Nama Kelompok 6:
Anisa Wandari
Fiqriani Ika Putri
Hero Deswanto
Muhammad Hafiz
Lama hari rawat pasien pasca operasi adalah hari rawat pasien sejak
menjalani operasi sampai pada saat pasien dipulangkan. Apabila terjadi
komplikasi khususnya komplikasi setelah operasi perlu mendapat
perhatian yang besarkarena beberapa komplikasi dapat tejadi setelah
operasi dan apabila tidak ditangani dengan baik, maka lama hari rawat
pasien akan menjadi panjang yang akhirnya dapat menyebabkan dampak
pada peningkatan biaya perawatan (Corwin & Elizabeth J, 2001).
Hal ini juga bisa terjadi pada pasien post operasi fraktur. Fraktur adalah
terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya.
Salah satu prosedur pembedahan yang sering dilakukan pada kasus fraktur
adalah reduksi terbuka dengan fiksasi interna (ORIF, Open Reduction and
Internal Fixation) (Brunner & Suddarth,2002).
Selama ini yang terjadi di ruangan (Ruang Bedah) pada pasien post ORIF
dilakukan mobilisasi oleh perawat, perawat hanya sekedar menganjurkan
pada pasien untuk melakukan mobilisasi dengan menggerakgerakkan
anggota badan yang di operasi. Akan tetapi karena ketidaktahuan pasien
akan pentingnya mobilisasi pasien justru takut melakukan mobilisasi
sehingga berdampak pada banyaknya keluhan yang muncul pada pasien
post ORIF seperti bengkak atau edema, kesemutan, kekakuan sendi, nyeri
dan pucat pada anggota gerak yang di operasi. Disamping itu akhir-akhir
ini yang terjadi di ruangan (Ruang Bedah) tidak semua pasien yang
menjalani operasi dilakukan fisioterapi, tetapi hanya kasus-kasus post
operasi tertentu saja seperti post operasi laminektomy dan post operasi
AMP (Austin Moore Prosthesis) yang dilakukan fisioterapi oleh petugas
fisioterapi.
signifikansi (nilai probabilitas) sebesar 0,000 < = 0.05, yang artinya ada
pengaruh positif dari ROM Exercise dini pada pasien post operasi fraktur
ekstremitas bawah (fraktur femur dan fraktur cruris) terhadap lama hari
rawat, yaitu lama hari rawat lebih pendek 2 hari dibanding dengan pasien
post operasi fraktur ekstremitas bawah (fraktur femur dan fraktur cruris)
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan
luasnya. Salah satu prosedur pembedahan yang sering dilakukan pada kasus
fraktur adalah reduksi terbuka dengan fiksasi interna (ORIF, Open Reduction
and Internal Fixation) (Brunner & Suddarth,2002). Selama ini yang terjadi di
ruangan (Ruang Bedah) pada pasien post ORIF jarang yang dilakukan
mobilisasi oleh perawat, perawat hanya sekedar menganjurkan pada pasien
untuk melakukan mobilisasi dengan menggerakgerakkan anggota badan yang
di operasi. Akan tetapi karena ketidaktahuan pasien akan pentingnya
mobilisasi pasien justru takut melakukan mobilisasi sehingga berdampak pada
banyaknya keluhan yang muncul pada pasien post ORIF seperti bengkak atau
edema, kesemutan, kekakuan sendi, nyeri dan pucat pada anggota gerak yang
di operasi. Disamping itu akhir-akhir ini yang terjadi di ruangan (Ruang
Bedah) tidak semua pasien yang menjalani operasi dilakukan fisioterapi, tetapi
hanya kasus-kasus post operasi tertentu saja seperti post operasi laminektomy
dan post operasi AMP (Austin Moore Prosthesis) yang dilakukan fisioterapi
oleh petugas fisioterapi.
Tugas bersama antara dokter, terapis, dan perawat untuk memberi penjelasan
pada pasien post ORIF, bahwa mobilisasi selama masih dalam batas terapeutik
sangat menguntungkan. Latihan dalam batas terapeutik diantaranya latihan
aktif meliputi menarik pegangan di atas tempat tidur, fleksi dan ekstensi kaki,
dan latihan rentang gerak atau menahan beban bagi sendi yang sehat, pada
ekstremitas yang diimobilisasi dilakukan latihan isometrik, latihan kuadrisep
dan pengesetan gluteal untuk menjaga kekuatan otot besar yang penting untuk
berjalan (Brunner & Suddarth, 2002). Salah satu keuntungan menjalankan
rehabilitasi post ORIF adalah untuk mencegah terjadinya komplikasi yang
merugikan bagi pasien di samping mempercepat kesembuhan. Peran perawat
sebagai edukator dan motivator kepada klien diperlukan guna meminimalkan
suatu komplikasi yang tidak diinginkan (Ichanners, 2009). Tidak berhenti
disitu, perawat juga menjadi ujung tombak dalam pelayanan kesehatan pada
klien. Rehabilitasi yang dapat dilaksanakan perawat diantaranya ROM (Range
Of Motion), nafas dalam batuk efektif dan yang penting untuk mengaktifkan
kembali fungsi neuromuskular dan mengeluarkan sekret dan lendir (Unej,
2009).
Intervention (I):
Menggunakan instrument penelitian berupa observasi, wawancara
dokumentasi. Dengan pasien yang mengalami fraktur ekstremitas bawah
(fraktur femur dan fraktur cruris). Untuk mengetahui apakah ada pengaruh
ROM exercise dini pada pasien post fraktur ekstremitas bawah (fraktur femur
dan fraktur cruris) terhadap hari rawat inap di ruang bedah RSUD gambiran
kota kediri.
Comparator (C):
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Yunanik Esmi Dwi Lestari (2014). Dari
hasil penelitian didapatkan besarnya nilai signifikansi (nilai probabilitas)
sebesar 0,000 < = 0.05, yang artinya ada pengaruh positif dari ROM Exercise
dini pada pasien post operasi fraktur ekstremitas bawah (fraktur femur dan
fraktur cruris) terhadap lama hari rawat, yaitu lamahari rawat lebih pendek 2
hari dibanding dengan pasien post operasi fraktur ekstremitas bawah (fraktur
femur dan fraktur cruris) yang tidak dilaksanakan ROM Exercise dini.
C. Implikasi Keperawatan
Isi jurnal dapat dimanfaatkan dan diterapkan didalam ilmu keperawatan.
Khususnya kepada pasien yang mengalami masalah fraktur femur dan cruris.
Hal ini dapat berupa penyuluhan kesehatan, tentang latihan yang tepat pada
pasien fraktur femur dan cruris, manfaat dilakukannya ROM, Manfaat untuk
rumah sakit adalah untuk mengurangi lama rawat inap pasien sehingga
meningkatkan kualitas pelayanan dari rumah sakit dan bagi masyarakat
menambah penetahuan masyarakat bahwa dengan menggunakan ROM dapat
mempercepat penyembuhan dan mengubah paradigma masyarakat agar tidak
takut lagi untuk menggerakan tubuhnya setelah operasi. Berdasarkan hasil
penelitian jurnal tersebut sangat bagus untuk diterapkan didalam ilmu
keperawatan.
D. Kritik Jurnal
1. Substansi:
Kelebihan: didalam setiap pembahasan penelitian menyertakan teori-teori
dalam bidang keperawatan terutama dalam teori tentang manfaat ROM.
3. Metodologi:
Kelebihan: Pada penelitian ini sudah ada hasil yang membuktikan bahwa
ada pengaruh ROM Exercise dini pada pasien post operasi fraktur
ekstremitas bawah (fraktur femur dan fraktur cruris) terhadap lama hari
rawat di Ruang Bedah RSUD Gambiran Kota Kediri.
Kekurangan:
Pada metodologi tidak dikriteriakan inklusi dan eksklusinya sehingga
variable pengganggu dapat menyebabkan bias penelitian.
Saran: saran dalam substansi penelitian dalam hal metodologi harus di
kriteriakan inklusi dan eksklusinya sehingga bias penelitian tidak banyak
terjadi.
4. Interprestasi
Kelebihan: penyajian data sudah disertakan diagram dan keterangannya,
tabel dibuat secara terpisah dari masing-masing variable lebih
memudahkan dalam memahaminya.
Kekurangan:-
5. Etika
Kelebihan: dalam jurnal ini, respon penelitian dirahasiakan, setelah
didapatkan persetujuan resmi maka peneliti akan melibatkan peserta dalam
penelitian, tetapi peneliti sangat menghormati dan tidak memaksa respon
yang tidak bersedia.
Kekurangan:-
6. Gaya penulisan
Kelebihan:
Gaya penulisan sudah baik, terdapat keterangan diagram dan penjelasan
masing-masing sehingga mudah untuk dipahami dan dimengerti.
Kekurangan : Masih terdapat penulisan yang tidak mengunakan SPOK.
E. Critical Thinking
Pasien penyakit post fraktur femur dan cruris di RSUD Gambiran kurang
mendapat penkes tentang pentingnya mobilisasi agar pasien tidak takut
mengerakkan tubuhnya. Latihan fisik seperti ROM sangat bermanfaat untuk
melatih kekuatan otot penderita fraktur femur dan cruris.