Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mahasiswa teknik atau calon engineering merupakan cikal bakal masa depan
perindustrian. Mereka setidaknya bukan hanya mampu dlam memahami hal hal
yang berkaitan dengan permasalahan sains, namun mereka harus mampu
mengaplikasikan dalam praktisi, salah satu nya manufakturing Oleh karenanya
melakukan praktikum proses manufaktur harus dipelajari dan di terapkan demi
mengoptimalkan landasan dasar dari seorang enginer.
Mesin frais atau milling merupakan salah satu mesin perkakas yang mampu
digunakan secara detail dan akurat untuk menghasilkan satu atau lebih pengerjaan
permukaan benda dengan menggunakan satu atau lebih alat potong. Benda kerja
ditahan atau di jepit dengan aman pada meja benda kerja dari mesin atau dalam
sebuah alat pemegang khusus yang dijepit atau dipasang pada meja mesin.
Selanjutnya benda kerja akan beroperasi dengan pemotong yang bergerak maju
mundur. Mesin frais merupakan mesin potong yang dapat digunakan untuk
berbagai macam operasi seperti pengoperasian benda datar dan permukaan yang
memiliki bentuk yang tidak beraturan, roda gigi dan kepala baut, boring, reaming.
Pembuatan laporan, dilakukan dengan maksud dan tujuan sebagai catatan
maupun jurnal secara tertulis dari praktikum yang telah dilakukan. Serta untuk
memaksimalkan tingkat penguasaan mahasiswa terhadap materi yang telah
diberikan.
Hasil Laporan ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman penulis di
dalam praktek maupun teori pembubutan sehingga kelak dapat menunjang
keterampilan dan kemampuan penulis di dalam dunia teknik pemesinan.

1.2 Rumusan Masalah


Berikut merupakan rumusan masalah yang harus diketahui pada Mesin
Frais Konvensional :
1. Bagaimana cara mengoperasikan mesin frais?
2. Jenis-Jenis Mesin Frais?
3. Apa saja bagian mesin ffrais dan fungsinya?
4. Produk apa saja yang dapat dihasilkan dari mesin frais?
5. Metode apa saja yang ada pada mesin frais?

1
1.3 Tujuan Praktikum
Beberapa tujuan dari penulisan laporan yaitu :
1. Setiap mahasiswa teknik dapat mengoperasikan mesin frais.
2. Mahasiswa teknik dapat mengetahui definisi dan jenis-jenis Frais
(milling).
3. Mahasiswa teknik dapat mengetahui komponen-komponen mesin frais
serta fungsinya.
4. Mahasiswa teknik dapat mengetahui benda kerja apa saja yang dihasilkan
dari mesin frais.
5. Mahasiswa teknik dapat mengetahui rumus untuk menentukan jumlah
gerigi yang dapat dibuat pada benda kerja.

1.4 Sistematika Penulisan


BAB I PENDAHULUAN
Pada bagian bab ini penulis akan menjelaskan latar belakang, rumusan
masalah,tujuan praktikum, sistematika penulisan.
BAB II TINJUAN PUSTAKA
Pada bagian bab ini penulis menjelaskan mengenai sejarah Frais Konvensional,
pengertian Frais Konvensional, jenis-jenis mesin Frais Konvensional, Prinsip
Kerja dan system Persumbuan Mesin Frais Konvensional,, bagian-bagian mesin
Frais Konvensional, Jenis Pahat Mesin Frais Konvensional, Metode Perhitungan
Plat indeks Mesin Frais Konvensional, prosedur kalibrasi mesin Frais
Konvensional, produk Frais Konvensional.
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM
Pada bagian bab ini penulis akan menjelaskan mengenai diagram alir praktikum,
alat dan bahan yang digunakan, prosedur praktikum.
BAB IV PEMBAHASAN
Pada bagian ini penulis menjelaskan mengenai hasil benda kerja yang dibuat,
gambar benda kerja, Tahapan penyayatan Benda Kerja, perhitungan benda kerja
,pembahasan dan evaluasi praktikum.
BAB V PENUTUP
Pada bagian bab ini merupakan bab terakhir penulis memberikan kesimpulan dan
saran. Selain itu juga di akhir laporan terdapat daftar pustaka dan lampiran.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Mesin Frais Konvensional


Awal mula Mesin Milling (Frais) ditemukan oleh Eli Whitney sekitar tahun
1818. Mesin Milling ini melakukan operasi produksi suku cadang duplikat yang
pertama dengan pengendali secara mekanik, dengan arah dan gerakan
pemotongan dari perkakas mata potong jamak yang berputar. Mesin Milling
melemparkan logam (beram) ketika benda kerja dimakankan terhadap suatu alat
potong (cutter) yang berputar. Alat potong/cutter pada mesin Milling memiliki
satu deretan mata potong pada kelilingnya yang masing-masing berlaku sebagai
pemotong tersendiri pada tiap siklus putaran. Benda kerja dipegang pada meja
yang mengendalikannya, antaranya terdapat pemotong mesin milling tersebut.
Di antara sekian mesin perkakas Mesin Milling merupakan mesin yang paling
mampu melakukan banyak tugas. Pada permukaan yang datar maupun berlekuk
dapat dimesin dengan penyelesaian dan ketelitian yang baik. Pemotong sudut,
celah, roda gigi, dan ceruk dapat dapat digunakan dengan menggunakan berbagai
pemotong. Pahat gurdi, peluas lubang, dan bor dapat dipegang dalam soket arbor
dengan melepaskan pemotong dan arbor. Karena semua gerakan meja mempunyai
penyetelan mikrometer, maka lubang dan pemotongan yang lain dapat diberi jarak
secara cepat.Operasi pada umumnya dilakukan oleh ketam, gurdi, mesin
pemotong roda gigi, dan mesin peluas lubang dapat dilakukan pada mesin milling.
Mesin ini membuat penyelesaian dan lubang yang lebih baik sampai pada batas
ketelitian dengan jauh lebih baik daripada mesin sekrap. Pemotong berat dapat
diambil tanpa banyak merugikan pada penyelesaian atau ketepatannya.
Milling (Frais) adalah proses menghilangkan/pengambilan fatal-fatal dari
bahan atau benda kerja dengan pertolongan dari alat potong yang berputar dan
mempunyai sisi potong, kecuali pahat potong yang bersisi tunggal yang juga
digunakan. Jadi Mesin Milling adalah mesin perkakas untuk mengerjakan atau
menyelesaikan suatu benda kerja dengan mempergunakan pisau Milling (cutter)
sebagai pahat penyayat yang berputar pada sumbu mesin. Mesin Milling termasuk
mesin perkakas yang mempunyai gerak utama yang berputar, Pisau Frais dipasang
pada sumbu/arbormesin yang didukung dengan alat pendukung arbor, jika arbor
mesin berputar melalui suatu putaran motor listrik maka pisau Frais akan ikut
berputar, arbor mesin dapat ikut berputar kekanan dan kekiri sedangkan
banyaknya putaran dapat diatur sesuai kebutuhan.

2.2 Pengertian Mesin Frais Konvensional

Pengertian Mesin frais (milling machine) adalah mesin perkakas yang dalam
proses kerja pemotongannya dengan menyayat atau memakan benda kerja
menggunakan alat potong bermata banyak yang berputar (multipoint cutter). Pisau
frais dipasang pada sumbu atau arbor mesin yang didukung dengan alat

3
pendukung arbor. Pisau tersebut akan terus berputar apabila arbor mesin diputar
oleh motor listrik, agar sesuai dengan kebutuhan, gerakan dan banyaknya putaran
arbor dapat diatur oleh operator mesin frais.

2.3 Jenis-jenis Mesin Frais

1. Mesin Frais Vertikal

Gambar 2.1 Mesin Frais Vertikal

2. Mesin Frais Horizontal

Gambar 2.2 Mesin Frais Horizontal

4
3. Mesin Frais Universal

Gambar 2.3 Mesin Frais Universal

2.4 Prinsip Kerja dan Sistem Persumbuan pada


Mesin Frais
Prinsip kerja mesin frais ialah gerak pemotongan dikerjakan oleh pahat
yang berasal dari putaran spindel dan gerak pemakanan dilakukan oleh benda
kerja yang berasal dari pergerakan meja kerja secara translasi sebagai
pembawa benda kerja.
Pada mesin Miling, sistem persumbuan yang digunakan terdiri dari tiga
sumbu (Axis), yaitu sumbu X, sumbu Y, dan sumbu Z. Sumbu X merupakan
sumbu yang memanjang dari hadapan depan mesin. Sumbu Y, adaah sumbu
dimana arahnya melintang sesuai dengan arahpandangan kita pada saat berdiri
menghadap ke mesin. Adapun sumbu Z adalah sumbu tegak dari mesin, yaitu
sumbu di mana perkakas potong terpasang. Kedudukan satu sumbu terhadap
sumbu yang lain saling tegak lurus. Dalam operasinya dikenal dua arah
pergerakan, yaitu arah negatif dan arah positif. Untuk sumbu X arah positif
terjadi bila gerakan pahat menuju arah kanan,sedangkan arah negatif adalah
arah gerakan pahat menuju kiri. Untuk sumbu Y gerakan positif seandainya
pahat bergerak mendekati kita, dan negative jika pahat bergerak menjauhi kita.
Untuk sumbu Z, arah positif adalah arah dimana gerakan pahat menuju ke
atas, sedangkan arah negatif adalah arah gerakan pahat ke bawah. Untuk lebih
detailnya dapat kita perhatikan pada gambar berikut. Gambar 1. Sistim
Sumbu Pada Mesin Frais Gambaran nyata dalam sebuah mesin dapat dilihat
pada gambar berikut.

5
Gambar 2.4 Persumbuan Mesin Frais

2.5 Bagian bagian Mesin Frais Konvensional

1. Motor Utama
Motor Utama merupakan motor penggerak dari spindel mesin (rumah alat
potong) untuk memutar pisau. Motor ini adalah motor jenis arus searah (DC)
dengan kecepatan yang variabel, identifikasi dari motor adalah: - Jenjang putaran
600-4000 putaran permenit - Tenaga masukan in-put 500 watt - Tenaga
pengeluaran out-put 300 watt 2

Gambar 2.5 Motor Utama


2. Eretan (Support).
Eretan adalah gerak persumbuhan jalannya mesin. Pada jenis mesin 3 axis
ini, rumah alat potong dapat bekerja pada posisi vertikal dan posisi horisontal
yang masing-masing mempunyai area kerja gerakan sebagai berikut: Posisi rumah
alat potong vertikal adalah : " Eretan memanjang sumbu X 0 - 199,99 mm "
Eretan melintang sumbu Y 0 - 99, 99 mm " Eretan tegak sumbu Z 0 - 199, 99 mm
Posisi rumah alat potong horisontal adalah: " eretan melintang sumbu X 0 - 99,99
mm " eretan memanjang sumbu Y 0 - 199,99 mm " eretan tegak sumbu Z 0 -
199,99 mm

Gambar 2.6 Eretan

6
3. Step motor
Step motor adalah motor penggerak eretan untuk masing-masing
persumbuan yaitu sumbu: X, Y, dan Z. Jenis dan ukuran masing-masing step
motor baik untuk eretan pada sumbu X, Y, maupun Z adalah sama. 3 Indentifikasi
dari step motor adalah: " Jumlah 1 putaran 72 langkah. " Momen putar sebesar:
0.5 Nm. " Kecepatan gerakan: - Gerakan cepat maksimum 700 mm/menit. -
Gerakan pengoperasian manual 5 - 400 mm/menit. - Gerakan pengoperasian CNC
terprogram 2 - 499 mm/menit.

Gambar 2.7 Step motor


4. Rumah alat potong (milling taper spindle).
Rumah alat potong pada mesin milling digunakan untuk menjepit alat
potong (tool holder) pada waktu proses penyayatan benda kerja. Adapun sumber
putaran dihasilkan dari putaran motor utama yang mempunyai kecepatan putar
antara 300 - 2000 put/menit. Pada mesin milling CNC TU-3A hanya
memungkinkan menjepit satu alat karena data alat potong dapat tersimpan dalam
memori mesin. Sedangkan proses penggantian alat potong dilakukan secara
manual.

5. Penjepit alat potong (Tool Holder).


Penjepit alat potong yang digunakan pada mesin milling adalah jenis
penjepit manual, dimana penjepit dioperasikan secara manual. Fungsi penjepit
digunakan untuk menjepit pisau pada waktu penyayatan benda kerja, bentuk
penjepit ini biasanya sesuai dengan bentuk rumah alat potong (milling taper
spindle). Lihat gambar 1. Untuk menjepit pisau yang berbentuk batang silindris
memerlukan alat bantu yang dinamakan cekam collet. Cara pencekaman pisau
pada collet:
a. Masukkan collet pada tutup/rumah penjepit alat potong (tool holder),
aturlah sedemikian rupa sehingga alur collet dapat masuk pada alur rumah
penjepit.
b. Putar pelan-pelan rumah/tutup pada tangkai penjepit dengan cekam
colletnya.
c. Masukkan pisau ke dalam cekam collet, kemudian kencangkan
rumah/tutup dengan batang pen lainnya.

7
d. Setelah pisau terpasang dengan baik pada penjepit masukkan penjepit
pada rumah alat potong dan mesin siap untuk dioperasikan.
6. Ragum
Ragum pada mesin milling dipergunakan untuk menjepit benda kerja pada
waktu proses penyayatan benda kerja berlangsung. Karena fungsinya sebagai
pemegang benda kerja, maka alat ini dapat diganti-ganti sesuai dengan kebutuhan
benda kerja yang akan dijepit. Biasanya pada ragum dilengkapi dengan stoper
yang dapat dipergunakan untuk batas pegangan benda kerja. Adapun cara kerja
ragum ini dengan manual.

Gambar 2.8 Ragum

7. Arbor
Arbor merupakan tempat kedudukan pisau frais. Arbor dipasang pada spindel
mesin, sehingga bila spindel berputar maka arbor akan ikut berputar pula. Pada mesin
frais mendatar, arbor memiliki bentuk batang bulat yang sepanjang badannya terdapat
alur pasak.

Gambar 2.9 Arbor


Arbor jenis ini dilengkapi dengan beberapa cincin (spacer) yang berfungsi
untuk menjepit pisau frais (cutting tool) sehingga pisau frais tidak bergeser dari
kedudukannya. Di dalam pemakaiannya arbor ini ditopang oleh penopang arbor.

8. Lengan (Over Arm)


Lengan pada mesin frais mendatar memiliki fungsi sebagai penyokong
arbor. Lenga ini ditempatkan pada bagian atas dari kolom atau badan mesin.
Bagian bawah lengan ini memiliki alur berbentuk ekor burung (dove tail) yang
sesuai dengan bentuk alur ekor burung pada kolom mesin dan penopang arbor
(arbor bracket).

8
Gambar 2.10 Arbor yang didukung lengan dan penopang arbor

Dengan demikian lengan mesin frais ini dapat digeserkan kedudukannya


pada kolom mesin dengan cara mengendorkan baut-baut pengikatnya.

9. Meja (Table)
Meja mesin frais merupakan tempat di mana benda kerja akan difrais.
Penempatan benda kerja pada meja dilakukan dengan menggunakan peralatan
penjepit atau penegang benda kerja seperti, ragum, klem, kepala pembagi dan
kepala lepas

Dilihat dari konstruksinya, meja mesin frais mempunyai bentuk persegi


panjang dengan alur-alur T pada bagian permukaannya akur-alur T ini merupakan
tempat kedudukan baut-baut yang digunakan untuk mengikat ragum, klem, kepala
pembagi atau kepala lepas.

Gambar 2.11 Meja Mesin Frais

Meja dapat digerakkan secara memanjang dengan cara memutarkan roda


tangan yang terdapat pada ujung-ujung meja. Meja mesin frais juga dapat digerakkan
secara melintang dengan cara mrmutarkan roda tangan atau engkol yang terdapat pada

9
lutut. Selain dapat digerakkan secara mendatar dalam arah memanjang ataupun
melintang, meja ini dapat juga digerakkan secara vertikal naik atau turun dengan
menutarkan engkol yang biasanya juga terdapat pada lutut. Untuk menggerakkan meja
mesin frais ini dapat dilakukan secara manual ataupun secara otomatis.
Pada mesin frais universal, mejanya dapat diputar dengan sudut tertentu, sehingga
dapat dipakai untuk mengefrais roda gigi miring atau roda gigi heliks.

10. Lutut (Knee)


Lutut atau knee merupakan tempat kedudukan sadel, di mana lutut ini
ditopang oleh kolom mesin dan batang pengangkat. Lutut dapat digerakkan secara
vertikal naik atau turun dengan cara memutarkan engkolnya. Karena meja
bertumpu pada sadel dan sadel bertumpu pada lutut, maka menggerakkan lutut
naik atau turun berarti menggerakkan meja secara vertikal untuk mendekati atau
menjauhi pisau frais yang terpasang pada arbor. Agar pada waktu melaksanakan
pengefraisan lutut berada dalam posisi yang kokoh, maka lutut dapat dikunci
terhadap kolom.

Gambar 2.12 Lutut , Alas , dan Meja Mesin Frais

Gambar 2.13 Mesin Frais


Keterangan Gambar :
A = Spindle Mesin : sebagai tempat berputar dan dicekamnya
alat potong.

10
B =
Arbor : sebagai penjepit cutter.
C =
Pisau Frais (cutter) : sebagai alat penyayat benda kerja.
D =
Ragum : sebagai tempat untuk menjepit benda kerja.
E =
Meja Mesin : sebagai tempat kedudukan ragum.
F =
Lampu : sebagai alat penerangan saat proses
berlangsung
G = Selang cairan coolant : sebagai tempat mengalirnya air pendingin
dari
penampung ke alat potong
H = Tuas Drill : tuas yang digunakan untuk menaikkan dan
menurunkan spindel ketika proses drilling.

Gambar 2.14 Mesin Frais

Keterangan Gambar:
I = Tuas Pengatur RPM : sebagai pengatur kecepatan
berputarnya alat
potong (RPM)
J = Eretan Melintang Sumbu Y : sebagai penggerak pahat maju-
mundur ).
K = Eretan Memanjang Sumbu X : sebagai penggerak meja mesin arah
horizontal
( kanan-kiri )
L = Eretan Tinggi Sumbu Z : untuk menggerakkan meja pada
arah naik-
turun.
M = Bak Penampung Collant : untuk menampung cairan
pendingin yang telah
selesai digunakan

11
Gambar 2.15 Mesin Frais

Keterangan Gambar:
O1 = Tombol ON Spindel : untuk menghidupkan putaran
spindel
O = Tombol OFF Spindel : untuk mematikan putaran spindle
P1 = Tombol ON Collant : untuk menghidupkan cairan
P2 = Tombol OFF Collant : untuk mematikan cairan pendingin
Q1 = Tombol ON Fedding : untuk menghidupkan fedding
otomatis
Q2 = Tombol OFF Fedding : untuk mematikan fedding otomatis
R = Tombol Emergency : untuk mematikan mesin secara
mendadak
ketika terjadi kesalahan
T = Lampu Indikator : untuk mengetahui hidup atau
matinya dari
tombol operasional

2.6 Jenis-Jenis Pahat Pada Mesin Frais Konvensional

1. Pisau frais aksial (axial)

Pisau frais aksial (rata) digunakan unrtuk memotong rata dan


sejajar dengan putaran arbor. Pisau frais rata atau plain milling cutter
merupakan pisau frais yang berbentuk silinder yang memiliki gigi-gigi
pemotong di bagian kelilingnya, tetapi di kedua sisinya tidak terdapat gigi
pemotong.
Pada dasarnya pisau frais ini digunakan unuk mengefrais rata
permukaan benda kerja yang sejajar dengan sumbu pisau. Pisau frais rata
ada yang memiliki gigi lurus ada juga yang bergigi heliks.

12
Bila ukuran lebar pisau kebih dari 3/4 inci maka biasanya pisau
memiliki gigi heliks. Pisau frasis dengan ukuran lebar kurang dari 3/4 inci
biasanya mempunyai gigi lurus. Jika pisau fraus rata ini memikiki ukuran
lebar yang lebih besar daripada ukuran diameternya, sering disebut sebagai
pisau frais slab (slab milling cutter). Pisau frais slab umumnya digunakan
untuk mengefrais rata benda kerja yang memiliki permukaan yang luas
dengan cepat. Pisau frais jenis ini dapat dioperasikan pada medin frais
mendatar maupun mesin frais universal.
Pisau frais rata dapat juga dibedakan menjadi pisau frais rata kerja
ringan dan pisau frais rata kerja berat

Gambar 2.16 Pahat Axial

2. Pisau frais radial

Pisau frais radial (memanjang) digunakan untuk mengefrais


permukaan menyudut terhadap putaran arbor. Pisau frais samping mirip
dengan pisau frais rata ,tetapi pada salah satu sisi atau kedua sisinya
terdapat gigi pemotong.
Pisau frais samping dapat dibedakan menjadi pisau samping dua sisi,
pisau samping gigi berselang-seling dan pisau samping satu sisi.

Gambar 2.17 Pahat Radial

3. Pisau frais profil

Pisau frais profil digunakan untuk membuat bentuk yang berjari-jari


(concave, convex, corner rounding).

13
Gambar 2.18 Pahat Profil

4. Pisau Frais Jari (Endmill Cutter)


Ukuran pisau jenis ini sangat bervariasi mulai ukuran kecil sampai
ukuran besar. Cutter ini biasanya dipakai untuk membuat alur pada bidang
datar atau pasak dan jenis pisau ini pada umumnya dipasang pada posisi
tegak (mesin frais vertikal), namun pada kondisi tertentu dapat juga
dipasang posisi horizontal yaitu langsung dipasang pada spindle mesin
frais.

Gambar 2.19 Pahat Jari

5. Pisau Frais Gergaji (Slitting Saw)


Pisau frais jenis ini digunakan untuk memotong atau membelah benda
kerja. Selain itu, juga dapat digunakan untuk membuat alur yang memiliki
ukuran lebar kecil.

Gambar 2.20 Pahat Gergaji

6. Pisau Frais Pengasaran (Heavy Duty Endmill Cutter)

14
Pisau jenis ini mempunyai satu ciri khas yang berbeda dengan cutter
yang lain. Pada sisinya berbentuk alur helik yang dapat digunakan untuk
menyayat benda kerja dari sisi potong cutter, sehingga cutter ini mampu
melakukan penyayatan yang cukup besar.

Gambar 2.21 Pahat Pengerasan


7. Pisau Frais Sudut
Pisau jenis ini digunakan untuk membuat alur berbentuk sudut yang
hasilnya sesuai dengan sudut pisau yang digunakan. Pisau jenis ini
memiliki sudut-sudut yang berbeda di antaranya: 30, 45, 50, 60, 70,
dan 80. Gambar 97a menunjukkan pisau satu sudut 60 (angle cutter),
Gambar 97b menunjukkan pisau dua sudut 45 x 45 (double angle cutter),
Gambar 97c menunjukkan pisau dua sudut 30 x 60 (double angle cutter).

Gambar 2.22 Pahat Sudut


8. Pisau Frais Muka (Face Milling Cutter)
Pisau frais ini digunakan untuk meratakan permukaan benda kerja, di
mana posisi bagian muka pisau bersama arbornya tegak lurus terhadap
bidang benda kerja yang difrais.

Gambar 2.23 Pisau frais muka

15
Pisau frais muka ada yang berbentuk pisau frais solid ada juga yang
berupa pisau frais dengan gigi pemotong sisipan. Pisau frais muka jenis
pisau solid biasanya terbuat dari material HSS, sedangkan pisau frais jenis
susipan, di mana gigi pemotong sisipannya biasanya terbuat dari material
karbida. Pisau frais dengan gigi pemotong dari karbida memiliki kecepatan
menyayat logam 2 - 5 kali lebih cepat dari pisau frais yang terbuat dari
material HSS.

2.7 Metode Perhitungan Plat Indeks

1. Metode Deferensial
Cara pembagian diferensial ini dilakukan bila pembagian dengan cara-
cara yang sudah dibicarakan tidak bias dilakukan, sehingga dengan cara ini
kita mampu mengerjakan pembagian. Pada cara ini, plat indeks tidak
dimatikan pada waktu memutar engkol pembagi. Plat indeks bergerak/
berputar, melalui roda gigi pengganti (koreksi). Gerakan tambahan ini akan
dipindahkan dari poros utama melalui roda gigi pengganti dan roda gigi
paying atau roda gigi heliks ke plat indeks. Posisi vertikal dan pembuatan
spiral (heliks) tidak dapat dilaksanakan dengan cara pembagian diferensial.
Metoda pembagian diferensial menggunakan angka pembagi yang dapat
dibagi dengan lubang-lubang yang ada pada indeksing plate. Menentukan
angka pembagi (T) ini tidak dapat lebih kecil dari 13 % dan tidak lebih besar
dari 17 % terhadap pembagian (T) yang dikehendaki.
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam cara pembagian diferensial
adalah sebagai berikut:

1. Menentukan angka pembagi (T').


2. Menghitung putaran engkol pembagi
3. Menghitung roda gigi pengganti (R).
4. Menentukan arah putaran dari plat indeks.
Untuk menghitung/mencari roda gigi pengganti digunakan rumus :
R = i.ik/(T'-T)
Putaran plat indeks ditentukan oleh hasil perhitungan (T' - T). Bila T' > T,
maka T' - T berharga positif (+), maka putaran plat indeks searah dengan
putaran engkol pembagi.
Bila T '< T, maka T' - T berharga negatif ( - ), maka putaran engkol pembagi.

16
Untuk mendapatkan putaran yang berlawanan ini harus ada roda gigi antara
sebagai pembalik arah.
Alasan apa dan mengapa plat indeks harus ikut berputar. Hal ini dapat
dijelaskan sebagai berikut.
Bila engkol makin jauh diputar maka pembagian yang dibuat makin sedikit.
Sebaliknya bila engkol diputar dekat, maka pembagian yang dibuat berarti
makin banyak. Dengan ikut berputarnya piring pembagi berarti akan
menambah atau mengurangi sudut putar engkol pembagi, yang berarti juga
akan menambah atau mengurangi pembagian.
Contoh:
Akan dibuat roda gigi dengan jumlah gigi (T) = 49.
Mesin frais diketahui : i = 40 : 1, ik = 1 : 1
Roda gigi yang ada : 24, 28, 32, 36, 40, 44, 48, 56, 64, 72, 86, 100, 127.
Plat indeks : 43, 37, 29, 21, 18, 15, 47, 39, 31, 23, 19, 47, 41, 33, 27, 20, 17.
jawab :
Langkah 1: Menentukan angka pembagi (T').
Diambil T' = 48.
Langkah 2: Menghitung putaran engkol pembagi
Nc = 1/T' = 40/48 = 5/6 = 15/18
Jadi Nc = 15 lubang pada lingkaran dengan lubang 18.
Langkah 3: Mencari roda gigi pengganti
R = i.iK /T (T'-T)
= 40.1/48 (48-49) = - 5/6 = -40/48

Jadi: driver : Z1 = 40 dipasang pada poros yang satu sumbu dengan


benda kerja.
Driver : Z2 = 48 dipasang pada poros yang satu sumbu dengan roda
gigi paying.
Langkah 4: Menentukan arah putaran plat pembagi
ika T' T, maka T' - T negatif sehingga putaran plat pembagi
berlawanan dengan putaran engkol pembagi. Jadi antara Z1 dan Z2
harus dipasang roda gigi antara untuk membalik arah.
Dalam hal ini, jika engkol diputar dan plat tidak berputar maka gigi
yang akan terjadi adalah 48 buah. Bila plat indeks berputar berlawanan
arah berarti menam-bah sudut putar sebesar 1/48 putaran, sehingga
gigi yang akan terjadi ialah
48 + 1/48 x 48 = 48 + 1 = 49 buah.

17
2. Metode Sudut
Selain digunakan untuk pembuatan segi banyak, Dividing Head juga
digunakan untuk pembuatan sudut tertentu.

Rumus yang biasa dipakai :

nk = i x ( / 360o )

Karena i yang ada pada Dividing Head 40 : 1 maka,

nk = ( / 9o )

= sudut yang dicari

Contoh membuat sudut 45o dan 60o

1. Untuk pembuatan sudut 45oMaka untuk pembuatan sudut 45o, engkol


diputar 5 x
2. Untuk pembuatan sudut 60oMaka untuk pembuatan sudut 60o, engkol
diputar 6 x ditambah 18 lubang pada piringan 27.
3. Metode Langsung
Pembagian yang digunakan untuk pembuatan segi banyak yang dapat
dibagi dengan jumlah lubang pada piring pembagi tetap.

Pada spindle dimana alat pencekam benda kerja terpasang (chuck, collet)
terdapat sebuah piring pembagi yang memiliki jumlah lubang tertentu (misal : 24).

Contoh
Pembuatan kepala baut segi enam, maka dilakukan 6 kali pemotongan.

1. Pemotongan
Agar benda kerja tidak bergerak, maka spindle dikunci dengan
memasukkan pin pengunci ke dalam salah satu lubang pada piring
pembagi 24 lubang, misalnya pada lubang bernomor 7.
2. Benda kerja diputar dengan memutar engkol pemutar (setelah pin
pengunci dibebaskan) ke kanan atau ke kiri, sampai pin pengunci
dapat dimasukkan lagi ke dalam lubang bernomor 11 atau 3.
3. Demikian seterusnya sampai pemotongan yang ke-enam.
4. Metode Tidak Langsung
Pembagian ini dipakai apabila segi yang akan dibuat tidak dapat
dikerjakan dengan menggunakan pembagian langsung, tetapi jumlah segi

18
yang dapat dikerjakan masih terbatas pada jumlah lubang pada piring
pembagi (yang dapat ditukar-tukar).

Misal pembuatan segi : 9, 27, 58, 165, 312 dsb.

Didalam housing kepala pembagi ada transmisi poros roda cacing dengan
ratio i = 40 : 1. Poros cacing terhubung dengan engkol pemutar, sedangkan roda
cacing terhubung dengan benda kerja, sehingga benda kerja berputar 1 kali, bila
engkol diputar 40 kali.

Gambar 2.24 Metode Perhitungan Tidak Langsung

Piring pembagi yang terdapat pada mesin frais ACIERA :

Piring 1 Jumlah Lubang : 27 31 34 41 43

2 Jumlah Lubang : 33 38 39 42 46

3 Jumlah Lubang : 29 36 37 40

Rumus utama untuk pembagian tidak langsung adalah :

nk = 40/z

nk = Putaran engkol

Z = Jumlah segi yang dikerjakan

Contoh : membuat segi 4 dan segi 17

1. Untuk segi 8 : nk = 40/4 = 10 Maka untuk pembuatan segi 8, engkol


diputar 10 kali

2. Untuk segi 17 :

40 4
nk = =3
13 13

19
Harus sesuai dengan jumlah lubang pada piringan yang tersedia

4 3 12
nk = 3 =3
13 3 39

Lubang 39 terdapat pada piring pembagi yang tersedia

Karena angka 13 tidak terdapat pada jumlah lubang piringan, maka


pecahan harus kita kalikan sampai ditemukan angka yang sesuai dengan
lubang pada piringan, sehingga menjadi :

Sehingga untuk pembuatan segi 13, engkol diputar 3x, ditambah 12 lubang
pada piringan 39.

2.8 Prosedur Kalibrasi Mesin Frais Konvensional


Beberapa Prosedur kalibrasi yang perlu dilakukan untuk mesin frais
konvensional yaitu :
1. Pasang benda kerja pada cekam.
2. Lalu arahkan pahat agar center terhadap titik pusat benda kerja.
3. Setelah itu geser pahat kearah sumbu x .
4. Baru memulai tahapan pemakanan.

Gambar 2.25 Kalibrasi FK sumbu Z , Y, dan X secara berurutan

20
2.9 Produk Hasil Pengerjaan Mesin Frais
Konvensional

1. Roda Gigi
Roda gigi merupakan bagian dari mesin yang berputar yang
berguna untuk mentransmisikan daya. Roda gigi memiliki gigi-gigi
yang saling bersinggungan dengan gigi dari roda gigi yang lain.
Dua atau lebih roda gigi yang bersinggungan dan bekerja bersama-
sama disebut sebagai transmisi roda gigi, dan bisa menghasilkan
keuntungan mekanis melalui rasio jumlah gigi. Roda gigi mampu
mengubah kecepatan putar, torsi, dan arah daya terhadap sumber
daya.

Gambar 2.26 Roda Gigi

2. Kepala Baut dan Mur


Baut dan mur berfungsi sebagai penyambung 2 komponen atau
pengencang dari suatu komponen.

Gambar 2.27 Mur dan Baut

21
3. Piston
Piston adalah komponen mesin yang membentuk ruang bakar
bersama sama dengan silinder blok dan silinder head. Piston jugalah
yang melakukan gerakan naik turun untuk melakukan siklus kerja
mesin, serta piston harus mampu meneruskan tenaga hasil pembakaran
ke crankshaft. Jadi dapat kita lihat bahwa piston memiliki fungsi yang
sangat penting dalam melakukan siklus kerja mesin dan dalam
menghasilkan tenaga pembakaran.

Gambar 2.28 Piston

22
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Diagram Alir Praktikum

MULAI

LITERATUR

MEMAHAMI KETENTUAN BENDA

MEMBUAT PERHITUNGAN PLAT INDEKS

MEMAKAI ALAT

MEMAKAI BENDA KERJA PADA CEKAM PLAT INDEKS

MENGHIDUPKAN MESIN FRAIS

MENGKALI BRASI PAHAT FRAIS DAN MENGATUR KECEPATAN

PROSES GAGAL
PEMBUATAN
FRAIS
KONVENSIONA
L

TEKAN TOMBOL
BERHASIL EMERGENCY

KESIMPULAN

SELESAI

Gambar 3.1 Diagram Alir

23
3.2 Alat dan Bahan yang digunakan
Sebelum memulai jalannya praktikum ada baikknya di perhatkian alat dan
bahan CNC TU-3A berikut alat dan bahannya :
1. Alat tulis
2. Mesin frais konvensional
3. Benda kerja
4. Gergaji besi
5. Plat indeks
6. Jangka sorong
7. Kuas
8. Sarung tangan
9. Coolant (Pendingin)
10. Wearpack
11. Kacamata safety

3.3 Prosedur Praktikum


1. Memahami form work instrukstion

2. Membuat perhitungan plat indeks


3. Persiapkan alat dan bahan
4. Menggunakan alat safety
5. Memasang benda kerja pada plat indeks menggunakan kunci chuck serta
memastikan benda kerja terpasang dengan kuat dan rata
6. Menghidupkan mesin frais
7. Mengkalibrasi pahat frais
8. Melakukan pemakanan dengan bantuan plat indeks putaran plat indeks
sesuai dengan ketentuan form work instructions
9. Melakukan pemakanan hingga selesai
10. Mematikan mesin frais
11. Melepas benda kerja dari plat indeks menggunakan kunci chuck
12. Membersihkan dan merapikan alat yang di pakai saat praktikum
13. Mencatat data hasil praktiku

24
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Hasil Benda Kerja

Gambar 4.1 Hasil benda kerja

4.2 Gambar Benda Kerja

Gambar 4.2 Gambar benda kerja

4.3 Tahapan Penyayatan Benda Kerja

25
4.4 Perhitungan Benda Kerja

Dari hasil praktikum penulis akan di operasikan kepala baut dengan sisi
sebanyak segi 6. Perhitungannya menggunakan metode langsung dengan
perbandingan 24 : 6 yaitu artinya 4 kali putar tuas sama dengan 1 sisi. Di
jalankan dengan pemakanan setebal 0.5 sebanyak ??? kali dengan enam sisi.

4.5 Pembahasan dan Evaluasi Praktikum

Dengan berjalannya waktu pemakanan akan membutuh waktu banyak jika


dilakukan pemakanan 0.5 x , maka dari itu pemakanan yang dilakukan adalah
1 mm demi mempercepat waktu pemakanan yang di karenakan waktu
terbatas. Keterangan lanjut kecepatan asutan 50mm/menit dan kecepatan
putar pahat yaitu 720 rpm

26
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah mengetahui segala proses praktikum berlanjut, Mesin Frais


Konvensional atau mesin milling merupakan mesin perkakas yang menggunakan 3
aksis atau 3 arah, yaitu sumbu X,Y dan Z dalam pengoperasian mesin ini diharuskan
mampu untuk menguasai semua metode yang ada pada mesin frais.

Mesin frais memiliki 3 jenis yaitu frais vertical, frais horizontal dan frais
universal. Pada praktikum ini mesin frais yang digunakan yaitu frais vertical dimana
pahat bergerak searah sumbu Z dan benda kerja yang bergerak searah sumbu X & Y.
Mesin Frais memiliki bagian-bagian penting yaitu motor utama, pahat, ragum,
meja landasan, dan tambahan plat indeks untuk membuat roda gigi.

Banyak benda kerja yang di hasilkan olehmesin frais sendiri termasuk roda
gigi, piston mur dan baut, dan lain lain.

Rumus rumus untuk pengerjaan plat indeks yaitu :


Untuk differensial (R = i.ik/(T'-T)), metode sudut (nk = i x ( / 360o )), metode
langsung (24/n sisi) , metode tak laksung (40/n sisi & di sesuaikan dengan piring
pembagi)

5.2 Saran

5.2.1 Laboratorium

1. untuk meningkatkan kenyamanan dan meningkatkan efisiensi dalam


proses belajar mengajar di harapkan bagi penulis laboratorium lebih tertata
rapi bersih , terutama untuk mesin mesin tidak terlalu di butuhkan harap di
kesampingkan di ruang yang berbeda dengan mesin utama serta alat alat
dan bahan tersusun lebih terjaga di karenakan banyak nya alat dan bahan
yang hilang.

2. tidak terlalu di perlukan mesin mesin baru maupun diperbanyak hanya


saja saya berharap ruangan lab lebih tertata seperti lab lab insutri maupun
lembaga penelitian seperti NASA , LIPI dan lain lain.

27
5.2.2 Asisten

. 1. jadwal lebih konsisten dan efisien bagi praktikan terutama pembebanan


waktu pengumpulan laporan maksimal tidak datangnya secara tiba tiba
diharapkan teratur setelah praktikum di mulai.

2. Asistan lab terlihat lebih professional namun tetap ramah terhadap


praktikan agar berjalannya praktikum dengan nyaman antar asistan dan
praktikan.

28
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/347392358/Frais-Konvensional (di akses pada 24 November 2017


pukul 12.32)

http://machinesquad.blogspot.co.id/2015/06/mesin-frais.html(di akses pada 24 November 2017


pukul 17.56)

http://pusat-lingkaran.blogspot.co.id/2016/08/mesin-frais-milling-machine-pengertian.html(di akses
pada 24 November 2017 pukul 20.33)

https://anandalutfialfian.wordpress.com/2016/02/05/macam-macam-jenis-mesin-frais-types-of-
milling-machine/(di akses pada 24 November 2017 pukul 20.35)

http://maulananurulistiqlal.blogspot.co.id/2014/06/emco-milling.html(di akses pada 25 November


2017 pukul 8.12)

http://fraissmkn2sby.blogspot.co.id/(di akses pada 25 November 2017 pukul 08.21)

https://muhammadsumaryono.wordpress.com/2013/01/22/gitar-gitar/(di akses pada 24 November


2017 pukul 9.32)

http://sialamase.blogspot.co.id/2012/05/pengindeksan-pada-mesin-frais.html(di akses pada 24


November 2017 pukul 9.42)

http://fiandruva.blogspot.co.id/2011/12/macam-macam-pisau-frais.html(di akses pada 24


November 2017 pukul 9.50)

29
LAMPIRAN

Form Work Instruction

30

Anda mungkin juga menyukai