PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
3
b. Jangka waktu obligasi
Setiap obligasi mempunyai jangka waktu jatuh tempo (maturity). Masa jatuh tempo
obligasi kebanyakan berjangka waktu 5 (lima) tahun. Untuk obligasi pemerintah bisa
berjangka waktu lebih dari 5 (lima) tahun sampai 10 (sepuluh) tahun. Semakin pendek
jangka waktu obligasi maka akan semakin diminati oleh investor karena dianggapnya
resikonya semakin kecil. Pada saat jatuh tempo pihak penerbit obligasi berkewajiban
melunasi pembayaran pokok obligasi tersebut.
c. Tingkat Suku Bunga
Untuk menarik investor membeli obligasi tersebut maka diberikan insentif
berbentuk tingkat suku bunga yang menarik misalnya 17%, 18% per tahunnya.
Penentuan tingkat suku bunga biasanya ditentukan dengan membandingkan tingkat suku
bunga perbankan pada umumnya. Istilah tingkat suku bunga obligasi biasanya dikenal
dengan nama kupon obligasi.
Jenis kupon bisa berbentuk fixed rate dan variable rate untuk alternatif pilihan bagi
investor.
d. Jadwal Pembayaran Suku Bunga
Kewajiban pembayaran kupon (tingkat suku bunga obligasi) dilakukan secara
periodik sesuai kesepakatan sebelumnya, bisa dilakukan triwulanan atau semesteran.
Ketepatan waktu pembayaran kupon merupakan aspek penting dalam menjaga reputasi
penerbit obligasi.
e. Jaminan
Obligasi yang memberikan jaminan berbentuk aset perusahaan akan mempunyai
daya tarik bagi calon pembeli obligasi tersebut. Di dalam penerbitan obligasi kewajiban
penyediaan jaminan tidak harus mutlak. Apabila yang memberikan jaminan berbentuk
aset perusahaan ataupun tagihan piutang perusahaan dapat menjadi alternatif yang
menarik investor.
4
Obligasi dengan Jaminan adalah obligasi yang diberi agunan (collateral) untuk pelunasan
pokok pinjaman beserta bunganya yang berupa harta kekayaan perusahaan, bisa berupa
tanah, gedung dan lain-lain, sedangkan Obligasi tanpa Jaminan adalah obligasi yang
tidak didukung dengan agunan. Selain obligasi-obligasi itu, ada obligasi yang diterbitkan
dengan jaminan hak tanggungan dan agunan aset (Mortage and other asset backed).
Obligasi jenis ini banyak terdapat di Amerika Serikat, Jerman, Meksiko dan Inggris.
Tanah dengan haktanggungan dan aset non-tanah mengalami proses sekuritasi kemudian
dijadikan jaminan untuk obligasi yang dikeluarkan senilai harga yang ditaksir.
Perusahaan Telmex (Mexico) mengeluarkan obligasi pada tahun 1995 yang didasarkan
pada jaminan penerimaan pembayaran rekening telepon sambungan antara Mexico-
Amerika Serikat.
b. Obligasi Berdasarkan Cara Penetapan dan Pembayaran Bunga
Ada beberapa jenis obligasi dilihat dari segi penetapan dan pembayaran bunga yaitu:
1) Obligasi dengan Bunga Tetap
Obligasi ini memberikan bunga tetap yang dibayar setiap periode tertentu,
misalnya obligasi yang diterbitkan oleh PT Jasa Marga IV Tahap II Seri K yang
memberikan bunga sebesar 18% per tahun dan dibayar setiap 3 bulan. Pada waktu
jatuh tempo, pokok pinjaman dibayar kepada pemegang obligasi.
2) Obligasi dengan Bunga Tidak Tetap
Cara penetapan obligasi ini bermacam-macam, misalnya bunga yang dikalikan
dengan indeks atau dengan tingkat bunga deposito yang berlaku seperti di pasaran
luar negeri seperti LIBOR (London Intern Bank Offer Rate) atau SIBOR (Singapore
Inter Bank Offer Rate).
3) Obligasi tanpa Bunga (Zero Coupon)
Jenis obligasi ini tidak mempunyai kupon bunga dan sebagai konsekuensinya
pemilik tidak memperoleh pembayaran bunga secara periodik. Keuntungan yang
diperoleh dari pemilikan obligasi ini diukur dari selisih antara nilai pada waktu jatuh
tempo (sebesar nilai nominal) dengan harga pembelian.
4) Obligasi yang Tidak Terbatas Jatuh Temponya (perpectual bond)
Obligasi ini merupakan salah satu jenis obligasi yang tidak mempunyai batas
jatuh temponya. Perusahaan yang menerbitkan surat berharga ini tidak mempunyai
5
kewajiban untuk mengembalikan utang tersebut, kecuali perusahaan tersebut
dilikuidasi.
5) Obligasi dengan Bunga Mengambang (floating rate bond)
Obligasi ini menjanjikan untuk memberikan suku bunga secara mengambang,
misalnya 1% di atas tingkat bunga LIBOR atau SIBOR atau rata-rata tingkat suku
bunga deposito berjangka pada Bank Pemerintah.
c. Obligasi Berdasarkan Nilai Pelunasan
Obligasi juga dapat dibedakan dari segi nilai pelunasan, terutama dikaitkan dengan
merosotnya nilai uang. Disini nilai pelunasan obligasidikaitkan dengan indeks harga
tertentu, seperti klausula emas, klausula perak, valuta asing, indeks harga konsumen.
d. Obligasi Berdasarkan Konvertibilitas (convertible bond)
Jenis obligasi ini memberikan hak bagi pemegangnya untuk menukarkan obligasi
yang dimilikinya dengan saham (common stock) dalam jangka waktu tertentu sesuai
dengan syarat-syarat pinjaman. Obligasi konversi tidak ubahnya dengan obligasi biasa..
Obligasi konversi mencantumkan persyaratan untuk konversi seperti tanggal penukaran,
jumlah yang dipertukarkan, dan harga konversi. Kekurangan (disadvantage) dari obligasi
konversi adalah kalau terjadi kesalahan dalam pengambilan keputusan konversi yang
tidak tepat, misalnya pada saat terjadi kenaikan suku bunga bank atau Emiten tidak
berhasil mendapatkan keuntungan, sehingga tidak membagikan deviden. Obligasi yang
telah dikonversikan menjadi saham akan menambah modal sendiri dalam posisi neraca.
e. Obligasi Berdasarkan Penerbit
Banyaknya dan tersebarnya Emiten di beberapa daerah, maka obligasi juga berasal
dari lembaga atau daerah tertentu, oleh karena itu dilihat dari pihak yang
menerbitkannya, maka obligasi dapat dibedakan atas:
1) Obligasi Pemerintah Pusat
Setiap obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah adalah obligasi tanpa jaminan
(non-secured bond). Di Indonesia saat ini hanya obligasi Bank Indonesia yang
dipasarkan di pasar Internasional yang dimaksudkan untuk benchmark bagi obligasi
BUMD dan perusahaan swasta nasional.
2) Obligasi Pemerintah Daerah
Obligasi Pemerintah Daerah (Pemda) belum diperkenalkan di Indonesia,
walaupun dari segi potensi ada beberapa Pemda yang mempunyai prospek
6
mengeluarkan obligasi dalam rangka menambah investasi Pemda. Daerah-daerah
seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur misalnya mempunyai
prospek mengeluarkan obligasi. Undang-Undang Pemerintah Daerah saat ini
memberikan peluang kepada daerah untuk secara mandiri mengelola sumber daya
alamnya. Pemerintah daerah bisa mengeluarkan obligasi pemerintah daerah
(municipal bonds). Kabupaten-Kota yang kaya sumber daya alam berpeluang
mengeluarkan obligasi demikian.
3) Obligasi Perusahaan Swasta
Obligasi ini dikeluarkan oleh perusahaan komersial swasta dalam rangka
perhimpunan dana untuk kegiatan usaha bisnisnya.
f. Obligasi Berdasarkan Waktu Jatuh Tempo
Setiap obligasi mempunyai masa jatuh tempo yang berbeda-beda yang dapat
dikelompokkan ke dalam 3 golongan yaitu:
1) Obligasi jangka pendek (sampai dengan 1 tahun)
2) Obligasi jangka menengah (dua sampai lima tahun)
3) Obligasi jangka panjang (lebih dari lima tahun)
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Obligasi kini menjadi alternatif bagi perusahaan untuk mendapatkan modal dalam
jumlah yang besar tanpa harus melalui syarat syarat yang rumit ketika akan meminjam dana
ke bank. Karena dalam obligasi ini penjualannya akan dipublikasikan dan dijual kepada
investor langsung. Pada dasarnya ini obligasi adalah surat tanda utang yang dikeluarkan
oleh perusahaan untuk memperoleh modal. Sedangkan bunga atau kupon yang diberikan
bagi pemegang obligasi ini stabil berbeda dengan pemegang saham yang cenderung
berfluktuatif. Sedangkan bagi perusahaan dengan adanya obligasi dan saham prefern ini
memberikan perlindungan pajak. Dilihat dari segi kepemilikannya pemegang obligasi ini
disebut sebagai kreditur, serta obligasi ini memiliki jatuh tempo. Konsekuensinya lain
penggunaan obligasi ini adalah ketidakmampuan membayar bunga dapat mengakibatkan
kebangkrutan sedangkan ketidakmampuan membayar dividen tidak berakibat apa apa.
8
DAFTAR PUSTAKA
Ekak, V., & Abundanti, N. (2013). PENGARUH LIKUIDITAS, WAKTU JATUH TEMPO,
DAN KUPON OBLIGASI TERHADAP PERUBAHAN HARGA OBLIGASI
KORPORASI BERPERINGKAT RENDAH DAN BERPERINGKAT TINGGI. E-Jurnal
Manajemen Universitas Udayana, 2(12).
Levi Lana. Penerbitan Obligasi dan Pembangunan dengan Obligasi (Tinjauan Aspek Yuridis
dan Praktis). Jurnal Hukum Bisnis Vol 10, 2000. Hal. 29-30
Widjaja, Gunawan. 2006. Penerbitan Obligasi dan Peran Serta Tanggung Jawab Wali Amanat
dalam Pasar Moda. Jakarta : Prenada Media