Anda di halaman 1dari 6

Sabtu, 20 Agustus 2016

TURBINE GAS SOLAR


Prinsip kerja turbin gas
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Turbin gas adalah suatu penggerak mula yang memanfaatkan gas sebagai fluida kerja.
Didalam turbin gas energi kinetik dikonversikan menjadi energi mekanik berupa putaran
yang menggerakkan roda turbin sehingga menghasilkan daya. Bagian turbin yang
berputar disebut rotor atau roda turbin dan bagian turbin yang diam disebut stator atau
rumah turbin. Rotor memutar poros daya yang menggerakkan beban (generator listrik,
pompa, kompresor atau yang lainnya). Secara umum proses yang terjadi pada suatu
sistim turbine gas adalah sebagai berikut:
1. Pemampatan (compression) udara di hisap dan dimampatkan
2. Pembakaran (combustion) bahan bakar dicampurkan ke dalam ruang bakar dengan
udara kemudian di bakar.
3. Pemuaian (expansion) gas hasil pembakaran memuai dan mengalir ke luar melalui
nozel (nozzle)
4. Pembuangan gas (exhaust) gas hasil pembakaran dikeluarkan lewat saluran
pembuangan. (Initiator Aceh power investment, 2010) Turbin gas merupakan bagian dari
pembangkit tenaga listrik, dalam operasinya sering kali menemui kendala-kendala yang
disebabkan adanya beberapa komponen dari turbin gas mengalami kerusakan akibat
temperatur kerja yang tinggi (850-1070C), sehingga kinerjanya menjadi berkurang.
Pemakaian material pada temperatur tinggi, yaitu temperatur dimana aktivasi termal
telah mencukupi untuk pergerakan atom atau ion secara signifikan, mensyaratkan
beberapa sifat material yang harus dipenuhi tergantung dari kondisi kerja material
tersebut.
1.2 Tujuan
Makalah ini dibuat bertujuan untuk mengetahui proses perlindungan material logam pada
nozzle turbin gas. 2. 2.1 Teknologi Perlindungan Nozzle pada Turbin Gas Fungsi Nozzle
adalah alat untuk mengekspansikan fluida sehingga kecepatannya bertambah. Sebuah
nozzle exhaust dapat dianggap sebagai perangkat membagi daya yang tersedia dari
kompor gas keluar utama antara kebutuhan turbin dan kekuatan jet. Jadi nosel berfungsi
sebagai backpressure kontrol untuk mesin dan perangkat percepatan konversi energi gas
panas menjadi

Page 1 of 6
1. energi kinetik. Fungsi sekunder dari nozzle ini adalah untuk memberikan
dorongan yang pada bagian ini terjadi proses pembakaran antara bahan bakar
dengan fluida kerja yang berupa udara bertekanan tinggi dan bersuhu tinggi. Hasil
pembakaran ini berupa energi panas yang diubah menjadi energi kinetik dengan
mengarahkan udara panas tersebut ke bagian pengubah yang juga berfungsi
sebagai nozzle. Fungsi dari keseluruhan sistem adalah untuk mensuplai energi
panas ke siklus turbin (V Ganesan, 2003).
2. 2.2 Masalah Kerusakan Kerusakan yang dapat dialami oleh suatu nozzle pada
turbin adalah korosi akibat temperatur tinggi, keausan pada material yang
disebabkan gesekan antara material nozzle dengan aliran fluida gas bahan bakar
yang bertekanan tinggi.
3. 2.3 Teknik Perlindungan Proses HVOF thermal spray merupakan proses yang
menggunakan pembakaran gas campuran bahan bakar dan oksigen sebagai
sumber panas untuk melelehkan partikel pelapis yang kemudian didorong dan di
akselerasikan ke permukaan substrat. Sistem ini juga dikenal dengan diamond jet
HVOF thermal spraying yang merupakan teknik deposition flame dimana powder
dilelehkan dengan pembakaran gas oksigen dan bahan bakar dan didorong dengan
kecepatan tinggi oleh udara bertekanan ke permukaan substrat. Pada daerah
pembakaran, powder memasuki nyala api sehingga meleleh atau setengah meleleh
bergantung pada temperatur leleh dan laju pemakanan material. Temperatur nyala
proses HVOF adalah antara sekitar 2300oC sampai sekitar 3000oC. Partikel tersebut
kemudian didorong keluar dari nosel gun dengan kecepatan lebih dari 1350 m/s
menuju substrat atau forming die (Semnas TLM, 2006). Campuran bahan bakar gas
atau cair dan oksigen dimasukkan ke dalam ruang pembakaran, di mana mereka
dinyalakan dan dibakar terus menerus. Gas panas yang dihasilkan di dekat tekanan
untuk 1 bersumber MPa melalui nosel divergen-konvergen dan perjalanan melalui
bagian yang lurus. Bahan bakar dapat gas (hidrogen, metana, propana, propylene,
asetilena, gas alam, dll) atau cairan (minyak tanah, dll). Contoh reaksi kimia proses
pembakaran dengan bahan bakar propan sebagai berikut : Propan + Oksigen air
+ Karbon dioksida + panas
4. Setelah pembakaran, propan dan oksigen membentuk air dan gas karbon
dioksida. Karena temperatur deposisi yang tinggi,air menguap. Energi dari reaksi
kimia dikonversikan menjadi panas dan tekanan, yang digunakan untuk melelehkan
dan mempercepat partikel powder bersama gas pembawa. Kecepatan jet di pintu
keluar dari laras (> 1000 m / s) melebihi kecepatan suara. Sebuah bahan baku
bubuk disuntikkan ke dalam aliran gas, yang mempercepat bubuk sampai 800 m /
s. Aliran gas panas dan bubuk diarahkan permukaan yang akan dilapisi. Serbuk
sebagian meleleh di sungai, dan deposito di atas substrat. Lapisan yang dihasilkan
memiliki porositas rendah dan kekuatan ikatan yang tinggi. Coating HVOF mungkin
Page 2 of 6
setebal 12 mm (1 / 2 "). Hal ini biasanya digunakan untuk deposit memakai dan
lapisan tahan korosi pada bahan, seperti lapisan keramik dan logam. bubuk umum
termasuk WC-Co, karbida kromium, MCrAlY, dan alumina. Proses ini.telah paling
berhasil untuk penyimpanan bahan keramik logam (WC-Co, dll) dan paduan tahan
korosi lainnya (baja tahan karat, paduan berbasis nikel, aluminium, hidroksiapatit
untuk implan medis, dll). Material Pelapis yang digunakan pada aplikasi pelapisan
temperatur tinggi,ketahanan aus, dan ketahanan korosi suhu tinggi / oksidasi
adalah cobalt base superalloy atau Chromium Carbide/Nickle. (wikipedia,2011). 3.
Kesimpulan 1. Fungsi dari keseluruhan sistem nozzle adalah untuk mensuplai
energi panas ke siklus turbin. 2. Teknik Perlindungan pada nozzle yaitu dengan
menggunakan HVOF spray. 3. Temperatur nyala proses HVOF adalah antara sekitar
2300oC sampai sekitar 3000oC. 4. Material Pelapis yang digunakan pada aplikasi
pelapisan temperatur tinggi,ketahanan aus, dan ketahanan korosi suhu tinggi /
oksidasi adalah cobalt base superalloy atau Chromium Carbide/Nickle. 5. Bahan
bakar dapat berupa gas (hidrogen, metana, propana, propylene, asetilena, gas
alam, dll) atau cairan (minyak tanah).
5. Prinsip Kerja Turbin Gas Turbin Gas adalah alat penggerak mula yang
digunakan untuk menggerakkan equipment seperti generator, kompresor, propeler,
dll dengan berbahan bakar gas. Pada turbin gas, energi kinetik diubah menjadi
energi mekanik berupa putaran blade turbin sehingga menghasilkan daya. Turbin
gas terdiri dari 3 komponen utama, yaitu 1. kompresor 2. kombustor 3. turbin gas
Turbin Gas adalah alat penggerak mula yang digunakan untuk menggerakkan
equipment seperti generator, kompresor, propeler, dll dengan berbahan bakar gas.
Pada turbin gas, energi kinetik diubah menjadi energi mekanik berupa putaran
blade turbin sehingga menghasilkan daya. Turbin gas terdiri dari 3 komponen
utama, yaitu 1. kompresor 2. kombustor 3. turbin gas prinsip kerja turbin gas
berdasarkan siklus brayton, yaitu : 1. kompresi 2. combution 3. expantion 4.
exhause adapun siklusnya jika digambarkan dengan grafik adalah sebagai berikut :
6. Starting Sequece of Gas Turbin Compressor Ketika tombol start ditekan, maka
DC back up pump akan running sampai dengan pressure di lube oil headernya
mencapai 6 psi, biasanya hal ini dicapai dalam jangka waktu 5 detik. Setelah
pressure di lube oil headernya mencapai 6 psi, maka DC back up pump akan stop
dan AC pre/post lube oil pump akan otomatis running hingga pressure di lube oil
headernya mencapai 16 psi. Fungsinya adalah sebagai prelube untuk melumasi
bearing no 1 (di accessory drive housing), no 2 (di engine compressor) dan no 3 (di
gas producer) Ketika AC prelube oil pump running, sebelum engine cranking dan
selama start cycle, PLC akan mengirimkan sinyal untuk melakukan gas valve check,
yaitu ketika pressure transmitter TP 3421 mensensor adanya pressure dari gas
yang terjebak antara gas fuel primary shutoff valve V2P931 dan gas fuel flow
control valve EGF 344, maka pressure transmitter TP 342-1 akan mengirimkan
Page 3 of 6
sinyal ke gas fuel vent shutoff valve V2P941 untuk membuka dan membuang gas
yang terjebak tadi, seandainya pressure transmitter tadi mensensor tidak adanya
pressure dari gas yang terjebak antara gas fuel primary shutoff valve V2P931 dan
gas fuel flow control valve EGF 344 (karena ketika shutdown, kedua valve ini harus
dalam kondisi tertutup), maka pressure transmitter TP 342-1 akan mengirimkan
sinyal ke gas fuel vent shutoff valve V2P941 untuk menutup. Setelah itu gas fuel
primary shutoff valve V2P931 akan membuka selama 5 detik untuk mengalirkan
gas ke pressure transmitter TP 342-1 dan gas fuel flow control valve EGF 344,
apabila pressure transmitter TP 342-1 mensensor adanya kenaikan tekanan sesuai
dengan set pointnya ini menandakan bahwa pembukaan gas fuel primary shutoff
valvenya bagus. Bila tidak ada tekanan maka proses start akan gagal. Setelah 5
detik membuka, gas fuel primary shutoff valve akan menutup, apabila tekanan dari
gas yang sudah dialirkan tadi berkurang berarti gas fuel flow control valve EGF 344
tidak menutup dengan baik, maka start akan gagal juga. Starter motor akan
berputar dengan suplai dari pneumatic starter gas, bersamaan dengan berputarnya
starter motor maka engine gear dan main lube oil gear juga akan berputar (karena
berhubungan langsung dengan engine gear shaft yang terdapat di accessory drive
housing). Setelah check valve sequence selesai, maka siklus purge crank pun
dimulai, tujuannya adalah untuk membuang atau membilas gas-gas leak, gas-gas
heavy dan kotoran-kotoran lainnya yang terdapat pada engine compressor,
combustion chamber, gas producer, power turbine dan exhaust collector. Proses
purging ini menggunakan udara dari air intake dan berlansung pada NGP 25 30
%, selama 30 detik. Selama proses purging ini gas fuel primary shutoff valve pada
posisi tertutup dan ignition tidak diaktifkan, jadi selama proses purging ini tidak ada
pembakaran. Ketika kita menstart GTCP tiba-tiba GTCPnya shutdown dengan
indikasi fail to crank, hal ini terjadi ketika proses purging baru akan dimulai. Setelah
proses purging selesai pada NGP 30 %, solenoid valve L 341-1 energize dengan
perintah dari PLC dan mengalirkan pilot pressure untuk membuka gas fuel primary
shutoff valve V2P931, gas fuel flow control valve EGF 344 terbuka, solenoid valve L
340-1 energize dengan perintah dari PLC dan mengalirkan pilot pressure untuk
membuka torch gas fuel shutoff valve V2P940, dan ignition exciter di energize
untuk menghasilkan pembakaran awal. Hal ini berlangsung selama 10 detik.
Setelah pembakaran awal selesai ditandai dengan igniton di display TCS, solenoid
valve L 340-1 de energize sehingga torch gas fuel shutoff valve V2P940 menutup.
Setelah terjadi pembakaran, NGP dan T5 naik dengan cepat, dimana temperature
T5 harus lebih
7. besar dari 4000F dalam kurun waktu kurang dari 10 detik setelah
menutupnya torch gas fuel shutoff valve V2P940. Jika tidak maka GTCP akan
shutdown dengan indikasi fail to ignite. Kalau sukses maka di display TCS akan
tampil tanda lightoff. Ketika NGP mencapai 55 %, power turbine mulai berputar.

Page 4 of 6
Apabila pada NGP 75 % power turbine belum juga berputar (disebabkan karena
terjadi gesekan-gesekan pada sudu blade power turbine, pada bearing, pada
coupling atau yang lainnya), maka GTCP akan shutdown Ketika NGP mencapai 65
%, maka starter motor akan shutoff (drop out). Hal ini terjadi karena pada NGP 65
% keatas, putaran engine kompressor lebih tinggi dari putaran starter, maka PLC
akan mengirimkan sinyal untuk men de energize solenoid valve L 330-1 sehingga
terputusnya suplai pilot pressure ke regulator/shutoff valve PCV 921, maka
regulator/shutoff valve PCV 921 akan menutup, maka suplai pneumatic gas yang ke
starter motor akan terputus dan starter motor akan berhenti dan sprag clutch akan
over running mengikuti putaran engine compressor shaft. Ketika NGP 65 % juga,
pre/post AC lube oil pump akan stop, Suplai lube oil sekarang dilakukan oleh main
lube oil pump yang digerakkan oleh engine gear shaft yang terdapat di accessory
drive housing. Pada NGP 65 % juga, switch di TCS pindah ke indikasi ready to load.
Pada NGP 72 %, yaitu pada posisi idle speed, dimana perintah control tidak berasal
dari PLC lagi, apabila kita meletakkan pada posisi auto, maka NGP dengan
sendirinya akan naik mengikuti setting NGP set point dan discharge pressure set
point yang terdapat di load share panel. Tapi alangkah baiknya pada waktu start
kita meletakkan pada posisi manual (karena bila pada posisi auto kita lupa merubah
setting yang ada di load share panel, maka GTCP tersebut akan menyesuaikan
dengan cepat dengan setting di load share panel langsung, yang bisa
mengakibatkan NGP nya over speed dan vibrasi yang dihasilkan tinggi dan ujng-
ujungnya GTCP bisa shutdown). Bila pada posisi manual, ketika NGP 72 % maka
tekan tombol increase perlahan-lahan sampai pada posisi setting NGP yang kita
inginkan (bila tergesa-gesa dapat mengakibatkan vibrasinya tinggi dan ujung-
ujungnya GTCP shutdown). Apabila dalam waktu 6 menit setelah tombol start di
tekan, GTCP tidak mencapai posisi loading, maka GTCP akan shutdown. Pada NGP
75 %, variable vanes yang sebelumnya pada posisi minimum open, mulai
membuka (hal ini tampak pada display TCS berapa persen pembukaan variable
vanes nya) untuk mengalirkan udara sebanyak-banyaknya ke dalam engine
compressor. Pada NGP 80 %, bleed valve yang sebelumnya terbuka (untuk
membuang sebagian udara yang tidak terpakai sehingga dapat menghindari
terjadinya surging) mulai bergerak ke posisi menutup dan betul-betul tertutup pada
NGP 88 % (hal ini bisa dilihat pada display TCS). Pada NGP 85 %, switch on load di
TCS akan hidup, proses on load dimulai dan surge control mulai memerintahkan
recycle valve menuju posisi menutup (hal ini bisa dilihat di display TCS berapa
persen penutupan recycle valvenya). Pada NGP 92 %, variable vanes full open,
untuk mengalirkan udara sebanyak-banyaknya ke engine compressor (hal ini bisa
dilihat pada display TCS, variable vanes pada 100 % open). Setelah GTCP
mencapai nilai setting NGP yang kita inginkan (dimana GTCP telah pada posisi
onload), perhatikan parameter-parameter yang terdapat pada operation summary
(seperti pressure lube oil header, bleed valve closed, persentase variable vanes,
Page 5 of 6
pressure dan temperature di suction dan discharge), temperature summary (seperti
temperature TC 1 sampai 6, T5 average, temperature bearing engine, temperature
engine lube oil drain), vibration summary (seperti vibrasi di PT B5 pada sumbu X
dan Y), unit valve (seperti persentase recycle valvenya). Apabila nilai semua
parameter-parameter diatas masih sesuai dengan nilai operasinya, maka GTCP
dalam
8. kondisi good operation. Untuk prosedur start up GTCP dan nilai setting
normal operation dari GTCP yang on load dapat dilihat di file yang lain. Gambar
turbin gas

Diposting oleh Timbul sitanggang

Page 6 of 6

Anda mungkin juga menyukai