Anda di halaman 1dari 11

LO BLOK 18 SKENARIO 1

1. Mekanisme terjadinya gingivitis

2. Tahapan gingivitis

GINGIVITIS TAHAP I ( initial lesion )

Durasi 2-4 hari

Perubahan vaskuler. Terdiri dari dilasi pembuluh lapiler, peningkatan aliran darah,
dan vaskulitis.

Perubahan bentuk pembuluh darah, antara lain pelebaran kapiler dan venula

Terjadi infiltrasi PMNs pada epitel sulkuler dan junctional

Sel imun yang utama adalah PMNs

Jaringan kolagen kebilangan perivaskuler

Tidak ada tanda klinis atau perubahan warna gingiva, hanya terlihat adanya
kenaikan aliran cairan gingival.

GINGIVITIS TAHAP II ( early lesion )

Durasi 2-4 hari.

Terjadi proliferasi vaskuler

Terdapat infihtrasi leukosit path jaringan ikat dibawah epitel junction, terdiri dari
limposit primer ( 75% sel T ), juga oleh beberapa neutropil yang migrasi seperti
makrophag, sel plasma dan sel mast. Epitel junction mulai menunjukan retepegs
atau ridge.

Sel imun utama adalah limposit

Destruksi kolagen 75%. Kolagen rusak sekitar infiltrasi seluler.


Tanda klinis : eritema dan perdarahan pada probing

GINGIVITIS TAHAP III ( establish lesion / gingivitis kronis )

Durasi 14-21 hari

Pembuluih darah menyempit / kongesti stasis

Sel imun yang berperan adalah sel plasma

Kehilangan serabut kolagen berlanjut

Tanda klinis berupa adanya perubahan warna merah kebiruan, konsistensi lunak.

3. Macam klasifikasi gingivitis

Menurut Carranza dan Glickmans Clinical Periodontology (2002)( Carranza, F. A.,


Newman, M. G. 2002. Clinical Periodontology. 10th ed. Tokyo: W. B.Saunders
Company.), gingivitis dibedakan berdasarkan perjalanan dan lamanya serta
penyebarannya.

Berdasarkan perjalanan dan lamanya diklasifikasikan atas empat jenis yaitu :


1. gingivitis akut (rasa sakittimbul secara tiba-tiba dan dalam jangka waktu pendek),
2. gingivitis subakut (tahap yang lebih hebat dari kondisi gingivitis akut),
3. gingivitis rekuren (peradangan gusi yang dapat timbul kembali setelah dibersihkan
dengan perawatan atau hilang secara spontan dan dapat timbul kembali,
4. gingivitis kronis (peradangan gusi yang paling umum ditemukan, timbul secara
perlahan-lahan dalam waktu yang lama, dan tidak terasa sakit apabila tidak ada
komplikasi dari gingivitis akut dan subakut yang semakin parah).

Berdasarkan penyebarannya gingivitis diklasifikasikan atas lima jenis yaitu:


1. localized gingivitis (membatasi gusi pada satu daerah gigi atau beberapa daerah gigi),
2. generalized gingivitis (meliputi gusi di dalam rongga mulut secara menyeluruh),
3. marginal gingivitis (meliputi margin gusi tetapi juga termasuk bagian batas gusi
cekat),
4. papillary gingivitis (meliputi papila interdental, sering meluas sampai batas margin
gusi, dan gingivitis lebih sering diawali pada daerah papila,
5. diffuse gingivitis (meliputi margin gusi, gusi cekat, dan papila interdental).

4. Jenis obat penyebab gingivitis

Obat-obat tertentu bisa menyebabkan pertumbuhan gusi yang berlebihan sehingga plak
sulit dibersihkan dan terjadilah gingivitis. Obat-obat tersebut adalah:
Fenitoin (obat anti kejang).
Siklosporin (diminum oleh penderita yang menjalani pencangkokan organ).
Calcium channel blocker (misalnya nifedipin, obat untuk mengendalikan tekanan darah
dan kelainan irama jantung.
Pil atau suntikan KB.

5. Perbedaan gingiva sehat dan tidak sehat


6. Etiologi gingivitis
Menurut Manson & Eley (1993) gingivitis disebabkan oleh faktor primer dan faktor
sekunder. Faktor primer dari gingivitis adalah plak. Plak gigi adalah deposit lunak yang
membentuk biofilm yang menumpuk kepermukaan gigi atau permukaan jaringan keras di
rongga mulut (Daliemunthe, 2008).
Menurut Manson & Eley (1993) gingivitis disebabkan oleh faktor primer dan faktor
sekunder. Faktor primer dari gingivitis adalah plak. Plak gigi adalah deposit lunak
yang membentuk biofilm yang menumpuk kepermukaan gigi atau permukaan jaringan
keras di rongga mulut (Daliemunthe, 2008).
Menurut Manson & Eley (1993) faktor sekunder dibagi menjadi 2, yaitu faktor lokal
dan faktor sistemik. Faktor lokal pada lingkungan gingiva merupakan predisposisi dari
akumulasi deposit plak yang menghalangi pembersihan plak. Faktor-faktor tersebut adalah
restorasi gagal, kavitas karies, tumpukan sisa makanan, gigi tiruan sebagian lepasan yang
desainnya tidak baik, pesawat orthodonti, susunan gigi-geligi yang tidak teratur, merokok
tembakau dan mikroorganisme. Faktor lokal tersebut merupakan proses mulainya
peradangan gingiva.
Faktor sekunder gingivitis yang kedua adalah faktor sistemik. Faktor sistemik dapat
memodifikasi respons gingiva terhadap iritasi lokal (Manson & Eley, 1993).
Faktor sistemik adalah faktor yang mempengaruhi tubuh secara keseluruhan, misalnya:
1) Faktor Genetik
Peradangan gingiva yang berasal dari faktor genetik terlihat pada Hereditary gingival
fibromatosis dan beberapa kelainan mukokutaneus yang bermanifestasi sebagai
peradangan gingiva. Hereditary gingival fibromatosis (HGF) adalah suatu keadaan
yang tidak biasa yang ditandai oleh diffuse gingival enlargement, kadang-kadang
menutupi sebagian besar permukaan atau seluruh gigi. Peradangan timbul tanpa
tergantung dari pengangkatan plak secara efektif.
Macam-macam lesi yang dapat mempengaruhi adalah lichen planus, pemphigoid,
pemphigus vulgaris dan erythema multiforme. Hyperplasia gingiva dapat berasal dari
faktor genetik. Hyperplasia gingiva (sinonim dengan gingival overgrowth, gingival
fibromatosis) dapat terjadi sebagai efek dari pengobatan sistemik seperti phenytoin,
sodium valproate, cyclosporine dan dihydropyridines. Peradangan tergantung pada
perluasan plak.
2) Faktor Nutrisional
Secara teoritis defisiensi dari nutrien utama dapat mempengaruhi keadaan gingiva dan
daya tahannya terhadap iritasi plak, tetapi karena saling ketergantungan berbagai
elemen diet yang seimbang, sangatlah sulit untuk mendefinisikan akibat defisiensi
spesifik pada seorang manusia.
Peradangan gingiva karena malnutrisi ditandai dengan gingiva tampak bengkak,
berwarna merah terang karena defisiensi vitamin C. Kekurangan vitamin C
mempengaruhi fungsi imun sehingga menurunkan kemampuan untuk melindungi diri
dari produk-produk seluler tubuh berupa radikal oksigen.
3) Faktor Hormonal
Perubahan hormon endokrin berlangsung semasa pubertas, kehamilan, menopouse dan
diabetes. Keadaan ini dapat menimbulkan perubahan jaringan gingiva yang merubah
respons terhadap produk-produk plak.
Insidensi gingivitis pada masa pubertas mencapai puncaknya dan tetap terjadi
walaupun dilakukan kontrol plak. Penemuan Sutclife menyatakan bahwa
peningkatan keparahan gingivitis tidak berhubungan dengan meningkatnya deposit
plak. Jaringan lunak di dalam rongga mulut pada masa pubertas terjadi inflamasi yang
bereaksi lebih hebat terhadap jumlah plak yang tidak terlalu besar yang diikuti dengan
pembengkakan gingiva dan perdarahan. Setelah melewati masa pubertas keparahan
inflamasi gingiva cenderung berkurang (Jeffrey et al., 2011).
4) Faktor Hematologi
Penyakit darah tidak menyebabkan gingivitis, tetapi dapat menimbulkan
perubahan jaringan yang merubah respons jaringan terhadap plak. Penyakit
hematologi yang menyebabkan perdarahan gingiva, diantaranya adalah anemia,
leukemia dan leukopenia (Manson & Eley, 1993).
Presentase epitel jaringan ikat gingiva yang terkena radang mengalami perdarahan
lebih besar bila dibandingkan dengan gingiva yang tidak mengalami perdarahan.
Perdarahan pada gingiva adalah sejalan dengan perubahan histopatologis yang terjadi
pada jaringan ikat periodonsium.
7. Pengukuran OHI, OHI-S, dan PI
1. Oral Hygiene Index (OHI)
Oral hygiene index adalah cara untuk mengukur atau menilai kebersihan gigi dan
mulut seseorang yang diperoleh dengan cara menjumlahkan debris indeks dan
calculus indeks. Setiap segmen diperiksa dan dipilih permukaan yang paling buruk.
Setiap indeks menggunakan skala nilai dari 0-3.

Rumus OHI= Debris Index (DI) + Calculus Index (IC)


Debris Index (DI)
Adalah skor nilai dari endapan lunak yang terjadi karena adanya sisa makanan yang
melekat pada gigi penenti.
Calculus Index (CI)
Adalah skor nilai dari endapan keras (karanga gigi) terjadi karena debris yang
mengalami pengapuran yang melekat pada gigi penentu.
Pada penilaian semua ini semua gigi diperiksa baik gigi-gigi pada rahang atas
maupun rahang bawah. Setiap rahang dibagi menjadi tiga segmen yaitu:
1. Segmen pertama, mulai dari distal kaninus sampai molar ketiga kanan rahang
atas.
2. Segmen kedua, diantara kaninus kanan dan kiri.
3. Segmen ketiga, mulai dari mesial kaninus sampai molar ketiga kiri.
Setelah semua gigi diperiksa, pilih gigi yang paling kotor dari setiap segmen.
Pada Oral Hygiene Index, penentuan skor untuk tiap gigi dilakukan sebagai
berikut:
Gigi bersih dari debris atau tidak ada debris dalam pewarnaan ekstrinsik
Skor 0
(stain).
Apabila gigi ditutupi oleh debris lebih dari 1/3 dari permukaan gigi atau
Skor 1
tidak ada debris tetapi terdapat stain baik pada bagian fasial maupun lingual.
Apabila gigi ditutupi oleh debris lebih dari 1/3 tetapi kurang dari 2/3 dari
Skor 2
luas permukaan gigi.
Apabila gigi ditutupi oleh debris lebih dari 2/3dari luas permukaan gigi.
Skor 3
Skor debris indeks yaitu jumlah skor seluruh rahang.
Cara pemeriksaan :

Pemeriksaan dimulai bagian A3, kalau ada debris pada sonde diberi
nilai 3.
Bila bagian A3 bersih pindahkan ke A2, kalau ada debris pada sonde
diberi nilai 2.
Bila bagian A2 bersih pindahlah ke A1, kalau ada debris pada sonde
diberi nilai 1.
Bila bagian A1 bersih maka diberi nilai 0.

Debris index adalah jumlah seluruh skor segmen dibagi jumlah segmen (=6)

Untuk pengukuran kalkulus sama dengan pengukuran debris, yaitu sebagai berikut:

Skor 0 Gigi bersih dari kalkulus.

Apabila terdapat kalkulus tidak lebih dari1/3 permukaan gigi mulai


Skor 1
dari servikal.

Apabila terdapat kalkulus supragingival lebih dari 1/3 tetapi kurang


Skor 2 dari 2/3 dari permukaan gigi atau terdapat sedikit subgingival
kalkulus.

Apabila terdapat kalkuklus lebih dari 2/3 dari permukaan gigi atau
Skor 3
terdapat subgingival kalkulus yang melingkari servikal.

Cara pemeriksaan:
Pemeriksaan dimulai dari bagian insisal gigi dan untuk penilaiannya perhatikan
gambar-gambar berikut ini:
1. Permukaan gigi bersih, nilai 0.

2. Kurang dari sepertiga permukaan gigi


(dihitung dari batas gusi) tertutup dengan
karang gigi. Nilai= 1
3. Lebih dari sepertiga tetapi kurang dari dua
pertiga permukaan gigi (dihitung dari
batas gusi) tertutup dengan karang gigi.
Nilai = 2

4. Lebih dari dua pertiga gigi (dihitung dari


batas gusi) tertutup dengan karang gigi.
Nilai = 3.

Untuk memeriksa adanya karang gigi dan subgingival selalu dilakukan pada
bagian AL dari permukaan gigi, dan untuk penilaiannya perhatikan gambar-gambar
berikut ini:

5. Permukaan gigi bersih tetapi pada


bagian servikal ada bercak-bercak
karang gigi. Nilai = 2

6. Permukaan gigi bersih tetapi pada


bagian servikal karang gigi yang
melingkari gigi seperti sebuah pita.
Nilai = 3.

Kalkulus indeks adalah jumlah seluruh skor segmen dibagi jumlah segmen (=6)

2. Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S)


Mengukur daerah permukaan gigi yang ditutupi oleh food debris atau kalkulus. Untuk
pemeriksaan OHI-S, Greene and Vermillion menetapkan bahwa gigi indeks yang
digunakan adalah 4 gigi posterior dan 2 gigi anterior. 6 1 6
616
Rahang atas yang diperiksa adalah permukaan bukal gigi M1 kanan atas, permukaan
labial gigi I1 kanan atas dan permukaan bukal gigi M1 kiri atas. Pemeriksaan
dilakukan di permukaan bukal karena saluran muara untu kelenjar saliva yaitu pada
glandula parotis terletak di darah bukal.

Rahang bawah yang diperiksa adalah permukaan lingual gigi M1 kiri bawah,
permukaan labial gigi I1 kiri bawah dan permukaan lingual gigi M1 kanan bawah.
Pemeriksaan pada permukaan lingual karena saluran muara untuk kelenjar saliva yaitu
pada glandula sublingualis terletak di darah lingual.

Apabila salah satu gigi indeks telah hilang atau tinggal sisa akar, maka penilaian dapat
dilakukan pada gigi pengganti yang dapat mewakili :

Apabila gigi M1 RA atau RB tidak ada, maka penilaian dilakukan pada gigi M2
Ra atau RB.
Apabila gigi M1 dan M2 RA dan RB tidaka ada, maka penilaian dilakukan pada
gigi M3 RA atau RB.
Apabila gigi M1, M2 dan M3 RA dan RB tidak ada, maka penilaian tidak dpt
dilakukan.
Apabila gigi I1 kanan RA tidak ada, maka penilaian dilakukan pada gigi I1 kiri
RA.
Apabila gigi I1 kanan dan kiri RA tidak ada, maka tidak dapat dilakukan
penilaian.
Apabila gigi I1 kiri RB tidak ada, maka penilaian dilakukan pada gigi I1 kanan
RB.
Apabila gigi I1 kanan dan kiri RB tidak ada, maka tidak dapat dilakukan
penilaian.

OHI-S = Debris Indeks Simplified (DI-S) + Calculus Indeks Simplified (CI-S)

Pemeriksaan DI-S dan CI-S dilakukan dengan memeriksa 6 gigi yang telah dijelaskan
di atas. Pemeriksaan dilakukan dengan menempatkan sonde pada 1/3 insisal atau
oklusal gigi dan kemudian digerakkan ke arah 1/3 gingival.

Kriteria penilaian untuk DI-S dan CI-S yaitu :

o 0 = tidak ada food debris/kalkulus


o 1 = food debris lunak/kalkulus yang menutupi tidak lebih dari 1/3 permukaan
gigi.
o 2 = food debris lunak/kalkulus yang menutupi lebih dari 1/3 permukaan gigi,
tetapi tidak lebih dari 2/3 permukaan gigi.
o 3 = food debris lunak/kalkulus yang menutupi lebih dari 2/3 permukaan gigi

Tingkat kebersihan mulut secara klinis pada OHI-S dapat dikategorikan sebagai
berikut :

o 0,0 1,2 = baik


o 1,3 3,0 = sedang
o 3,1 6,0 = buruk

3. Plaque Index

Pada tahun 1964, Loe dan Silness mengembangkan Plaque Index sebagai komponen
Gingival Index (GI). Penilaian dilakukan pada permukaan distofasial, fasial,
mesiofasial dan lingual.
Penilaian plaque index dilakukan dengan menggunakan kaca mulut dan sonde setelah
gigi dikeringkan. Plaque Index tidak meniadakan gigi atau mengganti gigi dengan
restorasi gigi atau mahkota. Salah satu dari semua gigi atau hanya gigi yang diseleksi
dapat digunakan dalam Plaque Index. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan 6
gigi = 6 2 4
426
Penilaian Plaque Index setiap area diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai dari
keempat permukaan setiap gigi. Jumlah nilai Plaque Index setiap area dibagi empat,
maka diperoleh Plaqu Index untuk gigi. Sedangkan nilai Plaque Index setiap orang
diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai Plaque Index setiap gigi kemudian dibagi
dengan banyaknya gigi yang diperiksa.

Kriteria penilaian Plaque Index :

0 = tidak ada plak pada daerah gingiva


1 = selapis tipis plak melekat pada tepi gingiva dan daerah yang berdekatan
dengan gigi.
2 = pengumpulan deposit lunak yang sedang disertai poket gingival dan pada tepi
gingiva dan/ atau berdekatan dengan permukan gigi.
3 = banyaknya deposit lunak yang disertai poket gingival dan/ atau pada tepi
gingiva dan berdekatan dengan permukaan gigi.
PI SCORE = Jumlah Skor Individu
Jumlah Gigi yang Diperiksa

Anda mungkin juga menyukai