ABSTRACT
2
fisiologis (NaCl 0.9%). Selanjutnya, Uji Hidrolisis Pati (Amilum)
lambung dan usus dihancurkan atau Suspensi bakteri hasil biakan
dihaluskan dengan menggunakan murni diambil satu ose dan
mortar porselen. Sampel yang telah digoreskan pada cawan yang berisi
dihaluskan, kemudian dilakukan media Strach Agar, dan diinkubasi
pengenceran berseri 10-1 sampai 10-5. pada suhu 35C selama 24 jam.
Metode seri pengenceran Setelah inkubasi, dilakukan uji
yang dilakukan yaitu dengan iodine dengan cara meneteskan
mengambil sebanyak 1 ml sampel, iodine pada permukaan agar yang
dimasukkan ke dalam tabung reaksi berisi isolat. Uji hidrolisis pati positif
yang berisi 9 ml akuades steril lalu ditandai dengan adanya zona kuning
dihomogenisasi menggunakan vortex bening di sekeliling isolat.
stirrer selama 2-4 menit sehingga
didapat pengenceran 10-1, untuk Uji Hidrolisis Kasein (Protein)
mendapatkan pengenceran 10-2 Suspensi bakteri hasil biakan
dilakukan dengan mengambil 1 ml murni diambil satu ose dan
dari pengenceran 10-1 dimasukkan ke digoreskan pada cawan yang berisi
dalam tabung reaksi yang berisi 9 ml media Skim Milk Agar (SMA), dan
akuades steril, demikian seterusnya diinkubasi pada suhu 35C selama 24
dilakukan seri pengenceran hingga jam. Uji hidrolisis protein positif
10-5. Pengenceran 10-5 diambil 1 ml ditandai dengan adanya zona bening
kemudian dimasukkan ke dalam di sekeliling koloni (Fardiaz, 1992).
cawan Petri yang telah berisi
medium MRSA dengan Uji Penghambatan Bakteri Uji
menggunakan metode cawan sebar Patogen
(spread plate), kemudian diinkubasi Metode yang digunakan
pada suhu 35C selama 24 jam. adalah metode cawan sebar (spread
Setelah inkubasi selama 24 plate). Bakteri uji patogen dan
jam, koloni dengan penampakan bakteri potensial probiotik
morfologi yang berbeda dari warna, disuspensikan hingga kekeruhannya
bentuk, tepian, dan elevasi pada sama dengan larutan suspensi Mc
medium MRSA kemudian diambil Farland yaitu 108 CFU/ml. Bakteri
dan dimurnikan (diisolasi) pada uji patogen diisolasi kedalam cawan
media baru MRSA dengan petri yang berisi media TSA dengan
menggunakan metode cawan gores teknik cawan sebar (spread plate),
dengan beberapa tahap sampai kemudian paper disk yang telah
didapatkan koloni bakteri tunggal direndam ke dalam kultur cair isolat
sebagai isolat murni, kultur bakteri potensial probiotik ditanam
diinkubasi pada suhu 35C selama 24 dengan cara ditekan ke atas media
jam. Selanjutnya, dilakukan seleksi TSA. Selanjutnya inkubasi pada suhu
sebagai kandidat probiotik dengan 35C selama 24 jam. Setelah
melakukan serangkaian uji hidrolisis inkubasi diamati adanya zona bening
pati (amilum) dan uji hidrolisis pada media.
kasein (protein) serta melakukan uji
penghambatan bakteri potensial
probiotik terhadap bakteri patogen
Aeromonas hydrophila.
3
Identifikasi Spesies Bakteri Uji positif ditandai dengan
Potensial Probiotik pertumbuhan bakteri yang menyebar,
Karakterisasi Morfologi Isolat maka bakteri tersebut bergerak
Isolat bakteri murni (motil) dan bila pertumbuhan bakteri
diidentifikasi morfologi selnya tidak menyebar, maka bakteri
dengan menggunakan uji pewarnaan tersebut tidak bergerak (non motil)
gram dan pengamatan bentuk bakteri (Sudarsono, 2008).
secara mikroskopik. Pewarnaan gram
dilakukan dengan membersihkan Uji Katalase
kaca objek dengan alkohol dan Sebanyak 2 tetes H2O2 3%
disterilkan pada nyala api bunsen, diletakkan pada object glass steril.
kemudian diambil isolat bakteri Isolat bakteri diambil menggunakan
dengan jarum ose dan dioleskan pada jarum ose steril, kemudian
object glass. Isolat bakteri kemudian dipindahkan ke atas kaca objek dan
ditetesi kristal violet dan dibiarkan dicampurkan.
selama 1 menit, selanjutnya dicuci Uji positif ditandai dengan
dengan air mengalir dan dianginkan terbentuknya gelembung-gelembung
hingga kering. Isolat bakteri oksigen dan uji negatif ditandai
kemudian ditetesi kembali dengan dengan tidak adanya perubahan atau
larutan iodine dan dibiarkan selama 1 gelembung-gelembung oksigen pada
menit, kemudian dicuci dengan air isolat bakteri (Hadioetomo, 1993).
mengalir dan dianginkan hingga
kering. Selanjutnya isolat bakteri Uji Oksidase
ditetesi alkohol 95% selama 30 detik, Sebanyak satu ose isolat
kemudian dialiri air dan dianginkan bakteri digoreskan pada kertas
hingga kering. Isolat bakteri Oxidase Test Strip. Tunggu selama 1
kemudian ditetesi safranin selama 30 menit, lalu amati hasilnya.
detik dan dicuci dengan air mengalir Uji positif ditandai dengan
dan dikering anginkan, kemudian perubahan warna menjadi biru violet
dilakukan pengamatan dengan dan uji negatif ditandai dengan tidak
menggunakan mikroskop. Bakteri adanya perubah warna pada kertas
gram positif ditandai dengan warna oxidase test strip.
ungu sedangkan bakteri gram negatif
ditandai dengan warna merah muda Uji TSIA
Bakteri yang tumbuh kemudian Sebanyak satu ose isolat
diamati bentuk selnya secara bakteri diinokulasi ke dalam media
mikroskopik pada kaca preparat TSIA dengan cara menusuk tegak
sehingga dapat diketahui bentuknya lurus pada bagian butt (tusuk) dan
(kokus, batang atau spiral). cara zig zag pada bagian slant
(miring) dan diinkubasi selama 24
Identifikasi Berdasarkan Uji jam pada suhu 29C.
Biokimia Perubahan warna kemudian
diamati, apabila bagian slant
Uji Motilitas berwarna merah dan butt berwarna
Sebanyak satu ose isolat kuning maka bakteri mampu
bakteri ditusukkan ke medium uji memfermentasi glukosa, sedangkan
SIM dan diinkubasi selama 24 jam apabila bagian slant dan butt
pada suhu 29C. keduanya berwarna kuning maka
4
bakteri mampu memfermentasi Uji positif ditandai dengan
sukrosa dan laktosa (Yusuf, 2009). perubahan warna medium menjadi
merah, artinya terbentuk asam dan
Uji Gelatin uji negatif ditandai dengan tidak
Sebanyak satu ose isolat adanya perubahan warna pada media
bakteri diinokulasikan pada media (Hadioetomo, 1993).
cair Gelatin dan diinkubasi selama
24 jam pada suhu 29C. Uji LIA
Uji positif ditandai dengan Sebanyak satu ose isolat
media cair tetap mencair apabila bakteri diinokulasi secara tusuk lalu
telah diletakkan di dalam lemari es zig-zag pada permukaan agar miring
selama beberapa menit dan uji media LIA dan diinkubasi selama 24
negatif ditandai dengan membekunya jam pada suhu 29C.
media gelatin jika diletakkan di Uji positif ditandai dengan
dalam lemari es. berubahnya warna medium menjadi
ungu dan uji negatif ditandai dengan
Uji Urea tidak terjadinya perubahan warna
Sebanyak satu ose isolat pada media (Sudarsono, 2008).
bakteri diinokulasi secara zig-zag
pada permukaan agar miring media Uji Gula-Gulaan
Urea dan diinkubasi selama 24 jam Sebanyak satu ose isolat
pada suhu 29C. bakteri diinokulasikan ke dalam
Uji positif ditandai dengan tabung-tabung reaksi yang berisi
berubahnya warna medium menjadi medium fermentasi glukosa,
biru dan uji negatif ditandai dengan arabinosa, sorbitol, manitol, inositol
tidak terjadinya perubahan warna dan sukrosa, dan diinkubasi selama
pada media (Sudarsono, 2008). 24 jam pada suhu 29C.
Uji positif ditandai dengan
Uji Citrat berubahnya warna medium menjadi
Sebanyak satu ose isolat kuning dan apabila dalam tabung
bakteri diinokulasi secara zig-zag terdapat gelembung, berarti
pada permukaan agar miring media fermentasi tersebut menghasilkan gas
Simmons Citrate dan diinkubasi (CO2).
selama 24 jam pada suhu 29C.
Uji positif ditandai dengan Analisis Data
berubahnya warna medium menjadi Data yang telah diperoleh
biru dan uji negatif ditandai dengan dianalisis secara deskriptif dengan
tidak terjadinya perubahan warna mendeskripsikan secara sistematis
pada media (Sudarsono, 2008). dan akurat secara ilmiah. Hasil uji
terhadap isolat-isolat yang diperoleh,
Uji MR dilakukan upaya identifikasi bakteri
Sebanyak satu ose isolat berdasarkan karakter biokimia sesuai
bakteri diinokulasi ke dalam media dengan tabel biokimia dengan
MR-VP dan diinkubasi selama 24 berpedoman pada buku Bergeys
jam pada suhu 29C. Setelah Manual of Determinative
inkubasi selama 24 jam, media Bacteriology 8th Edition.
ditambahkan 3-4 tetes indikator metil
red.
5
Hasil dan Pembahasan Morfologi Koloni dan Sel Bakteri
Hasil Potensial Probiotik Pada Ikan Mas
Bakteri Potensial Probiotik Pada Isolat-isolat bakteri potensial
Lambung dan Usus Ikan Mas probiotik yang ditemukan dari hasil
Dari penelitian yang telah isolasi lambung dan usus Ikan Mas
dilakukan, diperoleh hasil bahwa (C. carpio) dapat dilihat dari
jumlah isolat bakteri potensial morfologi koloni meliputi tepian,
probiotik dari isolasi lambung dan elevasi dan warna koloni. Adapun
usus Ikan Mas (Cyprinus carpio) ciri-ciri morfologi dari keempat
ditemukan sebanyak 4 isolat bakteri, koloni yang berhasil diperoleh dapat
yaitu terdapat 2 isolat bakteri dari dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan
hasil isolasi pada lambung dan 2 Tabel 1 dapat dijelaskan bahwa ke-4
isolat bakteri dari hasil isolasi pada jenis bakteri memiliki kemiripan
usus. Hasil tersebut diperoleh setelah pada tepian dan elevasi, yaitu bertepi
dilakukan uji untuk menyeleksi licin dan berelevasi cembung,
seluruh isolat yang ditemukan dari sedangkan pada warna dan bentuk
lambung dan usus Ikan Mas memiliki perbedaan yaitu ke-2 isolat
(C. carpio) sehingga diperoleh isolat bakteri memiliki warna putih
bakteri yang memang merupakan kekuningan dan 2 isolat lainnya
potensial probiotik yaitu sebanyak 4 memiliki warna putih.
isolat murni.
Tabel 1. Morfologi Koloni Isolat Bakteri Potensial Probiotik Pada Ikan Mas
6
Gambar 2. Bentuk Sel dari Isolat (a) UIM-01 (b) UIM-02
Karakterisasi dan Identifikasi dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil uji
Bakteri Potensial Probiotik Pada Biokimia dari ke-4 bakteri yang
Ikan Mas diperoleh diidentifikasi menurut
Hasil pengamatan morfologi buku Bergeys Manual of
sel baik pewarnaan Gram dan uji Determinative Bacteriology 8th
biokimia dari ke-4 isolat bakteri Edition oleh Holt dkk., (1994).
Tabel 2. Karakterisasi Isolat Bakteri Probiotik Potensial Pada Ikan Mas
7
bakteri yang memiliki ciri-ciri yang kemampuan bakteri dalam
paling menyerupai. Oleh karena itu menguraikan enzim amilase dan
teknik identifikasi dengan metode protease yang merupakan tahap awal
konvensional akan selalu dalam seleksi seluruh isolat bakteri
menghasilkan suatu bakteri tertentu untuk mendapatkan kandidat bakteri
yang sudah teridentifikasi yang berpotensi probiotik pada Ikan
sebelumnya dan tidak akan dapat Mas. Uji hidrolisis dilakukan dengan
menemukan spesies baru (Bergey, menggoreskan masing-masing koloni
1994). bakteri pada media uji pati (amilum)
dan kasein (protein) kemudian
Hidrolisis Pati (Amilum) dan ditandai dengan terbentuknya zona
Kasein (Protein) Pada Isolat bening. Kemampuan isolat-isolat
Bakteri bakteri dalam menghidrolisis pati
Uji hidrolisis pati (amilum) (amilum) dan kasein (protein) dapat
dan kasein (protein) terhadap isolat dilihat pada Tabel 3.
bakteri dilakukan untuk mengetahui
Tabel 3. Kemampuan Isolat Kandidat Probiotik Menghidrolisis Pati dan Kasein
Hidrolisis
Kode Isolat
Kasein Pati
LIM-01 + -
LIM-02 + -
UIM-01 + -
UIM-02 + -
8
a b
c d
9
pencernaan ikan menghasilkan enzim Karakterisasi dan Identifikasi
yang mampu digunakan dalam Bakteri Potensial Probiotik Pada
mendegradasi nutrisi dalam pakan. Ikan Mas
Beberapa mikroflora dalam saluran Hasil uji biokimia pada kode
pencernaan dapat melindungi usus LIM-01 dan LIM-02 menunjukkan
dari serangan bakteri patogen dan hasil yang sama yaitu negatif untuk
merangsang pembentukan imunitas. uji gelatin, urea, citrat, LIA,
arabinosa, sorbitol dan sukrosa dan
Morfologi Koloni dan Sel Bakteri positif untuk uji katalase, oksidase,
Potensial Probiotik Pada Ikan MR, manitol, dan inositol serta TSIA
Gurami bernilai acid. Dari hasil tersebut
Berdasarkan hasil selanjutnya dilakukan penentuan
pengamatan koloni dari ke-4 isolat spesies berdasarkan buku Bergeys
bakteri potensial probiotik pada tabel Manual of Determinative
2 diketahui, bahwa morfologi pada Bacteriology 8th Edition yang
ke-4 isolat bakteri memiliki menyimpulkan bahwa bakteri
kemiripan pada tepian dan elevasi, tersebut merupakan Micrococcus
dimana ke-4 isolat bakteri tersebut varians. Hal ini sesuai dengan Holt
memiliki tepian licin, dan elevasi dkk., (1994) yang menyatakan bahwa
cembung sedangkan pada memiliki bakteri Micrococcus sp. memiliki
sedikit perbedaan dimana pada isolat ciri-ciri yaitu koloni berwarna putih
pada lambung bewarna putih dan berbentuk bulat dengan tepian
kekuningan dan isolat pada usus timbul. Sel berdiameter 0,5-2,0 m
berwarna putih. dalam bentuk sepasang, empat
Hasil pengamatan morfologi pasang, atau kelompok tidak tetap,
sel dari ke-4 isolat bakteri melalui tidak membentuk rantai, Gram
pewarnaan Gram menunjukkan positif, tidak motil, metil red positif,
bahwa 3 isolat bakteri tersebut katalase positif dan oksidase positif,
memiliki bentuk sel kokus dan 1 suhu optimum pertumbuhan pada 30-
isolat bakteri berbentuk basil. 37C dan tumbuh baik pada NaCl 1-
Masing-masing bakteri merupakan 7%.
Gram positif yang mampu Hasil uji biokimia pada isolat
mempertahankan kristal violet pada lainnya yaitu dengan kode UIM-01
pewarnaan Gram (Gambar 3). ditemukan sedikit perbedaan hasil
Bakteri Gram positif merupakan pada uji biokimia kode LIM-01 dan
bakteri yang memiliki dinding sel LIM-02 yaitu pada hasil uji oksidase
yang tebal dan membran sel selapis dan sukrosa yang bernilai positif, dan
sehingga pada saat bakteri TSIA yang bernilai alkali. Adapun
mengalami dehidrasi dengan hasil uji biokimia pada kode isolat
pemberian alkohol 96% pori-porinya UIM-01 yaitu positif untuk katalase,
akan mengkerut yang menyebabkan MR, glukosa, manitol, inositol, dan
warna utama (kristal violet) tidak sukrosa, negatif untuk motilitas,
bisa keluar. oksidase, gelatin, urea, citrat, LIA,
arabinosa dan sorbitol serta TSIA
yang bernilai alkali. Dari hasil
tersebut menyatakan bahwa isolat
tersebut merupakan Staphylococcus
arlettae. Hal ini sesuai dengan
10
Feliatra dkk., (2004) yang berhasil diisolasi dari usus Ikan Mas.
menyatakan bahwa bakteri Bakteri B. firmus dapat dikatakan
Staphylococcus sp. merupakan sebagai probiotik karena bakteri ini
bakteri yang memiliki koloni mampu hidup dan bertahan serta
berwarna putih susu atau agak krem, berkembang biak di dalam saluran
berbentuk bulat, tepian timbul, sel pencernaan ikan dan dapat hidup dan
bentuk bola, diameter 0,5-1,5 m, berkembang di dalam air wadah
berpasangan, dan dalam kelompok pemeliharaan ikan. Hal ini sesuai
tidak teratur, Gram positif, katalase dengan Irianto (2005) yang
positif, oksidase negatif, metil red menyatakan bahwa probiotik B.
positif, tumbuh optimum pada suhu firmus merupakan bakteri fakultatif
30-37C dan tumbuh baik pada NaCl aerob yang menyukai kondisi
1-7% lingkungan yang cukup oksigen
Hasil uji biokimia pada kode sehingga pertumbuhannya menjadi
isolat UIM-02 memiliki hasil yang lebih baik. Probiotik B. firmus
sama pada kode isolat UIM-01 merupakan bakteri pelarut fosfat dan
kecuali morfologi bentuk isolat yang dapat menghasilkan fitohormon
merupakan basil (batang). Adapun sehingga bakteri ini mampu
hasil uji biokimia pada kode isolat memanfaatkan pakan dan
UIM-02 yaitu positif untuk katalase, menguraikannya menjadi bentuk
MR, glukosa, manitol, inositol, dan yang lebih sederhana, kemampuan
sukrosa, negatif untuk motilitas, inilah sering dimanfaatkan untuk
oksidase, gelatin, urea, citrat, LIA, penguraian substrat polimer organik,
arabinosa dan sorbitol serta TSIA memperbaiki kualitas air, mengurai
yang bernilai alkali. Dari hasil jumlah bakteri patogen melalui
tersebut dan dilakukan penyeimbang populasi
pengidentifikasian spesies mikrorganisme serta meningkatkan
berdasarkan buku Bergeys Manual kesehatan dan pertumbuhan ikan.
of Determinative Bacteriology 8th
Edition maka disimpulkan bahwa Hidrolisis Pati (Amilum) dan
bakteri tersebut merupakan Bacillus Kasein (Protein) Pada Isolat
firmus. Hal ini sesuai dengan Holt Bakteri
dkk., (1994) yang menyatakan bahwa Uji hidrolisis protein
bakteri Bacillus sp. memiliki ciri-ciri dilakukan untuk mengetahui
yaitu koloni berwarna putih kemampuan bakteri dalam
kekuningan, motil dengan flagel menguraikan enzim protease. Uji ini
peritrik, endospora oval, kadang- ditandai dengan terbentuknya zona
kadang bundar atau silinder dan bening disekeliling bakteri yang
sangat resisten pada kondisi yang ditanam pada media Skim Milk Agar
tidak menguntungkan, Gram positif, yang mengandung kasein yang dapat
katalase positif, indol negatif dan dipecah oleh mikroorganisme
mampu memfermentasi glukosa dan proteolitik.
sukrosa. Tersebar luas pada Uji hidrolisis pati (amilum)
bermacam-macam habitat dan sedikit dilakukan untuk mengetahui
spesies yang patogen. Suhu tumbuh kemampuan bakteri dalam
optimum pada 28C-35C. menguraika karbohidrat. Hidrolisis
Bacillus firmus merupakan dari pati dapat terjadi dengan
bakteri potensial probiotik yang bantuan enzim amilase yang akan
11
mengubah amilum menjadi maltosa. populasi mikroba pada media
Uji hidrolisis pati ditandai dengan budidaya tidak dapat menyebabkan
terbentuknya zona bening setelah sakit bagi ikan. Penelitian yang
diteteskan iodine pada isolat bakteri. dilakukan oleh Osman dkk., (2010)
Hal ini terjadi karena molekul pati tentang penggunaan spesies
merupakan molekul yang larut dalam Micrococcus sp. sebagai antibakteri
air dan memberikan warna biru dan imunostimulan terhadap Ikan
apabila tercampur dengan larutan Nila (Oreochromis niloticus),
iodin dan akan membentuk zona menyatakan bahwa bakteri
bening apabila menghidrolisis pati. Micrococcus sp. merupakan bakteri
Dari hasil penelitian yang memiliki efek antagonis pada
diperoleh bahwa isolat bakteri bakteri patogen A. hydrophila secara
potensial probiotik yang diperoleh in vitro serta mendukung tingkat
berasal dari genus Bacillus, kelangsungan hidup ikan nila pada
Micrococcus dan Staphylococcus. uji in vivo.
melalui uji yang telah dilakukan. Staphylococcus arlettae
Isolat probiotik menghasilkan zona merupakan bakteri potensial
bening pada uji hidrolisis protein probiotik yang berhasil diisolasi pada
yang artinya isolat bakteri tersebut usus Ikan Mas (C. carpio). Pada uji
memiliki kemampuan dalam indikasi penghambatan terhadap
menguraikan protein di dalam bakteri patogen Aeromonas
saluran pencernaan. Hal ini sesuai hydrophilla, bakteri ini mampu
dengan Fardiaz (1992) yang menghambat pertumbuhan bakteri
menyatakan bahwa bakteri Bacillus patogen dengan terbentuknya zona
firmus merupakan bakteri potensial bening disekitar paper disk sebesar 2
probiotik yang mempunyai sifat mm. Bakteri S. arlettae belum dapat
fisiologis menarik karena dikatakan bakteri potensial probiotik
mempunyai kemampuan dalam karena menurut Austin (1999)
mendegradasi senyawa organik bakteri ini merupakan bakteri yang
seperti protein, selulosa, hidrokarbon bersifat patogen pada manusia dan
dan agar, serta mampu menghasilkan hewan. Akan tetapi pada penelitan
antibiotik. yang dilakukan Syabani dkk., (2015)
tentang frekuensi penambahan
Indikasi Penghambatan Bakteri bakteri Staphylococcus sp. pada
Aeromonas hydrophila media pemeliharaan benih Ikan Lele
Micrococcus varians Dumbo mampu menghasilkan
merupakan bakteri potensial kelangsungan hidup 93,33 % lebih
probiotik pada Ikan Mas baik dibandingkan dengan media
(C. carpio) karena mampu pemeliharaan yang tidak diberikan
menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus sp.
Aeromonas hydrophila yang Sebagaimana disebutkan oleh Gomes
merupakan bakteri patogen yang dkk., (2000) yang menyatakan bahwa
sering menyerang ikan dengan nilai bakteri probiotik tidak semestinya
indikasi penghambatan yaitu 2 mm. disebut sebagai agensia pengendali
Keberhasilan probiotik M. varians biologis karena probiotik tidak harus
dalam mengatasi dan mencegah menyerang agensia patogen tetapi
serangan A. hydrophila disebabkan dapat pula dalam perbaikan air. Oleh
oleh kemampuan menyeimbangkan sebab itu isolat bakteri S. arlettae
12
perlu penanganan selanjutnya bila probiotik pada media air ikan dan
dijadikan probiotik baik skala pembaharuan menjadi pakan ikan.
labortaorium dan lapangan.
Bacillus firmus merupakan DAFTAR PUSTAKA
bakteri potensial probiotik yang Austin, D. 1999. Pengaruh
berhasil ditemukan pada usus Ikan Perbedaan Dosis Aplikasi
Mas (C. carpio) karena menunjukkan Probiotik Terhadap Respon
adanya zona bening pada uji Imun Non Spesifik Ikan Mas
penghambatan pertumbuhan bakteri (Cyprinus carpio) dengan Uji
patogen Aeromonas hydrophila Tantang Bakteri Aeromonas
dengan nilai indikasi penghambatan salmonicida. Universitas
yaitu 3 mm. Hal ini sesuai dengan Lampung. Lampung.
penelitian yang dilakukan oleh
Harjuno dkk., (2016) tentang studi B. Fardiaz, D. 1992. Mikrobiologi
firmus dalam menghadapi A. Pangan I. Gramedia. Jakarta.
hydrophila pada media budidaya
Gomez, G. B., A. Roque and J. F.
menyatakan bahwa daya uji zona
Turnbull. 2000. The Use and
hambat pada bakteri B. firmus
Selection of Probiotic
terbukti mampu untuk menghambat
Bacteria for Use in the
pertumbuhan A. hydrophila secara in
Culture of Larval Aquatic
vitro dengan jarak 3 mm.
Organisme. Journal
Aquaculture 191: 259-270.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan Hadioetomo, R. S. 1993.
1. Bakteri potensial probiotik yang Mikrobiologi Dasar dalam
didapatkan pada saluran
Praktek Teknilk dan Prosedur
pencernaan Ikan Mas (Cyprinus
carpio) yaitu Micrococcus Dasar Laboratorium. Penerbit
varians, Staphylococcus arlettae Gramedia. Jakarta.
dan Bacillus firmus.
2. Isolat bakteri potensial yang Harjuno, I. P., Z. Sucitra dan A. M.
berhasil diidentifikasi Lusisastuti. 2016. Pengaruh
menunjukkan indikasi Penambahan Bakteri
penghambatan terhadap bakteri Probiotik (Bacillus firmus)
patogen A. hydrophila dengan pada Media Pemeliharaan
nilai hambatan yaitu 2 mm dan 3 Terhadap Ketahanan Benih
mm. Lele Dumbo (Clarias
gariepinus) yang Diinfeksi
Saran Bakteri A. hydrophila.
Identifikasi isolat bakteri Program Sarjana, Univeristas
potensial probiotik masih Padjajaran. Bandung.
berdasarkan karakterisasi secara Holt, J. G., N. R. Krieg., P. H. A.
manual, sehingga seharusnya perlu Sneath dan S. T. William.
dilakukan karakterisasi secara 1994. Bergeys Manual of
molekuler dan perlu dilakukan lebih Determinative Bacteriology.
lanjut terhadap ikan dalam uji daya Lippicolt William and
hambat secara in vivo dengan Wilkins. New York.
pemberian isolat bakteri potensial
13
Irianto, A. 2005. Probiotik
Akuakultur. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
Lestari, N. W. 2012. Isolasi dan
Karakterisasi Bakteri Dari
Saluran Pencernaan Ikan
Sidat (Anguilla nicolor
bicolor) dan Potensi Sebagai
Probiotik. Universitas Sebelas
Maret. Surakarta.
Osman, M. K., S. Sumawidjaja dan
A. S. L. Hardjosworo. 2010.
Studi Karakterisasi dan
Patologi Aeromonas
hydrophila pada Ikan Lele
Dumbo (Clarias gariepinus).
Makalah Falsafah Sains.
Program Pasca Sarjana,
Institiut Pertanian Bogor.
Bogor.
Sudarsono, A. 2008. Isolasi dan
Karakterisasi Bakteri pada
Ikan Laut dalam Spesies Ikan
Gindara (Lepidocibium
flavobronneum). Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
14