Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Sejak lama banyak partisipan workshop Lumen yang meminta saya untuk
menerbitkan sebuah buku tentang investasi di pasar keuangan. Namun padatnya
kesibukan di Lumen Capital Resources, membuat semuanya ini menjadi suatu
tantangan yang membutuhkan fokus, energi dan konsentrasi untuk
menyelesaikannya.
Dalam kesempatan ini saya bermaksud mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada isteri saya Susan, kedua anak saya, Karina dan Richard atas
cinta dan kasih sayang mereka yang demikian besar, dengan tulus merelakan
sebagian dari kebersamaan kita tersita untuk penyelesaian buku ini.
Kepada semua partisipan workshop Lumen Options (Retire Rich from The Stock
Market) maupun Lumen Forex (Building Wealth from Forex Market), saya
ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungannya yang luar biasa.
Dalam kesempatan ini saya juga mengucapkan terima kasih yang sedalam-
dalamnya kepada orang yang telah berhasil melatih saya menjadi pembicara
seminar, dan beliau tidak lain adalah Bapak Tung Desem Waringin. Bimbingan
dan motivasinya yang luar biasa berhasil membuat saya menguasai berbagai
teknik dahsyat yang seringkali saya pergunakan setiap kali membawakan
seminar Lumen Capital Resources.
Buku ini lahir, pertama kali atas dorongan dari pelatih hypnosis paling luar biasa
yang pernah saya kenal, Bapak Adi W Gunawan, dan sehubungan dengan itu,
dalam kesempatan ini saya juga mengucapkan terima kasih yang sedalam-
dalamnya Kepada Bapak Adi W. Gunawan, atas ide dan motivasinya yang tiada
henti kepada saya untuk menyelesaikan buku ini.
Kepada Larry Williams, Optionetics, Larry McMillan, John Murphy, Dr. Alexander
Elder, serta semua mentor yang melalui berbagai seminar / webinar ataupun
literatur-literaturnya telah membantu saya menguasai berbagai ilmu tentang
investasi dan trading baik di Pasar Modal, Forex, maupun komoditas.
Terima kasih yang sebesar-besarnya juga saya ucapkan Kepada Bapak Eddy
Mulyadi yang telah memberikan banyak sumbangan serta banyak membantu
dalam proses editing, pada awal penyusunan buku ini.
Bab I PENDAHULUAN
I.1. TIGA MODAL UTAMA
I.1.1. MINDSET
I.1.2. METODE
I.1.3. MANAJEMEN KEUANGAN
IV.2.2.2. INFLASI
IV.2.2.2.1. PRODUCER PRICE INDEX (PPI)
IV.2.2.2.2. CONSUMER PRICE INDEX (CPI)
VI.3. KONSISTENSI
RAHASIA
BEBAS
FINANSIAL
dengan BERINVESTASI di
PASAR MODAL
BAB I
PENDAHULUAN
Beberapa tahun yang lalu, ada seseorang Sarjana Arsitektur yang baru saja lulus dari
kuliahnya. Kerja kerasnya selama delapan semester berhasil menorehkan suatu prestasi
yang membuat kedua orang tuanya bangga ketika melihat dirinya berjalan ke podium
diiringi koor We Are The Champion yang membahana. Dia lulus sebagai sarjana
arsitektur pertama yang berhasil meraih predikat Cumlaude dari Institut Teknologi
Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya.
Beberapa bulan sesudah menempuh hidup baru, Sang Isteri memberikan sebuah
surprise yang paling indah dalam hidupnya, Sang Isteri kini tengah mengandung buah
hati mereka berdua. Surprise ini juga menimbulkan beban baru bagi dirinya, karena kini
ia harus berupaya menghidupi seluruh keluarganya. Berbagai bisnis dicobanya,
konstruksi, desain bangunan, interior, hingga bisnis jaringan, namun tak satupun yang
memberikan hasil yang langgeng untuk mereka.
Mereka hidup dalam salah satu penjara kehidupan paling kejam, bernama belenggu
finansial. Rekreasi keluarga paling bagus yang mereka bisa berikan kepada si Kecil buah
hati mereka adalah jalan-jalan ke mall, tanpa membeli apa-apa. Pakaian baru untuk si
kecil seringkali berasal dari keluarga / orang tua mereka. Kendatipun demikian tokoh
kita satu ini tidak pernah menutup diri dari berbagai peluang. Seminar demi seminar
diikutinya. Hingga suatu ketika Sang Isteri menunjukkan sebuah iklan di koran Jawa
Pos dengan tema investasi di pasar modal.
Saat itulah ia pertama kali mengenal dunia investasi di Pasar Modal. Untuk pertama
kalinya ia mengenal Warren Buffett, seorang yang ketika masa kecilnya menjadi penjual
Coca-Cola kalengan, loper koran, dan melalui dunia investasi kini berhasil menjadi salah
satu orang terkaya di dunia. Sejak saat itu dia demikian haus akan berbagai ilmu
investasi / trading di Pasar Modal.
Setiap kali ada seminar investasi baik di dalam maupun luar negeri diikutinya.
Keuntungan maupun kerugian secara silih berganti dialaminya, namun itu semua
dirasakannya sebagai suatu alunan symphony perjuangan hidupnya untuk keluar dari
belenggu finansial. Lambat laun ia berhasil membangun trading style-nya sendiri, yang
ia kombinasikan sendiri melalui pendekatan market analysis yang demikian mendalam
mulai dari makro fundamental hingga analisa teknikal, berbagai strategi derivatif, dan
manajemen keuangan yang secara disiplin dia gunakan dalam mengembangkan
investasinya.
Sejalan dengan itu, atas motivasi luar biasa dari motivator kondang Anthony Robbins
dan Bapak Tung Desem Waringin, serta tidak ketinggalan juga Bapak Adi W. Gunawan,
serta gemblengan yang diterimanya selama berjuang bersama rekan-rekannya semasa
ia menggeluti bisnis jaringan, ia memberanikan diri untuk tampil sebagai Pembicara di
berbagai seminar investasi.
1
Tiga Modal Utama yang harus dimiliki Trader Professional adalah Mindset, Methodology, dan Money
Management. Mengenai ini akan dijelaskan lebih lanjut pada bab-bab selanjutnya.
Cerita di atas adalah kisah nyata seseorang yang sama sekali tidak memiliki background
finansial namun berhasil memperoleh tiket kebebasan finansial-nya melalui
pengetahuan dan skill trading dan investasi di pasar keuangan. Anda ingin tahu siapa
orang yang saya maksudkan di atas ? Hehehehe, betul sekali, orang yang saya
maksudkan di atas tidak lain adalah saya sendiri.
Tiket untuk bebas dari belenggu finansial, bisa diperoleh jika seseorang mempunyai
satu modal dasar yakni impian yang luar biasa kuat. Demikian kuatnya hingga seluruh
energi hidupnya ia fokuskan hanya untuk memperoleh tiket tersebut.
Sehubungan dengan itu, sekarang, tuliskan impian anda di bawah ini, tuliskan yang
jelas, kehidupan seperti apa yang benar-benar anda idam-idamkan :
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
______________________________________________________
<Jika sudah, anda baca berulang-ulang dan pastikan bahwa itu adalah impian anda.
Silakan lompati paragraf yang berada dalam kotak biru di bawah ini, dan langsung
pindah ke halaman selanjutnya.>
Yang pertama saya ucapkan selamat atas investasi yang baru saja anda lakukan
dengan membeli buku ini. Selanjutnya lagi-lagi saya ucapkan selamat atas investasi
waktu yang sedang anda lakukan sekarang ini dengan membaca buku ini. Sebagai
seorang investor, saat ini anda bisa jadi sedang bertanya-tanya, berapa besar
keuntungan (imbal hasil) yang bisa anda harapkan atas investasi yang sedang anda
lakukan ini. Kemudian berapa besar resikonya?
Menjawab pertanyaan yang kedua jauh lebih gampang dibanding yang pertama. Resiko
anda adalah : beberapa ribu rupiah yang anda gunakan untuk membeli buku ini 2, juga
waktu anda yang bakal terbuang sia-sia dengan membaca buku ini, ketika ternyata
sama sekali tidak bermanfaat untuk anda. Pertanyaan yang pertama, jawabannya
sangat bervariasi. Keuntungan yang anda harapkan berada dalam suatu rentang yang
sangat lebar, yakni mulai dari hanya sekedar menambah pengetahuan, hingga suatu
2
Pada saat saya mengetik naskah buku ini, saya tidak tahu sama sekali, berapa harga buku ini sesudah diterbitkan.
Jangankan harganya, desain sampul, mau hard cover atau soft cover, berapa halaman, itu semua belum terpikirkan
sama sekali. Saya hanya menuangkan semua yang ada dalam benak saya, sebaik mungkin.
kehidupan merdeka, dimana untuk seterusnya anda tidak perlu lagi terbelenggu oleh
suatu penjara kehidupan bernama problem finansial3.
Sekarang, coba bayangkan suatu kehidupan dimana anda bisa terbebas dari belenggu
finansial ini. Suatu kehidupan dimana anda terbebas dari rasa khawatir. Suatu
kehidupan dimana anda berhak untuk memutuskan segala sesuatunya bukan melulu
hanya atas dasar kekhawatiran finansial semata, melainkan atas nilai-nilai luhur
kehidupan yang anda imani. Bayangkan suatu kehidupan dimana anda tidak pernah
khawatir akan tagihan-tagihan anda, tidak pernah khawatir akan biaya pendidikan buah
hati anda, tidak pernah khawatir akan biaya untuk kebutuhan rekreasi, dan bagi yang
memiliki problem keuangan type kedua (problem kelebihan uang), kini anda tidak perlu
khawatir lagi akan uang anda, kendatipun suku bunga sudah diturunkan hingga level
yang tidak pernah anda bayangkan sebelumnya, atau apapun segala bentuk
kekhawatiran finansial anda.
3
Problem finansial (problem keuangan) pada dasarnya digolongkan menjadi dua golongan utama, yakni problem
kekurangan uang dan yang kedua adalah problem kelebihan uang. Keduanya memiliki gejala yang sama, yakni
diliputi rasa khawatir.
I.1. TIGA MODAL UTAMA
Berikutnya, anda membutuhkan modal untuk menunjang karir trading anda.
Kebanyakan orang beranggapan bahwa modal adalah sama dengan sejumlah uang
yang anda butuhkan untuk memulai trading anda. Namun sesungguhnya, uang
hanyalah sebagian kecil dari modal yang anda butuhkan. Dr. Alexander Elder,
mengemukakan bahwa untuk menjadi seorang trader / investor sukses, anda
membutuhkan 3 M, yakni MIND, METHOD and MONEY.
Mind (Pola Pikir) berarti, anda butuh untuk mengembangkan aturan-aturan psikologis
yang membuat anda tenang dalam menghadapi pasar, dan selalu disiplin terhadap
manajemen resiko anda. Method (Metode) adalah suatu system guna menganalisa
pergerakan harga, dan menghasilkan keputusan untuk beli / jual. Money (uang), yang
dimaksud sesungguhnya adalah Manajemen Keuangan (Money Management) , yakni
berarti menempuh resiko hanya sebagian kecil dari modal untuk suatu peluang trading
tertentu.
Anda memiliki potensi luar biasa untuk menjadi seorang treder / investor professional
sepanjang anda memiliki komitmen yang cukup untuk meraih kesuksesan anda. Sudah
dibuktikan berkali-kali, bahwa seseorang yang tidak punya pengalaman / latar belakang
finansial sama sekali, berhasil menjadi seorang trader / investor professional.
Seorang Arsitek gagal yang tidak punya background finance sama sekali, sudah berhasil
membuktikannya, anak mantan penjual koran dan Coca Cola kaleng bahkan berhasil
menjadi salah satu orang terkaya di dunia4, mantan pengacara di Montana, AS berhasil
menjadi pemegang trading record tertinggi di dunia yang hingga sekarang rekor
tersebut belum terpecahkan5.
4
Warren Buffett pada masa kecilnya pernah berprofesi sebagai penjual Coca Cola kalengan dan sebagai tukang
koran.
5
Mantan pengacara yang saya maksudkan di atas adalah Larry Williams, pencipta indikator Williams %R yang
sangat populer digunakan dalam Analisa Teknikal.
I.1.1. MIND / MINDSET
Mind atau Mindset adalah modal dasar pertama yang harus anda miliki jika anda ingin
sukses sebagai seorang trader / investor profesional. Menurut Bapak Adi W. Gunawan,
dalam bukunya yang berjudul The Secret of Mindset, Mindset didefinisikan sebagai
kepercayaan (belief), atau sekumpulan kepercayaan (a set of beliefs) atau cara berpikir
yang mempengaruhi perilaku (behavior) dan sikap (attitude) seseorang, yang akhirnya
akan menentukan level keberhasilan hidupnya (baca : nasib) 6.
Salah satu pertanyaan yang peling sering saya terima setiap kali seminar adalah : Pak
Hary saya ini orang awam, bukan trader profesional dan saya tidak mengerti saham,
forex, option, sama sekali. Apa saya bisa jadi trader sukses ? Jawabnya tentu bisa, dan
satu-satunya cara adalah mengubah yang bersangkutan dari semula orang awam
menjadi Trader Profesional. Namun jangan pernah berharap jadi amatir tapi
memperoleh hasil profesional. Kalaupun itu dimungkinkan, itu hanya terjadi sesekali,
dan tidak ada konsistensinya sama sekali.
Pak Hary, saya bukan professional, buta sama sekali tentang saham,
forex, derivatif, options, bukankah lebih aman dan nyaman jika saya
menginvestasikan dana saya pada berbagai produk investasi yang
ditawarkan Bank / Perusahan Asuransi seperti reksadana / unit link?
6
Diambil dari Buku The Secret of Mindset, karangan Adi W. Gunawan.
produk-produk investasi ini sangat menggiurkan, karena berhasil
memberikan keuntungan hingga di atas 30% setahunnya. Namun di tahun
2008, semuanya mengalami kerugian akibat jatuhnya indeks global
sehubungan dengan krisis ekonomi yang berkepanjangan di AS.
Hingga saat ini entah sudah ada berapa seminar investasi, saham, options, forex yang
sudah saya ikuti. Kemampuan saya dalam memberikan analisa pasar, hingga
menemukan peluang investasi / trading yang terbaik, semua strategy trading, datang
dari berbagai buku serta seminar yang saya ikuti. Namun demikian saya juga
menemukan ada orang-orang yang sama-sama membaca buku dan mengikuti berbagai
seminar namun tidak membawa kesuksesan apa-apa dalam trading / investasi mereka.
Saya jadi menyadari bahwa bukan hanya buku ataupun seminar yang bisa membuat
kita mencapai tujuan kita melainkan KITA sendiri.
Ada empat type orang dengan mindset yang berbeda ketika membaca buku. Orang
yang pertama jelas-jelas meyakini bahwa apa yang dibacanya tidak akan berhasil, dan
tidak ada gunanya sama sekali. Yang kedua, berpendapat, mungkin dari buku ini ia bisa
memperoleh satu dua ide atau strategi trading. Ketika membaca buku ini, mereka
mungkin akan terhibur karena bisa menemukan beberapa strategi / ide-ide trading /
cara menganalisa pasar, namun merekat tidak akan melakukan apapun, apalagi
menerapkannya. Yang ketiga adalah orang yang ketika membaca buku ini, berpikir
tidak ada salahnya untuk dicoba. Mereka mencoba satu dua hal yang bisa didapat dari
buku ini, namun hanya itu sajalah yang mereka lakukan. Pertanyaannya adalah bisakah
mereka mengharapkan suatu hasil yang luar biasa jika cuma itu yang mereka lakukan?
Yang terakhir adalah orang yang dari semula memegang komitmen, saya akan larut
sepenuhnya, dengan penuh totalitas membaca buku ini, serta melatih prinsip-prinsip
yang diberikan dengan penuh antusias dan disiplin. Tidak berhenti disitu, sesudah
menyelesaikan buku ini ia melatihnya kembali secara berulang-ulang dan terus
menerus. Orang inilah yang bisa membuat perubahan besar dalam hidupnya, dan
memiliki peluang paling besar untuk mewujudkan impiannya.
Jadi dengan segala kerendahan hati, sebelum masuk ke pembahasan selanjutnya, saya
mohon anda memiliki komitmen besar untuk tidak hanya sekedar membaca buku ini
sebagai teman tidur, atau pengisi waktu luang, melainkan dengan penuh antusias
menggaris bawahi hal-hal penting, serta membuat berbagai catatan, dan
mempraktekan semua latihan-latihan yang ada, serta kemudian melatihnya secara terus
menerus.
I.1.2. METODE
Metode adalah SYSTEM TRADING yang anda kembangkan, termasuk di dalamnya
bagaimana menemukan peluang trading, membuat keputusan untuk entry maupun exit.
Sebagian besar penjelasan yang ada dalam buku ini adalah bertujuan menambah
wawasan serta khasanah pengetahuan guna mempertajam system trading anda.
Mengenai ini akan dibahas secara khusus pada bagian terakhir buku ini.
Saya ucapkan selamat bagi anda karena jika anda sudah mencapai halaman ini, berarti
anda sudah menunjukkan komitmen awal yang luar biasa. Aplaus besar untuk anda.
Sebelum anda sanggup menguasai modal dasar anda yang kedua, yakni METODE,
dimana kita akan mempelajari Market Analysis secara menyeluruh, maka ada satu pre-
requisite (Pra-Syarat) yang harus anda kuasai terlebih dahulu, yakni berbagai jenis
produk investasi maupun instrumen derivatif yang akan anda transaksikan.
Bagian berikut ini akan menjelaskan kepada anda berbagai produk investasi, serta
instrumen derivatif, yang akan anda investasi dan/atau anda trading-kan nantinya.
Sebagai seorang profesional, anda harus memahami mekanisme, cara kerja, aturan-
aturannya, serta berbagai variasi strategi yang bisa anda gunakan ketika anda trading
nantinya.
Bab II
TRADING / INVESTASI APA DAN
DIMANA?
Kebanyakan orang jarang sekali berpikir mengenai hal-hal terpenting dalam hidupnya.
Keputusan seperti tinggal di kota mana, bekerja dimana, termasuk trading apa dan
dimana, seringkali ditentukan hanya karena suatu pembatasan yang sesungguhnya
tidak ada. Anda bisa memilih untuk berinvestasi di Bursa Efek Indonesia, ataupun Hong
Kong, Jepang, Australia, Eropa, bahkan Amerika Serikat.
Tapi Pak Hary, kita khan tinggal di Indonesia, jadi nggak kenal pasar di luar negeri
selain Bursa Efek Indonesia. Jadi daripada susah-susah harus mempelajari pasar luar
negeri mending saya fokus untuk investasi di BEI saja.
Kalimat di atas adalah salah satu kalimat yang paling sering saya dengar. Berhubung
sekarang anda sudah memiliki Mindset seorang Trader Profesional, saya kembalikan
lagi ke anda, menurut anda, apakah pola pikir seperti di atas mencerminkan pola pikir
seorang trader profesional ? Mindset seorang Trader / Investor profesional TIDAK
DIBATASI kondisi geografis, mindset seorang Trader / Investor Profesional adalah
sepenuhnya didasarkan pada tiga kriteria : probability of winning, potensi keuntungan
dan resiko.
Pilihan anda pun tidak hanya terbatas pada rekasadana, saham dan options, namun
pilihan anda terbuka lebar-lebar, selain rekasadana, saham dan options, masih ada ETF,
Futures Indeks, Forex, Futures Komoditas, Options on Futures, CFD, serta berbagai
instrumen derivative lainnya.
Pak Hary, mana yang lebih baik Options atau Forex? Ini adalah pertanyaan kedua
yang juga seringkali saya dengar setiap kali saya selesai seminar. Ada juga yang
kemudian bertanya seperti ini, Pak Hary, mana yang lebih gampang Options atau
Forex? Jika anda ingin mencapai kebebasan finansial melalui Pasar Finansial, maka
anda HARUS tahu semua instrumen Pasar Finansial, kemudian dasar pemilihan pasar
dan instrumen yang anda pilih bukanlah semata-mata didasarkan atas gampang /
susah. Melainkan anda bisa membanding-bandingkannya dan menurut anda mana yang
lebih sesuai untuk kondisi psikologis anda. Hanya anda yang bisa menjawab tepat,
mana yang paling sesuai untuk anda. Jika anda tanya saya, maka jawaban saya adalah
jawaban yang berlaku untuk saya. Mungkin saja benar untuk anda jika kondisi
psikologis anda sama dengan saya, atau bisa saja keliru bilamana kondisi psikologis
anda berbeda dengan saya.
Dalam hal pemilihan pasar selalu ingat bahwa semua produk investasi maupun
instrumen derivatif yang akan anda transaksikan haruslah memenuhi dua kriteria yakni
: Likuiditas dan Volatilitas.
Likuiditas tergantung pada volume transaksi rata-rata per hari. Semakin besar volume
perdagangan rata-rata tiap harinya, maka semakin likuid pula produk investasi /
derivative tersebut. Akibatnya hal ini akan mempermudah anda untuk membeli /
menjualnya.
Volatilitas adalah suatu besaran yang menunjukkan seberapa besar fluktuasi harga
yang terjadi pada suatu asset. Tergantung pada strategi dan produk investasi yang
anda transaksikan, anda bisa saja memanfaatkan asset yang memiliki volatilitas tinggi
ataupun rendah. Anda akan membutuhkan asset volatilitas yang cukup signifikan jika
anda membeli saham / options untuk short term trading misalnya.
II.1. SAHAM
Saham adalah sertifikat kepemilikan atas sebagian atau lebih suatu Perusahan. Jika
anda membeli 1.000 (seribu) lembar saham, yang menerbitkan 10 milyar lembar
saham, maka anda memiliki 1/10.000.000 (sepersepuluh juta) bagian atas Perusahan
tersebut. Anda menjadi salah seorang pemilik Perusahan tersebut. Jika orang lain
menginginkan saham tersebut, maka
mereka menawar saham tersebut
(bid), sebaliknya ketika anda ingin
menjualnya maka anda
menawarkan saham tersebut (offer
/ ask).
Saat ini, di AS, disamping NYSE, kita juga mengenal bursa NASDAQ
(National Association of Security Dealers Automated Quotations),
yakni bursa elektronis terbesar di dunia saat ini. Ada lebih dari 3200
saham perusahan yang diperdagangkan di NASDAQ secara
elektronis. Perusahan-perusahan publik di AS saat ini, pada dasarnya
digolongkan menjadi NYSE-listed stock atau NASDAQ-listed stock.
Hingga 31 Desember 2007, Bursa Efek Indonesia telah mencatat 383 emiten yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan total nilai kapitalisasi pasar mencapai USD
212 Miliar.
II.2. ETF
ETF adalah instrumen unit trust berisi portofolio yang didesain untuk mereplikasikan
saham-saham yang tergabung dalam index tertentu. Karena merupakan gabungan
saham alias index, maka begitu membeli ETF Anda sudah membeli sebuah portofolio
(kumpulan saham) yang terdiri atas semua saham yang tergabung dalam index
tertentu.
ETF juga bisa diperjualbelikan seperti layaknya sebuah saham. Kalau boleh
dibahasaindonesiakan, makna ETF kurang lebih adalah reksadana saham yang
diperjualbelikan di bursa.
Di Amerika Serikat sendiri saat ini kita mengenal ada 3 (tiga) indeks harga saham
gabungan yang paling populer digunakan sebagai acuan guna memantau kondisi pasar
modal AS, yakni Dow Jones Index, S&P 500 Index, dan Nasdaq 100 Index.
Pertama kali diluncurkan pada posisi 40.96 pada tanggal 26 Mei 1896, saat itu dikenal
dengan sebutan Dow Jones Industrial Average. Index ini merupakan index tertua kedua
sesudah Dow Jones Transportation yang juga diciptakan oleh perusahan yang sama
yakni Dow Jones & Company, sebuah Perusahan Penerbit dan Penyedia Informasi
Keuangan Amerika Serikat, yang didirikan oleh 3 (tiga) orang wartawan senior, Charles
Dow, Edward Jones dan Charles Bergstresser.
S&P500 Index adalah Index harga saham gabungan AS, yang terdiri dari 500 Perusahan
AS dengan kapitalisasi besar. Index ini adalah index yang paling popular digunakan
sebagai acuan atas kinerja Bursa AS serta kondisi ekonomi AS. Pertama kali index ini
diciptakan pada tanggal 4 Maret 1957 oleh Standard & Poors, salah satu Divisi McGraw-
Hill.
Semua saham komponen S&P500 Index diperdagangkan di dua bursa, yakni NYSE
(New York Stock Exchange), dan NASDAQ (National Association of Securities Dealers
Automated Quotations).
http://www2.standardandpoors.com/portal/site/sp/en/us/page.topic/indices_500/2,3,2,
2,0,0,0,0,0,2,3,0,0,0,0,0.html
Nasdaq-100 Index
Nasdaq-100 Index pertama kali diperdagangkan di bursa pada tanggal 31 Januari 1985.
Terdiri dari 100 perusahan Non Finansial AS maupun International terbesar yang
terdaftar di Bursa NASDAQ. Daftar lengkap 100 Perusahan komponen NASDAQ-100
Index dapat dilihat pada website berikut ini :
http://dynamic.nasdaq.com/dynamic/nasdaq100_activity.stm
Selain tiga ETF utama tersebut, dewasa ini ada ratusan ETF yang diperdagangkan di
Wall Street. Underlying-nya pun tidak terbatas hanya pada Index saham-saham AS
saja. Sejak 2003, bursa Asia yang tergolong emerging markets berhasil menunjukkan
kinerja luar biasa. Sejak itu pula lahirlah beragam ETF yang mengacu pada indeks atau
kumpulan saham unggulan suatu negara.
ETF pertama kali hadir di Bursa Efek Indonesia, tepatnya pada tanggal 18 desember
2007, melalui produk ETF pertama di Indonesia yakni Premier ETF-LQ45 (symbol : R-
LQ45X). ETF ini mereplikasikan kinerja indeks LQ-45, yakni indeks saham yang terdiri
atas 45 (empat puluh lima) saham-saham unggulan yang diperdagangkan di BEI.
Jika anda kesulitan memilih saham untuk berinvestasi di Bursa Efek Indonesia, maka
Premier ETF-LQ45 ini bisa jadi merupakan alternatif yang paling mudah dan nyaman
untuk anda. Karena dengan berinvestasi di Premier ETF-LQ45 berarti anda sudah
berinvestasi pada sekaligus 45 (empat puluh lima) saham unggulan yang
diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.
II.3. OPTIONS
APA ITU OPTION ?
Option adalah suatu kontrak derivatif yang memberikan hak beli / hak jual atas asset
tertentu, pada suatu harga kesepakatan tertentu, dengan masa berlaku hingga jangka
waktu tertentu pula.
Dengan demikian berdasarkan definisi di atas ada 4 (empat) komponen dasar suatu
option, yakni :
2) Asset Tertentu
Misalnya : Saham Apple Corporation (AAPL).
Misalnya : Jika anda membeli (buy) AAPL Aug 140 Call @ USD 11.- maka anda
sudah membeli suatu kontrak derivatif yang memberikan anda Hak Beli, atas
Saham AAPL pada harga USD 140 per lembarnya, dimana kontrak yang anda beli
ini memiliki masa berlaku hingga Jumat minggu ke-3 bulan Agustus 2007.
4) Masa Berlaku
Kontrak Opsi Saham (Stock Option) di Amerika memiliki masa berlaku hingga
Jumat minggu ke-3 bulan ybs. Dengan demikian jika anda membeli Option
dengan jangka waktu hingga September maka option tersebut akan berakhir
masa berlakunya hingga pk 16:00 E.S.T Jumat Minggu ke-3 bulan September
(Sabtu minggu ke-3 pk 04:00 WIB).
Untuk memberikan gambaran lebih jelas, anda bisa lihat tabel option berikut ini.
Tabel ini diambil dari www.optionsxpress.com.
II.3.1. CALL OPTIONS
Call Options adalah Kontrak Derivatif yang memberikan Hak Beli atas Saham Tertentu
pada harga (Strike Price) tertentu, dengan masa berlaku hingga waktu tertentu.
Keterangan :
1. Tabel di atas adalah Tabel AAPL August Call Option. Perhatikan di pojok kiri atas
tertulis Symbol AAPL, diatasnya juga tertulis nama perusahaannya yakni Apple
Inc. Last = 143.75 menunjukkan bahwa AAPL terakhir ditutup pada harga USD
143.75 per lembarnya.
2. Tabel di atas adalah Call Option dengan masa berlaku hingga Jumat minggu ke-3
Agustus 2007. Catatan : Semua Stock Option berakir pada Jumat minggu ke-3
bulan yang bersangkutan.
3. Pada tabel di atas terdapat pilihan untuk jual / beli (trading) Option dengan
Strike Price 120, 125, 130, 135, 140, 150, 155, 160, 165. Catatan : Tersedia pula
Call Option dengan strike price di luar Strike Price di atas, hanya saja dalam tabel
di atas tidak ditampilkan.
4. Kolom no 4. adalah daftar harga untuk tiap-tiap Strike Price :
Last Traded Price adalah harga transaksi terakhir.
Ask Price adalah harga yang harus anda bayar jika anda ingin membeli
option tersebut, karena saat ini sudah ada seseorang yang ingin menjual di
harga tersebut. Ini sama halnya dengan KURS JUAL pada perdagangan valuta
asing.
Bid Price adalah harga yang anda terima bila anda menjual options tersebut,
karena sudah ada orang yang ingin membeli di harga tersebut. Ini sama
halnya dengan KURS BELI pada perdagangan valuta asing.
Catatan : Jika anda menawar dengan harga bid price, maka anda harus antre di
belakang orang-orang yang sudah menawar Option tersebut dengan harga bid
price sebelum anda. Jika anda membeli dengan harga Ask Price, maka
berhubung Ask Price adalah harga yang ditawarkan kepada anda, Option
tersebut langsung anda dapatkan tanpa harus menunggu.
Perhatikan bahwa tersedia Bid Price dan Ask Price, untuk semua Strike Price
Option, hal ini menunjukkan bahwa anda bisa beli / jual option tersebut.
Seringkali yang menjadi pertanyaan adalah jika Option yang saya beli sudah
menguntungkan, dan ingin saya jual, apakah pasti ada yang mau beli ? Selama
terdapat bid price dan ask price, anda akan selalu bisa menjual option anda pada
harga bid pada saat US Market Hours.
STRIKE PRICE
Berdasarkan Strike Price-nya, Call Option dikategorikan menjadi 3 (tiga), yakni :
In The Money (ITM),
At The Money (ATM), dan
Out of The Money (OTM)
Pada Tabel 1.1. di atas, AAPL terakhir kali ditutup pada harga USD 143.75 per lembar.
Call Option dengan Strike Price lebih kecil dari USD 143.75 adalah In The Money (ITM),
sementara Call option dengan Strike Price lebih besar dari USD 143.75 adalah Out of
The Money (OTM). Selanjutnya, At The Money (ATM) Call Option adalah Call Option
yang 'Strike Price'-nya sama dengan harga saham (143.75). Berhubung tidak ada
Option dengan Strike Price 143.75, maka untuk Tabel di atas, tidak ada Option yang At
The Money (ATM).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, untuk Call Option :
Maka :
Dengan Anda memiliki QQQQ August 44 Call maka anda berhak untuk membeli
QQQQ diharga USD 44,- walaupun harga QQQQ saat itu USD 50.05.
Sehingga :
Intrisik Value = Harga Saham Strike Price
= 50.05 44
= USD 6.05
Ekstrisik Value = Options Premium Intrisik Value
= 6.34 6.05
= USD 0.29
Maka :
Dengan Anda memiliki QQQQ August 52 Call maka anda berhak untuk membeli
QQQQ diharga USD 52,- walaupun harga QQQQ saat itu USD 50.05.
Sehingga :
Intrisik Value = Harga Saham Strike Price
= 50.05 52
= USD 1.95 USD 0.
Siapapun orangnya yang memiliki Call Option ini tidak akan menggunakan
haknya, karena justru akan merugi sehingga apabila anda memiliki Call options
ini pun anda TIDAK AKAN menggunakan hak anda atas Option tersebut. Oleh
karena itu Nilai Intrinsik untuk OTM Option selalu 0 (Nol).
Oleh karena nilai Intrisik = 0 maka
Ekstriksik Value = Options Premium = Time Value
= USD 0.25
Tabel 1.3. ATM, ITM, OTM Call Options Sumber : www.optionsxpress.com
Kesimpulan :
1. Hanya ITM Call Option yang mempunyai Nilai Intrinsik, sementara Nilai
Intrinsik ATM dan OTM Call Option adalah 0 (Nol).
2. Karena Nilai Intrinsik ATM dan OTM Option adalah 0 (Nol) maka ATM dan
OTM Call Option hanya mempunyai Nilai Ekstrinsik (Time Value). ATM &
OTM Call Option Premium = Nilai Ekstrinsik (Time Value).
3. Pada Expiry Day, semua Nilai Ekstrinsik (Time Value) = 0 (Nol) karena
tidak ada waktu yang tersisa lagi. Dengan demikian pada Expiry Day,
semua ATM dan OTM option harganya 0 (Nol). Hanya ITM Option yang
ada harganya, dimana pada saat Expiry Day harga ITM Option = 'Nilai
Intrinsik (Gain Value)'-nya.
BUY CALL OPTIONS
Sekarang coba perhatikan Tabel Call Options IBM berikut ini :
Misalkan anda Bullish terhadap IBM (anda memprediksi bahwa IBM akan bergerak naik
/ uptrend). Berdasarkan analisa anda tersebut, anda bermaksud untuk membeli Call
Options IBM sebagai berikut :
Pada Expiration Day (hari terakhir option ini diperdagangkan), yakni tanggal 16 Mei
2009, anda mempunyai Hak untuk membeli saham IBM seharga USD 105.- per
lembarnya. Dengan demikian anda hanya akan mengalami keuntungan jika pada
Expiration Day, saham IBM diperdagangkan di atas 108.20 per lembarnya.
Break Even Point anda untuk transaksi option di atas (CALL OPTION) adalah :
Grafik Profit / Loss pada saat Expiry Day untuk posisi Buy to Open IBM May 105 Call @
3.20 Perhatikan Break Even = 108.20 Sumber : www.optionsxpress.com
Sekarang coba amati Grafik Profit / Loss diatas. Grafik di atas pada prinsipnya
menunjukkan bahwa posisi option anda, akan mengalami kerugian jika hingga
Expiration Day, saham IBM tidak bergerak naik melampaui USD 108.20. Dimana
kerugian maksimal anda adalah premi option yang anda bayarkan, yakni USD 3.20 per
lembarnya atau USD 320.- per lotnya. Namun sebaliknya jika saham IBM naik diatas
108.20, anda akan mengalami keuntungan. Semakin banyak saham IBM naik, maka
keuntungan anda juga bertambah besar.
KESIMPULAN :
JIKA ANDA MEMBELI CALL OPTIONS,
Keterangan :
1. Tabel 2.1. di atas adalah Tabel AAPL August Put Option. Perhatikan di pojok kiri
atas tertulis Symbol AAPL, diatasnya juga tertulis nama perusahaannya yakni
Apple Inc. Last = 143.75 menunjukkan bahwa AAPL terakhir ditutup pada harga
USD 143.75 per lembarnya.
2. Tabel di atas adalah Put Option dengan masa berlaku hingga Jumat minggu ke-3
Agustus 2007.
3. Pada tabel di atas terdapat pilihan untuk jual / beli (trading) Option dengan
Strike Price 120, 125, 130, 135, 140, 150, 155, 160, 165. Catatan : Tersedia pula
Put Option dengan strike price di luar Strike Price di atas, hanya saja dalam tabel
di atas tidak ditampilkan.
4. Kolom no 4. adalah daftar harga untuk tiap-tiap Strike Price :
Last Traded Price adalah harga transaksi terakhir.
Ask Price adalah harga yang harus anda bayar jika anda ingin membeli
option tersebut, karena saat ini sudah ada seseorang yang ingin menjual di
harga tersebut. Ini sama halnya dengan KURS JUAL pada perdagangan valuta
asing.
Bid Price adalah harga yang anda terima bila anda menjual options tersebut,
karena sudah ada orang yang ingin membeli di harga tersebut. Ini sama
halnya dengan KURS BELI pada perdagangan valuta asing.
Catatan : Jika anda menawar dengan harga bid price, maka anda harus antre di
belakang orang-orang yang sudah menawar Option tersebut dengan harga bid
price sebelum anda. Jika anda membeli dengan harga Ask Price, maka
berhubung Ask Price adalah harga yang ditawarkan kepada anda, Option
tersebut langsung anda dapatkan tanpa harus menunggu.
Perhatikan bahwa tersedia Bid Price dan Ask Price, untuk semua Strike Price
Option, hal ini menunjukkan bahwa anda bisa beli / jual option tersebut.
Seringkali yang menjadi pertanyaan adalah jika Option yang saya beli sudah
menguntungkan, dan ingin saya jual, apakah pasti ada yang mau beli ? Selama
terdapat bid price dan ask price, anda akan selalu bisa menjual option anda pada
harga bid pada saat US Market Hours.
STRIKE PRICE
Berdasarkan Strike Price-nya, Put Option dikategorikan menjadi 3 (tiga), yakni :
In The Money (ITM),
At The Money (ATM), dan
Out of The Money (OTM)
Pada Tabel 2.1. di atas, AAPL terakhir kali ditutup pada harga USD 143.75 per lembar.
Put Option dengan Strike Price lebih tinggi dari USD 143.75 adalah In The Money (ITM),
sementara Put option dengan Strike Price lebih kecil dari USD 143.75 adalah Out of The
Money (OTM). Selanjutnya, At The Money (ATM) Put Option adalah Put Option yang
'Strike Price'-nya sama dengan harga saham (143.75). Berhubung tidak ada Option
dengan Strike Price 143.75, maka untuk Tabel di atas, tidak ada Option yang At The
Money (ATM).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, untuk Put Option :
Sehingga :
Intrisik Value = Strike Price - Harga Saham
= 52 - 50.05
= USD 1.95
Ekstrisik Value = Options Premium Intrisik Value
= 2.03 1.95
= USD 0.08
Maka :
Dengan Anda memiliki QQQQ August 49 Put maka anda berhak untuk menjual
QQQQ diharga USD 49,- walaupun harga QQQQ saat itu USD 50.05.
Sehingga :
Intrisik Value = Harga Saham Strike Price
= 49 - 50.05
= USD 0.95 USD 0.
Siapapun orangnya yang memiliki Put Option ini tidak akan menggunakan
haknya, karena justru akan merugi, sehingga apabila anda memiliki Put options
ini pun anda TIDAK AKAN menggunakan hak anda atas Option tersebut. Oleh
karena itu Nilai Intrinsik untuk OTM Option selalu 0 (Nol).
Oleh karena nilai Intrisik = 0 maka
Ekstrisik Value = Options Premium = Time Value
= USD 0.47
Tabel 2.3. ATM, ITM, OTM Put Option Sumber : www.optionsxpress.com
Kesimpulan :
1. Hanya ITM Put Option yang mempunyai Nilai Intrinsik, sementara Nilai
Intrinsik ATM dan OTM Put Option adalah 0 (Nol).
2. Karena Nilai Intrinsik ATM dan OTM Option adalah 0 (Nol) maka ATM dan
OTM Put Option hanya mempunyai Nilai Ekstrinsik (Time Value). ATM &
OTM Put Option Premium = Nilai Ekstrinsik (Time Value).
3. Pada Expiry Day, semua Nilai Ekstrinsik (Time Value) = 0 (Nol) karena
tidak ada waktu yang tersisa lagi. Dengan demikian pada Expiry Day,
semua ATM dan OTM option harganya 0 (Nol). Hanya ITM Option yang
ada harganya, dimana pada saat Expiry Day harga ITM Option = 'Nilai
Intrinsik (Gain Value)'-nya.
BUY PUT OPTIONS
Sekarang coba perhatikan Tabel Put Options IBM berikut ini :
Misalnya saat ini anda Bearish terhadap saham IBM (Anda memprediksi IBM bakal
terkoreksi turun), dimana anda bermaksud memanfaatkan peluang ini dengan membeli
Put Option sebagaiberikut :
Saham IBM sendiri saat ini diperdagangkan pada harga USD 101.19 per lembar.
Pada Expiration Day (hari terakhir option ini diperdagangkan), yakni tanggal 16 Mei
2009, anda mempunyai Hak untuk menjual saham IBM seharga USD 100.- per
lembarnya. Dengan demikian anda hanya akan mengalami keuntungan jika pada
Expiration Day, saham IBM diperdagangkan di bawah 95.50 per lembarnya.
Break Even Point anda untuk transaksi option di atas (PUT OPTION) adalah :
Break Even (pada Expiration Day) = Strike Price - Premi Option
Dengan demikian, jika hingga Expiration Day, saham IBM diperdagangkan di atas
95.60, anda akan mengalami kerugian, dimana kerugian maksimum anda adalah premi
option yang anda bayarkan yakni USD 4.50 per lembar atau USD 450,- per lotnya.
Grafik Profit / Loss pada saat Expiry Day untuk posisi Buy to Open IBM May 100 Put @
USD 4.50 Perhatikan Break Even = 95.50.
Sekarang coba amati Grafik Profit / Loss diatas. Grafik di atas pada prinsipnya
menunjukkan bahwa posisi option anda, akan mengalami kerugian jika hingga
Expiration Day, saham IBM tidak bergerak turun dibawah USD 95.50. Dimana kerugian
maksimal anda adalah premi option yang anda bayarkan, yakni USD 4.50 per
lembarnya atau USD 450.- per lotnya. Namun sebaliknya jika saham IBM turun ke
bawah USD 95.50, anda akan mengalami keuntungan. Semakin banyak saham IBM
turun, maka keuntungan anda juga bertambah besar.
KESIMPULAN :
JIKA ANDA MEMBELI PUT OPTIONS,
Catatan : Sesungguhnya ada begitu banyak strategi options, seperti Vertical Spreads,
Calendar Spreads, Butterfly, Iron Butterfly, Iron Condor, Straddle, Stragle, Covered Call,
dan lain-lain. Namun mengenai ini saya rasa sebaiknya dibahas pada kesempatan lain,
atau pada buku yang terpisah.
Wah, masih tekun membaca rupanya. Luar Biasa ! Saya sungguh salut dengan
semangat belajar anda. Sebelum anda masuk ke materi berikutnya, alangkah baiknya
jika anda kembali mengulang materi yang berusan anda pelajari. Pastikan bahwa anda
betul-betul memahami semua materi yang sudah anda pelajari.
Materi berikut ini adalah seringkali dilewatkan oleh Options Trader pemula. Namun
didalamnya terkandung tiga (3) perangkap maut yang jika tidak benar-benar anda
pahami, maka seringkali seorang Options Trader akan terjebak dalam posisi yang jelek
/ sulit untung.
Supaya anda tidak terperangkap dalam tiga perangkap yang paling sering
menjebloskan para option trader diatas, alangkah baiknya sekarang anda
mempersiapkan energi dan konsentrasi anda guna mempelajari :
II.3.3. BLACK SCHOLES MODEL
Berikut ini adalah beberapa dari pertanyaan-pertanyaan yang paling sering saya terima
sepanjang karir saya sebagai Option Trainer :
Pak Hary, faktor-faktor apa saja yang menyebabkan harga option naik / turun? Saya
Buy Call Option, dimana sahamnya sudah naik, namun kenapa premi Call Option saya
tidak naik malahan turun ?
Pak Hary, saya Buy Put Option, dimana harga saham sudah turun cukup banyak,
namun kenapa premi Put Option saya kok tidak naik-naik ?
Pak Hary, saya Buy Call Option dan Put Option sekaligus (Straddle), harga sahamnya
sedikit naik, namun anehnya kenapa kedua option saya kedua-duanya bisa untung ?
Ada banyak pertanyaan-pertanyaan lain yang mirip, dimana jawaban untuk kesemua
pertanyaan di atas terletak pada Black Scholes Model.
Black Scholes Model adalah Option Model pertama yang diciptakan oleh kedua orang
Professor Matematika, yakni Professor Myron Scholes dan Professor Fischer Black, pada
tahun 1973. Kendatipun pada perkembangan selanjutnya diciptakan alternatif option
model seperti Binomial Model yang diciptakan oleh Cox, Ross dan Rubinstein di tahun
1979, perbedaan hasil Option Theoretical Value yang dihasilkan sangatlah kecil. Itu
sebabnya hingga sekarang Black Scholes Model tetap dipergunakan sebagai acuan
dalam menentukan Option Theoretical Value (Nilai Teoritis Option).
Berdasarkan Black Scholes Model, nilai (harga) teoritis suatu Option ditentukan oleh 5
(lima) variabel, yakni : Harga Saham (Underlying), Strike Price, Sisa waktu (hingga
Expiration Day), Volatilitas, dan suku bunga. Dari kesemuanya ini pada suatu option
tertentu, hanya Strike Price yang merupakan suatu konstanta (tidak pernah berubah).
Keempat variabel lainnya bisa berubah dari waktu ke waktu.
Supaya lebih jelas lagi, mari kita lihat contoh berikut ini :
Dengan menggunakan Black Scholes Model, Theoretical Value Option tersebut adalah
5.713. Sekarang, jika Harga Saham IBM kita rubah menjadi 102.70, dengan tanpa
merubah variabel lainnya, Option Theoretical Value IBM May 100 Call kini berubah
menjadi 6.327.
Tabel Call Options IBM Bulan Mei 2009 Sumber : www.optionsxpress.com
Dengan demikian jika harga saham IBM naik USD 1.-, harga option IBM May 100 Call
naik dari 5.713 menjadi 6.327, atau naik USD 0.614.
Dalam perdagangan Options, angka USD 0.614 diatas dikenal sebagai salah satu dari
lima komponen Greeks, yang disebut dengan DELTA (). Black Scholes Model
diciptakan untuk menghasilkan nilai Greeks tersebut.
THE GREEKS
Greeks atau Symbol Yunani, dalam option trading dikenal sebagai suatu ukuran yang
menentukan perubahan harga option untuk tiap-tiap variabel yang mempengaruhi
harga option. Ada 5 (lima) komponen Greeks, yakni Delta, Gamma, Thetta, Vega dan
Rho.
II.3.3.1. DELTA ()
Delta merupakan suatu ukuran yang menyatakan seberapa besar perubahan harga
option ketika harga saham (underlying) bergerak naik / turun sebanyak 1 satuan (US$
1.-). Delta Call Option berkisar antara 0 hingga mendekati 1,sementara Delta Put
Option berkisar antara 0 hingga mendekati -1.
Perhatikan bahwa semakin OTM nilai Delta Call pada tabel diatas semakin mendekati 0,
sementara semakin ITM nilai Delta Call semakin mendekati 1, sementara untuk Put
Option, semakin OTM nilai Delta Put pada tabel diatas semakin mendekati 0, sementara
semakin ITM nilai Delta Call semakin mendekati -1.
II.3.3.2. GAMMA ()
Gamma adalah ukuran yang menentukan seberapa besar perubahan yang terjadi pada
Delta apabila harga Underlying Asset bergerak 1 pts. Berbeda dengan Delta, nilai
Gamma terbesar ada pada Option yang ATM (At The Money), sementara semakin ITM
maupun semakin OTM, nilai gamma Option tersebut semakin kecil.
Nilai Gamma, baik untuk Call maupun Put Options, paling tinggi pada ATM, sementara
semakin ITM ataupun OTM, nilai Gamma semakin mengecil.
II.3.3.3. THETA ()
Theta adalah ukuran Time Decay (Penyusutan Waktu) yang terjadi pada harga Option
tertentu. Theta dinyatakan dalam angka negatif, artinya, jika Underlying Asset tidak
bergerak, setiap hari berselang, nilai / harga suatu option akan susut sebesar Theta.
Sekarang coba perhatikan nilai Theta untuk IBM April 100 Call pada Tabel dibawah ini.
Theta pada Tabel Call Option IBM Bulan April 2009 Sumber : Lumen Financial Navigator v2
Kemudian perhatikan nilai Theta pada IBM May 100 Call pada tabel di bawah ini.
Theta pada Call Option IBM Bulan Mei 2009 Sumber : Lumen Financial Navigator v2
Selanjutnya yang terakhir, perhatikan nilai Theta untuk IBM July 100 Call pada Tabel
berikut ini.
Theta pada Tabel Call Option IBM Bulan Juli 2009 Sumber : Lumen Financial Navigator v2
Nilai Theta untuk masing-masing Call Option tersebut di atas adalah sebagai berikut :
Dari data di atas, dapat dilihat bahwa semakin mendekati Expiration Day, atau semakin
sedikit sisa waktu yang tersedia, semakin besar penyusutan Time Value Option.
Volatility (Volatilitas) adalah : Suatu ukuran yang menyatakan seberapa besar tingkat
fluktuasi (perubahan harga) pada suatu asset tertentu. Suatu asset (saham) disebut
volatile jika saham tersebut memiliki tingkat fluktuasi yang tinggi. Saham-saham seperti
itu sering mengalami perubahan harga yang sangat besar (signifikan) dalam waktu
singkat. Ada 2 (dua) macam Volatilitas, yakni :
Historical Volatility atau sering juga disebut sebagai Statistical Volatility, adalah
adalah suatu ukuran volatilitas yang dihitung secara statistik, berdasarkan
pergerakan harga historis atas saham tertentu.
1
Vega sesungguhnya bukanlah huruf Yunani. Huruf Yunani (nu) seringkali digunakan untuk Vega.
Implied Volatility, adalah persepsi Options Market atas volatilitas saham
tertentu untuk jangka waktu yang akan datang.
Catatan : Bagaimana menentukan Implied Volatility RIMM saat ini sedang tinggi atau
rendah ? Perhatikan sepanjang tahun 2008 2009, Implied Volatility RIMM bergerak
antara level 40% (terendah) hingga 120% (tertinggi). Saat ini Implied Volatility RIMM
berada di level 60% dengan demikian saat ini Implied Volatility RIMM relatif rendah.
Vega adalah salah satu variabel Greeks, yang menunjukkan besarnya perubahan harga
option atas terjadinya perubahan pada volatilitas (Implied Volatility). Untuk lebih
jelasnya coba perhatikan yang berikut ini.
Saat ini saham RIMM diperdagangkan pada harga USD 64.18 per lembar. Option RIMM
JUN 65 Call, memiliki Nilai Teoritis 7.408. Saat ini Implied Volatility RIMM adalah
64.25%.
Theoritical Value pada Tabel Call Options RIMM Bulan Juni 2009 dengan Implied Volatility
64.25% - Sumber : www.optionsxpress.com
Perhatikan apa yang terjadi jika kita merubah hanya Implied Volatility RIMM saja, dan
tidak merubah variabel lainnya sama sekali. Implied Volatility kita rubah menjadi 100%.
Theoritical Value pada Tabel Call Options RIMM Bulan Juni 2009 dengan Implied Volatility 100%
- Sumber : www.optionsxpress.com
Perhatikan walaupun harga saham RIMM tidak berubah, variabel lainnya juga tidak
berubah, hanya Implied Volatility saja yang naik menjadi 100%, dan hasilnya Nilai
Teoritis RIMM JUN 65 Call naik menjadi 11.243, atau naik 3.835 dari 7.408. Walaupun
saham tetap, hanya Implied Volatility saja yang naik, Nilai teoritis Option RIMM JUN 65
Call naik 51.77% !
Perhatikan tabel di atas, jika Implied Volatility RIMM turun menjadi 40%, Nilai Teoritis
option RIMM JUN 65 Call juga turun menjadi 4.782. Itu sebabnya penting sekali
memperhatikan Implied Volatility sebelum memutuskan untuk membeli suatu option
tertentu.
II.3.3.5. RHO ()
Rho adalah ukuran yang menyatakan besarnya pengaruh perubahan tingkat suku
bunga pada harga suatu option. Tingkat suku bunga yang dimaksudkan disini adalah
tingkat suku bunga jangka pendek, yang lazimnya diwakili oleh 90 days T-Bill rate.
Rho nilainya sangat kecil untuk Short Term Options, sehingga banyak short term trader
yang biasanya mengabaikan nilai Rho ini. Nilai Rho akan lebh berpengaruh jika anda
menggunakan Options jangka panjang seperti LEAPS (Long Equity AnticiPation
Securities)2.
Anda mungkin bertanya-tanya, untuk apa kita repot-repot mempelajari semuanya ini ?
Tujuan saya menjelaskan ini semua kepada anda, tidak lain agar supaya anda bisa
menghindari Tiga Perangkap Maut yang seringkali membuat seorang trader tergelincir.
Ingin tahu apa itu ?
2
LEAPS (Long Equity AnticiPation Securities) adalah Options yang memiliki jangka waktu di atas satu tahun.
II.4. TIGA PERANGKAP MAUT BAGI CALON PEMBELI
OPTIONS
Orang bijak adalah orang yang senantiasa belajar dari kesalahan orang lain,
Orang normal adalah orang yang senantiasa belajar dari kesalahannya sendiri,
Orang bodoh adalah orang yang tidak pernah belajar dari kesalahan orang lain
maupun dirinya sendiri. Pepatah Cina Kuno
Ada 3 (tiga) perangkap yang paling sering memakan korban dalam dunia Option
Trading, dan ketiganya itu adalah sebagai berikut :
Ingat pembahasan tentang Theta? Semakin dekat suatu option dengan Expiration Day-
nya, maka semakin besar pulalah Theta-nya. Akibatnya jika anda membeli option
dengan jangka waktu kurang dari dua bulan, anda akan menghadapi nilai Theta yang
cukup besar, dan semakin mendekati Expiration Day, nilai Theta ini semakin besar
menggerogoti premi option anda.
Grafik Time Decay Semakin dekat suatu Options dengan Expiration Day, semakin
besar pulalah Time Decay yang dialaminya.
II.4.3. MEMBELI OPTIONS PADA SAAT IMPLIED VOLATILITY SANGAT TINGGI
Saham Dandreon Corporation (DNDN), sepanjang tahun 2008 2009, Implied Volatility
DNDN berkisar antara level 100% - 350%, saat ini Implied Volatility berada di kisaran
level 250%.
Saat ini harga saham DNDN diperdagangkan pada harga USD 6.30 per lembar, dan Nilai
Teoritis Option DNDN May 6 Call adalah USD 1.143. Saat ini Option tersebut
diperdagangkan pada harga USD 2.60,- per lembar, jauh di atas nilai teoritisnya. Option
DNDN saat ini benar-benar mahal, dan ini tidak lain karena Implied Volatility DNDN
yang sangat tinggi.
Perhatikan Tabel berikut ini, dan lihat apa yang terjadi seandainya Implied Volatility
DNDN drop ke level 100%.
Theoritical Value pada Tabel Call Options DNDN Bulan Mei 2009 dengan Implied Volatility 100
Sumber : www.optionsxpress.com
Lihat, Nilai Teoritis Option DNDN May 6 Call langsung anjlok menjadi 0.894 padahal
Saham DNDN tidak berubah sama sekali !
Demikianlah ketiga perangkap maut yang paling sering memakan korban dalam Option
Trading. Berhati-hatilah terhadap ketiganya, dan supaya bisa tetap ingat akan ketiga
perangkap diatas, alangkah baiknya jika kita simpulkan sebagai berikut :
KESIMPULAN :
Outlook : Bullish
Alternatif lain coba perhatikan apa yang saya lakukan pada saat itu :
Pada tanggal 05 November 2004, saya tidak membeli saham SBUX, melainkan yang
saya lakukan adalah membeli Call Option SBUX sebagai berikut :
Dengan membeli SBUX DEC 55 Call, maka hingga hari Jumat Minggu ke-3 bulan
Desember 2004, saya mempunyai hak untuk membeli Saham Starbucks Corporation
sebanyak 10 lot (10 ribu lembar), seharga USD 55.- per lembarnya, berapapun harga
saham SBUX diperdagangkan. Perhatikan bahwa untuk memiliki Call Option (hak beli)
ini saya hanya membutuhkan uang sebesar USD 2.000,-.
Jika ternyata prediksi saya keliru atau bahkan jikalau Starbucks bangkrut sekalipun,
maka kerugian maksimum yang saya pikul adalah total premi Call Option yang saya
bayarkan di atas (USD 2.000,-)3.
Pada tanggal 10 November 2004, SBUX diperdagangkan pada harga USD 56.21. atau
menguat hanya USD 1.46 dari harga pada saat kita membeli Call Option SBUX lima hari
sebelumnya. Saham SBUX hanya menguat 2.7%. Namun coba perhatikan SBUX Dec 55
3
Kita juga bisa membatasi kerugian kita dengan menggunakan Stop Loss Order misalnya, sehingga kerugian
maksimum bahkan bisa diperkecil menjadi 50% dari total premi yang anda bayarkan.
Call Option yang kita beli lima hari sebelumnya pada harga USD 2.- per lembar, kini
diperdagangkan pada harga USD 3.- per lembarnya. Call Option SBUX yang kita beli
menguat 50%!
Printout Transaksi Sell to Close 10 lots SBUX Dec 55 Call @ 3.- di OptionsXpress Sumber :
www.optionsxpress.com
Pada tanggal 10 November 2004, saya menutup posisi tersebut dengan cara menjual
Call Option tersebut di atas.
Selama lima hari (05 November 10 November 2004) transaksi di atas berhasil
membukukan keuntungan sebesar :
Lumayan bukan ?
II.5.2. APPLE INCORPORATED
Outlook : Bullish
Grafik Saham AAPL Periode Februari 06 - November 2006 Sumber : Trade Navigator
Sama seperti contoh yang pertama, kita bisa mengambil peluang ini dengan membeli
saham AAPL, dan untuk itu dibutuhkan modal sebesar USD 74.29 x 100 = USD 7,429.-
per lotnya.
Namun disini yang kita lakukan adalah kita membeli Call Option AAPL sebagai berikut :
Buy to Open 5 lots AAPL NOV 72.50 Call @ USD 4.75
Modal yang dibutuhkan untuk transaksi di atas adalah : USD 4.75 x 100 x 5 lot = USD
2,375.-. Sekedar perbandingan, anda akan membutuhkan modal sebesar USD 74.29 x 5
x 100 = USD 37,145.- jika anda membeli sahamnya.
Screenshot Transaksi Buy to Open 5 lots AAPL NOV 72.50 Call @ USD 4.75 Sumber : Trader
Workstation
Keesokan harinya, pada tanggal 18 Oktober 2006, saham AAPL dibuka langsung
menguat 6% menyusul berita bahwa Apple Inc., membukukan laba per lembar saham
yang jauh di atas perkiraan para analis.
Perhatikan bahwa Call Option AAPL yang pada sehari sebelumnya dibeli dengan harga
USD 4.75 per lembar, kini ditransaksikan dengan harga USD 9.25 per lembarnya. Call
option tersebut kita jual (Close Position) dengan order sebagai berikut :
Screenshot Transaksi Sell to Close 5 lots AAPL NOV 72.50 Call @ 9.25 Sumber : Trader
Workstation
Setelah memiliki Mindset seorang Trader / Investor Profesional, maka anda perlu
membekali diri dengan kemampuan menganalisa pasar dan pada akhirnya memiliki skill
guna menemukan peluang di segala kondisi pasar. Selama bertahun-tahun telah terjadi
perdebetan yang tidak kunjung usai, antara kubu Analisa Teknikal di satu sisi, serta
kubu Analisa Fundamental si sisi yang lainnya. Goal kita disini adalah berhasil
menguasai cara menganalisa pasar dengan sebaik-baiknya sehingga berhasil
menemukan peluang di segala kondisi pasar kapanpun kita mau. Sehubungan dengan
itu kita tidak akan memperdebatkan mana yang lebih unggul, antara satu dengan yang
lainnya. Berbekal mindset seorang Trader / Investor Profesional kita tidak akan pilih-
pilih, mana yang lebih mudah kita pelajari, kita tidak pilih-pilih mana yang lebih
nyaman. Kita pelajari kedua-duanya!
Sekarang siapkan alat-alat tulis anda. Jangan lupa, buatlah catatan pensil, highlight
buku anda ini, dan jika anda benar-benar ingin memperoleh manfaat yang luar biasa
dari buku ini, siapkan koneksi internet dan pergilah ke berbagai website yang
ditunjukkan di buku ini.
OK, sudah siap semuanya ? Kalau sudah siap, mari kita lanjutkan pembahasan kita
mengenai .
TECHNICAL ANALYSIS
BAB III
TECHNICAL ANALYSIS
Technical analysis is the study of market reaction, primarily through the use of
charts, for the purpose of forecasting future price trends taken from Technical
Analysis of The Financial Markets by John J. Murphy.
Technical Analysis adalah Studi mengenai market action, terutama melalui
Charts, dengan tujuan untuk memprediksi Price Trend.
Seorang Technical Analyst meyakini bahwa segala hal yang bisa mempengaruhi
harga baik fundamental, politik, psikologis, atau apa pun juga sesungguhnya
sudah tercermin dalam harga.
Suatu Analisa Teknikal yang memadai harus mampu menunjukkan ketiga hal berikut
ini:
1) TREND
2) Overbought / Oversold Zone,
3) Apa yang dilakukanolehProfesional.
III.1.1. CHARTS
Ada 3 (tiga) jenis charts yang paling umum digunakan, yakni Line Charts, OHLC Bar
Charts, dan Candlestick Charts.
III.1.1.1.Line Charts
Jarang sekali digunakan untuk memantau pergerakan harga saham / indeks.
Kelemahannya adalah kita tidak bisa melihat pergerakan intraday (pada daily charts
yang digambarkan dengan menggunakan Line Charts).
Umumnya digunakan pada Indikator misalnya Volatility Index (VIX), atau mengukur
Relative Strength suatu sektor dengan sektor lainnya. (Pembahasan mengenai ini ada
pada bab-bab selanjutnya).
Setiap batang Candle terdiri atas Body dan sumbu di atas dan / atau dibawahnya yang
disebut Shadow.
Berikut ini adalah beberapa Pola Candlestick Reversal Pattern yang paling populer /
paling sering digunakan.
BULLISH REVERSAL PATTERN :
BEARISH REVERSAL PATTERN :
Ada banyak sekali Candlestick Pattern lain yang kurang pas rasanya jika dibahas secara
mendetail dalam buku ini. Salah satu karya / riset terbaik sehubungan dengan
CandleStick Pattern dan penggunaannya bisa didapat pada buku hasil karya Steve
Nisson, Japanese Candlestick Charting Techniques, dan Beyond Candlestick : New
Japanese Candlestick Charting Techniques.
Untuk mendapatkan semua Charts dan Technical Analysis yang anda butuhkan, ada
begitu banyak pilihan Software yang bisa anda gunakan, mulai dari Amibroker
(www.amibroker.com) yang bisa anda peroleh dengan USD 199.- (versi Standard) dan
USD 279 (versi Professional), hingga MetaStock (www.equis.com) atau bahkan Genesis
Trade Navigator (USD 2,495.- Platinum Version belum termasuk Data Service
Subscription) yang saat ini diakui sebagai Cadillac-nya Charting Software oleh para
Derivative Trainer / Trader Professional dunia seperti Larry Williams 1, Joe Ross2, John
Bollinger3, Ken Wood4, Steve Nison5, dan lain-lain.
Namun dari sekian banyak pilihan diatas salah satu alternatif yang paling murah meriah
(baca : Gratis) adalah website www.stockcharts.com6. Untuk menggunakan fasilitas
website ini, selengkapnya dijelaskan pada bagian belakang Bab ini, pada bagian
pembahasan mengenai Charting Software / Website.
1
Pencipta Indikator Williams% R Di tahun 1987 berhasil memecahkan rekor dunia dengan menjuarai Robins
Trading Championship Trading dengan Real Money Account sebesar USD 10,000.- di awal tahun menjadi USD
1,147,000.- dalam 12 bulan. Rekor tersebut hingga kini belum terpecahkan.
2
Pencipta Ross Hook dan 1-2-3 Reversal Pattern yang sangat populer dalam Day Trading.
3
Pencipta Indikator Bollinger Band.
4
Pencipta Indikator Commodity Channel Index (CCI).
5
Penulis Buku Japanese Candlestick Charting Techniques, dan Beyond Candlestick : New Japanese Candlestick
Charting Techniques Revealed
6
Catatan : Untuk bisa menggunakan fasilitas charts dari website maka komputer anda harus terkoneksi ke
internet, dan jika anda ingin melakukan analisa teknikal secara optimal maka, kami sarankan web browser anda
memiliki dukungan Java Runtime Environtment. Jika anda belum meng-install-nya, maka software Java bisa anda
download secara gratis melalui website http://java.com/getjava/.
III.2. DOW THEORY
Dua tahun sesudah Charles Dow dan partnernya Edward Jones mendirikan Dow Jones
& Company pada tahun 1882, tepatnya pada tanggal 03 Juli 1884, Dow menerbitkan
rata-rata harga saham gabungan yang terdiri atas sebelas saham, sembilan perusahan
kereta api, dan dua perusahan manufaktur. Kala itu, Dow merasa bahwa kesebelas
perusahan ini bisa memberikan indikasi atas kondisi ekonomi AS. Di tahun 1897, Dow
memutuskan bahwa dua index yang terpisah akan lebih baik lagi dalam
mengindikasikan kondisi eonomi AS, dan dibuatlah Industrial Index yang terdiri atas 12
saham, dan railroad Index yang terdiri atas 20 saham. Memasuki tahun 1928, telah
berkembang menjadi 30 saham, dan hingga kini dikenal dengan sebutan Dow Jones
Industrial Average.
Pada tahun 1922, William Peter Hamilton (associate Charles Dow dan penerusnya di
Wall Street Journal), memilah-milah dan menerbitkan prinsip-prinsip Dow tadi dalam
bukunya yang berjudul The Stock Market Barometer. Di tahun 1932, Robert Rhea
kemudian mengembangkan teori tersebut lebih jauh lagi dalam bukunya yang berjudul
Dow Theory (New York: Barrons).
III.2.1. PRINSIP-PRINSIP DASAR
1. The Averages Discount Everything (Indeks/Pasar memperhitungkan
segalanya),
Ide bahwa Pasar merefleksikan segala faktor yang bisa berpengaruh terhadap
keseluruhan supply and demand adalah salah satu premis dasar Technical Analysis
Theory8.
Dow membagi Tren menjadi tiga bagian, yakni Primer, Sekunder, dan Minor,
dimana ia menganalogikannya dengan gelombang, ombak, dan riak di lautan.
Primer dianalogikan sebagai gelombang, sementara Sekunder adalah ombak yang
membentuk gelombang, dan yang terakhir minor adalah riak-riak yang terjadi pada
ombak.
Berbeda dengan gelombang samudra yang bisa berakhir hanya dalam beberapa
jam saja, Dow melihat Tren Primer memiliki jangka waktu lebih dari satu tahun, dan
bahkan ada kemungkinan untuk bertahan hingga beberapa tahun.
Tren Sekunder, atau intermediate, merupakan koreksi atas tren primer dan
biasanya berakhir tiga minggu hingga tiga bulan. Koreksi intermediate ini pada
umumnya bergerak berlawanan dengan tren primer antara sepertiga hingga dua per
7
Dikutip dan diterjemahkan dari The Stock Market Barometer William Peter Hamilton, halaman 40-41. Kutipan
diambil dari Technical Analysis of The Financial Markets John J Murphy, halaman 24-25.
8
Ada tiga premis dasar yang menjadi landasan pendekatan Technical Analysis, yakni 1) Market action discounts
everything, 2) Price move in trends, 3) History repeat itself Technical Analysis of The Financial Market John J
Murphy, halaman 2.
tiga pergerakan tren sebelumnya dan paling sering adalah separuh atau 50% dari
tren sebelumnya.
Menurut Dow, Minor (Tren Jangka Pendek) biasanya memiliki jangka waktu
kurang dari tiga minggu. Tren Jangka Pendek ini merupakan fluktuasi yang terjadi
pada intermediate trend.
Dow memfokuskan perhatiannya pada Tren Primer atau Major Trends, dimana
menurut pengamatannya biasanya berlangsung melalui tiga tahapan / tiga fase :
Fase Akumulasi, Fase Partisipasi Publik, dan Fase Distribusi.
Fase Akumulasi mewakili kalangan investor yang paling canggih, dan memiliki
akses ke sumber informasi yang paling cepat dan paling lengkap. Jika Tren Pasar
sebelumnya adalah Bearish maka para investor canggih ini mengenali bahwa Pasar
sudah mengasimilasi semua berita buruk yang ada.
Fase Partisipasi Publik adalah dimana sebagian besar Technical Trend Follower
mulai berpartisipasi, terjadi ketika harga-harga saham mulai bergerak naik dan
berita-berita mulai membaik.
Fase distribusi terjadi ketika koran-koran dan media masa secara serempak
menyuarakan optimisme pasar, berita mengenai betapa bullish-nya pasar, dimana
berita perkembangan ekonomi jauh lebih baik daripada sebelumnya; dan ketika
volume spekulatif dan partisipasi publik melonjak pesat. Pada saat inilah para
investor yang sudah mengakumulasi semenjak awal (ketika Bear Market mendekati
Bottom), mulai melakukan distribusi alias menjual sahamnya secara bertahap,
sebelum orang lain mulai melakukannya.
Dow, mengacu pada Industrian and Rail Averages, menerangkan bahwa semua
Sinyal Bull Market dan / atau Bear Market yang penting hanya valid apabila kedua-
duanya memberikan sinyal yang sama, dengan demikian saling mengkonfirmasi satu
dengan yang lain. Ketika yang terjadi adalah kedua Indeks bergerak berlawanan
arah (divergence) maka Dow mengasumsikan bahwa tren lama masih tetap terjaga.
5. Volume transaksi harus mengkonfirmasi tren
Prinsip ini membentuk sebagian besar fondasi Technical Trend Following modern.
Prinsip ini adalah hukum Fisika-nya pergerakan pasar, yang menyatakan bahwa
suatu obyek (benda) bergerak cenderung untuk bergerak terus hingga ada gaya
eksternal yang mengakibatkannya berubah haluan 9. Ada banyak Technical tools
yang bisa anda gunakan untuk mendeteksi sinyal reversal, support & resistance,
reversal pattern, trendlines, moving averages.
9
Analogikan dengan Hukum Newton Pertama (Hukum Kelembaman) : Setiap benda akan tetap bergerak lurus
beraturan atau tetap dalam keadaan diam jika tidak ada resultan gaya (F) yang bekerja pada benda itu.
III.2.2. KRITIK ATAS DOW THEORY
Kendatipun Dow Theory dinilai cukup berhasil dalam mengidentifikasi Major Bull and
Bear Market, namun tetap saja tidak luput dari kritikan. Rata-rata, Dow Theory terlewat
sekitar 20-25% dari pergerakan harga, sebelum menghasilkan sinyal. Banyak trader
yang menganggap ini sebagai sesuatu yang sangat terlambat. Suatu sinyal beli (buy
signal) yang didasarkan atas Dow Theory biasanya terjadi pada fase sekunder, ketika
pasar bergerak melampaui puncak Tren Sekunder (intermediate) sebelumnya. Pada
saat inilah juga sebagian besar Trend-Following Technical System mulai
mengidentifikasi dan berpartisipasi pada pergerakan Tren yang baru.
Sebagai tanggapan atas kritikan, seorang trader harus ingat bahwa Dow TIDAK
PERNAH berusaha untuk MENGANTISIPASI tren; melainkan yang dilakukannya adalah
berusaha MENGENALI dimulainya Major Bull / Bear Market dan menangkap porsi
terbesar pergerakan pasar.
III.3. TREN
Konsep Tren sangatlah penting dalam Analisa Teknikal. Semua tools yang
dipergunakan oleh seorang Technical Analyst, - Level Support & Resistance, pola
pergerakan harga (Price Patterns), Moving Averages, Trendlines, dll, - bertujuan untuk
mengukur tren pergerakan harga suatu saham / pasar dengan tujuan agar bisa turut
berpartisipasi dalam tren pergerakan tersebut. Kita sering mengenal pepatah-pepatah
seperti : Trend is your friend, Always trade in the direction of the trend.
Berdasarkan arahnya, Trend dibagi menjadi 3 (tiga) golongan, yakni, Uptrend (bullish),
Downtrend (Bearish), dan Sideways. Uptrend (Bullish) didefinisikan sebagai serangkaian
puncak dan dasar yang senantiasa lebih tinggi dibandingkan sebelumnya. Sementara
Downtrend (Bearish) adalah sebaliknya, serangkaian puncak dan dasar yang cenderung
turun. Serangkaian puncak dan dasar yang bergerak dalam suatu batas range (Trading
Range) tertentu disebut Sideways Price Trends10.
Selanjutnya, Tren juga biasanya diklasifikasikan dalam 3 (tiga) kategori, yakni Major,
Intermediate, dan Trend jangka pendek (Minor). Menurut Dow Theory, Major Trend
adalah Trend jangka panjang dengan Time Frame satu tahun ke atas, Intermediate
Trend didefinisikan sebagai Trend Jangka menengah dengan Time Frame diatas 3 (tiga)
minggu hingga beberapa bulan, sementara Trend Jangka Pendek adalah time frame di
bawah 3 (tiga) minggu.
Tiap Trend menjadi bagian atas Trend berikutnya yang skalanya lebih besar. Misalnya,
suatu intermediate Trend adalah koreksi dalam suatu Major Trend. Jika Major Trend
suatu pasar Bullish, maka pasar bisa berhenti (seringkali malah turun) untuk sekian
lama, untuk kemudian melanjutkan bullishnya kembali.
10
Salah satu keunggulan Options adalah, dengan options, seorang Trader bisa mengambil peluang baik ketika
pasar bullish, bearish ataupun sideways.
III.3.1.SUPPORT & RESISTANCE
Support adalah suatu level atau area pada charts dimana minat beli investor
cenderung meningkat dalam menghadapi tekanan jual yang terjadi di pasar, sedemikian
hingga pasar berbalik arah menjadi bullish (uptrend). Sebaliknya Resistance adalah
suatu level atau area pada charts dimana tekanan jual melampaui tekanan beli
sehingga pasar berbalik arah menjadi bearish (downtrend).
Setiap kali suatu resistance diuji, saham yang sedang uptrend tersebut berada
dalam zona kritis. Ke-tidak-mampu-an dalam melampaui puncak sebelumnya seringkali
merupakan sinyal awal bahwa uptrend tersebut berpotensi untuk berbalik arah.
Resistance 2
Resistance 1 Support 2
Support 1
Resistance 1
Support 1 Resistance 2
Support 2
Saham Apple Inc. (AAPL), Bull Run 2004 2007 Perhatikan bagaimana Resistance yang di-breakout
berubah menjadi Support baru. (Sumber: Genesis Trade Navigator Platinum)
Indeks Harga Saham Gabungan - Bursa Efek Indonesia Bull Market 2004 2007 Perhatikan
bagaimana Resistance yang di-breakout berubah menjadi Support baru. (Sumber: Genesis Trade
Navigator Platinum)
III.3.2. TRENDLINE
Sesudah memahami prinsip kerja Support dan Resistance, kita juga perlu memahami
konsep Trendline. Trendline sendiri merupakan salah satu tools Technical Analysis yang
paling sederhana namun merupakan salah satu yang paling berguna. Cara
menggambar Trendline, adalah sangat sederhana, yakni pada bull market, hubungkan
bottom (dasar) yang satu dengan bottom (dasar) yang lain. Sebaliknya pada bear
market hubungkan peak (puncak) yang satu dengan peak (puncak) yang lain.
Pada bull market anda memerlukan minimal 2 (dua) bottom untuk menarik garis trend
line, dan anda memerlukan bottom yang ketiga untuk menetapkannya sebagai trend
line yang valid. Sebaliknya pada bear market anda memerlukan minimal 2 (dua) puncak
untuk menarik garis trendline, dan anda memerlukan puncak yang ketiga untuk
menetapkannya sebagai Trendline yang valid.
S&P500 Index Bull Market 2004-2007 Terkadang kita perlu menggambarkan Trend Line baru dengan
sudut kemiringan yang lebih naik (percepatan) seperti yang ditunjukkan pada Charts di atas. (Sumber:
Genesis Trade Navigator Platinum)
Saham American Insurance Group (AIG) 2007 - Agustus 2008 - beberapa kalangan saat itu menyarankan
untuk membeli saham ini karena sudah murah (USD 20.-). Membeli Saham yang sedang Downtrend
seperti ini sama dengan mencari masalah. Saham yang murah bukan berarti harganya akan naik.
Membeli saham yang SEDANG downtrend seperti ini sama dengan bergerak melawan Trend. Belum lagi
jika anda mempelajari secara fundamental berapa kerugian perusahan yang diderita AIG sehubungan
dengan krisis finansial di AS ? (Sumber: Genesis Trade Navigator Platinum)
Saham Intuitive Surgical (ISRG) Jan 08 Aug 08 (Sumber: Genesis Trade Navigator Platinum)
TIGA TYPE GAPS
John J. Murphy dalam bukunya berjudul Technical Analysis for The Financial Market
mengungkapkan bahwa ada tiga jenis Gap, yakni : Breakaway, Runaway (Measuring),
dan Exhaustion Gap11.
Breakaway Gaps biasanya terjadi pada saat terselesaikannya suatu pola pergerakan
harga yang penting, dan biasanya memberikan sinyal dimulainya suatu tren baru yang
signifikan. Breakaway Gaps biasanya dibarengi dengan lonjakan volume.
Research In Motion (RIMM) Dec 01 Jan 04 : Saucer (Rounding Bottom) dan Breakaway Gap. (Sumber:
Genesis Trade Navigator Platinum)
11
John J Murphy Technical Analysis for The Financial Market New York Institute of Finance Halaman 94
Breakaway Gaps cenderung tidak terisi kembali, maksudnya adalah ketika terjadi Bullish
breakout seperti diatas, maka jika suatu saat Saham turun kembali, batas atas Gap
akan menjadi Support, dan area Gap-nya sendiri tetap tidak terisi. Tambah besar
lonjakan Volumen yang terjadi pada saat Breakaway gaps, tambah kecil kemungkinan
Gap tersebut akan terisi kembali.
Pada saat uptrend, sangatlah penting bahwa harga saham tidak jatuh kembali dibawah
gaps. Suatu Closing Price yang berada di bawah harga Gap merupakan pertanda tren
yang melemah.
Sesudah harga bergerak sekian lama, suatu saat disekitar pertengahan pergerakan
harga, saham lompat dan membentuk gap type kedua (atau bisa juga terjadi beberapa
gap berturutan), yang disebut Runaway Gap.
AAPL Mar 06 Jul 07 : Runaway Gaps (Sumber: Genesis Trade Navigator Platinum)
Sama seperti halnya Runaway Gap, pada saat saham Bullish seperti di atas, Closing
Price dibawah runaway gaps adalah pertanda pertanda negatif.
III.3.3.3. Exhaustion Gaps
Gaps type terakhir terjadi mendekati akhir tren suatu saham. Sesudah semua target
harga tercapai, dimana kedua type Gaps yang sebelumnya telah terjadi, maka terbuka
peluang terjadinya type gaps yang terakhir, yakni Exhaustion Gaps. Sesudah saham
naik secara signifikan, mendekati berakhirnya tren, saham untuk terakhir kalinya lompat
(gap) namun harga saham mulai turun kembali dengan cepat sesudah beberapa hari
atau seminggu. Ketika harga saham ditutup dibawah Gap yang terakhir, biasanya itu
merupakan suatu konfirmasi bahwa Exhaustion Gap sudah terjadi. Kejadian ini
sekaligus merupakan suatu contoh klasik dimana penurunan harga dibawah Gap
memberikan implikasi Bearish.
Apple Inc., (AAPL) Oct 07 : Exhaustion Gap (Sumber: Genesis Trade Navigator Platinum)
III.3.3.4. Island Reversal
Terkadang sesudah Exhaustion Gap (Up) terjadi, harga saham bergerak dalam kisaran
sempit selama dua hari hingga dua minggu sebelum akhirnya gapping down (terjun
bebas). Situasi tersebut membuat bagian puncak Charts terlihat seperti island (pulau)
yang dikelilingi air. Exhaustion Gap naik yang kemudian diikuti oleh sebuah breakaway
Gap Down, akibatnya lengkaplah sudah pola Island Reversal ini, dan biasanya
memberikan indikasi pembalikan arah (trend Reversal) yang cukup kuat.
Petrochina Co. Ltd. Adr (PTR) Oct Nov 07 : Island Reversal Pattern (Sumber: Genesis Trade Navigator
Platinum)
III.4. PRICE PATTERN
Adalah suatu kekeliruan jika mengasumsikan bahwa hampir semua perubahan Tren
terjadi secara sangat mendadak. Pada kenyataannya, suatu perubahan besar pada Tren
biasanya memakan suatu periode transisi. Masalahnya periode-periode transisi ini tidak
selalu memberikan sinyal akan terjadinya pembalikan arah. Kadang-kadang periode
transisi ini hanyalah merupakan suatu fase istirahat sebelum pasar bergerak ke arah
trennya mula-mula.
Sehubungan dengan itu, pola-pola pergerakan harga yang terjadi pada fase transisi ini
dapat dikategorikan menjadi dua golongan besar, yakni Reversal Pattern (pola-pola
pergerakan harga yang mendahului pembalikan arah tren), dan Continuation Pattern
(pola-pola pergerakan harga yang merupakan suatu fase istirahat sebelum pasar
kembali bergerak sesuai dengan trennya mula-mula).
1. Suatu prasyarat atas semua Reversal Pattern adalah eksistensi / adanya tren
yang mendahului Reversal Pattern tersebut,
3. Semakin besar Pattern-nya, maka semakin besar pulalah pergerakan yang akan
terjadi,
4. Topping Pattern, biasanya memakan waktu lebih pendek dan lebih volatile
dibandingkan Bottom Pattern,
5. Bottom Pattern biasanya memiliki rentang pergerakan harga yang lebih sempit
dan memakan waktu lebih lama,
6. Volume biasanya jauh lebih penting pada saat Bottom Pattern (bullish reversal
pattern).
III.4.1. MAJOR TREND REVERSAL PATTERN
Ada lima Major Trend Reversal Pattern, yakni : Head and Shoulder, Tripple Top &
Bottoms, Double Top & Bottoms, Spike (V) Top and Bottom, dan Rounding (Saucer)
Pattern.
S&P500 Head and Shoulder Pattern, (Sumber: Genesis Trade Navigator Platinum)
Pada bulan July 2007, S&P500 Index naik ke Point A, dengan peningkatan volume
transaksi. Suatu hal yang sangat normal pada Bullish Market.
Kasus Bear Stern Corporation sebagai kasus Subprime Mortgage pertama yang mencuat
ke permukaan mengakibatkan Indeks terkoreksi ke Point B. Koreksi ini disertai dengan
penurunan Volume. Hal ini lagi-lagi normal, koreksi pada Bull Market memang biasanya
terjadi dengan volume turun.
Sesudah The Fed menurunkan suku Bunga Diskonto (Discount Rate) 50 bps untuk
pertama kalinya, di bulan Agustus 2007, Pasar mulai bergerak naik kembali ke Point C.
Namun Rally ini terjadi justru dengan Penurunan Volume . Hal ini merupakan pertanda
awal bahwa ada yang tidak normal.
Kemudian Dow Jones kembali turun dan kali ini yang sangat mengganggu adalah Pasar
turun melampaui puncak sebelumnya (Point A). Ingat bahwa dalam suatu Uptrend,
ketika Pasar bergerak melampaui Point A (ke Point C), maka Point A tersebut kini
berfungsi sebagai Support. Kini Support tersebut ditembus bahkan turun ke titik
terendah sebelumnya (level Point B), yakni Point D. Hal ini merupakan warning kedua
bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan uptrend yang telah berlangsung sejak
2003 ini.
Dow Jones kemudian bergerak naik lagi menuju Point E, namun kali ini lagi-lagi tidak
disertai peningkatan Volume, dan tidak sanggup menembus puncak sebelumnya (Point
C). Rally terakhir dari Point D ke Point E biasanya 1/3 atau 2/3 jarak Point C ke Point D.
Saat ini Uptrend Line sudah di-breakout.
Pada saat ini, Trendline yang lebih datar bisa digambarkan, yakni menghubungkan 2
(dua) titik terendah sebelumnya yakni Point B dan Point D, garis ini selanjutnya disebut
Neckline. Faktor penentu apakah pergerakan harga yang terjadi ini benar-benar
membentuk Pola Head and Shoulder Top adalah terjadinya Breakout yang cukup
signifikan menembus garis Neckline. Volume seharusnya naik ketika breakout pada
neckline terjadi.
Gerakan Rebound
Biasanya rebound terjadi ke Point G yakni Garis Neckline yang kini menjadi Overhead
Resistance. Gerakan rebound ini haruslah dalam volume rendah, sebaliknya gerakan
turun sesudah rebound dibarengi dengan naiknya volume.
Mengacu pada Dow Theory, Aturan ke-empat, dimana Indeks-indeks saling
mengkonfirmasi, maka seharusnya Indeks yang lain juga mengalami hal yang sama.
Mari kita lihat S&P500 Index.
Jarak Vertikal dari Point B (Neckline) ke Target Harga adalah sama dengan Jarak Vertikal Point B
(Neckline) ke Point C. (Sumber: Genesis Trade Navigator Platinum)
12
Penjelasan mengenai Percentage Retracement akan dibahas lebih mendetail dan lebih mendalam pada
Pembahasan mengenai Elliott Wave Theory dan Ratio Fibonacci
Fibonacci Support & Resistance13 pada Dow Jones Industrial Average Pasar akhirnya bergerak
mendekati 100% Retracement Level, yakni mencapai 2003 Low, hampir mencapai 2002 Low. (Sumber:
Genesis Trade Navigator Platinum)
13
Pembahasan mengenai Fibonacci Support & Resistance akan dibahas lebih mendetail dan mendalam pada bab-
bab selanjutnya.
III.4.1.2.HEAD AND SHOULDER BOTTOM
Head and Shoulder Bottom, disebut juga sebagai Inverted Head anda Shoulder Pattern.
Memasuki awal tahun 2005, untuk pertama kalinya Jepang mengumumkan angka PPI dan CPI positif,
tanda-tanda mengenai ini sudah terjadi semenjak tahun sebelumnya. Bersamaan dengan itu Charts
Nikkei juga menunjukkan adanya pola Inverted Head and Shoulder Pattern, atau Head and Shoulder
Bottom. (Sumber: Genesis Trade Navigator Platinum)
Pada Inverted Head and Shoulder Pattern ini, ada tiga bottom, dimana yang tengah
(Head) lebih rendah dibandingkan kedua Shoulder yang mengapitnya. Breakout (Up)
pada neckline sangatlah penting untuk mengkonfirmasi terselesaikannya pola Inverted
Head and Shoulder ini. Ada kecenderungan pasar akan terkoreksi kembali menuju
neckline, sesudah terjadinya bullish breakout.
Jika pada Head and Shoulder Top neckline cenderung horisontal atau agak naik, maka
sebaliknya pada Head and Shoulder Bottom, neckline biasanya memiliki kecenderungan
agak turun.
III.4.1.3. DOUBLE TOP
Sama seperti Head and Shoulder Pattern, Double Top dan Double Bottom adalah pola
yang sangat populer dan sangat mudah dikenali.
Molex Incorporated Sep 05 Mar 07 : Double Top Reversal Pattern, (Sumber: Genesis Trade Navigator
Platinum)
Target harga bisa didapat dengan cara mengukur Jarak Vertikal dari Point A ke Support
B, kemudian memproyeksikannya ke bawah.
(Sumber: Genesis Trade Navigator Platinum)
III.4.1.4. DOUBLE BOTTOM
Kebalikan Double Top, harga turun hingga mencapai titik terendah (Point A) kemudian
Rally menuju Point B. Point B kini menjadi resistance. Selanjutnya harga kembali turun
namun tidak mampu melampaui titik terendah di Point A, melainkan Rally kembali dan
bahkan menembus Resistance B. Resistance B yang sudah dibreak-out kini menjadi
Support. Koreksi kembali ke Breakout Point lebih sering terjadi pada Double Bottom.
CRB Index (Indeks kumpulan berbagai komoditas) 1999 2005 : Double Bottom Reversal Pattern,
(Sumber: Genesis Trade Navigator Platinum)
III.4.1.5. TRIPLE TOP
Mirip seperti Head and Shoulder Pattern, namun ketiga puncak sama tinggi.
Apolo Group Inc. Apr 07 Feb 08 : Triple Top Reversal Pattern, (Sumber: Genesis Trade Navigator
Platinum)
III.4.1.6. TRIPLE BOTTOM
Kebalikan dari Triple Top.
S&P500 Index, Mar 02 Aug 03 : Triple Bottom Reversal Pattern, (Sumber: Genesis Trade Navigator
Platinum)
III.4.1.7. SAUCER (ROUNDING BOTTOM)
Kendatipun tidak sesering yang lain, pola reversal, terkadang bisa terjadi dalam bentuk
Saucer (pinggan) / Rounding Bottom. Saucer Bottom terbentuk secara perlahan, dari
tren yang semula turun kemudian sideways, dan akhirnya naik.
Seringkali Saucer (Rounding Bottom) Pattern, disertai koreksi terlebih dahulu, sebelum
akhirnya break out resistance dan pasar bullish sesudah itu. Oleh William ONeil, pola
seperti ini dinamai Cup and Handle.
III.4.1.8. V TOP
Spikes adalah pola yang paling sulit untuk diikuti, karena Spike terjadi dalam waktu
yang sangat singkat, dan terjadinya juga sangat mendadak. Pola seperti ini biasanya
terjadi ketika ada suatu saham yang terlampau bullish, kemudian mendadak ada berita
yang mengakibatkan saham tersebut berbalik arah secara mendadak.
III.4.2.1. TRIANGLE
Ada tiga type Triangle, yakni Symmetrical (simetris) Ascending (naik) dan
Descending (turun). Kemudian, beberapa pakar Analisis Teknikal menambahkan satu
type lagi yakni Expanding Triangle atau Broadening Formation.
Symmetrical Triangle
Pada pola Triangle minimum terdapat empat turning points (reversal point), namun
seringkali pola Triangle memiliki enam turning points.
Coba kita perhatikan apa yang terjadi pada Charts Nikkei di bawah ini :
Nikkei Index 2001 2005 : Sesudah membentuk Head and Shoulder Bottom sejak tahun 2001 hingga
2004, Nikkei menunjukkan pola Triangle yang merupakan Continuation Pattern di tahun 2004. (Sumber:
Genesis Trade Navigator Platinum)
Pada akhir 2004, sesudah membentuk pola Symmetrical Triangle sejak awal 2004, Nikkei untuk pertama
kalinya breaking out resistance dari Pola Triangle-nya. (Sumber: Genesis Trade Navigator Platinum)
Sesudah membentuk formasi Double Top dan breakout support pada sekitar Bulan July 2007, saham
Merryl Lynch membentuk Symmetrical Triangle, sebelum breakout support Trianglenya pada bulan
Oktober 2007 dan melanjutkan Bearish Trend-nya. (Sumber: Genesis Trade Navigator Platinum)
Berbeda dengan Flags, Pennants mengambil bentuk segitiga dengan ukuran lebih kecil
dan time frame yang lebih pendek dibandingkan Triangle Pattern.
Baik Flags maupun Pennants mengambil time frame hanya sekitar 2 3 minggu saja.
Jika pada suatu Bear Market (Downtrend) terjadi pola Falling Wedge, maka Falling
Wedge ini merupakan pola pembalikan arah (reversal pattern) bukan continuation
pattern.
Rowan Cos, Inc. : Falling Wedge Pattern, (Sumber: Genesis Trade Navigator Platinum)
Dengan demikian secara umum bisa disimpulkan bahwa Rising Wedge memiliki
kecenderungan Bearish, sementara Falling Wedge justru memiliki kecenderungan
Bullish.
III.5. VOLUME DAN OPEN INTEREST
Kebanyakan Technical Analyst, pada pasar keuangan menggunakan pendekatan
multidimensi dalam melakukan analisa pasar, yakni dengan memantau pergerakan
ketiga hal penting yakni : Harga, Volume dan Open Interest.
III.5.1. VOLUME
Volume adalah jumlah total volume transaksi yang terjadi pada suatu waktu. Jika kita
memantau Daily Charts, maka Volume yang tampil pada Charts kita adalah Daily
Volume.
Apple Inc., Apr 06 Apr 07 : Volume meningkat setiap kali harga saham naik. Artinya Volume
mengkonfirmasi kenaikan harga, dan kondisi seperti ini adalah Bullish. (Sumber: Genesis Trade Navigator
Platinum)
CFTC adalah singkatan dari Commodity Futures Trading Comission, merupakan suatu
Lembaga independen yang didirikan pada tahun 1974 oleh Congress dan memperoleh
mandat untuk meregulasi Pasar Futures dan Option Komoditas di Amerika Serikat.
Selanjutnya para Trader ini oleh CFTC digolongkan menjadi 3 (tiga) golongan utama,
yakni : Commercial Traders yakni orang-orang yang memang memproduksi /
menggunakan komoditas tersebut dalam kegiatan bisnisnya, Non-Commercials (Large
Speculators) yakni para Commodity Funds atau individual trader besar dan Non
Reportable Position (Small Speculators) yakni trader kebanyakan (publik).
Large Speculator adalah semua Trader yang diharuskan melaporkan posisinya kepada
CFTC, namun mereka tidak terdaftar sebagai Commercial (tidak memiliki aktifitas bisnis
yang berkaitan langsung dengan komoditas daripada Futures / Options yang mereka
transaksikan di bursa).
Sisanya, Small Speculator adalah semua Trader yang tidak memiliki kewajiban apapun
untuk melaporkan posisinya ke CFTC.
Jika dalam minggu ini Commercial Trader punya posisi beli sebanyak 3500 lot, dan
posisi jual sebanyak 2500 lot untuk suatu komoditas / index tertentu, maka yang
nampak dalam COT Report adalah Net Buy (Long) sebanyak 1000 lot. Banyak orang
menyangka bahwa jika Commercial Net Buy (Long), maka Pasar akan bergerak naik.
Namun seringkali yang terjadi adalah ketika Commercial Net Buy (Long) harga
komoditas tersebut justru turun.
Harap diingat bahwa Commercial Traders seringkali Buy on Weakness, dan ketika harga
tambah turun lagi, mereka melakukan pembelian lebih banyak lagi. Mengapa demikian
? Bayangkan seorang Commercial Traders yang memiliki Pabrik Permen Coklat
misalnya. Ketika harga Gula turun, maka dia akan melakukan pembelian yang lebih
banyak lagi. Sehingga dengan demikian net production cost dia akan semakin turun. Itu
sebabnya Commercial Traders memiliki kecenderungan untuk melawan arah
(Contrarian), yakni buying on weakness, dan ketika pasar turun beli tambah banyak
lagi, atau sebaliknya sell on rallies, dan ketika pasar naik jual lebih banyak lagi.
Data aktifitas trading Commercial hanyalah penting untuk kita hanya ketika mereka
berada pada kondisi ekstrem Net Buy (Long) atau ekstrem Net Sell (Short).
Perhatikan COT Index14 diatas. Posisi dimana Commercial Traders Ekstrem Net Buy (Long) diberi tanda
bulatan warna hijau Sumber : Trade Navigator
14
Dari kesemua Professional Charting Software yang dijelaskan diatas, hanya GENESIS yang memiliki fasilitisa
untuk menampilkan Commitment of Traders Report (COT) Index.
III.5.2.3. CARA MEMANTAU COT INDEX SECARA GRATIS
Anda ingin tahu cara murah meriah (baca : Gratis) untuk mendapatkan COT Index,
tanpa harus mengeluarkan ribuan dollar untuk membeli Genesis Trade Navigator
Platinum ? Caranya mudah sekali :
Silakan buka web browser anda dan pergi ke alamat website: www.timingcharts.com.
Selanjutnya ikuti dan lakukan langkah-langkah berikut ini.
(sumber : www.timingcharts.com)
LANGKAH KE-2 : Pilih Kontrak Futures yang ingin anda lihat (misal : S&P500)
(sumber : www.timingcharts.com)
(sumber : www.timingcharts.com)
Catatan : Genesis secara default menggunakan warna Biru untuk COT Large Speculator Index ,
dan warna Hijau untuk Commercial Index. Sementara TimingCharts menggunakan warna Hijau
untuk COT Large Speculator Index, dan warna Biru untuk Commercial Index. Namun selain
daripada itu anda mendapatkan informasi dan Charts yang sama persis dengan Genesis Trade
Navigator Platinum15 secara GRATIS melalui website TimingCharts Sumber : Trade Navigator
15
Sebagai perbandingan,
III.6. ELLIOTT WAVE & FIBONACCI
RETRACEMENT
Pada tahun 1953, Hamilton Bolton menerbitkan ide-ide Elliott tersebut dalam bukunya
yang berjudul The Elliott Wave Supplement, kepada para Bank Credit Analyst, yang ia
lakukan tiap tahun. Sepeninggal Hamilton Bolton, pada tahun 1967, A.J. Frost
berkolaborasi dengan Robert Prechter mengambil alih The Elliott Suplement dan
menuangkannya dalam Elliott Wave Principle.
Elliott Wave Theory pada mulanya diaplikasikan pada beberapa Indeks Utama,
terutama Dow Jones Industrial Average. Pada dasarnya, teori ini mengatakan bahwa
Pasar Modal bergerak mengikuti suatu pola berulang yang terdiri atas lima wave naik,
dan diikuti oleh tiga wave turun.
Elliott, kemudian mengkategorikan sembilan level trend mulai dari suatu Grand
Supercycle dengan jangka waktu dua ratus tahun hingga level subminuette yang
memiliki jangka waktu hanya beberapa jam saja. Yang penting untuk dipahami adalah
bahwa basis siklus delapan wave (wave 1 wave 2 wave 3 wave 4 wave 5
wave a wave b wave c) tetap konstan tidak peduli di level mana tren yang sedang
dianalisa.
Tiap wave dibagi lagi menjadi delapan wave dengan level yang lebih rendah. Perhatikan
gambar di atas, Wave terbesar (level pertama), yakni Wave 1 dan 2 dapat dibagi
menjadi delapan wave (level kedua) yakni wave (1) (2) (3) (4) (5) (A) (B) (C).
Wave 1 (level pertama) terdiri atas lima wave (level kedua), yakni wave (1) (2) (3) (4)
(5), yang selanjutnya terbagi atas 21 wave level ketiga. Wave 2 (level kedua) terdiri
atas tiga wave (A) (B) (C), yang juga terbagi atas 13 wave level ketiga. Dengan
demikian Total Wave 1 dan 2 (level pertama) terdiri atas 34 wave level ketiga
(13+21). Jika diteruskan lagi, maka ke-34 wave level ketiga diatas dapat dipecah lagi
ke level berikutnya dan menghasilkan 144 wave level ke-empat.
Perhatikan kembali gambar diatas : Penentuan apakah suatu wave dibagi menjadi lima
wave atau tiga wave, ditentukan oleh arah dari wave level diatasnya . Contoh : Wave
(1), (3), (5) dibagi menjadi lima wave, karena wave level pertama, yakni Wave 1 -
adalah Bullish (naik). Sementara Wave (2) dan (4) dibagi menjadi tiga wave.
Sekarang perhatikan Wave (A), (B), (C), yang merupakan bagian dari Wave 2 (Wave
Koreksi atas Wave 1 ). Sekarang perhatikan bahwa Wave Bearish (turun), wave (A)
dan (C), dibagi menjadi lima wave. Hal ini dikarenakan keduanya bergerak searah
dengan Wave level diatasnya yakni Wave 2 (turun). Sementara Wave (B) karena
bergerak melawan Wave 2 , maka Wave (B) dibagi menjadi tiga Wave.
Suatu wave akan dibagi menjadi lima wave apabila bergerak searah dengan Wave
level diatasnya. Suatu wave akan dibagi menjadi tiga wave apabila bergerak
berlawanan dengan Wave level diatasnya.
Suatu koreksi tidak akan pernah terdiri atas lima wave . Jika Major Trend Bullish, maka
semua koreksi turun terdiri atas tiga wave, demikian juga ketika Major Trend Bearish,
maka semua koreksi naik terdiri atas tiga wave.
16
Di dunia barat, barisan ini pertama kali dipelajari oleh Leonardo da Pisa (1175 1250), yang juga dikenal sebagai
Fibonacci (sekitar 1200), ketika membahas pertumbuhan ideal dari populasi kelinci.
III.6.2. CORRECTIVE WAVES
Sejauh ini kita sudah membahas Major Trend, namun pembahasan mengenai Elliott
Wave Theory tidak akan lengkap tanpa pembahasan yang lebih detail mengenai
Corrective Waves (koreksi atas Major Trend). Ada tiga klasifikasi Corrective Waves,
yakni : Zig Zag, Flats dan Triangles.
ZIG ZAGS
Zig-zag adalah Correction Pattern 3 (tiga) waves, yang bergerak berlawanan dengan
Major Trend, dan terbagi menjadi sikuens 5-3-5.
FLATS
Yang membedakan Flats dengan Zig-Zag adalah Flat mengikuti pola 3-3-5. Secara
umum, Flats lebih merupakan suatu konsolidasi ketimbang koreksi, dan dianggap
sebagai suatu pertanda kuatnya Bull Market yang sedang berlangsung.
TRIANGLES
Triangles (Segitiga) biasanya terjadi pada Wave Keempat, dan mendahului Wave
Terakhir dalam sebuah Major Trend. Terkadang juga bisa terjadi pada wave b dalam
suatu koreksi a-b-c.
Berlandaskan pada asumsi bahwa pasar biasanya tidak mengambil pola yang sama dua
kali berturut-turut. Jika dahulu pernah terjadi suatu Pola Top Reversal atau Bottom
Reversal terjadi, maka tidak akan terjadi pola yang sama lagi sekarang. Dalil Alternasi
pada prinsipnya tidak memberitahukan kita perihal apa yang akan terjadi, melainkan
memberitahukan kita akan apa yang kemungkinan tidak akan terjadi.
Pada prakteknya jika koreksi Wave 2 berupa koreksi a-b-c sederhana, maka Wave 4
biasanya mengambil pola kompleks seperti Triangle atau Flats. Sebaliknya jika Wave 2
berupa pola kompleks, maka biasanya Wave 4 adalah pola sederhana.
Dow Jones Index 2003-2006 : Elliott Wave Corrective Wave, (Sumber: Genesis Trade Navigator
Platinum)
S&P500 Index 2003-2009 : Elliott Wave Counts, (Sumber: Genesis Trade Navigator Platinum)
S&P500 Index : Oct 2002 Mar 2005 : Elliott Wave Counts, (Sumber: Genesis Trade Navigator Platinum)
S&P500 Index : Aug 2004 Sep 2005 : Elliott Wave Counts, (Sumber: Genesis Trade Navigator Platinum)
S&P500 Index : Mar 2005 Oct 2007 : Elliott Wave Counts, (Sumber: Genesis Trade Navigator Platinum)
III.6.3. FIBONACCI RATIO DAN RETRACEMENTS
Misalnya : 3 dan 5, 3+5 adalah angka berikutnya yakni 8, sementara 13 adalah hasil
penjumlahan dua angka sebelumnya, yakni 8 dan 5.
2. Ratio dari bilangan yang satu dengan bilangan berikutnya (sesudah 4 bilangan
pertama) mendekati 0.618.
3. Ratio dari bilangan yang satu dengan bilangan sebelumnya mendekati 1.618 atau
kebalikan dari 0.618 (1/0.618).
4. Ratio dari bilangan yang satu dengan dua bilangan berikutnya mendekati 0.382,
sementara Ratio dari bilangan yang satu dengan dua bilangan sebelumnya
mendekati 2.618 atau kebalikan dari 0.382 (1/0.382).
FIBONACCI RATIO
f(n) f(n)/f(n+1) f(n+1)/f(n) f(n)/f(n+2) f(n+2)/f(n)
Alam semesta, Spiral Galaksi, Proporsi tubuh manusia, semuanya mengikuti proporsi
Golden Ratio.
Perhatika spiral bunga matahari di atas. Formasi bentuk bunga matahari juga mengikuti
barisan fibonacci dan golden ratio.
Kuil Parthenon di atas, juga mengikuti proporsi Golden Section / Golden Ratio.
Pertanyaan selanjutnya adalah, lantas apa gunanya kita mempelajari Fibonacci Ratio ini
dalam kaitannya dengan Technical Analysis yang sedang kita pelajari saat ini ? Untuk
menjawab pertanyaan itu mari kita lihat bagaimana peng-aplikasi-an Fibonacci Ratio ini
pada bagian berikut ini.
1. Salah satu dari ketiga wave utama (Wave 1, 3, 5), terkadang mengalami
perpanjangan. Dua yang lain biasanya sama dalam hal waktu dan besarannya. Jika
Wave 5 mengalami perpanjangan, maka wave 1 dan 3 kurang lebih sama. Jika
Wave 3 mengalami perpanjangan, maka Wave 5 dan Wave 1 cenderung sama.
2. Minimum target puncak daripada Wave 3 bisa didapat dengan mengalikan kenaikan
Wave 1 dengan 1.618, dan menambahkannya pada bottom wave 2.
3. Puncak dari Wave 5 bisa diperkirakan dengan mengalikan Wave 1 dengan 3.236 (2
x 1.618) dan menambahkan nilai tersbut pada bottom Wave 1 untuk mendapatkan
target minimum / maksimum.
4. Ketika Wave 1 dan Wave 3 kurang lebih sama, maka puncak dari perpanjangan
Wave 5 bisa didapat dengan mengalikan jarak dari Bottom Wave 1 ke puncak Wave
3, dan mengalikannya dengan 1.618, dan kemudian menambahkannya ke Bottom
(dasar) Wave 4.
5. Untuk wave koreksi, pada suatu wave koreksi normal, koreksi zig-zag 5-3-5, wave c
biasanya kurang lebih hampir sama dengan wave a.
6. Kemungkinan lain dalam menentukan wave c, adalah dengan cara mengalikan 0.618
pada jarak wave a dan kemudian mengurangkan hasilnya pada bottom wave a.
7. Pada kasus dimana terjadi koreksi Flat 3-3-5, dimana wave b berhasil melampaui
puncak wave a, wave c kurang lebih sama dengan 1.618 kali jarak wave a.
8. Pada suatu segitiga simetris (Symetrical Triangle), semua wave berikutnya kira-kira
0.618 kali wave sebelumnya.
Ada kalanya ketika gambaran Elliott wave ini begitu jelasnya terlihat pad pergerakan
pasar, namun ada kalanya pula tidak begitu jelas. Mengabaikan teori-teori yang lainnya
hanya sekedar untuk memaksakan gambaran Elliott Wave adalah suatu tindakan yang
sangat tidak bijaksana. Penting juga untuk diingat bahwa penggunaan Elliott Wave
Theory ini haruslah sebagai pelengkap atas teori-teori analisa teknikal lainnya, dengan
demikian bisa semakin mempertajam analisa kita dan dengan demikian tentunya
meningkatkan kemungkinan keberhasilan kita.
III.7. TECHNICAL INDICATORS
Anda juga bisa menampilkan berbagai Technical Indicator yang anda butuhkan dengan
menggunakan fasilitas gratis dari www.stockcharts.com, dengan cara sebagai berikut :
Pada saat Bull Market 2004-2007, MA-100 berfungsi sebagai support S&P 500 Index Weekly Charts
Sumber : Trade Navigator. (Sumber: Genesis Trade Navigator Platinum)
DOUBLE CROSSOVER METHOD
Dengan memanfaatkan 2 (dua) Moving Average yang memiliki periode berbeda, kita
bisa menghasilkan BUY / SELL SIGNAL. Perhatikan Charts di bawah ini :
AAPL Sep07 Sep08 : Double Crossover Method Sumber : Trade Navigator, (Sumber: Genesis Trade
Navigator Platinum)
III.7.1.2. BOLLINGER BANDS
Tehnik ini ditemukan oleh Jon Bollinger pada awal 1980. John
Bollinger meletakkan dua garis Standard Deviasi17 mengapit sebuah
Moving Average (biasanya digunakan Moving Average 20). Dengan
menggunakan dua buah Standard Deviasi, memberikan gambaran
bahwa 95% kemungkinan harga akan terjadi diantara kedua
trading bands tersebut.
John Bollinger Pencipta
Bollinger bands.
Ketika lebar Bollinger Band melebar secara drastis, seringkali itu merupakan suatu
pertanda awal bahwa tren yang sedang berlangsung saat ini sedang mencapai titik
kulminasinya, dan sebentar lagi akan berakhir. Ketika lebar Bollinger Bands
menyempit secara ekstrem, seringkali hal ini merupakan suatu pertanda awal bahwa
Saham tersebut akan memulai Tren-nya yang baru (Bullish / Bearish).
17
Standard Deviasi adalah suatu pengukuran statistik yang menggambarkan penyebaran data / distribusi data di
sekitar suatu nilai rata-rata.
AAPL Sep07 Sep08 : Perhatikan bahwa setiap kali Bohlinger menyempit, merupakan suatu pertanda
akan dimulainya suatu Tren yang baru, (Sumber: Genesis Trade Navigator Platinum)
Pada bab ini kita akan membahas Indikator Alternatif yang justru berfungsi efektif pada
saat pasar sedang berada dalam kondisi Non trending atau bergerak dalam kisaran
Trading range tertentu selanjutnya indikator ini dikenal dengan sebutan Oscillator.
Dow Jones Industrial Average Jan07 May08 : Candlestick Charts Momentum Oscillator Stochastic,
(Sumber: Genesis Trade Navigator Platinum)
3. Crossing pada zero line (garis nol/garis horisontal tengah), dapat memberikan
Sinyal Trading sesuai dengan arah pergerakan pasar.
Dow Jones Industrial Average Aug06 Aug07 : Perhatikan bahwa semua Trend Reversal selalu didahului
oleh terjadinya Divergence antara pergerakan harga dan MACD, (Sumber: Genesis Trade Navigator
Platinum)
III.7.2.1.1. MOMENTUM INDICATOR
Konsep momentum merupakan aplikasi yang paling mendasar dari analisa oscillator.
Momentum mengukur kecepatan perubahan harga dibandingkan dengan harga
aktualnya. Untuk menggambarkan garis 10 day Momentum, caranya kurangkan closing
price 10 hari lalu dengan closing price terakhir, dan hasil pengurangan ini baik positif
maupun negatif diplot pada sekitar garis nol (Zero Line).
Formula untuk Momentum Indicator adalah :
M = C - Cn
dimana P = Closing Price terakhir, dan Cn = Closing Price pada n hari yang lalu.
Jika Closing Price terakhir lebih besar dibandingkan dengan Closing Price 10 hari lalu
(Market Bullish), maka angka positif akan digambarkan diatas Zero Line, sementara jika
Closing Price terakhir lebih kecil dibandingkan dengan Closing Price 10 hari lalu (market
Bearish), maka angka negatif akan digambarkan dibawah Zero Line.
S&P500 Index SEP06 JAN08 : 10 day Momentum Oscilator Perhatikan bahwa 10 day Momentum
Oscillator sangat sensitif dan akibatnya banyak sinyal keliru (whipsaw), (Sumber: Genesis Trade
Navigator Platinum)
S&P500 Index SEP06 JAN08 : 40 day Momentum Oscilator Perhatikan dengan merubah Parameter
dari 10 day menjadi 40 day, memberikan sinyal yang lebih jelas, dan perhatikan bagaimana Bearish
Divergence antara Charts dan 40 Day Momentum Indicator memberikan Sell Signal yang sangat akurat,
(Sumber: Genesis Trade Navigator Platinum)
dimana C = Closing Price terakhir, dan Cn = Closing Price pada n hari yang lalu.
Cara penggunaan ataupun interpretasi Rate of Change kurang lebih sama dengan
Momentum Indicator.
S&P500 Index JUN06 NOV07 : Bearish Divergence antara S&P500 dan ROC, secara konsisten
memberikan Sell Signal sebelum terjadinya Crash, (Sumber: Genesis Trade Navigator Platinum)
Angka diatas +100 adalah Overbought (Jenuh Beli) sementara angka di bawah -100
adalah Oversold (Jenuh Jual)18.
18
Harap dicermati penggunaan Overbought / Oversold ini, haruslah dengan memperhatikan kekuatan Tren. Pada
saat Tren Pasar demikian kuatnya, Pasar bisa bergerak Overbought / Oversold dalam jangka waktu lama.
Sehubungan dengan itu penggunaan Overbought / Oversold ini haruslah dibarengi dengan memantau kekuatan
Tren dengan menggunakan Indikator ADX.
S&P500 Index JUN06 NOV07 : Kendatipun CCI pada awalnya diciptakan untuk Pasar Komoditas,
namun kini CCI juga sering digunakan untuk memantau Zona Overbought / Oversold pada Indeks seperti
S&P500 Index, (Sumber: Genesis Trade Navigator Platinum)
III.7.2.1.4. RELATIVE STRENGTH INDEX (RSI)
RSI pertama kali dikembangkan oleh J. Welles Wilder, Jr. pada tahun 1978 dalam
bukunya yang berjudul New Concepts in Technical Trading System. Sebagaimana kita
pahami bersama, bahwa salah satu permasalahan utama dalam menggunakan
Momentum Line (menggunakan perbedaan harga) seringkali disebabkan oleh
perubahan harga ekstrem yang terjadi dalam waktu singkat, yang mengakibatkan
perubahan yang signifikan pada garis momentum, kendatipun harga saat ini
menunjukkan hanya perubahan kecil saja. Problem kedua, adalah dibutuhkan suatu
range yang konstan jika kita ingin melakukan perbandingan antara satu peridode
dengan periode lainnya. Relative Strength Index, tidak saja menyelesaikan problem
yang pertama, melainkan secara bersamaan juga menciptakan suatu range konstan
antara 0 hingga 100. RSI sendiri dihasilkan dengan formula sebagai berikut :
Relative Strength (RS) kemudian dihasilkan dengan membagi Average Up, dengan
Average Down. Nilai RS ini kemudian dimasukkan pada formula RSI.
Wilder memperkenalkan konsep ini pertama kali dengan menggunakan periode 14 hari.
Namun sebagaimana dengan Oscillator yang lain, kunci keberhasilan menggunakan RSI
secara efektif terletak pada adjustment yang kita lakukan pada parameter periode
tersebut. Tambah pendek periode yang kita pakai, akan membuat bertambah
sensitifnya oscillator ini, dan amplitudonya juga semakin melebar.
Jika anda ingin oscillator ini lebih sensitif, maka anda bisa memperkecil periodenya,
sebaliknya jika anda ingin oscillator ini lebih smooth anda bisa memperbesar
periodenya.
S&P500 Index SEP05 DEC07 : 14 days - Relative Strength Index (RSI) Sumber : AMIbroker
Perhatikan bagaimana dengan mengubah periode menjadi 28 hari, membuat RSI menjadi lebih Smooth.
Perhatikan juga bahwa Bearish Divergence antara S&P500 Index dan RSI mampu secara akurat
memberikan alarm sebelum terjadinya crash Sumber : AMIbroker
Level 70 dan 30 pada RSI sering digunakan para Trader untuk menentukan Overbought
dan Oversold Zone. Zona di atas Level 70 adalah Overbought, sementara Zona di
bawah 30 adalah Oversold. Misalkan pasar bergerak turun secara signifikan, seorang
trader berupaya memperoleh kesempatan untuk mulai melakukan pembelian pada saat
pasar mulai berbalik arah. Pada saat kondisi pasar tertekan ke bawah Level 30, sering
terjadi formasi double bottom pada Charts, dimana RSI juga menunjukkan adanya
Bullish Divergence. Crossing ke atas Level 30 merupakan konfirmasi akan adanya Buy
Signal. Sebaliknya, pada suatu pasar yang Overbought, Crossing ke bawah Level 70
seringkali merupakan suatu Sell Signal.
Pada Charts di atas, Level 30 pada RSI dapat memberikan Buy Signal yang cukup akurat sementara
Bearish Divergence antara RSI dan Price Charts dapat memberikan warning awal sebelum terjadinya
Crash Sumber : AMIbroker
III.7.2.1.5. STOCHASTICS
Oscillator ini pertama kali diperkenalkan oleh George Lane
(President dari Investment Educators, Inc., Watseka, IL). Oscillator
ini didasarkan pada observasi bahwa pada saat pasar naik, harga
saham cenderung untuk ditutup mendekati ujung atas price range,
sementara pada saat pasar turun, harga saham cenderung untuk
ditutup mendekati ujung bawah price range. Ada dua garis yang
digunakan pada Stochastic, yakni garis %K dan garis %D. %D lebih
penting dimana kebanyakan Major Signal dihasilkan oleh garis ini.
George Lane President Tujuan indikator ini adalah menentukan apakah closing price
of Investment Educators,
Inc., Watseka, IL. terakhir berhubungan dengan kisaran harga pada Time Period yang
digunakan. Empat belas hari adalah Time Period yang paling lazim
digunakan untuk Oscillator ini.
Guna menentukan garis %K, yakni garis yang lebih sensitif / peka dibandingkan %D,
kita bisa menggunakan formula berikut ini :
Dimana C = Closing Price terakhir, L14 = Lowes Low (Harga terendah) selama 14
periode terakhir, dan H14 = Highest High selama 14 periode terakhir. Periode disini bisa
berarti hari, minggu, bulan, atau menit, jam, dan seterusnya.
Indikator ini akan bergerak dalam basis prosentase yakni antara 0 100, dimana
pembacaan diatas 80 disebut Overbought, sementara pembacaan dibawah 20 disebut
Oversold.
Garis yang kedua (%D) adalah 3 days moving average dari garis %K. Formula ini
menghasilkan Fast Stochastic. Dengan menambah 3 periode lagi pada average %D, kita
bisa menghasilkan suatu versi Stochastic yang lebih halus yang dikenal dengan sebutan
Slow Stochastic. Kebanyakan Trader lebih suka menggunakan Slow Stochastic, karena
seringkali bisa menghasilkan sinyal yang lebih akurat.
S&P500 Index Mar 2007 Feb 2009 : Fast Stochastic vs Slow Stochastic Sumber :
www.stockcharts.com
S&P500 Index 2004 2007 : Perhatikan Buy Signal yang dihasilkan oleh Slow Stochastic, (Sumber:
Genesis Trade Navigator Platinum)
III.7.2.1.6. LARRY WILLIAMS %R
Larry Williams19 menggunakan konsep yang mirip dalam mengukur
harga penutupan terakhir dalam kaitannya dengan rentang
pergerakan harga selama beberapa hari terakhir. Closing Price hari ini
dikurangkan dari harga tertinggi pada rentang harga selama
beberapa hari terakhir, kemudian selisihnya dibagi dengan total range
pada periode tersebut. Cara menginterpretasikan Williams %R, pada
prinsipnya sama dengan indikator-indikator lain yang telah dijelaskan
sebelumnya.
Larry Williams Pencipta Indikator
Williams %R dan Ultimate Oscillator
S&P500 Index April 2006 Feb 2009 Weekly Charts : Cara Interpretasi Indikator Williams %R adalah
sama dengan Oscillator lainnya. Sumber : AMIbroker
19
Larry Williams adalah penulis buku How to Prosper in the Coming Good Years, yakni buku yang berhasil
memprediksi US Bull Market terhebat sepanjang sejarah. Buku ini diterbitkan pada tahun 1982, ketika banyak
kalangan justru memprediksi kemunduran / perlambatan ekonomi. Pada tahun 1987, Larry Williams berhasil
menjuarai World Cup Championship of Futures Trading yang disponsori oleh Robbins Trading Company, dimana
dia memulai trading dengan USD 10,000.- (Real Money) menjadi USD 1,147,000.- dalam 12 bulan. Pada tahun 1997
putrinya, Michelle Williams pada usia 16 tahun berhasil memenangkan lomba yang sama. Belakangan Michelle
Williams lebih dikenal sebagai aktris yang membintangi Dawson Creek dan Brokeback Mountain.
III.7.2.1.7. MOVING AVERAGE CONVERGENCE DIVERGENCE
(MACD) & MACD HISTOGRAM
Oscillator yang dikembangkan oleh Gerald Appel ini, pada prinsipnya
menggunakan dua Exponential Moving Averages, dan yang
membuatnya menjadi sangat berguna adalah karena indikator ini
mengkombinasikan beberapa prinsip oscillator yang telah dijelaskan
sebelumnya dengan pendekatan dual moving average crossover.
Indikator ini terdiri atas dua garis, yakni faster line atau disebut
juga MACD line adalah selisih dua EMA (Exponential Moving
Average) dari harga penutupan (biasanya memakai periode 12 dan 26 hari / minggu).
Slower Line (atau biasa disebut sebagai Signal Line) adalah rata-rata bergerak
eksponensial atas garis MACD.
Kebanyakan trader menggunakan parameter default 12, 26, dan 9, baik untuk harian
maupun mingguan.
Apple Inc. (AAPL) Dec-06 Jan-08 : Perhatikan Buy Signal yang dihasilkan oleh MACD Crossover,
(Sumber: Genesis Trade Navigator Platinum)
MACD HISTOGRAM
Suatu Histogram bisa dihasilkan dengan menghitung selisih antara dua garis moving
average. Dengan menggunakan teknik tersebut, kedua garis MACD juga bisa kita
tampilkan dalam bentuk MACD Histogram. Sebuah Histogram terdiri atas batang-batang
vertikal yang menunjukkan perbedaan antara kedua garis MACD. Ketika garis MACD
bergerak positif, (faster line berada di atas slower line), maka histogram berada pada
teritorial positif (di atas garis horisontal nol). Sebaliknya ketika MACD faster line
bergerak menembus MACD Slower Line dari atas ke bawah, mengakibatkan MACD
faster line kini di bawah MACD Slower line, maka Histogram juga bergerak menembus
garis horisontal nol ke bawah. Dengan demikian maka Buy Signal maupun Sell Signal
dapat dihasilkan dengan mengamati apakah Histogram bergerak menembus Horisontal
Nol-nya dari bawah ke atas, atau sebaliknya.
Apple Inc. (AAPL) Nov-06 Dec-07 : Perhatikan Buy Signal yang dihasilkan oleh MACD Histogram, dan
perhatikan bagaimana Bearish Divergence yang terjadi antara Charts dan MACD Histogram mampu
memberikan sinyal awal akan terjadinya koreksi yang signifikan pada saham ini, (Sumber: Genesis Trade
Navigator Platinum)
III.7.3. MECHANICAL TRADING
SYSTEM
Dalam bukunya yang berjudul New Concepts in Technical
Trading Systems, J. Welles Wilder Jr., mengemukakan berbagai
studi guna menyusun suatu sistem trading mekanis, yakni suatu
sistem trading yang cukup mengikuti BUY / SELL signal yang
didasarkan pada suatu atau kombinasi atas berbagai tehnical
indicator. Kedua sistem dibawah ini, yakni Parabolic System
(SAR) serta Directional Movement System (DMI) sangat menarik
untuk dicermati.
J. Welles Wilder Jr.
Pencipta RSI, Parabolic
SAR, ADX/DMI
Welles Wilder mengembangkan suatu faktor yang disebut sebagai faktor akselerasi
dalam Parabolic SAR yang diciptakannya. Setiap hari, titik (posisi) STOP dipindahkan
searah dengan bergeraknya tren yang sedang berlangsung. Pada mulanya pergerakan
titik STOP ini berjalan secara perlahan, dan ketika tren baru mulai terbentuk, sejalan
dengan peningkatan faktor akselerasi, titik STOP ini akan bergerak lebih cepat,
mengejar pergerakan harga. Jika tren harga mulai goyah, atau bahkan gagal
melanjutkan trennya, maka, harga akan menembus titik STOP dan hal ini sekaligus
menghasilkan STOP and REVERSE (SAR) Signal.
Contoh Parabolic SAR dengan Buy dan Sell Signal serta pengaturan Acceleration Factor, (Sumber:
Genesis Trade Navigator Platinum)
Sebagai Trend Following System, maka system ini efektif pada saat Pasar Trending,
sebaliknya ketika Pasar bergerak dalam Trading Range / Non Trending Periods, maka
sistem ini senantiasa memberikan signal yang keliru (whipsaw).
Dow Jones Industrial Average Oct06 Oct07 : Parabolic SAR : Perhatikan bahwa sistem ini tidak bisa
bekerja dengan baik pada saat Pasar memasuki periode Non-Trending, (Sumber: Genesis Trade
Navigator Platinum)
III.7.3.2. ADX/DMI
Pernahkah anda menemukan suatu ketika saham tertentu mengalami kondisi
Overbought, namun koreksi tidak terjadi, malahan saham justru naik terus, sehingga
Oscilator (Stochastic / RSI) bisa berada dalam kondisi Overbought dalam jangka waktu
yang lama ? Atau sebaliknya suaktu ketika Pasar Crash, mengakibatkan Oscilator
berada dalam kondisi Oversold namun Pasar tida rebound malahan Crash berlanjut,
sehingga Oscilator berada dalam kondisi Oversold untuk Jangka Waktu lama.
Ketika Tren (Bullish / Bearish) demikian kuatnya maka Oscilator baik itu Stochastic, RSI,
Williams %R atau lainnya, akan berada dalam kondisi Overbought / Oversold dalam
jangka waktu lama. Pasar baru akan terkoreksi / rebound ketika kekuatan Tren mulai
melemah. Untuk mengukur kekuatan Tren tersebut anda bisa menggunakan Indikator
ADX/DMI sebagaimana ditunjukkan pada Charts berikut ini.
ADX/DMI terdiri dari 2 (dua) bagian, yakni ADX menyatakan ukuran kekuatan Tren,
sedangkan DMI terdiri atas 2 (dua) garis, yakni DMI+ (warna biru) dan DMI- (warna
merah). Ketika ADX menembus level 40, maka tren saat itu baik Bullish / Bearish sangat
kuat. Bullish / Bearish ditunjukkan dengan posisi DMI+ dan DMI-. Ketika pasar Bullish,
maka DMI+ berada diatas sementara DMI- dibawah, sebaliknya ketika Pasar Bearish,
maka DMI- berada di atas sementara DMI+ ada di bawah.
Ketika ADX (Garis Hitam) melampaui level 40 kekuatan Tren (baik itu Bullish ataupun Bearish) sangatlah
tinggi. Pada kondisi itu jika pasar Bullish, maka Oscilator bisa berada pada kondisi Overbought pada
jangka waktu lama, sebaliknya bila Bearish, maka Oscilator bisa berada pada kondisi Oversold pada
jangka waktu lama, (Sumber: Genesis Trade Navigator Platinum)
III.7.4. SENTIMENT INDICATORS
III.7.4.1. VOLATILITY INDEX (VIX)
Volatility Index (VIX) yang pada mulanya diciptakan untuk mengukur Implied
Volatility daripada Option OEX (S&P100 Index) pertama kali diperkenalkan pada tahun
1993. Di tahun 2003, CBOE mengubah fungsi VIX dari semula megukur Implied
Volatility OEX Option, menjadi S&P 500 Index (SPX) Option. VIX yang lama berubah
nama menjadi VXO, dimana hingga kini masih digunakan untuk mengukur Implied
Volatility OEX Option.
Pasar modal memiliki karakteristik bahwa ketika Uptrend (Bullish), pasar bergerak naik
secara perlahan dan stabil, sebaliknya ketika Downtrend (Bearish), hampir selalu
disertai dengan penurunan tajam yang sangat signifikan, berupa Market Crash. Itu
sebabnya Pasar Bullish hampir selalu ditandai dengan penurunan Volatilitas, sementara
Pasar Bearish ditandai dengan peningkatan Volatilitas.
S&P500 Index Bull Market Dec 2003 Jan 2005 : Puncak pada VIX berarti Bottom pada S&P500 Index,
sebaliknya Bottom pada VIX berarti Puncak pada S&P500 Index, (Sumber: Genesis Trade Navigator
Platinum)
Hal yang sama juga terjadi pada periode Dec 04 Jan 06 (atas) dan
Jan 06 Jan 07 (bawah), (Sumber: Genesis Trade Navigator Platinum)
Pada bulan Agustus 2007 VIX untuk pertama kalinya mengalami Breakout menembus Level 20,
tanda-tanda awal Volatilitas S&P500 bergerak di luar batas normal Sumber : Trade Navigator
S&P500 Index Long Term Charts 1999 2009 : Pada Bear Market 2000 2003, VIX bergerak di kisaran
20 hingga 40, VIX kemudian mengalami penurunan sejak tahun 2003 dan bergerak di kisaran sempit
hanya antara 10 20, sejalan dengan Bull Market yang kita alami antara tahun 2003 hingga 2007. Bear
Market yang dimulai pada akhir tahun 2007, membuat VIX kembali melonjak, namun kali ini VIX bergerak
ke luar batas level 40, yang merupakan trading range-nya pada Bear Market 2000 2002. Hal ini
menunjukkan bahwa betapa dahsyatnya Bear Market yang dimulai pada akhir 2007 ini, (Sumber: Genesis
Trade Navigator Platinum)
III.7.5. SEASONALITY
III.7.5.1. SEASONAL PATTERN
Ada begitu banyak teori dan riset mengenai Seasonal Pattern / Seasonal Tendency,
namun problem utama yang seringkali dihadapi Trader adalah kenatipun Seasonal
Pattern seringkali sangat akurat dalam menjelaskan apa yang sudah terjadi, namun
kenyataannya tidak selalu demikian untuk apa yang akan terjadi pada periode yang
akan datang. The future is never the same as the past. Namun demikian, studi
mengenai Seasonal bisa membantu kita dalam melakukan Analisa Teknikal.
Yang penting adalah gunakan Seasonal Pattern ini hanya sebagai alat konfirmasi. Ketika
Commercial Ekstrem Buy (Net Long), pada saat yang bersamaan Pasar juga uptrend /
ada pola Bullish reversal pattern tertentu, sementara Seasonal Pattern juga
mengkonfirmasi akan terjadinya Rally (Uptrend), maka ini sudah memberikan signal
untuk BUY / Bullish Position.
Gold memiliki Seasonal Pattern untuk memulai Rally pada pertengahan Agustus, (Sumber: Genesis Trade
Navigator Platinum)
Perhatikan bahwa setiap kali Commercial Traders dalam kondisi ekstrem bullish, beberapa minggu
kemudian Gold melanjutkan Bull Runnya. Dipadukan dengan Seasonality Study (dot biru), maka sinyal
yang diberikan menjadi lebih akurat lagi. Pelemahan US Dollar, Commercial Ekstrem Bullish, dipadukan
dengan seasonality study, serta adanya Breakout dari pola Triangle / penant pada Charts Gold diatas,
memberikan indikasi untuk mengambil Posisi Bullish pada Gold, (Sumber: Genesis Trade Navigator
Platinum)
III.7.5.2. CARA MENDAPATKAN CHARTS SEASONALITY SECARA
GRATIS
Cara murah meriah (baca : gratis) untuk mendapatkan Seasonal Charts, adalah melalui
website berikut ini : http://seasonalfuturescharts.com/1SeasonalCharts.aspx
Semua charting software professional memiliki fitur dan fasilitas bagi penggunanya
untuk menciptakan suatu System Trading Mekanis sendiri, dimana kita bisa melakukan
uji Back Test terhadap semua System Trading Mekanis yang kita buat. Semua Charting
Software Professional menyediakan platform untuk pemrograman mulai dari
menciptakan suatu indikator baru, hingga menghasilkan Buy / Sell Signal Otomatis
dalam suatu System Trading Mekanis yang lengkap. TradeStation misalnya
menyediakan bahasa pemrograman TradeStation Easy Language, sementara Amibroker
menyediakan Amibroker Formula Language (AFL), dan dari kesemuanya itu Genesis
menyediakan bahasa pemrograman yang paling mudah digunakan (user friendly), yakni
Genesis Tradesense yang mengkombinasikan rumus matematika yang digunakan dalam
suatu indikator dengan bahasa sehari-hari.
Software-software diatas hanya anda perlukan jika anda ingin menciptakan suatu
System Trading Mekanis sendiri. Disamping semua software professional di atas, bagi
pemula, sudah tersedia cukup banyak website gratis, yang menyediakan fasilitas Charts
termasuk berbagai indikator yang dijelaskan dalam buku ini.
III.8.2. FREE CHARTING WEBSITES
III.8.2.1. STOCKCHARTS (www.stockcharts.com)
Akan tampil sebuah charts di layar komputer anda. Namun sayangnya Charts tersebut
berukuran kecil dan hanya meliputi periode 3 (tiga) bulan terakhir saja. Tidak perlu
khawatir, silakan Scroll down mouse anda, dan ikuti langkah-langkah berikut ini :
Pengaturan parameter tampilan Chart pada situs www.stockcharts.com
Jika web browser anda memiliki dukungan Java Runtime Environtment, (JRE) maka
akan muncul satu jendela web browser baru, yang akan menampilkan charts anda
tersebut, dimana kali ini anda bebas menarik garis Trend Line, maupun Support dan
Resistance.
Tampilan interaktif chart pada situs www.stockcharts.com. Pada tampilan ini anda bisa menggambar
garis Trend Line, Support maupun Resistance
20
Sayangnya www.stockcharts.com memiliki keterbatasan maksimum 3 (tiga) technical indicators (oscilator) dan 3
(tiga) trend indicators yang bisa anda letakkan langsung pada Candlestick Charts anda (Overlays). Namun dalam
batas-batas tertentu, fasilitas yang disediakan stockcharts ini cukup memadai. Terlalu banyak oevrlays dan
indicators pada charts anda juga bisa membuat charts anda menjadi ruwet dan susah dianalisa. Lagipula harap
diingat bahwa fasilitas yang disediakan StockCharts di atas adalah gratis.
www.stockcharts.com menyediakan fasilitas untuk memilih Technical Indicator dan Oscillator yang
dinginkan dan akan ditampilkan pada chart.
21
Jika tidak tampil apa-apa pada bagian Charts, coba periksa apakah web browser anda memiliki dukungan Java.
Jika belum, plugins Java RunTime bisa anda download secara Gratis melalui website : www.java.com/getjava/
Tampilan pemilihan parameter chart pada situs www.stockcharts.com
Sampai saat ini, anda sudah mempelajari Technical Analysis. Cobalah mempraktekan
ilmu yang barusan anda pelajari melalui website-website yang menyediakan fasilitas
charting secara gratis seperti yang disebutkan dalam bab ini. Seringkali dalam
mengamati pergerakan pasar, anda akan bertanya-tanya, apa yang membuat pasar
bisa bergerak sedemikian rupa. Untuk itu, tiba saatnya kita mempelajari ..
FUNDAMENTAL ANALYSIS
BAB IV
ANALISA FUNDAMENTAL
Analisa Fundamental merupakan Analisa Pasar yang paling Vital yang harus dilakukan
sebelum anda Trade. Kesalahan umum Trader pemula adalah berusaha mencari
sesuatu yang instan (baca : cari gampang), dan celakanya segala sesuatu yang instan
ini tersedia dengan sangat mudah pada Analisa Teknikal. Namun sekali lagi harap
diingat bahwa : Bukan Charts anda yang menggerakkan Pasar, melainkan ada
berita (fundamental) tertentu yang membuat Pasar bereaksi, sehingga
menghasilkan Charts1. Analisa Teknikal kita gunakan untuk mengkonfirmasi Kondisi
Fundamental suatu asset tertentu, baik itu index, saham, forex, komoditas, atau
lainnya.
Kendatipun kini telah ada Unemployment Insurance System, atau yang lebih dikenal
dengan sebutan Unemployment Benefit atau Jobless Claim, namun tetap saja tingginya
tingkat pengangguran dapat memicu berbagai problem psikologis, mulai dari problem
rumah tangga, bunuh diri, maupun kriminalitas. Berbagai studi bahkan menunjukkan
adanya korelasi yang cukup signifikan antara tingginya jumlah pengangguran dengan
tingkat kriminalitas.
2 Diterjemahkan dari Buku Brother, Can You Spare a Dime? The Great Depression 1929-1933, karya Milton
Meltzer, halaman 103.
3 Unemplyment Insurance System, adalah salah satu tameng yang dibuat oleh Pemerintah AS sejak tahun
Bayangkan suatu asuransi mobil. Jika seseorang mobilnya dilindungi oleh asuransi,
dimana suatu ketika yang bersangkutan mengalami kecelakaan. Si pemilik mobil
mungkin akan mengalami kerugian ekonomis kecil, karena sebagian besar kerugian
yang ada ditutup oleh perusahan asuransi. Pertanyaannya adalah dari mana uang untuk
menutup kerugian tersebut berasal? Tentunya Perusahan Asuransi tidak bisa menyulap
uang untuk membayar kerusakan yang terjadi. Melainkan mereka harus membayarnya
dari pemegang polis yang lain, yang senantiasa membayar premi asuransi namun tidak
mengalami kecelekaan. Dengan demikian kerusakan satu mobil akibat kecelakaan
sebesar Rp. 10.000.000,- misalnya ditutup oleh pembayaran premi asuransi dari 20
(dua pulung) pemegang polis asuransi lainnya, yang membayar Rp. 500.000,-
setahunnya. Namun demikian tetap saja ada kerusakan yang terjadi, lampu, bemper,
kaca depan, spion, baik material maupun tenaga kerja yang telah dikeluarkan tetap saja
lenyap.
Suatu Polis Asuransi TIDAK AKAN BISA mencegah terjadinya KERUGIAN RIIL atas suatu
barang dan / atau jasa. Hal yang sama juga terjadi pada Unemployment Insurance /
Benefit. Seluruh tenaga kerja dan pemberi kerja di AS membayar membayar premi
asuransi dalam bentuk pajak yang ditarik pemerintah melalui Pajak Penghasilan. Ketika
terjadi pengangguran, maka Unemployment Insurance hanya memeratakan biaya
ekonomis yang timbul akibat pengangguran pada seluruh masyarakat. Namun
Unemployment Insurance tidak bisa meniadakan biaya ekonomis yang timbul.
Ketika ekonomi tidak sanggup menyerap jumlah tenaga kerja yang ada, negara
kehilangan berbagai sumber berharga. Hitung saja berapa jumlah tenaga kerja yang
seharusnya bisa menyumbangkan tenaganya untuk berkarya / berproduksi, hitung
berapa banyak mesin dan kapasitas produksi yang terbengkalai, karena pabrik-pabrik
tutup, dan akibatnya sudah jelas, penurunan total output barang dan jasa (GDP).
IV.1.2 KERUGIAN EKONOMI AKIBAT INFLASI
Mana yang lebih mahal, meminjam uang dengan bunga 6% ataukah meminjam uang
dengan bunga 14%? Pertanyaan diatas kelihatannya sangat mudah untuk dijawab,
namun sesungguhnya, tidaklah demikian.
Pada sekitar tahun 1960-an, Bank-bank di AS mengucurkan dana pinjaman (KPR) pada
pembeli rumah, pada tingkat suku bunga 6% setahun. Dua puluh tahun kemudian,
tingkat suku bunga ini telah naik menjadi 14%. Namun para ekonom akan mengatakan
bahwa sesungguhnya lebih murah meminjam uang di tahun 1980 (14%) dibandingkan
tahun 1960 (6%). Kok bisa ?
Mari kita analisa contoh kasus diatas satu per satu. Misalkan seseorang meminjam USD
100.- di tahun 1980 dengan tingkat suku bunga = 14% per tahun sementara tingkat
inflasi = 12%. Pada akhir tahun, ia harus mengembalikan pinjamannya sebesar USD
114.- (termasuk bunga). Dengan demikian Pihak yang meminjamkan, akan menerima
USD 100.- ditambah bunga USD 14.-. Namun berhubung tingkat inflasi = 12% setahun
maka, ia kehilangan daya beli uangnya sebesar USD 12.-, sehingga sesungguhnya
Pihak yang meminjamkan hanya memperoleh keuntungan USD 2.- dari uang yang ia
pinjamkan atau dengan kata lain hanya 2% saja.
Sementara itu, seseorang yang meminjam USD 100.- di tahun 1960, akan
mengembalikan USD 100.- plus bunga USD 6.- di akhir tahun pertama kepada si pemilik
modal. Dengan tingkat inflasi hanya 1% per tahun maka si Pemilik Modal memperoleh
keuntungan USD 5.- atau 5% keuntungan bersih atas uang yang ia pinjamkan.
Secara umum bisa dikatakan bahwa ketika Inflasi bergerak naik, maka peminjam uang
akan lebih diuntungkan, karena ia harus mengembalikannya kelak ketika nilai uang
sudah bertambah turun dibandingkan ketika ia meminjamnya pertama kali.
Misalkan suatu ketika, Si A ingin berhutang pada Si B sebesar USD 1,000.-, jika
keduanya memiliki prediksi bahwa inflasi akan naik 6% tahun depan, maka Si B akan
berpikir bahwa jika ia meminjamkan uangnya pada si A, maka sekurang-kurangnya dia
akan meminjamkannya dengan bunga sebesar 4% diatas tingkat inflasi saat ini, atau
dengan kata lain ia hanya akan bersedia meminjamkan uangnya dengan bunga minimal
10% per tahun. Sementara itu si A juga berpikir bahwa jika inflasi = 0% ia akan
bersedia membayar bunga 4% kepada si B atas uang yang dipinjamnya dari si B, maka
tentunya ia hanya akan bersedia membayar bunga sebesar 4% diatas tingkat inlasi
alias 10% per tahunnya. Sehubungan denga itu akhirnya keduanya sepakat untuk
menetapkan suku bunga 10% per tahun.
Dari contoh diatas, suku bunga 4% yang disepakati oleh keduanya (bilamana Inflasi =
0%) disebut Suku Bunga Riil, karena itulah sesungguhnya keuntungan yang diterima
oleh si Pemilik Modal. Sementara suku bunga sebesar 10% yang disepakati keduanya,
disebut Suku Bunga Nominal.
Jika Inflasi ternyata sesuai perkiraan, maka dalam hal ini kedua belah pihak tidak ada
yang diuntungkan, dan tidak ada yang dirugikan. Sementara jika Inflasi ternyata lebih
tinggi dari perkiraan, maka Pemilik Modal akan dirugikan, sementara Peminjam akan
lebih diuntungkan. Begitu pula sebaliknya jika Inflasi ternyata lebih rendah dari
perkiraan, maka Pemilik Modal akan diuntungkan, sementara Peminjam akan dirugikan.
Ketahuilah bahwa sungguh bukanlah suatu tugas yang mudah untuk memprediksi
tingkat inflasi.
Sistem perpajakan yang ada hanya diperhitungkan terhadap Suku Bunga Nominal, dan
tidak pernah memperhitungkan Suku Bunga Riil. Untuk lebih jelasnya mari kita kembali
pada contoh di atas :
Ketika Inflasi = 0%, Si A berhutang pada Si B sebanyak USD 1,000.-, dimana kedua
belah pihak sepakat untuk menetapkan suku bunga sebesar 4% per tahunnya (Suku
Bunga Nominal = 4%). Dengan demikian maka si B berhak atas bunga sebesar USD
40.-. Atas bunga yang diperolehnya ini, si B dikenakan pajak penghasilan sebesar 50%
dari yang diterimanya atau sebesar USD 20.-. Penghasilan Bersih si B sesudah dipotong
pajak adalah USD 20.- atau 2% dari USD 1,000.- yang ia pinjamkan. Tingkat pajak
efektif si B dengan demikian adalah 50% dari pendapatan riil yang ia terima (USD 40.-).
Sekarang mari kita lihat jika Inflasi = 6%, maka keduanya sepakat atas Suku Bunga
Nominal sebesar 10% per tahun. Si B memperoleh bunga USD 100.- dimana ia harus
membayar Pajak Penghasilan sebesar USD 50.-. Dengan demikian ia hanya
memperoleh bunga efektif sebesar USD 50.- (pendapatan bersih sesudah dipotong
pajak) dikurangi USD 60.- (karena Inflasi) = - USD 10.-. Dengan demikian pendapatan
riil si B sekarang adalah USD 10.-. Tingkat suku bunga riil yang diterimanya sesudah
dipotong pajak adalah -1%! Tingkat pajak efektif yang dibayarnya adalah USD 50.-
terhadap pendapatan riil yang diterimanya yakni USD 40.- = 125% !
Perhatikan bahwa problem serupa juga terjadi pada pajak atas dividen, keuntungan
perusahan, dan lain-lain. Banyak ekonom yang melihat bahwa tingginya tingkat inflasi
akan cenderung men-discourage tingkat simpan pinjam, investasi, dan bahkan pada
akhirnya berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Hyper-Inflation yang paling terakhir terjadi di Zimbabwe, dimana pada bulan Juni 2007
tingkat inflasi disana telah mencapai 11.000%. Pada tanggal 5 Mei 2008, Bank Sentral
Zimbabwe menerbitkan uang baru pecahan ZWD 100 juta dan ZWD 250 juta. Sepuluh
hari kemudian, pada tanggal 15 Mei diterbitkan denominasi ZWD 250 juta. Lima hari
kemudian, pada tanggal 20 Mei, diterbitkan denominasi ZWD 5 Milyar, ZWD 25 Milyar,
dan ZWD 50 Milyar. Sebagai tambahan pada tanggal 21 Juli, diterbitkan ZWD 100
Milyar. Sementara itu inflasi telah melampaui 2.200.000% dimana beberapa analis
mengestimasi suatu angka yang melampaui 9 juta persen. Pada awal November 2008,
inflasi ternyata telah mencapai 516 kuintilyun persen dengan inflasi bulanan rata-rata
13,2 milyar persen, jauh lebih besar dibandingkan inflasi Hongaria (1945-1946).
Pada bulan Januari 2009, Zimbabwe menerbitkan denominasi ZWD 100 Triliun
Sumber : http://en.wikipedia.org.
Demikianlah dua momok besar Makro Ekonomi, DEPRESI (Tingkat Pengangguran luar
biasa tinggi) di satu sisi, dan HYPER-INFLATION (Lonjakan Inflasi tak terkendali) di sisi
lainnya. Adalah tugas Bank Sentral (The Fed) dan Pemerintah untuk menjaga
pertumbuhan ekonomi dan menurunkan tingkat pengangguran di satu sisi, sembari
tetap menjaga stabilitas tingkat inflasi di sisi lainnya. Seringkali disebut buah
simalakama, karena kebijakan moneter yang dilakukan Bank Sentral (The Fed) untuk
menanggulangi yang satu hampir selalu membawa efek negatif pada yang lainnya.
Jika ditelusuri lebih jauh lagi, pertumbuhan ekonomi selalu bergerak bolak balik
diantara kedua kutub inflasi dan resesi ini. Ingin tahu detail siklus ini secara lebih
mendalam? Ikuti penjelasannya dalam bab berikut ini : Siklus Bisnis.
IV.2. ANALISA MAKRO FUNDAMENTAL
IV.2.1. SIKLUS BISNIS
Dalam bukunya yang berjudul Business Cycle, Joseph Schumpeter mengkombinasikan
apa yang diyakininya sebagai 3 (tiga) siklus yang paling dominan, yakni Kondratieff,
Juglar, dan Kitchin menjadi sebuah siklus jangka panjang.
Namun ini semua juga berakibat terjadinya peningkatan akan bahan baku dan tenaga
kerja, dan ini berakibat menigkatnya harga barang-barang dan jasa, alias inflasi.
Ketika INFLASI bergerak naik, PEMINJAM lebih diuntungkan, karena ketika ia harus
mengembalikannya, nilai riil uang sudah turun dibandingkan pada saat ia meminjamnya
dulu. Pada periode ini, pelaku bisnis, pengusaha pada umumnya, mulai berbondong-
bondong meningkatkan pinjamannya dan mencapai puncaknya ketika sistem sarat
dengan hutang.
Pada periode menjelang akhir Upwave Period, biasanya juga disertai dengan
banyaknya keputusan ekspansi besar-besaran yang didasarkan atas hutang, karena
pada umumnya kebanyakan orang (pengusaha) mendasari keputusannya hanya
didasarkan atas cemerlangnya pertumbuhan bisnis yang terjadi di tahun sebelumnya,
dan menggunakannya sebagai asumsi untuk target masa yang akan datang. Sebagai
akibatnya, titik puncak Upwave Period juga ditandai dengan adanya kelebihan Kapasitas
Produksi, terutama pada sektor-sektor pertambangan dan energi, yang biasanya paling
diuntungkan memasuki tahap-tahap akhir periode Upwave ini.
Pada kenyataannya, perkembangan ekonomi terdiri atas berbagai sektor industri yang
seringkali bergerak ke arah yang berbeda satu dengan yang lainnya. Contoh klasik
sehubungan dengan ini misalnya : Guna mengendalikan kenaikan inflasi, Bank Sentral
memberlakukan kebijakan pengetatan uang (Tight Money Policy), yakni dengan cara
menaikkan tingkat suku bunga. Pada tahap ini, industri komoditas, seperti
pertambangan maupun perkebunan cenderung masih bisa berkembang. Namun industri
yang sensitif terhadap perubahan suku bunga, properti misalnya, merupakan sektor
pertama yang biasanya mengalami penurunan. Demikian pula sebaliknya ketika
keseluruhan aktifitas bisnis masih mengalami penurunan, properti adalah sektor
pertama yang mencapai dasar, dan mulai rebound.
4 Goldilocks Economy = A term developed in the mid 1990s to describe the positive performance of the
economy as not too hot (causing inflation), not too cold (recession), just right. dari Financial Dictionary
Copyright 2004 Campbell R. Harvey.
Business Cycle Diagram (Sumber Lumen Options Workbook)
Catatan : Dalam era Bernanke, guna mencegah Ekonomi jatuh ke fase Resesi Deflasi,
The Fed telah mulai memangkas suku bunga sejak sebelum terjadinya Resesi. The Fed
pertama kali memangkas suku bunga Discout Rate 50 bps di luar jadwal FOMC, yakni
pada tanggal 16 Agustus 2007, dan pertama kali memangkas Fed Fund Rate 50 bps
menjadi 4.75% pada FOMC 18 September 2007.
Patut diingat bahwa Kondratieff melakukan obeservasinya pada tahun 1920-an, dan
pada saat itu berhasil mengidentifikasi dua siklus penuh pasang surut pertumbuhan
ekonomi AS. Kendatipun perkembangan siklus ekonomi selanjutnya secara umum
menunjukkan banyak kesesuaian dengan teori ini, namun tetap saja diperlukan analisa
yang lebih teliti dan mendalam. Banyak perubahan kebijakan ekonomi yang terjadi
terutama sesudah The Great Depression 1929-1933. Unemployement Insurance
misalnya, adalah produk perundang-undangan yang justru lahir sebagai reaksi
Pemerintah AS setelah kejadian The Great Depression.
Reaksi The Fed dalam mengkontrol arus likuiditas saat ini juga berbeda. The Fed
sekarang (era Bernanke) tidak lagi menunggu hingga terjadinya resesi / tanda-tanda
deflasi, namun jauh sebelum itu The Fed sudah mulai melakukan pemangkasan suku
bunga.
Kitchin Cycle juga lebih populer dikenal dengan sebutan Presidential Cycle kerena
mengambil jangka waktu 4 (empat) tahunan, yang tidak lain merupakan masa jabatan
seorang Presiden AS.
Pada kenyataannya, siklus ekonomi terdiri atas pergerakan berbagai sektor dan industri
yang berbeda, yang bergerak ke arah yang berbeda. Dengan naiknya suku bunga,
sektor yang sensitif terhadap suku bunga akan terkena dampaknya terlebih dahulu. Itu
sebabnya pada fase resesi, sektor perumahan adalah yang biasanya terpukul terlebih
dahulu. Namun demikian, seringkali juga, sektor perumahan adalah sektor yang paling
pertama mencapai dasar, biasanya ketika aktifitas bisnis masih mengalami kontraksi. Di
lain pihak, sektor-sektor yang terkait komoditas, seperti pertambangan dan
perkebunan, biasanya masih bisa bertumbuh pada periode awal fase resesi.
Dalam bukunya yang berjudul The Right Stock at The Right Time, Larry Williams
mengemukakan temuannya yang benar-benar membuka wawasan, sehubungan
dengan siklus empat tahunan sebagai berikut :
S&P500 Index 1941 1968 : Four Year Presidential Cycle Sumber : Trade Navigator.
S&P500 Index 1967 - 1988 : Four Year Presidential Cycle. Perkecualian terjadi pada
1986, dimana Major Correction terjadi setahun berikutnya, yakni 1987, dimana terjadi
Stock Market Crash terbesar sepanjang sejarah, yang dikenal dengan sebutan Black
Monday. (Sumber : Trade Navigator)
S&P500 Index 1983 - 2009 : Four Year Presidential Cycle. (Sumber : Trade Navigator)
PELUANG 2010 :
Mari kita lihat kenyataan di atas; setiap empat tahun sekali kita menemukan Market
Bottom. Yang terakhir adalah tahun 2006. Kendatipun tidak se-dramatis Market Bottom
tahun 2002, namun pertengahan tahun 2006 adalah major buy point terakhir hingga
S&P500 mencapai titik tertingginya di tahun 2007 dan mulai bearish di akhir 2007
hingga sekarang (2009).
Jika kita tambahkan 2006 dengan empat tahun maka, kita menemukan tahun 2010.
Jika tahun 2002 adalah akhir Bear Market yang dimulai sejak tahun 2000 (Nasdaq Buble
Burst), maka 2010 bisa jadi memberikan peluang terjadinya bottom Bear Market yang
dimulai sejak akhir 2007 ini (Credit Crunch).
Ada 3 (tiga) kelompok besar berita ekonomi yang senantiasa menjadi pusat perhatian
investor maupun trader profesional, dan memiliki pengaruh besar dalam menggerakkan
pasar, yakni :
2. INDIKATOR INFLASI AS
Frekuensi : 1 minggu.
Demikian pula sebaliknya penurunan Initial Claims (Peningkatan Jumlah Tenaga Kerja),
akan direspons Pasar sebagai berikut :
Jika upaya The Fed ternyata menunjukkan tanda-tanda keberhasilan, yakni dengan
adanya penurunan Initial Claims (Penurunan Jumlah Pengangguran), maka reaksi pasar
yang terjadi adalah sebagai berikut :
Jam Keluar : 8.30 AM (ET) diumumkan pada hari Jumat pertama pada awal bulan untuk
setiap bulan.
Frekuensi : 1 bulan
Grafik historical tingkat penggangguran mulai bergerak naik pada Bulan Mei 2008,
menunjukkan kondisi tenaga kerja AS, dimana terjadinya mass layoff (pemecatan
massal) masih berlanjut Sumber : Lumen Financial Navigator 2.
Dow Jones Index tahun 2007 2009 Sumber : Trade Navigator.
Berhubung tingkat pengangguran berbanding lurus dengan initial claims, maka reaksi
pasar yang terjadi adalah sama seperti yang terjadi pada Initial Claims, yakni :
Sebaliknya jika upaya The Fed ternyata menunjukkan tanda-tanda keberhasilan, yakni
dengan adanya penurunan Unemployment Rate (Tingkat Pengangguran), maka reaksi
pasar yang terjadi adalah sebagai berikut :
Definisi : Menunjukkan perubahan dari jumlah orang yang bekerja pada bulan lalu,
tanpa industri pertanian.
Jam Keluar : 8.30 AM (ET) diumumkan pada hari Jumat Pertama pada awal bulan untuk
setiap bulan.
Frekuensi : 1 bulan
Non Farm Payroll juga mengalami penurunan drastis - Sumber : Lumen Financial
Navigator 2.
Demikian pula sebaliknya penurunan Non Farm Payroll, akan direspons Pasar sebagai
pertanda masih belum stabilnya kondisi ekonomi.
Sebaliknya jika Non Farm Payroll semakin terpuruk, maka itu berarti upaya The Fed
selama ini belum menunjukkan tanda-tanda keberhasilan. Akibatnya, reaksi pasar
menjadi :
CONSUMER CONFIDENCE
Dampak ke market : Sedang, tapi bisa Tinggi pada perubahan fase dalam ekonomi
Frekuensi : 1 bulan.
Sebaliknya jika Consumer Confidence semakin terpuruk, maka itu berarti upaya The Fed
selama ini belum menunjukkan tanda-tanda keberhasilan. Akibatnya, reaksi pasar
menjadi :
Definisi : Melaporkan pendapatan yang diterima warga Amerika, berapa banyak yang
mereka konsumsi, dan berapa yang ditabung.
Jam Keluar : 8.30 A.M (ET) data dipublikasikan 4 / 5 minggu setelah laporan terakhir.
Frekuensi : 1 bulan
Frekuensi : 1 bulan.
Dampak pengumuman Retail Sales terhadap Pasar, kurang lebih sama dengan Personal
Income.
IV.2.2.1.3. HOUSING & CONSTRUCTION
Definisi : Mencatat jumlah rumah baru yang sudah dibangun dan ijin untuk mendirikan
bangunan (IMB)
Frekuensi : 1 bulan
Sebaliknya penurunan pada sektor perumahan merupakan hal yang negatif, sehingga
penurunan housing start pada fase ini dapat membuat saham-saham kembali tertekan.
Frekuensi : 1 bulan.
Reaksi pasar untuk Existing Home Sales, maupun New Home Sales kurang lebih sama
dengan Housing Starts dan Building Permits.
Jam Keluar : 10.00 AM (ET); dikeluarkan 4 minggu setelah bulan laporan terakhir.
Frekuensi : 1 bulan.
Reaksi pasar untuk Existing Home Sales, maupun New Home Sales kurang lebih sama
dengan Housing Starts dan Building Permits.
Jam Keluar : 8.30 AM (ET); estimasi GDP diumumkan minggu terakhir dari Januari,
April, Juli dan Oktober.
Sebaliknya jika GDP ternyata hasilnya mengecewakan, maka reaksi pasar akan
cenderung seperti berikut ini :
Sebaliknya kenaikkan GDP yang stabil / cenderung sedikit melemah adalah kondisi yang
diharapkan oleh para investor.
INDUSTRIAL PRODUCTION
Dampak ke market : Sedang
Frekuensi : 1 bulan.
Dalam kondisi dimana ekonomi bertumbuh secara stabil, dimana inflasi bukan menjadi
ancaman, angka Industrial Production yang lebih kuat dibandingkan dengan
estimasinya, bisa memberikan reaksi pasar sebagai berikut :
Jam Keluar : 8.30 AM (ET) diumumkan 3-4 minggu setelah bulan laporan terakhir.
Frekuensi : 1 bulan.
INFLASI TINGGI
Pada fase pertumbuhan tingkat lanjut, dimana musuh besar The Fed saat ini adalah
Inflasi, maka lonjakan Durable Goods Order yang signifikan akan diinterpretasikan
sebagai ancaman inflasi yang semakin besar. Investor pasar modal (saham) dihinggapi
kekhawatiran bahwa The Fed tidak segan-segan untuk menaikkan suku bunga pada
FOMC yang akan datang. Hal ini bisa memicu terjadinya aksi profit taking pada saham.
Jam Keluar : 10.00 AM (ET); diumumkan hari bisnis pertama dari bulan yang
dilaporkan.
Frekuensi : 1 bulan.
Bila nilai dari ISM Manufacturing Index di atas 50, maka berarti sektor
manufaktur sedang berkembang. Di bawah 50 berarti sedang menyusut
(kontraksi).
PENGARUHNYA PADA PASAR :
FASE AWAL PERTUMBUHAN, INFLASI RENDAH
Pada awal-awal pertumbuhan, dimana Inflasi Rendah, maka angka ISM diatas 50,
adalah berita yang sangat bagus bagi investor Pasar Modal. Angka ISM di atas 50
memberikan gambaran bahwa Industri Manufaktur AS sedang berkembang.
Demikian pula sebaliknya angka ISM yang mengecewakan, akan direspons Pasar
sebagai pertanda masih belum stabilnya kondisi ekonomi.
Pada fase ini, angka ISM Index di atas 50, namun tidak terlampau kuat adalah yang
paling ideal bagi Investor Saham.
Pada bulan Agustus September 2008, ISM Manufacturing Index turun ke angka 43.5,
dengan demikian jelas bahwa sektor manufaktur AS mengalami kontraksi, jauh lebih
parah dibandingkan perkiraan - Sumber : Lumen Financial Navigator 2
Dow Jones Industrial Average : Crash paling parah di tahun 2008 terjadi pada September
Oktober 2008. Sumber : Trade Navigator.
Jam Keluar : 10 A.M (ET) diumumkan pada hari bisnis ketiga dari bulan yang
dilaporkan.
Frekuensi : 1 bulan.
Gambar Chart Historikal ISM Non-Manufacturing Composite Sumber : Lumen Financial
Navigator 2.
Pengaruh ISM Non Manufacturing Index pada pergerakan pasar relatif lebih kecil
dibandingkan ISM Manufacturing Index. Hal ini mengingat bahwa sektor Jasa memang
lebih tidak sensitif terhadap perubahan siklus bisnis secara keseluruhan.
IV.2.2.2 INFLASI
Jam Keluar : 8.30 AM (ET); diumumkan 2 minggu setelah bulan laporan terakhir.
Frekuensi : 1 bulan.
Sebaliknya ketika PPI ternyata jauh di bawah perkiraan, investor akan melihatnya
sebagai kondisi ekonomi bertumbuh secara stabil dengan inflasi rendah, reaksi positif
akan terjadi baik di saham maupun bonds.
Jam Keluar : 8.30 AM (ET); diumumkan minggu kedua / ketiga dari bulan yang
dilaporkan.
Frekuensi : 1 bulan.
Sebaliknya ketika CPI ternyata jauh di bawah perkiraan, investor akan melihatnya
sebagai kondisi ekonomi bertumbuh secara stabil dengan inflasi rendah, reaksi positif
akan terjadi baik di saham maupun bonds.
LANGKAH KE-1 :
Klik Macro Economic.
LANGKAH KE-2 :
Sesudah itu akan tampil jendela baru seperti di bawah ini : (tampilan yang ada bisa jadi
berbeda sehubungan dengan data makro ekonomi berbeda),
Gambar tampilan modul makro ekonomi Sumber : Lumen Financial Navigator
Yang berikutnya, dan tidak kalah pentingnya adalah berbagai pernyataan, testimony
serta keputusan The Fed, meliputi :
Kesemua data diatas bisa diperoleh melalui situs resmi The Fed, yakni
www.federalreserve.gov.
IV.2.2.4.1 FEDERAL RESERVE CHAIRMAN SPEAKS
Ben Bernanke, Fed Chairman Fed Governors lainnya. Ketika seorang Fed Chairman
Sumber : wikipedia.org mengungkapkan kekhawatirannya akan inflasi, maka
kalangan trader / investor menyebutnya Hawkish.
Sebaliknya ketika seorang Fed Chairman mengkhawatirkan Resesi, maka pidatonya
disebut Dovish.
Sebagaimana telah dijelaskan di depan, bahwa tantangan terberat The Fed adalah
menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi sembari pada saat yang sama juga
mengkontrol laju inflasi. Sehubungan dengan itu ketika ekonomi sedang bertumbuh
(Upwave Period Market Bullish), maka pidato yang bersifat Hawkish diinterpretasikan
sebagai petunjuk bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga pada FOMC yang akan
datang. Menaikkan suku bunga bisa berakibat biaya kredit (bunga kredit) naik dan
tentunya mengurangi keuntungan perusahan. Itu sebabnya, pidato yang bersifat
Hawkish bisa memberikan reaksi Bearish pada US Major Index, namun Bullish untuk US
Dollar. Sebaliknya pidato yang bersifat Dovish bisa memberikan reaksih Bullish pada US
Major Index, namun Bearish untuk US Dollar.
Namun hal ini perlu dicermati dengan lebih mendalam, Hawkish = Bearish untuk Index,
dan Bullish untuk USD, sebaliknya Dovish = Bullish untuk Index, dan Bearish untuk
USD, hanya berlaku ketika ekonomi berada dalam Periode Upwave, dimana peluang
The Fed untuk menaikkan / menurunkan suku bunga masih terbuka lebar.
Pada saat Downwave sudah terjadi, seorang Fed Chairman akan berupaya semaksimal
mungkin mengembalikan kepercayaan dan antusiasme pasar. Trader tidak lagi
berupaya menginterpretasikan ucapan seorang Fed Chairman dalam kerangka berpikir
Fed Fund Rate lagi. Pada saat ini Suku Bunga suda diturunkan hingga mendekati Nol,
tidak bisa diturunkan lagi, sementara dengan kondisi resesi yang semakin parah, tidak
mungkin juga menaikkan suku bunga.
Pada periode ini pelaku pasar menantikan berbagai gagasan, serta pandangan seorang
Fed Chairman ke depan, sehubungan dengan kapan Target The Fed dalam mengakhiri
krisis yang sedang berlangsung.
Dari ketiga buku tersebut, hanya Beige Book yang dirilis ke publik, dan oleh karenanya
selain daripada Pidato Fed Chairman, maka Beige Book adalah satu-satunya informasi
yang tersedia sebelum FOMC.
Federal Reserve (The Fed) mengatur 3 (tiga) perangkat kebijakan moneter, yakni :
Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operations)5 Suku Bunga Diskonto (Discount
5Open Market Operations meliputi menjual dan membeli US Treasury (obligasi) serta Federal Agency
Securities. Sasaran jangka pendek dari Open Market Operations ini dicapai melalui sidang FOMC, yakni
Rate)6 serta Dana Cadangan Wajib (Reserve Requirements)7. Selanjutnya, Dewan
Gubernur (Board of Governors) Federal Reserve bertanggung jawab atas Discount Rate
dan Reserve Requirements, sementara FOMC bertanggung jawab atas Open Market
operations.
menentukan berapa besaran yang dikehendaki sehubungan dengan tingkat suku bunga Fed Fund Rate (Suku
bunga Bank Sentral AS).
6 Suku Bunga Diskonto adalah suku bunga yang diterapkan kepada Bank Komersial atau Institusi Deposito
lainnya atas pinjaman yang diterimanya melalui fasilitas pinjaman Federal Reserve Bank.
7 Reserve requirement adalah jumlah dana dimana suatu institusi perbankan harus menyediakan sejumlah
dana simpanan wajib (giro wajib minimum) terhadap kewajiban depositonya, dalam bentuk uang tunai atau
deposito pada Federal Reserve Bank (Bank Sentral).
FOMC bersidang 8 (delapan) kali dalam setahun tanpa menutup kemungkinan
diadakannya sidang tambahan di luar jadwal resmi. Jadwal FOMC selengkapnya bisa
anda lihat pada website berikut ini :
http://www.federalreserve.gov/monetarypolicy/fomccalendars.htm
Semenjak Krisis Asia pada tahun 1997, tren Intermarket menunjukkan gejala Deflasi.
Selama itu, kendatipun pasar sudah mengindikasikan akan adanya ancaman Deflasi,
namun berbagai kalangan termasuk The Fed sendiri menganggap bahwa tren
penurunan inflasi dan penurunan suku bunga adalah kondisi yang kondusif untuk
ekonomi AS8. Namun, pada musim semi 2003 The Fed menyatakan akan adanya
ancaman akibat penurunan harga-harga barang dan jasa. Pada hari Selasa, 06 Mei
2003, The Fed mengumumkan keputusannya untuk tetap mempertahankan suku bunga
pada level 1.25%. Yang mengejutkan adalah adanya sinyal bahwa The Fed siap untuk
memangkas suku bunga kembali guna menanggulangi kejatuhan harga barang-barang
dan jasa (suatu kondisi yang dikenal dengan istilah Deflasi).
Sejak Desember 2002, angka PPI9 (Producer Price Index) menunjukkan penurunan
sebesar -0.3%. Core wholesale price (sebagaimana diukur oleh PPI) drop 0.4% pada
tahun itu, yang mana merupakan yang pertama sejak 28 tahun sejak AS mengalami
penurunan pada wholesale price.
Pada musim semi 2007, Personal Consumption (tidak termasuk makanan dan energy)
menunjukkan penurunan hingga 1%. Ini adalah level terendah sejak 40 tahun. Dalam 2
minggu sejak saat itu The Fed mengumumkan kekhawatirannya akan penurunan drastis
pada inflasi. Pada bulan April PPI dilaporkan drop -1.9%, suatu penurunan terbesar
sepanjang sejarah. Keesokan harinya CPI drop -0.3% di bulan April. Peningkatan
sebesar 1.5% per tahun adalah yang terendah sejak 1996.
Sejak saat itu keinginan The Fed akan Zero Inflation berubah menjadi kekhawatiran
akan deflasi. Pada bulan Mei 2003, IMF memberikan warning akan adanya penigkatan
resiko deflasi di Jerman, Taiwan, dan Hong Kong, serta deflasi yang semakin parah di
Jepang10.
8 Periode pertengahan 1990-an justru populer dengan sebutan Goldilocks Economy, dimana pertumbuhan
ekonomi tidak terlalu agresif, juga tidak terlalu lamban, justru stabil dan langgeng. Its not too hot, not to
cold. Its just right!
9 PPI = Producers Price Index menunjukkan tingkat perubahan harga barang-barang dan jasa di tingkat
produsen. Angka negatif mengindikasikan adanya penurunan harga-harga barang dan jasa di tingkat
produsen.
10 Jepang sendiri sudah mengalami Deflasi sejak 1990.
Kondisi Deflasi jauh lebih sulit ditanggulangi dibandingkan inflasi, apalagi dengan
kondisi Fed Fund Rate yang sudah berada pada level 1.25%. Kendatipun The Fed tidak
lagi memangkas suku bunga, namun ada satu hal yang dilakukan The Fed, yakni
membiarkan USD melemah terhadap mata uang lainnya. Hal ini dikonfirmasi dengan
statement US Treasury Secretary saat itu (John Snow) dua minggu sesudah The Fed
menemukan akan adanya ancaman deflasi, bahwa US Treasury memberikan indikasi
Pemerintah AS tidak lagi mengukur nilai USD dengan menggunakan harga pasar
terhadap mata uang lainnya. Forex Trader menafsirkan hal ini sebagai pertanda bahwa
Pemerintah AS menginginkan US Dollar melemah guna me-reflasi (me-reinflasi)
ekonomi AS.
Usaha ini pada kenyataannya mulai membuahkan hasil. AS berhasil menghindarkan diri
dari ancaman Deflasi. Secara perlahan inflasi mulai pulih, dan stabilitas ekonomi
terkendali. Trend angka pengangguran menurun, pertumbuhan jumlah tenaga kerja
meningkat, dan ini mudah sekali dipantau melalui data tenaga kerja (Job Number)
yakni Unemployment Rate dan Non Farm Payroll yang diumumkan setiap awal bulan.
Ini sangat mudah dipahami. Sebagai seorang pengusaha, ketika kondisi ekonomi
bertumbuh, barang dagangan lancar, bisnis sedang lagi moncer-moncernya, maka
hanya ada satu hal dalam benak seorang pengusaha, yakni Ekspansi Usaha.
Ekspansi usaha yang paling mudah dilakukan adalah menambah jam kerja alias lembur,
namun ini tentu sangat terbatas. Selanjutnya sangat mudah ditebak, menambah jumlah
tenaga kerja dan mulai saat itu pabriknya / usahanya bekerja 2 (dua) shift, atau bahkan
3 (tiga) shift, alias round clock.
Kesemuanya ini berakibat kebutuhan bahan baku industri, serta kebutuhan energi
(Listrik, BBM) meningkat pesat. Tingginya permintaan mengakibatkan harga komoditas
termasuk energi (BBM) meningkat. Kendatipun beberapa ekonom menyebut inflasi
sebagai kondisi akibat peningkatan suplai uang (money supply), yang seringkali juga
disebut sebagai inflasi moneter, namun dalam perkembangan selanjutnya Inflasi
didefinisikan sebagai peningkatan harga-harga barang dan jasa dalam suatu periode
tertentu. Inflasi juga bisa didefinisikan sebagai suatu kondisi dimana terjadi tren
penurunan atas daya beli uang.
Ini menunjukkan gejala pulihnya pertumbuhan ekonomi di tahun 2003, dan hal ini
mengakibatkan terjadinya Bull Market (UpTrend) berkepanjangan pada harga-harga
komoditas. Jika pada pertengahan 2003 The Fed mengkhawatirkan akan adanya
ancaman Deflasi, maka memasuki tahun 2004, dengan naiknya harga-harga komoditas,
ancaman Deflasi sudah lewat, dan kini tugas The Fed berubah, yakni mengendalikan
INFLASI.
Pada pertengahan 2004, tepatnya tanggal 30 Juni 2004, untuk pertama kalinya sejak
tahun 1999, The Fed di bawah komando Alan Greesnpan menaikkan suku bunga Fed
Fund Rate sebesar 25 bps dari 1% menjadi menjadi 1%.
Sejak saat itu, The Fed secara konsisten menaikkan suku bunga bahkan hingga masa
tongkat komando Fed Chairman berpindah ke Bernanke di tahun 2005, The Fed masih
menaikkan suku bunga hingga Juni 2006, dimana The Fed untuk terakhir kalinya
menaikkan suku bunga dari 5% menjadi 5%.
Pada periode 2004 2006, pertumbuhan ekonomi AS masih terjaga. Saat itu
kekhawatiran The Fed adalah lonjakan inflasi akibat naiknya harga-harga komoditas.
Kondisi ini diperparah dengan kebangkitan ekonomi Asia yang dimotori oleh Raksasa
Ekonomi baru dunia, yakni China.
Kesemuanya ini mengakibatkan terjadinya Bull Run pada CRB Index (Komoditas)
terutama barang tambang dan energy.
Kendatipun pada bulan Mei 2006 kekhawatiran bahwa The Fed menaikkan suku bunga
terlampau jauh yang dapat mengakibatkan terjadinya resesi di kemudian hari, namun
pada kenyataannya harga-harga komoditas masih tetap bertahan dimana laju inflasi
tetap bertahan di atas ambang batas yang diinginkan The Fed. Sesudah terjadinya
kejatuhan Pasar (Crash) pada bulan Mei 2006 sebagai reaksi atas langkah The Fed
menaikkan suku bunga Fed Fund Rate dari 4.75% menjadi 5%, pada tanggal 29 Juni
2008, The Fed kembali menaikkan suku bunga dari 5% menjadi 5.25%.
Gambar Index Dow Junes dari 2005 2008 (Sumber : Trade Navigator)
Walaupun kedua langkah The Fed yang terakhir ini berakibat terjadinya koreksi yang
cukup tajam pada indeks-indeks utama AS (Dow Jones, S&P500, dan Nasdaq), namun
langkah ini ternyata cukup efektif guna meredam harga komoditas kendatipun pada
akhirnya hal ini ternyata hanya untuk sementara. Sejak pertengahan Juli 2006, harga
Crude Oil (minyak mentah) di bursa Nymex, mengalami penurunan dari level
tertingginya di tahun 2006, yakni USD 93.95 per barrel, turun hingga dibawah USD 60.-
per barrel di bulan Januari 2007.
Penurunan harga komoditas terutama energi pada Q3-Q4 2006, berdampak positif
terhadap keinginan The Fed untuk meredam laju inflasi. Langkah The Fed menaikkan
suku bunga pada 29 Juni 2006, ternyata adalah langkah terakhir The Fed menaikkan
suku bunga.
Namun demikian, sebuah problem baru mulai muncul ke permukaan. Banyak kalangan
termasuk Lumen Capital Resources sendiri sadar betul bahwa memasuki tahun 2007,
The Fed berada dalam kondisi yang sangat terjepit. Di satu pihak The Fed harus
mengkontrol laju inflasi, sementara di pihak lain The Fed juga bertugas menjaga
stabilitas pertumbuhan ekonomi AS.
Di satu pihak suku bunga sudah dinaikkan hingga 5.25%, namun ternyata sejalan
dengan pertumbuhan ekonomi China yang sangat luar biasa di tahun 2007, harga-
harga komoditas secara perlahan tapi pasti mulai merangkak naik kembali. Nymex
Crude tidak pernah kembali lagi ke kisaran USD 60.- per barrel. Level tersebut ternyata
adalah level terendah Nymex Crude di tahun 2007.
Gambar Harga Crude Oil pada tahun 2007 (Sumber : Trade Navigator)
Dalam kondisi seperti ini, The Fed terjepit diantara resiko Inflasi, dan resiko akan
terjadinya perlambatan ekonomi yang suatu saat bisa mengarah ke terjadinya resesi.
Tingginya harga komoditas, dan tingginya laju inflasi membuat The Fed tetap
mempertahankan Fed Fund Rate pada posisi 5.25%.
IV.3.3. SUBPRIME MORTGAGE PROBLEM 2007
Penurunan suku bunga yang dilakukan The Fed pada tahun 2001 2003 (Era Alan
Greenspan) hingga 1%, sebagai reaksi atas kekhawatiran The Fed akibat Dot Com
Crash, dan musibah 911, mengakibatkan suku bunga T-Bill, bagi kalangan investor
(Hedge Fund, Mutual Funds, Sovereign Funds, Pension Fund, dll) menjadi sangat tidak
menarik. Dengan pemangkasan suku bunga yang dilakukan The Fed, membuat suku
bunga global juga terpengaruh, Jepang bahkan sudah terlebih dahulu memangkas suku
bunganya akibat tekanan deflasi yang dialaminya. Hal ini mengakibatkan suplai kredit
yang melimpah, dan mempermudah Bank untuk mendapatkan kredit.
Pada masa itu, properti diyakini sebagai suatu produk yang dalam jangka panjang,
harganya naik terus. Ketika seseorang ingin membeli rumah, ia membayar sejumlah
Down Payment, dan sisanya dibayar melalui Kredit Pemilikan Rumah / KPR (mortgage).
Selanjutnya si Pemilik Rumah, memiliki kewajiban untuk membayar cicilan (bunga dan
pokok pinjaman) kepada Bank Penyedia KPR (Mortgage Lender).
Sehubungan dengan suplai kredit yang demikian mudah, Investment Banks seperti
Merrill Lynch, Bear Stern, Lehman Brothers, dll dengan mudahnya mendapatkan kredit
yang kemudian digunakan untuk membeli mortgage-mortage tersebut dari Mortgage
Lender. Mortgage-mortgage inilah yang kemudian diubah menjadi produk yang dikenal
dengan sebutan CDO (Colaterallized Debt Obligations). Rendahnya suku bunga Fed
Fund membuat imbal hasil yang bisa diperoleh dari T-Bill menjadisangat tidak atraktif.
Dengan demikian CDO kini hadir sebagai alternatif fixed income investment yang jauh
lebih menarik dibanding T-Bill.
Investment banker selanjutnya membagi-bagi CDO ini menjadi tiga kategori, yakni
konservatif (aman), moderat, dan beresiko. Setiap bulan para pemegang CDO ini
menerima bunga dari para pemilik rumah (Home Owners), dimana CDO konservatif
adalah yang paling diprioritaskan menerima dana terlebih dahulu, sesudah itu moderat,
dan beresiko. Rating Agency kemudian memberikan peringkat pada masing-masing
kategori CDO ini. CDO dengan kategori konservatif diberi peringkat AAA, sementara
moderat BBB, dan seterusnya. CDO dengan peringkat AAA menerima bunga paling kecil
namun paling aman, BBB memperoleh bunga lebih tinggi dengan resiko berimbang,
sementara sisanya lebih beresiko namun juga memperoleh bunga yang paling tinggi.
Dengan maksud untuk menjawab kebutuhan pasar akan CDO yang demikian tinggi,
Investment Banker berupaya membeli semakin banyak mortgage dari Mortgage Lender,
selanjutnya Mortgage Lender juga berupaya mendapatkan pelanggan baru, namun
tidak ada lagi calon Home Owner baru yang memenuhi kualifikasi untuk mendapatkan
KPR / mortgage, atau dikenal dengan sebutan Prime Mortgages. Tanpa adanya Prime
Mortgages baru, berarti penjualan (omzet) Mortgage Broker merosot, dan itu berarti
omzet Mortgage Lender juga merosot, demikian pula halnya dengan Investment Bank.
Sejak tahun 1993, disamping Prime Mortgage, juga dikenal Subprime Mortgage, yakni
hutang yang diberikan kepada seseorang dengan resiko gagal bayar tinggi. Para
Mortgage Lender beranggapan bahwa hutang Subprime Mortgage sesungguhnya sudah
dijamin dengan jaminan properti mereka, dimana harga properti selalu naik, maka
bilamana para debitur Subprime ini gagal bayar, maka pemegang Mortgage berhak
mengajukan foreclosure alias menyita properti si Debitur Subprime tadi. Berhubung
harga properti selalu naik, maka Mortgage Holder bisa menjual properti tersebut dan
tetap tidak mengalami kerugian sama
sekali.
Sementara itu Mortgage Lender tetap menerima permohonan Subprime Mortgage baru,
dan berupaya menjualnya kepada Investment Banker. Kini kesemua mata rantai mulai
dari Mortgage Lender, Investment Banks, dan Investor (Pension Funds, Mutual Funds,
Sovereign Funds, Hedge Funds, dll) semuanya memegang bom waktu bernama CDO
Subprime Mortgage.
Yang luar biasa adalah penurunan drastis harga properti di AS membuat debitur yang
sesungguhnya mampu menunaikan kewajibannya merasa dirugikan karena tidak masuk
akal bagi mereka membayar cicilan atas rumah mereka yang kini harganya tinggal
sepertiganya.
Prosentase kasus Subprime Mortgage di tiap-tiap negara bagian AS, pada Bulan
Desember 2007 Sumber : New York Times data diperoleh dari First American
CoreLogic, Loan Performance.
Dengan posisi Fed Fund Rate pada level 5.25%, sejak Q1 2007, mulai timbul
kekhawatiran baru. Sejak bulan Pebruari 2007, harga perumahan di AS mengalami
penurunan yang cukup tajam.
Pada tanggal 22 Juni 2007, untuk pertama kalinya, problem kredit perumahan AS mulai
mencuat ke permukaan. Bear Stern Corporation (ticker : BSC), sebuah perusahan
raksasa financial AS, yang didirikan oleh Joseph Bear, Rober Stern dan Harold Mayer
pada tahun 1923, menyatakan bahwa mereka berkomitmen untuk menyuntik dana
segar sebesar USD 3.2 Miliar untuk menebus salah satu Fund mereka yakni Bear
Stearns High-Grade Structured Credit Fund, sementara itu pada saat yang bersamaan
mereka sedang bernegosiasi dengan Bank lain untuk meminjam dana dengan jaminan
Fund mereka yang lain yakni Bear Stearns High-Grade Structured Credit Enhanced
Leveraged Fund. Kesemua Fund tersebut diinvestasikan pada Collateralized Debt
Obligations (CDO) yang ternyata bernilai jauh dibawah mark to market value-nya.
Sejak Februari 2007, Philadelphia Housing Index mengalami penurunan (Sumber : Trade
Navigator)
Insiden di atas langsung memicu kekhawatiran investor akan terjadinya problem yang
sama pada asset-aset serupa pada portfolio yang dimiliki Bear Stern. Pada tanggal 29
Juni 2007, Richard A Marin, Senior Executive Bear Stern Asset Management yang
bertanggung jawab atas kedua fund tersebut digantikan oleh Jeffrey B. Lane mantan
Vice Chairman Lehman Brothers, salah satu kompetitor Bear Stern.
Pada pertengahan Juli 2007, Bear Stern mengumumkan bahwa kedua Fund mereka
tersebut, telah kehilangan hamper seluruh nilainya, sehubungan dengan kejatuhan
pasar Subprime Mortgage11.
Pada tanggal 01 Agustus 2007, melalui firma hukum Jake Zamansky & Associates, dan
Rich & Intelisano, para investor kedua Fund Bear Stern tersebut melayangkan gugatan
hukum. Untuk pertama kalinya Bear Stern menghadapi gugatan hukum dari para
investornya.
Sejak saat itu, nasib Bear Stern benar-benar di ujung tanduk. Co-President, Warren
Spector terpaksa mengundurkan diri pada tanggal 05 Agustus 2007, akibat kolapsnya
kedua Fund Bear Stern tersebut. Tidak berhenti di situ saja, pada tanggal 21 September
11Subprime Mortgage adalah suatu kegiatan hutang piutang dimana si Penghutang memiliki resiko gagal
bayar yang lebih tinggi dibandingkan dengan Penghutang pada umumnya, dan karenanya dikenakan bunag
yang lebih tinggi pula.
2007, Laporan di New York Times mencatat Bear Stern mengalami penurunan laba
sebesar 61% akibat kedua hedge fund tersebut.
Kasus ini telah membuat Major US Index (Dow Jones, S&P500, dan Nasdaq) mengalami
penurunan tajam (Crash) sejak pertengahan Juli 2007.
Gambar harga saham Bear Stern (BSC) tahun 2007 Sumber : Trade Navigator
Sejak pertengahan Juli 2008 hingga tanggal 17 Agustus 2007, Dow Jones Index telah
tertekan 1500 point lebih. Di luar jadwal resmi FOMC12, The Fed mengumumkan
kebijakannya yakni memangkas Discount Rate sebesar 50 bps. Kendatipun The Fed
masih mempertahankan Fed Fund Rate pada level 5% namun langkah ini oleh
banyak kalangan investor, maupun ekonom, sebagai pertanda The Fed mulai
melonggarkan likuiditas dengan memangkas suku bunga.
12FOMC = Federal Open Market Committee adalah sidang berkala yang dilakukan The Fed sebanyak 8
(delapan) kali dalam setahun. Namun tidak tertutup akan adanya sidang tambahan bilamana diperlukan.
Index Harga Dow Jones pada tahun 2007 (Sumber : Trade Navigator).
Sentimen pasar langsung berbalik atas berita ini. Pada tanggal 17 Agustus 2007,
setelah sempat tertekan pada sesi awal, Dow Jones Index berhasil ditutup mendekati
level pembukaannya, menghasilkan Long Legged Doji pada Charts Dow Jones Index.
Namun sebaliknya, akibat pengumuman The Fed ini nilai kurs USD yang sudah
mengalami Down Trend sejak Oktober 2005 semakin tertekan. Sesudah sempat
mengalami rebound pada awal Agustus, pengumuman The Fed memangkas Discount
Rate 50 bps membuat USD Index13 kembali melanjutkan Down Trend-nya.
Penurunan USD Index secara tidak langsung dapat kembali memicu kenaikkan harga-
harga komoditas. Di tahun 2007 ini The Fed benar-benar dihadapkan pada buah
simalakama terhebat yang pernah dialaminya. Di satu pihak melonggarkan likuiditas
dapat berakibat ancaman inflasi kembali mencuat, di pihak lain ancaman resesi mulai
mucul ke permukaan.
13USD Index adalah produk bursa NYBOT (New York Board of Trade), yakni Indeks gabungan kurs hard
currency lain terhadap USD, yakni Euro, Japanese Yen, Pound Sterling, Canadian Dollar, Swedish Krona, dan
Swiss Franc.
Semenjak awal tahun 2007, angka pengangguran AS, cenderung mengalami
peningkatan (Uptrend), sementara Non Farm Payroll14 mengalami downtrend.
US NonFarm Payroll Mulai turun sejak 2007, dan memasuki 2008 langsung anjlok,
Sumber : Lumen Financial Navigator Nusa2
14 Non Farm Payroll = Angka yang menunjukkan perubahan jumlah tenaga kerja dari bulan ke bulan.
Kendatipun Dow Jones masih mengalami penguatan sebesar 355 point sejak
pembukaan di awal Januari 2007 pada level 12459.5, pada akhir Desember 2007
ditutup pada level 13364.2, alias menguat 904.7 point, namun Sektor Finansial AS
benar-benar terpuruk. Sejak dibuka pada posisi 36.96 di awal Januari 2008, XLF ditutup
pada level 28.85 di akhir Desember 2007.
Chart Harga saham XLF pada tahun 2007 (Sumber : Trade Navigator)
Jelas bahwa langkah-langkah penyelamatan The Fed yang dimulai sejak tanggal 17
Agustus 2007, dan dilanjutkan pada FOMC 18 September 2007 (memangkas Fed Fund
Rate dan Discount Rate 50 bps), FOMC 31 Oktober (memangkas Fed Fund Rate &
Discount Rate 25 bps), FOMC 11 Desember (memangkas Fed Fund Rate & Discount
Rate 25 bps), kendatipun berhasil menyelamatkan Dow Jones, namun tetap tidak
berhasil menyelamatkan Sektor Finansial AS.
Sejauh ini The Fed masih beranggapan bahwa langkah-langkah yang diambil masih
mampu mencegah menjalarnya krisis di sektor finansial AS pada sektor-sektor yang
lain. Tahun 2007 akhirnya ditutup dengan bayang-bayang kekhawatiran akan seberapa
parah dampak krisis Subprime Mortgage AS.
Jelas bahwa siklus ekonomi telah beralih dari fase pertumbuhan ekonomi dan inflasi
rendah di tahun 2003, bergeser menjadi fase pertumbuhan ekonomi dan ancaman
inflasi di tahun 2004 2006, yang direspons oleh The Fed dengan menaikkan suku
bunga. Kemudian bergeser lagi pada perlambatan laju pertumbuhan ekonomi
(Economic Slow Down) di tahun 2007, dan berlanjut pada krisis Subprime Mortgage
yang jika menjalar pada sektor lainnya, akan berdampak pada terjadinya Resesi.
Memasuki tahun 2008, pada tanggal 02 Januari 2008, ISM Manufacturing Index 15 untuk
pertama kalinya menunjukkan angka di bawah 50 yakni 47.7. Selanjutnya pada tanggal
04 Januari 2008, angka Non Farm Payroll dibacakan hanya 18,000. Sangatlah kecil bila
dibandingkan dengan ekspektasi analis yang berada di kisaran 50,000. Jelas sekali
bahwa krisis finansial AS sudah berimbas ke sektor lainnya (baca : industri
manufaktur). Ancaman Resesi semakin nyata. Siklus Ekonomi benar-benar bekerja
secara alamiah.
Trend ISM Manufacturing Index di tahun 2008 menunjukkan penurunan dan hampir
selalu konsisten berada di bawah level 50 Sumber : Lumen Financial Navigator
Nusa2 v. 2.007
15Institute of Supply Management (ISM) Manufacturing Index menunjukkan aktivitas manager pembelian
dari sektor industri, dengan hasil diatas 50 mengindikasikan perkembangan. Untuk menghasilkan nilai ini,
manager pembelian disurvey pada sejumlah pertanyaan termasuk lapangan pekerjaan, produksi, order baru,
pengiriman supplier dan inventori. Trader mengamati survey ini dikarenakan manager pembelian memiliki
akses ke data mengenai kinerja perusahaan, yang dapat menjadi indikator dari kinerja ekonomi.
Lumen Capital Resources secara kontinu meneriakkan alarm tanda bahaya akan kondisi
di atas, ditambah lagi dengan adanya potensi Head & Shoulder Reversal pattern 16 pada
US Major Index, yang terbentuk sejak Q3 2007 hingga awal 2008.
Potensi Head & Shoulder Pattern pada S&P500 di awal 2008 Sumber : Lumens
Market Outlook edisi 04 Januari 2008.
Disamping itu, angka Retail Sales Desember yang semestinya cukup baik mengingat
Desember adalah holliday season, ternyata justru -0.4% suatu angka yang sangat
mengecewakan. Tanda-tanda ke arah resesi semakin hari semakin nyata.
16Head and Shoulder Pattern = Suatu pola yang mengindikasikan akan terjadinya tren pembalikan ke arah
yang sebaliknya.
Di bulan Pebruari 2008, untuk pertama kalinya ISM Non-Manufacturing Index17, anjlok
ke level 44.6. Di tahun 2007 The Fed berharap agar krisis Subprime Mortgage tidak
akan menjalar ke sektor lainnya, namun di awal tahun 2008, krisis finansial AS sudah
menjalar ke sektor Industri Manufaktur. Sektor Jasa (Service/Non Manufacture) yang
selama ini jauh lebih tahan terhadap krisis, ternyata sudah terjangkit wabah krisis
finansial yang bermula dari Krisis Subprime Mortgage.
Kendatipun ISM Non Manufacturing secara umum lebih kecil pengaruhnya dibandingkan dengan
ISM Manufacturing, namun dengan angka ISM Manufacturing yang merosot tajam, ISM Non
Manufacturing kini turut menjadi sorotan, karena kini ekonomi AS diharapkan bisa bertahan dari
sektor jasa. Namun coba perhatikan memasuki tahun 2008, bahkan sektor jasa pun ikut
terpukul Sumber : Lumen Financial Navigator-Nusa2 (v.2.007)
Pada tanggal 17 Maret 2008, Bear Stern Companies, Incorporated, raksasa finansial AS
yang di tahun 2005-2007 mendapat gelar Most Admired Securities Firm dari survey
Majalah Fortune Americas Most Admired Companies terpaksa diakuisisi oleh JP
Morgan Chase. Semula JP Morgan Chase mengajukan penawaran USD 236 Juta, atau
USD 2.- per lembar saham. Namun untuk meredam kamarahan para pemegang saham
BSC, kemudian menaikkan penawarannya menjadi USD 10.- per lembar. Pada tanggal
17ISM Non Manufacturing Index = Institute of Supply Management (ISM) Non-Manufacturing Index
menunjukkan aktivitas dari manager pembelian pada sektor services (jasa. Untuk menghasilkan nilai ini,
manager pembelian disurvey pada sejumlah pertanyaan termasuk lapangan pekerjaan, produksi, order baru,
pengiriman supplier dan inventori. Trader mengamati survey ini dikarenakan manager pembelian memiliki
akses ke data mengenai kinerja perusahaan, yang dapat menjadi indikator dari kinerja ekonomi.
30 Mei 2008 proses akuisisi ini rampung dengan harga USD 10.-. Salah satu raksasa
finansial AS yang berusia 85 tahun telah tumbang akibat Krisis Subprime Mortgage.
Pertanyaan selanjutnya adalah : Akan adakah korban berikutnya ? Apa tindakan The
Fed untuk mencegah tumbangnya perusahan finansial yang lain ?
Pada tanggal 25 Juli 2007, Bill Gross pendiri PIMCOs Total Return Fund (Bond Fund
terbesar di dunia, dan saat ini menduduki peringkat kelima Reksadana terbesar di
dunia), mengemukakan ulasannya pada CNBC "We've had a dramatic earthquake of
about 8.0 magnitude in the high-yield market in the
last six weeks and ultimately equities are going to
have to take cognizance of that. Sehubungan dengan
kolapsnya pasar Corporate Bonds selama 6 (enam)
minggu sebelum itu, Bill Gross mengemukakan bahwa
Pasar Modal mau tidak mau akan mengalami dampak
yang serupa. Ini adalah warning awal akan terjadinya
penurunan tajam pada Pasar Modal. Bill Gross (Sumber :
money.cnn.com)
Kenyataan bahwa US Treasury Bonds mengalami
penurunan dan mencapai Bottom pada Q3 2007, merupakan warning awal akan
terjadinya penurunan yang signifikan (sesudah Bonds Bottom, giliran Indeks Saham
yang bottom).
Pada tanggal 21 Januari 2008, di luar jadwal resmi FOMC, The Fed kembali melakukan
Emergency Cut rate sebesar 75 bps menjadi 3.5%. Beberapa hari sesudahnya pada
FOMC 29-30 Januari 2008 The Fed kembali memangkas suku bunga sebesar 50 bps
menjadi 3%.
Pada tanggal 10 Maret 2008, di luar jadwal resmi FOMC, The Fed mengumumkan untuk
melakukan ekspansi atas program bantuan pinjaman bagi sekuritas primer, dan
menginjek USD 200 Milliar ke sistem finansial AS. Pada FOMC 18 Maret 2008, The Fed
kembali memangkas suku bunga sebesar 75 bps menjadi hanya 2 bps.
Pada FOMC berikutnya 29-30 April 2008, The Fed kembali memangkas suku bunga
sebesar 25 bps menjadi 2%.
Dengan demikian dalam kurun waktu 8 bulan, sejak pertama kali memangkas Fed Fund
Rate di bulan September 2007, hingga April 2008, The Fed telah memangkas suku
bunga dari 5.25% menjadi hanya 2%. Harap diingat bahwa itu semua dilakukan TANPA
mempedulikan lagi potensi bahwa harga Oil Price (dan komoditas lain) bisa kembali
membumbung tinggi sebagai reaksi akibat pelemahan USD akibat pemangkasan suku
bunga dan injeksi likuiditas yang dilakukan The Fed.
Kontras sekali dengan Statement The Fed yang dirilis pada bulan Desember 2007,
Readings on core inflation have improved modestly this year, but elevated energy and
commodity prices, among other factors, may put upward pressure on inflation. In this
context, the Committee judges that some inflation risks remain, and it will continue to
monitor inflation developments carefully.
Gambar Perbandingan Indeks Dollar terhadap Harga Oil (Sumber : Trade Navigator)
Pada kenyataannya, memasuki Q1 2008, The Fed sudah melupakan statement yang
dibuatnya pada bulan sebelumnya (Desember 2007). Tanpa mempedulikan potensi
pelemahan USD maupun kenaikan harga komoditas (dan energi), The Fed secara
agresif memangkas suku bunga hingga 2%. Hanya selang sebulan, The Fed langsung
membalik ucapannya sendiri. Sangatlah logis jika anda bertanya kenapa demikian ?
Jawabannya hanya satu : Bernanke dkk, benar-benar panik ! The Fed benar-benar
khawatir akan terjadinya resesi yang sangat sulit untuk dielakkan. Selama masih bisa
dihindari, sebaiknya dihindari. Lupakan Inflasi, yang penting jangan sampai resesi. Hal
ini sangat dimaklumi mengingat, kembali pada siklus ekonomi, saat ini ancaman resesi
sudah di depan mata, dan jika siklus ekonomi bekerja secara normal, resesi tidak
terelakkan, maka ada ancaman yang jauh lebih berbahaya. Coba lihat kembali Business
Cycle yang sudah kita pelajari bersama. Tahap berikutnya yang benar-benar ditakutkan
The Fed adalah Deflasi.
Memasuki bulan Q2-Q3, malapetaka krisis finansial AS memasuki tahapan yang lebih
dahsyat. Kali ini korbannya bukan hanya 1 (satu) seperti kasus Bear Stern.
COUNTRYWIDE FINANCIAL
Countrywide Financial adalah salah satu Bank penyedia kredit perumahan (Mortgage
Lender). Sehubungan dengan krisis Subprime Mortgage, sejak pertengahan Agustus
2007, Countrywide sudah dirundung masalah. Pada tanggal 16 Agustus 2007
Countrywide sudah menyatakan kekhawatirannya sehubungan dengan likuiditas
perusahan. Perusahan yang berdiri sejak tahun 1969 inipun akhirnya diambil alih oleh
Bank of America pada bulan September 2008.
Pada tanggal 07 September 2008, James Lockhart, Direktur Federal Housing Finance
Agency (FHFA), mengumumkan bahwa pemerintah Federal mengambil alih Federal
Nastional Mortgage Association (FNMA, atau lebih dikenal dengan sebutan Fannie Mae),
dan Federal Home Loan Mortgage Association (FHLMC, atau lebih dikenal dengan
sebutan Freddie Mac). Ini adalah rangkaian dari sekian banyak kasus subprime
mortgage yang pertama kali mencuat di tahun 2007 melalui kasusu Bear Stern.
MERRIL LYNCH
Pada bulan September 2008, Bloomberg melaporkan bahwa Merrill Lynch telah
mengalami kerugian sebesar USD 51.8 Milliar pada mortgage back securities sebagai
bagian dari krisis subprime mortgage.
Pada tanggal 16 September 2008, AIG mengalami krisis likuiditas sesudah downgrade
atas credit rating AIG. The Fed kemudian mengumumkan fasilitas kredit hingga USD 85
milliar. Ini adalah bailout The Fed terbesar sesudah sebelumnya mem-bail-out Fannie &
Fredie. Pada tanggal 09 Oktober 2008, AIG meminjam tambahan USD 37.8 Milliar
melalui Federal Reserve Bank of New York. Mulai pertengahan September hingga awal
November 2008.
Saham AIG yang pada kisaran USD 60-70.- pada akhir Desember 2007, telah drop lebih
dari 95% menjadi hanya USD 3.75 pada tanggal 16 September 2008.
Pada tanggal 22 September 2008, AIG secara resmi dikeluarkan dari Dow Jones
Industrial Average. Tambahan pinjaman sebesar USD 37.8 milliar dilakukan pada bulan
Oktober, dimana per tanggal 24 Oktober 2008 AIG sudah menarik USD 90.3 milliar
emergency loan dari total yang dicadangkan USD 122.9 Milliar.
Saham AIG (warna hitam), mengalami penurunan dari harga USD 70.- di tahun 2007
menjadi hanya USD 1.57 di tahun 2008. Charts Dow Jones Index (warna ungu) juga
turut ditampilkan sebagai perbandingan.
LEHMAN BROTHERS
Korban berikutnya adalah Lehman Brothers, raksasa finansial AS yang memiliki sejarah
sejak 1844.
Sejak awal September, melihat kenyataaan bahwa Saham Lehman (Ticker : LEH) telah
ter-erosi hingga 50% Investor Lehman mempertanyakan keamanan Lehman Brothers.
Pada tanggal 09 September 2008, Dow Jones crash 300 point akibat sentimen negatif
yang terjadi sehubungan dengan Lehman Brothers. Pemerintah AS menyatakan tidak
akan mengambil tindakan apapun sehubungan dengan Lehman Brothers.
Keesokan harinya, mengumumkan kerugian USD 3.9 Milliar, dan berencana untuk
menjual sebagian besar kepemilikannya atas bisnis manajemen investasi termasuk
Nuberger Berman. Saham tersebut langsung drop 7% hari itu.
Pada hari Senin, 15 September 2008, menjelang pukul 01:00 am dini hari, di New York,
Lehman Brothers Holdings mengumumkan bahwa mereka akan mengajukan Chapter 11
alias pailit, lebih lanjut menyatakan hutang Bank sebesar USD 613 Miliar, USD 155
Miliar hutang dalam bentuk obligasi, dan total aset perusahan senilai USD 639 Milliar.
Kebangkrutan Lehman Brothers adalah yang terbesar di dunia sejak skandal Drexel
Burnham Lambert 18 tahun silam.
Daftar ini tidak berhenti sampai disini, Washington Mutual, Wachovia Securities,
Sovereign Bank, National City Bank, Commerce Bancorp, adalah daftar Bank yang
bermasalah dan akhirnya diakuisisi oleh Perusahan lain.
ISM Manufacturing Index di bulan September tambah hancur ke level 43.5, sementara
Non Farm Payroll menunjukkan angka yang sangat mengkhawatirkan -284,000.
Non Farm Payroll -284000 di bulan September Sumber : Lumen Financial Navigator
(Nusa Dua) v 2.007.
ISM Manufacturing Index drop ke level 43.5 di bulan September 2008 Sumber :
Lumen Financial Navigator (Nusa Dua) v 2.007.
Jelas bahwa kepanikan Bernanke dkk sejak awal 2008, dengan agresifnya memangkas
suku bunga belum lagi menginjek USD 200 Milliar ke US Financial System, sangatlah
logis. Namun segala upaya yang telah dilakukan The Fed terbukti tidak berhasil
menghentikan kehancuran pada system perbankan AS.
Proposal yang diajukan pada tanggal 20 September oleh US Treasury Secretary Henry
Paulson kemudian diberi sebutan Troubled Asset Relief Program, namun belakangan
lebih populer dikenal dengan sebutan Paulson Plan atau The 700 Billion Bail-Out Plan.
Bagian utama Proposal ini adalah Rencana Pemerintah Federal untuk membeli hingga
USD 700 Milliar mortgage backe securities (MBS) dengan tujuan meningkatkan likuiditas
pasar mortgage sekunder, dan mengurangi potensi kerugian yang akan dihadapi oleh
institusi finansial yang memiliki asset-asset tersebut.
Pada tanggal 07 Oktober 2008 di luar jadwal FOMC, The Fed kembali memangkas suku
bunga sebesar 50 bps menjadi 1.50%, kemudian pada FOMC 28-29 Oktober 2008, The
Fed kembali memangkas suku bunga menjadi 1%. Jika The Fed telah memangkas suku
bunga hingga 1%, bagaimana dengan negara lain?
IV.3.6. DEFLASI & GLOBAL RECESSION
Pada awal Desember 2008 AS secara resmi menyatakan diri Resesi. National Bureau of
Economic Research (NBER) menyatakan bahwa AS sudah memasuki Resesi sejak
Desember 2007. Pada saat yang bersamaan, muncul bahaya yang lebih besar. Segala
upaya Bernanke dkk yang dimulai sejak September 2007, ternyata tidak berhasil
menghindarkan AS dari Resesi. Jika demikian maka fase berikutnya adalah :
ZONA EROPA
Memasuki Q3 2008, benua Eropa merasakan dampak krisis finansial AS. Pada tanggal
11 September 2008, sesudah seminggu sebelumnya ECB mempertahankan suku bunga
pada level 4.25%, Policy Makers ECB mengakui bahwa Zona Eropa bisa ikut terseret ke
jurang resesi tahun ini. Pernyataan Jean Claude Trichet, President ECB bahwa ECB lebih
mengkhawatirkan akan ancaman resesi ketimbang inflasi, diterjemahkan sebagai sinyal
bahwa ECB akan mengikuti jejak AS dalam memangkas suku bunga pada sidang yang
akan datang. Atas pernyataan tersebut EUR/USD mengalami penurunan tajam. Hal ini
bisa dipahami mengingat jika Zona Eropa mengikuti jejak AS terperosok ke jurang
resesi, maka ruang gerak ECB untuk memangkas suku bunga masih sangat terbuka
lebar, mengingat saat ini suku bunga ECB masih di level 4.25%.
ECB kemudian memangkas suku bunga 50 bps pada tanggal 08 Oktober 2008 (menjadi
3.75%), 50 bps lagi pada 06 November 2008 (menjadi 3.25%). Sehubungan dengan
data PMI (Purchasing Manager Index) drop ke level 42.5 di bulan November, sementara
Retail Sales turun 0.8% di bulan November dan 2.1% di bulan Oktober, ECB
memutuskan untuk memangkas 75 bps pada 04 Desember 2008 (menjadi 2.5%).
18Data-data mengenai Resesi diambil dari Reuters, sebagaimana dikompilasi oleh Gillian Murdoch, Singapore
Editorial Reference Unit, dan diedit oleh Tomasz Janowski melalui
http://uk.reuters.com/article/marketsNewsUS/idUKSP8831720081223
ENGLAND
Mengikuti jejak AS dan Zona Eropa, Bank of England mulai memangkas suku bunga
sebesar 50 bps pada tanggal 22 Oktober 2008 menjadi 4.5%. Kemudian kembali
memangkas suku bunga sebesar 150 bps menjadi 3% pada tanggal 06 November 2008,
dan kembali memangkas suku bunga 100 bps menjadi 2% pada sidang BOE (bank of
England) pada tanggal 04 Desember 2008. Krisis Finansial AS telah menjalar ke seluruh
daratan Eropa. Kini seluruh daratan Eropa dilanda resesi.
ASIA-PACIFIC
Tanggal 26 September 2008, New Zealand secara untuk pertama kalinya sejak lebih
dari satu dekade, secara resmi mengumumkan resesi, segera sesudah data GDP Q2
drop -0.2%. Quarter sebelumnya GDP New Zealand drop -0.3%.
Tanggal 10 Oktober 2008, Singapura adalah negara Asia pertama yang mengakui
Resesi sejak Krisis Finansial AS mencuat. Ekonomi Singapura yang sangat bergantung
pada kinerja ekspor, telah mebgalami kontraksi 6.8% pada Q3, sesudah Quarter
sebelumnya sudah mengalami kontraksi sebesar 6%. Ini adalah resesi pertama
Singapura sejak tahun 2002.
Tanggal 14 November 2008, Hong Kong menjadi negara Asia kedua yang menyatakan
diri resesi sesudah GDP Q3 drop 0.5% sesudah quarter sebelumnya drop 1.4%.
Dengan global ekonomi kini menghadapi resesi, maka pertumbuhan ekonomi China pun
melamban. Krisi Finansial AS telah menjalar menjadi Krisis Global. Resesi AS telah
menjalar menjadi Resesi Global. Ekonomi China juga akibatnya mengalami pelambatan.
Jika di tahun 2007 pertumbuhan ekonomi China melesat di angka fantastis 11.4%,
maka di tahun 2008 ekonomi China melamban hingga 7-8%.
Kini tidak hanya AS, namun seluruh dunia menghadapi ancaman resesi, sementara
ekonomi China sendiri juga mengalami pelambatan. Maka kebutuhan bahan baku
industri dan energi otomatis menurun tajam.
Setelah sempat menembus level USD 150.- per barell pada pertengahan July 2008,
Nymex Crude bersamaan dengan bursa komoditas kollaps. Kejatuhan bursa komoditas
ini begitu dramatis, Oil Price yang sempat terbang ke atas 150-an turun ke menembus
level psikologis USD 40.- per barrel hanya dalam waktu kurang dari 5 bulan.
Demands for Commodities Falling, Oil Price dan CRB Index Crash sejak July 2008.
Kondisi ini membuat saham-saham berbasis komoditas mengalami penurunan tajam
pada Q3 2008.
Siklus Ekonomi berjalan persis seperti siklus alamiahnya. Bonds bearish dan mencapai
bottom pada pertengahan 2007. US Major Index bearish sejak Oktober 2007, dan
akhirnya Komoditas bearish sejak July 2008. Resesi tidak bisa dihindarkan, tingkat
pengangguran membumbung tinggi, demand akan komoditas kollaps, berarti tahap
berikutnya adalah ..
Sebetulnya ada satu dasar pemikiran yang belum kita ungkapkan sehubungan dengan
keputusan The Fed secara agresif (baca : panik) memangkas suku bunga sejak
September 2007. Ada satu alasan utama kenapa The Fed begitu mengkhawatirkan
Resesi. Kenapa US Treasury Henry Paulson, Bernanke, dkk berupaya untuk
menghindarkan terjadinya resesi.
Jika Resesi tidak dapat dielakkan, maka kekhawatiran The Fed adalah ekonomi AS
memasuki periode DEFLASI, dimana harga barang-barang turun. Dan memang yang
dikhawatirkan Bernanke dkk, benar-benar terjadi PPI19 Bulan September 2008
menunjukkan angka -0.9%. Untuk pertama kalinya sejak Desember 2002, angka PPI
negatif, dimana ini mengindikasikan harga barang-barang turun.
Kondisi deflasi adalah kondisi yang sangat berbahaya. Berbeda dengan Low Inflation
dimana merupakan suatu kondisi dimana harga barang dan jasa mengalami kenaikan
secara perlahan. Deflasi adalah suatu kondisi dimana harga barang-barang dan jasa
cenderung turun (drop). Dalam kondisi seperti ini Perusahan-perusahan tidak akan bisa
menaikkan harga. Akibatnya, mereka terpaksa memangkas biaya operasi, dan
mengakibatkan pemangkasan tenaga kerja dan meningkatnya jumlah pengangguran.
Deflasi sangat sulit di tanggulangi dibandingkan Inflasi, apalagi mengingat bahwa The
Fed sudah memangkas suku bunga hingga 1% pada FOMC 28-29 Oktober 2008.
Pada bulan November 2008, PPI kembali drop -2.8% jauh lebih parah dibandingkan
bulan sebelumnya (Oktober) -0.4%. Dengan demikian PPI secara berturut-turut, sejak
September 2008 sudah negatif.
19PPI = Producers Price Index menunjukkan tingkat perubahan harga barang-barang dan jasa di tingkat
produsen. Angka negatif mengindikasikan adanya penurunan harga-harga barang dan jasa di tingkat
produsen.
Deflasi, namun untuk pertama kalinya The Fed memangkas suku bunga menjadi hanya
0.25%. Kondisi Zero Interest rate Policy hanya digunakan apabila negara yang
bersangkutan menghadapi ancaman Deflasi.
Kondisi Deflasi jauh lebih sulit ditanggulangi ketimbang inflasi, apalagi setelah The Fed
menerapkan Zero Interest Rate Policy. Dengan diterapkannya Zero Interest Rate Policy,
The Fed telah kehabisan satu peluru andalannya guna menghadapi Deflasi, yakni
Keleluasaan untuk Memangkas Suku Bunga.
Jika kondisinya demikian maka apapun usaha The Fed untuk keluar dari kondisi Deflasi
yang sudah terlanjur terjadi di AS, bukan lagi memangkas suku bunga. Pilihan untuk itu
sudah habis, semenjak FOMC 16 Desember 2008. The Fed bisa saja menambah injeksi
likuiditas, kendatipun ini bisa berakibat pelemahan USD kembali. Hal ini bisa dilakukan
dengan cara melakukan pembelian Treasury Notes secara besar-besaran. Dengan
demikian The Fed membanjiri system perbankan dengan likuiditas.
Sebagaimana yang terjadi dalam sebuah Bear Market seperti ini, pada penghujung Bear
Market selalu tercipta peluang luar biasa langka yang belum tentu bisa kita temukan
setiap dekade. Kehancuran bursa AS di tahun 2008 sudah membuat harga-harga saham
di seluruh bursa global tertekan hingga ke level yang sangat rendah, dan ini berarti
bakal terciptanya suatu peluang dahsyat di pasar modal, yakni ketika harga-harga
saham masih rendah, dan ekonomi AS mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan.
Latihan : Sesudah selesai mempelajari bab ini, selama sebulan penuh, cobalah untuk
mengamati berbagai berita ekonomi yang diumumkan. Anda bisa menggunakan
berbagai situs seperti http://finance.yahoo.com, http://finance.google.com, atau jika
anda memiliki akses jaringan TV Cable, anda bisa masuk ke channel CNBC. Anda juga
bisa menggunakan Lumen Financial Navigator Macro Economy untuk mendapatkan
hasil indikator ekonomi yang terbaru. Coba perhatikan reaksi pasar pada saat berita
diumumkan. Menganalisa macro fundamental sangatlah penting, karena sentime pasar
secara keseluruhan sangatlah berpengaruh pada tiap-tiap saham yang diperdagangkan
di bursa. Belajarlah menganalisa pasar secara makro terlebih dahulu. Gunakan Analisa
Teknikal yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya untuk mengkonfirmasi analisa
anda.
Pada Bab selanjutnya kita akan belajar menemukan kandidat saham yang bisa kita
gunakan untuk Trading, baik sahamnya maupun option-nya. Analisa pasar secara
makro sangatlah diperlukan guna menentukan apakah kita akan mencari kandidat
saham yang memiliki fundamental kuat atau saham yang secara fundamental lemah.
Bursa saham AS adalah bursa saham yang terbesar di dunia, ada ribuan emiten yang
diperdagangkan di sana. Mustahil kita bisa menganalisa saham-saham tersebut satu per
satu. Stock Screener adalah sebuah Tools yang bisa kita gunakan untuk menyaring
ribuan saham yang ada, sehingga kita cukup menganalisa 10 20 kandidat saham yang
memenuhi kriteria yang sudah kita tetapkan sebelumnya.
Saat ini ada begitu banyak pilihan Stock Screener Professional yang bisa anda
pergunakan.Ada 2 (dua) Stock Screener Professional yang memiliki fitur dan fasilitas
sangat lengkap, serta bisa anda pergunakan secara gratis, yakni :
Catatan : Kriteria diatas bisa anda gunakan untuk menemukan kandidat Growth Stock,
yakni saham-saham yang berpotensi memberikan Earnings diatas rata-rata. Biasanya
Growth Stocks sudah berada dalam kondisi Uptrending, karena itu Growth Stocks cocok
untuk kita gunakan untuk keperluan short term trading kita.
YAHOO! FINANCE PRESET SCREENS
Anda juga bisa menggunakan beberapa Preset Screens yang disediakan oleh Yahoo
Finance. Namun sebelumnya perhatikan dahulu kriteria saham yang anda kehendaki.
Untuk mendapatkan Preset Screen tersebut, silakan kembali ke bagian awal sebelum
kita menjalankan Yahoo! Finance Stock Screener.
IV.4.2. MSN MONEY DELUXE STOCK SCREENER
Untuk dapat menggunakan MSN Money Deluxe Stock Screener, syaratnya adalah anda
harus menggunakan Microsoft Internet Explorer. Kemudian ikuti prosedur berikut ini :
6. Cari bagian Next Step di tengah bawah. Kemudian klik download MSN Money
Investment Toolbox.
Sekarang perhatikan :
Di bagian atas browser anda akan keluar menu warna kuning, kemudian klik menu
tersebut dan pilih Install ActiveX Control.
Akan tampil Pop Up Windows baru yang menampilkan progres download MSN Money
Investment Toolbox. Tunggu sampai proses download selesai.
Sesudah itu akan tampil Pop Up Windows baru yang menampilkan proses instalasi MSN
Money Investment Toolbox. Tunggu sampai proses instalasi selesai.
Apabila proses installasi berhasil maka chart akan muncul, dan lanjutkan dengan klik "I
See the Chart".
Selamat! MSN Deluxe Screener kini siap anda gunakan.
Akan tampil beberapa Growth Stocks, yang memiliki Market Capitalization di atas USD
1,000,000,000.- (Medium to Large Size Companies), dengan rata-rata ROE selama lima
tahun terakhir 20% ke atas, Tingkat pertumbuhan Laba per lembar saham minimal
25% per tahunnya, dimana para analis Wall Street memiliki ekspektasi pertumbuhan
EPS pada tahun berikutnya akan mengalami peningkatan menjadi minimal 35%, serta
memiliki Rating (berdasarkan Stock Scouter Rating) minimal 7.
MSN MONEY STOCK POWER SEARCHES
Sama seperti Yahoo! Finance, MSN juga menyediakan Preset Screens, yakni MSN
Money Stock Power Searches. Untuk menggunakan fasilitas MSN Money Stock Power
Searcher, anda tinggal meng-klik Stock Power Searches, pada daftar menu di sebelah
kiri bawah MSN Deluxe Stock Screener anda.
Berbeda dengan Yahoo! Finance, MSN Deluxe Stock Screener tidak saja menyediakan
Preset Screens yang didasarkan atas kriteria Fundamental Analysis, melainkan juga
menyediakan fasilitas Preset Screens yang didasarkan pada Technical Analysis.
Sesudah kita menemukan saham kandidat yang sesuai dengan kriteria kita, jangan lupa
gunakan Tehcnical Analysis untuk menentukan Buy Signal (misalkan : Bullish Price
Pattern, Breakout Resistance, Buy Signal dari Technical Indicators, seperti Stochastic,
MACD, dan seterusnya).
Dengan demikian, lengkaplah sudah proses Market Analysis yang kita lakukan, dimulai
dari Analisa Pasar secara keseluruhan, baik Technical maupun Macro Fundamental
Analysis, kita kemudian menentukan sektor industri yang paling berpotensi untuk
leading dibandingkan sektor lainnya, hingga menentukan saham-saham kandidat.
Semua materi yang kita telah pelajari hingga tahap ini, bertujuan untuk menemukan
peluang investasi / trading di pasar modal, serta tentunya menghasilkan keuntungan.
Namun seorang Trader Professional tidak hanya melulu berorientasi pada peluang /
keuntungan. Seorang Trader Professional juga senantiasa melindungi portofolionya
dengan membatasi resiko maksimal yang bisa dialaminya.
MONEY MANAGEMENT
Bab V
MONEY MANAGEMENT
In a man-to-man fight, the winner is he who has one more round in his magazine -
Erwin Rommel
Sampai tahap ini untuk sejenak mari kita tengok segala hal yang sudah kita pelajari
bersama. Buku ini diawali dengan pembahasan mengenai 3 (tiga) modal dasar yang
harus dimiliki seorang Trader Profesional, yakni MINDSET, METHOD, dan MONEY
MANAGEMENT. Sesudah itu kita mempelajari berbagai instrumen untuk Trading /
Investasi, yakni Saham, ETF, dan Options. Kita juga sudah mempelajari berbagai
karakteristik Options, strategi membeli options, Black Scholes Model, serta bagaimana
kita menghindari Tiga Perangkap Maut bagi Pembeli Option. Selanjutnya kita
mempelajari METHOD, yakni bagaimana menganalisa pasar, serta menemukan peluang
trading / investasi melalui Technical Analysis dan Fundamental Analysis. Kini sampailah
kita pada bagian terakhir dari buku ini, sekaligus merupakan satu bagian yang
terpenting bagi seorang Trader Profesional, yakni MONEY MANAGEMENT. Kesuksesan
seorang Trader Profesional didasarkan atas 3 M, yakni MINDSET, METHOD, dan MONEY
MANAGEMENT. MINDSET adalah psikologi trading, serta sikap mental anda sebagai
seorang Trader Profesional, METHOD adalah market analysis atau analisa pasar, dan
yang terakhir Money Management mengacu pada manajemen resiko. M yang terakhir
ini adalah KUNCI keberhasilan anda sebagai Trader / Investor Profesional.
Money management adalah system guna mengelola modal trading anda. Beberapa
orang menyebutnya sebagai seni, ada juga yang menyebutnya sebagai science, namun
sesungguhnya money management adalah kombinasi dari keduanya, dengan titik berat
pada science. Tujuan utama Money management adalah mengembangkan account
trading anda dengan cara mengurangi kerugian, dan memaksimalkan keuntungan pada
posisi trading yang menang. Dengan demikian sesungguhnya ada 2 (dua) sasaran
Money Management, yakni survival dan properity. Prioritas utama selalu terletak pada
survival, yakni bagaimana kita melindungi modal kita, bagaimana kita bisa melanjutkan
perjalanan trading kita. Sesudah itu dengan system trading yang kita miliki, kita bisa
menghasilkan keuntungan yang konsisten, dan yang terakhir kita gunakan sebagian
kecil dari keuntungan yang kita kumpulkan untuk trading yang sifatnya lebih spekulatif
guna menghasilkan keuntungan yang jauh lebih besar lagi. Banyak orang yang
mengawali karir tradingnya dengan prioritas yang terbalik, berupaya menghasilkan
keuntungan spektakuler terlebih dahulu, namun tidak pernah memikirkan suatu sumber
penghasilan yang konsisten secara jangka panjang.
Suatu hari di suatu kota kecil dekat Venesia, ada seorang pedagang buah yang memiliki
sebuah kios buah-buahan segar di tepi jalan. Luigi namanya. Setiap hari ia berjualan
Apel, Jeruk, Pisang, Strawberry, Anggur, Mellon dan Cherry. Penduduk kota itu selalu
membeli buah di kios itu. Luigi selalu memperoleh pasokan buah-buahan segar dari
Pedro, sahabatnya yang tinggal di Venezia. Pedro adalah pemasok dan sekaligus
importir buah segar di Venezia. Seluruh toko buah di Venezia dan sekitarnya
mendapatkan pasokan dari dirinya.
Suatu hari, Pedro memperoleh penawaran yang sangat menarik. Atas dukungan gencar
dari Pemerintah Thailand, produksi buah Durian Thailand benar-benar melimpah.
Akibatnya para pengusaha Durian di Thailand kini gencar untuk mengekspor duriannya
ke seluruh dunia. Akibatnya, Pedro kini memperoleh penawaran Durian Monthong dari
Thailand dengan harga miring kualitas super. Pedropun segera menghubungi
sahabatnya, Luigi si pemilik kios buah.
Atas penawaran dari Pedro, Luigi tidak langsung memborong Durian Monthong yang
ditawarkan Pedro, dengan harapan jika orang-orang di kotanya menyukai buah Durian
tersebut, maka dia akan untung besar. Yang dilakukannya adalah cukup membeli 1 2
kotak saja, sehingga jika ternyata pelanggannya tidak menyukai buah tersebut,
kerugian yang dialaminya tidak akan membuat tokonya bangkrut. Perhatikan bahwa
pilihan ini adalah resiko bisnis pada umumnya.
Bedanya seorang Trader Profesional dengan seorang Gambler adalah, seorang Trader
Profesional melihat trading sebagai bisnis. Ia tahu betul resiko bisnis yang
dilakukannya. Ia tahu betul bagaimana membatasi resiko bisnis yang dihadapinya
sehingga jika bisnisnya mengalami kerugian tidak akan membuat bisnisnya macet total
alias bangkrut. Beda antara resiko bisnis dengan resiko gambler terletak pada
seberapa besar resiko tersebut terhadap total account trading anda .
Resiko bisnis normal akan menghadapkan anda pada suatu fluktuasi nilai asset normal.
Namun suatu resiko gambler, memberikan ancaman akan survival dan prosperity
anda. Sekali kena hantam, habislah account anda, dan tamatlah riwayat perjalanan
karir trading anda. Seorang penjudi akan mempertaruhkan seluruh uangnya, dengan
harapan untung besar sekali cukup, jika rugi habis semua. Pada kenyataannya memang
ada banyak sekali hal yang dalam kehidupan kita bisa dijadikan ajang judi seperti ini.
Bukan hanya pasar modal, option, futures maupun forex. Tapi coba perhatikan, mulai
dari ayam sampai sepak bola, pacuan kuda, pacuan anjing, bahkan billiar ataupun golf
semuanya bisa dijadikan ajang judi. Trading di pasar modal, forex, futures, ataupun
options adalah murni aktifitas bisnis. Beberapa pelaku bisnisnyalah yang kemudian
menjadikannya sebagai ajang judi.
Lantas bagaimana membuat Trading di pasar modal, forex, futures ataupun options
bukan sebagai ajang judi melainkan Trading secara profesional? Jawabnya hanya satu,
yakni dengan menggunakan Money Management.
Dalam hati saya tersenyum, berarti mereka beranggapan bahwa dengan secara buta
seperti itu mengikuti trading saya, mereka pasti akan memperoleh performance yang
sama dengan saya? Berikut ini adalah kutipan dari Dr. Alexander Elder : . Good
market analysis alone will not make you a winner. The ability to find good trades will
not guarantee success. Analisa pasar yang baik semata bukan jaminan anda akan
menjadi pemenang. Kemampuan menemukan peluang-peluang Trading yang baik
bukan jaminan keberhasilan anda.
Berkali-kali, bukan hanya sekali dua, saya ketemu seorang trader yang tidak pernah
loss selama 20 kali, 30 kali, bahkan lebih, namun ternyata tetap saja berakhir dengan
kerugian. Ketika seorang trader sedang profit seperti itu ia akan mudah sekali terlena,
dan gampang sekali untuk lalai akan resiko bisnisnya. Cukup satu loss besar bisa
membuat malapetaka bagi account-nya.
Suatu system trading yang baik, ditunjang analisa pasar yang tajam, akan memberikan
keunggulan tersendiri dalam mengembangkan trading account anda, namun ada begitu
banyak ke-tidakpasti-an di pasar keuangan. Suatu ketika pada saat chatting bersama
dengan partisipan Lumen Capital, seperti biasa saya menyampaikan order trading yang
sedang saya lakukan. Seperti biasa saya juga mengemukakan dasar pemikirannya.
Seorang partisipan tiba-tiba bertanya, Yakin untung Coach ? Jawab saya adalah, Ya,
Jelas TIDAK. Kalau yakin, saya PASTI sudah gadaikan rumah saya untuk trading itu.
Ngapain pula saya musti pasang STOP Loss ? Seorang Trader Professional, sekali lagi,
melihat Trading adalah Bisnis, dan dia tahu betul resiko bisnis yang sedang
dihadapinya. Dia tahu betul bagaimana membatasi resikonya.
1
Sebagai Trainer Workshop Mastering The Stock Market, saya memang selalu memberitahukan semua transaksi
Saham / Option yang sedang saya lakukan kepada seluruh partisipan Lumen Capital Resources melalui media
chatting online dengan menggunakan fasilitas server dan software Lumen Discussion yang dibagikan secara GRATIS
kepada seluruh Partisipan Lumen Capital Resources. Keesokan harinya posisi tersebut langsung dimuat di website
Lumen Capital Resources (www.lumenoptions.com), sehingga semua Track Record saya bisa terlihat jelas di
website, yang untung maupun yang rugi. Ada beberapa kritik yang saya terima sehubungan dengan hal di atas,
bahwa Trainer Lumen Capital cenderung spoon feeding alias menyuapi partisipannya, dan tidak mendidik.
Namun tujuan saya membuka semua posisi trading saya kepada semua Partisipan secara online, dan real time
bukanlah untuk menyuapi partisipan, namun lebih kepada integritas selaku Derivative Trainer. Saya ingin
partisipan benar-benar melihat bahwa segala hal yang saya berikan baik di workshop, gathering, maupun pada
kesempatan lainnya, benar-benar saya terapkan dalam trading saham maupun options secara nyata. Bukan hanya
sekedar teori belaka tanpa praktek. Semua trdaing tersebut bukanlah rekomendasi, melainkan contoh nyata mulai
dari teori, pola pikir sampai mendapatkan peluang trading dan tidak hanya berhenti samapai disitu, namun benar-
benar diterapkan secara nyata. Harapan saya partisipan bisa lebih memiliki panduan, dan pada akhirnya bisa
mencontoh pola pikir yang saya gunakan setiap kali saya trading.
V.3. SOLUSI 2%
BATASI KERUGIAN ANDA MAKSIMUM 2% DARI TOTAL ACCOUNT ANDA
Misalkan di account anda tersedia uang sebesar USD 30,000.-. Anda bermaksud untuk
membeli AAPL JUL 120 Call @ 10, dengan STOP LOSS di USD 7.-2. Dengan demikian
per lot, kerugian anda adalah USD 3.- x 100 = USD 300.-. Jika anda membatasi
kerugian maksimal hanya 2% dari Total Account anda, berapa lot option yang bisa anda
beli?
Jawab :
Banyak orang terutama Terutama Trader Pemula akan beranggapan bahwa jumlah lot
di atas terlalu kecil. Namun coba perhatikan, jika anda memiliki system trading yang
baik, dan accoun anda sesudah beberapa bulan berkembang menjadi USD 45,000.-
misalnya. Anda kini bisa menempuh resiko USD 45,000.- x 2% = USD 900.-, dengan
kata lain anda kini bisa bertransaki dengan jumlah lot yang lebih besar lagi.
2
Saya sendiri menggunakan STOP LOSS berkisar antara 30 % hingga maksimum 50% dari premi Option yang saya
beli.
V.4. ATURAN 6%
JIKA TOTAL EQUITY ACCOUNT (NET LIQUIDTION VALUE) ANDA DROP
DIBAWAH 6% DARI TOTAL EQUITY (NET LIQUIDATION) AKHIR BULAN
LALU, STOP TRADING HINGGA AKHIR BULAN INI.
Perhatikan Total Equity (Net Liquidation Value) Account3 anda setiap hari. Perhatikan
juga total cash atau cash equivalent4, margin requirements (jika anda memiliki short
option position atau transaksi futures atau forex), serta sisa uang anda atau free
margin atau seringkali juga disebut sebagai excess liquidity. Hentikan trading anda
segera ketika Total Equity anda drop dibawah 6% dari Total Equity anda pada akhir
bulan lalu. Close semua posisi anda yang masih open, dan berhentilah trading hingga
akhir bulan. Sementara itu tetap amati pergerakan pasar, monitor indeks, makro
ekonomi, beberapa saham favorit anda, indikator, trend line, dan silakan lakukan virtual
trading jika anda mau. Ini adalah saat-saat terbaik untuk me-review ulang system
trading anda. Masih valid-kah system trading anda? Pelajari dan analisa ulang apa yang
membuat system trading anda kali ini drop? Analisa pasar secara menyeluruh. Adakah
berita ekonomi yang menggerakkan pasar secara signifikan? Anda punya kesempatan
hingga akhir bulan untuk menganalisa, dan bilamana diperlukan memperbaharui system
trading anda. Awal bulan berikutnya anda bisa mulai trading kembali.
3
Total Equity atau seringkali juga disebut Net Liquidation Value atau Current Market Value adalah Total Uang anda
ditambah / dikurangi floating profit / loss dari semua posisi anda. Floating Profit / Loss adalah Profit / Loss yang
belum anda realisasikan (posisinya masih open, belum ditutup / di-close).
4
Total Cash / Cash Equivalent adalah Total uang yang tersedia di account anda, termasuk total cash uang anda
sendiri ditambah premi short option position anda bilamana ada. Short Option adalah suatu strategi option dimana
kita menjual option terlebih dahulu dengan harapan option tersebut preminya turun atau bahkan expired
worthless. Strategi-strategi options memang tidak banyak dibahas dalam buku ini, namun akan dibahas dalam
kesempatan lainnya.
sehingga secara kontinyu selalu berupaya mempelajari, membangun dan
mengembangkan trading method anda. Trading METHOD yang baik akan memberikan
anda keunggulan dalam menemukan peluang trading / investasi di pasar modal, serta
memberikan panduan dalam hal timing entry ataupun exit anda. Banyak trader yang
beranggapan bahwa Trading METHOD adalah segala-galanya. Selama memiliki suatu
Trading METHOD yang akurat, maka Trading tidak akan pernah loss. Itu sebabnya ada
begitu banyak trader yang selalu berupaya untuk meriset / mencari suatu system
trading yang benar-benar sempurna. Pada kenyataannya, tidak pernah ada, dan tidak
akan pernah ada suatu system yang benar-benar sempurna dan bertahan selamanya5.
Begitu anda menyadari bahwa tidak ada satu system trading yang sempurna dan
sanggup bertahan selamanya, anda akan menyadari bahwa MONEY MANAGEMENT
adalah modal yang terpenting bagi seorang trader professional. Jika TRADING METHOD
memberikan anda peluang untuk menghasilkan keuntungan dari Pasar Modal, MONEY
MANAGEMENT akan melindungi keuntungan yang anda kumpulkan tidak lenyap
kembali, serta sekaligus menghindarkan anda dari resiko kebangkrutan (account anda
habis).
Coba bayangkan ada suatu kesebelasan sepak bola, dimana mereka hanya bermain
dengan lima orang penyerang, dan tiga orang gelandang, tanpa pemain belakang
(back) maupun kiper. Secanggih apapun penyerangnya, mereka akan sangat kesulitan
memenangkan pertandingan tersebut. Dalam dunia Trading, Money Management
adalah barisan defense (pertahanan) anda. Money Management akan menghindarkan
anda dari dua ranjau paling mematikan dalam dunia trading berikut ini.
OVERTRADING
Jika anda mematuhi solusi 2%, maka anda akan melihat bahwa jumlah lot yang bisa
anda ambil hanya sedikit. Pada saat ini kebanyakan dari kita selalu punya keinginan
untuk menambah jumlah lot, karena dengan demikian profit yang dihasilkan akan jauh
lebih besar. Satu hal yang kebanyakan orang lupa, jika potensi profit bertambah besar,
maka resikonya juga bertambah besar.
Ini adalah salah satu ranjau klasik yang paling banyak memakan korban dan hal ini
sangatlah bisa dipahami. Hingga saat ini sudah hampir lima tahun saya berkiprah
sebagai Stock Market & Derivative Trainer. Selama kurun waktu tersebut, saya
5
Ada suatu pepatah dalam dunia trading yang berbunyi There is no Holly Grail. Pepatah ini bisa diterjemahkan
sebagai Tidak ada suatu system sempurna yang tidak ada matinya.
menemukan suatu fakta, bahwa kita semua memiliki kecenderungan hanya mau
melihat / mendengar apa yang kita suka, bukan realita / kebenaran. Kita suka melihat
profitnya, dan tidak suka melihat loss-nya, sehingga ketika kita yakin akan suatu
peluang, kita cenderung kurang memperhatikan resikonya.
Fakta yang lebih menarik lagi adalah bahwa hal ini bukan hanya terjadi di dunia trading,
melainkan terjadi pada hampir semua aspek kehidupan manusia. Dalam seminar saya
seringkali bertanya adakah diantara peserta seminar yang merokok. Beberapa orang
langsung mengacungkan tangan. Sekedar informasi, sembilan tahun lalu saya juga
adalah seorang perokok. Saya lantas bertanya, Setiap kali anda membeli rokok, tulisan
apakah yang tercantum pada bungkusnya? Yang tercantum adalah peringatan bahwa
merokok dapat membahayakan kesehatan, dan seterusnya, bukan? Namun setiap kali
membaca tulisan tersebut, dalam benak kita tiba-tiba ada yang bersuara, Urusan hidup
mati khan urusan Tuhan, buktinya tuh, tetangga saya si A, merokoknya kayak kapal
api, tapi sekarang masih sehat-sehat aja, sementara sahabat saya si B yang notabene
tidak merokok, bulan lalu malah mati ketabrak kereta.
NO RISK LIMIT
Mungkin ada yang pernah membaca artikel menarik tentang teknik
berburu monyet di hutan-hutan Afrika, Caranya begitu unik. Sebab, teknik
itu memungkinkan si pemburu menangkap monyet dalam keadaan hidup-
hidup tanpa cedera sedikitpun. Maklum, ordernya memang begitu. Sebab,
monyet-monyet itu akan digunakan sebagai hewan percobaan atau
binatang sirkus di Amerika.
Monyet-monyet itu tertarik pada aroma yang keluar dari setiap toples.
Mereka mengamati lalu memasukkan tangan untuk mengambil kacang-
kacang yang ada di dalam. Tapi karena menggenggam kacang, monyet-
monyet itu tidak bisa menarik keluar tangannya. Selama mempertahankan
kacang-kacang itu, selama itu pula mereka terjebak. Toples itu terlalu
berat untuk diangkat. Jadi, monyet-monyet itu tidak akan dapat pergi ke
mana-mana!
Di akhir tahun 2008, setiap kali selesai seminar, selalu saja ada orang yang mendatangi
saya, dan meminta untuk berkonsultasi mengenai saham PT BUMI Resources, Tbk
(BUMI) yang dibelinya. Ia membeli saham ini pada harga Rp. 6.000,- per lembar, dan
kemudian turun hingga dibawah Rp. 1.000,- per lembarnya. Hal ini terjadi karena ia
tidak ingin melepas sahamnya sama sekali. Padahal jika aturan Money Management
(Aturan 6%) benar-benar ia terapkan, ia tidak akan mengalami kerugian sebesar itu. Ia
mempertaruhkan kelangsungan karir tradingnya demi saham yang digenggamnya.
BAB VI. PENUTUP
Sampai tahap ini anda mungkin bertanya-tanya, mengapa ada begitu banyak hal yang
kita musti pelajari? Tidak bisakah kita cukup mempelajari satu strategi / formula saja,
dan kemudian langsung trading? Mengapa harus mempelajari technical analysis,
fundamental analysis, hingga money management dengan demikian mendetail?
Jawabnya adalah karena rahasia pertama kesuksesan seorang trader / investor terletak
pada mindset yang dimilikinya. Apakah ia memiliki mindset seorang trader / investor
professional atau hanya sekedar amatir? Tahukah anda apa bedanya seorang
professional dengan seorang amatir?
Bandingkan dengan definisi Amateur yang diambil dari sumber yang sama, yakni
WordNet (http://wordnetweb.princeton.edu/perl/webwn)
Dari definisi diatas bisa dilihat bahwa seorang profesional adalah seorang yang benar-
benar ahli di bidangnya dan mengandalkan keahliannya tersebut sebagai mata
pencahariannya. Sedangkan amatir adalah seseorang yang mengerjakan sesuatu yang
bersifat rekreasi / hobi, dan tidak memperoleh penghasilan atas apa yang
dikerjakannya tersebut.
Dengan demikian tidak ada jalan lain, kalau mau sukses di bidang apapun, maka kita
harus menjadi seorang yang profesional dan bukan hanya sekedar amatir.
VI.1. TRADER PROFESSIONAL vs TRADER AMATIR
Sama seperti bisnis lainnya, jika anda ingin sukses di bisnis ini, maka jadilah seorang
yang profesional di bidangnya, dan bukan hanya sekedar amatir. Kebanyakan Trader
Amatir memulai trading hanya dengan trading plan yang tidak jelas, kebanyakan
bahkan hanya sekedar menunggu tips trading dari orang lain, atau bahkan hanya
sekedar nekad. Seringkali komplain yang saya terima adalah : mengapa kok harus
belajar makro fundamental? Mengapa harus belajar analisa teknikal? Tidak cukupkah
hanya mempelajari satu indikator teknikal saja?
Ingat impian yang anda bangun di depan. Jika kita ingin terbebas dari penjara finansial,
maka lupakan bayangan Trader Amatir, karena anda sekarang dalam perjalanan
menjadi seorang trader professional yang sukses. Sekarang coba bandingkan kedua
kamera di bawah ini :
Kamera yang sebelah kiri adalah kamera saku diperuntukkan bagi fotografer amatir,
dan tidak dibutuhkan pengetahuan / keahlian fotografi profesional, seringkali juga
disebut point & shoot camera, karena hanya itulah fitur yang tersedia untuk anda.
Kamera yang sebelah kanan adalah kamera professional diperuntukkan bagi seseorang
fotografer professional. Untuk bisa menggunakannya secara optimal minimal diperlukan
pengetahuan dasar fotografi yang memadai. Fitur-fiturnya sangat banyak, dan ada
berbagai istilah fotografi yang harus anda pahami terlebih dahulu, seperti : Apperture,
Shutter Speed, Focal length, ISO Speed, crop factor , dan seterusnya. Pada
kenyataannya, untuk menjadi seseorang professional minimal anda harus menguasai
skill / pengetahuan dasar fotografi yang memadai.
Sekarang, misalkan sekarang kita ditugasi untuk pergi ke Alaska. Maka kita perlu
membuat berbagai persiapan. Saya yakin banyak di antara kita yang segera
mempersiapkan jaket tebal, selimut tebal banyak-banyak. Namun sesungguhnya,
berapapun selimut tebal, jaket, baju hangat yang kita bawa, mungkin kita hanya bisa
bertahan hidup selama beberapa hari saja.
Yang membedakan seorang professional dengan amatir, tidak lain adalah seberapa
detail yang bersangkutan menguasai bidangnya. Seorang professional menguasai
bidangnya hingga ke hal yang paling detail, seorang amatir hanya sekedar tahu. Atas
keahliannya, seorang professional memperoleh hasil yang jauh lebih baik dibandingkan
amatir.
Hal yang sama juga berlaku dalam dunia trading. Salah satunya adalah pada
kenyataannya, semua software trading yang digunakan oleh para trader professional,
adalah software yang penuh dengan fitur dan berbagai fasilitas. Mengapa kok tidak
diciptakan saja software simpel yang hanya didasarkan pada satu dua strategi
berdasarkan analisa teknikal saja, khan yang penting pokoknya bisa untung? Karena
sekali lagi mindset seorang professional tidaklah demikian, seorang trader profesional
senantiasa melakukan pengujian-pengujian terhadap strateginya, melakukan analisa
pasar secara menyeluruh, detail dan lengkap. Ia benar-benar ingin tahu secara detail,
resiko yang akan ditempuhnya, potensi keuntungan yang diharapkannya, serta peluang
keberhasilan atas peluang trading yang akan diambilnya.
Istilah-istilah seperti inflasi, deflasi, resesi, fed fund rate, Non Farm Payroll, stochastic,
RSI, MACD, Moving Average, Call options, Put Options, strike price, black scholes
1
Sekedar catatan : Istilah yang lebih tepat sebetulnya bukan kata, melainkan lexeme, dimana mereka memiliki
sekitar 280 variasi nada (inflections) untuk tiap noun lexeme, dan lebih dari 1000 variasi nada (inflections) untuk
verb lexeme.
model, delta, gamma, vega, thetta, rho, implied volatility , dll, adalah bahasa sehari-hari
seorang trader professional. Pertanyaan selanjutnya : Mengapa atau bagaimana
seseorang bisa menjadi seorang professional di bidangnya? Kemungkinan pertama
adalah karena dia tidak punya pilihan, misalnya orang eskimo tadi, sejak lahir dia sudah
dilahirkan di Alaska. Kemungkinan kedua adalah karena dia sangat mencintai bidang
yang ia tekuni tadi. Kenapa seseorang menjadi fotografer professional, kendatipun tidak
pernah saya survey namun saya punya keyakinan kuat bahwa rata-rata jawabnya
adalah karena mereka mencintai fotografi, karena hobby fotografi.
Khabar baik untuk anda, apapun alasan anda, baik karena anda tidak punya pilihan
karena anda tidak punya peluang untuk menggeluti bidang keahlian yang lain misalnya,
ataupun karena anda mencintai / menyukai trading / investasi di pasar keuangan, salah
satu dari keduanya adalah compelling reason yang cukup untuk membangun
komitmen anda menjadi Trader Professional. Langkah berikutnya adalah melatih semua
hal yang sudah anda pelajari dalam buku ini.
Saat ini Tiger Woods dikenal sebagai juara golf sejati. Pertanyaannya adalah mengapa
hingga saat ini Tiger Woods masih rutin berlatih swing di Driving Range? Karena kunci
sukses yang ketiga inilah yang bisa membuat anda senantiasa berada pada Top
Performance. Kunci sukses yang ketiga inilah yang membuat ilmu yang anda miliki
tidak hanya bersifat sementara.
Yang pertama, anda membutuhkan Virtual Trading Account, atau Demo Account. Anda
sangat beruntung, karena dewasa ini Virtual Trading Account bisa anda peroleh secara
gratis.
Berikut ini adalah beberapa Sekuritas / Pialang yang menyediakan fasilitas Virtual
Account secara gratis.
www.optionsxpress.com
OptionsXpress adalah saah satu broker Stock dan Option Amerika, yang memberikan
fasilitas Virtual Trading secara gratis. Keunggulan lainnya adalah, banyak orang yang
berpendapat bahwa platform OptionsXpress jika dibandingkan dengan platfor-platform
broker lainnya adalah yang paling user-friendly.
Untuk memperoleh fasilitas Virtual Account secara gratis dari OptionsXpress, anda perlu
membuka Account terlebih dahulu. Silakan klik Open an Acount di atas, dan ikuti
instruksi-instruksi selanjutnya. Sesudah anda membuka Account secara online, fasilitas
virtual trading bisa langsung anda pergunakan.
www.thinkorswim.com
Untuk membuka account di thinkorswim, anda cukup klik Open an Account, selanjutnya
ikuti semua petunjuk / instruksi yang ada di layar monitor anda.
SEKURITAS BURSA EFEK INDONESIA
Dewasa ini ada cukup banyak pilihan jika anda ingin melakukan Online Trading atas
saham-saham Bursa Efek Indonesia. Beberapa diantaranya adalah PT. Indo Premier
Securities dengan Platform IPOT (Indo Premier Online Trading) yang bisa anda
download melalui website www.ipotindonesia.com, PT. Etrading Securities dengan
platform HOTS version 2, yang bisa anda download secara gratis melalui website
www.etrading.co.id, dan ada banyak lagi lainnya yang kini juga menyediakan fasilitas
online trading yang bisa anda peroleh secara gratis.
CHARTING SOFTWARE
Anda pasti akan membutuhkan charting software untuk melakukan technical analysis.
Dewasa ini ada begitu banyak pilihan charting software, baik yang bersifat web based
ataupun software yang terinstall langsung pada platform Windows di komputer anda.
Anda cukup memasukkan symbol saham yang anda perlukan, dan klik Go!. Stockcharts
bersifat web based, dan untuk menjalankannya, anda memerlukan dukungan java
platform. Untuk itu pastikan web browser anda memiliki fasilitas java. Jika tidak Java
versi terbaru bisa anda download secara gratis melalui website :
www.java.com/getjava/.
Solusi yang lebih komplit dan canggih bisa anda dapatkan dengan menggunakan
software Amibroker. Trial Version (berlaku 30 hari) Amibroker bisa anda download
secara gratis melalui website www.amibroker.com.
STOCK SCREENER
Untuk keperluan menemukan kandidat saham anda bakal memerlukan Stock Screener.
Yahoo Finance Stock Screener, sejauh ini adalah salah satu Stock Screener dengan
fasilitas paling lengkap dan canggih. Yahoo Stock Screener bisa anda akses secara
gratis melalui website http://screener.finance.yahoo.com/newscreener.html.
Alternatif lainnya, adalah anda bisa menggunakan fasilitas MSN Deluxe Stock Screener
dari MSN Money, yang bisa anda akses melalui website http://moneycentral.msn.com.
Petunjuk lengkap bisa anda lihat pada Bab IV.
Software ini menyediakan solusi yang terintegrasi meliputi fasilitas charting, stock
screener (menggunakan MSN Deluxe Stock Screener), serta analisa fundamental makro.
Klik Icon ini untuk Klik Icon ini untuk
mengetahui menampilkan Klik Icon ini untuk
Average True daftar Saham yang menampilkan
Range (Volatilitas) sedang di-Upgrade daftar Saham yang
suatu Saham. / Downgrade akan Stock Split.
Link ke MSN
Deluxe Stock
Icon ini Screener langsung
memberikan bisa diakses
jadwal EPS melalui icon ini.
serta sekaligus
menampilkan
data Klik Icon ini untuk
fundamental melakukan analisa Klik Icon ini untuk
Perusahan Makro mendapatkan data
Fundamental fundamental suatu
Perusahan
BONUS !
Sampai tahap ini, anda sudah membuktikan komitmen anda yang luar biasa!
Saya ucapkan selamat untuk anda. Sehubungan dengan itu, saya punya bonus
spesial untuk anda. Software Lumen Financial Navigator diatas, pertama kali
diluncurkan dengan harga USD 1.999,- kini bisa anda gunakan secara GRATIS
untuk selamanya!
Caranya mudah, cukup ikuti petunjuk instalasi dan aktifasinya pada buku manual
Lumen Financial Navigator yang disisipkan dalam buku ini. Anda juga bisa
mempelajari cara penggunaannya pada buku manual tersebut.
Gambar Tampilan fasilitas Makro Fundamental Lumen Financial Navigator
Tampilan MSN Deluxe Stock Screener yang diakses langsung dari Lumen Financial
Navigator
VI.3. KONSISTENSI
Indikator keberhasilan anda adalah konsistensi. Latih terus kemampuan anda. Analisa
pasar secara keseluruhan, gunakan pendekatan makro fundamental, kemudian lakukan
technical analysis atas ketiga indeks utama Amerika, kemudian gunakan Stock Screener
untuk menemukan saham-saham kandidat anda, gunakan technical analysis untuk
mempertajam entry / exit point anda, dan yangterakhir pasang order anda dengan
menggunakan fasilitas virtual account yang anda miliki. Catat posisi anda dalam sebuah
buku jurnal, dan tuliskan alasan anda mengambil posisi tersebut. Kemudian ulangi lagi
seluruh proses diatas keesokan harinya.
Lakukan terus, dan jangan pernah berhenti. Ingat lebih baik babak belur dahulu di
Virtual Account anda daripada anda terkapar ketika menggunakan real account / live
account. Indikator keberhasilan anda terletak pada konsistensi.
DAFTAR PUSTAKA
John J. Murphy Technical Analysis of The Financial Market : A Comprehensive Guide
to Trading Methods and Applications, New York Institute of Finance, 1999
Marc H. Gerstein - Screening the Market: A Four-Step Method to Find, Analyze, Buy and
Sell Stocks, John Wiley & Sons, 2002
Harry Domash, Fire Your Stock Analyst: Analyzing Stocks On Your Own (Definitive
Guides), Financial Times Press, 2002
Lawrence G. McMillan - McMillan on Options, Second Edition, John Wiley and Sons,
2004
Larry Williams - Trade Stocks & Commodities with the Insiders: Secrets of the COT
Report, John Wiley and Sons, 2005
Larry Williams - Long-Term Secrets to Short-Term Trading, John Wiley and Sons, 1999
Larry Williams - The Right Stock at the Right Time: Prospering in the Coming Good
Years, John Wiley and Sons, 2003,
J. Frost, Robert R. Prechter Jr., and Charles J. Collins- Elliott Wave Principle: Key to
Market Behavior, Elliott Wave International Inc., 1998
Dr. Alexander Elder - Trading for a Living: Psychology, Trading Tactics, Money
Management, John Wiley and Sons, 1993
Dr. Alexander Elder - Come Into My Trading Room: A Complete Guide to Trading, John
Wiley and Sons, 2002
Martin J. Pring - The Investor's Guide to Active Asset Allocation, McGraw-Hill, 2006
Campbell McConnell, Stanley Brue, and Sean Flynn Macroeconomics, McGraw-Hill
Economics, 2008
George A. Fontanills and Tom Gentile - The Volatility Course, Workbook: Step-by-Step
Exercises to Help You Master The Volatility Course, John Wiley and Sons, 2003