Manajemen Risiko
Manajemen Risiko
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam berinvestasi perusahaan perlu melakukan analisa mengenai risiko apa yang akan
terjadi agar dapat melakukan tindakan antisipasi dalam mengurangi tingkat dampak negatif
yang akan terjadi baik itu di perusahaan maupun di pasar modal melalui metode-metode yang
atau cara-cara dalam mngurangi risiko investasi. Perusahaan maupun pasar modal juga perlu
mengidentifikasi keuntungan-keuntungan apa yang akan diperoleh dalam investasi atau
apakah dalam melakukan investasi pada suatu perusahaan maupun pasar modal investor
memperoleh kenyamanan atau tidak, melalui identifikasi kondisi keuangan suatu perusahaan
maupun pasar modal apakah dalam keadaan baik atau buruk atau melalui penilaian kinerja.
B. Rumusan masalah
Perusahaan maupun pasar modal perlu memprediksi mengenai risiko apa yang akan terjadi
dalam investasi dan apakah perusahaan, pasar modal ini dapat mengatasi risiko-risiko yang
akan timbul?, apakah perusahaan dapat menilai kinerjanya dengan baik dan bagaiman pasar
modal melakukan penilaian harga saham yang baik.
C. Tujuan
Melalui pembahasan ini diharapkan supaya dapat mengetahui dan memahami risiko apa yang
bisa terjadi, kapan, dimana, dalam keadaan yang bagaimana dan bagaiman cara dalam
mengatasi atau mengurangi dampak negatif dalam berinvestasi.
D. Manfaat
Perusahaan maupun pasar modal dapat mengetahui secara jelas dan dapat mempelajari
mengenai risiko investasi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Definisi reksadana adalah suatu media atau tempat yang menjadi kumpulan uang dari banyak
investor yang diinvestasikan pada instrumen-instrumen investasi yang tersedia di Pasar
dengan cara membeli unit penyertaan reksadana. Setiap investor reksadana dapat membeli
unit reksadana pada harga yang telah ditetapkan dan uang tersebut akan dijadikan satu
bersama uang investor lainnya dan kemudian dana ini dikelola oleh Manajer Investasi ke
dalam portofolio investasi, baik berupa saham, obligasi, pasar uang ataupun efek/sekuriti
lainnya. Setiap investor memiliki hak secara proporsional pada reksadana berdasarkan jumlah
unit penyertaan yang ia miliki. Segala aturan dan kebijaksanaan dapat diperoleh investor
sebelum mereka mulai membeli sebuah reksadana.
Menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27): Reksadana
adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat Pemodal untuk
selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi.
2
2. Resiko Perubahan Ekonomi dan Politik.
Perubahan ekonomi dan politik yang terjadi di suatu negara dapat mempengaruhi
pandangan umum perusahaan-perusahaan di Indonesia termasuk yang tercatat di
Bursa Efek Jakarta maupun Surabaya. Berubahnya pandangan umum tersebut dapat
mempengaruhi likuiditas portofolio efek sehingga harga efek dapat turun ataupun
naik.
3. Resiko Wanprestasi.
Resiko wanprestasi ini dapat terjadi ketika pihak-pihak terkait pasar modal seperti
emiten, bank kustodian, broker gagal memenuhi kewajibannya. Kegagalan ini dapat
mempengaruhi nilai aktiva bersih reksa dana. Wanprestasi dapat terjadi akibat dari
pihak-pihak yang terkait dengan reksa dana, misalnya pialang, bank kustodian, agen
pembayaran, atau bencana alam, kebakaran serta kerusuhan, yang mungkin akan
mempengaruhi penurunan NAB reksa dana tersebut.
Reksa dana memiliki batasan-batasan yang dimaksud untuk melindungi investor tetapi
mungkin batasan-batasan ini dapat menjadi batu sandungan bagi investor juga.
Contoh batasan dengan tidak membolehkannya reksa dana membeli efek di luar
negeri dan membeli efek yang diterbitkan oleh perusahaan melebihi 10% dari nilai
aktiva reksa dana pada saat pembelian.
Resiko ini dapat terjadi ketika perusahaan reksa dana tidak memiliki dana tunai untuk
membeli kembali unit penyertaan investornya.
3
Keuntungan Berinvestasi di Reksa Dana yaitu :
Reksa dana merupakan kekuatan investasi bersama. Hal ini dimungkinkan karena
uang pemodal yang satu kemudian digabungkan dengan milik pemodal lainnya
sehingga menciptakan kekuatan membeli yang jauh lebih besar dibandingkan jika
seorang pemodal membeli sendiri.
Dengan besarnya jumlah modal yang telah digabungkan tersebut reksa dana dapat
dengan mudah melakukan diversifikasi investasi.
Bayangkan jika Anda memiliki uang 1 juta rupiah dan hendak berinvestasi di pasar
modal. Dengan sejumlah uang tersebut, akan sulit bagi anda untuk menanamkannya
di berbagai jenis investasi pasar modal. Untuk dapat tetap melakukan diversifikasi
investasi, maka Anda harus memiliki modal yang besar.
2. Kenyamanan Berinvestasi.
4
Manajer investasi yang mengelola portofolio reksa dana mempunyai akses informasi
pasar dari berbagai sumber sehingga mampu mengambil keputusan yang lebih akurat
untuk kepentingan investasi investornya.
Investor sebagai pemilik unit penyertaan reksa dana juga dapat memonito
perkembangan investasinya secara rutin dengan melihat Nilai Aktiva Bersih yang
diumumkan melalui surat kabar setiap harinya.
3. Terjangkau.
Investor sebagai pemilik unit penyertaan reksa dana dapat memonitor perkembangan
investasinya secara rutin dengan melihat Nilai Aktiva Bersih yang diumumkan
melalui surat kabar setiap harinya.
Di pasar modal, setidaknya risiko yang patut dicermati investor secara umum, antara lain
risiko inflasi, risiko tingkat suku bunga, risiko pasar, risiko perusahaan dan risiko politik.
Masing-masing risiko tersebut ada kalangan saling kait mengkait, dan berjalan secara
dominan. Namun adakalanya sama sekali tidak berhubungan.
Dari risiko tersebut yang selalu berhubungan adalah risiko inflasi. Biasanya begitu diketahui
inflasi tinggi, akan diikuti dengan kebijakan perubahan tingkat suku bunga. Logikanya inflasi
tinggi, dapat dipastikan nilai uang turun. Turunnya nilai uang, bisa karena jumlah uang yang
beredar di masyarakat lebih melimpah. Untuk itu sehingga agar mobilitas uang yang beredar
turun biasanya akan diikuti dengan kenaikan tingkat sukubunga, naiknya tingkat sukubunga
5
dengan sendirinya akan membawa dana-dana kembali sistem perbankan, sehingga pada
gilirannya bursa saham akan turun.
1. Risiko Inflasi.
Dalam industri finansial khususnya dalam ekonomi berbasis uang, risiko yang cukup
mengkhawatirkan adalah ancaman akan penurunan nilai uang. Penggerusan nilai uang
ini terlalu banyak faktor yang bisa dijadikan alasan, padahal aspek utamanya adalah
menurunnya nilai uang.
Risiko tingkat sukubunga juga menjadi bayangan hitam bagi pelaku pasar. Tingkat
bunga yang tinggi akan menjadikan perusahaan yang menjual sahamnya di bursa pasti
juga akan kedodoran. Apalagi bagi perusahaan yang mendanai sebagian
operasionalnya dengan pinjaman kredit. Dari sisi investasi fluktuasi tingkat
sukubunga yang gonjang-ganjing akan membuat bingung iklim investasi.
Kalau tingkat sukubunga tinggi maka investor akan dengan senang hati untuk
menempatkan dananya dalam bentuk deposito. Banyaknya uang yang masuk dalam
deposito akan membuat dunia perbankan kebingungan menyalurkan dana pihak ketiga
tersebut. Di sisi lain dana tersebut memang harus diputar ke sektor-sektor produktif
kalau tidak ingin kinerja bank tersebut ambrol karena harus membayar bunga tinggi.
Soal tinggi dan rendahnya tingkat sukubunga, bagi pasar yang penting bahwa tingkat
bunga itu stabil tidak gonjang-ganjing dan kebijaksanaannya tidak situasional.
3. Risiko Pasar.
Risiko pasar sering terjadi di pasar modal karena kondisi yang tidak bisa dijelaskan
secara ekonomi. Sebagaimana yang kita ketahui, pasar merupakan gambaran paling
kongkrit sikap investor terhadap suatu produk barang dan jasa, karenanya pasar sering
dikatakan orang sebagai sesuatu yang paling rasional. Karenanya ekspektasi
seseorang terhadap produk dan jasa tertentu akan berbeda dengan ekspektasi pasar.
Dalam kontek perdagangan saham, ketika ekspektasi atas saham secara jangka
panjang naik, maka boleh jadi ekspektasi pasar atas saham pada saat pasar bereaksi
6
justru turun. Karenanya bagi investor saham yang perlu dipahami bahwa investasi
saham adalah investasi pada saham, sedangkan penciptaan harga saham yang dibuat
pasar adalah harga yang terjadi pada saat selama pasar berlangsung.
Penyebab ekspektasi pasar berbeda dengan kondisi sebenarnya atas nilai saham,
penyebabnya bisa beragam. Yang paling sederhana boleh jadi karena supply dan
demand yang tidak seimbang. Ketika supply atas saham berlebih, sementara demand
tetap maka dengan sendirinya harga saham akan turun.
Di pasar modal Indonesia sering terjadi begitu ada perusahaan yang akan melakukan
penawaran umum (IPO) biasanya akan diikuti dengan penurunan indikator
perdagangan. Turunnya indikator perdagangan itu lantaran investor menjual saham
yang telah menjadi portofolionya untuk kemudian membeli saham yang akan IPO.
Perilaku tersebut merupakan contoh yang paling sangat sederhana dari faktor risiko
pasar. Tidak sama besarnya posisi supply dan demand ini juga terjadi apabila terjadi
investor melakukan perubahan portofolio sebagaimana yang kerap terjadi pada akhir
tahun dan awal tahun bursa saham.
Anda perlu melakukan analisis investasi, risiko tidak hanya dalam bentuk kerugian akibat
harga saham yang mengalami kejatuhan (bearish). Anda perlu menyadari risiko yang
mungkin muncul saat Anda baru saja membuka saldo di sekuritas. Jadi, risiko itu sebenarnya
sudah ada walaupun uang kita belum 'dimainkan'. Oleh karena itu, analisis investasi dan
mengamati dunia pasar modal akan memberikan beberapa hal yang perlu diwaspadai sebelum
Anda membuka akun di sekuritas.
Kadangkala orang begitu tidak sabar setelah melihat prospek return dari investasi lewat
instrumen tertentu. Contohnya, teman Anda bisa membeli sebuah BlackBerry lewat uang
yang didapatnya dari bermain Forex. Anda pun secara membabibuta langsung mencobanya
pada dunia investasi yang nyata. Anda sebenarnya sudah menambah risiko awal Anda yang
sebenarnya bisa Anda kurangi. Sebelum Anda merasakan itu semua, ada baiknya Anda
7
melakukan virtual trading dahulu. Jika Anda ingin bertrading forex, Marketiva bisa menjadi
tempat Anda untuk menikmati alam investasi secara virtual. Atau, Anda ingin mencoba
'main' di Bursa Efek Indonesia, cobalah IDX Virtual Trading selama 30 hari.
Saat Anda baru pertama kali membuka akun, cek dulu apakah perusahaan sekuritas tersebut
terdaftar. Jika Anda akan membuka akun forex, cek terlebih dahulu apakah nama
sekuritasnya terdaftar di NFA. Apabila Anda membuka akun di pasar modal Indonesia (JSX).
Sebaiknya Anda cek apakah sekuritas terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Carilah broker yang memberikan pelayanan berkualitas. Tidak semua broker memberikan
pelayanan maksimal. Pastikan broker memiliki layanan tambahan, seperti analisis portofolio,
reksadana, underwriter, dll. Dengan begitu, sudah membuktikan bahwa perusahaan tersebut
cukup reliable.
Anda pun harus bisa mengelola uang Anda agar risiko dapat terminimalisasi.
Sekuritas sudah dipercaya dan Anda pun sudah mendaftar dan mengenal broker Anda. Uang
sudah Anda transfer. Sekarang saatnya duduk dengan tenang. Tapi jangan salah, Anda duduk
dengan tenang bukan berarti Anda hanya menunggu hasil yang akan Anda dapat. Itu
kesalahan besar. Banyak sekali investor (mungkin karena tak ada waktu) hanya mentransfer
uang begitu saja dan menunggu hasil yang diperoleh. Syukur-syukur kalau saham Anda
kebetulan terus menanjak (bullish). Jika Anda berinvestasi, Anda pun harus punya waktu
untuk mengelola uang Anda. Sempatkan diri Anda setengah atau satu jam untuk melihat
pergerakan sekuritas/portofolio Anda. Jangan lupa, setiap Anda transaksi, catatlah berapa
uang yang keluar, uang yang masuk, dan yang masih tertahan di sekuritas walaupun broker
sebenarnya sudah mencatat data tersebut. Ingat, broker bekerja bukan hanya untuk seorang
nasabah, mereka bekerja untuk banyak nasabah. Jadi, kemungkinan kesalahan masih ada.
8
1. Menilai kinerja perusahaan
Sistem Penilaian Kinerja merupakan sistem manajemen dalam direct business yang
merupakan bagian dari pengaturan proses. Penilaian kinerja merupakan siklus dari
performance manajemen sistem.
Definisi sistem penilaian kinerja adalah cara sistematik untuk mengevaluasi inputan, output,
transformasi dan produktifitas dalam 3 operasi manufaktur ataupun operasi non
manufaktur (Globerson, 1985). Dengan sistem Penilaian kinerja, usaha usaha para pekerja
dapat terfokus untuk mencapai tujuan perusahaan dan setiap proses prosesnya dapat
dikontrol. Objek dasar dari sistem penilaian kinerja adalah menggunakan ukuran non
finansial seperti kualitas, pengiriman, fleksibilitas, pembelajaran, dan pertumbuhan.
Didasarkan pada tujuan sistem manufaktur sistem penilaian kinerja dapat mengidentifikasi
indikatorindikator ukuran keberhasilan dari input, proses dan output dalam sistem
manufaktur. Sistem Penilaian kinerja dapat memformulasikan strategi perusahaan dengan
menggunakan metode Balanced Scorecard (Kaplan dan Norton, 1996). Balanced Scorecard
digunakan untuk memanajemen implementasi dari strategi bersama dan untuk mengganti
strategi lama dengan yang baru. Perencanaan KinerjaPerencanaan didefinisikan sebagai
aktivitas dari organisasi untuk menyelesaikan tujuan akhir. Sedangkan Perencanaan kinerja
adalah proses penyusunan rencana kegiatan untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan
9
kinerja setiap orang. Rencana kinerja terdiri dari 3 komponen yaitu : uraian jabatan atau
uraian tugas (job description), sasaran kerja, dan rencana tindakan kinerja.
Balanced Scorecard
Balanced Scorecard sendiri dapat diartikan sebagai kumpulan ukuran kinerja yang
terintegrasi yang diturunkan dari strategi perusahaan yang mendukung strategi perusahaan
secara keseluruhan (Widjaja, 2001). Arti dariBalanced (keseimbangan) sendiri adalah untuk
menyeimbangkan ukuran eksternal para pemegang saham dan pelanggan, dengan ukuran
proses bisnis, inovasi, serta pembelajaran dan pertumbuhan (Kaplan dan Norton, 1996).
Balanced Scorecard memberikan paraeksekutif sebuah kerangka kerja menyeluruh yang
menerjemahkan visi perusahaan dan strategi perusahaan dan strategi usaha ke dalam
sejumlah ukuran. Sistem ini menterjemahkan misi dan strategi perusahaan menjadi tujuan dan
measure, serta mengorganisirnya menjadi 4 perspektif yang berbeda (Kaplan dan Norton,
1996) yaitu:
1) Perspektif Finansial.
2) Perspektif Pelanggan.
3) Perspektif Proses Bisnis Internal.
4) Perspektif Proses Belajar dan Pertumbuhan.
Balanced Scorecard melengkapi seperangkat ukuran finansial kinerja masa lalu dengan
ukuran pendorong kinerja masa depan.
10
4) Belajar danPertumbuhan diperlukan untuk mengidentifikasi infrastruktur dari
organisasi yang harus dibangun untuk menghasilkan pertumbuhan dan perbaikan
jangka panjang.
Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah model pendukung keputusan yang mampu
menguraikan permasalahan yang komplek dengan kriteria yang banyak kedalam susunan
hirarki, yang mana setiap setiap level disusun oleh elemen-elemen yang spesifik. Hirarki
didefinisikan sebagai suatu sistem dari level yang terstratifikasi, dimana masing-masing
terdiri elemen-elemen atau faktor-faktor.
Penggunaan AHP dalam alat bantu pengambilan keputusan dengan multi kriteria sangat
mudah dimengerti dan dipahami dengan efektif. Pendekatan AHP ini dikembangkan oleh T.
L. Saaty Journal of Mathematical Psychology (Shim, 1989). AHP dalam sistem ini digunakan
untuk mencari bobot setiap indikator dan perspektif dengan cara menggunakan matrik
perbandingan berpasangan yang didapatkan dari konsensus berkelompok atau melalui
kuesioner.
Objective Matrix
Objective Matrix (OMAX) adalah suatu metode penilaian terhadap kinerja perusahaan yang
dikembangkan oleh James L. Riggs (1988), dimana penilaian dilakukan terhadap kriteria
yang berhubungan dengan kinerja perusahaan tersebut. Konsep dari penilaian ini yaitu
penggabungan beberapa kriteria kinerja kelompok kerja ke dalam sebuah matrik. Setiap
kriteria kinerja memiliki sasaran berupa jalur khusus untuk perbaikan serta memiliki bobot
sesuai dengan tingkat kepentingannya terhadap tujuan organisasi.
Hasil akhir dari penilaian ini adalah nilai tunggal untuk suatu kelompok kerja. Suatu
organisasi yang besar membutuhkan jumlah faktor kinerja yang lebih besar bila dibandingkan
dengan suatu organisasi yang lebih kecil. Dengan menggunakan OMAX, pihak manajemen
dapat dengan mudah menentukan kriteria apa yang akan dijadikan ukuran produktivitas. Pada
akhirnya pihak manajemen dapat mengetahui produktivitas unit organisasi yang menjadi
tanggung jawabnya berdasarkan bobot dan skor untuk setiap kriteria Kerangka OMAX terdiri
dari skor (1-10), skor akhir, bobot dan nilai akhir yang dapat dilihat pada Gambar 3.
11
Gambar 3. Kerangka Objective Matrix
Langkah penelitian yang dilakukan adalah penelitian awal dan perumusan masalah,
perancangan sistem, penilaian kinerja, analisa dan kesimpulan
1) Langkah pertama yaitu penelitian awal dan perumusan masalah meliputi identifikasi
perusahaan seperti profil, visi dan misi perusahaan, sistem penilaian kinerja yang
dilakukan selama ini dengan pengamatan langsung, wawancara dan penelusuran sumber
data perusahaan. Pada fase ini dilakukan juga studi pustaka dengan menelusuri buku-buku,
penelitian mengenai sistem penilaian kinerja.
12
konsensus) dengan para responden yang mengetahui secara jelas perusahaan dan
memegang penting dalam pengambilan keputusan dalam hal ini dewan direksi,
departemen finansial, pemasaran, produksi dan sumber daya manusia. Data yang telah
didapatkan tersebut akan dimasukkan sebagai masukan terhadap aplikasi sistem penilaian
dan perencanaan kinerja perusahaan.
3) Langkah ketiga yaitu penilaian kinerja yang meliputi proses penilaian kinerja yang dimulai
dari pembobotan perspektif dengan metode Analytical Hierarchy Process untuk
mengetahui bobot kepentingannya kemudian penjabaran tujuan strategis kedalam
indikator kinerja. Indikator kinerja ini juga dibobotkan dengan metode Analytical
Hierarchy Process untuk mengetahui bobot kepentingannya. Dalam proses penilaian skor
kinerja digunakan metode Objective Matrix yang memberikan skor terhadap kinerja
perusahaan, perspektif, departemen dan indikator kinerja. Data perbandingan kepentingan
didapatkan dari hasil diskusi rapat (pengambilan keputusan secara berkelompok melalui
konsensus) para responden yang mengetahui secara jelas perusahaan dan memegang
penting dalam pengambilan keputusan dalam hal ini dewan direksi, departemen finansial,
pemasaran, produksi dan sumber daya manusia.
4) Langkah keempat yaitu analisa terhadap penilaian kinerja meliputi analisa terhadap
kinerja yang telah dicapai dan menentukan suatu kesimpulan atas hasil kinerja tersebut.
Langkah kelima dan yang terakhir yaitu kesimpulan meliputi pengambilan kesimpulan dan
saransaran atas hasil kinerja yang tercapai ada kemudian dapat dijadikan dasar dalam
menentukan perencanaan kinerja perusahaan.
Harga suatu saham ditentukan oleh para pelaku pasar berdasarkan pada permintaan dan
penawaran dari saham yang bersangkutan di pasar modal, dimana relasi antara harga dan
penawaran adalah bersifat negatif (penawaran meningkat harga turun), sedangkan relasi
antara harga dan permintaan bersifat positif (permintaan meningkat harga naik).
13
Hal lain yang mempengaruhi penawaran dan permintaan suatu saham diantaranya adalah
ekspektasi atau harapan dimasa datang terhadap perusahaan tersebut dan isu isu yang
berkaitan dengan performa perusahaan yang bersangkutan sehingga menimbulkan spekulasi
yang bersifat sementara (didalam pasar modal Indonesia saham yang sperti ini dikenal
dengan istilah saham gorengan).
Salah satu teori mengenai harga saham di dalam siklus investasi profesional yang
berkelanjutan adalah Hipotesis Pasar yang Efisien (EFM), walaupun teori ini telah
didiskreditkan oleh berbagai kalangan secara luas, baik di kalangan akademik dan para
profesional pasar modal. Secara ringkas, teori ini menunjukkan bahwa harga saham suatu
ekuitas adalah harga yang efisien dan akan cenderung mengikuti pergerakan secara acak yang
ditentukan oleh munculnya berita berita (yang secara acak) dari waktu ke waktu. Oleh karena
itu investor ekuitas yang profesional cenderung menghabiskan waktu mereka tenggelam
dalam arus informasi yang bersifat fundamental guna memperoleh keuntungan lebih dari
pesaing pesaing mereka (terutama investor profesional lainnya) dengan secara lebih cerdas
menafsirkan aliran informasi (berita) yang muncul tersebut.
Teori EFM tampaknya tidak memberikan gambaran yang lengkap dari proses penentuan
harga ekuitas, misalnya karena pasar saham yang lebih stabil daripada sebuah teori yang
mengasumsikan bahwa harga adalah hasil dari diskonto arus kas di masa datang yang
diharapkan akan terjadi. Dalam beberapa tahun terakhir ini telah disadari bahwa pasar saham
tidak efisien secara sempurna, terutama mungkin di pasar negara negara berkembang atau
pasar lain di mana tingkat aktifitas yang profesional (ketersediaan informasi yang baik) masih
kurang.
Dalam menentukan suatu saham yang akan dibeli pada dasarnya harus dinilai terlebih agar
terhindar dari kaidah spekulasi dan menghindari kerugian yang tidak diharapkan. Harga
saham di pasar modal berfluktuasi dari waktu ke waktu. Dari fluktuasi harga itu terdapat
peluang untuk memperoleh keuntungan (capital gain) dan peluang menderita kerugian. Pada
dasarnya terdapat beberapa teknika analisa diantara analisa fundamental, analisa teknikal dan
analisa psikologi pasar.
14
Analisa Fundamental.
Analisa fundamental pada dasarnya fokus pada analisa kondisi makro, kondisi industri dan
kondisi fundamental perusahaan.
Analisa Industrial adalah analisa untuk mengetahui kondisi dari suatu industri apakah
berada pada tahap awal, pertumbuhan, maturity atau decline (penurunan) dan bagaimana
dampaknya bagi keuntungan perusahaan. Analisa industri dilakukan melalui dua tahap
pendekatan :
1) Industrial Life Cycle Model terdiri dari tahap pertumbuhan, ekpansi, maturity dan
decline (penurunan).
2) Profit Life Cycle Model terdiri dari perumbuhan pendapatan, profit margin negative
(ekpansi), profit margin dan total earning meningkat (maturity) terakhir penjualan dan
prifit margin cenderung datar sehingga earning menurun (decline).
Analisa Teknikal.
Analisa tehnical dalam menilai harga saham lebih menitik beratkan pembentukkan harga
saham oleh perubahan penawaran dan permintaan tanpa melihat sebabnya. Asal-usul analisa
yang dipergunakan saat ini berawal dari Dow Theory yang disusun medio 1900 oleh Charles
Dow.
15
Kelebihan analisa tehnikal adalah analisa ini relative cepat dan mudah, tidak perlu terlibat
dalam angka-angka keuangan yang rumit dan memberikan sinyal kapan saat yang tepat untuk
melakukan investasi.
Strategi dalam bertransaksi saham dengan menggunakan analisa teknikal antara lain :
Contrary-Opinion adalah dengan melakukan transaksi berlawanan dengan investor lain
karena menggangap investor lain kurang cakap.
Smart Money adalah melakukan transakasi sejalan dengan investor lain karena menggangap
investor lain lebih cakap.
16
Nilai saham dibedakan menjadi: nilai buku, nilai pasar, dan nilai instrinsik.
Nilai buku per lembar saham adl nilai aktiva bersih (net assets) yg dimiliki
pemilik dg memiliki satu lembar saham.
Total Ekuitas
Nilai buku
Jumlah saham biasa yg beredar
17
Analisis fundamental menghitung nilai instrinsik menggunakan data
keuangan perusahaan
Analisis teknikal
Support level tgkt/ kisaran harga, pd saat analis mengharapkan akan terjadi
peningkatan yg signifikan atas permintaan saham di pasar (lower boundary =
batas bawah)
Analisis industri
Analisis perusahaan
Analisis Ekonomi
18
Analisis industry
Analisis perusahaan
P/E ratio approach rasio hg pasar saham thd laba menunjukkan berapa
besar investor menilai harga saham dr kelipatan laba yg dilaporkan
perusahaan.
19
Dividend discounted model
D1 D2 D
P0 ...
(1 k ) (1 k ) 2
(1 k )
D D D
P0 ...
(1 k ) (1 k ) 2
(1 k )
D
P0
k
20
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
Investor harus lebih dahulu dapat memperkirakan masalah atau risiko apa yang
bisa saja timbul dalam melakukan investasi di perusahaan dan di pasar modal,
Investor juga harus mengetahui bagaimana cara yang dapat dilakukan dalam
mengatasi risiko yang akan timbul atau metode apa yang dapat dilakukan dan
melihat kira-kira masalah apa yang bisa saja muncul secara tiba-tiba
Investor harus melihat dengan jelih peluang investasi yang baik apakah
mendapatkan keuntungan yang besar atau tidak dan mengetahui langkah-
langkah yang tepat dalam mengurangi risiko
Saran :
Investor harus melakukan analisa terlebih dahulu sebelum melakukan investasi,
baik analisa pada perusahaan maupun pasar modal melalui indentifikasi kondisi
keuangan atau melihat kinerja dalam suatu tempat yang akan dilakukan investasi.
21
DAFTAR PUSTAKA
www.google.com
22