Anda di halaman 1dari 8

Fluida statis dan dinamis

1. A. Pengertian Fluida

Dalam fisika, fluida diartikan sebagai suatu zat yang dapat mengalir. Istilah fluida mencakup
zat cair dan gas, karena zat cair seperti air atau zat gas seperti udara dapat mengalir. Zat padat
seperti batu atau besi tidak dapat mengalir sehingga tidak bisa digolongkan dalam fluida.

Untuk lebih memahami penjelasannya, alangkah baiknya jika kita tinjau beberapa contoh
dalam kehidupan sehari-hari. Ketika dirimu mandi, dirimu pasti membutuhkan air. Untuk
sampai ke bak penampung, air dialirkan baik dari mata air atau disedot dari sumur. Air
merupakan salah satu contoh zat cair. Masih ada contoh zat cair lainnya seperti minyak
pelumas, susu dan sebagainya. Semuanya zat cair itu dapat kita kelompokan ke dalam fluida
karena sifatnya yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain.

Selain zat cair, zat gas juga termasuk fluida. zat gas juga dapat mengalir dari satu tempat ke
tempat lain. Hembusan angin merupakan contoh udara yang berpindah dari satu tempat ke
tempat lain.

Zat padat tidak dapat digolongkan ke dalam fluida karena zat padat tidak dapat mengalir.
Batu atau besi tidak dapat mengalir seperti air atau udara. Hal ini dikarenakan zat pada t
cenderung tegar dan mempertahankan bentuknya sedangkan fluida tidak mempertahankan
bentuknya tetapi mengalir. Selain zat padat, zat cair dan zat gas, terdapat suatu jenis zat lagi
yang dinamakan plasma. Plasma merupakan zat gas yang terionisasi dan sering dinamakan
sebagai wujud keempat dari materi. plasma juga tidak dapat digolongkan ke dalam fluida.

Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Setiap hari
kita menghirupnya, meminumnya dan bahkan terapung atau tenggelam di dalamnya. Setiap
hari pesawat udara terbang melaluinya, kapal laut mengapung di atasnya, demikian juga
kapal selam dapat mengapung atau melayang di dalamnya. Air yang kita minum dan udara
yang kita hirup juga bersirkulasi di dalam tubuh kita setiap saat, hingga kadang tidak kita
sadari.

1. B. Fluida statis

Dalam mempelajari Fluida, kita memilahnya menjadi dua bagian yakni Fluida statis (Fluida
diam) dan Fluida Dinamis (Fluida bergerak). Fluida memang merupakan zat yang dapat
mengalir. Yang kita tinjau dalam Fluida statis adalah ketika fluida yang sedang diam pada
keadaan setimbang. Jadi kita meninjau fluida ketika tidak sedang bergerak. Pada Fluida
Dinamis, kita akan meninjau fluida ketika bergerak.

Massa Jenis ()

Massa jenis suatu zat didefinisikan sebagai perbandingan antara massa zat (m) dan volume
zat (V). Yang dirumuskan sebagai berikut:

Dalam SI, satuan massa jenis adalah kg/m3 , sedangkan dalam sistem cgs satuan massa jenis
adalah g/cm3 .

Tekanan (P)
1. a. Definisi Tekanan

Takanan didefinisikan sebagai gaya F bekerja secara tegak lurus terhadap luas permukaan A.
Yang dirumuskan sebagai berikut: Satuan SI untuk tekanan adalah pascal (Pa), dengan 1 Pa =
1 N/m2 .

1. b. Tekanan Atmosfer dan Tekanan Ukur

Tekanan Atmosfer diakibatkan oleh berat udara di atas kita. Nilai dan Satuan SI untuk
tekanan atmosfer itu adalah:Po = 1,01 x 10 N/m

Dalam beberapa kasus, kita kadang mengukur tekanan udara dalam benda tertentu dengan
menghitung selisih tekanannya dengan tekanan udara luar (tekanan atmosfer). Untuk
memompa ban mobil hingga tekanan udara di dalamnya bernilai 241 kPa jika di ukur,
tekanan udara di dalam mobil itu harus lebih besar lagi daripada tekanan udara luar, yaitu
sebesar : P= 124 kPa + Po = 302 kPa. Tekanan sebesar 241 kPa yang nantinya terukur itu
disebut tekanan taksiran atau tekanan ukur (gauge pressure, P g) yang secara umum
dirumuskan sebagai berikut:

1. c. Tekanan Zat Cair dalam Fluida Statik

Hasil eksperimen menunjukkan bahwa fluida menekan kesegala arah. Seseorang yang
menyelam ke dalam air akan merasakan tekanan air di seluruh bagian tubuhnya. Arah gaya
tekan oleh fluida statik selalu tegak lurus terhadap permukaan sentuhnya.Tekanan pada dasar
bejana yang luas permukaanya A adalah:

v Prinsip Pascal

Prinsip Pascal atau sering disebut hukum pascal ditemukan oleh seorang filsuf dan ilmuwan
Perancis, Blaise Pascal, yang menyatakan bahwa:

Tekanan yang diberikan pada fluida dalam ruang tertutup akan diteruskan kesegala arah
dengan sama besar. Salah satu penerapan hukum Pascal adalah pengangkatan hidrolik. Oleh
karena tekanan pada kedua piston pengangkatan hidrolik sama besar, maka berlaku:F1/A1 =
F2/A2

v Hukum Archimedes

Jika benda dicelupkan ke dalam air, zat cair memberikan gaya angkat pada benda itu. Gaya
ini menyebabkan berat benda seakan-akan berkurang. Fakta ini pertama kali ditemukan oleh
Archimedes sehingga dikenal sebagai hukum Archimedes, yang menyatakan bahwa:

Bila sebuah benda kita masukkan kedalam air, baik sebagian atau seluruhnya, benda tersebut
akan mendapat gaya keatas (gaya Archimedes atau gaya apung) yang besarnya sama dengan
berat zat cair yang dipindhkan. Secara matematis, hukum Archimedes dirumuskan sebagai:

Dengan FA adalah gaya apung (gaya Archimedes), rho adalah massa jenis fluida, dan V1
adalah volume benda yang tercelup. Ada 3 keadaan benda dalam zat cair, yaitu terapung,
melayang, dan tenggelam. Dengan menggunakan hukum I Newton dan hukum Archimedes,
kita dapat menentukan syarat benda terapung, melayang, dan tenggelem.
Terapung
Dikatakan terapung apabila sebagian dari benda tercelup atau berada di bawah
permukaan air, sedangkan bagian yang lain berada di atas permukaan air. Volume
benda yang tercelup V1 selalu lebih kecil daripada volume benda Vb . Jadi, massa
jenis benda yang terapung lebih kecil daripada massa jenis fluida.

Melayang

Pada benda melayang, besarnya gaya Archimedes FA sama dengan berat benda w , akan
tetapi volume benda yang tercelup sama dengan volume benda Vb . Jadi, syarat benda
melayang adalah massa jenis benda sama dengan massa jenis zat cair.

Tenggelam

Pada saat tenggelam, besar gaya Archimedes FA lebih kecil daripda berat benda mg. Dalam
hal ini volume benda yang tercelup V1 sama dengan volume benda Vb . Akan tetapi, benda
bertumpu pada dasar bejana sehingga ada gaya normal N sehingga berlaku : Benda akan
tenggelam dalam fluida jika massa jenis benda itu lebih besar daripada massa jenis fluida .

Prinsip Archimedes banyak diterapkan baik dalam teknologi maupun sains. Beberapa contoh
peralatan yang bekerja berdasarkan hukum Archimedes adalah : hidrometer, kapal laut,
galangan kapal, kapal selam, dan balon udara.

v Viskositas

Fluida yang mengalir melalui suatu permukaan yang diam akan mengalami gesekan yang
berlawanan arah dengan arah alirnya. Kecenderungan untuk menghambat aliran dalam fluida
ini disebut viskositas. Fluida seperti udara memiliki viskositas rendah, fluida yang lebih rapat
seperti air memiliki viskositas lebih tinggi daripada udara, sedangkan fluida seperti madu dan
sirup dicirikan dengan viskositasnya yang tinggi.

Pada zat cair, viskositas disebabkan terutama oleh gaya kohesi antar molekul, sedangkan
pada gas, viskositas muncul karena tumbukan antarmolekul.

Viskositas Beberapa Fluida

Nilai viskositas beberapa fluida ditunjukkan pada tabel diatas. Gejala viskositas dapat diamati
ketika kita menjatuhkan sebutir kelereng ke dalam gelas kaca yang berisi minyak goreng.
Kelereng akan diperlambat akibat gesekan dengan fluida. Hal yang berhubungan dengan
viskositas banyak dijumpai dalam teknik, terutama dalam sistem pelumasan. Meinyak
pelumas memiliki spesifikasi yang berhubungan dengan kekentalannya yang tercentum
dalam kemasannya.

v Tegangan Permukaan

Serangga tertentu dapat berjalan pada permukaan air. Hal ini terjadi karena adanya tegangan
permukaan air. Karena adanya gaya tarik-menarik antarmolekul, permukaan zat cair
berperilaku sebagai selaput yang tegang. Gaya molekul di dalam selaput cenderung
memperkecil luas permukaan. Itulah sebabnya tetesan air selalu berbentuk mendekati
permukaan; bentuk dengan luas permukaan terkecil daripada sembarang bentuk lain untuk
volume yang sama. Jika diletakkan didalam wadah, permukaannya akan berbentuk datar (luas
permukaannya minimum).

Tegangan permukaan didefinisikan sebagai gaya pada permukaan fluida tiap satuan panjang.
Besar tegangan permukaan untuk benda yang memiliki satu permukaan adalah:

Dengan F = gaya permukaan (N); L = panjang benda (m); dan gama= tegangan permukaan
(N/m). Untuk benda sepanjang L yang memiliki dua permukaan, dengan L = 2 L.maka:

Besarnya tegangan permukaan zat cair juga dipengaruhi oleh keadaan permukaan zat cair,
misalnya suhu zat cair. Semakin tinggi suhu zat cair, semakin kecil tegangan permukaannya,
dan sebaliknya.

Apabila dua partikel berdekatan, gaya kohesinya besar, tetapi apabila berjauhan gaya
kohesinya kecil. Tegangan permukaan kadang tidak menguntungkan kita, misalnya dalam
proses mencuci pakaian, maka dapat diatasi dengan penggunaan sabun atau detergen. Sabun
dan detergen mempunyai efek mengurangi tegangan permukaan.

v Gejala Kapilaritas

Kapilaritas merupakan gejala naik atau turunnya suatu zat cair (fluida) pada suatu pipa
kapiler. Contoh dalam kehidupan sehari-hari, yaitu: naiknya tanah pada sumbu kompor,
meresapnya air pada dinding tombok pada musim hujan, dan naiknya air dari akar tanaman
sampai ke daun.

Gejala kapilaritas dipengaruhi oleh gaya kohesi, adhesi, dan tegangan permukaan. Ketinggian
yang dicapai fluida dalam pipa kapiler tergantung pada besar tegangan permukaan. Tegangan
permukaan fluida dihasilkan oleh gaya permukaan (F) yang bekerja disekeliling permukaan
fluida (L=2 pi r). Tegangan permukaan itu sebesardengan demikian, gaya permukaan fluida
sebesar :

Ketinggian fluida dalam pipa kapiler juga bergantung pada berat fluida (w) yang akan
didorong ke atas oleh gaya permukaan. Jika rho adalah massa jenis fluida, berlaku
persamaan: ketinggian fluida dalam pipa kapiler (h) dapat ditentukan dengan rumus:Namun
ingat bahwa gaya adhesi dab kohesi mengakibatkan sifat meniskus permukaan fluida
sehingga besar komponen gaya permukaan dalam arah vertikal dipengaruhi oleh sudut kontak
. Dengan demikian , ketinggian fluida dalam pipa kapiler secara umum dapat ditentukan
dengan rumus:
dengan gama= tegangan permukaan; teta= sudut kontak; rho= massa jenis fluida; g =
percepatan gravitasi; dan r = jari-jari pipa kapiler.

1. C. Fluida dinamis

Aliran fluida secara umum bisa kita bedakan menjadi dua macam, yakni aliran lurus alias
laminar dan aliran turbulen. Aliran lurus bisa kita sebut sebagai aliran mulus, karena setiap
partikel fluida yang mengalir tidak saling berpotongan. Salah satu contoh aliran laminar
adalah naiknya asap dari ujung rokok yang terbakar. Mula-mula asap naik secara teratur
(mulus), beberapa saat kemudian asap sudah tidak bergerak secara teratur lagi tetapi berubah
menjadi aliran turbulen. Aliran turbulen ditandai dengan adanya linkaran-lingkaran kecil dan
menyerupai pusaran dan kerap disebut sebagai arus eddy. Contoh lain dari aliran turbulen
adalah pusaran air.

Di dalam fluida dinamis, besar tegangan permukaan dipengaruhi oleh kecepatan aliran, massa
jenis fluida, serta ketinggiannya. Aliran fluida ideal bersifat linear (streamline), artinya: aliran
fluida tidak berputar-putar (mengepul) seperti asap rokok. Sifat laminer aliran fluida berarti
aliran partikel-partikel fluida mengikuti garis alir. Partikel di belakang selalu mengikuti
lintasan partikel di depannya sehingga lintasannya berupa garis dan gerak partikel teratur
(tidak acak).

v Persamaan Kontinuitas

Dalam dinamika fluida, salah satu besaran yang dipelajari adalah laju aliran volume atau
debit. Debit (Q) disefinisikan sebagai banyaknya (volume) fluida yang mengalir tiap satu
satuan waktu. Secara matematis, debit dirumuskan dengan:
dalam SI, satuan debit adalah m3 /s.

Apabila aliran fluida di dalam pipa yang luas penampang A dengan kelajuan v. Dalam waktu
t , fluida menempuh jarak s sehingga volume fluida yang berpindah adalah V=AS=Avt.
Dengan demikian, besaran debit juga bisa dinyatakan dengan:
dalam aliran fluida inkompresible (ideal), nilai debit selalu konstan. Jadi,

Persamaan diatas disebut persamaan kontinuitas yang menyatakan bahwa debit aliran fluida
selalu konstan. Aliran akan makin cepat jika melalui penampang yang lebih sempit.

v Persamaan Bernoulli

Gaya yang bekerja pada elemen fluida sepanjang delta S1 adalah F1=P1 A1 . Dengan
mengingat bahwa w=F x s , kita peroleh usaha yang dilakukan terhadap elemen fluida adalah:

Volume elemen fluida itu adalah delta V1=A1deltaS1 sehingga usaha yang dilakukan oleh
tekanan P1adalah :Di posisi 2, fluida menerima gaya yang berlawanan arah dengan arah
aliran akibat tekanan P2 . Jadi,P2 melakukan usaha negatif pada elemen fluida. Dengan
langkah yang sama seperti pada perhitungan delta W1 , kita peroleh besar usaha pada fluida
akibat tekanan P2 adalah:
Pada fluida inkompresibel, volume elemen fluida tidak berubah saat berpindah dari posisi 1
ke posisi 2. Jadi,

Dengan hasil diatas, kita peroleh besar usaha total yang dilakukan pada fluida adalah:
Berdasarkan toerema usaha-energi, usaha didefinisikan sebagaiBerdasarkan toerema usaha-
energi, usaha didefinisikan sebagai perubahan energi kinetik, delta Wtotal=delta Ek atau
Massa elemen fluid dapat dihitung dengan rumus:

dengan rho= massa jenis fluida.

Energi kinetik elemen fluida itu adalah:

Berdasarkan persamaan diatas kita peroleh: Persamaan diatas dapat dinyatakan sebagai:
Pernyataan diatas menyatakan bahwa nilai P+1/2pvkuadrat konstan. Persamaan ini berlaku
jika ketinggian pada posisi 1 dan posisi 2 sama.

Usaha total yang dilakukan pada elemen fluida merupakan hasil penjumlahan usaha yang
diakibatkan oleh tekanan pada masing-masing posisi ditambah usaha yang dilakukan oleh
tekanan adalah:

Oleh karena fluida bergerak naik, gaya gravitasi melakukan usaha negatif terhadap elemen
fluida itu. Dengan mengingat massa elemen fluida itu adalah delta m=rho delta V ;usaha yang
dilakukan gaya gravitasi adalah:

Usaha total bernilai nol (karena delta Ek= 0), sehingga

Persamaan diatas dapat dinyatakan dalam bentuk


Persamaan diatas menunjukkan bahwa P+rho g h konstan. Dapat disimpulkan bahwa tekanan
akan menurun jika ketinggian fluida meningkat.
Dalam bentuk yang lebih umum, di mana baik laju aliran maupun ketinggian fluida berubah,
kita dapat menerapkan bentuk lengkap dari persamaan Bernoulli, yaitu:
Menurut persamaan diatas, jika v1 lebih besar dari v2 maka P1 kecil dari P2 . Artinya, di
tempat yang laju alirannya besar, tekannya kecil. Sebaliknya, di tempat yang laju alirannya
kecil, tekannya besar.

v Aplikasi Asas Bernoulli

Dalam kehidupan sehari-hari , asas Bernoulli diterapkan pada karburator mobil, venturimeter,
pipa pitot, botol penyemprot parfum, dan alat semprot serangga. Asas Bernoulli juga dapat
digunakan untuk melakukan kalkulasi pada tangki air.

a. Kebocoran pada Tangki Air

Sebuah drum berpenampang luas yang diisi air sampai kedalaman h1 . Pada dinding drum
terdapat lubang kebocoran yang terletak pada ketinggian h2 diukur dari dasar drum.
Berapakah laju keluarnya air dari lubang ini? Gerakan turunnya air di dalam drum ( v1)
sangat kecil jika dibandingkan dengan laju aliran air yang keluar dari lubang v2 . Jadi, kita
dapat menganggap v1= 0. Permukaan air dari lubang kebocoran berhubungan dengan udara
luar, sehingga P1=P2=P0 , maka diperoleh:

b. Pipa Benturi

Pipa venturi atau venturimeter dapat digunakan untuk mengukur laju aliran fluida dalam
sebuah pipa. Ada dua tipe venturimeter yaitu venturimeter tanpa manometer dan venturimeter
yang dilengkapi manometer

c. Pipa Pitot

Pipa pitot digunakan untuk mengukur kecepatan aliran udara dalam sebuah pipa.
d. Parfum Semprot

Ketika tombol parfum semprot ditekan, udara dipaksa keluar dan bola karet termampatkan
melalui lubang sempit di atas tabung silinder yang memanjang ke bawah sehingga tercelup
cairan parfum. Semburan udara yang bergerak cepat menurunkan tekanan udara di bagian
atas tabung sehingga memaksa cairan itu naik ke atas tabung. Semprotan udara berkelajuan
tinggi meniup cairan parfum sehingga cairan dikeluarkan sebagai semburan kabut halus.

e. Penyemprot Racun Serangga

Pada dasarnya prinsip kerja penyemprot racun serangga sama dengan penyemprot parfum.
Pada parfum semprot kita menekan tombol, sedangkan pada penyemprot racun serangga kita
menekan masuk batang penghisap.

f. Sayap Pesawat Terbang

Sayap pesawat terbang didesain sedemikian rupa sehingga aliran udara diatasnya lebih cepat
daripada aliran udara dibawahnya. Sebagai hasilnya, tekanan diatas pesawat lebih rendah
daripada tekanan udara di bawah pesawat sehingga timbul gaya angkat pada pesawat.

D. ciri-ciri umum lainnya dari aliran fluida.

1. Aliran fluida bisa berupa aliran diam (steady) dan aliran tak diam (non-steady). Aliran
fluida dikatakan aliran diam jika kecepatan setiap partikel di suatu titik selalu sama.
Katakanlah partikel fluida mengalir melewati titik A dengan kecepatan tertentu, lalu partikel
fluida tersebut mengalir dengan kecepatan tertentu di titik B. nah, ketika partikel fluida
lainnya yang nyusul dari belakang melewati titik A, kecepatan alirannya sama dengan
partikel fluida yang bergerak mendahului mereka. Hal ini terjadi apabila laju aliran fluida
rendah alias partikel fluida tidak kebut-kebutan. Contohnya adalah air yang mengalir dengan
tenang. Lalu bagaimanakah dengan aliran takdiam ? aliran tak diam berlawanan dengan
aliran diam. Jadi kecepatan partikel fluida di suatu titik yang sama selalu berubah. Kecepatan
partikel fluida yang duluan berbeda dengan kecepatan partikel fluida yang belakangan.

2. Aliran fluida bisa berupa aliran termampatkan (compressible) dan aliran tak-termapatkan
(incompressible). Jika fluida yang mengalir mengalami perubahan volum (atau massa jenis)
ketika fluida tersebut ditekan, maka aliran fluida itu disebut aliran termapatkan. Sebaliknya
apabila jika fluida yang mengalir tidak mengalami perubahan volum (atau massa jenis) ketika
ditekan, maka aliran fluida tersebut dikatakan tak termampatkan. Kebanyakan zat cair yang
mengalir bersifat tak-termampatkan.

3. Aliran fluida bisa berupa aliran berolak (rotational) dan aliran tak berolak (irrotational).
Untuk memahaminya dengan mudah, dirimu bisa membayangkan sebuah kincir mainan yang
dibuang ke dalam air yang mengalir. Jika kincir itu bergerak tapi tidak berputar, maka
gerakannya adalah tak berolak. Sebaliknya jika bergerak sambil berputar maka gerakannya
kita sebut berolak. Contoh lain adalah pusaran air.

4. Aliran fluida bisa berupa aliran kental (viscous) dan aliran tak kental (non-viscous).
Kekentalan dalam fluida itu mirip seperti gesekan pada benda padat. Makin kental fluida,
gesekan antara partikel fluida makin besar. Mengenai viskositas alias kekentalan akan kita
kupas tuntas dalam pokok bahasan tersendiri.

Anda mungkin juga menyukai