Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial


yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran & sistem
reproduksi. Kesehatan reproduksi ditujukan bagi laki-laki maupun
perempuan namun dalam hal ini perempuan mendapatkan perhatian lebih
karena begitu kompleksnya alat reproduksi perempuan. Kesehatan
reproduksi membahas berbagai hal yang berhubungan dengan kesehatan alat
reproduksi seseorang,selain itu kesehatan reproduksi juga membahas
tentang siklus hidup serta permasalahan yang dihadapi oleh perempuan.
Permasalahan yang dihadapi perempuan sangat kompleks daripada
permasalahan yang dihadapi oleh laki-laki. Dalam setiap fase atau masanya
perempuan memiliki masalah yang berbeda-beda.

Dalam perjalanan hidupnya perempuan lebih rentan mengalami hal-hal


abnormal dalam hidupnya dikarenakan kompleksnya permasalahan yang
mereka hadapi. Menstruasi,mungkin sudah tidak asing lagi di telinga para
perempuan karena setiap perempuan yang mulai memasuki masa-masa
puber (baligh) akan mengalami menstruasi. Menstruasi merupakan tanda
awal matangnya kedewasaan seorang perempuan secara fisik. Menstruasi
bersifat fisiologis karena memang sudah merupakan kodrat perempuan.
Akan tetapi menstruasi juga bisa saja mengalami beberapa gangguan atau
kelainan yang disebabkan oleh perbedaan siklus hormonal masing-masing
perempuan. Oleh karena itu melalui makalah ini, kami akan menjabarkan
tentang Gangguan Menstruasi.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi dari macam macam gangguan dalam menstruasi


2. Bagaimana patofisiologi dari macam macam gangguan dalam menstruasi
3. Apa manifestasi klinis gangguan dalam mentruasi
4. Bagaimana penatalaksanaan medis dari macam macam gangguan dalam
mentruasi

C. TUJUAN

1. Menjelaskan definisi dari gangguan dalam menstruasi


2. Menjelaskan definisi dari macam macam gangguan dalam
menstruasi
3. Menjelaskan patofisiologi dari macam macam gangguan dalam
menstruasi
4. Menjelaskan manifestasi klinis gangguan dalam mentruasi
5. penatalaksanaan medis dari macam macam gangguan dalam
mentruasi

D. MANFAAT
1. Dapat menjelaskan definisi dari gangguan dalam menstruasi
2. Dapat menjelaskan definisi dari macam macam gangguan dalam
menstruasi
3. Dapat menjelaskan patofisiologi dari macam macam gangguan dalam
menstruasi
4. Dapat menjelaskan manifestasi klinis gangguan dalam mentruasi
5. Dapat menjelaskan penatalaksanaan medis dari macam macam gangguan
dalam mentruasi
BAB II
KONSEP DASAR

A. PENGERTIAN

Menstruasi merupakan peluruhan dinding rahim yang terdiri dari darah


dan jaringan tubuh. Kejadian tersebut akan berlangsung tiap bulan dan
merupakan suatu proses normal bagi perempuan pada umumnya.

Usia normal perempuan mendapatkan haid untuk pertama kalinya


(menarche) adalah 12 atau 13 tahun., tetapi ada juga sebagian perempuan yang
mengalami haid lebih awal (usia 8 tahun) atau lebih lambat yaitu diatas 18
tahun. Menstruasi ini akan berhenti pada usia sekitar 40-50 tahun. Siklus
normal terjadi setiap 21-35 hari sekali dengan lama 4-7 hari, jumlah darah haid
normal sekitar 30-40 ml. Menurut hitungan para hitungan para ahli perempuan
akan mengalami 566 kali haid selama hidupnya.

Sebagian perempuan mengalami haid yang tidak normal. Gangguan ini


jangan didiamkan karena dapat berdampak serius, haid yang tidak teratur
mislanya dapat menjadi pertanda seorang perempuan kurang subur (infertil).
Gangguan yang terjadi saat haid dinilai normal jika terjadi selama dua tahun
pertama setelah haid pertama kali

Siklus perdarahan haid lamanya kurang Lebih 2-6 hari. Pada siklus 28
hari, hari ke-5 sampai 14 adalah fase folikular dan proliferasi yang dimulai
setelah perdarahan berakhir dan berlangsung sampai saat ovulasi. Fase ini
berguna untuk menumbuhkan endometrium agar siap menerima ovum yang
telah dibuahi. Pada fase ini dalam ovarium terjadi pematangan akibat pengaruh
follicle stumulating hormone (FSH). Folikel ini akan menghasilkan estradiol
dalam jumlah banyak. Pembentukan estradiol terus meningkat sampai kira-
kira hari ke-13.
Puncak sekresi hormon LH akan memacu terjadinya ovulasi pada hari
ke 14. Hari ke-14 sampai 28 adalah fase luteal atau fase sekresi yang
mempunyai ciri khas terbentuknya korpus luteum dan terjadinya perubahan
pada kelenjar endometrium. Pengaruh progesteron terhadap endometrium
paling terlihat pada hari ke-22, yaitu saat nidasi seharusnya terjadi.

Bila tidak terjadi nidasi, estradiol dan progesteron akan menghambat


FSH dan LH sehngga korpus luteum tidak dapat berkembang lagi. Akibat
pengaruh estradiol dan progesteron akanterjadi penyemitan pembuluh darah
endomerium yang berlanjt dengan iskemia. Dengan demikian, endometrium
akan terlepas dari timbul perdarahan

Menstruasi dianggap normal jika terjadi dengan interval 22-35 hari


(dari hari 1 menstruasi sampai pada permulaan periode menstruasi
berikutnya). Jika lamanya perdarahan kurang dari 7 hari, dan jika jumlah darah
yang hilang kurang dari 80 ml perlu di catat bahwa discharge menstruasi
terdiri dari cairan jaringan (20-40 % dari total discharge), darah (50-80%), dan
fagmen-fragmen endometrium. Namun, bagi wanita discharge menstruasi
tampak seperti darah dan inilah yang dilaporkan.

Disepakati pencatatan menstruasi dan gangguannya ditulis dengan,


misalnya; 5/28. Ini menunjukkan bahwa wanita tersebut mengalami
perdarahan selama 5 hari dan menstruasi terjadi dengan interval 28 hari.
Jumlah darah menstruasi digolongkan sebagai ringan, normal atau berat

Gangguan menstruasi paling umum terjadi pada awal dan akhir masa
reproduktif, yaitu di bawah usia 19 tahun dan di atas usia 39 tahun. Gangguan
ini mungkin berkaitan dengan lamanya siklus menstruasi, atau jumlah dan
lamanya menstruasi. Seorang wanita dapat mengalami kedua gangguan ini.
B. GANGGUAN DAN KELAINAN MENSTRUASI
1. NYERI HAID (DISMENORRHOE)
Pada saat menstruasi perempuan kadang mengalami nyeri. Sifat
dan tingkat nyeri bervariasi, tergantung dari ambang batas sakit
perempuan tersebut masing-masing. Rasa nyeri yang berlebihan disebut
dismenorrhoe.

Nyeri haid ada 2 macam:

a) Primer, timbul dari haid pertama dan akan hilang sendiri dengan
berjalannya waktu, hal ini disebabkan oleh kestabilan hormon
dalam tubuh atau posisi rahim setelah menikah dan melahirkan.
Gejala ini tidak membahayakan. Gejala ini bisa timbul berlebihan
karena dipengaruhi faktor psikis dan fisik (ketahanan tubuh)
b) Sekunder, biasanyabaru muncul kemudian, yaitu jika ada penyakit
atau kelainan menetap, seperti infeksi rahim, kista, tumor atau
kelainan kedudukan rahim.
a. Etiologi
Penyebab pasti desminor primer belum diketahui. Diduga faktor
psikis sangat berperan terhadap timbulnya nyeri. Desminor primer
umumnya dijumpai pada wanita dengan siklus haid berovulasi. Penyebab
tersering desminor sekunder adalah endometriosis dan infeksi kronis dan
infeksi kronik genetalia interna.
b. Manifestasi klinis
a) Desminor primer
- Usia lebih muda
- Timbul setelah terjadinya siklus haid yang teratur
- Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus dan spastik
- nyeri timbul mendahului haid dan meningkat pada hari pertama
atau kedua haid
- pemeriksaan pelvik normal
- sering disertai nausea,muntah, diare, kelelahan dan nyeri kepala
b) Desminor sekunder
- usia lebih tua
- cenderung timbul setelah 2 tahun siklus haid teraturnyeri sering
terasa terus menerus
- nyeri dimulai saat haid dan meningkat bersamaan dengan
keluarnya darah
- berhubungan dengan kelainan pelvik
- tidak berhubungan dengan adanya ovulasi
- sering memerlukan tindakan operatifterdapat kelainan
pelvikkelainan
- organik.

c. Penatalaksanaan
Singkirkan terlebih dahulu Bila ada, obati sesuai kelainan yang
ada. Pada wanita usia muda dicoba dulu dengan spasmolitik atau
analgesik. Pada desminor primer, pengobatannya :
a. antiprostaglandin
b. pil KB atau pemberian progesteron saja (nonsteron, medroksi
progesteron asetat, didrogesteron) dari hari 5-25 siklus haid 5-10
mg/hari. Pengobatan berlangsung berbulan-bulan. Setelah
keluhan nyeri berkurang, progesteron cukup diberikan pada hari
ke-16 sampai ke-25 siklus haid.

Pada desminor sekunder bergantung pada penyebabnya, yaitu:

a. untuk endrometiosis, maka pengobatannya sesui dengan


penyakitnya
b. untuk infeksi, berikan antibiotik yang sesuai.
c. Terapi : causal (mencari dan menghilangkan penyebabnya),
pemberian obat
d. analgetik (biasanya diberikan aspirin, fenasetin dan kafein),
terapi hormonal
2. SINDROM PRAMENSTRUASI (Pre Menstrual Syndrome/Pre
Menstrual Tension/PMT)
Adalah kumpulan gejala akibat perubahan hormonal yang
berhubungan dengan siklus saat haid dan ovulasi. Biasanya mulai satu
minggu sampai beberapa hari sebelum datangnya haid dan menghilang
sesudah haid datang walaupun kadang berlangsung sampai haid berhenti.
Etiologi ketegangan prahaid tidak jelas, tetapi mungkin faktor
penting ialah ketidakseimbangan esterogen dan progesteron dengan
akibat retensi cairan dannatrium, penambahan berat badan, dan kadang-
kadang edema. Dalam hubungandengan kelainan hormonal, pada
tegangan prahaid terdapat defisiensi luteal dan pengurangan produksi
progesteron.Faktor kejiwaan, masalah dalam keluarga, masalah sosial,
dll.juga memegang peranan penting. Yang lebih mudah menderita
tegangan prahaid adalah wanita yang lebih peka terhadap perubahan
hormonal dalam siklus haid dan terhadap faktor-faktor psikologis.

a) Penyebab
- Tidak seimbang antara hormon estrogen dan progesteron, antara lain
defisiensi progesteron
- Perbedaan genetik pada sensitivitas reseptor dan sistem pembawa pesan
yang menyampaikan pengeluaran hormon seks dalam sel
- Gangguan perasaan, faktor kejiwaan, masalah sosia
- PMT lebih mudah terjadi pada wanita yang lebih peka terhadap efek
siklus hormon ovarium yang normal
- Meningkatnya kadar esterogen dan menurunnya kadar progesteron di
dalam darah, yang akan menyebabkan gejala depresi. Kadar esterogen
akan mengganggu proses kimia tubuh ternasuk vitamin B6 (piridoksin)
yang dikenal sebagai vitamin anti depresi.
- Hormon lain yang dikatakan sebagai penyebab gejala premenstruasi
adalah prolaktin. Prolaktin dihasilkan sebagai oleh kelenjar hipofisis
dan dapat mempengaruhi jumlah esterogen dan progesteron yang
dihasilkan pada setiap siklus. Jumlah prolaktin yang terlalu banyak
dapat mengganggu keseimbangan mekanisme tubuh yang mengontrol
produksi kedua hormon tersebut. Wanita yang mengalami sindroma
pre-menstruasi tersebut kadar prolaktin dapat tinggi atau normal.
- Gangguan metabolisme prostaglandin akibat kurangnya gamma
linolenic acid (GLA). Fungsi prostaglandin adalah untuk mengatur
sistem reproduksi (mengatur efek hormon esterogen, progesterone),
sistem saraf, dan sebagai anti peradangan.
b) Manifestasi klinis
Perasaan malas bergerak, badan menjadi lemas, serta mudah merasa
lelah.Nafsu makan meningkat dan suka makan makanan yang rasanya
asam.Emosi menjadi labil. Biasanya perempuan mudah uring-uringan,
sensitif, dan perasaan negatif lainnya
c) Kunjungan pasien ke klinik
a. Gejala pramenstrual fisiologis
Hanya terjadi pada fase luteal
Hilang total saat menstruasi
Tidak berat dan tidak mengganggu fungsi normal
Sindrom pramenstruasi
Hanya pada fase luteal siklus menstruasi
Hilang total saat menstruasi
Gejala berat menimbulkan efek besar pada fungsi normal dan
hubungan antar pribadi
b. Eksaserbasi penyakit medis pada premenstruasi
c. Eksaserbasi penyakit psikologis pada pramenstruasi
d. PMT yang sudah ada dan penyakit psikologis yang mendasari
Sulit dibedakan
Gejala mereda pada menstruasi tetapi hanya sampai ke tingkat
penyakit yang mendasari
e. Penyakit psikologis nonsiklis
Gejala mirip PMT, tetapi tidak mereda sampai akhir menstruasi
Perlu diagnosis alternatif, antara lain gangguan kepribadian,
depresi, penyalahgunaan obat-obatan dan lain-lain.
d) Gejala
Gejala psikologis yang khas, iritabilitas agresi, ketegangan, depresi,
mood berubah-ubah, perasaan lepas kendali, emosi yang labil
Rasa malas dan mudah lelah
Nafsu makan meningkat, BB bertambah karena tubuh menyimpan air
dalam jumlah yang banyak
Gejala fisik yang sering adalah pembengkakan dan nyeri pada
payudara, dismenorrhoe (kram perut), sakit kepala, sakit pinggang,
pegal-pegal, pingsan
Paling sering menyebabkan distress adalah gejala psikologis
e) Faktor yang meningkatkan resiko PMT
Wanita yang pernah melahirkan
Status perkawinan
Usia
Stress
Diet
Kekurangan zat gizi

f) Tipe dan gejala PMT, menurut Dr. Guy E. Abraham


PMT tipe A (anxiety), ditandai dengan adanya rasa cemas, labil, sensitif
dan rasa tegang
PMT tipe H (hyperhidration), gejala ditandai pembengkakan, perut
kembung, nyeri pada payudara, peningkatan BB
PMT tipe C (craving), ditandai dengan rasa lapar, ingin mengkonsumsi
makanan yang manis dan berkarbohidrat
PMT tipe D (depretion), ditandai rasa depresi, ingin menangis, lemah,
gangguan tidur, pelupa
g) Waktu
Pada fase luteal siklus menstruasi dan reda pada akhir menstruasi
Adapula gejala yang timbul beberapa hari segera sebelum menstruasi
atau sejak ovulasi langsung melalui fase luteal sampai akhir menstruasi
h) Dampak
Psikososial (berkurang kinerja, masalah perkawinan, bunuh diri,
pembunuhan, pemukulan anak)
Kelainan medis(masalah perilaku, migrain, epilepsi, asma)
i) Kriteria diagnosis
Terjadi pada fase luteal
Menimbulkan dampak besar pada fungsi normal
Menghilang pada akhir menstruasi
j) Pengobatan
a) Tujuan
Memperbaiki anomali neuroendokrin
Menekan pemicu di ovarium
b) Hal-hal yang perlu dilakukan saat mengalami PMT
Mengurangi makanan bergaram, berupa tepung, gula, kafein dan coklat
Meningkatkan makanan tinggi kalsium dan vitamin C seminggu
sebelum menstruasi
Konsumsi makanan berserat dan banyak minum air putih
Jika darah yang kelauar banyak, memperbanyak makanan yang
emngandung zat besi
k) Hal-hal yang dilakukan untuk mengatasi sakit/kram perut saat
menstruasi
Kompres dengan botol panas pada bagian yang terasa sakit
Mandi air hangat, sebagai aroma terapi menenangkan diri
Minum-minuman hangat yang mengandung kalsium tinggi
Menggosok perut atau pinggang yang sakit
Ambil posisi menungging sehingga rahim tergantung ke bawah
dan relaksasi
Tarik nafas dalam-dalam untuk relaksasi
Minum analgetik/obat-obatan yang dinajurkan petugas
kesehatan
l) Pertimbangan pada terapi
Usia pasien dan keinginan untuk hamil dalam waktu dekat
atau lama (apakah mememrlukan kontrasepsi, pendekatan
yang bersifat kontraseptif ataukah dapat dilakukan
histerektomi?)
Beratnya gejala (apakah memerlukan tindakan invasif?)
Wanita mungkin hanya menerima metode non hormon,
psikotropik, bedah
Sifat gejala
- SSRI (selevtive serotonin re-uptake inhibitor), efektif
untuk gejala psikologis juga somatik
- Gejala payudara (evening primrose oil, danazol fase
luteal, bromokriptin)
- Nyeri (anti inflamasi non steroid)
- Gejala somatik terutama kembung berespon terhadap
spironolakton
m) Pendekatan terapi
a. Terapi non hormon
Anjuran untuk sering mengkonsumsi karbohidrat, tidak ditunjang oleh
percobaan
Pemberian B6
Evening primrose oil (untuk gejala pada payudara)
Mineral (Ca dan Mg) mungkin bermanfaat
Terapi alternatif (olahraga dan relaksasi)
Psikoterapi
Obat psikotropik
Diuretik (spironolakton)
Inhibitor Pg (asam mefenamat dan natrium naproksen)
2) Terapi hormon
Progesteron/progestogen
Estrogen
Danazol
Analog agonis GnRH
Bromokriptin
Pil kontrasepsi oral
3) Pendekatan bedah
Histerektomi
Ooforektomi
3. AMENORRHOE
Yaitu tidak mendapatkan haid sama sekali. Bila tidak haid lebih dari 3
bulan baru dikatakan amenore. Penyebabnya dapat berupa gangguan di
hipotalamus, hipofisis, ovarium (folikel), uterus (endometrium), dan vagina.
Anamnesis yang perlu dicari adalah usia menars, pertumbuhan badan,
adanya stress berat, penyakit berat, penggunaan obat penenang, peningkatan
berat atau penurunan berat badan yang mencolok. Pemeriksaan ginekologi
yang dilakukan adalah pemeriksaan genetalia interna/eksterna. Pemeriksaan
penunjang berupa uji kehamilan dan uji progesteron.

Penyebab

Hymen imperforate, yaitu selaput dara tidak berlubang sehingga darah


menstruasi terhambat untuk keluar. Keluhan pada kejadian ini biasanya
mengeluh sakit perut tiap bulan. Hal ini bisa diatasi dengan operasi
Menstruasi anovulatiore, yaitu rangsangan hormon-hormon yang tidak
mencukupi untuk membentuk lapisan dinding rahim sehingga tidak
terjadi haid/hanya sedikit. Pengobatannya dengan terapi hormon
Amenorrhoe sekunder, yaitu biasanya pada wanita yang pernah
menstruasi sebelumnya. Penyebab amenorrhoe sekunder ini karena
hipotensi, anemia, infeksi atau kelemahan kondisi tubuh secara umum,
stress psikologis.

4. HIPERMENOREA(Menorraghia)
Hipermenorea adalah perdarahan haid yang jumlahnya banyak hingga
6-7 hari. Ganti pembalut 5-6 kali/ hari. Ditandai dengan siklus menstruasi yang
tidak teratur. Gangguan ini dapat disebabkan oleh kelainan pada uterus
(mioma, uterus hipoplasia) atau infeksi penyakit genetalia interna, kelainan
darah, dan gangguan fungsional. komplikasi pada kehamilan, penyakit kronis,
trauma, konsumsi obat-obatan tertentu, adanya gangguan hormon atau kanker.
a) Etiologi
Hipoplasia uteri, dapat mengakibatkan amenorea, hipomenorea,
menoragia. Terapi : uterotonika
Asthenia, terjadi karena tonus otot kurang. Terapi : uterotonika,
roborantia.
Myoma uteri, disebabkan oleh : kontraksi otot rahim kurang, cavum
uteri luas, bendungan pembuluh darah balik.
Hipertensi
Dekompensio cordis
Infeksi, misalnya : endometritis, salpingitis.
Retofleksi uteri, dikarenakan bendungan pembuluh darah balik.
Penyakit darah, misalnya Werlhoff, hemofili
b) Manifestasi Klinis
Kram selama haid yang tidak bisa dihilangkan dengan obat-
obatan. Penderita juga sering merasakan kelemahan, pusing, muntah dan
mual berulang selama haid.
Tindakan-tindakan yang dilakukan.
Pemeriksaan fisik terhadap kelenjar tiroid, hati dan vagina
Pemeriksaan laboratorium, seperti pemeriksaan darah, tes
kehamilan, fungsi tiroid dan fungsi hati atau pemeriksaan hormonal
Pengobatan
Pemberian suplementasi zat besi dan antiprostaglandin selama haid
Pemberian asam folat
Pemberian anti koagulan (pembekuan darah) untuk mengatasi
terjadinya anemia karena pengeluaran darah yang berlebihan
Pada setiap wanita berusia 35 tahun harus dilakukan kuretase
diagnostik untuk menyingkirkan keganasan.
5. HIPOMENOREA (kriptomenorrhea)
hipomenorea adalah perdarahan haid dengan jumlah darah sedikit, ganti
pembalut 1-2 kali/hari dan lamanya 1-2 hari. penyebabnya adalah kekurangan
estrogen maupun progesteron, stenosis himen, stenosis serviks uteri, sinekia
uteri (sindrom asherman). Sinekia uteri didiagnosis dengan histerogram atau
histeroskopi.
a) Definisi
Suatu keadaan dimana perdarahan haid lebih pendek atau lebih
kurang dari biasanya.Lama perdarahan : Secara normal haid sudah
terhenti dalam 7 hari. Kalau haid lebih lama dari 7 hari maka daya
regenerasi selaput lendir kurang.Misal pada endometritis, mioma.
b) Etiologi
- Setelah dilakukan miomektomi/ gangguan endokrin
- kesuburan endometrium kurang akibat dari kurang gizi, penyakit
menahun maupun gangguan hormonal.
c) Manifestasi klinis
Waktu haid singkat, jumlah darah haid sangat sedikit (<30cc),
kadang-kadang hanya berupa spotting.
6. PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL
Perdarahan uterus disfungsional adalah perdarahan uterus abnormal
yang terjadi di dalam maupun di luar diklus haid, yang semata mata
disebabkan gangguan fungsional mekanisme kerja hipotalamus-hipofisis-
ovarium-endometrium tanpa kelainan organik alat reproduksi, kelainan ini
paling banyak dijumpai pada usia perimenars dan perimenopouse.
a) Etiologi
pada usia perimenars, penyebab paling mungkin adalah faktor
pembekuan darah dan gangguan psikis.
b) Patofisiologi
Perdarahan uterus disfungsional dapat terjadi pada siklus ovulatorik,
anovulatorik maupun keadaan folikel persisten. Pada siklus ovulatorik,
perdarahan terjadi karena kadar estrogen rendah. Siklus anovulatorik
dipengaruhi dengan keadaan defisiensi progesteron dan kelebihan
estrogen. Folikel persisten sering dijumpai pada perimenopouse.jenis ini
sering menjadi asal keganasan endometrium. Setelah folikel tidak mampu
lagi membentuk estrogen akan terjadi perdarahan lucut estrogen.
c) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah biopsi endometrium
(pada wanita yang sudah menikah), laboratorium darah dan hemostasis,
USG, serta radio immuno assay.
d) Penatalaksanaan
Pada usia perimenars, pengobatan hormonal perlu bila:
Tidak dijumpai kelainan organik maupun kelainan darah
Gangguan terjadi selama 6 bulan atau 2 bulan setelah menars belum
dijumpai siklus haid yang berovulasi.
Perdarahan yang terjadi sampai membuat keadaan umum memburuk.

Diberikan progesteron secara siklik dari hari ke-16 sampai 25 siklus


haid selama 3 bulan. Setelah itu dilihat apakah perdarahan berulang lagi
dan apakah telah terjadi ovulasi. Bila setelah 6 bulan pengobatan tetap
tidak terjadi ovulasi, maka dipikirkan pemberian obat pemicu ovulasi
seperti klomifen, dan hormon gonadotropin.

7. METRORAGIA
a) Definisi
Metroragia adalah perdarahan dari vagina pada seorang wanita
tanpa ada hubungan dengan siklus haid. Perdarahan ovulatoir terjadi pada
pertengahan siklus sebagai suatu spotting dan dapat lebih diyakinkan
dengan pengukuran suhu basal tubuh. Penyebabnya adalah kelainan
organik (polip endometrium, karsinoma endometrium, karsinoma servik),
kelainan fungsional, serta penggunaan estrogen eksogen.
Adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan
haid.
b) Klasifikasi
- Metroragia oleh karena adanya kehamilan; seperti abortus, kehamilan
ektopik
- Metroragia diluar kehamilan.
c) Etiologi
Metroragia diluar kehamilan dapat disebabkan oleh luka yang tidak
sembuh; carcinoma corpus uteri, carcinoma cervicitis; peradangan dari
haemorrhagis (seperti kolpitis haemorrhagia, endometritis
haemorrhagia); hormonal.
Perdarahan fungsional : a) Perdarahan Anovulatoar; disebabkan oleh
psikis, neurogen, hypofiser, ovarial (tumor atau ovarium yang
polikistik) dan kelainan gizi, metabolik, penyakit akut maupun kronis.
b) Perdarahan Ovulatoar; akibat korpus luteum persisten, kelainan
pelepasan endometrium, hipertensi, kelainan darah dan penyakit akut
ataupun kronis.
d) Manifestasi klinis
Adanya perdarahan tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan
haid namun keadaan ini sering dianggap oleh wanita sebagai haid walaupun
berupa bercak.Terapi : kuretase dan hormonal

8. POLIMENOREA (Epimenoragia)
a) Definisi
Adalah siklus haid yang lebih memendek dari biasa yaitu kurang
21 hari, sedangkan jumlah perdarahan relatif sama atau lebih banyak dari
biasa.
b)Etiologi
Polimenorea merupakan gangguan hormonal dengan umur korpus
luteum memendek sehingga siklus menstruasi juga lebih pendek atau bisa
disebabkan akibat stadium proliferasi pendek atau stadium sekresi pendek
atau karena keduanya.
c) Manifestasi klinis

Gejala berupa siklus kurang dari 21 hari (lebih pendek dari 25 hari).

9. OLIGOMENORRHOE
a) Definisi
Suatu keadaan dimana haid jarang terjadi dan siklusnya panjang lebih dari 35 hari.
b) Etiologi
a. Perpanjangan stadium folikuler ( lamanya 8 -9 hari dimulai dari hari ke-
5menstruasi )
b. Perpanjangan stadium luteal ( lamanya 15 -18 hari setelah ovulasi )
c. Kedua stadium diatas panjang yang mengakibatkan perpanjangan siklus haid.
c) Manifestasi klinis
a. Haid jarang, yaitu setiap 35 hari sekali
b. Perdarahan haid biasanya berkurang
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Menstruasi merupakan peluruhan dinding rahim yang terdiri dari darah


dan jaringan tubuh. Kejadian tersebut akan berlangsung tiap bulan dan
merupakan suatu proses normal bagi perempuan pada umumnya.

Menstruasi dianggap normal jika terjadi dengan interval 22-35 hari


(dari hari 1 menstruasi sampai pada permulaan periode menstruasi
berikutnya). Jika lamanya perdarahan kurang dari 7 hari, dan jika jumlah darah
yang hilang kurang dari 80 ml. Akan tetapi menstruasi juga bisa saja
mengalami beberapa gangguan atau kelainan yang disebabkan oleh perbedaan
siklus hormonal masing-masing perempuan.

Gangguan menstruasi paling umum terjadi pada awal dan akhir masa
reproduktif, yaitu di bawah usia 19 tahun dan di atas usia 39 tahun. Gangguan
ini mungkin berkaitan dengan lamanya siklus menstruasi, atau jumlah dan
lamanya menstruasi. Seorang wanita dapat mengalami kedua gangguan ini. D
beberpa mac gngguan haid yitu nyeri haid (dismenorrhoe), sindrom
pramenstruasi (pre menstrual syndrome/pre menstrual tension/pmt),
amenorrhoe, hipermenorea(menorraghia) hipomenorea (kriptomenorrhea),
perdarahan uterus disfungsional, metroragia, polimenorea (epimenoragia),
oligomenorrhoe.
DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.

Arif Mansjoer, dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. jilid 1. Jakarta :
fkui
Bobak, Jensen Lowdermilk. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Ed.4.
Jakarta :EGC
MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS II
GANGGUAN MENSTRUASI
DOSEN: Ns. Dian Nur Adkhana Sari, S.Kep, M.Kep

DISUSUN OLEH :

1. M. FATUR RAHMAN 6. MIFTAH SOPIANA


2. MARISTA FIANA 7. NIKEN SARI
3. MEILITA WIDIA FIKA SARI 8. NINA HERMAYANI
4. MERLIN SELVIANA 9. NISHAUL FAUZIAH
5. MIA LISTYANINGRUM

A/KP/V
KONSENTRASI INTENSIVE CARE UNIT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SURYA GLOBAL YOGYAKARTA
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan karunia-Nya
sehingga makalah ini dapa kami selesaikan dengan baik. Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas Keperawatan Maternitas. Makalah ini disusun secara
sederhana sehingga dapat memudahkan mahasiswa dan pembaca
dalam mempelajari materi yang kami sampaikan.
Pada kesempatan kali ini kami sampaikan terima kasih kepada ibu Ns.
Dian Nur Adkhana Sari, S.Kep, M.Kep selaku dosen Keperawatan Maternitas ,
yang telah membimbing dalam penyelesaian makalah ini.Karena kurangnya
pengetahuan dan pengalaman kami, kami menyadari bahwa makalah ini belum
sempurna dan masih terdapat kekurangan, oleh sebab itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak, sehingga makalah
yang akan datang bisa menjadi lebih baik. Akhir kata kami berharap semoga
makalah ini dapat diterima, dipelajari dan bermanfaat bagi teman-teman
mahasiswa dan pembaca, serta dapat digunakan sebagai acuan dengan
penyusunan makalah yang lainnya.

Yogyakarta, Desember 2016

Penulis

Anda mungkin juga menyukai