang akan Anda dapat. Itu
kesalahan besar. Banyak sekali investor (mungkin karena tak ada waktu) hanya mentransfer
uang begitu saja dan menunggu hasil yang diperoleh. Syukur-syukur kalau saham Anda
kebetulan terus menanjak (bullish). Jika Anda berinvestasi, Anda pun harus punya waktu
untuk mengelola uang Anda. Sempatkan diri Anda setengah atau satu jam untuk melihat
pergerakan sekuritas/portofolio Anda. Jangan lupa, setiap Anda transaksi, catatlah berapa
uang yang keluar, uang yang masuk, dan yang masih tertahan di sekuritas walaupun broker
sebenarnya sudah mencatat data tersebut. Ingat, broker bekerja bukan hanya untuk seorang
nasabah, mereka bekerja untuk banyak nasabah. Jadi, kemungkinan kesalahan masih ada.

8
1. Menilai kinerja perusahaan

Metode Sistem Penilaian Kinerja

Sistem Penilaian Kinerja merupakan sistem manajemen dalam direct business yang
merupakan bagian dari pengaturan proses. Penilaian kinerja merupakan siklus dari
performance manajemen sistem.

Gambar1. Siklus sistem penilaian kinerja

Definisi sistem penilaian kinerja adalah cara sistematik untuk mengevaluasi inputan, output,
transformasi dan produktifitas dalam 3 operasi manufaktur ataupun operasi non
manufaktur (Globerson, 1985). Dengan sistem Penilaian kinerja, usaha usaha para pekerja
dapat terfokus untuk mencapai tujuan perusahaan dan setiap proses prosesnya dapat
dikontrol. Objek dasar dari sistem penilaian kinerja adalah menggunakan ukuran non
finansial seperti kualitas, pengiriman, fleksibilitas, pembelajaran, dan pertumbuhan.
Didasarkan pada tujuan sistem manufaktur sistem penilaian kinerja dapat mengidentifikasi
indikatorindikator ukuran keberhasilan dari input, proses dan output dalam sistem
manufaktur. Sistem Penilaian kinerja dapat memformulasikan strategi perusahaan dengan
menggunakan metode Balanced Scorecard (Kaplan dan Norton, 1996). Balanced Scorecard
digunakan untuk memanajemen implementasi dari strategi bersama dan untuk mengganti
strategi lama dengan yang baru. Perencanaan KinerjaPerencanaan didefinisikan sebagai
aktivitas dari organisasi untuk menyelesaikan tujuan akhir. Sedangkan Perencanaan kinerja
adalah proses penyusunan rencana kegiatan untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan

9
kinerja setiap orang. Rencana kinerja terdiri dari 3 komponen yaitu : uraian jabatan atau
uraian tugas (job description), sasaran kerja, dan rencana tindakan kinerja.

Balanced Scorecard

Balanced Scorecard sendiri dapat diartikan sebagai kumpulan ukuran kinerja yang
terintegrasi yang diturunkan dari strategi perusahaan yang mendukung strategi perusahaan
secara keseluruhan (Widjaja, 2001). Arti dariBalanced (keseimbangan) sendiri adalah untuk
menyeimbangkan ukuran eksternal para pemegang saham dan pelanggan, dengan ukuran
proses bisnis, inovasi, serta pembelajaran dan pertumbuhan (Kaplan dan Norton, 1996).
Balanced Scorecard memberikan paraeksekutif sebuah kerangka kerja menyeluruh yang
menerjemahkan visi perusahaan dan strategi perusahaan dan strategi usaha ke dalam
sejumlah ukuran. Sistem ini menterjemahkan misi dan strategi perusahaan menjadi tujuan dan
measure, serta mengorganisirnya menjadi 4 perspektif yang berbeda (Kaplan dan Norton,
1996) yaitu:
1) Perspektif Finansial.
2) Perspektif Pelanggan.
3) Perspektif Proses Bisnis Internal.
4) Perspektif Proses Belajar dan Pertumbuhan.

Balanced Scorecard melengkapi seperangkat ukuran finansial kinerja masa lalu dengan
ukuran pendorong kinerja masa depan.

Penjelasan masing-masing perspektif adalah sebagai berikut:


1) Finansial diperlukan untuk memberikan ringkasan dari konsekuensi ekonomi akibat
dari kebijaksanaan kebijaksanaan yang telah diambil. Aspek finansial ini erat
hubungannya dengan profitabilitas, contoh pemasukan operasional, return on capital
dan economic added value.
2) Pelanggan diperlukan untuk mengidentifikasi segmen pasar dan konsumen dimana
unit kerja akan saling bersaing dan tolak ukur yang akan dipakai untuk mengukur
segmen yang diinginkan.
3) Bisnis Internal diperlukan untukmengidentifikasi internal business process yang kritis
dan harus ditingkatkan.

10
4) Belajar danPertumbuhan diperlukan untuk mengidentifikasi infrastruktur dari
organisasi yang harus dibangun untuk menghasilkan pertumbuhan dan perbaikan
jangka panjang.

Analytical Hierarchy Process

Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah model pendukung keputusan yang mampu
menguraikan permasalahan yang komplek dengan kriteria yang banyak kedalam susunan
hirarki, yang mana setiap setiap level disusun oleh elemen-elemen yang spesifik. Hirarki
didefinisikan sebagai suatu sistem dari level yang terstratifikasi, dimana masing-masing
terdiri elemen-elemen atau faktor-faktor.

Penggunaan AHP dalam alat bantu pengambilan keputusan dengan multi kriteria sangat
mudah dimengerti dan dipahami dengan efektif. Pendekatan AHP ini dikembangkan oleh T.
L. Saaty Journal of Mathematical Psychology (Shim, 1989). AHP dalam sistem ini digunakan
untuk mencari bobot setiap indikator dan perspektif dengan cara menggunakan matrik
perbandingan berpasangan yang didapatkan dari konsensus berkelompok atau melalui
kuesioner.

Objective Matrix

Objective Matrix (OMAX) adalah suatu metode penilaian terhadap kinerja perusahaan yang
dikembangkan oleh James L. Riggs (1988), dimana penilaian dilakukan terhadap kriteria
yang berhubungan dengan kinerja perusahaan tersebut. Konsep dari penilaian ini yaitu
penggabungan beberapa kriteria kinerja kelompok kerja ke dalam sebuah matrik. Setiap
kriteria kinerja memiliki sasaran berupa jalur khusus untuk perbaikan serta memiliki bobot
sesuai dengan tingkat kepentingannya terhadap tujuan organisasi.
Hasil akhir dari penilaian ini adalah nilai tunggal untuk suatu kelompok kerja. Suatu
organisasi yang besar membutuhkan jumlah faktor kinerja yang lebih besar bila dibandingkan
dengan suatu organisasi yang lebih kecil. Dengan menggunakan OMAX, pihak manajemen
dapat dengan mudah menentukan kriteria apa yang akan dijadikan ukuran produktivitas. Pada
akhirnya pihak manajemen dapat mengetahui produktivitas unit organisasi yang menjadi
tanggung jawabnya berdasarkan bobot dan skor untuk setiap kriteria Kerangka OMAX terdiri
dari skor (1-10), skor akhir, bobot dan nilai akhir yang dapat dilihat pada Gambar 3.

11
Gambar 3. Kerangka Objective Matrix

Langkah penelitian yang dilakukan adalah penelitian awal dan perumusan masalah,
perancangan sistem, penilaian kinerja, analisa dan kesimpulan

1) Langkah pertama yaitu penelitian awal dan perumusan masalah meliputi identifikasi
perusahaan seperti profil, visi dan misi perusahaan, sistem penilaian kinerja yang
dilakukan selama ini dengan pengamatan langsung, wawancara dan penelusuran sumber
data perusahaan. Pada fase ini dilakukan juga studi pustaka dengan menelusuri buku-buku,
penelitian mengenai sistem penilaian kinerja.

2) Langkah kedua perancangan sistem meliputi proses perancangan sistem penilaian


kinerja dengan metode Balanced Scorecard yaitu proses penjabaran visi, misi, strategi
menjadi tujuan strategis dan berbagai macam indikator kinerja atau KPI yang dapat
memberikan sinyal strategis terhadap segala macam kejadian yang terjadi dalam
pencapaian visi misi perusahaan.
Dalam fase ini data yang didapatkan adalah dari hasil penelitian yaitu melalui survei,
wawancara atau hasil diskusi rapat (pengambilan keputusan secara berkelompok melalui

12
konsensus) dengan para responden yang mengetahui secara jelas perusahaan dan
memegang penting dalam pengambilan keputusan dalam hal ini dewan direksi,
departemen finansial, pemasaran, produksi dan sumber daya manusia. Data yang telah
didapatkan tersebut akan dimasukkan sebagai masukan terhadap aplikasi sistem penilaian
dan perencanaan kinerja perusahaan.

3) Langkah ketiga yaitu penilaian kinerja yang meliputi proses penilaian kinerja yang dimulai
dari pembobotan perspektif dengan metode Analytical Hierarchy Process untuk
mengetahui bobot kepentingannya kemudian penjabaran tujuan strategis kedalam
indikator kinerja. Indikator kinerja ini juga dibobotkan dengan metode Analytical
Hierarchy Process untuk mengetahui bobot kepentingannya. Dalam proses penilaian skor
kinerja digunakan metode Objective Matrix yang memberikan skor terhadap kinerja
perusahaan, perspektif, departemen dan indikator kinerja. Data perbandingan kepentingan
didapatkan dari hasil diskusi rapat (pengambilan keputusan secara berkelompok melalui
konsensus) para responden yang mengetahui secara jelas perusahaan dan memegang
penting dalam pengambilan keputusan dalam hal ini dewan direksi, departemen finansial,
pemasaran, produksi dan sumber daya manusia.

4) Langkah keempat yaitu analisa terhadap penilaian kinerja meliputi analisa terhadap
kinerja yang telah dicapai dan menentukan suatu kesimpulan atas hasil kinerja tersebut.
Langkah kelima dan yang terakhir yaitu kesimpulan meliputi pengambilan kesimpulan dan
saransaran atas hasil kinerja yang tercapai ada kemudian dapat dijadikan dasar dalam
menentukan perencanaan kinerja perusahaan.

2. Penilaian harga saham di pasar modal

Bagaimana Harga Saham Ditentukan

Harga suatu saham ditentukan oleh para pelaku pasar berdasarkan pada permintaan dan
penawaran dari saham yang bersangkutan di pasar modal, dimana relasi antara harga dan
penawaran adalah bersifat negatif (penawaran meningkat harga turun), sedangkan relasi
antara harga dan permintaan bersifat positif (permintaan meningkat harga naik).

13
Hal lain yang mempengaruhi penawaran dan permintaan suatu saham diantaranya adalah
ekspektasi atau harapan dimasa datang terhadap perusahaan tersebut dan isu isu yang
berkaitan dengan performa perusahaan yang bersangkutan sehingga menimbulkan spekulasi
yang bersifat sementara (didalam pasar modal Indonesia saham yang sperti ini dikenal
dengan istilah saham gorengan).

Salah satu teori mengenai harga saham di dalam siklus investasi profesional yang
berkelanjutan adalah Hipotesis Pasar yang Efisien (EFM), walaupun teori ini telah
didiskreditkan oleh berbagai kalangan secara luas, baik di kalangan akademik dan para
profesional pasar modal. Secara ringkas, teori ini menunjukkan bahwa harga saham suatu
ekuitas adalah harga yang efisien dan akan cenderung mengikuti pergerakan secara acak yang
ditentukan oleh munculnya berita berita (yang secara acak) dari waktu ke waktu. Oleh karena
itu investor ekuitas yang profesional cenderung menghabiskan waktu mereka tenggelam
dalam arus informasi yang bersifat fundamental guna memperoleh keuntungan lebih dari
pesaing pesaing mereka (terutama investor profesional lainnya) dengan secara lebih cerdas
menafsirkan aliran informasi (berita) yang muncul tersebut.

Teori EFM tampaknya tidak memberikan gambaran yang lengkap dari proses penentuan
harga ekuitas, misalnya karena pasar saham yang lebih stabil daripada sebuah teori yang
mengasumsikan bahwa harga adalah hasil dari diskonto arus kas di masa datang yang
diharapkan akan terjadi. Dalam beberapa tahun terakhir ini telah disadari bahwa pasar saham
tidak efisien secara sempurna, terutama mungkin di pasar negara negara berkembang atau
pasar lain di mana tingkat aktifitas yang profesional (ketersediaan informasi yang baik) masih
kurang.

Analisa Penilaian Saham

Dalam menentukan suatu saham yang akan dibeli pada dasarnya harus dinilai terlebih agar
terhindar dari kaidah spekulasi dan menghindari kerugian yang tidak diharapkan. Harga
saham di pasar modal berfluktuasi dari waktu ke waktu. Dari fluktuasi harga itu terdapat
peluang untuk memperoleh keuntungan (capital gain) dan peluang menderita kerugian. Pada
dasarnya terdapat beberapa teknika analisa diantara analisa fundamental, analisa teknikal dan
analisa psikologi pasar.

14
Analisa Fundamental.

Analisa fundamental pada dasarnya fokus pada analisa kondisi makro, kondisi industri dan
kondisi fundamental perusahaan.

Analisa Makro adalah analisa terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah yang berlaku


maupun kondisi perekonomian secara makro. Hal-hal yang dianalisa antara lain
pendapatan perkapita (GDP), money supply, tingkat inflasi, tingkat suku bunga dan
kondisi geopolitik.

Analisa Industrial adalah analisa untuk mengetahui kondisi dari suatu industri apakah
berada pada tahap awal, pertumbuhan, maturity atau decline (penurunan) dan bagaimana
dampaknya bagi keuntungan perusahaan. Analisa industri dilakukan melalui dua tahap
pendekatan :

1) Industrial Life Cycle Model terdiri dari tahap pertumbuhan, ekpansi, maturity dan
decline (penurunan).
2) Profit Life Cycle Model terdiri dari perumbuhan pendapatan, profit margin negative
(ekpansi), profit margin dan total earning meningkat (maturity) terakhir penjualan dan
prifit margin cenderung datar sehingga earning menurun (decline).

Analisa Fundamental, Perusahaan (Micro) adalah analisa untuk mengetahui kondisi


perusahaan secara keseluruhan, baik analisis produk perusahaan dan pemasarannya,
analisis pertumbuhan earning dan kinerja manajemen.

Analisa Teknikal.

Analisa tehnical dalam menilai harga saham lebih menitik beratkan pembentukkan harga
saham oleh perubahan penawaran dan permintaan tanpa melihat sebabnya. Asal-usul analisa
yang dipergunakan saat ini berawal dari Dow Theory yang disusun medio 1900 oleh Charles
Dow.

15
Kelebihan analisa tehnikal adalah analisa ini relative cepat dan mudah, tidak perlu terlibat
dalam angka-angka keuangan yang rumit dan memberikan sinyal kapan saat yang tepat untuk
melakukan investasi.

Strategi dalam bertransaksi saham dengan menggunakan analisa teknikal antara lain :
Contrary-Opinion adalah dengan melakukan transaksi berlawanan dengan investor lain
karena menggangap investor lain kurang cakap.

Smart Money adalah melakukan transakasi sejalan dengan investor lain karena menggangap
investor lain lebih cakap.

Teknik Analisa Harga dan Volume :

1. Perhatikan volume transaksi karena sangat penting artinya dalam transaksi.


2. Adanya harga pembuka (open), tertinggi (high), terendah (low) dan penutupan (close).
3. Adanya level dukungan yang disebut support level dan resistance level. Support level
adalah level dukungan bawah dimana investor mengharapkan adanya kenaikkan
permintaan yang besar dengan kenaikkan harga yang signifikan. Resistan level adalah
level dukungan atas dimana investor mengharapkan adanya kenaikkkan penawaran
yang besar dengan kenaikkan harga yang signifikan.
4. Dow Theory dimana harga bergerak dengan arah tertentu (trend) dimana terdapat 3
arah trend, yaitu trend jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
5. Grafik atau chart adalah bentuk diagram dari open, high, low dan close prices yang
bertujuan untuk mengindentifikasi pola-pola yang terjadi dan kemungkinan akan
berulang di masa depan. Chart terdiri dari beberapa bentuk, antara lain candle chart,
bar chart dan Point-and-figure chart.
6. Adanya indicator-indikator tehnical yang merupakan perhitungan matematis yang
diterapkan pada harga saham atau volume perdagangan. Hal ini dilakukan untuk
mengantisipasi pergerakkan harga ke depan. Indikator-indikator tehnical antara lain :
MA (Moving Avarage), MACD (Moving Average Convergen Divergen), Parabolic
SAR, Relative Strengh Index (RSI), Stochastic Oscalator, dll.
7. Psikologi Pasar.

16
Nilai saham dibedakan menjadi: nilai buku, nilai pasar, dan nilai instrinsik.

1) Nilai buku (book value)

Nilai buku per lembar saham adl nilai aktiva bersih (net assets) yg dimiliki
pemilik dg memiliki satu lembar saham.

Dilihat dr laporan keuangan perusahaan yg bersangkutan.

Total Ekuitas
Nilai buku
Jumlah saham biasa yg beredar

2) Nilai pasar (Market value)

Harga saham di bursa saham pd saat tertentu.

Ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yg bersangkutan di pasar


bursa

3) Nilai instrinsik (Intrinsic value / Fundamental value)

Nilai sebenarnya/ seharusnya dr suatu saham.

Calon investor menghitung nilai instrinsik saham utk memutuskan strategi


investasinya.

Jika nilai pasar > nilai instrinsik overvalued jual

Jika nilai pasar < nilai instrinsik undervalued beli

Menentukan nilai instrinsik

17
Analisis fundamental menghitung nilai instrinsik menggunakan data
keuangan perusahaan

Analisis teknikal menghitung nilai instrinsik dr data perdagangan saham


(harga dan volumen penjualan) yg telah lalu.

Analisis teknikal

Terdapat pola pergerakan harga saham yg diyakini akan berulang.

Menggunakan grafik (chart) utk menemukan pola pergerakan harga saham.

Support level tgkt/ kisaran harga, pd saat analis mengharapkan akan terjadi
peningkatan yg signifikan atas permintaan saham di pasar (lower boundary =
batas bawah)

Resistance level tgkt/ kisaran harga, pd saat analisis berharap terjadi


peningkatan yg signifikan atas penawaran saham di pasar (upper boundary =
batas atas)

Tahapan analisis fundamental

Proses analisis Top-down :

Analisis ekonomi dan pasar modal

Analisis industri

Analisis perusahaan

Analisis Ekonomi

Terdapat hubungan yg erat antara kondisi ekonomi global dan nasional


terhadap kinerja pasar modal suatu negara, apalagi terhadap suatu perusahaan

Menganalisis variabel ekonomi makro suatu negara, spt: Produk domestik


bruto (GNP), Tingkat pengangguran, tingkat inflasi, kurs valuta asing,
investasi swasta, dan tingkat bunga.

18
Analisis industry

Diperlukan utk memilih industri yg memiliki prospek yg menguntungkan.

Beberapa penelitian menyebutkan;

a) Industri yang berbeda mempunyai tingkat return yang berbeda

b) tingkat return masing2 industri berbeda disetiap tahunnya

c) Tingkat return perusahaan-perusahaan di suatu indutri yang sama, terlihat cukup


beragam

d) tingkat risiko industri juga beragam

e) tingkat risiko suatu industri relatif stabil sepanjang waktu

Analisis perusahaan

Present value approach nilai saham dihitung dg mendiskontokan arus kas


masa depan yg diterima investor (diwakili o/ dividen) dividend discounted
model

Arus Kast
Po
t 1 (1 k )t

P/E ratio approach rasio hg pasar saham thd laba menunjukkan berapa
besar investor menilai harga saham dr kelipatan laba yg dilaporkan
perusahaan.

Harga per lembar saham P


PER
Laba per lembar saham E
D
P0 1
kg
P0 D1 / E1

E1 k g

19
Dividend discounted model

Dividen yg tdk dibayar dg teratur

Dividen konstan tdk bertumbuh

Pertumbuhan dividen yg konstan

Dividen yg tdk dibayar dg teratur

Dividen dibayarkan dalam 5 tahun, return yang diinginkan adalah 20%

D1 D2 D
P0 ...
(1 k ) (1 k ) 2
(1 k )

Dividen konstan tdk bertumbuh

Dividen secara teratur dibayarkan Rp1.000, maka, nilai wajarnya adalah:

D D D
P0 ...
(1 k ) (1 k ) 2
(1 k )
D
P0
k

Pertumbuhan dividen yg konstan

Dividen secara teratur dibayarkan Rp1.000, maka,dividen diharapkan tumbuh


5% per tahun. Return yang diinginkan adalah 20% per tahun.Nilai wajar
saham adalah:
D (1 g ) D0 (1 g ) 2 D (1 g )
P0 0 ... 0
(1 k ) (1 k ) 2
(1 k )
D (1 g )
P0 0
(k g )

20
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan :

Investor harus lebih dahulu dapat memperkirakan masalah atau risiko apa yang
bisa saja timbul dalam melakukan investasi di perusahaan dan di pasar modal,

Investor harus dapat melihat bagaimana kinerja atau kondisi keuangan


sebelum melakukan investasi

Investor juga harus mengetahui bagaimana cara yang dapat dilakukan dalam
mengatasi risiko yang akan timbul atau metode apa yang dapat dilakukan dan
melihat kira-kira masalah apa yang bisa saja muncul secara tiba-tiba

Investor harus melihat dengan jelih peluang investasi yang baik apakah
mendapatkan keuntungan yang besar atau tidak dan mengetahui langkah-
langkah yang tepat dalam mengurangi risiko

Dapat mengetahui bagaimana saham itu dinilai, bagaimana analisa saham


dilakuakan, dan apa itu nilai saham

Saran :
Investor harus melakukan analisa terlebih dahulu sebelum melakukan investasi,
baik analisa pada perusahaan maupun pasar modal melalui indentifikasi kondisi
keuangan atau melihat kinerja dalam suatu tempat yang akan dilakukan investasi.

21
DAFTAR PUSTAKA

www.google.com

22

Anda mungkin juga menyukai