Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang
Tumbuhan adalah salah satu ciptaan Allah SWT yang memiliki ratusan
bahkan ribuan jenis didunia. Diantara ribuan tumbuhan tersebut masing
masing memiliki sebuah keistimewaan yang berbeda beda baik itu dari segi
bentuk, habitat, bahkan kegunaannya bagi kehidupan manusia. Pada masa
kini banyak sekali kita temui produsen produsen yang banyak memproduksi
produk produk herbal yang berasal dari tumbuhan.
Maraknya minat konsumen dalam konsumsi obat herbal membuat bahan
bahan alam menjadi salah satu pilihan dalam proses pembuatan obat herbal.
Kesadaran konsumen akan pentingnya mengutamakan obat berbahan alam ini
merupakan suatu keuntungan tersendiri untuk produsen agar membuat suatu
produk berbahan alam yang mudah dikonsumsi dan dapat memberikan
keuntungan bagi masyarakat. Adanya pemahaman back to nature ini membuat
masyarakat lebih memilih menggunakan obat yang berasal dari alam dan
dapat diolah sendiri dengan cara yang sederhana tanpa harus membeli namun
tetap memberikan manfaat yang diinginkan. Salah satu bahan alam yang
banyak digunakan dan mudah ditemukan oleh banyak masyarakat adalah
daun salam. Selain dapat digunakan sebagai bumbu masakan, ternyata daun
salam juga memiliki banyak khasiat.
Daun salam ( Syzygium polyanthum [ Wight.] Walp.) mengandung
minyak atsiri ( sitral dan eugenol ) , tannin dan flavonoid ( Dalimartha,2003).
Komponen fenolik yang terdapat dalam tumbuhan memiliki kemampuan
mereduksi yang berperan penting dalam menyerap dan menetralkan radikal
bebas , dan dekomposisi peroksida ( Javanmardi,2003). Adanya kandungan
kandungan kimia didalam daun salam ini memiliki efek farmakologis yang
dapat digunakan oleh masyarakat dalam pengobatan berbagai penyakit. Dari
beberapa hal inilah penulis ingin mengangkat sebuah makalah yang
berhubungan dengan tumbuhan berkhasiat obat yang terdapat disekitar tempat

1
tinggal yaitu Daun Salam.dalam hal ini diharapkan agar pembaca dapat
memanfaatkan tumbuhan yang ada disekitar tempat tinggal sebagai salah satu
alternative untuk pengobatan penyakit.

1.2.Rumusan masalah
1. Bagaimana deskripsi daun salam dilihat dari segi morfologi, taksonomi,
distribusi, habitus beserta gambar daun salam ?
2. Bagaimana standarisasi simplisia daun salam dam ekstrak daun salam?
3. Bagaimana penggunaan empiris dan efek farmakologis dari daun salam ?
4. Apa saja Kandungan senyawa kimia yang terkandung didalam daun
salam ( berupa golongan senyawa dan senyawa marker diikuti
strukturnya ) ?
5. Apa saja pengujian praklinik dan klinik yang dilakukan pada daun
salam?
6. Produk apa saja yang diperoleh dari daun salam meliputi nama produk,
gambar, produsen, komposisi dan khasiatnya?

1.3.Tujuan penulisan
1. Dapat mengetahui deskripsi daun salam dilihat dari segi morfologi,
taksonomi, distribusi, habitus beserta gambar daun salam
2. Dapat mengetahui standarisasi simplisia daun salam dan ekstrak daun
salam
3. Dapat mengetahui penggunaan empiris dan efek farmakologis dari daun
salam
4. Dapat mengetahui kandungan senyawa kimia yang terkandung didalam
daun salam ( berupa golongan senyawa dan senyawa marker diikuti
strukturnya )
5. Dapat mengetahui pengujian praklinik dan klinik dari daun salam
6. Dapat mengetahui review produk diperoleh dari daun salam meliputi nama
produk, gambar, produsen, komposisi dan khasiatnya

2
1.4.Manfaat penulisan
1. Menambah pemahaman pembaca mengenai pemanfaatan daun salam
dalam mengobati suatu penyakit
2. Memberikan informasi bahwa banyak bahan alam yang bisa digunakan
sebagai pengganti obat kimia
3. Memberikan informasi produk apa saja yang telah banyak diproduksi
dipasaran sehingga dapat digunakan oleh masyarakat.

3
BAB II
ISI
2.1 Deskripsi tanaman
Nama botani : Syzygium polyanthu ( wight ) Walp
Sinonim : Eugenia polyanta Wight

I. Klasifikasi Salam
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae (suku jambu-jambuan)
Genus : Syzygium
Spesies : Syzygium polyanthum Wigh Walp
Sinonim : Eugenia polyantha Wight
Nama asing : Indonesian bayleaf atau Indonesian laurel ( Inggris )
Nama daerah : Sumatera : Ubar serai , maselangan
Jawa : manting, Salam
Madura : Salam ( Dalimartha,1999)

4
II. Deskripsi/morfologi tanaman
Daun : berbentuk simpel, bangun daun jorong, pangkal daunnya tidak
bertoreh dengan bentuk bangun bulat telur (ovatus), runcing pada ujung daun,
pangkal daun tumpul (obtusus), terdapat tulang cabang dan urat daun, daun
bertulang menyirip (penninervis), tepi daun rata (integer). Daun majemuk
menyirip ganda (bipinnatus) dengan jumlah anak daun yang ganjil, daging
daun seperti perkamen (perkamenteus), daunnya duduk, letak daun penumpu
yang bebas terdapat di kanan kiri pangkal tangkai daun disebut daun
penumpu bebas (stipulae liberae), tangkai daunnya menebal di pangkal dan
ujung, beraroma wangi dan baru dapat digunakan bila sudah dikeringkan (
Dalimartha,2000).
Batang : tinggi berkisar antara 5-12m, bercabang-cabang, biasanya tumbuh
liar di hutan. Arah tumbuh batang tegak lurus (erectus), berkayu (lignosus)
biasanya keras dan kuat, bentuk batangnya bulat (teres), permukaan
batangnya beralur (sulcatus), cara percabangannya monopodial karena batang
pokok selalu tampak jelas, arah tumbuh cabang tegak (fastigiatus) sebab
sudut antar batang dan cabang amat kecil, termasuk dalam tumbuhan
menahun atau tumbuhan keras karena dapat mencapai umur bertahun-tahun
belum juga mati ( Dalimartha,2000).
Akar : termasuk akar tunggang (radix primaria), berbentuk sebagai tombak
(fusiformis) karena pangkalnya besar dan meruncing ke ujung dengan
serabut-serabut akar sebagai percabangan atau biasa disebut akar tombak,
sifatnya adalah akar tunjang karena menunjang batang dari bagian bawah ke
segala arah ( Dalimartha,2000).

III. Distribusi
Menurut litelatur, salam menyebar di Asia tenggara mulai dai Burma,
Indocina, Thailand, Semenanjung Malaya, Sumatra, Kalimantan dan Jawa.
Pohon ini ditemukan tumbuh liar di hutan-hutan primer dan sekunder, mulai
(di Thailand), kebanyakan merupakan pohon penyusun tajuk kebawah.

5
Disamping itu salam ditanam di kebun-kebun pekarangan dan lahan-lahan
wanatani yang lain, terutama untuk diambil daunya ( Dalimartha,2000).

IV. Habitus
Salam (Syzygium polyanthum) merupakan tanaman yang tumbuh liar.
Habitat asalnya adalah hutan dan pegunungan. Karena sering digunakan
sebagai pelengkap bumbu masak, belakangan anyak orang yang menanamnya
di pekarangan. Tanaman ini tumbuh subur di daerah sampai ketinggian 1.400
m dpl. Ketinggian tumbuh tanaman ini hinggan 25 m. Batangnya bulat,
daunnya tunggal, dengan letak saling berhadapan, serta mempunyai ukuran 5
- 15 cm (panjang) dan 3 - 8 cm (lebar). Warnanya hijau muda dan baunya
harum. Tanaman ini mempunyai buah bulat dengan warna hijau ketika muda,
dan merah tua ketika sudah tua. Di dalam buah terdapat biji yang berwarna
coklat ( Dalimartha,2000).

2.2 Standardisasi simplisia daun salam dan ekstrak daun salam


2.2.1 karakteristik simplisia
Karakteristik merupakan langkah awal dari standarisasi. Standarisasi
simplisia dilakukan untuk mengendalikan mutu simplisia. Standarisasi
diperlukan agar dapat diperoleh bahan baku yang seragam yang akhirnya
dapat menjamin efek farmakologi tanaman tersebut ( Hariyadi,2005).
Persyaratan mutu ekstrak terdiri dari berbagai parameter standar umum dan
parameter standar spesifik. Standarisasi suatu simplisia tidak lain pemenuhan
terhadap persyaratan sebagai bahan dan penetapan nilai berbagai parameter
dari suatu produk (Anonim,2000).
2.2.2 Parameter Standardisasi
2.2.2.1 Aspek Parameter Spesifik
Parameter spesifik yaitu parameter yang berfokus pada senyawa atau
golongan senyawa yang bertanggung jawab terhadap aktivitas farmakologis.
Menurut Anonim ( 2000), Parameter spesifik mempunyai :
a. Parameter identitas ekstrak, meliputi deskripsi tata nama

6
2.3 Penggunaan empiris dan efek farmakologis daun salam
Secara empiris daun salam digunakan oleh masyarakat untuk pengobatan
pada penyakit kolesterol tinggi, kencing manis, hipertensi, gastritis dandiaren
(Dalimartha,2003). Alasan pemilihan daun salam karena pada penelitian
sebelumnya menyatakan bahwa ekstrak etanol daun salam dapat menurunkan
kadar glukosa darah, meningkatnya kadar glukosa dalam darah disebabkan
oleh kerusakan pancreas sehingga tidak dapat menghasilkan insulin,
kerusakan pancreas ini dapat disebabkan oleh senyawa radikal bebas yang
merusak sel-sel pada pancreas sehingga tidak dapat berfungsi (Studiawan,
2004).
Alasan lain, daun salam (Syzygiumpolyanthum) merupakan tanaman satu
genus dengan daun dewan daru (Eugenia uniflora dengan sinonim Syzygium
uniflora) yang menurut penelitian daun Dewan daru memiliki aktivitas
sebagai antioksidan secara invitro, dengan mekanisme kerja menangkap
radikal bebas.Hasil penelitian tersebut menunjukkan aktivitas penangkap
radikal pada ekstrak etanol, etil asetat dan kloroform dengan nilai IC50
berturut-turut 8,87; 12,01; dan 53,30 g/ml (Utami dkk, 2005). Penelitian lain
juga menyatakan bahwa daun dewan daru (Eugenia uniflora Linn.) memiliki
aktivitas menangkap radikal bebas dengan nilai IC50 ekstrak heksana,
kloroform, etilasetat dan air masing-masing 13,0; 21,4; 1,3; dan 7,0g/ml
(Velaquez et al., 2003).
Penelitian lain menyatakan infusa daun salam (Syzygium polyantha
Wight.) mempunyai aktivitas menurunkan kadar asam urat darah pada mencit
putih jantan yang diinduksi dengan potassium oxonatdosis 300 mg/kgBB.
Infusa daun salam dosis 1,25g/kgBB, 2,5 g/kgBBdan 5,0 g/kgBB mampu
menurunkan kadar asam urat darah mencit jantan berturut-turut sebesar
54,30%, 76,22% dan 76,54%. Kemungkinan kandungan flavonoid dari daun
salam dapat menurunkan kadar asam urat dalam serum darah mencit, karena
flavonoid mempunyai aktifitas sebagai antioksidan yang dapat menghambat

7
kerja enzim xantinoksidase sehingga pembentukan asam urat terhambat
(Ariyanti, 2003).

2.4 Kandungan senyawa kimia daun salam


Tanaman Salam mengandung banyak senyawa. Menurut Hariana (2008)
antara lain minyak atsiri, tannin dan flavonoid. Salah satu bagian dari
tanaman ini yang banyak digunakan adalah bagian daunnya.Daun salam (
Syzygium polyanthum [ Wight.] Walp.) mengandung minyak atsiri ( sitral dan
eugenol ) , tannin , flavonoid ( kuersetin ,kuersitrin, mersitin,
mirsitrin),seskuiterpen, triterpenoid, fenol,steroid, sitral,lakton,saponin dan
karbohidrat ( Fitri,2007).dimana kadar flavonoid total kurang dari 0,40 %
dihitung sebagai kuersetin.
Menurut Purwati (2004) , daun salam oleh Badan POM ditetapkan
sebagai salah satu dari Sembilan tanaman obat unggulan yang telah diteliti
atau diuji secara klinis untuk menanggulangi masalah kesehatan tertentu (
Purwati , 2004).
Menurut Sudarsono ( 2002) , Kandungan tanaman salam lainnya adalah
saponin, tritrprnoid, falvonoiud, polifenol, alkaloid , tannin dan minyak atsiri
yang terdiri dari sesquiterpen, lakton dan fenol ( Adrianto,2012).Uji fitokimia
dari daun salam menunjukkan adanya beberapa senyawa metabolit sekunder
yaitu Flavonoid, fenolik dan kumarin ( Adrianto,2012).
Winarto (2004) menyatakan bahwa daun salam mempunyai kandungan
kimia yaitu tannin, flavonoid, dan minyak atsiri 0,05 % yang terdiri dari
eugenol dan sitral.

Tanin
senyawa lain yang terkandung dalam daun salam memiliki aktifitas
antioksidan yang mampu menghambat enzim seperti DNA topoisomerase,
anti-diare, hemostatik, anti-hemoroid, dan juga menghambat pertumbuhan
tumor.Tanin sendiri mampu membentuk kompleks kuat dengan protein
sehingga dapat menghambat penyerapan protein dalam pencernaan.Dengan

8
kata lain bisa disebut anti-nutrisi.Oleh sebab itu, kadar tannin dalam produk-
produk pangan patut diperhatikan dan diformulasikan secara cermat supaya
kadarnya aman untuk pencernaan manusia.

Flavonoid
Flavonoid adalah senyawa yang terdapat pada sebagian besar tumbuhan.
Sebagian besar tumbuhan obat mengandung flavonoid. Pada tumbuhan,
flavonoid tidak hanya berperan sebagai pigmen yang member warna pada
bunga dan daun saja. Namun juga sangat penting bagi pertumbuhan,
perkembangan dan pertahanan tumbuhan (Sabir,2003).Salah satu contoh
flavonid adalah kuersetin. Kuersetin merupakan senyawa marker dari daun
salam ( FHI,----).

Struktur Kuersetin

Minyak atsiri
Minyak atsiri atau dikenal orang dengan nama minyak atsiri atau minyak
terbang (essential oil) dihasilkan oleh tanaman tertentu. Mekanisme
metoksisitas fenol dalam minyak atsiri menyebabkan denaturasi protein pada
dinding sel kuman dengan membentuk struktur tersier protein dengan ikatan
nonspesifik atau ikatan disulfide ( Adriantom2012).

2.5 Pengujian praklinik dan klinik

9
2.6 Review produk dari daun salam
1. Kapsul daun salam

Menurut beberapa penelitian, disebutkan pada tanaman ini


ditemukan kandungan kimia minyak atsiri (0,05%) yang mengandung
sitral, eugenol, tanin dan flavonoida.
Meskipun daun salam ini mudah ditemukan, namun demi
kepraktisan dalam melakukan pengobatan sekarang sudah tersedia
ekstrak daun salam yang dikemas dalam bentuk kapsul. Kapsul Daun
Salam yang diproduksi oleh CV. Herbal Indo Utama ini salah satunya.
Daun Salam Herbal Indo Utama merupakan herbal tunggal yang
hanya terdiri satu bahan utama yakni ekstrak daun salam tanpa
campuran bahan lain.Temukan manfaat daun salam di dalam kapsul
yang sudah mendapatkan ijin BPOM ini tanpa perlu repot dalam
mengonsumsinya.

Komposisi : Syzygium polyanthum 200 mg


Cara pakai : Minum 3 kali sehari 1-3 kapsul
Isi : 60 Kapsul
Nomor Registrasi : Badan POM RI TR 133 371 971
Produsen : Herbal Indo Utama
Khasiat : Secara tradisional daun salam digunakan oleh
masyarakat sebagai obat diare, kencing manis, sakit maag, tekanan
darah tinggi (hipertensi), mabuk akibat alkhohol, gatal/kudis,
antijamur, dan antibakteri.

10
2. Kapsul Daun Salam

Komposisi : Syzygium Polyantum folium


Aturan Minum : 3 x 2 kapsul/hari
Khasiat :Membantu menurunkan tekanan darah,
menurunkan gula darah, mengobati maag.
Isi : 80 Kapsul
Izin Depkes RI : 503/4683/2
Diproduksi oleh : UD RACHMA SARI Sukoharjo
Didistribusikan oleh : UD TAZAKKA Sukoharjo
Peringatan : TIDAK DIJUAL BEBAS, UNTUK
KALANGAN SENDIRI

11
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1.KESIMPULAN
Dari makalah yang telah penulis buat ini, penulis menarik kesimpulan
bahwa Allah telah menciptakan ribuan bahkan jutaan tumbuhan dimuka bumi
ini agar dapat digunakan oleh manusia.dari berbagai tumbuhan yang
merupakan bahan alam ini memiliki ciri khas masing masing dimana dari tiap
ciri khas tersebut terkandung senyawa senyawa yang memiliki efek
farmakologis sehingga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. Salah
satu bahan alam yang dimaksudkan adalah Daun Salam. Kandungan dari
daun salam ini dapat digunakan oleh masyarakat dalam berbagai aspek
terutama dalam pengobatan seperti antihipertensi, antijamur, dan lain lain.
Dengan adanya bahan alam yang berkhasiat obat ini dapat membantu
masyarakat yang memerlukan suatu alternative dalam lingkup yang mudah
dan harga yang terjangkau.
3.2.SARAN
Saran penulis kepada siapapun yang membaca makalah ini agar dapat
memanfaatkan tumbuhan tumbuhan yang berada disekitar tempat tinggal
sebagai pengganti obat. Selain itu juga untuk mengurangi penggunaan bahan
kimia yang berlebihan penggunaan bahan alam lebih memberikan kita
informasi lebih tentang pengobatan dan dapat meminimalisir biaya dalam
proses pengobatan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Adrianto ,A.W. 2012.Uji Daya Antibakteri Ekstrak Daun Salam ( Eugenia


polyantha Wight) Dalam Pasta Gigi Terhadap Pertumbuhan Streptococcus
mulans.Jember : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember
Anonim .2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat .Jakarta :
Departemen Kesehatan RI
Dalimartha , S. 1999. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid I . Jakarta : Trubus
Agriwidya
Dalimartha ,S.2000.Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Edisi II. Jakarta : Trubus
Agriwidaya
Fitri ,A. 2007. Pengaruh Penambah Daun Salam (Eugenia polyantha Wight)
Terhadap Kualitas Mikrobiologis, Kualitas Organoleptsis dan Daya Simplisia
Telur Asin pada Suhu Kamar.Surakarta : Universitas Sebelas Maret

13

Anda mungkin juga menyukai