pencerah kulit
I. Latar Belakang
Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin
kesehatan dan kehidupan. Kulit adalah pembungkus yang elastis yang terletak
paling luar yang melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan hidup manusia dan
merupakan alat tubuh yang terberat dan terluas ukurannya, yaitu kira- kira 15%
dari berat tubuh dan luas kulit orang dewasa 1,5 m. Kulit sangat kompleks, elastis
dan sensitif, serta sangat bervariasi pada keadaan iklim, umur, jenis kelamin, ras,
dan juga bergantung pada lokasi tubuh serta memiliki variasi mengenai lembut,
tipis, dan tebalnya. Rata-rata tebal kulit 1-2m. Paling tebal (6 mm) terdapat di
telapak tangan dan kaki dan paling tipis (0,5 mm) terdapat di penis. Kulit
merupakan organ yang vital dan esensial serta merupakan cermin kesehatan dan
kehidupan (Djuanda, 2007).
Kulit terdiri dari tiga lapisan utama yaitu lapisan epidermis, dermis dan
subkutan. Juga kulit mempunyai fungsi bermacam-macam untuk menyesuaikan
dengan lingkungan, salah satu dari berbagai fungsi utama kulit adalah
pembentukan pigemen atau yang disebut dengan melanosit hingga menghasilkan
melanin. Sel pembentuk pigmen (melanosit) terletak di lapisan basal dan sel ini
berasal dari rigi saraf. Melanin sendiri merupakan pigmen yang memberi warna
pada kulit, rambut, dan warna mata manusia. Orang berkulit gelap memiliki lebih
banyak melanin di kulit mereka daripada orang berkulit terang. Ini memberi
perlindungan lagi kerusakan kulit dari sinar matahari, dan melanosit
meningkatkan produksi melanin mereka sebagai respons terhadap paparan sinar
matahari. Bintik-bintik, yang terjadi pada orang-orang dari semua ras, adalah area
konsentrat produksi melanin yang kecil dan terkonsentrasi.
Kulit juga merupakan poin utama dari kecantikan seseorang. Warna kulit
yang tidak merata, noda flek hitam akibat efek dari tekanan atau kerusakan pada
lapisan kulit seperti bekas operasi, terluka, terjatuh, terkena sengatan serangga
yang kemudian menimbulkan bekas-bekas garukan akibat oleh respon gatal dari
dalam tubuh, terkena paparan terik sinar matahari, dan juga dari keturunan,
1
membuat sebagian orang terutama wanita merasa minder. Sepanjang jaman,
kecantikan berdasarkan dengan standar idealisme masyarakat umum tetaplah
tinggi, terutama pada era moderen yang kini mayoritasnya bergantung akan
kebutuhan sosial media, menyebabkan kecantikan menjadi poin utama
meningkatkan kepercayaan diri wanita maupun pria. Pemahaman sebagian
masyarakat menganggap cantik itu putih, berkulit sehat tanpa flek hitam bekas
luka serta sehat. Hingga menekan pemikiran banyak orang terutama wanita untuk
melakukan berbagai upaya mendapatkan sebuah kecantikan tersebut, agar mereka
mendapatkan pengakuan dari berbagai kalangan.
Di wilayah Asia termasuk Indonesia cukup tinggi sebagai pemakai
kosmetik yang mengandung zat pencerah kulit, ini dikarenakan sebagian kulit
orang Indonesia memiliki kulit warna coklat atau sawo matang. Khususnya wanita
menganggap bahwa kulit terang tanpa bercak-bercak hitam ialah kulit yang cantik.
Hal ini membuat orang berupaya untuk membuat warna kulit mereka kembali
seperti sedia kala, atau mereka ingin menaikkan tingkat warna kulit mereka.
Sebagian besar masyarakat Indonesia ingin memiliki kulit yang lebih putih
dengan menggunakan berbagai macam pemutih kulit baik topikal maupun
sistemik.
Ditinjau dari aspek kosmetik, lesi hiperpigmentasi merupakan kondisi
yang tersering dikeluhkan. Reaksi inflamasi penyerta juga sering ditemukan
akibat pemakaian berbagai bahan peeling kimiawi, terapi laser, dan berbagai obat
topikal.
Kosmetik sendiri dari kata kosmetikos (Yunani) yang berarti
ketrampilan menghias, mengatur. Definisi kosmetik dalam Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 445/MenKes/Permenkes/1998 adalah sediaan atau paduan
bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan (epidermidis, rambut,
kuku, bibir, dan organ kelamin bagian luar), gigi, dan rongga mulut untuk
membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya
tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan
untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit.
Salah satu bahan pencerah kulit di dalam kosmetik adalah asam askorbat
yang merupakan sumber vitamin C. Asam askorbat berfungsi sebagai antioksidan
2
alami. Antioksidan adalah zat penghambat reaksi oksidasi akibat radikal bebas
yang dapat menyebabkan kerusakan asam lemak tak jenuh, membran dinding sel,
pembuluh darah, basa DNA, dan jaringan lipid sehingga menimbulkan penyakit
(Widaystuti)
Radikal bebas dalam tubuh dapat berasal dari dalam (endogen) atau dari
luar tubuh (eksogen). Secara endogen, radikal bebas dapat berasal dari makanan
sumber lipid yang dapat membentuk peroksidasi lipid di dalam tubuh. Selain itu,
radikal endogen juga bisa disebabkan oleh kondisi stress, sakit dan olah raga yang
berlebihan. Secara eksogen, radikal bebas bersumber dari polutan, sinar X, asap
rokok, radiasi dan lain-lain. (Suwandi, 2012)
Jika senyawa radikal bebas terdapat berlebih dalam tubuh, maka tubuh
tidak akan mampu mengatasinya sehingga tubuh memerlukan pasokan
antioksidan dari luar (eksogen) untuk menetralkan radikal yang terbentuk. Untuk
mencegah terjadinya efek buruk dari radikal bebas diperlukan antioksidan. (AG,
2008)
Antioksidan menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi kekurangan
elektron yang dimiliki radikal bebas dan menghambat terjadinya reaksi berantai
dari pembentukan radikal bebas. Radikal bebas merupakan salah satu dari banyak
proses yang dapat menimbulkan cedera dan kematian sel. (Ilham Kuncahyo,
2007)
Vitamin C atau asam askorbat mempunyai sifat mudah teroksidasi
sehingga dapat berperan sebagai antioksidan atau reduktor pada sintesis melanin
yang banyak membutuhkan oksigen dan dapat mengubah bentuk melanin oksidasi
yang berwarna gelap menjadi melanin tereduksi yang berwarna agak pucat.
Vitamin C juga dapat menghambat perubahan DOPA menjadi DOPA kuinon
sehingga menghambat pembentukan melanin.
Selain asam askorbat, senyawa saponin bisa berfungsi meregrenasi sel-sel
kulit mati.
Saponin merupakan senyawa dalam bentuk glikosida yang tersebar luas
pada tumbuhan tingkat tinggi. Saponin membentuk larutan kolodal dalam air dan
membentuk busa yang mantap jika dikocok dan tidak hilang dengan penambahan
asam (Harbrone, 1996). Saponin merupakan golongan senyawa alam yang rumit,
3
yang mempunyai massa dan molekul besar, dengan kegunaan luas. (Burger
et.al,1998)
Tanpa disadari ada banyak disekitar kita tanaman yang mengandung asam
askorbat diantaranya Mengkudu (Morinda citrifolia.) Mengkudu merupakan
tanaman yang memiliki khas buah ketika masih muda berwarna hijau mengkilap
dan memiliki totol-totol, dan ketika sudah tua berwarna putih dengan bintik-bintik
hitam. Daging buah mengkudu banyak mengandung air yang aromanya seperti
keju busuk. Bau itu timbul karena percampuran antar asam kaprik dan asam
kaproat (senyawaan lipid atau lemak yang gugusan molekulnya mudah menguap,
menjadi bersifat seperti minyak atsiri) yang berbau tengik dan asam kaprilat yang
rasanya tidak enak. Diduga kedua senyawa ini bersifat aktif sebagai antibiotik.
Dan masih banyak sekali khasiat, terlebih ada banyaknya fakta empiris
dan bukti penelitian ilmiah yang menyatakan buah mengkudu berpotensi untuk
mengobati beberapa penyakit degeneratif seperti kanker, tumor, dan diabetes
karena mengandung gizi lengkap yang dibutuhkan oleh tubuh.
Hendri Toni dalam bukunya, Mengkudu; Khasiat dan Peluang
Usahany, (2003) ia menjelaskan tentang hasil penelitian tentang tanaman
mengkudu. Dalam bukunya tersebut ia memaparkan sebuah data dari Dr. Ralp
Heinicke yang mendata ada 7 (tujuh) zat berkhasiat yang terdapat dalam buah
mengkudu, yaitu:
a. Antraquinon, yang memiliki sifat anti-bakteri.
b. Asam askorbat, yaitu sumber vitamin C yang luar biasa dalam
konsentrasi tinggi dan berfungsi sebagai anti-oksidan.
c. Scopletin, bermanfaat memperlebar saluran pembuluh darah yang
mengalami penyempitan dan sekaligus memperlancar peredaran
darah.
d. Damnachantal, zat yang dikenal sebagi senyawa antikanker yang
bermanfaat mencegah perkembangan sel-sel kanker dalam darah.
e. Xeronine, mampu mengaktifkan enzim-enzim dan mengatur fungsi
protein di dalam sel, sehingga mencegah protein-protein bersifat
abnormal.
4
f. Proxeronine, sebagai zat pembentuk xeronine yang diserap sel-sel
tubuh untuk mengaktifkan protein-protein yang aktif struktur serta
bentuk sel-sel aktif.
g. Serotonine, yang dikenal sebagai zat yang mampu mengatasi stress,
depresi, memperbaiki metabolism, migraine, menenangkan perasaan
dan menghilangkan ketergantungan akan obat-obatan.
5
c. Konsep produk sediaan krim cukup efesien dan mudah cara
pengaplikasiannya hingga meningkatkan selera konsumen.
6
II. Gambaran Umum Rencana Usaha
2.1 Rencana Usaha
Rencana usaha ini awalnya memiliki tujuan yang baik untuk masa depan
kami. Tujuannya selain ingin mendapat keuntungan dan tambahan uang saku,
usaha ini diharapkan dapat meningkatkan pemikiran masyarakat tentang manfaat
luar biasa buah mengkudu bagi kesehatan dan kecerahan kulit sehingga
meningkatkan kepercayaan diri. Karena masyarakat, terutama wanita memiliki
ketertarikan tinggi akan suatu inovasi produk kosmetik.
a. Product (Produk)
Produk ini merupakan pengembangan dari pengolahan buah
mengkudu sebagai bahan zat aktif alami. Keunggulan yang dimiliki
produk ini adalah mengangkat keunggulan buah mengkudu sebagai
antioksidan dan regenerasi kulit serta mudah dalam pengaplikasiannya
tanpa terganggu oleh aroma yang menyengat dari buah mengkudu.
b. Price (Harga)
Krim Anti Melanin Morinda ini dijual dengan harga Rp 20.000 per
kemasan . Penentuan harga Rp 20.000 per kemasan dengan pertimbangan
bahwa sasaran utama produk krim adalah mahasiswa dan masyarakat
kalangan menengah ke bawah, sehingga harga jual yang tidak terlalu
tinggi akan membantu memperlancar proses
penjualan. Harga tersebut juga ditentukan berdasarkan perhitungan dengan
biaya produksi Krim Anti Melanin Morinda, sehingga telah
diperhitungkan besarnya nilai keuntungan yang akan diperoleh.
7
d. Promotion (Promosi)
Secara umum, dalam memasarkan produk yang baru, maka sektor
promosi merupakan hal yang sangat penting untuk kami perhatikan. Hal-
hal yang dapat dilakukan untuk mempromosikan produk kami yaitu:
1. Penyebaran Informasi secara langsung.
2. Penyebaran informasi secara langsung dilakukan oleh kelompok
Krim Anti Melanin Morinda dengan cara promosi dari mulut ke
mulut. Cara promosi demikian dimulai pada teman-teman kami.
Dengan begitu, diharapkan dapat memberi kejelasan produk yang
lebih efektif dan setelah itu, diharapkan konsumen akan dapat
menyebarkan keunggulan produk kami kepada lebih banyak
orang.
3. Pemberian Informasi secara tidak langsung.
4. Pemberian informasi secara tidak langsung dilakukan dalam
beberapa bentuk kegiatan, diantaranya penyebaran brosur dan
leaflet, penempelan poster, pemasangan spanduk. Yang akan
menggambarkan keunggulan produk kami dalam media promosi
tersebut yang secara otomatis juga akan menyertakan nomor
telepon untuk memudahkan konsumen yang akan meminta
pesanan.
5. Melalui sarana teknologi dan informasi.
6. Semakin berkembangnya teknologi, fasilitas internet semakin
mudah didapatkan. Jadi sudah hal yang lumrah jika
memanfaatkan internet sebagia media promosi. Promosi dapat
dilakukan melalui jejaring sosial seperti facebook, twitter,
Instagram dan media sosial lainnya. Selain itu promosi juga dapat
dilakukan melalui blog.
e. People (Orang)
Krim Anti Melanin Morinda dibuat dan dipasarkan oleh 4 orang yang
semuanya merupakan anggota dari pembuatan PKM Kewirausahaan ini.
8
Konsumen sebagai pembeli berinteraksi dengan pembuat dan pemasar
Krim Anti Melanin Morinda sehingga menciptakan kondisi jual beli.
Krim Anti Melanin Morinda menggunakan sumber daya manusia
untuk membuat dan memasarkan produknya. Tanpa adanya manusia,
Produk Krim Anti Melanin Morinda tidak akan bisa dibuat dan
dipasarkan.
g. Process (Proses)
Proses pembuatan Krim Anti Melanin Morinda menggunakan sumber
daya manusia untuk membuat dan memasarkan produknya. Tanpa adanya
manusia, Produk Krim Anti Melanin Morinda tidak akan bisa dibuat dan
dipasarkan. Pemilihan sediaan krim merupakan kemasan yang ekonomis
dan dapat dikatakan menarik bagi konsumen karena kemudahan dalam
pengaplikasiannya pada kulit. Pemilihan sediaan krim juga berdasarkan
alasan bahwa pada umumnya barang kosmetik sebagian menggunakan
wadah tertutup rapih hingga efisien dalam penggunaan.
2.2 Produksi
Tahap pelaksanaan dari kegiatan Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) ini
adalah sebagai berikut:
a. Proses produksi
Proses produksi merupakan kegiatan inti dari aktivitas wirausaha,
kegiatan produksi memiliki beberapa tahapan, tahapapn tersebut meliputi
persiapan bahan baku, kegiatan pengolahan dan pembuatan produk,
pengemasan, dan juga pemasaran kepada konsumen.
9
b. Salah satu kegiatan produksi adalah pemasaran.
Pemasaran merupakan kegiatan yang sangat penting karena dengan
pemasaran, produk yang dihasilkan dapat dipasarkan kepada konsumen.
Pemasaran dapat dikatakan berhasil ketika terdapat suatu strategi pemasaran
yang efektif dan menarik konsumen, misalnya melalui mekanisme
penentuan segmentasi pasar dan pemasaran melalui media-media sosial
yang atraktif dan dapat menarik konsumen. Pemasaran juga harus
memperhatikan segmentasi konsumen dan segmentasi lokasi pemasaran,
kegiatan promosi dan kegiatan perluasan usaha atau pangsa pasar.
c. Promosi
Promosi dilaksanakan dengan tujuan untuk mengenalkan produk
kepada konsumen. Hal ini dilakukan dengan membuat brosur-brosur yang
di design dengan sedemikian rupa dan berisi informasi tentang gambaran
produk, penawaran barang dan harga, cara pemesanan, diskon yang
diberikan kepada pelanggan serta mengenai penjualan produk.
Sasaran brosur ini adalah tempat-tempat umum yang potensial untuk
dikunjungi banyak orang, seperti kampus, pasar, dan pada tempat-tempat
strategis lainnya.
10
III. Metode Penelitian
3.1 Pembuatan Krim Anti Melanin Morinda
Pelaksanaan program usaha Krim Anti Melanin MORINDA ini terdiri dari
dua proses pengolahan yaitu persiapan alat dan bahan, pengekstrakkan buah
mengkudu dan pembuatan krim dari ekstrak buah mengkudu.
a. Persiapan Alat dan Bahan
ALAT BAHAN
Botol kaca Buah Mengkudu
Blender Etanol 95%
Pisau Asam Stearat
Nampan Setil Alkohol
Saringan Trietanilamin
Mesin maserasi Paraffin Cair
Minyak Zaitun
Gliserin
Metil Paraben
Propil Paraben
Aqua
11
Setelah itu dilanjutkan penyaringan untuk memisahkan
maserat dari ampas.
Maserat yang dihasilkan kemudian diuapkan pelarutnya
sehingga diperoleh ekstrak kental etanol.
3. Pembuatan krim ekstrak buah mengkudu
Pembuatan krim dari ekstrak buah mengkudu sebagai anti
melanin yaitu dengan cara sebagai berikut:
Pembuatan krim ekstrak buah mengkudu dengan tiga
konsentrasi ekstrak yang berbeda.
Fase minyak, asam, stearat, setil alkohol, paraffin cair, metil
paraben, dilelehkan di atas waterbath.
Fase air, trietanolamin, dan gliserin ditambahkan ke dalam
campuran tersebut. kemudian diaduk hingga merata.
Lalu 2/3 bagian aquadest dimasukkan ke dalam campuran
tersebut dan diaduk sampai terbentuk massa krim.
Ekstrak mengkudu ditambahkan ke dalam campuran tersebut
sambil diaduk. Lalu dimasukkan dalam tube.
12
3.2 Biaya dan Rencana Kegiatan
a. Anggaran Biaya
Adapun rancangan biaya yang dibutuhkan dalam kegiatan PKM
farmasi ini disajikan pada tabel dibawah ini:
13
b. Rencana Kegiatan
No KEGIATAN BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4
1 RISET PASAR
2 PEMBEMLIAN
ALAT
3 PEMBELIAAN
BAHAN
4 PEMBUATAN
KEMASAN
5 PRODUKSI
SEDIAAN
6 PROMOSI &
PEMASARAN
7 EVALUASI
8 PEMBUATAN
LAPORAN
9 PENYERAHAN
LAPORAN
14
DAFTAR PUSTAKA
Wang, M.Y., B.J. Brest, C.J. Jensen, D. Nowicki, C. Su, A.K. Palu, and G. Andersen. 2002.
Morinda citrifolia (noni): A literature review and recent advances in noni research. Acta
Pharmacol. Sin. 23(12): 1.1271.141.
Antara, N.T., H.G. Pohan, dan Subagja. 2001. Pengaruh tingkat kematangan dan proses
terhadap karakteristik sari buah mengkudu. Warta IHP/J. of Agro-Based Industry 18(1 2):
2531.
Kang S, Jobe JA. Disturbances of melanin pigmentation. In: Moschella SL, Hurley HJ,
editors. Dermatology (Third Edition). Philadelphia: W.B Saunders Co, 1992; p.1442-71.
Geneser F. Buku Teks Histologi (Edisi Kedua). Jakarta: Binarupa Aksara, 1994; p.70-5.
Bloom W, Fawcett DW. Buku Ajar Histologi (Edisi Keduapuluhsatu). Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC, 1994; p.536-46.
Djuanda A. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin (Edisi Keempat). Jakarta: Penerbit Balai
Penerbitan Buku FKUI, 2006; p.1, 289-92.
Djuanda Adhi., 2007., Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Edisi kelima.Balai
Penerbit FKUI. Jakarta
Hendri Toni, 2003, Mengkudu; Khasiat dan Peluang Usahanya, Semarang, CV.
Aneka Ilmu.
https://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=4340
15
LAMPIRAN 1. BIODATA KETUA, ANGGOTA DAN DOSEN PENDAMPING
2. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA Sederajat
Nama Institusi SD.AYAH SMP. SMA.
BUNDA DARUNNAJAH DARUNNAJAH
Jurusan - - IPA
Tahun Lulus 2009 2012 2015
16
B. Biodata Anggota Peneliti I
1. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Wina Mardiana
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Farmasi
4 NPM 1543050044
5 Tempat dan Tanggal Lahir Purwakarta, 14 September 1996
6 E-mail Wina340@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 0818200595
2. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN I Cimahi SMPN SMK Kesehatan
3Purwakarta Efarina Purwakarta
Jurusan - - Farmasi
Tahun Lulus 2009 2012 2015
17
3 Program Studi S1 Farmasi
4 NIM 1643057156
5 Tempat dan Tanggal Lahir Teluk waru 26 - 03 1993
6 E-mail Assegafs4id@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 085251555561
2. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN 007 SMPN 1 Long SMAN 6
Teluk Waru Ikis Balikpapan
Jurusan IPA
Tahun Lulus 2006 2009 2012
18
7 Nomor Telepon/HP 081368600627
2. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA Sederajat
Nama Institusi SDN 73 Bengkulu SMPN 14 SMAN 10
Bengkulu Bengkulu
Jurusan - - IPSf
Tahun Lulus 2007 2010 2013
2. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA Sederajat
19
Nama Institusi SDN 05 SMPN 99 Jakarta SMK Farmasi
Pulogadung DITKESAD
Jurusan - - Farmasi
Tahun Lulus 2006 2009 2012
2. Riwayat Pendidikan
SMA S-1 S-2
Nama Institusi Universitas 17 Agustus Universitas
1945 Jakarta Pancasila
Jurusan Farmasi Farmasi
Tahun Lulus 2012 2015
20
No Nama Pertemuan Ilmiah Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
/ Seminar
1. IAI Profil Pengobatan DM 6-8 September 2017
Tipe II pada Pasien JKN di Indonesia Convention
RSUD Tarakan Jakarta Exhibition (JCE) BSD
City Tangerang
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreativitas Mahasiswa
Penelitian .
Jakarta, 25 November
2017
Pembimbing,
21
LAMPIRAN 2. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
22
LAMPIRAN 3. Surat Pernyataan Ketua Kegiatan
23
(Drs. Stefanus Lukas, M.Kes., Apt) (Anie Lailyta Qodri)
NIDN. 0018025502 NIM. 1543050054
24