UJI TARIK
Disusun oleh :
Niyanti (121221050)
NurulFajriah (121221051)
Pandji YF (121221054)
Pipin Sugandhi(121221056)
2B-Aeronautika
2014
I. Pendahuluan
Praktek komposit adalah salah satu program unggulan di jurusan teknik mesin
yang dimiliki oleh program studi aeronautika. Praktek tersebut dilakukan di laboraturium
struktur pesawat udara tepatnya Laboraturium komposit karena pada dasarnya struktur
pesawat terbang menggunakan meterial komposit. Sehingga pembelajaran pada mata
kuliah ini adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang material komposit
beserta karakteristiknya.
II. Tujuan
1. Mengenal teknologi komposit laminasi basah.
2. Mengetahui material komposit tertentu dengan karakteristik serta propertiesnya.
3. Mengenal, mengetahui, serta mengerjakan proses uji tarik material komposit.
1. Matriks
Material yang digunakan sebagai matriks adalah polimer berjenis Thermosetting
yang sering disebut resin. Polimer merupakan material yang memiliki struktur
lebih kompleks dibandingkan metal dan keramik. Pada umumnya ada dua jenis
resin yaitu Polyester dan Epoxy, epoxy merupakan jenis resin yang berkualitas
baik dan tergolong tinggi hargaganya dan digunakan untuk serat jenis carbon,
kevlar dan boron. Sedangka, resin polyester termasuk harganya terjangkau
biasanya digunakan untuk peralatan sehari-hari. Fungsi matriks antara lain dapat
menyatukan serat-serat penguat, mendistribusikan gaya-gaya pada serat, serta
melindungi serat penguat terhadap pengaruh lingkungan.
2. Serat
Merupakan unsur utama yang berpengaruh pada kekuatan suatu benda atau
komponen, sehingga kekuatan materal komposit bergantung pada material
penyusunnya. Jenis serat yang digunakan adalah serat gelas dengan warna putih
bentuk memanjang dengan diameter 6-10 . Keunggulannya yaitu ringan dan baik
untuk panas, tahan korosi, mudah diproduksi, harga relatif murah.
3. Hardener
Hardener atau pengeras menggunakan katalis.Fungsi dari katalis adalah
mempercepat proses pengeringan (curring) pada bahan matriks suatu komposit.
4. Gel Coat
Gelcoat adalah material yang digunakan untuk memberikan hasil yang baik pada
permukaan komposit. Terbuat dari epoxy resin poliester tak jenuh.Gel coat
befungsi ntuk menutup lubang-lubang ketika melalukan assembly.
5. Filler
Filler berfungsi sebagai penanggung beban utama pada komposit.
6. Polyurethane
Semua polimer yang terdiri dari sebuah rantai unit organik yang dihubungkan
oleh tautan uretana (karbamat)
7. Pigmen warna
Pigmen berfungsi memberikan warna pada komposit.
Material dapat mengalami perubahan bentuk bila material tersebut menerima gaya dari
luar. Ketahanan material untuk mempertahankan bentuk awalnya setelah gaya atau beban
luar di hilangkan disebut deformasi elastis . Selanjutnya material mengalami deformasi
permanen setelah beban luar dihilangkan dikatakan deformasi plastis .
Hukum Hooke : bila hasil pengujian hubungan antara tegangan dan regangan material
proposional maka material masih dalam keadaan elastic.
Lo + dl
Lo p.da
P P
Lo = Panjang awal P da
dl = perubahan panjang
Tegangan teknis ( S ) = P / Ao ; Ao = /4 ( do ) 2 ;do = diameter awal spesimen
(10)
1) Regangan teknis ( e) = 0
= 0
(10)
2) Keuletan material dinyatakan oleh : 100%.
0
n L1 Lo L2 L1 L3 L2
= Lo
L1
L2
dst
i
atau
L
dl L
Ln ............ 3 )
lO
L Lo
sedangkan
l L Lo L
e = 1
Lo Lo Lo
L
e+1= ................4)
Lo
Dari persamaan(3) dan (4) diperoleh ;
Ln ( e 1 ) .................5)
Ao.Lo
A1 . L1 = Ao . Lo didapat A1 = .............. 6)
L1
Sedangkan :
P
A1
dengan memasukan ke persamaan (6 ) didapatkan:
P.L1
atau S ( e 1 ) .............7)
Ao. Lo
Perbedaan kurva tegangan dan regangan teknis terhadap tegangan dan regangan
sebenarnya dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini :
Gambar 2a. Kurva tegangan- regangan dengan batas trasisi elastis plastis Gambar2.b.
Menunjukan adanya kekuatan luluh atas dan bawah.
Kn .............8 )
Pada kurva Gambar 3 terlihat bahwa regangan uniform terjadi pada beban maksimum
dan pada saat itulah specimen tidak akan terjadi necking.
Log
Log
Dari kurva Gambar 4 di atas dapat diperoleh harga persamaan faktor regangan
d (log ) d (ln )
n
d ( log ) d (ln )
d
n .
d
d
n.
d
P = .A d p = dA + A d = 0
Sehingga
d dA
A
Volume Konstan
dl dA d
d
l A
d 1 d
atau .................10)
d d
Jadi necking spesiment secara teoritis akan terjadi pada saat faktor pengerasan regan
n sama dengan regangan uniformnya .
Adapun bentuk necking pada spesiment yang bersifat ulet dapat dilihat pada Gambar 5
berikut ini . Sedangkan harga n dan K untuk beberapa material dapat dilihat pada tabel
1.
Keterangan :
i. Wo = 13 mm
ii. L = 57 mm
iii. W = 19 mm
iv. Lo = 165 mm
v. G = 50 mm
vi. D = 115 mm
vii. R = 76 mm
viii. T = 3,2 mm
2. Potong serat fiber sesuai denga arah serat (90) seperti pada gambar
VII. Pembahasan
VIII. Kesimpulan
1. Dari grafik yang ditunjukkan, memperlihatkan bahwa material komposit yang di uji
mengalami beberapa kesalahan prosedur, yaitu:
a) Terjadi slip pada saat di uji tarik
b) Dari rumus E = (fraksi volume(fiber) E fiber) + (fraksi volume (matriks) E
matriks) diperkirakan fraksi volume (fiber) yaitu sekitar 35%, sedangkan fraksi
volume (matriks) yaitu sekitar 65% . dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa
material komposit yang diuji memiliki komposisi resin yang terlalu berlebih.
2. Komposit yang kami uji memiliki ketahanan beban tarik maksimal yaitu 1,2 ton.
3. Komposit dapat menggantikan fungsi baja/metal sebab ketahanan tarik nya hampir setara
dengan baja.
4. Dari hasil rata-rata modulus elastisitas didapatkan harga E= 2,1 GPa pada spesimen 5, E =
1,37 GPa, dan pada specimen 3 E = 1,11 GPa
Daftar Pustaka