Anda di halaman 1dari 2

PAPER KIMIA ORGANIK

REAKTIFITAS GUGUS FUNGSI

Di Susun Oleh :

Hanifah Dwi Ramadhanti (A1F016003 )


Harini Febiana ( A1F016005 )
Dinda Niken Rancangkapti ( A1F016014 )
Lira Delvian ( A1F016019 )
Amalia Putri W ( A1F016042 )
Titania Dhea Permata ( A1F016047 )
Laila Sausan El Islami ( A1F016070 )
Aulia Rachmadita ( A1F016071 )

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2017
ABSTRAK
Kimia organik adalah studi ilmiah mengenai struktur, sifat, komposisi, reaksi, dan
sintesis senyawa organik. Senyawa organik dibangun oleh karbon dan hidrogen,
dan dapat mengandung unsur-unsur lain seperti nitrogen, oksigen, fosfor, dan
belerang. Sedangkan yang dimaksud dengan gugus fungsional adalah konfigurasi
spesifik atom-atom yang umumnya berikatan dengan kerangka karbon molekul
organik dan umumya terlibat dalam reaksi kimiawi. Persenyawaan dengan gugus
fungsional yang sama akan mempunyai sifat kimia yang sama.
Sejarah tentang kimia organik diawali sejak pertengahan abad 17. Banyak ahli
kimia pada masa itu hanya menjelaskan perbedaan senyawa organik dan senyawa
anorganik dalam hal bahwa senyawa organik harus mempunyai energi vital (vital
force) sebagai hasil dari keaslian mereka dalam tubuh makhluk hidup. Salah satu
akibat dari energi vital ini adalah para ahli kimia percaya bahwa senyawa organik
tidak dapat dibuat maupun dimanipulasi di laboratorium sebagaimana yang dapat
dilakukan terhadap senyawa anorganik. Teori vitalitas ini kemudian mengalami
perubahan ketika Michael Chevreul (1816) menemukan sabun sebagai hasil reaksi
antara basa dengan lemak hewani. Lemak hewani dapat dipisahkan dalam
beberapa senyawa organik murni yang disebut dengan asam lemak. Untuk
pertama kalinya satu senyawa organik (lemak) diubah menjadi senyawa lain
(asam lemak dan gliserin) tanpa intervensi dari energi vital.

Anda mungkin juga menyukai