Anda di halaman 1dari 5

PEMBAHASAN

A. Pengertian CVA (Stroke)

CVA atau stroke merupakan salah satu manifestasi neurologi yang umum yang timbul secara
mendadak sebagai akibat adanya gangguan suplai darah ke otak (Depkes, 1995).

Brunner dan Suddarth (2002:2131) menjelaskan bahwa stroke atau cidera serebrovaskuler (CVA),
adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak.

Stroke merupakan gangguan sirkulasi serebral dan merupakan satu gangguan neurologik pokal yang
dapat timbul sekunder dari suatu proses patologik pada pembuluh darah serebral misalnya trombosis,
embolus, ruptura dinding pembuluh atau penyakit vaskuler dasar, misalnya arterosklerosis arteritis
trauma aneurisma dan kelainan perkembangan (Price, 1995).

Stroke atau cedera cerebrovaskular (CVA) adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh
berhentinya suplai darah ke bagian otak (Smeltzer & Bare, 2002). Stroke adalah sindrom klinis yang
awal timbulnya mendadak, progesi cepat, berupa defisit neurologis fokal dan/ atau global, yang
berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung menimbulkan kematian, dan sematamata disebabkan
oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik (Mansjoer, 2000).

Menurut Price & Wilson (2006) pengertian dari stroke adalah setiap gangguan neurologik mendadak
yang terjadi akibat pembatasan atau terhentinya aliran darah melalui sistem suplai arteri otak. Dari
beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian stroke adalah gangguan sirkulasi serebral
yang disebabkan oleh sumbatan atau penyempitan pembuluh darah oleh karena emboli, trombosis atau
perdarahan serebral sehingga terjadi penurunan aliran darah ke otak yang timbulnya secara mendadak.

B. Etiologi CVA (Stroke)

Penyebab utama dari stroke diurutkan dari yang paling penting adalah arterosklerosis (trombosis)
embolisme, hipertensi yang menimbulkan pendarahan srebral dan ruptur aneurisme sekular.

Stroke biasanya disertai satu atau beberapa penyakit lain seperti hipertensi, penyakit jantung,
peningkatan lemak di dalam darah, DM atau penyakit vasculer perifer (Price, 1995).

Menurut etiologinya stroke dapat dibagi menjadi :

1. Stroke trombotik
Terjadi akibat oklusi aliran darah biasanya karena arterosklerosis berat.
2. Stroke embolik
Berkembang sebagai akibat adanya oklusi oleh suatu embolus yang terbentuk di luar otak.
Sumber embolus yang menyebabkan penyakit ini adalah termasuk jantung sebelah infark
miokardium atau fibrasi atrium, arteri karotis, komunis atau aorta.
3. Stroke hemoragik
Terjadi apabila pembuluh darah di otak pecah sehingga timbul iskemik dari hipoksia di daerah
hilir, penyebab hemoragik antara lain ialah hipertensi, pecahnya aneurisma, malforasi arterio
venas / MAV (Corwin, 2001).
Ada beberapa faktor risiko stroke yang sering teridentifikasi, yaitu ;

1. Hipertensi, dapat disebabkan oleh aterosklerosis atau sebaliknya. Proses ini dapat
menimbulkan pecahnya pembuluh darah atau timbulnya thrombus sehingga dapat
mengganggu aliran darah cerebral.

2. Aneurisma pembuluh darah cerebral

Adanya kelainan pembuluh darah yakni berupa penebalan pada satu tempat yang diikuti oleh
penipisan di tempat lain. Pada daerah penipisan dengan maneuver tertentu dapat menimbulkan
perdarahan.

3. Kelainan jantung / penyakit jantung

Paling banyak dijumpai pada pasien post MCI, atrial fibrilasi dan endokarditis. Kerusakan
kerja jantung akan menurunkan kardiak output dan menurunkan aliran darah ke otak.
Disamping itu dapat terjadi proses embolisasi yang bersumber pada kelainan jantung dan
pembuluh darah.

4. Diabetes mellitus (DM)

Penderita DM berpotensi mengalami stroke karena 2 alasan, yaitu terjadinya peningkatan


viskositas darah sehingga memperlambat aliran darah khususnya serebral dan adanya kelainan
microvaskuler sehingga berdampak juga terhadap kelainan yang terjadi pada pembuluh darah
serebral.

5. Usia lanjut

Pada usia lanjut terjadi proses kalsifikasi pembuluh darah, termasuk pembuluh darah otak.

6. Policitemia

Pada policitemia viskositas darah meningkat dan aliran darah menjadi lambat sehingga perfusi
otak menurun.

7. Peningkatan kolesterol (lipid total)

Kolesterol tubuh yang tinggi dapat menyebabkan aterosklerosis dan terbentuknya embolus
dari lemak.

8. Obesitas

Pada obesitas dapat terjadi hipertensi dan peningkatan kadar kolesterol sehingga dapat
mengakibatkan gangguan pada pembuluh darah, salah satunya pembuluh drah otak.

9. Perokok

Pada perokok akan timbul plaque pada pembuluh darah oleh nikotin sehingga terjadi
aterosklerosis.

10. Kurang aktivitas fisik

Kurang aktivitas fisik dapat juga mengurangi kelenturan fisik termasuk kelenturan pembuluh
darah (embuluh darah menjadi kaku), salah satunya pembuluh darah otak.
Faktor resiko terjadinya stroke menurut Mansjoer (2000) adalah:

1. Yang tidak dapat diubah: usia, jenis kelamin, ras, riwayat keluarga, riwayat stroke,
penyakit jantung koroner, dan fibrilasi atrium.

2. Yang dapat diubah: hipertensi, diabetes mellitus, merokok, penyalahgunaan alkohol dan
obat, kontrasepsi oral, dan hematokrit meningkat.

C. Manifestasi Klinis CVA (Stroke)

Manifestasi klinis CVA atau stroke adalah kehilangan motorik disfungsi motorik yang paling umum
adalah hemiplegi karena lesi pada otak yang berlawanan, hemparesis atau kelemahan salah satu sisi
tubuh. Pada awal stroke biasanya paralisis menurunnya reflek tendon dalam, kehilangan komunikasi,
gangguan persepsi, kerusakan kognitif dan efek psikologis, disfungsi kandung kemih (Smeltzer, 2002 :
213).

D. Pathofisiologi CVA (Stroke)

Menurut Hudak dan Gallo aliran darah di setiap otak terhambat karena trombus atau embolus, maka
terjadi kekurangan oksigen ke jaringan otot, kekurangan oksigen pada awalnya mungkin akibat iskemia
imun (karena henti jantung atau hipotensi) hipoxia karena proses kesukaran bernafas suatu sumbatan
pada arteri koroner dapat mengakibatkan suatu area infark (kematian jaringan).

Berdasarkan Price SA dan Wilson Lorraine M (perdarahan intraksional) biasanya disebabkan oleh
ruptura arteri cerebri ekstravasasi darah terjadi di daerah otak atau subarachnoid, sehingga jaringan
yang terletak di dekatnya akan tertekan. Darah ini sangat mengiritasi jaringan otak, sehingga
mengakibatkan vasospasme pada arteri di sekitar pendarahan, spasme ini dapat menyebaar ke seluruh
hemisfer otak, bekuan darah yang semua lunak akhirnya akan larut dan mengecil, otak yang terletak di
sekitar tempat bekuan dapat membengkak dan mengalami nekrosis.

E. Pemeriksaan Penunjang CVA (Stroke)

1. Angiografi cerebral membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti


perdarahan atau obstruksi arteri adanya titik oklusi atau ruptur.
2. CT Scan : memperlihatkan adanya oedem
3. MRI : mewujudkan daerah yang mengalami infark
4. Penilaian kekuatan otot
5. EEG : mengidentifikasi masalah didasarkan pada gelombang otak.

F. Penatalaksanaan CVA (Stroke)

Menurut Listiono D (1998 : 113) penderita yang mengalami stroke dengan infark yang luas melibatkan
sebagian besar hemisfer dan disertai adanya hemiplagia kontra lateral hemianopsia, selama stadium
akut memerlukan penanganan medis dan perawatan yang didasari beberapa prinsip

Secara praktis penanganan terhadap ischemia serebri adalah :

1. Penanganan suportif imun


1. Pemeliharaan jalan nafas dan ventilasi yang adekuat.
2. Pemeliharaan volume dan tekanan darah yang kuat.
3. Koreksi kelainan gangguan antara lain payah jantung atau aritmia.
2. Meningkatkan darah cerebral
1. Elevasi tekanan darah
2. Intervensi bedah
3. Ekspansi volume intra vaskuler
4. Anti koagulan
5. Pengontrolan tekanan intrakranial
6. Obat anti edema serebri steroid
7. Proteksi cerebral (barbitura)

Sedangkan menurut Lumban Tobing (2002 : 2) macam-macam obat yang digunakan :

1. Obat anti agregrasi trombosit (aspirasi)


2. Obat anti koagulasi : heparin
3. Obat trombolik (obat yang dapat menghancurkan trombus)
4. Obat untuk edema otak (larutan manitol 20%, obat dexametason)

Tindakan keperawatan

1. Bantu agar jalan nafas tetap terbuka (membersihkan mulut dari ludah dan lendir agar jalan
nafas tetap lancar).
2. Pantau balance cairan.
3. Bila penderita tidak mampu menggunakan anggota gerak, gerakkan tiap anggota gerak secara
pasif seluas geraknya.
4. Berikan pengaman pada tempat tidur untuk mencegah pasien jatuh.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.kapukonline.com/2010/03/askepcvastroke.html

http://saktyairlangga.wordpress.com/2011/11/14/asuhan-keperawatan-stroke-atau-cva-cedera-
cerebrovaskular/

http://xamthonecentral.com/kesehatan-penyakit-sembuh/pengertian-penyakit-stroke

Anda mungkin juga menyukai