Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NOMOR : 70/PER/RSI/I/2014
TENTANG
KEBIJAKAN INFORMED CONSENT RUMAH SAKIT
DIREKTUR RUMAH SAKIT
MENGINGAT : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Permenkes No. 585/menkes/per/IX/1989 tentang tentang Persetujuan Tindakan Medis.
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :
KESATU : Kebijakan Informed Consent Rumah Sakit sebagaimana terlampir dalam keputusan
ini.
KEDUA : Kebijakan ini berlaku selama 3 (tiga) tahun sejak tanggal diterbitkan dan akan
dilakukan evaluasi minimal 1(satu) tahun sekali.
KETIGA : Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perubahan dan perbaikan maka akan
dilakukan perbaikan dan perubahan sebagaimana mestinya
Ditetapkan di : Semarang
Tanggal :
RUMAH SAKIT
SEMARANG
Direktur Utama
A. Pengertian :
Informed Consent adalah Persetujuan Tindakan Kedokteran / medis yang diberikan oleh pasien atau
keluarga terdekatnya setelah mendapatkan penjelasan secara lengkap mengenai tindakan
kedokteran / medis yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut.
Informed Consent harus diberikan oleh pasien atau keluarga terdekatnya dalam keadaan sadar,
sukarela dan bebas dari tekanan oleh siapapun. Informasi mengenai tindakan kedokteran akan
disampaikan oleh petugas medis kepada pasien atau keluarga terdekatnya dengan didampingi oleh
perawat sebagai saksi.
Resiko Resiko yang harus diinformasikan kepada pasien dan Keluarga terdekatnya meliputi :
1. Resiko yang melekat pada tindakan Kedokteran / Medis.
2. Resiko yang tidak bisa diperkirakan.
Pasien yang Informed Consent-nya dapat diwakilkan oleh keluarga terdekatnya adalah :
1. Pasien yang berusia dibawah 21 tahun.
2. Pasien dengan kesadaran menurun.
3. Pasien dengan kondisi yang lemah.
4. Pasien dengan gangguan jiwa.
Adapun Keluarga terdekat yang berhak mewakili memberikan persetujuan (Consent) adalah :
1. Orang tua baik ayah atau ibu.
2. Saudara sekandung.
3. Anak.
4. Wali.
3. Pemeriksaan penunjang dan Pengobatan yang memerlukan persetujuan umum atau General
Consent adalah :
a. Pemeriksaan CT Scan.
b. Pemeriksaan BNO-IVP
c. Pemeriksaan colon in loop
d. Pemeriksaan radiologi yang menggunakan kontras.
e. Pemeriksaan laboratorium atau Pengobatan yang membutuhkan biaya diatas Rp. 100.000 untuk
pasien kelas 2 dan pasien kelas 3,-
f. Pemeriksaan laboratorium atau Pengobatan yang membutuhkan biaya diatas Rp. 300.000 untuk
pasien kelas 1 dan pasien VIP/VVIP,-
g. Pemberian obat di luar Daftar Plafon Harga Obat ( DPHO) untuk Pasien dengan Asuransi
Kesehatan.
5. Untuk Tindakan atau Pengobatan yang memerlukan waktu yang lama dan terus menerus maka
masa berlaku Informed Consent adalah 6 (enam) bulan. Jika tindakan tersebut melebihi enam bulan
maka Informed Consent tersebut harus diperbaharui.
6. Informed Consent juga dilakukan sebelum dilakukan proses Penelitian terhadap pasien di Rumah
Sakit.
7. Pengecualian terhadap keharusan memberikan informasi sebelum tindakan terdapat pada saat :
a. Dalam Keadaan Gawat Darurat (emergency) dimana dokter harus segera bertindak untuk
menyelamatkan jiwa.
b. Keadaan Emosi pasien yang sangat labil sehingga ia tidak bisa menghadapi situasi dirinya,