Anda di halaman 1dari 19

BAB .....

DOROTHEA E. OREM

Ida Samidah

Biografi

Dorothea E. Orem MSNed, DSc, RN lahir pada tahun 1914 di Baltimore, Maryland. Dia
memulai pendidikannya pada sekolah perawatan di rumah sakit Providence di Washington
DC. Lulus Sarjana Muda tahun 1930, lulus sarjana keperawatan tahun 1939, dan lulus master
dalam bidang keperawatan tahun 1945 dari Universitas Katolik di Amerika. Pada tahun 1976
Orem menyelesaikan pendidikan doctor of science dari Georgetown University, doctor of
science dari Incarnate Word College, San Atonio Texas. Tahun 1980 mendapat gelat Doctor
of Human Letters dari Illionis Western University Bloomington. Tahun 1988 Orem
merupakan anggota Sigma Theta Tau and Pi Gamma MU. Orem menerima beberapa
penghargaan nasional termasuk dari Chatolic University Amerika sebagai alumni berprestasi
untuk karyanya yaitu model teori keperawatan. Dan penghargaan dari Linda Richard league
for Nursing pada tahun 1991. Selama perjalanan kariernya ia telah bekerja sebagai staf
perawat, perawat tugas pribadi, pendidik, administrasi keperawatan dan sebagai konsultan.
Sebagai berikut adalah perjalanan karier dari Orem :
1. Tahun 1958- 1959 sebagai konsultan di Departemen kesehatan pada bagian pendidikan
kesejahteraan dan berpartisipasi pada proyek pelatihan keperawatan
2. Tahun 1959 konsep perawatan Orem dipublikasikan pertama kali
3. Tahun 1965 bergabung dengan Universitas Katolik di Amerika membentuk model teori
keperawatan komunitas
4. Tahun 1968 membentuk kelompok konferensi perkembangan keperawatan, yang
menghasilkan kerja sama tentang perawatan dan disiplin keperawatan
5. Tahun 1976 mendapat gelar Doktor Honoris Causa
6. Tahun 1980 mendapat gelar penghargaan dari alumni Universitas Katolik Amerika
tentang teori keperawatan
7. Selanjutnya Orem mengembangkan konsep keperawatan tentang perawatan diri sendiri
dan dipulikasikan dalam keperawatan (Concept of Pratice tahun 1971).
8. Tahun 1980 mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang edisi pertama diperluas
pada keluarga, kelompok dan masyarakat.
9. Tahun 1985 mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang tiga teori, yaitu ; Theory
self care, theory self care deficit, theory system keperawatan.
Dorothea E. Orem meninggal pada 22 Juni 2007 di kediamannya di Savannah, USA. Orem
meninggal pada umur 93 tahun. Dunia keperawatan telah kahilangan seorang ahli dan
dianggap sebagai orang terpenting serta memiliki wawasan yang sangat luas di bidang
keperawatan.

TEORI UMUM KEPERAWATAN OREM

Orem (1991) menyatakan teori umumnya:


Kondisi yang memvalidasi adanya syarat untuk perawatan pada orang dewasa adalah tidak
adanya kemampuan secara terus-menerus untuk melakukan pemeliharaan kesehatan, dimana
jumlah dan kualitas perawatan diri (self care) dalam mempertahankan kehidupan dan
Kesehatan sebagai terapi kesehatan, pulih dari penyakit, cedera, atau copingnya. Sedangkan
pada anak-anak, kondisi ketidakmampuan terjadi pada orang tua (atau wali) untuk
melakukan pemeliharaan secara terus menerus pada anak, menjadi dasar jumlah dan kualitas
perawatan yang baik (Peggy, Agnes. 1995).

Model Keperawatan
Tema sentral dari model konseptual Dorothea Orem adalah konsep perawatan diri,
dan defisit perawatan diri yang berkaitan erat. Orem pertama kali menyatakan idenya pada
akhir 1950-an. Bukunya Nursing conccepts of practice pertama kali dipublikasikan pada
tahun 1971 dengan edisi lanjutan diterbitkan pada tahun 1980 dan tahun1985. Orem masih
mengembangkan dan menyempurnakan model konseptualnya, dan teori Orem banyak
digunakan dalam asuhan keperawatan. Orem memberi pengaruh besar pada perkembangan
ilmu keperawatan.
Menurut Orem, asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinaan setiap orang
memiliki kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga akan membantu individu tersebut
dalam memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan dan kesejateraannya, oleh karena
itu teoari ini dikenal dengan Self Care Theory ( Teori Perawatan mandiri).

Teori Self Care


Keperawatan mandiri (sel fcare) menurut Orem adalah suatu pelaksanaan kegiatan
yang di prakarsai dan dilakukan oleh individu itu sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna
mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya sesuai keadaan, baik sehat
maupun sakit. Orem pada dasarnya diyakini bahwa semua manusia itu mempunyai
kebutuhan-kebutuhan selfcare dan mereka mempunyai hak untuk mendapatkan kebutuhan itu
sendiri, kecuali bila tidak mampu.
Perawatan mandiri (Self Care) adalah tindakan yang matang dan mementingkan orang
lain yang mempunyai potensi untuk berkembang, serta mengembangkan kemampuan yang
dimiliki agar dapat menggunakan secara tepat, nyata dan Valid untuk mempertahankan fungsi
dan berkembang dengan stabil dalam perubahan lingkungan, Self Care digunakan untuk
mengontrol faktor external dan internal yang mempengaruhi aktifitas seseorang untuk
menjalankan fungsinya dan berperanan untuk mencapai kesejahteraannya (Orem, 1991).
Kemampuan perawatan mandiri (self-care agency) adalah kemampuan individu untuk
terlibat dalam proses perawatan diri. Kemampuan ini berkaitan dengan faktor pengkondisian
perawatan diri (basic conditioning factor) yang terdiri dari : faktor usia, jenis kelamin, status
perkembangan, status kesehatan, orientasi sosial budaya, sistem perawatan kesehatan
(misalnya diagnostik dan terapi modalitas), faktor kebiasaan keluarga, pola hidup (kegiatan
harian yang dilakukan secara teratur), faktor lingkungan, keadaan ekonomi. Biasanya orang
dewasa melakukan perawatan dirinya sendiri secara mandiri, sedangkan bayi, anak dan orang
yang dalam keadaan sakit atau orang cacat membutuhkan perawatan lengkap atau bantuan
untuk melakukan aktivitas perawatan diri (Orem, 1991).
Terapi kebutuhan perawatan diri (therapeutic self-care demand), yaitu tindakan yang
dilakukan sebagai bantuan untuk memenuhi syarat perawatan diri dengan menggunakan
metoda yang cocok dan sesuai dengan kebutuhannya. Permintaan terapi perawatan diri
merupakan kegiatan yang disengaja, yaitu "suatu tindakan yang sengaja dilakukan oleh
beberapa anggota dari kelompok sosial untuk membawa manfaat dan keberuntungan bagi
orang lain dalam menentukan cara perawatan diri .
Model self care( perawatan diri) ini memiliki nilai dan keyakinan yang ada dalam
keperawatan yaitu, pelaksanaan berdasarkan tindakan atas kemampuan. Keperawatan mandiri
merupakan salah satu kemampuan dasar manusia dalam menjaga fungsi tubuh dan kehidupan
yang harus dimilikinya. Menurut Orem perawatan mandiri (self care) suatu pelaksanaan
kegiatan yang direncanakan dan dilakukan oleh individu itu sendiri untuk memenuhi
kebutuhan, guna mempertahankan kehidupan, kesehatan, dan kesejateraan baik dalam
keadaan sehat maupun sakit ( Orem dalam George, 1995).
Model konseptual keperawatan mandiri didasari oleh enam pasal berikut ini :
1. Keperawatan mandiri didasarkan pada tindakan dimana manusia mampu
melaksanakannya
2. Keperawatan mandiri didasarkan pada kesenjagan dan pengambilan keputusan sebagai
pedoman tindakan
3. Setiap orang menghendaki keperawatan mandiri dan menjadi kebutuhan dasar manusia
4. Orang dewasa mempunyai hak dan tanggung jawab untuk merawat diri sendiri dan orang
lain untuk memelihara kesehatan mereka agar hidup sehat.
5. Keperawatan mandiri adalah perubahan tingkah laku secara lambat dan terus-menerus
didukung dari pengalaman sosial sebagai hubungan interpersonal
6. Keperawatan mandiri akan meningkatkan harga diri seseorang, sehingga memperbaiki
konsep diri.
Selain itu, Teori self-care tidak terlepas dari syarat perawatan diri (self-care
requisites), yaitu aspek yang menentukan tingkat pemenuhan perawatan diri. Self Care
Requisites adalah kebutuhan perawatan diri yaitu suatu tindakan yang ditujukan pada
penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat universal dan berhubungan dengan
proses kehidupan manusia serta dalam upaya mepertahankan fungsi tubuh. self-care
requisites terdiri dari beberapa jenis, yaitu: Universal Self Care Requisites (kebutuhan
universal manusia yang merupakan kebutuhan dasar), Developmental Self Care Requisites
(kebutuhan yang berhubungan perkembangan indvidu) dan Health Deviation Requisites
(kebutuhan yang timbul sebagai hasil dari kondisi pasien).
Teori Orem mengacu pada bagaimana individu memenuhi kebutuhan dan menolong
keperawatannya sendiri, maka muncullah teori dari Orem tentang Self Care Difisit Of
Nursing. Self Care Defisit Theory Of Nursing yang dikembangkan oleh Dorothea Orem
Terdiri dari tiga teori umum yang saling berkaitan, yaitu :
1. Universal Self Care Requisitesis
Aspek universal ini berhubungan dengan proses hidup atau kebutuhan dasar manusia
yaitu :
a. Pemeliharaan Kebutuhan udara/oksigen
b. Pemeliharaan kebutuhan air
c. Pemeliharaan kebutuhan makanan
d. Perawatan proses eliminasi
e. Pemeliharaan keseimbangan aktivitas dan istirahat
f. Pemeliharaan keseimbangan privasi dan interaksi sosial
g. Peningkatan kesehatan dan pengembangan potensi dalam hubungan sosial
2. Developmental self care requisitesis
Berbeda dengan universal self care requisitesis, developmental self care requisitesis
terbentuk oleh adanya :
a. Perkenalan Kondisi yang meningkatkan pengembangan
b. Keterlibatan dalam pengembangan diri
c. Pengembangan pencegahan diri efek yang mengancam kehidupan
Pengembangan aspek perawatan diri berhubungan dengan pola individu yang
dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggal.
3. Health deviation self care
Perawatan diri berkaitan penyimpangan kesehatan. Timbul akibat adanya gangguan
kesehatan dan penyakit. Hal ini menyebabkan perubahan kemampuan individu dalam
proses perawatan diri. Health deviation self care requisites diantara adalah :
a. Mencari bantuan medis yang sesuai
b. Menyadari dan menghindari efek dari keadaan patologis
c. Melaksanakan secara efektif diagnosa medis yang sudah diresepkan, pengobatan, dan
pelaksanaan rehabilitasi
d. Menyadari dan menghindari atau mengatur rasa tidak nyaman akibat pengobatan
yang diberikan.
e. Memodifikasi self concept dan (self-image) dalam menerima status kesehatan diri
dan menentukan layanan kesehatan yang lebih spesifik.
f. Belajar untuk hidup dengan kondisi patologis dan perubahan status kesehatan serta
efek dari diagnosa medis dan tindakan medis yang dilakukan untuk meningkatkan
status kesehatan (Orem, 1991).
Pada teori Self care Orem menjelaskan apa arti dari self care dan membuat daftar
berbagai faktor yang menentukan. Dalam teori self care deficit Orem menjelaskan
kebutuhan spesifik yang dibutuhkan untuk memenuhi perawatan mandiri.

Teori Self Care Deficit


Teori self care defisit merupakan inti dari teori umum keperawatan Orem.
Keperawatan dibutuhkan untuk orang-orang yang berada di bawah tanggung jawabnya
dalam keadaan tidak mampu atau keterbatasan dalam memberikan self care yang efektif
secara terus menerus.
Defisit perawatan diri bisa diakibatkan oleh tidak cukupnya kemampuan untuk
menentukan kuantitas dan jenis perawatan diri yang diperlukan secara adekuat. Hal ini
berkaitan dengan kapasitas perawatan diri. Defisit perawatan diri ditentukan secara
individual, perawatan diri juga merupakan proses yang unik dan pribadi.
Keperawatan diberikan jika kemampuan merawat berkurang dari yang dibutuhkan
untuk memenuhi kebutuhan self care yang sebenarnya sudah diketahui atau kemampuan
self care atau kemandirian berlebihan atau sama dengan kebutuhan untuk memenuhi self
care teapi di masa yang akan datang dapat diperkirakan kemampuan merawat akan
berkurang baik kualitatif maupun dapat diperkirakan kemampuan merawat akan
berkurang baik kualitatif maupun kuantitatif dalam kebutuhan perawatan atau kedua-
duanya. Orem mengidentifikasi lima metode bantuan :
1. Bertindak untuk atau berbuat untuk orang lain
2. Membimbing dan mengarahkan
3. Memberikan dukungan fisik dan psikologis
4. Memberikan dan mempertahankan lingkungan yang mendukung perkembangan
individu.
5. Pendidikan
Perawat dapat membantu individu dengan menggunakan semua metode ini untuk
memberikan bantuan self care. Teori self care deficit diterapkan bila :
1. Anak belum dewasa
2. Kebutuhan melebihi kemampuan perawatan
3. Kemampuan sebanding dengan kebutuhan tetapi diprediksi di masa yang akan
datang kemampuan akan menurun.
Teori ini menggambarkan kapan keperawatan dibutuhkan.
Orem menjelaskan hubungan antar konsepnya pada bagan dibawah ini, dari model ini
dapat dilihat bahwa pada waktu tertentu individu memiliki kemampuan khusus
perawatan diri serta permintaan therapeutic self care. Aktivitas perawat yang terlibat saat
menyediakan perawatan dapat menggunakan kemampuannya sebagai perawat. Orem
(1991) mengidentifikasi lima area dari praktek keperawatan yaitu :
1. Memasuki dan mempertahankan hubungan perawat-pasien dengan individu, keluarga
atau kelompok hingga pasien tidaj lagi tergantung pada perawat.
2. Menentukan apakah dan bagaimana pasien yang dapat dibantu melalui Keperawatan
3. Menanggapi kebutuhan, keinginan pasien terhadap hubungan dan bantuan pada
perawat.
4. Koodinasi dan integrasi perawat dengan kebutuhan sehari hari pasien, kebutuhan
kesehatan lainnya atau resep, da sosial serta layanan pendidikan yang dibutuhkan
oleh pasien.
Dalam bagan ini Orem menunjukkan hubungan antara ide defisiensi perawatan diri,
kemampuan perawatan diri, dan perawatan diri yang diperlukan secara terapeutik.

Con
Self care
diti R R
oni
ng R
fact
Self care Self care
or agency demands

R Defic R
it

Nursing
agency
Gambar 1. Conceptual framework for nursing
R = Relationship, < = deficit relationship. (Orem, 1991)

Keperawatan mandiri didefinisikan dan dijelaskan pada teori pertama dan kedua. Pada
teori ketiga Orem merupakan teori Nursing System,Orem menjelaskan bagaimana pasien
membutuhkan perawatan mandiri saat kontak dengan perawat, pasien atau keduanya.

Teori Sistem Keperawatan


The Nursing system Isistem Keperawatan) adalah bagian dari perlindungan praktek
keperawatan yang dilakukan oleh perawat berdasarkan koordinasi untuk mencapai kebutuhan
perawatan diri (self care demand) pasiennya dan untuk melindungi dan mengontrol
latihan/pengembangan dari kemampuan perwatan diri pasien (self care agency) ( Orem dalam
George, 1995).
Teori sistem keperawatan merupakan teori yang menguraikan secara jelas bagaimana
kebutuhan perawatan diri pasien terpenuhi oleh perawat atau pasien sendiri yang didasari
pada Orem yang mengemukakan tentang pemenuhan kebutuhan diri sendiri kebutuhan pasien
dan kemampuan pasien dalam melakukan perawatan mandiri. Dalam pandangan teori sistem
ini Orem memberikan identifikasi dalam sistem pelayanan keperawatan diantaranya :
1. Sistem bantuan secara maksimal/penuh (wholly compensatorysystem)
Sistem bantuan secara maksimal/penuh yaitu bantuan secara menyeluruh dibutuhkan oleh
klien yang tidak mampu mengontrol dan memantau lingkungannya, serta tidak berespon
terhadap rangsangan. Misalnya , klien dengan koma, fraktur vertebra dan klien yang tidak
mampu mengurus dirinya sendiri sehingga diperlukan penilaian serta keputusan dalam
perawatan mandirinya.
2. Sistem bantuan sebagian ( partly compensatory system )
Sistem bantuan sebagian yaitu bantuan sebagian dibutuhkan oleh klien yang mengalami
keterbatasan gerak karena sakit atau kecelakaan, seperti klien pasca operasi dimana klien
ini memiliki kemampuan dalam minum, makan, cuci tangan, gosok gigi, cuci muka dan
lainnya, tetapi membutuhkan bantuan dalam ambulasi dan perawatan luka.
3. Sistem pendukung atau edukatif (supportive educatif)
Sistem pendukung atau edukatif yaitu dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien yang
memerlukan bantuan belajar, sehingga mampu melakukan asuhan keperawatan mandiri.
Perawat membantu klien dengan menggunakan sistem dan melalui lima metode bantuan
yang meliputi :
a. Action atau melakukan sesuatu untuk klien
b. Mengajarkan klien
c. Mengarahkan klien
d. Mensuport klien
e. Menyediakan lingkungan untuk klien dapat tumbuh dan berkembang.

Bagan 1. Model Konseptual Sistem Keperawatan Teori Orem

Melakukan perawatan diri


Terapeutik pada pasien

Mengkompensasi
Nurse
Ketidakmampuan klien untuk
Action Terlibat
Whollydalam perawatansistem
compensatory diri

Melakukan
Mendukungbeberapa tindakan
dan melindungi
Perawatan diri
Pasien pasien
untuk

Mengkompensasi keterbatasan
Penggunaan diri pasien
Nurse
Action Memenuhi kebutuhan pasien Patien
Action
Melakukan beberapa
Tindakan perawatan diri Patien
Terpenuhinya perawatan mandiri
Action
Mengatur proses
Nurse Mengatur pelaksanaan
Perawatan diri dan
Action Pengembangan proses
Perawatanbantuan
Menerima diri
dari Perawat
Supportive educative sistem
Teori Orem dan Paradigma Keperawatan
Partly compensatory sistem
Orem mendiskusikan keempat paradigma keperawatan dalam teorinya, paradigma
keperawatan menurut Orem adalah dijelaskan sebagai berikut :

a. Manusia
Manusia merupakan makhluk hidup yang berbeda dengan mahluk hidup yang lain, hal
ini disebabkan oleh kemampuannya, mencerminkan keadaan diri dan lingkungan,
menggunakan pengalaman mereka, memakai yang mereka ciptakan (ide dan kata-kata)
dalam berpikir, komunikasi dan dalam memperjuangkan sesuatu yang mengantungkan diri
mereka dan orang lain ( Orem dalam George, 1995).
Orem mempercayai bahwa individu memiliki kecendrungan untuk belajar dan
berkembang. Faktor yang mempengaruhi kecendrungan belajar termasuk dan berkembang.
Faktor yang mempengaruhi kecendrungan belajar termasuk umur, kapasitas mental,
budaya, sosial dan status emosional dari individu. Jika seseorang tidak dapat mempelajari
langkah perawatan diri, maka orang tersebut membutuhkan bantuan dari orang lain untuk
mendapatkan kemandiriannya kembali atau kemampuan merawat diri sendiri.
b. Kesehatan
Orem mendefinisikan tentang kesehatan sebagai keadaan yang sempurna dari status
fisik, mental dan kehidupan sosial, tidak hanya mengenai kelemahan fisik atau penyakit.
Dia menyatakan bahwa fisik mental, hubungan interpersonal dan hubungan sosial
merupakan aspek dari kesehatan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
individu. Orem juga memberikan dasar kesehatan pada konsep perawatan diri preventif.
Perawatan kesehatan termasuk peningkatan dan pemeliharaan dari kesehatan (primary
prevention), perawatan diri penyakit/luka (secondary prevention), dan komplikasi dari
pencegahan (tertiary prevention).
c. Lingkungan
Lingkungan dibagi menjadi dua yaitu lingkungan eksternal fisik dan lingkungan
psikososial. Pengembangan lingkungan dilakukan dengan meningkatkan pengembangan
individu melalui motivasi untuk membangun tujuan yang tepat dan mengatur prilaku
untuk meraih tujuan tersebut. Lingkungan dapat berpengaruh positif maupun negatif
terhadap kemampuan seseorang untuk melakukan self care.

d. Keperawatan
Menurut Orem, keperawatan adalah jenis pelayanan kesehatan spesifik yang
berdasarkan pada nilai. Pada komunitas orang menganggap keperawatan sebagai
pelayanan yang penting dan diperlukan.
Orem menyebutkan bahwa ada beberapa faktor yang berhubungan dengan konsep
keperawatan antara lain, seni dan kebijaksanaan keperawatan, keperawatan sebagai
layanan, fungsi teori keperawatan dan teknologi keperawatan.

Teori Orem dan Proses Keperawatan


Menurut (Orem dalam George, 1995) proses keperawatan adalah istilah yang
digunakan oleh perawat untuk menunjukan proses profesional teknologi dari tindakan
keperawatan beserta proses perencanaan dan evaluasi. Proses adalah aksi yang dilakukan
secara terus menerus dan teratur.
Tabel 1. Perbandingan antara proses keperawatan Orem dengan Proses Keperwatan

Proses Keperawatan Proses Keperawatan Orem


1. Pengkajian 1. Diagnosa dan resep, menentukan
2. Diagnosa keperawatan
kenapa perawat dibutuhkan, analisa
dan interpretasi untuk menentukan
perawatan yang akan diberikan
3. Rencana dan rasional 2. Merancang sistem keperawatan dan
merencanakan untuk melaksanakan
self care
3. Produksi dan managemen sistem
4. Implementasi
5. Evaluasi keperawatan

Orem (1991) mendiskusikan tiga tahap proses keperawatan yang dia namakan dengan
Technologic processs operation of nursing practice, tiga langkah tersebut diperlihatkan
pada tabel 1.
1. Langkah 1
Diagnosa keperawatan dan resep, adalah langkah untuk menentukan kenapa keperawatan
diperlukan, menganalisa dan mengiterpretasikan, membuat keputusan sehubungan
tindakan keperawatan, juga memberikan tanda operasional managemen kasus. Diagnosa
keperawatan penting untuk pemeriksaan dan pengumpulan data tentang kemampuan
pasien dalam perwatan diri dan kebutuhan terapi perwatan diri serta hubungan antara
keduanya ( Orem dalam George, 1995)
2. Langkah 2
Merancang sistem keperawatan dan merencanakan untuk pelaksanaan self care,
merancang sistem keperawatan yang efektif dan efisien menghasilkan data yang valid
tentang kondisi klien. Rancangan ini termasuk peran dari perawat dan pasien dalam
hubungan melakukan self care, mengatur kebutuhan terapi perawatan diri, melindungi
pengembangan kemampuan diri ( Orem dalam George, 1995).
3. Langkah 3
Produksi dan managemen sistem keperawatan, juga merencanakan kembali dan
melakukan kontrol. Pengaturan sistem keperawatan dilakukan ketika berinteraksi dengan
pasien secara terus menerus untuk mencapai kemampuan terapi perawatan diri yang telah
ditentukan dan mengatur kemampuan untuk mengembangkan diri. Dalam tahap ini
tindakan perawat adalah menghasilkan dan mengatur sistem keperawatan ( Orem dalam
George, 1995). Selama interaksi perawat pasien, perawat melakukan hal berikut :
a. Melakukan dan mengatur keterampilan perawatan diri untuk pasien, atau membantu
pasien untuk mengatur dan melakukan perawatan diri.
b. Melakukan koordinasi untuk perawatan diri sehingga bisa dilakukan dengan
komponen kesehatan lainnya.
c. Membantu pasien, keluarga, dan lainnya tentang sistem kehidupan sehari hari yang
akan mendorong melaksanaan perawatan diri, dan pada waktu bersamaan merasa puas
dengan hubungan perawat pasien, talenta dan tujuan yang dicapai.
d. Membimbing, secara langsung dan memberi support pada pasien untuk latihannya,
atau atau latihan dengan menggunakan self care agency.
e. Melakukan stimulasi pada pasien agar tertarik melakukan perawatan diri dengan cara
promosi kesehatan dan melakukan diskusi untuk memecahkan masalah kesehatan yang
sedang terjadi.
f. Mendukung dan membimbing pasien mempelajari aktivitas dan menyediakan bahan
sebagai acuan pelaksanaan kegiatan perawatan diri.
g. Mendukung dan membimbing pasien yang sakit atau cacat agar dapat menemukan cara
perawatan diri yang baru akibat adanya perubahan setelah mengalami sakit atau
kecacatan.
h. Monitor dan membantu pasien untuk memantau dirinya sendiri dan dapat menentukan
secara mandiri hasil pelaksanaan perawatan diri yang telah dilakukan untuk melatih
atau mengembangkan agen perawatan diri, dan menentukan tindakan keperawatan
yang efektif dan efisien sampai selesai.
i. Membuat keputusan tentang perawatan diri yang efektif dan efisien, untuk melatih dan
mengembangkan agen perawatan diri dan bantuan perawat.
j. Membuat keputusan tentang arti dan hasil bantuan yang diterima dari perawat dan
merekomendasikan sistem perawatan yang harus dirubah (Orem, 1991).

Komponen Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis untuk
dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi pasien baik
fisik, mental, sosial maupun spiritual dapat ditemukan (Orem dalam George, 1995).
Pengkajian diarahkan pada personal factor, universal self care, developmental self care,
health deviation, medical problem and plan, self care deficit yang dijabarkan sebagai berikut:
1. Personal faktor (nama, umur, jenis kelamin, tinggi badan, berat badan,budaya, ras, status
perkawinan, agama dan pekerjaan)
2. Universal Self Care
Untuk menemukan masalah keperawatan berdasarkan self care deficit, maka perawat perlu
melakukan pengkajian kepada klien melalui observasi berdasarkan klasifikasi tingkat
ketergantungan klien yang terdiri dari minimal care, partial care, total care. Adapun
komponen yang dikaji dalam pengkajian universal self care ini adalah udara, air, makanan,
eliminasi, aktivitas dan istirahat, kesendirian dan iteraksi sosial, bahaya hidup dan
kebahagiaan hidup, promosi manusia, fungsi perkembangan.
3. Developmental Self Care
a. Kebutuhan khusus untuk proses perkembangan
b. Kebutuhan dari kondisi saat ini
c. Kebutuhan yang berhubungan dengan sebuah kegiatan
4. Health Deviation
a. Kondisi penyakit atau cidera
b. Perawatan Untuk Memperbaiki kondisi
5. Medical Problem and Plan
a. Pandangan dokter terhadap penyakitnyaa
b. Diagnosa Medis
c. Penatalaksanaan Medis

6. Self Care Deficits


a. Kebutuhan perawatan diri
b. Kemampuan Perawatan diri

Diagnosa Keperawatan
Masalah keperawatan mengacu pada diagnosa keperawatan yang aktual, resiko tinggi dan
kemungkinan. Teori Orem lebih berfokus pada usaha untuk memandirikan pasien agar bisa
Self care meminimalkan bantuan dari orang lain, yang sesuai dengan self care deficit yang
dialami oleh klien namun diagnosa dapat dikembangkan ke masalah lain sesuai hirarki
kebutuhan dasar yang dikembangkan maslow.

Rencana Keperawatan
Menurut (Orem dalam George, 1995), rencana keperwatan dibuat sesuai dengan diagnosa
keperawatan, berdasarkan self care demand dan meningkatkan kemampuan self care,
membuat nursing system : wholly compensatory, atau supportive-edukative. Tujuan
keperawatan dibuat sesuai dengan diagnosa keperawatan, berdasarkan self care demand dan
meningkatkan kemampuan self care. Membuat nursing system : Wholly compensatory, parly
compensatory, atau supportive edukative.

Implementasi
Implementasi merupakan proses pelaksanaan dari yang sudah direncanakan sebelumnya.
Orem membuat prinsip-prinsip dalam implementasi sebagai berikut ;
1. Mempromosikan/meningkatkan kemampuan self care
2. Kebutuhan/ menurunkan deficit perawatan diri

Evaluasi
Menilai keefektifan tindakan perawatan dalam :
1. Meningkatkan kemampuan self care
2. Memenuhi kebutuhan self care
3. Menurunkan self care deficit
Cara Kerja dan karateristik dari teori Orem
1. Konsep dalam teori Orem saling berhubungan untuk menciptakan cara berbeda dalam
melihat fenomena tertentu
2. Teori Orem logis dan alami
3. Teori keperawatan bersifat sederhana dan umum. Artinya, teori keperawatan dapat
digunakan pada masalah yang sederhana maupun masalah kesehatan yang kompleks
sesuai dengan situasi praktek keperawatan.
4. Teori keperawatan berperan dalam memperkaya body of knowledge keperawatan yang
dilakukan melalui penelitian.
5. Teori keperawatan menjadi pedoman dan berperan dalam memperbaiki kualitas praktek
keperawatan.

Kekurangan dan kelebihan Teori Orem


Konsep dan model keperawatan yang di kembangakan oleh orem lebih menekankan pada
kemampuan individu untuk memenuhi kebutuhan perawatannya sendiri tanpa adanya
ketergantungan pada orang lain. Teori sistem keperawatan di identifikasikan menjadi 3 yaitu :
Sistem bantuan secara penuh (wholly copensatory system),Sistem bantuan sebagian (partially
compensatory system),Sistem dukungan dan pendidikan (supportive and educative system).
1. Orem mempunyai pandangan bahwa teori dan konsep dilakukan untuk merefleksikan
antara individu dengan lingkungannya, menggambarkan apa yang mereka lakukan,
menggunakan kreasi dalam berfikir dan lingkungan.
2. Orem menggunakan langkah dalam proses keperawatan dengan menentukan diagnosis
dan perintah, menentukan mengapa keperawatan dibutuhkan, menganalisis dan
mempresentasikan dengan membuat keputusan, merancang sistem perawatan dengan
merencanakan perawatan sesuai dengan keperawatan yang dibutuhkan.
3. Orem mengusahakan dalam pengaturan dan pengontrolan perawatan yang akan diberikan
dalam memenuhi keterbatasan perawatan diri sendiri, mengatasi masalah keterbatasan
serta memepertahankan dan menjaga kemampuan pasien dalam perawatan diri.

Proses Keperawatan Berdasarkan Teori Orem

Langkah 1. Diagnosa Keperawatan dan Resep


Pemeriksaan dan Pengumpulan Data

A. Personal Factor
1. Identitas Klien
a. Nama
b. Umur
c. Jenis kelamin
d. Tinggi badan
e. Berat badan
f. Budaya
g. Ras
h. Status perkawinan
i. Agama
j. Pekerjaan
2. Identitas Penanggung jawab
a. Nama
b. Umur
c. Jenis kelamin
d. Budaya
e. Ras
f. Hubungan dengan pasien
g. Agama
h. Pekerjaan
3. Status Kesehatan
a. Keluhan Utama
b. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
2) Riwayat Kesehatan Lalu
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
c. Diagnosa Medis

4. Sistem Perawatan Kesehatan


a. Jenis asuransi kesehatan
b. Unit pelayanan kesehatan keluarga
c. Fasilitas kesehatan terdekat
5. Pola Hidup
a. Pola makan
b. Pola aktivitas
c. Pola istirahat tidur
6. Kebiasaan Keluarga
a. Komunikasi
b. Pertemuan rutin keluarga
c. Kegiatan kemasyarakatan
d. Rekreasi
7. Orientasi Sosial Budaya
a. Ritual budaya keluarga
b. Pengaruh budaya terhadap pola kesehatan
8. Faktor Lingkungan
a. Kondisi lingkungan rumah
1) Type rumah dan luas rumah
2) Kesehatan rumah
a) Kebersihan
b) Ventilasi
c) Ketersediaan air bersih
3) Kesehatan lingkungan rumah
a) Pengelolaan sampah
b) Pemanfaatan pekarangan
c) kebersihan
b. Kondisi lingkungan sekitar
1) Saluran air
2) Pembuangan sampah
3) Sarang vektor
9. Keadaan Ekonomi
a. Sumber keuangan dan Penghasilan setiap bulan
b. Pengelolaan keuangan
B. Universal Self Care Requisits
1. Udara
a. Tanda tanda Vital
b. Hidung dan sinus
1) Inspeksi : cuping hidung, deviasi septum, perforasi, mukosa (warna, bengkak,
eksudat, darah), kesimetrisan hidung.
2) Palpasi : sinus frontalis, sinus maksilaris
c. Faring
Inspeksi : warna, simetris, eksudat ulserasi, bengkak
d. Trakhea
Palpasi : dengan cara berdiri disamping kanan pasien, letakkan jari tengah pada
bagian bawah trakhea dan raba trakhea ke atas, ke bawah dan ke samping
sehingga kedudukan trakhea dapat diketahui.
e. Thoraks
1) Inspeksi :
a) Postur
b) Bentuk dada
c) Gerakan nafas
d) Pola nafas
e) Batuk dan sekresinya
f) Status sirkulasi :
(1) HR
(2) CRT
2) Palpasi
a) Nyeri tekan
b) Massa
c) Peradangan
d) Kesimetrisan ekspansi
e) Taktil vremitus.
3) Auskultasi
a) Suara nafas
b) Vocal premitus
c) Suara jantung
4) Perkusi
a) Ukuran jantung
b) Kondisi Paru
2. Air
a. Kebutuhan cairan (hitung berdasarkan kebutuhan tubuh)
1) Output (IWL dan SWL)
2) Intake (Oral dan parenteral)
b. Kulit
1) Hidrasi/kelembaban
2) Turgor
3) Edema
4) Temperatur
5) Ada luka atau drainasi dari kulit
c. Meatus urinary
1) Adanya Femosis
2) Hypospadia/epispadia
d. Ginjal
1) Palpasi ukuran dan bentuk ginjal
2) Palpasi kandung kemih
3. Makanan
a) Riwayat Diet
1) Food recall 24 jam : pola makan, jenis dan frekuensi makanan yang
dikonsumsi dalam 24 jam
2) Alergi, kegemaran, intoleransi terhadap makanan
3) Faktor yang mempengaruhi pola makan
b) Pengukuran Antropometri
1) Berat badan
2) Tinggi badan
3) Indeks Massa Tubuh
4) Lingkat lengan atas
5) Tebal lemak dibawah kulit
c) Bibir
1) Warna
2) Tekstur
3) Hidrasi
4) Kontur
5) Lesi
d) Rongga Mulut
1) Gigi dan gusi
2) Lidah dan pergerakan lidah
3) Uvula dan tonsil
e) Abdomen
1) Inspeksi Warna dan bentuk abdomen, restum dan anus
2) Palpasi adanya massa dan ascites
3) Palpasi gaster, hati, limpa, usus halus dan colon
4) Auscultas bising usus
4. Eliminasi dan Ekskresi
a) Eliminasi Urine
1) Pola berkemih
2) Gejala dari perubahan berkemih
3) Faktor yang mempengaruhi berkemih
b) Pemeriksaan Urine
1) Warna
2) Penampilan
3) Bau
4) pH
5) Berat jenis
c) Eliminasi Faeces
1) Pola BAB
2) Kesulitan BAB
3) Faktor yang mempengaruhi BAB
d) Pemeriksaan Feces
1) Konsistensi
2) Warna
3) Bau

5. Aktivitas dan Istirahat


a) Aktivitas
1) Pemeriksaan fungsi motorik
(a) Massa Otot
(b) Tonus otot
(c) Kekuatan otot
2) Pemeriksaan kemampuan mobilitas
(a) Pemeriksaan kemampuan gerak (tingkat aktivitas)
(b) Pemeriksaan ROM
b) Istirahat
1) Pemeriksaan fungsi Cerebral
(a) Kesadaran
(b) Status mental
2) Pemeriksaan fungsi cranial
3) Pemeriksaan fungsi cerebellum
4) Pemeriksaan fungsi sensorik
6. Pengkajian Solitude dan Interaksi sosial
a. Pengkajian Faktor Predisposisi
1) Faktor Perkembangan
a) Kegagalan pada masa tumbang
b) Kurangnya kasih sayang, perhatian dan kehangatan dari orangtua
c) Hubungan interpersonal yang tidak harmonis
2) Faktor Biologis
a) Genetik, kembar monozigot salah satu menderita skizofrenia 58 %
b) Atrofi otak
c) Pembesaran ventrikel otak
d) Penurunan berat serta volume otak
3) Faktor Sosial Budaya
a) Kemiskinan
b) Keluarga yang tidak stabil
c) Pendidikan yang tidak adekuat
b. Pengkajian Faktor Presipitasi
1) Penolakan
2) Kehilangan
3) Kegagalan
4) Kurang reinforcement positif
5) Kerusakan komunikasi keluarga
6) Kurang support system dari keluarga
7) Perceraian, kegagalan

C. Developmental Self Care


1. Riwayat pertumbuhan
2. Riwayat perkembangan

D. Health Deviations
1. Riwayat penyakit saat ini
2. Penanganan penyakit sebelum dirawat

E. Medical Problem and Plan


1. Pemeriksaan Diagnostik
2. Pemeriksaan penunjang
3. Riwayat pengobatan

F. Self Care Deficite


Pemeriksaan Aktivitas sehari hari (ADL)
1. Personal Higeine
2. Kemandirian melakukan aktivitas sehari hari

Analisa Interpretasi dan Diagnosa keperawatan

Data Interpretasi Diagnosa Keperawatan

Langkah 2

Sistem Keperawatan dan Intervensi

Diagnosa Tujuan Sistem keperawatan Intervensi


Langkah 3

Produksi dan managemen sistem keperawatan

Diagnosa Implementasi dan Respon Evaluasi

Anda mungkin juga menyukai