Anda di halaman 1dari 6

I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sifat dasar organisme adalah mempunyai kemampuan untuk membentuk individu
baru atau membentuk generasi baru untuk mempertahankan speciesnya, sehingga spesies
tersebut mempunyai kemampuan untuk reproduksi. Kemampuan ini dinamakan
kemampuan bereproduksi.
Tidak dapat dipungkiri bahwa keberhasilan proses reproduksi pada mencit adalah
sangat minim jika tidak diimbangi dengan pengetahuan awal tentang karakteristik hewan
ini, maka dapat dipastikan bahwa tingkat keberhasilan lebih besar dibandingkan dengan
penanganan tanpa basic awal. Dengan melakukan kegiatan praktikum, praktikan bisa
memiliki pengetahuan lebih tentang mencit bukan hanya melalui teori saja tapi juga
dengan pengamatan langsung.

B. Tujuan Praktikum
1. Untuk mempelajari cara mengawinkan mencit dan memelihara mencit.
2. Untuk mempelajari perkembangan embrio mencit secara morfologi selama periode
kehamilan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Embrio adalah sebuah eukariota diploid multisel dalam tahap paling awal dari
perkembangan Dalam organisme yang berkembang biak secara seksual, ketika sebuah
sperma membuahi sebuah ovum, hasilnya adalah sebuah sel yang disebut zygot yang
memiliki seluruh DNA dari kedua orang tuanya. Dalam tumbuhan, hewan, dan beberapa
protista, zygot akan mulai membelah oleh mitosis untuk menghasilkan organisme multisel.
Hasil dari proses ini disebut embrio. Dalam hewan, perkembangan zygot menjadi embrio
terjadi melalui tahapan yang dikenal sebagai blastula, gastrula, dan organogenesis (Anonim,
2009).
Ilmu pertumbuhan embryo, sejak pembuahan sampai kelahiran disebut juga ilmu
mudigah. Cakupan ilmu ini meluas kepada masalah persiapan untuk terjadinya pembuahan
serta masalah pembiakan pada umumnya. Bagi hewan yang memiliki tingkat berudu ilmu ini
juga mencakup sampai saat berudu itu bermetamortophosis. Sesungguhnya embryologi
berlaku bagi segenap makhluk. Pada Botani dikenal juga ilmu ini (Yatim, 2000).
Kebanyakan pada vertebrata dengan pengecualian primate, kemauan menerima
hewan-hewan jantan terbatas selama masa yang disebut estrus atau birahi. Selama estrus,
hewan-hewan betina secara fisiologis dan psikologis dipersiapkan untuk menerima hewan-
hewan jantan, dan perubahan-perubahan structural terjadi di dalam organ assesori seks
betina (Adnan1, 2008).
Implantasi berlangsung bila endometrium berada dalam fase sekresi. Kelenjar-
kelenjar uterus mengandung glikoprotein dan glikogen. Pembuluh-pembuluh darah melebar,
lamina propria sedikit membengkak dan endometrium menebal hingga mencapai ketebalan 5
mm. Keadaan tersebut di atas terjadi karena kegiatan progesterone ini dapat dikenal 2-3 hari
setelah ovulasi. Pada saat itu kelenjar uterus dan pembuluh darah menjadi berkelok-kelok
dan jaringan banyak mengandung cairan (Adnan2, 2008).
Fase estrus mencit dapat ditentukan dengan melihat ciri alat kelamin luarnya yaitu
vulva yang membengkak dan berwarna kemerahan. Untuk lebih meyakinkan, fase estrus
dapat diketahui dengan membuat apusan vagina. Banyak sel-sel epitel menanduk pada
apusan vagina menunjukkan bahwa berada pada fase estrus. Biasanya fase estrus pada
mencit dimulai pada tengah malam dan kopulasi alami terjadi pada sekitar pukul 02.00
menjelang pagi, tetapi kopulasi dapat pula terjadi pada pagi atau sore hari. Sperma yang
diejakulasikan ke dalam vagina pada waktu kopulasi, dapat mencapai ampula oviduk dalam
beberapa menit. Motilitas dan viabilitas sperma dapat dipertahankan selama 8 jam setelah
kopulasi. Keberhasilan perkawinan mencit ditandai dengan adanya sumbat vagina yaitu
suatu gumpalan cairan yang menutupi lubang vagina (Adnan1, 2009).
Janin merupakan tahap lanjut dari embryo. Tahap ini ditandai dengan perkembangan
dan pematangan fungsi, artinya selama tahap ini senyawa kimia tidak akan menyebabkan
cacat tetapi mengakibatkan kelainan fungsi. Cacat luar umumnya mudah dideteksi pada saat
kelahiran atau sesaat setelah kelahiran, tetapi kelainan fungsi tidak mungkin dapat
didiagnosa segera setelah melahirkan (Campbell, 2004).

III. METODE PRAKTIKUM


A. Waktu dan Tempat praktikum
Hari/ Tanggal : selasa, 29 November 2011
Waktu : Pukul 13:20 s/d 15:00 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi lantai II, sebelah Timur, Jurusan
Biologi FMIPA UNM
B. Alat dan Bahan praktikum
1. Alat:
a. Botol bekas cuka
b. Rang
c. Kandang mencit
d. Timbangan
e. Papan seksi
f. Alat seksi
2. Bahan:
a. Dua ekor mencit jantan dan betina yang tidak hamil
b. Sekam
c. Air
d. Roti atau jagung
C. Prosedur Kerja
1. Mempersiapkan alat dan bahan
2. Membuat kandang dengan cara mengisi baskom dengan sekam, lalu memasukkan
mencit jantan dan betina pada kandang.
3. Menutup kandang yang telah dibuat dengan rang, lalu mengisi botol bekas cuka
dengan air sebagai minum untuk mencit dan memberinya makan setiap hari.
4. Memeriksa mencit betina pada keesokan harinya. Jika menemukan sumbat vagina
maka dapat ditentukan sebagai hari ke-0.
5. Memisah mencit jantang dengan mencit betina yang telah hamil. Meletakkannya pada
ruangan dengan pencahayaan 12 jam terang dan 12 jam gelap.
6. Pada hari ke 28 pengamatan, mematikan mencit betina, kemudian membedahnya.
Mengamati embrio yang ada pada rahimnya dan menentukan umur embrionya.
7. Menghitung jumlah implantasi, jumlah fetus hidup, jumlah fetus mati, dan jumlah
korpus luteumnya.
8. Pada mencit yang melahirkan alami, menghitung jumlah anakan yang dilahirkan.
IV. PEMBAHASAN
A. Hasil pengamatan
Embrio hari ke 17-18 Keterangan :
1. Sakkus vitelinus

Bagian dalam Keterangan:


1. Kepala
2. Mata
3. Mulut
4. Kaki depan
5. Kaki belakang

Embrio hari 9-10 Keterangan :


1. Sakkus vitelinus

Keterangan :
1. Korion
2. Bakal kepala
3. Bakal kaki
Embrio hari 13-15 Keterangan :
1. Ekor
2. Kaki belakang
3. Kaki depan
4. Kepala

Data hasil pembedahan embrio mencit


1. Data I
Hari kehamilan : 17-18 hari
Panjang embrio : 1,5 cm
2. Data II
Hari kehamilan : 9-10 hari
Panjang embrio : 0,7 cm
3. Data III
Hari kehamilan : 13-15 hari
Panjang embrio : 1,4 cm

B. PEMBAHASAN
Data I
Kehamilan mencit pada hari ke 17-18 , organ-organ yang terbentuk telah terlihat dengan
sangat jelas, yaitu kepala, mata, mulut, kaki depan, kaki belakang serta ekor. panjang embrio
pada hari ke 17-18 sebesar 1,5 cm.

Data II
Kehamilan mencit pada hari ke 9-10. Organ- organ yang terbentuk belum terlihat jelas,
seperti pada hari kehamilan 17-18. Namun disini sudah dapat terlihat bakal yang akan
membentuk kepala, bakal kaki. Panjang embrio sebesar 0,7 cm. Embrio ini dilapisi oleh
chorion. Dimana fungsi utama dari chorion adalah untuk pertukaran gas atau respirasi.

Data III
Yaitu kehamilan mencit pada hari ke 13-15. Organ-organ juga telah terbentuk , yaitu kepala,
kaki depan, kaki belakang serta ekor. Namun embrio pada hari kehamilan 13-15, organ-
organnya tidak begitu jelas seperti pada kehamilan 17-18. Panjang embrio ini sebesar 1,4 cm.

V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dapat ditarik kesimpulan bahwa:
a. Tahap perkembangan sel telur setelah dibuahi adalah mulai dari dua sel, menjadi
banyak sel, dilanjutkan dengan tahap morula, blastula dan gastrula.
b. Embrio mencit yang lahir secara alami sudah tampak jelas organ tubuhnya secara
sempurna. Seperti hidung, telinga, mulut, tungkai depan dan belakang.
c. Selama dalam proses kehamilan, berat badan mencit mengalami pertambahan. Hal ini
didukung oleh beberapa faktor seperti makanan, suhu dan keadaan lingkungan.
B. Saran
1. Sebaiknya para praktikan berhati-hati dalam melakukan percobaan ini agar tidak
terjadi kesalahan dalam melakukan percobaan.
2. Asisten hendaknya mendampingi praktikan ketika sedang praktikum agar berjalan
lancar.
DAFTAR PUSTAKA

Adnan1. 2010. Perkembangan Hewan. Jurusan Biologi FMIPA UNM Makassar.

Adnan2, dkk. 2010. Penuntun Praktikum Perkembangan Hewan. Jurusan Biologi FMIPA UNM
Makassar.
Anonim. 2010 Kultur In Vitro Embrio Dini Mencit dalam Medium Kultur Brinster.
http://embrio.bebas.vlsm.org. Diakses pada tanggal 5 Desember 2009.
Campbell.2004.Biologi Jilid 3. Erlangga. Jakarta.
Yatim, Wildan. 2000. Embriologi. Tarsito. Bandung

Anda mungkin juga menyukai