Anda di halaman 1dari 30

Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi dalam berbangsa dan bernegara, serta

Perbandingannya dengan Ideologi Komunisme,

Disusun oleh :

Tian Anggithasmara Asihono / 130114759 Graceila Melisa / 150115764

Alex Yusril

Yosep Maria

Victor Yeremia Hartanto / 150115989 Guruh

Kelas : C

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

2017
KATA PENGANTAR
Banyak nikmat yang Tuhan berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji
hanya layak untuk Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, serta hidayah-Nya
yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
Perbandingan Ideologi Pancasila Dengan Ideologi Komunisme.
Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak,
karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar.
Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan
sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi. Meskipun penulis
berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang
kurang.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat
bagi semua pembaca.

Yogyakarta , 25 Oktober 2017

Penyusun Makalah
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

BAB I LATAR BELAKANG MASALAH ............................................................. 0


BAB II TEORISASI ........................................................................................... 0
BAB III PEMBAHASAN .................................................................................... 0
BAB IV KESIMPULAN ...................................................................................... 0

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 0


BAB I

Latar Belakang Masalah

Istilah idiologi berasal dari kata idea yang berarti gagasan, konsep, pengertian
dasar, cita-cita yang berarti ilmu. Kara idea berasal dari kata bahasa Yunani edios yang
artinya bentuk. Disamping itu ada kata idien yang artinya melihat. Kasecara harafiah,
idiologi berarti ilmu pengertian-pengertian dasar. Dlam pengertian sehari-hari, idea
disamakan artinya dengan cita-cita. Cita-cita yang dimaksut adalah cita-cita yang bersifat
tetap yang harus dicapai, sehingga cita-cita bersifat tetap itu sekaligus merupakan dasar,
pandangan atau faham. Memang pada hakekatmya,antara dasar dan cita-cita itu
seharusnya dapat merupakan suatu kesatuan. Dasar ditetapkan karena atas suatu landasan,
asas atau dasar yamg telah ditetapkan pula. Dengan demikian idiologi mencangkup
pengertian tentang idea-idea, pengertian dasar, gagasan dan cita-cita.

Apabila ditelusuri secara hestoris istilah idiologi pertamakali dipakai dan ditemkan
oleh seorang perancis. Seperti halnya Leibniz, de Tracy idiologi, yaitu science of ideas,
suatu program yang diharapkan dapat membawa perubahan intitusional dalam masyarakat
Perancis. Namun Napolion mencemoohkannya suau khayalan belaka, yang tidak
mempunyai arti praktis.

Perhatian terhadap konsep idiologi menjadi berkembang, idiologi menjadi vokabuler


penting didalam pemikiran politik maupun ekonomi, idiologi adalah pandangan hidup yang
di kembangkan berdasarkan kepentingan golongan atau kelas sosial tertentu dalam didang
politik atau sosial ekonomi. Dalam artian ini idiologi menjadi bagian dari apa yang di
sebutnya Uberbau atau suprastruktur (bangunan atas) yang didirikan di atas kekuatan-
kekuatan yang memiliki faktor-faktor produksi yang menerapkan contohyan, dan karena itu
kebenarannya relatif, dan semata-mata hanya benar bagi golongan tertentu.

Pengertian idiologi secara umum dapa dikatakan sebagai kumpulan gagasan-


gagasan, ide-ide, keyakinan-keyakina, kepercayaan-kepercayaan, yang menyeluruh dan
sistematis, yang menyangkut : Bidang Politik (termasuk bedang pertahanan dan keamanan),
Bidang sosial, Bidang kebudayaan, dan Bidang Keagamaan.
BAB II

Teorisasi

Proses kausalitas terjadinya Pancasila

1. Asal Mula yang Langsung:


Asal Mula Bahan (causa materialis) : Pancasila sebagai local wisdom bangsa
Indonesia;
Asal Mula Bentuk (causa formalis) : BPUPKI sbg pembentuk negara
merumuskan nama Pancasila
Asal Mula Karya (causa effisien) : pembentuk negara mengesahkan Pancasila
sbg dasar negara
Asal Mula Tujuan (causa finalis) tujuan dirumuskan Pancasila
2. Asal Mula yang tidak langsung
Pancasila dalamTri-Prakara (asas kebudayaan, religius, asas kenegaraan)

Pengertian Dasar Negara

Dasar negara merupakan alas atau fundamen yang menjadi pijakan untuk
memberikan kekuatan berdirinya sebuah negara. Pada hakikatnya Dasar Negara disebut
sebagai filsafat negara, untuk lebih mengenal tentang dasar negara pengertian dari filsafat
itu sendiri, kata filsafat berasal dari kata philsof yang berarti sahabat, cinta, dan kata
sophia yang berarti kebijaksanaan, kebenaran, belajar. Jadi Dasar Negara sebagai suatu
filsafat negara adalah suatu wujud dari hasil pemikiran, kebijaksanaan, maupun
pembelajaran yang dibuat dalam bentuk suatu sistem dan peraturan untuk mengatur
masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.Sebagai dasar Negara, Pancasila
merupakan suatu asas kerohanian yang meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum,
sehingga merupakan sumber nilai, norma, serta akidah, baik moral maupun hukum Negara.
Pancasila, dalam fungsinya sebagai dasar negara, merupakan sumber kaidah hukum yang
mengatur negara RI, yakni termasuk seluruh unsur-unsurnya pemerintah, wilayah dan
rakyat.

Kedudukan dan Fungsi Pancasila

Dalam kedudukannya sebagai dasar negara itu maka Pancasila berfungsi sebagai :
1. Sumber dari segala sumber hukum (sumber tertib hukum) Negara Indonesia.
Sehingga Pancasila merupakan asas kerohanian tertib hukum yang dalam
Pembukaan UUD 1945 dijelmakan lebih lanjut dalam empat pokok pikiran;
2. Suasana kebatinan dari UUD;
3. Cita-cita hukum bagi hukum dasar negara (baik hukum dasar tertulis maupun tidak
tertulis.
4. Pandangan Hidup Bangsa Indonesia.(kerangka acuan untuk menata kehidupan
pribadi maupun dalam interaksi antar manusia dengan masyarakat dan alam
sekitarnya)
5. Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa Indonesia (Pancasila itu sendiri telah ada sejak adanya
Bangsa Indonesia
6. Pancasila ialah sebagai kepribadian bangsa Indonesia, yang berarti Pancasila lahir
bersama dengan lahirnya bangsa Indonesia serta ialah ciri khas bangsa Indonesia
dalam sikap mental ataupun tingkah lakunya sehingga dapat membedakan dengan
bangsa lain.
7. Perjanjian Luhur berarti Pancasila telah disepakati secara nasional sebagai dasar
negara tanggal 18 Agustus 1945 melalui sidang pada PPKI (Panitia Persiapan
kemerdekaan Indonesia).
8. Pancasila sebagai falsafah hidup yang mempersatukan Bangsa Indonesia (yang
mengandung nilai-nilai dan norma-norma yang oleh Bangsa Indonesia diyakini paling
benar, adil, bijaksana dan tepat bagi Bangsa Indonesia untuk mempersatukan Rakyat
Indonesia.)
9. Sebagai Dasar Berdiri dan berdaulatnya Suatu Negara, artinya Suatu negara akan
kuat dan berdaulat sebagai negara apabila memiliki suatu Dasar, yang menjadi
landasan dan pedoman dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara.
10. Dasar Bagi Hubungan Antarwarganegara, artinya selama terjadi interaksi sosial,
warga negara menjadikan Dasar Negara sebagai pedoman, sehingga dapat
melancarkan kerjasamanya dan tidak mengganggu kebebasan individu warga negara
tersebut karena memiliki pedoman yang sama.

Pancasila sebagai dasar negara sering disebut juga falsafah negara. Pancasila sebagai
dasar negara Republik Indonesia berarti bahwa Pancasila digunakan sebagai dasar dalam
mengatur pemerintahan negara dan penyelenggaraan negara. Kedudukan Pancasila sebagai
dasar negara, merupakan sumber tertib hukum tertinggi yang mengatur kehidupan negara
dan masyarakat. Hal ini berarti bahwa Pancasila sebagai kaidah dasar negara bersifat
mengikat dan memaksa, artinya, Pancasila mengikat dan memaksa segala sesuatu yang
berada di dalam wilayah kekuasaan hukum negara RI agar setia melaksanakan, mewariskan,
mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai Pancasila. Sehingga semua warga negara,
penyelenggara negara tanpa kecuali dan segala macam peraturan perundang-undangan
yang ada harus bersumber dan sesuai dengan nilai-nilai pancasila.Dalam kedudukannya
sebagai dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat secara hukum. Dasar
formal kedudukan Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia termaktub dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea IV yang berbunyi .. maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dakam suatu Undang-undang Dasar Negara
Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat, dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan
yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu
keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan berdasar kepada interpretasi historis
sebagaimana ditentukan oleh BPUPKI bahwa dasar negara itu disebut dengan Pancasila.

Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia mempunyai implikasi bahwa


Pancasila terikat oleh suatu kekuatan secara hukum, terikat oleh struktur kekuasaan secara
formal, dan meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum yang menguasai dasar negara.
Cita-cita hukum atau suasana kebatinan tersebut terangkum di dalam empat pokok pikiran
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 di mana keempatnya sama hakikatnya dengan
Pancasila. Empat pokok pikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 tersebut lebih
lanjut terjelma ke dalam pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945. Barulah dari pasal-pasal
Undang-Undang Dasar 1945 itu diuraikan lagi ke dalam banyak peraturan perundang-
undangan lainnya, seperti misalnya ketetapan MPR, undang-undang, peraturan pemerintah
dan lain sebagainya.

Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia

Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia, berarti Pancasila adalah sikap


mental dan tingkah laku bangsa Indonesia yang mempunyai ciri khas, dan yang
membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain. Fungsi Pancasila sebagai kepribadian
bangsa Indonesia berarti bahwa Pancasila adalah gambaran tertulis dari pola perilaku atau
gambaran tentang pola amal perbuatan bangsa Indonesia yang khas membedakannya
dengan bangsa-bangsa lain. Pancasila sebagai kepribadian bangsa, yaitu Pancasila memberi
ciri khas kepribadian yang tercermin dalam sila-sila Pancasila, yaitu bahwa bangsa Indonesia
adalah bangsa yang berkeTuhanan Yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab,
berjiwa persatuan dan kesatuan bangsa, berjiwa musyawarah mufakat untuk mencapai
hikmat kebijaksanaan, bercita-cita mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.

Pancasila Sebagai Pandangan Hidup (way of life)

Pancasila sering disebut way of life, berarti Pancasila sebagai petunjuk arah segala
kegiatan kehidupan dalam berbagai bidang krhidupan guna mengatur kehidupan berbangsa
dan bernegara. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia berfungsi sebagai
pegangan hidup, pedoman hidup dan petunjuk arah bagi semua kegiatan hidup dan
penghidupan bangsa Indonesia dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat dan bangsa
Indonesia. Dengan demikian berarti bahwa semua sikap dan perilaku setiap manusia
Indonesia haruslah dijiwai dan merupakan pancaran pengamalan sila-sila Pancasila.
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia yaitu semua sila Pancasila adalah
pencerminan atau gambaran dari sikap dan cara pandang manusia Indonesia terhadap
keagamaan (Ketuhanan Yang Maha Esa), terhadap sesama manusia (Persatuan Indonesia),
terhadap pemerintahan demokrasi (Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan), dan terhadap kepentingan bersama (Keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia).

Pancasila Sebagai Cita-Cita dan Tujuan Bangsa Indonesia

Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia berarti bahwa Pancasila
dijadikan sebagai cita-cita dan tujuan yang hendak dicapai bangsa Indonesia yaitu suatu
masyarakat yang Pancasilais. Dasar negara Pancasila yang dirumuskan dan terkandung
dalam pembukaan UUD 1945, memuat cita-cita dan tujuan nasional. Cita-cita bangsa
(Pembukaan UUD 1945 alenia II), tujuan bangsa (Pembukaan UUD 1945 alenia IV).

Tujuan bangsa dan negara Indonesia dalam alenia keempat Pembukaan UUD 1945,
yaitu sebagai berikut.

Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.

Memajukan kesejahteraan umum.

Mencerdaskan kehidupan bangsa.

Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian


abadi dan keadilan sosial.

Pancasila Sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia

Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia, berarti bahwa Pancasila


merupakan keputusan final bagi bangsa Indonesia. Pancasila adalah kesepakatan dan
perjanjian serta konsensus bangsa Indonesia sebagai dasar negara yang ditetapkan pada
tanggal 18 Agustus 1945. Istilah Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia muncul
dalam pidato kenegaraan Presiden Soekarno di depan sidang Dewan Perwakilan Rakyat
Gotong-Royong (DPR-GR) pada tanggal 16 Agustus, yang merupakan kesepakatan bulat para
wakil-wakil bangsa Indonesia (PPKI) menjelang dan sesudah Proklamasi Kemerdekaan RI 17
Agustus 1945.

Pancasila sebagai perjanjian luhur seluruh rakyat Indonesia, artinya bahwa Pancasila
harus kita bela untuk selama-lamanya. Perjanjian luhur ini telah dilakukan pada tanggal 18
agustus 1945, yaitu pada saat PPKI (sebagai wakil seluruh rakyat Indonesia) telah menerima
Pancasila dan menetapkan dasar negara secara konstitusional dalam pembukaan UUD 1945.

Pancasila Sebagai Ligatur Bangsa Indonesia


Ligatur merupakan ikatan budaya yang berkembang secara alami dalam kehidupan
masyarakat, bukan karena pakasaan. Ikatan tersebut dipandang perlu dan penting untuk
menjaga keutuhan dan kesatuan masyarakat. Pancasila sebagai ligatur bangsa Indonesia
karena selama nilai-nilai Pancasila mampu memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.

Memiliki daya ikat bangsa yang mampu menciptakan suatu bangsa dan negara yang
kokoh.

Nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila telah dipahami dan diyakini oleh
masyarakat yang selanjutnya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari tanpa paksaan.

Pengertian Ideologi

Ideologi berasal dari kata idea (Inggris), yang artinya gagasan. Kata logi yang
berasal dari bahasa Yunani logos yang artinya pengetahuan. Jadi Ideologi mempunyai arti
pengetahuan tentang gagasan-gagasan, pengetahuan tentang ide-ide, science of ideas atau
ajaran tentang pengertian-pengertian dasar.

Dalam pengertian sehari-hari menurut Kaelan idea disamakan artinya dengan cita-
cita. Dalam perkembangannya terdapat pengertian Ideologi yang dikemukakan oleh
beberapa ahli. Istilah Ideologi pertama kali dikemukakan oleh Destutt de Tracy seorang
Perancis pada tahun 1796. Menurut Tracy ideologi yaitu science of ideas, suatu program
yang diharapkan dapat membawa perubahan institusional dalam masyarakat Perancis.

Jika diterapkan untuk negara, ideologi diartikan sebagai seperangkat atau kesatuan
gagasan-gagasan dasar yang disusun secara sistematis dan dianggap menyeluruh tentang
manusia dan kehidupannya, baik secara individu, sosial maupun dalam kehidupan
bernegara.

Ideologi merupakan suatu belief system, yaitu berkaitan dengan sebuah keyakinan yang
tentu saja lebih bersifat subjektif (pribadi, masyarakat) yang meyakininya. Di dalam
Pancasila telah tertuang cita-cita, ide-ide, gagasan-gagasan yang ingin dicapai bangsa
Indonesia. Oleh karena itu Pancasila dijadikan Ideologi Bangsa

Pancasila sebagai ideologi (dasar falsafah bangsa Weltanschauung) memiliki nilai-


nilai dasar yang merupakan nilai instrinsik (nilai yang ada pada dirinya sendiri). Sifatnya
masih umum universal, belum berupa perintah-perintah atau aturan-aturan yang dipakai
untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang konkrit atau praktis. Nilai utama ideologi
Pancasila adalah kebersamaan dengan bentuk ideal kebersamaan hidup
bermasyarakatnya adalah masyarakat kekeluargaan yang ditunjukkan dengan
kebersamaan hidup antara sejumlah manusia yang terselenggara melalui interaksi saling
memberi .

Tipe Tipe Ideologi

Ideologi tertutup :

1. Ideologi itu bukan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat, melainkan cita-cita
satu kelompok orang yang mendasari suatu program untuk mengubah dan
membaharui masyarakat. Hal ini berarti demi ideologi masyarakat harus berkorban
untuk menilai kepercayaan ideologi dan kesetiaannya sebagai warga masyarakat.
2. Isinya bukan hanya berupa nilai-nilai dan cita-cita tertentu melainkan terdiri dari
tuntutan-tuntutan konkret dan operasional yang keras.

Jadi ideologi tertutup bersifat totaliter dan menyangkut segala segi kehidupan. Tidak
terbuka terhadap kritik.

Pancasila sebagai Ideologi Terbuka

Pancasila sbg ideologi terbuka adalah Pancasila bersifat aktual, dinamis, antisipatif
dan senantiasa mampu menyesuaikan dgn perkembangan jaman. Sebagai suatu ideologi
terbuka, Pancasila memiliki dimensi :

1. Dimensi idealistis, yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila yang
bersifat sistematis dan rasional yaitu hakikat nilai yang terkandung dalam lima sila
Pancasila.
2. Dimensi normatif, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila perlu dijabarkan
dalam suatu sistem norma, sebagaimana terkandung dalam Pembukaan UUD 1945
3. Dimensi realistis, mencerminkan realitas yang hidup dan berkembang dlm
masyarakat. Oleh karena itu Pancasila harus dijabarkan dalam kehidupan sehari-hari
sehingga bersifat realistis artinya mampu dijabarkan dalam kehidupan nyata dalam
berbagai bidang.
Keterbukaan Pancasila dibuktikan dengan keterbukaan dalam menerima budaya
asing masuk ke Indonesia selama budaya asing itu tidak melanggar nilai-nilai yang
terkandung dalam lima sila Pancasila. Misalnya masuknya budaya India, Islam, barat dan
sebagainya.

Karakteristik Ideologi Pancasila

Karakteristik yang dimaksud di sini adalah ciri khas yang dimiliki oleh Pancasila
sebagai ideologi negara, yang membedakannya dengan ideologi-ideologi yang lain.
Karakteristik ini berhubungan dengan sikap positif bangsa Indonesia terhadap Pancasila.
Adapun karakteristik tersebut adalah:

1. Pertama : Tuhan Yang Maha Esa. Ini berarti pengakuan bangsa Indonesia akan
eksistensi Tuhan sebagai pencipta dunia dengan segala isinya. Tuhan sebagai kausa
prima. Oleh karena itu sebagai umat yang berTuhan, adalah dengan sendirinya harus
taat kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Kedua : ialah penghargaan kepada sesama umat manusia apapun suku bangsa dan
bahasanya. Sebagai umat manusia kita adalah sama dihadapan Tuhan Yang Maha
Esa. Hal ini sesuai dengan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Adil dan beradab
berarti bahwa adil adalah perlakuan yang sama terhadap sesama manusia, dan
beradab berarti perlakuan yang sama itu sesuai dengan derajat kemanusiaan. Atas
dasar perlakuan ini maka kita menghargai akan hak-hak asasi manusia seimbang
dengan kewajiban-kewajibannya. Dengan demikian harmoni antara hak dan
kewajiban adalah penjelmaan dari kemanusaiaan yang adil dan beradab. Adil dalam
hal ini adalah seimbang antara hak dan kewajiban. Dapat dikatakan hak timbul
karena adanya kewajiban.
3. Ketiga : bangsa Indonesia menjunjung tinggi persatuan bangsa. Di dalam persatuan
itulah dapat dibina kerja sama yang harmonis. Dalam hubungan ini, maka persatuan
Indonesia kita tempatkan di atas kepentingan sendiri. Pengorbanan untuk
kepentingan bangsa, lebih ditempatkan daripada pengorbanan untuk kepentingan
pribadi. Ini tidak berarti kehidupan pribadi itu diingkari. Sebagai umat yang takwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, maka kehidupan pribadi adalah utama. Namun
demikian tidak berarti bahwa demi kepentingan pribadi itu kepentingan bangsa
dikorbankan.
4. Keempat : adalah bahwa kehidupan kita dalam kemasyarakatan dan bernegara
berdasarkan atas sistem demokrasi. Demokrasi yang dianut adalah demokrasi
Pancasila. Hal ini sesuai dengan sila ke empat yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Dalam rangka
pelaksanaan demokrasi kita mementingkan akan musyawarah. Musyawarah tidak
didasarkan atas kekuasaan mayoritas maupun minoritas. Keputusan dihasilkan oleh
musyawarah itu sendiri. Kita menolak demokrasi liberal.
5. Kelima : adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Keadilan dalam
kemakmuran adalah cita-cita bangsa kita sejak masa lampau. Sistem pemerintahan
yang kita anut bertujuan untuk tercapainya masyarakat yang adil dan makmur. Itulah
sebabnya disarankan agar seluruh masyarakat kita bekerja keras dan menghargai
prestasi kerja sebagai suatu sikap hidup yang diutamakan.

Demikian secara pokok karakteristik dari Pancasila. Karakteristik yang satu tidak
dapat dipisahkan dari yang lain, karena Pancasila itu merupakan suatu kesatuan, keutuhan
yang saling berkaitan. Namun demikian keseluruhan itu bernafaskan pada Ketuhanan Yang
Maha Esa atau taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Butir-Butir Pancasila

Butir-butir Pancasila adalah hasil dari penjabaran 5 sila dalam Pancasila yang
tercantum dalam pembukaan (Preambule) alenia ke 4 UUD 1945 dari hasil penetapan MPR
No. II/MPR/1978 dan menghasilkan 36 butir-butir Pancasila yang disebut dengan Eka
Prasetia Pancakarsa. Namun pada tahun 2003 MPR mencabut 36 butir-butir Pancasila
tersebut dan digantikan dengan 45 butir-butir Pancasila dengan mengalami penambahan
dan perubahan dari hasil Tap MPR No. I/MPR/2003.

SILA SATU KETUHANAN YANG MAHA ESA

1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap Tuhan


Yang Maha Esa.
2. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan
yang adil dan beradab.
3. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk
agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
kepada orang lain.

SILA DUA "KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB"

1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya


sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia,
tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8. Berani membela kebenaran dan keadilan.
9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

SILA TIGA "PERSATUAN INDONESIA"

1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan


bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila
diperlukan.
3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial.
6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika
7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

SILA EMPAT "KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM


PERMUSYAWARATAN / PERWAKILAN"

1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai
kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama.
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.
6. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
keputusan musyawarah.
7. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi
dan golongan.
8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai
kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan
bersama.
10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan
pemusyawaratan.

SILA LIMA "KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA"


1. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4. Menghormati hak orang lain.
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap
orang lain.
7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya
hidup mewah.
8. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan
kepentingan umum.
9. Suka bekerja keras.
10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama.
11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial

BAB III

Pembahasan

Perjalanan sejarah Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak bisa terlepas dari
Sarekat Islam. Dari Sarekat Islam inilah muncul tokoh-tokoh nasional yang mewarnai sejarah
bangsa Indonesia sampai sekarang ini seperti Sukarno, Agus Salim, Abdul Muis, Semaun,
Musso, S.M Kartosuwiryo dan lain-lain.

Sarekat Islam itu sendiri adalah organisasi yang dipimpin oleh H.O.S Cokroaminoto
dengan ideologi sosialis Islam. Sosialis adalah saudara sekandung dari faham komunis yang
lahir dari konsep kolektivisme yang menyebutkan bahwa kesejahteraan harus dicapai secara
bersama-sama. Sebaliknya, lawan sosialis adalah liberalis yang terlahir dari konsep
individualisme yang menyebutkan bahwa setiap individu berhak untuk mencapai
kesejahteraan berdasarkan hak asasinya masing-masing (Free Fight Liberalism).
Sarekat Islam yang dipimpin oleh H.O.S Cokroaminoto bertujuan untuk mencapai
kemerdekaan dengan mendirikan negara dengan ideologi Islam (sosialisme Islam) yang
merupakan bagian dari Pan-Islamisme (Khilafah). Berbeda dengan gurunya (Cokroaminoto),
Sukarno beranggapan bahwa sosialisme Islam tidak bisa diterapkan di Indonesia yang
mengandung unsur ke-bhineka-an sehingga beliau menyesuaikan konsep sosialis tersebut
dengan kondisional Bangsa Indonesia yang kemudian dikenal sebagai sosialis nasionalis atau
Marhaenisme. Murid lain dari Cokroaminoto, yaitu Semaun dan Musso yang berkenalan
dengan komunisme Soviet menerapkan konsep sosialis komunis yang kemudian membentuk
Partai Komunis Indonesia (PKI).

Berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia dilandasi oleh semangat persatuan


dan kesatuan yang diawali dengan Sumpah Pemuda yang diadakan oleh seluruh
perkumpulan pemuda di Indonesia dengan berbagai macam ragam bahasa, suku, dan
agama. Oleh karena itu, perumusan ideologi negara yang dirumuskan oleh BPUPKI pada
tahun 1945 juga membawa semangat persatuan dan kesatuan tersebut. Perumusan ideologi
bangsa ini dilakukan oleh tokoh-tokoh dengan ideologi yang berbeda-beda antara lain
sosialis nasionalis (Sukarno), sosialisme Islam (Abikusno dan Agus Salim), tokoh liberalis
(Hatta), Islam moderat (K.H Wahid Hasyim), dan non muslim (A.A Maramis). Hasil BPUPKI
inilah yang menghasilkan Piagam Jakarta yang didalamnya tercantum ideologi bangsa yaitu
PANCASILA. Pada saat perumusan ideologi bangsa, Sukarnolah yang mengusulkan
PANCASILA sebagai ideologi bangsa, namun ide beliau mengenai PANCASILA menurutnya
bisa dipersingkat menjadi trisila yang cenderung berbau konsep sosialis (sosionasionalisme,
sosiodemokrasi, dan ketuhanan yang berkebudayaan).

Setelah Cokroaminoto wafat, Sarekat Islam yang telah berganti nama menjadi Partai
Sarekat Islam Indonesia (PSII) kemudian dilanjutkan oleh adiknya yaitu Abikusno
Cokrosuyoso dan S.M Kartosuwiryo. Kartosuwiryo berbeda pendapat dengan Abikusno dan
tokoh PSII lain yang menerima NKRI dan oleh Kartosuwiryo dianggap sudah tidak membawa
misi pendirian Sarekat Islam yaitu mendirikan Negara Islam. Karena tidak menerima NKRI,
maka Kartosuwiryo memproklamirkan berdirinya Daulah Islamiyah yang lebih dikenal
sebagai pemberontakan DI/TII. Sementara itu, PKI yang dipimpin oleh Tan Malaka dan
Musso juga berusaha mendirikan negara dengan ideologi sosialis komunis dalam NKRI yang
baru terbentuk yang kemudian dikenal sebagai pemberontakan PKI Madiun 1948.
Sukarno sebagai Presiden pertama NKRI tidak pernah bisa terlepas dari ajaran
gurunya yaitu sosialisme. Hal ini pulalah yang membuat terjadinya perbedaan pendapat
antara Sukarno dengan Hatta yang cenderung berpandangan liberal yang seyogyanya
keduanya merupakan pasangan pemimpin Bangsa Indonesia. Kecenderungan Sukarno
terhadap ideologi sosialisme membuat kebijakan pemerintahannya yang cenderung
berkiblat ke Blok Timur, dimana pada waktu itu sedang panas-panasnya persaingan antara
liberalisme yang dipimpin oleh Amerika (Blok Barat) lawan komunisme yang dipimpin oleh
Uni Soviet (Blok Timur). Kesamaan visi antara ideologi sosialis dengan komunis membuat
eratnya hubungan antara keduanya lebih mudah terjalin.

Upaya Sukarno untuk menerapkan ideologi sosialisme di Indonesia terlihat dengan


upayanya menerapkan konsep Nasionalis, Agama dan Komunis (NASAKOM) yang seolah-
olah menjadi pengganti PANCASILA waktu itu. Bukti lain dari penerapan sosialis ala Sukarno
yaitu dengan penerapan Demokrasi Terpimpin yang merupakan pendekatan demokrasi ala
sosialis.

Namun, konsep sosialisme tidak bisa diterapkan pada bangsa dengan karakteristik
ideologi yang beraneka ragam seperti Indonesia. Kemakmuran bersama yang merupakan
konsep sosialisme harus menggunakan satu konsep berbangsa dan bernegara dengan
menghilangkan ke-bhineka-an sehingga seluruh elemen bangsa bergerak di atas satu
komando (kehendak) yang sama. Hal ini seperti yang terjadi pada negara komunis di China
dan Uni Soviet atau ide Khilafah seperti yang diperjuangkan oleh Cokroaminoto yang
kemudian dilanjutkan oleh Kartosuwiryo. Tumbangnya Pemerintahan Sukarno itu sendiri
diakibatkan oleh pemberontakan PKI karena konsep NASAKOM tidak memenuhi ambisi PKI
dalam mewujudkan negara sosialis komunis di Indonesia dengan ditandai oleh
Pemberontakan G30S/PKI.

Berdirinya Orde Baru dilandasi dengan semangat penerapan UUD 1945 dan
menjadikan PANCASILA sebagai ideologi bangsa. PANCASILA merupakan ideologi yang
disusun dengan memperhatikan unsur ke-bhineka-an dan dilandasi oleh semangat
persatuan dan kesatuan hasil Sumpah Pemuda. Upaya Orde Baru menerapkan PANCASILA
sebagai ideologi bangsa terlihat dengan adanya penerapan nilai-nilai PANCASILA dalam
kehidupan sehari-hari yang diajarkan sejak pendidikan dasar.
Kondisi bangsa Indonesia yang majemuk (bhineka) tentunya tidak akan sesuai untuk
tumbuh suburnya ideologi sosialis baik itu sosialis Islam (SI/DI/TII) ataupun sosialis komunis
(PKI). Hal inilah yang membuat setiap upaya pemberontakan oleh pihak dengan ideologi-
ideologi tersebut tidak pernah berhasil dan tidak akan pernah berhasil di Indonesia. Hanya
PANCASILA-lah yang merupakan perwujudan dari cita-cita bangsa ini yang mampu berdiri
kokoh menjadi ideologi negara mengayomi kemajemukan Bangsa Indonesia.

Pengertian Ideologi

Istilah idiologi berasal dari kata idea yang berarti gagasan, konsep, pengertian
dasar, cita-cita yang berarti ilmu. Kata idea berasal dari kata bahasa Yunani edios yang
artinya bentuk. Disamping itu ada kata idien yang artinya melihat. Secara harafiah,
idiologi berarti ilmu pengertian-pengertian dasar. Dalam pengertian sehari-hari, idea
disamakan artinya dengan cita-cita. Cita-cita yang dimaksud adalah cita-cita yang bersifat
tetap yang harus dicapai, sehingga cita-cita bersifat tetap itu sekaligus merupakan dasar,
pandangan atau faham. Memang pada hakekatnya, antara dasar dan cita-cita itu seharusnya
dapat merupakan suatu kesatuan. Dasar ditetapkan karena atas suatu landasan, asas atau
dasar yamg telah ditetapkan pula. Dengan demikian idiologi mencangkup pengertian
tentang idea-idea, pengertian dasar, gagasan dan cita-cita.

Apabila ditelusuri secara historis istilah idiologi pertama kali dipakai dan ditemukan
oleh seorang perancis. Seperti halnya Leibniz, de Tracy idiologi, yaitu science of ideas,
suatu program yang diharapkan dapat membawa perubahan intitusional dalam masyarakat
Perancis. Namun Napoleon mencemoohkannya suatu khayalan belaka, yang tidak
mempunyai arti praktis.

Perhatian terhadap konsep idiologi menjadi berkembang, idiologi menjadi vokabuler


penting didalam pemikiran politik maupun ekonomi, idiologi adalah pandangan hidup yang
di kembangkan berdasarkan kepentingan golongan atau kelas sosial tertentu dalam didang
politik atau sosial ekonomi. Dalam artian ini idiologi menjadi bagian dari apa yang di
sebutnya suprastruktur (bangunan atas) yang didirikan di atas kekuatan-kekuatan yang
memiliki faktor-faktor produksi yang menerapkan contohnya, dan karena itu kebenarannya
relatif, dan semata-mata hanya benar bagi golongan tertentu.
Pengertian idiologi secara umum dapat dikatakan sebagai kumpulan gagasan-
gagasan, ide-ide, keyakinan-keyakinan, kepercayaan-kepercayaan, yang menyeluruh dan
sistematis, yang menyangkut: Bidang Politik (termasuk bidang pertahanan dan keamanan),
Bidang sosial, Bidang kebudayaan, dan Bidang Keagamaan.

Idiologi Pancasila.

Ideologi Pancasila adalah merupakan dasar negara yang mengakui dan


mengagungkan keberadaan agama dalam pemerintahan. Sehingga kita sebagai warga
negara Indonesia tidak perlu meragukan konsistensi atas Ideologi Pancasila terhadap
agama. Tidak perlu berusaha mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi berbasis agama
dengan alasan bahwa ideologi Pancasila bukan ideologi beragama. Ideologi Pancasila adalah
ideologi beragama.

Suatu idiologi pada suatu bangsa pada hakekatnya memiliki ciri khas serta
karakteristik masing-masing sesuai dengan sifat dan ciri khas bangsa itu sendiri. Namun
demikian dapat juga terjadi bahwa ideologi pada suatu bangsa datang dari luar dan
dipaksakan keberlakuannya pada bangsa tersebut sehingga tidak mencerminkan
kepribadian dan karakteristik bangsa tersebut. Idiologi Pancasila sebagai idiologi bangsa dan
negara Indonesia berkembang melalui suatu proses yang cukup panjang. Pada awalnya
secara kualitas bersumber dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sebagai
pandanga hidup bangsa. Oleh karena itu nilai-nilai Pancasila berasal dari nilai-nilai
pandangan hidup bangsa telah di yakini kebenarannya kemudian diangkat oleh bangsa
Indonesia sebagai dasar filsafat Negara dan kemudian menjadi idiologi bangsa dan Negara.
Oleh karena itu ideologi pancasila, ada pada kehidupan bangsa dan terkait pada kehidupa
bangsa dalam rangka bermasarakat, berbangsa dan bernegara.

Idiologi pancasila mendasarkan pada hakikat sifat kodrat manusia sebagai mahluk
individu dan mahluk sosial. Oleh karena itu dalam idiologi pancasila mengakuai atas
kebebasan dan memerdekakan individu, namun dalam hidup berbangsa juga harus
memakai hak dan kebebasan orang lain secara bersama sehingga dengan demikian
mengakui hak-hak masyarakat selain itu bahwa manusia menurut pancasila membentuk
kodrat sebagai makhluk peribadi dan sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa. Oleh karena
itu nilai-nilai ketuhanan senantiasa menjiwai kehidupan manusia dalam hidup Negara dan
masarakat. Kebebasan manusia dalam rangka demokrasi tidak melalui hakekat nilai-nilai
ketuhanan, bahkan nilai ketuhanan terjelma dalam bentuk morol dalam kebebasan ekspersi
kebebesan manusia.

Idiologi Komunis.

Komunisme pada awal kelahiran adalah sebuah koreksi terhadap faham


kapitalisme di awal abad ke-19an, dalam suasana yang menganggap bahwa kaum buruh dan
pekerja tani hanyalah bagian dari produksi dan yang lebih mementingkan kesejahteraan
ekonomi. Akan tetapi, dalam perkembangan selanjutnya, muncul beberapa faksi internal
dalam komunisme antara penganut komunis teori dengan komunis revolusioner yang
masing - masing mempunyai teori dan cara perjuangannya yang saling berbeda dalam
pencapaian masyarakat sosialis untuk menuju dengan apa yang disebutnya sebagai
masyarakat utopia.

Ideologi komunis atau komunisme merupakan perlawanan besar pertama dalam


abad ke-20 terhadap sistem ekomomi yang kapitalalis dan liberal. Komunisme adalah
sebuah paham yang menekankan kepemilikan bersama atas alat-alat priduksi (tanah, tenaga
kerja, modal) yang bertujuan untuk tercapainya masyarakat yang makmur, masyarakat
komunis tanpa kelas dan semua orang sama. Komunisme adalah ideologi ditandai dengan
prinsip sama rata sama rasa dlam bidang ekomomi dan sekularisme yang radikal tatkala
agama digantikan dengan ideologi komunias yang berseifat doktriner. Jadi, menurut ideologi
komunis, kepentingan-kepentingan individu tunduk kepada kehendak partai, negara dan
bangsa (kolektivisme).

Ada trauma (ketakutan besar) terhadap PKI karena anggapan akan keganasannya
dalam pemberontakan tahun 1948 dan 1965. Benarkah rakyat takut? Ataukah elite sosial-
politik yang takut? Atau rakyat tanpa memahaminya dibuat takut oleh elite sosial-politik?
Jika kita mengenali komunisme dengan baik, lengkap dengan kekuatan dan kelemahannya,
kita tidak perlu takut berhadapan dengan komunisme. Pemahaman kita tentang komunisme
akan menjadi suatu modal penting untuk menolak komunisme. Jadi jangan takut kepada
komunisme, sekaligus jangan menerima komunisme. Modal penting lain untuk menentang
komunisme adalah kemakmuran rakyat. Komunisme memang sangat menarik rakyat jelata
yang miskin. Hal itu bukan saja terlihat dan terasa dari propaganda ajarannya, tetapi juga
karena tindakan-tindakan nyata untuk mencukupi kebutuhan material mereka.

Ambilah contoh RRC. Rakyat Cina berjumlah lebih dari 1,1 milyar. Kita tak pernah
dengar kelaparan dan ketelanjangan di Cina. Karena komunisme di sana mampu memenuhi
janji memakmurkan rayat; komunisme di Cina laku. Namun, supaya tetap laku, komunisme
Cina mengalami liberalisasi. Secara fisik dapat mencermati busana pemimpin RRC sekarang,
bukan jas tutup lagi seperti Mao Zedong dan Chou En Lai, melainkan jas buka seperti Bill
Clinton atau Antony Blair. Dalam bidang ajaran, RRC juga mengadakan liberalisasi, seperti
merebaknya kebebasan beragama dan beribadah. Jadi komunisme asli tidak ada lagi.
Nah, selama negara dapat memakmurkan rakyat, rakyat/kita tak perlu takut akan bahaya
laten komunisme. Sebaliknya, kita bahkan harus mampu menjinakkan komunisme menjadi
"makhluk" baru yang bersahabat dengan kita yang bukan peng anut komunisme. Dunia kita
bukan dunianya Stalin atau Leonid Breznev, bukan juga Mao Zedong dan Chou En Lai, bukan
juga zamannya Musa dan Aidit, tetapi sudah zaman detente (pendekatan). Globalisasi tidak
hanya menyangkut negara kapitalis, tetapi juga negara komunis dan negara non blok.
Globalisasi itu membawa reformasi. Komunisme di Indonesia, kalau TAP XXV jadi dicabut,
harus direformasi juga. Ia bukan saja menghormati HAM, tetapi lahir batin harus
menjunjung tinggi..Pancasila.

Ciri-ciri Ideologi Komunisme :

1. Ajaran komunisme adalah sifatnya yang ateis, tidak mengimani Allah. Orang komunis
menganggap Tuhan tidak ada, kalau ia berpikir Tuhan tidak ada. Akan tetapi, kalau ia
berpikir Tuhan ada, jadilah Tuhan ada. Maka, keberadaan Tuhan terserah kepada
manusia.
2. Sifatnya yang kurang menghargai manusia sebagai individu. terbukti dari ajarannya
yang tidak memperbolehkan ia menguasai alat-alat produksi.
3. Komunisme mengajarkan teori perjuangan (pertentangan) kelas, misalnya
proletariat melawan tuan tanah dan kapitalis.
4. Salah satu doktrin komunis adalah the permanent atau continuous revolution
(revolusi terus-menerus). Revolusi itu menjalar ke seluruh dunia. Maka, komunisme
sering disebut go international.
5. Komunisme memang memprogramkan tercapainya masyarakat yang makmur,
masyarakat komunis tanpa kelas, semua orang sama. Namun, untuk menuju ke sana,
ada fase diktator proletariat yang bertugas membersihkan kelas-kelas lawan
komunisme, khususnya tuan-tuan tanah yang bertentangan dengan demokrasi
6. Dalam dunia politik, komunisme menganut sistem politik satu partai, yaitu partai
komunis. Maka, ada Partai Komunis Uni Soviet, Partai Komunis Cina, PKI, dan Partai
Komunis Vietnam, yang merupakan satu-satunya partai di negara bersangkutan. Jadi,
di negara komunis tidak ada partai oposisi. Jadi, komunisme itu pada dasarnya tidak
menghormati HAM.

Ciri-ciri ideologi komunisme lainnya:

1. Perubahan atas sistem kapitalisme harus dicapai dengan cara-cara revolusi, dan
pemerintah oleh diktator proletariat sangat diperlukann pada masa transisi.
2. Pada masa transisi, dengan bantuan negara di bawah diktator proletariat, seluruh
hak milik pribadi dihapuskan dan diambil alih serta selanjutnya berada di bawah
kontrol negara.
3. Negara dan hukum akan lenyap karena tidak lagi diperlukan.

Kebaikan dari Ideologi Komunisme

Kebaikan dari ideologi komunisme menganggap semua orang itu sama, sehingga
dalam ajarannya komunisme memprogramkan tercapainya masyarakat yang makmur dan
masyarakat komunis tanpa kelas dan juga mengajarkan teori perjuangan (pertentangan)
kelas, misalnya proletariat melawan tuan tanah dan kapitalis.

Karena ajarannya itu, banyak rakyat jelata yang miskin sangat tertarik untuk
menganut ideologi komunisme tersebut. Hal itu bukan disebabkan karena propaganda
ajarannya saja, tetapi juga karena tindakan-tindakan nyata untuk mencukupi kebutuhan
material mereka. Contohnya RRC. Rakyat Cina berjumlah lebih dari 1,1 milyar. Kita tidak
pernah dengar kelaparan dan ketelanjangan di Cina. Karena komunisme disana mampu
memenuhi janji memakmurkan rakyat, komunisme di Cina laku. Namun, supaya tetap laku,
komunisme Cina mengalami liberalisasi. Secara fisik dapat mencermati busana pemimpin
RRC sekarang, bukan jas tutup lagi seperti Mao Zedong dan Chou En Lai, melainkan jas buka
seperti Bill Clinton atau Antony Blair. Dalam bidang ajaran, RRC juga mengadakan
lilberalisasi, seperti merebaknya kebebasan beragama dan beribadah. Jadi komunisme asli
tidak ada lagi.

Keburukan dari Ideologi Komunisme

Keburukan dari ideologi komunisme bersifat atheis (tidak mengimani Tuhan dan tidak
mengangap Tuhan itu ada), kurang menghargai manusia sebagai individu, tidak
menghormati HAM, dan lain-lain.
Perbandingan Antara Komunisme dan Pancasila

Secara ringkas, Ir. Heru Santoso, M.Hum dalam bukunya Sari Pendidikan Pancasila
menggambarkan pembandingan ideologi-ideologi tersebut sebagai berikut:

No Komunisme Pancasila Liberalisme

1. Atheis Monotheisme Sekuler

HAM dilindungi tanpa


HAM dijunjung secara
2. HAM diabaikan melupakan kewajiban
mutlak
asasi

Nasionalisme
3. Nasionalisme ditolak Nasionalisme diabaikan
dijunjung tinggi

Keputusan melalui
Keputusan melalui
Keputusan ditangan musyawarah mufakat
4. voting (pemungutan
pimpinan partai dan voting
suara)
(pemungutan suara)

5. Dominasi partai Tidak ada dominasi Dominsi mayoritas

Ada oposisi dengan


6. Tidak ada oposisi Ada oposisi
alasan

Ada perbedaan Ada perbedaan


7. Tidak ada perbedaan
pendapat-pendapat pendapat

Kepentingan negara- Kepentingan seluruh


8. Kepentingan mayoritas
negara rakyat

Alasan Ideologi Komunisme Tidak Bisa Dipraktekan di Indonesia


Alasannya adalah komunisme tidak sesuai dengan kepribadian dan pandangan hidup
Bangsa Indonesia, dimana Bangsa Indonesia sangat mengakui adanya Tuhan, masyarakat
Indonesia sangat menghormati HAM, dan lain-lain. Kemudian, Mantan Presiden Alm. Gus
Dur pernah melontarkan gagasan untuk mencabut Tap XXV/MPRS/1966 tentang larangan
atas penyebaran paham dan organisasi komunis di Indonesia.

Contoh Tokoh-tokoh Penganut dan Negara-negara yang Menerapkan Ideologi Komunisme

Adapun tokoh-tokoh yang menganut ajaran komunisme adalah Karl Mark, Friedrich
Engels, Joseph Stalin, Leonid Breznev, Mao Zedong, Chou En Lai, Muso, Aidit, dan lain-lain.
Dan Negara-negara yang menerapkan ideologi komunisme, diantaranya ialah: Rusia, RRC,
Vietnam, Korea Utara, Albania, dan Kuba.

Pancasila Lawan Komunisme

Ciri-ciri ideologi Pancasila sangat bertentangan dengan ciri-ciri ideologi komunisme.


Jadi, pancasila dan komunisme tidak mungkin dipersekutukan. Itu ibaratnya minyak dan air.
Atau kucing dan anjing, yang tidak mungkin ditaruh dalam satu sangkar, karena pasti
bertarung. Namun, andaikata pemerintah akan memperbolehkan adanya komunisme di
Indonesia dengan mencabut Tap XXV/MPRS/1966, itu hanya sampai taraf hidup
berdampingan di atas landasan dasar filsafat dan ideologi pancasila.

Paham komunis untuk pertama kali diperkenalkan oleh seorang Belanda bernama
Sneevliet dan mendirikan Indische Sociaal-Democratische Vereeniging (ISDV) yang pada
tahun 1920 diubah menjadi Partai Komunisme Indonesia (PKI) yang diketuai oleh Semaun
dan Darsono. Untuk mendapatkan anggota dilakukan dengan cara infiltrasi (menyusup) ke
dalam partai lain. Pengalaman sejarah menunjukkan, PKI pernah mengalami dan menerima
Pancasila sebagai dasar filsafat dan ideologi negara, kemudian berkhianat. Pemerintah, pada
tahun 1960-1965 meminta PKI agar memasukan Pancasila ke dalam anggaran dasarnya.
Karena itu, keberadaannya diakui. Bung Karno percaya, PKI mau menerima Pancasila secara
lahir batin. Sehingga ia berani mengajarkan prinsip persatuan Naskom. Peristiwa G30S/PKI
mengesankan PKI menipu presiden, para pembesar RI, dan rakyat yang bukan komunis.

Berbagai macam konsep dan paham sosialisme sebenarnya hanya paham


komunismelah sebagai paham yang paling jelas dan lengkap. Paham ini adalah sebagai
bentuk reaksia atas perkembangan masarakat kapitalis sebagai hasil dari ideology liberal.
Berkembangnya paham individualisme liberalisme yang berakibat munculnya masyarakat
kapitalis menurut paham ini mengakibatkan penderitaan rakyat, komunisme muncul sebagai
reaksi atas penindasan rakyat kecil oleh kalangan kapitalis yang didukung pemerintah.

Bentrok belakang dengan paham libralisme individualisme, maka komunisme yang di


cetuskan melalui pemikiran Karl Marx memandang bahwa hakekat, kebebasan hak individu
itu tidak ada. Idiologi komumisme mendasarkan suatu keyakinan bahwa manusia pada
hakekatnya adalah hanya mahluk social saja. Manusia pada hakekatnya adalah merupakan
sekumpul reaksi, sehingga yang masuk adalah komunisme dan bukan individualitas. Hak
milik pribadi tidak ada karena hal ini akan menimbulkan kapitalisme yang pada gilirannya
akan melakukan penindasan pada kaum lemah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kaum
individualisme merupakan sumber penderitaan masyarakat. Oleh karena itu hak individu
harus diganti dengan hak milik sesama, individualisne diganti sosialisme komunis. Oleh
kerenanya tidak ada individu, maka dapat dipastikan bahwa menurut paham komonisme
bawa demokrasi individualis itu tidak ada yang ada adalah hak komunal.

Dalam masyarakat terdapat kelas-kelas yang saling berintraksi secara dialiktis, yaitu
kelas kapitalis dan kelas proletar, buruh. Walaupun kedua hal tersebut bertentangan namun
saling membutuhkan. Kelas kapitalis senantiasa melakukan penindasan atas kelas buruh.
Oleh karena itu harus di lenyapkan. Hal ini hanya bisa dilakukan dengan melalui suatu
revolusi. Hal inilah yang merupakan konsep kaum komunis untuk melakukan suatu
perubahan terhadap struktur masyarakat. Untuk mengubah suatu suprasrtuktur masyarakat
harus dilakukan dengan mengubah secara revoluioner infrastuktur masarakat. Menurut
komunisme idiologi hanya dipruntukkan bagi masarakat secara keseluruhan.
Etika ideologi komunisme adalah mendasarkan suatu kebaikan hanya pada kepentingan
demi keuntungan kelas masyarakat secara totalitas. Atas dasar inilah maka komunisme
mendasarkan moralnya pada kebaikan yang relative demi keuntungan kelasnya. Oleh
karena itu segala cara dapat dilakukan.

Dalam kaitannya dengan Negara, bahwa Negara adalah sebagai manifestasi dari
manusia sebagai mahluk komunal. Mengubah masyarakat secara revolusioner harus
berakhir dengan kemenangan pada pihak kelas proletar. Sehingga pada gilirannya
pemerintah Negara harus dipegang oleh orang-orang yang meletakkan kepentingan pada
kelas proletar. Demikian juga denga hak asasi dalam Negara hanya berpusat pada hak
kolektif. Sehingga hak individual pada hakekatnya adalah tidak ada. Atas dasar inilah maka
sebenarnya konumisme adalah arti demokrasi dan hak asasi manusia.

Banyak orang yang mengira komunisme 'mati' dengan bubarnya Uni Soviet di tahun
1991, yang diawali dengan keputusan Presiden Mikhail Gorbachev. Namun komunisme yang
murni belum pernah terwujud dan tak akan terwujud selama revolusi lahir dalam bentuk
sosialisme (Uni Soviet dan negara-negara komunis lainnya). Dan walaupun komunis sosialis
hampir punah, partai komunis tetap ada di seluruh dunia dan tetap aktif memperjuangkan
hak-hak buruh, pelajar dan anti-imperialisme. Komunisme secara politis dan ekonomi telah
dilakukan dalam berbagai komunitas, seperti Kepulauan Solentiname di Nikaragua.

Perbedaan Idiologi Pancasila dengan Idiologi Komunis

Aspek ideologi Pancasila Idiologi Komunis


Politik hukum Demokrasi Pancasila Demokrasi Rakyat
Hukum untuk menjunjung Berkuasa untuk suatu parpol
tinggi keadilan dan keberadaan Hukum untuk
individu dan masyarakat. melanggengkan komonis
Ekonomi Peranan Negara ada untuk Peranan Negara dominan
terjadi monopoli dll, yang Demi Kolektifitas berarti
merugikan masyarakat dimi Negara
Monopoli Negara
Agama Bebas memelih suatu agama Agama candu masarakat
Agama harus menjiwai dalam Agama harus dijauhkan dari
kehidupan masyarakat, masyarakat Atheis
berbangsa dan bernegara
Pandangan Individu diakui kebudayaannya Individu tidak penting,
terhadap Hubungan individu dan masyarakat juga tidak
individu dan masyarakat di landasi 3s penting
masyarakat (selaras, serasi dan seimbang) Kholektifitas yang dibentuk
Masarakat ada karena individu, Negara lebih penting
akan punya arti apabila hidup di
tangan masyarakat

Ciri khas Bebas memilih salah satu Atheis


agama Dogmatis
Agama harus menjiwai dalam Otoriter
kehidupan masyarakat, Ingkar(HAM)
berbangsa dan bernegara Reaksi terhadap liberalisme
dan kapitalis

Perbandingan Idiologi Pancasila dengan Idiologi Komunis

Pancasila mengakui dan melindungi baik hak-hak individu maupun hak masyarakat
baik di bidang ekonomi maupun politik.
Pancasila mengakui hak-hak milik pribadi dan hak-hak umum. Dalam komunis
menyerahkan semua yang dimiliki individu pada negara
Pancasila mengakui secara selaras baik kolektivisme maupun individualisme.
Sedangkan komunisme hanya mengakui kolektivisme.
Pancasila bukan hanya mengembangkan demokrasi politik semata seperti dalam
ideologi liberal-kapitalis, tetapi juga demokrasi ekonomi dengan asas kekeluargaan.
Pancasila memberikan kebebasan individu secara bertanggung jawab selaras dengan
kepentingan sosial. (kepetingan individu dalam kerangka kepentingan sosial).
Pancasila dilandasi nilai ketuhanan (religius). Komunisme mengagung-agungkan
material (materialisme) dan kurang menghiraukan aspek immaterial-religi.

BAB IV

Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa Pancasila adalah bagian dari
Ideologi bangsa yang diangkat dari nilai nilai adat istiadat kebudayaan serta nilai religius
yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia. Ideologi dapat diartikan
sebagai suatu gagasan dan buah pikiran yang dikembangkan secara keseluruhan yang
tersusun secara sistematis untuk mewujudkan tujuan dan cita- cita suatu Negara. Pancasila
sebagai Ideologi bangsa menunjukkan adanya keseimbangan ide dan gagasan serta tidak
bersifat absolute dalam memandang manusia dan kehidupan bernegara.

Sedangkan Komunisme lebih bersifat mutlak atau totaliter. Komunisme juga


cenderung menutup mata akan adanya dampak individualisme dan persaingan. Komunisme
adalah sebuah paham yang menekankan kepemilikan bersama atas alat-alat priduksi (tanah,
tenaga kerja, modal) yang bertujuan untuk tercapainya masyarakat yang makmur,
masyarakat komunis tanpa kelas dan semua orang sama. Komunisme ditandai dengan
prinsip sama rata sama rasa dlam bidang ekomomi dan sekularisme yang radikal tatkala
agama digantikan dengan ideologi komunias yang berseifat doktriner. Jadi, menurut ideologi
komunis, kepentingan-kepentingan individu tunduk kepada kehendak partai, negara dan
bangsa (kolektivisme).

Selain itu, jika dibandingkan dengan Pancasila, Sosialisme sering dikatakan sebagai
antitesa Kapitalisme, yang tingkah laku ekonomi dikuasai oleh kepentingan untuk
memperoleh keuntungan maksimal lewat persaingan bebas, sistem pasar, dan harga.

Pancasila sebagaimana kita yakini merupakan jiwa, kepribadian dan pandangan


hidup bangsa Indonesia. Kerena Pancasila merupakan ideologi dari negeri kita. Dengan
adanya persatuan dan kesatuan tersebut jelas mendorong usaha dalam menegakkan dan
memperjuangkan kemerdekaan. Ini membuktikan dan meyakinkan tentang Pancasila
sebagai suatu yang harus kita yakini karena cocok bagi bangsa Indonesia. Jadi, Indonesia
saat ini sangat membutuhkan sebuah idiologi dalam menjalankan pemerintahan ini ke
depan. Tidak lain ideologi itu adalah Pancasila. Sebelumnya melangkah lebih jauh, sangat
perlu kita memahami apa arti dari ideologi dan apa itu Pancasila sebenarnya.

DAFTAR PUSTAKA

Kaelani, Pendidikan Pancasila, Yogyakarta: Paradigma, 2008.


Purwastuti, L. Andriani.2002. Pendidikan Pancasila.Yogyakarta: UNY Press.

Setiadi, Elly M. 2003. Pendidikan Pancasila. Jakarta: Gramedia

Soejono Soemargono, Idiologi Pancasila Sebagai Penjelmaan.

http://www.detiknews.com/indexfr.php

http://www.google.com/bab4-pancasila_sebagai_ideologi,2013.

http://slowdownthing.blogspot.com,Perbedaan Ideologi Pancasila, Komunis dan Sosialis.

http://thehilmanscoy.blogspot.com, Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi


lainnya.

Anda mungkin juga menyukai