OLEH :
ILHAM AKBAR
1407122941
KELAS PILIHAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2017
A. Pengertian Wanamina (Silvofishery)
Pengertian dan Definisi dari Silvofishery atau Wanamina adalah suatu pola
agroforestri yang digunakan dalam pelaksanaan program perhutanan sosial di
kawasan hutan mangrove. Petani dapat memelihara ikan dan udang atau jenis
komersial lainnya untuk menambah penghasilan, di samping itu ada kewajiban
untuk memelihara hutan Mangrove. Jadi prinsip silvofishery adalah perlindungan
tanaman mangrove dengan memberikan hasil dari sektor perikanan. Sistem ini
mampu menambah pendapatan masyarakat dengan tetap memperhatikan
kelestarian hutan mangrove. Silvofishery yang telah dikembangkan selama ini
menggunakan jenis Rhyzophora sp. Budidaya sistem Silvofishery didalam area
hutan mangrove memungkinkan adanya budidaya perikanan tanpa perlu
mengkonversi area mangrove. Dengan alternatif pengelolaan seperti ini diharapkan
dapat meningkatkan nilai ekonomi hutan mangrove, tanpa mengancam fungsi
ekologinya.
C. Tujuan
Pengelolaan budidaya ikan atau udang di tambak melalui konsep Silvofishery
bertujuan untuk:
1. Mempengaruhi disamping sanat efisien juga mampu menghasilkan
produktifitas yang cukup baik dengan hasil produk yang terjamin
keamanannya karena merupakan produk organik (non chemical). Bukan
hanya itu konsep inijuga mampu mengintegrasikan potensi yang ada
sehingga menghasilkan Multiple Cash Flow atau bisnis turunan antara lain
adalah nisnis wisata alam (Eco-Tourism Business) yang sangat prospektif.
Pengembangan UMKM pengolahan produk makanan dari buah mangrove,
disamping bisnis turunan lainnya.
2. Dapat mengembangkan usaha jenis komoditas perikanan pada silvofishery
antara lain: kakap, kerapu, bandeng atau baronang, Jenis crutase (udang,
kepiting bakau dan rajungan) dan kerang kerangan (Kerang hiaju atau
kerang bakau).
3. Silvofishery merupakan pola pendetakan taeknis yang terdiri atas
rangkaian kegiatan terpadu antara kegiatan budidaya ikan, udang atau
usaha kepiting lunak, dengan usaha penanaman, pemeliharaan, pengelolaan
dan upaya pelestarian hutan mangrove.
Kondisi ini dapat diterapkan pada areal bekas tambak yang akan
direhabilitasi dengan memanfaatkan pelataran tambak (bagian tengah) untuk
ditanami mangrove, sedangkan bagian caren atau parit tetap dibiarkan seperti
semula. Dengan menggunakan sistem empang parit ini, maka lahan yang akan
direforestasi dapat mencapai sekitar 80% dari luasan tambak. Penanaman mangrove
dapat dilakukan dengan jarak tanam 1x1 meter antar individu mangrove (Bengen
2000 dalam Miasto, 2010). Namun demikikan menurut (Fitzgerald 1997 dalam
Miasto,2010), kepadatan magrove yang ditanam dapat bervariasi anatar 0,17-2,5
pohon/m2 .
Kanal untuk memelihara ikan atau udang berukuran lebar 2-5 m dan
kedalaman sekitaar 40-80 cm dari muka pelataran. Dengan berbagai modifikasi
desain dasar tersebut, maka luasan perairan terbuka yang dapat digunakan untuk
memelihara ikan atau udang dapat disesuaikan hingga mencapai 40-60%. Berbagai
jenis ikan seperti bandeng, kerapu lumpur, kakap putih dan baronang, serta udang
dan kepiting bakau dapat dipelihara secara intensif di kanal tersebut.
Gambar 1.3 Model Empang Parit yang disempurnakan (Jalur atau Tanggul)
Untuk memelihara ikan atau udang kanal berukuran lebar 3-5 m dan
kedalaman sekitar 40-80 cm dari muka pelataran digunakan modifikasi disain dasar
tersebut, maka luasan perairan terbuka yang dapat digunakan untuk memelihara
ikan atai udang dapat disesuaikan hingga mencapai 50%. Berbagai jenis ikan,
seperti bandeng, kerapu lumpur, kakap putih dan baronang, serta udang dan
kepiting bakau, dapat dipelihara secara intensif dikanal tersebut. Penjelasan tersebut
merupakan hasil modifikasi dari empang parit, pada tambak model jalur inii terjadi
penambahan saluran-saluran dibagian tengah yang berfungsi sebagai empang.
Sedangkan tambak model tanggul, hutan mangrove hanya terdapat disekeliling
tanggul. Tambak jenis ini yang berkembang di Kelurahan Gresik.
b. Konstruksi
1. Pematang
Merupakan bagian paling luar dari tambak yang berfungsi sebagai
pelindung terhadap banjir dan gelombang laut, pembatas antar tambak
dan antar petakan serta sebagai penahan air di dalam tambak. Oleh
karena itu pematang harus kuat, kokoh, tidak bocor, sehingga menjamin
keselamatan aspek produksi.
Torres (1990) memberikan formula penentuan tinggi pematang sebagai
berikut :
[ (WL GS) + PL + FB ]
H= (1 % S)
Keterangan:
H = tinggi pematang (utama, sekunder, tersier)
WL = ketinggian air; untuk pematang utama berdasarkan pasang naik
astronomi, untuk pematang sekunder dan tersier berdasarkan
ketinggian air yang diinginkan.
GS = tinggi permukaan tanah dari sero darum
FL = tinggi air maksimum pada saat banjir (pematang utama), tinggi air
maksimum pada saat hujan dalam 24 jam (sekunder, tersier)
FB = imbuhan 0,6 - 1,0 m (pematang utama) 0,3 m (pematang sekunder,
tersier)
S = penyusutan sekitar 20 - 25 %.
2. Pintu air
Mengeluarkan air ke dan dari petak tambak. Tinggi dan panjangnya
disesuaikan dengan tinggi dan lebar pematang. Lebarnya disesuaikan
dengan luas petakan, disarankan minimal 70 - 80 cm, maksimal 100 cm
untuk memudahkan pengoperasian. Pintu air harus dilengkapi dengan
saringan terbuat dari kere bambu dilapis nylon net, dimaksudkan untuk
mencegah lolosnya ikan peliharaan.
3. Pelataran
Pada sistem wanamina terdapat dua unit pelataran, yaitu untuk
pemeliharaan ikan dan untuk penanaman mangrove. Pelataran untuk
pemeliharaan ikan harus rata, terbuka sehingga dapat menerima sinar
matahari penuh, tidak poreous dan dibuat landai ke arah pintu
pembuangan dengan kemiringan 0,1 - 0,2 %.
4. Caren
Caren berada di antara tepi pematang bagian dalam dan pelataran
untuk ikan, yang berfungsi untuk tempat berlindungnya ikan dan
sebagai tempat penangkapa. Caren dibuat dengan kedalaman 30 - 40
cm dan luasnya 20 - 60 % dari luas pelataran.
5. Saluran air
Saluran yang menghubungkan unit tambak dengan laut dalam hal
pemasukan dan pembuangan air. Agar dapat berfungsi dengan baik
saluran harus lurus, dalam dan cukup lebar. Saluran selebar 3 m dengan
talut 1 : 1 dapat mengairi tambak seluas 10 - 15 Ha.
c. Penanaman Bakau
Penanaman dengan mempergunakan benih/biji dapat langsung
dilakukan apabila benih/biji cukup tersedia. Benih yang telah diseleksi
ditanam dengan cara ditugal sedlam kurang lebih sepertiga bagian dari
panjang buah, denganbakal kecambah menghadap ke atas. Benih
diusahakan berdiri tegak dan tertanam kuat dalam lumpur. Jarak tanam
2 x 1 m atau 3 x 2 m.
e. Pemeliharaan
1. Pemeliharaan tanggul
Pemeliharaan dilakukan terhadap tanggul tambak yang mengalami
pengikisan dengan melakukan :
- menimbun kembali bagian yang terkena arosi dengan tanah yang
diambil dari caren pada waktu pemeliharaan caren setelah panen
- melengkapi lereng tanggul dengan anyaman bambu bila anggaran
biaya memungkinkan
- membunuh/memberantas hama kepiting.
2. Pemeliharaan caren
Pemeliharaan caren cukup dilkaukan sekali dalam satu periode
pemeliharaan ikan yaitu pada waktu selesai panen, dengan jalan
mengeruk hasil sedimentasi yang berasal dari tanggul maupun air
saluran masuk. Hasil pengerukan ditimbun pada tanggul yang tererosi.
3. Pemeliharaan tanaman
Pemeliharaan tanaman adalah suatu upaya untuk menjaga dan
memelihara tanaman bakau yang telah ditanam. Pemeliharaan tanaman
meliputi kegiatan penyulaman, penjarangan dan pengendlaian hama.
4. Pemeliharaan ikan dan panen
Untuk keberhasilan usaha empang parit, maka selama pemeliharaan
perlu dilakukan perawatan secara baik. Perawatan tersebut meliputi
pengaturan air, pemupukan susulan serta pemberian pakan tambahan.
f. Panen
Setelah ikan yang dipelihara mencapai ukuran yang sesuai untuk
dikonsumsi, maka segera dilakukan panen. Panen dapat dilakukan
secara bertahap (selektif), akan tetapi pada umumnya dilakukan panen
total.
Pemanenan dilakukan dengan mengeluarkan air melalui saluran
pembuangan atau dibantu dengan pompa air secara perlahan sampai air
yang tertinggal hanya di caren saja. Pemanenan dapat dilakukan dengan
menggunakan jaring yang ditarik (diseret0 sepanjang caren sampai
udang atau ikan dikumpulkan pada satu tempat tertentu yang luasnya
terbatas (sempit) baru dilakukan penangkapan dengan alat tenggok/jala