AKUNTANSI SOSIAL
OLEH:
UNIVERSITAS UDAYANA
2016
1. Permasalahan Sosial Indonesia
Jika dilihat dari kondisi Indonesia pada saat ini, krisis yang berkepanjangan telah
menempatkan bangsa ini pada krisis multi-dimensi yang mencakup hamper seluruh aspek
kehidupan. Jika dilihat secara lebih seksama dari sudut pandang aspek ekonomi, sendi-sendi
perekonomian (investasi, produksi, dan distribusi) lumpuh sehingga menimbulkan
kebangkrutan dunia usaha, meningkatnya jumlah pengangguran, menurunnya pendapatan
perkapita dan daya beli masyarakat, dan pada akhirnya bermuara pada meningkatnya angka
jumlah penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan.
Krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia mengakibatkan timbulnya berbagai
hal yang tidak pasti, sehingga indicator-indikator ekonomi seperti tingkat suku bunga, laju
inflasi, fluktuasi nilai tukar rupiah, indeks harga saham gabungan, dan sebagainya sangat
rentan terhadap masalah-masalah sosial. Hal ini membuktikan bahwa aspek sosial dan aspek
politik dapat mengundang dua sentiment pasar yang bermuara pada instabilitas ekonom
2. Tanggapan Perusahaan
Sebelum tahun 1960-an, beberapa perusahaan telah dianggap sebagai warga Negara
yang baik.Perusahaan-perusahaan tersebut memperoleh reputasi ini dengan menghasilka
produk-produk berkualitas, memperlakukan pekerja dengan rasa hormat, memberikan
kontribusi kepada komunitas, atau membantu fakir miskin.
Dipihak lain, banyak perusahaan dan asosiasi industry berperang untuk mengubah
peraturan pemerintah yang baru atau mencoba untuk mengikisnya melalui ketidak patuhan.
Dalam kasus ini, manajemen mungkin merasa bahwa beberapa dari peraturan tersebut,
seperti undang-undang perlindungan lingkungan, akan memiliki dampak ekonomi negative
terhadap perusahaan mereka karena biaya untuk mematuhi undang-undang tersebut jika tidak
sesuai dengan manfaatnya.
Tanggapan Profesi Akuntan
Dengan diberlakukannya undang-undang yang menetapkan program-program sosial
pemerintah, bebrapa akuntan merasa bahwa mereka sebaiknya menggunakan keahlian
mereka untuk mengukur efektivitas dari program tersebut.
Secara ringkas, literature awal dari akuntansi sosial menyatakan bahwa para akuntan
diperlukan untuk menghasilkan data mengenai tanggung jawab perusahaan dan bahwa ada
1
pihak-pihak lain yang berkepentingan (selain perushaan) yang akan tertarik dengan data-data
ini.
2
ditentukan. Bagaimana entitas tersebut menentukan apa yang merupakan kontribusi
atau apa yang merupakan kerugian bagi masyarakat?.Beberapa kerugian seperti
polusi secara universal dibenci dan memasukkannya dalam suatu laporan akuntansi
dan dibenarkan dengan relative mudah.
Masalah utama kedua berkaitan dengan pengukuran. Adalah teramat sulit
untuk menguantifikasi jumlah pos yang akan dimasukkan dalam laporan kontribusi
neto kepada masyarakat.
2) Pengukuran
Salah satu alasan utama dari lambatnya kemajuan akuntansi sosial adalah
kesulitan dalam mengukur kontribusi dan kerugian. Proses tersebut terdiri atas tiga
langkah, yaitu :
(1) Menentukan apa yang menyusun biaya dan manfaat sosial.
(2) Mencoba untuk menguantifikasi seluruh pos yang relevan.
(3) Menempatkan nilai moneter pada jumlah akhir.
3) Menetukan Biaya dan Manfaat Sosial
Cara lain untuk mengidentifikasi asal dari biaya dan manfaat sosial adalah
dengan memeriksa proses distribusi dan produksi perusahaan individual guna
mengidentifikassi bagaimana kerugian dan kontribusi serta menentukan bagaimana
hal itu terjadi. Jika satu bagian dari proses produksidan distribusi diperiksa mungkin
ditemukan produk sampingan yang negative diciptakan bersama-sama dengan produk
yang berguna.
4) Kuantifikasi terhadap Biaya dan Manfaat
Ketika aktivitas yang menimbulkan biaya dan manfaat sosial ditentukan dari
kerugian serta kontribusi tertentu diidentifikasikan, maka dampak pada manusia dapat
dihitung.Untuk mengukur suatu kerugian dibutuhkan informasi mengenai variable-
variabel utama, yaitu waktu dan dampak.
(1) Waktu
Beberapa peristiwa yang menghasilkan biaya sosial membutuhkan waktu
beberapa tahun untuk menimbulkan suatu akibat.Dalam hal pengukuran, adalah
penting untuk menentukan lamanya waktu tersebut.dampak jangka panjang
sebaiknya diberikan bobot yang berbeda dengan dampak jangka pendek.
3
(2) Dampak
Orang-orang dapat dipengaruhi secara ekonomi, fisik, psikologis, dan
sosial oleh berbagai kerugian.Untuk mengukur biaya sosial tersebut adalah perlu
untuk mengidentifikasikan kerugian-kerugian tersebut dan
menguantifikasikannya.
Biaya-biaya tersebut dapat diklasifikasikan sebagai kerugian ekonomi,
fisik, psikologis, atau sosial.
a) Kerugian ekonomi. Biaya-biaya ini meliputi tagihan pengobatan dan rumah
sakit yang tidak dikompensasi, hilangnya produktivitas, dan hilangnya
pendapatan yang diderita oleh pekerja. Jelaslah, perhitungan ganda atas
hilangnya pendapatan dan produktivitas harus duhindari.
b) Kerugian fisik. Menghitung nilai dari kehidupan atau kesehatan manusia
adalah hal yang sulit untuk dilakukan, tetapi seringkali dicoba dalam analisis
biaya-manfaat yang tradisional.
c) Kerugian psikologis. Kerugian-kerugian ini juga sulit untuk dikuantifikasi
dan harus didiskontokan pada tingkat bunga yang sesuai.
d) Kerugian social. Dalam keluarga pekerja, perubahan peran dapat terjadi
sebagai akibat dari penyakit tersebut. keluarga tersebut dapat menjadi begitu
trauma sehingga terjadi perpecahan. Nilai sekarang dari seluruh dampak ini
bagaimanapun juga harus dihitung.
4. Pelaporan Kinerja Sosial
Kerangka kerja akuntansi sosial belum secara penuh dikembangkan dan terdapat
masalah pengukuran yang serius mengenai biaya dan manfaat.Meskipun demikian, sejumlah
penulis telah menyarankan agar perusahaan melaporkan kinerja akuntansi sosialnya baik
secara internal maupun secara eksternal. Pendekatan-pendekatan tersebut meliputi :
1) Audit Sosial
Audit sosial mengukur dan melaporkan dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan
dari program-program yang berorientasi sosial dan operasi perusahaan yang reguler.
Audit sosial adalah serupa dengan audit keuangan dalam hal bahwa audit sosial
mencoba untuk secara independen menganalisis suatu perusahaan dan menilai
4
kinerja.Setelah audit sosial diselesaikan, perusahaan harus memutuskan apakah akan
menginformasikannya kepublik.
2) Laporan-laporan Sosial
David Linowes telah mengembangkan laopran operasi sosio-ekonomi untuk
digunakan sebagai dasar untuk melaporkan informasi akuntansi sosial. Linowes
membagi laporannya kedalam tiga kategori :
(1) Hubungan dengan manusia
(2) Hubungan dengan lingkungan
(3) Hubungan dengan produk
3) Pengungkapan dalam Laporan Tahunan
Ditemukan bahwa secara umum, jumlah perusahaan yng mengungkapkan
informasi sosial dan jumlah pengungkapan meningkat dengan stabil.Sekitar 90 persen
dari perusahaan yang termasuk dalam laporan tahunan bersifat sukarela dan selektif,
dapat diargumentasikan bahwa informasi tersebut memiliki nilai yang dipertanyakan dan
seseorang tidak dapat menilai kinerja sosial dari perusahaan tersebut berdasarkan
laporan tahunannya.
4) Perkembangan luar negeri
Bentuk pelaporan model Eropa yang telah digunakan oleh sejumlah perusahaan
adalah bentuk yang dikembangkan serta digunakan oleh DeutscheShell (perusahaan
minyak Shell di Jerman). Serupa dengan laporan dari perusahaan-perusahaan di Prancis,
laporan Deutsche Shell menekankan pada hubungan perusahaan dengan
karyawannya.Akan tetapi, laporan tersebut juga memberikan informasi mengenai
sejumlah bidang lainnya yang berurusan dengan tanggung jawab sosial perusahaan.
5. Arah Riset
Riset dalam akuntansi sosial telah cukup ekstensif dan berfokus pada berbagai subjek
yang berkisar dari pengembangan kerangka kerja teoretis sampai mensurvei pngguna
potensial dari data akuntansi sosial bagi investor.
Studi mengenai kegunaan informasi sosial bagi investor dapat dibagi menjadi dua
bidang utama, yaitu :
1) Survey atas investor potensial
2) Pengujian empiris terhadap dampak pasar dari pengungkapan akuntansi sosial.
5
DAFTAR PUSTAKA