Pelaksanaan adalah tahap melaksanakanataumelakukan tindakan sesuai
dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya. Dimana petugas kesehatan masyarakat dalam pelaksanaan bekerjasama dengan tim kesehatan lainnya maupun lintas sektor yang melibatkan masyarakat dan sarana kesehatan setempat. 4.1 Pengkajian Pengkajian komunitas merupakan suatu proses, upaya untuk dapat mengenal masyarakat. Warga masyarakat merupakan mitra dan berkontribusi terhadap keseluruhan proses. Tujuan keperawatan dalam mengkaji komunitas adalah mengidentifikasi berbagai faktor (negatif maupun positif) yang mempengaruhi kesehatan warga masyarakat agar dapat mengembangkan strategi promosi kesehatan (Anderson, 2006: 203). Pengkajian telah dilakukan di Kelurahan Pahandut Kecamatan Pahandut pada tanggal 18-21 Oktober 2017, dengan cara pembagian wilayah per mahasiswa yang menyebar ke masing-masing rumah untuk mendata setiap Kepala Keluarga (KK) sejumlah 111 KK dengan jumlah anggota keluarga sebanyak 331 orang yang tinggal dan menetap di RT 03 RW XI Kelurahan Pahandut Kecamatan Pahandut dengan menggunakan lembar format pengkajian yang telah ditetapkan kemudian data yang diperoleh dimasukan ke dalam tabulasi serta disajikan pada Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) II. Faktor pendukung dalam pengkajian yaitu mahasiswa yang mendata bekerjasama serta dibimbing oleh perangkat Kelurahan Pahandut Kecamatan Pahandut. Sedangkan faktor penghambat dalam pelaksanaan pengkajian ini yaitu diantaranya kurang kooperatifnya warga pada saat pengkajiandan beberapa warga sedang tidak berada di tempat. 4.2 Diagnosa Keperawatan Menurut Mubarak (2009: 15), diagnosis keperawatan akan memberikan gambaran tentang masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual) maupun yang mungkin terjadi (potensial). Jadi diagnosis keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan pasti tentang status dan masalah kesehatan pasien yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan. Menurut Craven & Hirnle (2000) diagnosa keperawatan resiko adalah keputusan klinis tentang individu, keluarga atau komunitas yang sangat rentan untuk mengalami masalah disbanding individu atau kelompok lain pada situasi yang sama atau hampir sama. Setelah dilakukan pendataan di RT 03 RW XI pada tahap pengkajian ditemukan beberapa masalah keperawatan yang bisa diangkat ke dalam diagnosa keperawatan yaitu: 1) Resiko timbulnya penyakit: Hipertensi yang berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat RT 03 RW XI dalam mempertahankan gaya hidup. 2) Potensi peningkatan angka kesakitan pada lansia berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat RT 03 RW XI dalam memelihara kesehatan lansia. 3) Resiko menurunnya kesehatan ibu hamil dan balita dan remaja yang berhubungan dengan rendahnya kesadaran ibu, remaja dan keluarga terhadap kesehatan janin dan balita dan kesehatan remaja RT 03 RW XI. 4) Resiko timbulnya penyakit: Caries gigi pada anak yang berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat RT 03 RW XI dalam memelihara kesehatan gigi yang bersih dan sehat. 5) Resiko timbulnya penyakit: diare yang berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat RT 03 RW XI dalam memelihara kesehatan lingkungan yang sehat. Pada tahap ini mahasiswa menganalisa data yang telah dikelompokkan, kemudian dilakukan scoring untuk menentukan masalah berdasarkan prioritas. Scoring dilakukan pada saat MMD II dengan melibatkan masyarakat dan perangkat kelurahan setempat. Dari hasil scoring diperoleh urutan diagnosa keperawatan seperti di atas. Diagnosa keperawatan yang diangkat hanya berupa diagnosa keperawatan potensial dan resiko. Diagnosa keperawatan aktual tidak diangkat karena data yang didapat saat pengkajian tidak cukup mendukung untuk diangkatnya diagnosa tersebut.
4.3 Intervensi Keperawatan
Rencana keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien. Perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat disusun berdasarkan diagnosis keperawatan yang telah ditetapkan (Mubarak, 2009: 18). Berdasarkan masalah kesehatan yang didapatkan di RT 03 RW XI pada diagnose resiko timbulnya penyakit: Hipertensi yang berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat RT 03 RW XI dalam mempertahankan gaya hidup, maka diangkat intervensi berikan penyuluhan pada masyarakat tentang Hipertensi, diberikan penyuluhan pada warga tentang Hipertensi di RT 03 RW XI dan memasang poster tentang hipertensi pada keluarga binaan yang menderita hipertensi di Kelurahan Pahandut Kecamatan Pahandut. Intervensi pada diagnosa potensi peningkatan angka kesakitan pada lansia berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat RT 03 RW XI dalam memelihara kesehatan lansia, kegiatan yang dilakukan adalah melakukan senam lansia, diberikan penyuluhan kesehatan tentang Asam Urat dan memasang poster tentang Asam Urat pada keluarga binaan yang menderita asam urat. Resiko menurunnya kesehatan ibu hamil balita dan remaja yang berhubungan dengan tingginya kesadaran ibu, remaja dan keluarga terhadap kesehatan janin balita dan kesehatan remaja RT 03 RW XI, diberikan penyuluhan tentang KB, imunisasi, ASI Eksklusif, pemberian MP ASI, memasang poster tentang Keluarga Berencana pada keluarga binaan Pasangan Usia Subur (PUS), dan memberikan penyuluhan bahaya merokok pada remaja. Diagnosa resiko timbulnya penyakit: Karies gigi pada anak yang berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat RT 03 RW XI dalam memelihara kesehatan gigi yang bersih dan sehat, diberikan penyuluhan pada anak-anak tentang Cuci Tangan, Sikat Gigi di MIS Darul Muallaf dan memasang poster tentang Karies gigi pada keluarga binaan yang mengalami gigi berlubang. Intervensi yang diangkat pada diagnosa resiko timbulnya penyakit : diare yang berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat RT 03 RW XI dalam memelihara kesehatan lingkungan yang sehat diberikan penyuluhan PHBS pada masing-masing keluarga binaan dan memasang baliho tentang PHBS di dua tempat pada RT 03 RW XI. Pada tahap intervensi, dibuat rencana tindakan sesuai data yang didapat pada saat pengkajian dan apa yang menjadi keluhan masyarakat. Pada saat dilakukan MMD II, disajikan beberapa perencanaan yang telah ditentukan oleh mahasiswa berdasarkan diagnosa keperawatan yang diangkat, kemudian masyarakat diminta memberikan masukan, sehingga masyarakat juga berperan serta dalam menentukan rencana tindakan beserta jadwal pelaksanaannya.
4.4 Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan (implementasi) adalah fase tindakan dari proses keperawatan yang terkait dengan pelaksanaan rencana berfokus komunitas. Implementasi berguna untuk mencapai tujuan dan objektif, tetapi hal yang lebih penting adalah bahwa intervensi dan implementasi keperawatan berfungsi untuk meningkatkan, memelihara atau memulihkan kesehatan, mencegah penyakit dan memfasilitasi rehabilitas (Anderson, 2006: 336). Berdasarkan masalah kesehatan yang didapatkan di RT 03 RW XI pada diagnose resiko timbulnya penyakit: Hipertensi yang berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat RT 03 RW XI dalam mempertahankan gaya hidup, maka implementasi yang dilakukan adalah memberikan penyuluhan pada masyarakat tentang Hipertensi, diberikan penyuluhan pada Warga tentang Hipertensi di RT 03 RW XI dan memasang poster tentang hipertensi pada keluarga binaan yang menderita hipertensi di Kelurahan Pahandut Kecamatan Pahandut. Intervensi pada diagnosa potensi peningkatan angka kesakitan pada lansia berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat RT 03 RW XI dalam memelihara kesehatan lansia, implementasi yang dilakukan melakukan senam lansia, memberikan penyuluhan kesehatan tentang Asam Urat dan memasang poster tentang asam urat pada keluarga binaan yang menderita asam urat. Resiko menurunnya kesehatan ibu hamil, balita dan remaja yang berhubungan dengan rendahnya kesadaran ibu, remaja dan keluarga terhadap kesehatan janin balita dan kesehatan remaja RT 03 RW XI, implementasi yang dilakukan adalah memberikan penyuluhan tentang KB, imunisasi, ASI Eksklusif, pemberian MP ASI, memasang poster tentang Keluarga Berencana (KB) pada keluarga binaan Pasangan Usia Subur (PUS), dan memberikan Penyuluhan bahaya narkoba pada remaja. Diagnosa resiko timbulnya penyakit: Karies gigi pada anak yang berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat RT 03 RW XI dalam memelihara kesehatan gigi yang bersih dan sehat, implementasi yang dilakukan memberikan penyuluhan pada anak-anak tentang Cuci Tangan, Sikat Gigi di MIS Darul Muallaf dan memasang poster tentang Caries gigi pada keluarga binaan yang mengalami gigi berlubang. Implementasi yang diangkat pada diagnosa resiko timbulnya penyakit: diare yang berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat RT 03 RW XI dalam memelihara kesehatan lingkungan yang sehat maka yang dilakukan memberikan penyuluhan PHBS pada masing-masing keluarga binaan dan memasang baliho tentang PHBS di dua tempat pada RT 03/ RW XI. Ruang lingkup praktik keperawatan kesehatan masyarakat meliputi berbagai upaya peningkatan kesehatan (promotif), pemeliharaan kesehatan dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan mengembalikan serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga dan kelompok (resosialitatif). Asuhan keperawatan kesehatan masyarakat kegiatan yang ditekankan adalah upaya promotif dan preventif dengan tidak melupakan upaya kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif. Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan jalan yaitu salah satunya penyuluhan kesehatan masyarakat. 4.5 Evaluasi Keperawatan Menurut Mubarak (2009: 2), evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat dengan perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya. Di RT 03 RW XI evaluasi yang didapat pada diagnosa pertama dan kedua tentang masalah angka kejadian hipertensi beserta pemeliharaan kesehatan lansia dengan melakukan senam adalah penyuluhan tentang hipertensi yang telah dilaksanakan dihadiri oleh 18 orang warga yang terdiri dari 9 orang lansia dan 9 orang lainnya usia dewasa tua. Peserta yang hadir aktif dalam bertanya dan menjawab pertanyaan dari penyuluhan yang dilakukan setelah dilakukan kegiatan senam lansia. Dalam kegiatan senam lansia yang dilaksanakan di lingkungan RT 03 RW XI warga lansia aktif dalam mengikuti senam bersama mahasiswa yang berlangsung selama 30 menit. Dalam diagnosa ketiga evaluasi hasilnya adalah penyuluhan kepada orang tua balita tentang kesehatan balita, posyandu balita, imunisasi dasar dan kesehatan remaja yang dihadiri oleh masyarakat lingkungan RT 03 RW XI sejumlah 30 orang. Peserta yang hadir berperan aktif dalam bertanya dan menjawab pertanyaan dari penyuluh, serta dapat menjelaskan secara sederhana mengenai kesehatan balita, posyandu balita, imunisasi dasar, dan kesehatan remaja. Diagnosa keempat didapat evaluasi penyuluhan kepada pada anak-anak tentang Cuci Tangan, Sikat Gigi di MIS Darul Muallaf dan memasang poster tentang Karies gigi pada keluarga binaan yang mengalami gigi berlubang sejumlah 40 orang dari kelas 1, 2, dan 3. Peserta yang hadir berperan aktif dalam demonstrasi dan sangat antusias mengikuti kegiatan. Evaluasi dalam pelaksanaan diagnosa kelima adalah memberikan penyuluhan PHBS pada masing-masing keluarga binaan dan memasang baliho tentang PHBS di dua tempat pada RT 03 RW XI. Sedangkan pada RT 03 RW XI evaluasi dari kegiatan secara umum semua kegiatan yang dilaksanakan dapat dikatakan cukup berhasil dan penilaian tersebut didapatkan saat evaluasi secara lisan, dimana warga merespon secara positif dan antusias. Terhadap berbagai kegiatan yang direncanakan. Masalah kesehatan yang sudah di intervensi sebagian besar sudah tuntas teratasi dan berjalan dengan baik. Namun dari kegiatan yang dilakukan terdapat kendala diantaranya kurangnya kesadaran dari sebagian warga. Tentang pentingnya pemeliharaan lingkungan dan masalah kesehatan secara individual. Faktor pendukung adalah ketua RW, ketua RT sangat membantu dalam proses pelaksanaan kegiatan walaupun mereka sangat sibuk dalam kegiatan sehari-hari mereka. Sedangkan faktor penghambatnya adalah kurangnya kesadaran dari masyarakat akan masalah yang ada, sehingga kurang mendukung pelaksanaan kegiatan yang direncanakan.