PRINSIP-PRINSIP
RINGKASAN
1. Ada empat komponen sistem penyediaan air minum, yaitu pengumpulan air,
pengolahan air, sistem transmisi, dan sistem distribusi air minum.
3. Persyaratan kualitas air minum ditetapkan untuk menjamin bahwa air yang
dikonsumsi merupakan air yang tidak menimbulkan bahaya atau gangguan
pada kesehatan. Parameter kualitas air meliputi parameter biologis, kimia
(organik dan anorganik), radioaktifitas, dan fisik.
4. Prinsip pemilihan unit pengolahan air didasarkan pada dimensi polutan yang
terkandung dalam air. Urutan proses pengolahan biasanya dimulai dari
dimensi polutan terbesar diikuti oleh dimensi yang lebih kecil.
1
Gambar 1.1 Ringkasan Bab 1
2
MATERI
Penyediaan air minum merupakan rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan upaya
menyediakan air dari sumber air hingga diterima oleh konsumen. Komponen
penyediaan air minum meliputi (lihat Gambar 1.3):
b. Pengolahan air
c. Transmisi (mengalirkan air dari sumber air atau instalasi pengolahan air
menuju daerah pelayanan)
Penyediaan air minum yang baik harus memenuhi prinsip prinsip kualitas,
kuantitas, dan kontinyuitas. Kualitas berarti bahwa air harus memenuhi kualitas
sebagaimana ditentukan dalam standar kualitas air minum ( DEPKES RI ataupun
WHO). Tujuannya adalah agar konsumen memperoleh air yang cukup aman bagi
kesehatan. Kuantitas berarti bahwa jumlah air yang tersedia harus dapat memenuhi
kebutuhan standar, misalnya untuk minum (memasak), mandi, mencuci, dan
kebutuhan rumah tangga lainnya. Kontinyuitas berarti bahwa air yang tersedia harus
dapat memenuhi kebutuhan konsumen dalam waktu terus-menerus (kontinyu
sepanjang tahun).
Kebutuhan air minum untuk suatu wilayah pelayanan tergantung pada beberapa factor
antara lain :
a. Populasi
b. Kondisi iklim
c. Kebiasaan dan gaya hidup
d. Fasilitas plumbing
e. Industri
f. Harga air
3
Gambar 1.2 Sistem penyediaan air minum
4
d. Industri
Konsumsi air tidak selalu tetap, terdapat variasi konsumsi dalam tahunan, bulanan,
mingguan, harian bahkan dalam jam . Pada musim kemarau konsumsi air akan
untuk minum, mandi dan penyiraman taman akan meningkat. Pada hari libur dan
akhir minggu kebutuhan air akan lebih besar dibandingkan dengan hari hari
biasa.
a. Debit rata-rata: yaitu debit yang diperoleh dari perhitungan kebutuhan rata-rata
seluruh pemakai air.
b. Debit hari maksimum: yaitu debit yang diperoleh dari hasil perkalian debit
rata-rata dengan faktor hari maksimum (berkisar 1,2 hingga 2, tipikal: 1,5)
c. Debit jam puncak: yaitu debit yang diperoleh dari hasil perkalian debit rata-
rata dengan faktor jam puncak (berkisar 2 hingga 3)
Air baku untuk air minum dapat diambil dari berbagai sumber air, antara lain:
b. Air tanah, meliputi mata air, sumur dangkal, dan sumur dalam.
c. Air hujan
d. Air laut
5
c. Kondisi iklim.
Secara umum, karakteristik air permukaan dan air tanah dapat dilihat pada
Tabel 1.1.
Standar kualitas air baku di Indonesia mengacu pada baku mutu yang
ditetapkan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001. Pada Pasal 8
6
ayat (1) disebutkan bahwa klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat)
kelas, di antaranya adalah kelas satu, yaitu air yang peruntukannya dapat
digunakan untuk air baku air minum, dan atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. Pada PP
tersebut dilampirkan baku mutu untuk air kelas I seperti pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2 Baku Mutu Air Kelas Satu (Air Baku Air Minum)
Parameter Satuan Nilai Keterangan
1 2 3 4
Fisika
o
Temperatur C deviasi 3 Deviasi temperatur dari keadaan almiahnya
Residu Terlarut mg/ L 1000
Bagi pengolahan air minum secara konvesional,
Residu Tersuspensi mg/L 50
residu tersuspensi 5000 mg/ L
Kimia Anorganik
Apabila secara alamiah di luar rentang tersebut,
pH 6-9
maka ditentukan berdasarkan kondisi alamiah
BOD mg/L 2
COD mg/L 10
DO mg/L 6 Angka batas minimum
Total Fosfat sbg P mg/L 0,2
NO3 sebagai N mg/L 10
NH3-N mg/L 0,5
Arsen mg/L 0,05
Kobalt mg/L 0,2
Barium mg/L 1
Boron mg/L 1
Selenium mg/L 0,01
Kadmium mg/L 0,01
Khrom (VI) mg/L 0,05
Bagi pengolahan air minum secara
Tembaga mg/L 0,02
konvensional, Cu 1 mg/L
Bagi pengolahan air minum secara
Besi mg/L 0,3
konvensional, Fe 5 mg/L
Bagi pengolahan air minum secara
Timbal mg/L 0,03
konvensional, Pb 0,1 mg/L
Mangan mg/L 0,1
Air Raksa mg/L 0,001
Bagi pengolahan air minum secara
Seng mg/L 0,05
konvensional, Zn 5mg/L
Khlorida mg/l 600
Sianida mg/L 0,02
Fluorida mg/L 0,5
7
Parameter Satuan Nilai Keterangan
1 2 3 4
Bagi pengolahan air minum secara
Nitrit sebagai N mg/L 0,06
konvensional, NO2-N 1 mg/L
Sulfat mg/L 400
Khlorin bebas mg/L 0,03 Bagi ABAM tidak dipersyaratkan
Bagi pengolahan air minum secara
Belereng sebagai H2S mg/L 0,002
konvensional, S sebagai H2S <0,1 mg/L
Mikrobiologi
jml/100
Fecal coliform 100 Bagi pengolahan air minum secara
ml
konvensional, fecal coliform 2000 jml / 100 ml
jml/100
Total coliform 1000 dan total coliform 10000 jml/100 ml
ml
Radioaktifitas
Gross-A Bq /L 0,1
Gross-B Bq /L 1
Kimia Organik
Minyak dan Lemak ug /L 1000
Detergen sebagai MBAS ug /L 200
Senyawa Fenol ug /L 1
sebagai Fenol
BHC ug /L 210
Aldrin / Dieldrin ug /L 17
Chlordane ug /L 3
DDT ug /L 2
Heptachlor dan heptachlor
ug /L 18
epoxide
Lindane ug /L 56
Methoxyclor ug /L 35
Endrin ug /L 1
Toxaphan ug /L 5
Sumber: Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001
8
Karakteristik umum air yang layak dikonsumsi adalah:
Bebas dari organisme patogenik
Mempunyai kandungan bahan toxic akut yang rendah
Jernih
Tidak bergaram
Bebas dari bahan penyebab bau dan rasa yang berlebihan
Tidak mengandung bahan penyebab korosif
1. Bakteriologis
a. Air Minum
E. Coli atau fecal coli Jumlah per 100 ml 0
b. Air yang masuk sistem distribusi
E. Coli atau fecal coli Jumlah per 100 ml 0
Total Bakteri Coliform Jumlah per 100 ml 0
c. Air pada sistem distribusi
E. Coli atau fecal coli Jumlah per 100 ml 0
Total Bakteri Coliform Jumlah per 100 ml 0
2. Kimia
A. Bahan-bahan anorganik (yang memiliki pengaruh langsung pada kesehatan)
Antimony mg/liter 0,005
Air raksa mg/liter 0,001
Arsenic mg/liter 0,01
Barium mg/liter 0,7
Boron mg/liter 0,3
Cadmium mg/liter 0,003
Kromium mg/liter 0,05
Sianida mg/liter 0,07
Fluroride mg/liter 1,5
Timbal mg/liter 0,01
Molybdenum mg/liter 0,07
9
Kadar Maksimum
Parameter Satuan Ket.
yang Diperbolehkan
1 2 3 4
Nikel mg/liter 0,02
Nitrat sebagai NO3) mg/liter 50
Nitrit sebagai NO2) mg/liter 3
Selenium mg/liter 0,01
10
Kadar Maksimum
Parameter Satuan Ket.
yang Diperbolehkan
1 2 3 4
edetic acid (EDTA g/liter 200
Nitriloacetic acid g/liter 200
Tributyltin oxide g/liter 2
E. Pestisida
Alachlor g/liter 20
Aldicarb g/liter 10
aldrin/dieldrin g/liter 0,03
Atrazine g/liter 2
Bentazone g/liter 30
Carbofuran g/liter 5
Chlordane g/liter 0,2
Chlorotoluron g/liter 30
DDT g/liter 2
1,2 -dibromo-3-chloropropane g/liter 1
2,4 -D g/liter 30
1,2 -dichloropropane g/liter 20
1,3 -dichloropropane g/liter 20
Heptachlor and Heptachlor g/liter 0,03
epoxide
Hexachlorobenzene g/liter 1
Isoproturon g/liter 9
Lindane g/liter 2
MCPA g/liter 2
Molinate g/liter 6
Pendimethalin g/liter 20
Pentachlorophenol g/liter 9
Permethrin g/liter 20
Propanil g/liter 20
Pyridate g/liter 100
Simazine g/liter 2
Trifluralin g/liter 20
Chlorophenoxy herbicides selain
2,4-D dan MCPA
2,4 -DB g/liter 90
11
Kadar Maksimum
Parameter Satuan Ket.
yang Diperbolehkan
1 2 3 4
Dichlorprop g/liter 100
Fenoprop g/liter 9
Mecoprop g/liter 10
2,4,5 -T g/liter 9
3. Radioaktifitas
Gross alpha activity Bq/liter 0,1
Gross beta activity Bq/liter 1
4. Fisik
Warna TCU 15
Rasa dan bau Tidak berbau
- -
dan berasa
Temperatur C Suhu udara 3 C
Kekeruhan NTU 5
Sumber: Lampiran Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002
Tanggal 29 Juli 2002
12
Tujuan pengolahan air minum adalah:
Air yang aman dikonsumsi adalah air yang tidak mengandung bahan kimia
dan/atau mikroorganisme yang berbahaya bagi kesehatan.
Agar diterima masyarakat, air harus jernih dan tidak berwarna, tidak
berasa, tidak berbau, dan cukup dingin.
Hal ini bertujuan agar konsumen dapat memperoleh air dengan harga yang
terjangkau.
Unit pengolahan air minum sangat tergantung pada karakteristik air baku yang
akan diolah. Air baku dengan kualitas yang baik (mendekati kualitas air
minum) tentu tidak memerlukan unit pengolahan sebanyak dan sekompleks
pengolahan air baku dengan kualitas yang buruk. Pada pengolahan air baku
berkualitas buruk, diperlukan unit pengolahan yang lengkap.
Secara umum, pengolahan air minum secara lengkap dapat dibagi menjadi tiga
tahap pengolahan, yaitu tahap pendahuluan/pertama (pretreatment/primary),
tahap kedua (secondary treatment), dan tahap lanjutan (advanced treatment).
13
berbentuk koloid atau tersuspensi. Partikel berbentuk koloid ini dapat
diendapkan setelah mengalami proses penggabungan partikel. Proses fisik-
kimia untuk menghilangkan partikel jenis ini adalah koagulasi-flokulasi-
sedimentasi-filtrasi cepat.
14
Unit Operasi dan
No Deskripsi dan Prinsip Aplikasi
Proses
Mempercepat dan menyeragamkan pendistribusian bahan kimia
E Pengadukan (UO)
dan gas ke dalam air
Pemakaian bahan pengoksidasi seperti ozone, potasium
permanganate, dan senyawa klorin ke dalam air baku atau unit
F Pre-oxidation (UP)
pengolahan lain, menghambat pertumbuhan mikroba dan
mengoksidasi senyawa penyebab rasa bau dan warna
Koagulasi merupakan proses penambahan dan pengadukan cepat
G Koagulasi (UP) dari koagulan menghasilkan destabilasi partikel koloid dan
pembentukan inti flok
Flokulasi merupakan proses penggumpalan partikel penyebab
H Flokulasi (UO) kekeruhan dan warna yang telah didestabilisasi, membentuk flok
yang mudah mengendap
Pemisahan suspended solids atau flok yang terbentuk proses
I Sedimentasi (UO) pengolahan secara gravitasi. Dipakai setelah koagulasi dan
flokulasi dan presipitasi kimia
Penghilangan partikel dengan penyaringan menggunakan media
J Filtrasi (UO) berbutir. Media filtrasi bisa single (pasir, anthrasit, dll), mixed
(tercampur), atau multilayered (berlapis-lapis media)
Penambahan bahan kimia ke dalam air dan mengubah bentuk
padatan terlarut spesifik menjadi bentuk tak terlarut. Unit ini
Presipitasi Kimia
K digunakan untuk menghilangkan kesadahan, besi, mangan, dan
(UP)
beberapa logam berat yang dapat diendapkan oleh presipitasi
kimia
Penggunaan kapur-soda abu adalah proses presipitasi kimia
Kapur-soda abu
L yang digunakan untuk pelunakan kesadahan, di mana kelebihan
(UP)
jumlah kalsium dan magnesium diendapkan dari air.
Menjaga keseimbangan kimiawi air setelah proses pelunakan air
oleh proses soda abu-kapur. Gelembung-gelembung CO2
M Rekarbonasi (UP)
mengubah bentuk Mg dan Ca jenuh ke dalam bentuk terlarut,
dan terjadi penurunan pH.
Menghilangkan senyawa penyebab bau dan rasa, senyawa-
Adsorpsi karbon senyawa klor, dan logam. Unit ini digunakan dalam bentuk
N
aktif (UP) bubuk karbon aktif (PAC) pada intake atau karbon aktif granuler
(GAC) setelah filtrasi
Menghilangkan senyawa tertentu pada air dengan cara adsorpsi
O Alum aktif (UP) hidrolitik, efektif untuk digunakan dalam menghilangkan
fluoride, fosfat, arsen, dan selenium
Membunuh organisme vector penyakit yang terdapat dalam
sumber air baku. Disinfeksi dicapai dengan cara radiasi
P Disinfeksi (UP) ultraviolet dan melalui bahan kimia oksidatif seperti; klorin,
iodin, bromin, KMnO4 dan ozone. Klorine merupakan bahan
kimia yang paling banyak digunakan dalam disinfeksi
Ammonia mengubah residu klor bebas menjadi kloramin. Dalam
bentuk ini, klor menjadi kurang reaktif, lebih tahan lama dan
Q Ammoniasi (UP) mempunyai kecenderungan yang lebih kecil bersenyawa dengan
senyawa-senyawa organik, sehingga mengurangi bau, rasa dan
pembemtukan THM
15
Unit Operasi dan
No Deskripsi dan Prinsip Aplikasi
Proses
Sodium fluoride, sodium silicofluoride, dan asam hidrofluosilik
dapat ditambahkan dalam tahap akhir dari pengolahan air
R Fluoridasi (UP)
minum untuk menghasilkan air yang mempunyai level fluoride
minimum yang aman terhadap kerusakan gigi
Konsentrasi Nitrat yang berlebih dalam air minum dapat
menyebabkan methemoglobinemia pada bayi. Nitrat direduksi
Denitrifikasi menjadi gas nitrogen oleh mikroorganisme dalam lingkungan
S
Biologis (UP) anaerob. Sumber organik seperti ethanol atau gula dibutuhkan
untuk bereaksi sebagai donor Hidrogen (akseptor oksigen) dan
untuk menyuplai karbon yang diperlukan untuk sintesis
Meliputi penghilangan garam terlarut pada air. Demineralisasi
Demineralisasi
T dapat dilakukan dengan cara ion exchange, proses membran,
(UP)
distilasi, dan pembekuan
Kation dan anion dalam air dihilangkan secara selektif ketika air
dilewatkan melalui bed yang berisi resin penukar anion dan
T1 Ion exchange (UP) kation. Bed tersebut diregenerasi setelah habis kapasitas
pertukarannya. Beberapa resin tertentu mampu menurunkan
kesadahan, nitrat dan ammonia
Reverse Osmosis Membran semi permeable digunakan untuk menghasilkan air
T2 (RO) dan berkualitas tinggi dengan cara menghilangkan padatan terlarut.
Ultraflitrasi (UO) RO juga digunakan untuk penyisihan arsen dan nitrat
Energi potensial listrik digunakan untuk menghilangkan kation
Elektrodialisis
T3 dan anion melalui membran ion-selektif untuk menghasilkan air
(UO)
yang terdemineralisasi dan brine (air garam)
Evaporasi, kondensasi dan distilasi berefek ganda dengan
T4 Distilasi (UO) kompresi uap air adalah metode yang paling umum digunakan
untuk sistem demineralisasi skala besar
Air asin didinginkan hingga mencapai titik beku. Es
mengandung air murni, sementara garam terlarutnya tertinggal
T5 Pembekuan (UO)
dalam larutan. Es dicairkan untuk mendapatkan air tawar.
Metode ini digunakan di daerah beriklim dingin
Sumber: Qasim et el. (2000)
16
Daftar Bacaan
Fair, Gordon M., Geyer, John C., dan Okun, Daniel A., Water and Wastewater
Engineering, Volume 2: Water Purification and Wastewater Treatment and
Disposal, John Wiley and Sons Inc. New York, 1981
Qasim, S.R., Motley, E.M., dan Zhu, G., Water Work Engineering: Planning,
Design & Operation, Prentice Hall PTR, Texas, 2000
17