Buku ini termasuk dalam kajian Agama Islam dengan pendekatan yang
bersifat Normatif-Perenialis, Filsafat, dan Historis. Buku ini adalah bentuk dari studi
analisis kritis terhadap pemikiran Riffat Hasan mengenai isu-isu gender yang dilakukan oleh
penulis dengan merekonstruksi metodologi penafsiran terlebih dahulu. Riffat Hasan
menggunkan metodologi melalui dua level pendekatan, yaitu: pertama, pendekatan normatif-
idealis dengan melihat deskripsi normatif al-Quran tentang perempuan. Kedua, pendekatan
historis-empiris, dengan melihat kondisi empiris perlakuan terhadap perempuan yang
dipraktikkan dalam masyarakat. Dengan demikian akan tampak bagaimana kondisi antara
yang idealis-normatif dengan yang realistis-empiris. Dalam rangka mengkaji dan mengkritisi
pemikiran Riffat Hasan juga digunakan aspek sosial-historis serta kebudayaan masyarakat
yang berkemungkinan besar mempengaruhi mindset Riffat Hasan.
Landasan keagamaan tentu tetap bersumber dari Al-Quran dan Al-Hadits, hanya saja
interpretasi yang beraneka ragam dari sumber tersebut menimbulkan begitu banyak mazhab
dalam dunia islam. Meski demikian seperti yang disabdakan Rasulullah saw bahwa
perbedaan adalah rahmat. Jadiperbedaan adalah suatu keniscayaan, sedang persatuan adalah
keharusan yang harus diwujudkan. Buku ini mengupas tentang problem-problem umat
beragama (islam) yang kerap kali saling memusuhi bahkan sampai membenci dan menghujat
sesama islam. Uraian dan pembahasan yang dilakukan oleh penulis (M. Quraish Shihab)
memberikan kejelasan mengenai mazhab Syiah,yang konon kata sebagian muslim lain dicap
sebagai aliran sesat. Landasan-landasan normatif sebenarnya tetap dipegang teguh oleh
mazhab tersebut, hanya saja dalam perinciannya terhadap Rukun Iman dan Islam memang
memiliki perbedaan. Meskipun demikian hal tersebut tidak salah dan tidak keluar dari tujuan
esensi keislaman. Karena jika dicermati lebih lanjut, hal tersebut sama saja dengan apa yang
diyakini oleh Sunnah wal Jamaah. Dengan jalan demikian, kita dapat menemukan titik temu
yang sekaligus paling tidak telah berhasil menghindari kafir-mengakfirkan, bahkan mungkin
bunuh-membunuh yang selama ini terdengar.
Tahun : 2009
Buku ini berbicara mengenai seputar pendidikan. Secara keseluruhan isi atau
pembahasan dalam buku ini menggunakan pendekatan filosofis dan normatif-perenialis.
Pendidikan islam yang menjadi objek kajian (dalam Filsafat Pendidikan Islam) pada
hakekatnya adalah pendidikan yang dibangun(konsep-konsep teoritik) dan dilaksanakan
(praktek-implikasi) berdasarkan Al-Quran dan Al-Hadits. Jadi konsep-konsep teoritik
pendidikan islam adalah konsep-konsep yang digali dari sumber-sumber islam. Sumber
utama konsep teoritik pendidikan islam adalah dari wahyu Allah swt yang tertuang dalam
kitab suci al-Quran dan juga al-Hadits, terutama ayat dan hadits-haditstarbiyah. Sumber
berikutnya adalah hasil pemikiran dan hasil renungan para pemikir di bidang pendidikan.
Filsafat pendidikan islam adalah suatu telaah atau kegiatan berfikir secara filosofis
tentang hakekat pendidikan islam. Atau dengan kata lain mengkaji hakekat pendidikan islam
dengan menggunkan kaca mata filsafat atau metode berfikir filosofis. Karena pendidikan
adalah sesuatu yang kompleks dalam arti banyak elemen yang terlibat di dalamnya, sehingga
kegiatan pendidikan tidak bisa tidak akan melibatkan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat
filosofis. Jadi juga membutuhkan jawaban yang filosofis. Jadi menurut penulis buku tersebut,
jika hendak menerapkan pendidikan yang benar maka seyogyanya pendidikan tersebut
didasarkan atas pemahaman yang benar tentang manusia. oleh karena itu untuk memulai
tulisannya, terlebih dahulu di bab pertama bagian buku ini, dijelaskan tentang hakekat
manusia sebagai subjek dan objek pendidikan. Dan di bab kedua juga dijelaskan mengenai
konsep tentang manusia dan implikasinya terhadap pendidikan, baru kemudian disusul
dengan pembahsan-pembahasan inti mengenai filsafat pendidikan islam dan tentang problem
pendidikan beserta problemsolvingnya.
Penerbit : Kencana
Buku tersebut adalah kumpulan makalah mahasiswa S.2 dan S.3 program
Pascasarjana IAIN Imam Bonjol Padang, yang disatukan, sehingga dalam tiap pembahasan
memiliki gaya yang beraneka ragam. Pembahasan mengenai tahap-tahap perkembangan
pendidikan islam juga semakin terkesan lebih kaya, karena selain membahas tentang masalah
pendidikan, juga disajikan mengenai latar sosial budaya dan politik yang otomatis
membentuk system pendidikan islam pada masing-masing era.
Kajian dengan pendekatan filosofis juga terdapat dalam buku ini terutama dalam bab
17 dan bab 18, dimana berbicara tentang pemikiran tokoh ternama di dunia pendidikan, yaitu
usaha Pembaruan pendidikan islam di Mesir yang dipelopori oleh Muhammad Abduh dan
Gagasan Islamisasi Ilmu Pengetahuan yang dicanangkan oleh Ismail Raji al-Fruqi.