Anda di halaman 1dari 31

A.

Pengkajian
1. Identitas Pasien
a. Nama : Ny. Z
b. Umur : 47 tahun
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Pendidikan : SD
e. Pekerjaan : IRT
f. Agama : Islam
g. Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia
h. Alamat : Jl. Veteran xxx
i. Ruangan Dirawat : Jantung/Alamanda
j. Tanggal MRS : 10 Oktober 2017
k. No. Register : 1. 14. 70 xx
l. Diagnosa Medis : Heart Failure
m. Dokter : dr. D. A

2. Riwayat Penyakit
a. Keadaan Umum
1) GCS: E4 M6 V5 (komposmetis), TD: 180/120mmHg, P: 90x/menit, R:
20x/menit, T: 36,2 C, SPO2: 94 %, lingkar perut 134 cm
2) Perut tampak besar, kaki kiri kanan tampak bengkak

b. Keluhan Utama
Pasien mengatakan kaki kiri kanan bengkak dan perut besar serta bernapas
terasa sesak bila posisi duduk dan terlentang.

c. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien mengatakan 10 hari sebelum masuk rumah sakit napas terasa sesak,
perut kembung 3 bulan. Kemudian dibawa ke RS x melewati UGD untuk periksa
lalu di rawat inap di ruang Jantung pada tanggal 10 oktober 2017. Sebelumnya tidak
pernah sakit yang sama seperti sekarang dan tidak pernah masuk rumah sakit
sebelumnya hanya ke pelayanan kesehatan terdekat bila mengalami sakit. Dan baru
sekarang yang sakit sampai masuk Rumah Sakit.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
2 tahun yang lalu pernah mengalami gula darah tinggi dan kaki mengalami
kematian jaringan pada ibu jari dan telunjuk jari kaki kanan. Kemudian dibawa ke
pelayanan kesehatan terdekat lalu di amputasi kedua jari tersebut. Pasien
mengatakan tidak pernah sakit yang sama dan baru sekarang yang sakit sampai
masuk ke rumah sakit

e. Riwayat Penyakit Keluarga

Ny. Z

Keterangan:
: Perempuan
: Laki-Laki

: Meninggal Dunia
: Garis Keturunan
: Garis Pernikahan
: Tinggal Serumah
: Pasien

f. Riwayat Sosial
Pasien mengatakan sebelum sakit hubungan dengan keluarga, tetangga
sangat baik dan saling membantu. Tetapi setelah sakit, hanya terbaring di RS
ditemani suami. Namun hubungan dengan mereka tetap baik.

3. Pemeriksaan Fisik
No Area Fisik Hasil Pemeriksaan Analisa
1. Kepala: I: bentuk simetris, penyebaran rambut merata,
Rambut kulit kepala bersih, luka (-), bekas operasi (-),
Kulit Kepala perdarahan (-), hematoma (-), Pusing (-), Normal
P: benjolan (-), nyeri tekan (-)
2. Wajah:
Mata I: bentuk simetris, strabismus (-/-), luka (-/-),
bekas operasi (-/-), rakun eyes (-/-), katarak (-
/-), penglihatan baik (+/+), konjungtiva Normal
anemik (-/-), sklera ikterik (-/-),
P: nyeri tekan (-/-), edema (-/-), benjolan (-/-)
Hidung I: bentuk simetris, perdarahan (-/-), polip (-/-), Normal
cuping hidung (+), luka (-/-), bekas operasi (-
/-), mukosa membran hidung lembab sedikit
pucat
P: nyeri tekan (-/-), bengkak (-/-), fraktur nasal
(-/-)
Telinga I: bentuk simetris, luka (-/-), perdarahan (-/-),
sekret telinga (+/+), berbau (-/-), hematoma (-
/-), bekas operasi (-/-), battle sign (-/-) Normal
P: nyeri tekan (-/-), benjolan (-/-), fraktur (-/-)
Mulut I: bentuk simetris, luka (-), bekas operasi (-), Normal
mukosa bibir pucat, perdarahan (-), gigi sisa
20 buah, kebersihan gigi tampak kekuningan,
kebersihan lidah tampak kurang, tonsillitis (-
), candidiasis oral (-)
P: nyeri tekan (-), bengkak (-)
3. Leher dan Bahu I: bentuk simetris, luka (-), bekas operasi (- Normal
), hematoma (-), peningkatan bahu (+),
trakea bergeser (-)
P: distensi vena jugularis sinistra (+) jarak
DVJ bawah ke manubrium 12 cm dan
jarak DVJ atas ke manubrium 8 cm, kaku
kuduk (-), nyeri tekan (-), pembengkakan
(-), nadi karotis teraba cepat dalam dan
kuat, pembengkakan kelenjar getah
bening (-), kelenjar tiroid bengkak (-)
4. Dada: I: bentuk simetris, luka (-/-), bekas operasi (-), Adanya masalah
Paru-Paru RR: 23x/menit, peningkatan pada
suprakostal (-/ ), hematoma (-/-), pemeriksaan
retraksi iga (-) palpasi, perkusi
P: Anterior: nyeri tekan (-), edema (-/-), taktil dan auskultasi
premitus teraba di dada lobus atas karena adanya
ICS 1,2,3,4 kiri kanan, dan tidak cairan pada paru
teraba di dada lobus bawah ICS
5,6 traktil fremitus teraba
menurun, krepitasi (-/-)
P: Anterior: perkusi dada sonor di ICS 1,2,3,4
dan redup di ICS 5,6
A: Anterior: suara napas di dada ICS 1,2,3,4
kiri kanan terdengar vesikuler dan
ICS 5,6 kanan kiri terdengar nafas
tambahan ronchi.
5. Jantung I : ictus cordis (-) Tidak normal
P: denyut nadi ictus cordis teraba kuat dan Karena tekanan
dalam di ICS 4 sinistra (90x/menit), PMI:
di ICS 4 darah yang
P: perkusi batas jantung kiri atas di ICS 3 mengalir ke otak
sternalateral sinistra, batas jantung kiri
tinggi dan bisa
bawah di ICS 8 axilla anterior, batas
jantung kanan atas di ICS 3 sternalateral menyebabkan
dekstra, dan batas jantung kanan bawah pecahnya
di ICS 7 sternalateral dekstra
pembuluh darah
A: bunyi katup pulmonal dan aorta gallop
(S1, S2 dan S3) di ICS 2 dan 3 sinistra),
bunyi jantung terdengar menjauh dan
lemah di ICS 4 dan 5 sinistra, tekanan
darah 180/120 mmHg, dengan MAP =
(sistole + 2 Diastole)
3
= (180 + 2 x 120)
3
= 140 mmHg
Normal MAP adalah 70-99 mmHg
6. Abdomen I: bentuk simetris, luka (-), bekas operasi (- Tidak normal
), spider navy (-), hirsutisme (-), asites (- adanya asites
), pernapasan perut (+)
A: bising usus 18x/menit, bunyi cracles di
region hipokondria dekstra dan lumbal
dekstra sangat kuat
P: perkusi abdomen redup
P: nyeri tekan (-), HJR (+), denyut nadi di
region epigastrik dan umbilical teraba
kuat, massa (-), organomegali (-),
undulasi (-), shifting dullness (-) terdapat
cairan pada perut
7. Ekstremitas I: bentuk simetris, atropi otot (-), luka dekubitus
(-), bekas operasi (-), bekas luka pada kaki
kanan di ibu jari dan telunjuk, dan bekas
amputasi, luka pada ibu jari kaki kiri, kaki
kiri kanan tampak edema, hematoma (-),
deformitas (-), kekuatan otot ekstremitas
atas dan bawah

5555 5555 Normal


5555 5555

Keterangan: skala kekuatan otot kaki dan


tangan nilai 5 yaitu dapat bergerak dengan
baik dan mampu menahan gravitasi
Terpasang pemplon di ekstremitas atas
dekstra (rubor (-), kalor (-), dolor (-), tumor
(-), function laesa (-)), edema pada kaki
kiri/kanan
P: nyeri tekan (-), bengkak (-), kekakuan otot (-
), benjolan (-), akral teraba hangat
8. Genitalia I: bentuk simetris, luka (-), perdarahan orifisium
(-), bekas operasi (-), kebersihan (+)
P: nyeri tekan (-), benjolan (-), massa (-) Normal
9. Anus I: bentuk simetris, luka (-), bekas operasi (-),
hemoroid (-), perdarahan (-), kebersihan (-)
P: nyeri tekan (-), benjolan (-), edema (-) Normal
10. Kulit dan kuku I: bentuk simetris, kulit tampak kering, warna
sawo matang, luka (-), bekas operasi (-),
hematoma (-), eritema (-) Normal
P: nyeri tekan (-), massa (-), edema (-), turgor
kulit tidak elastis, CRT: 2 detik, kuku bersih

4. 11 Pola Gordon
a. Persepsi Terhadap Kesehatan dan Manajemen Kesehatan
1) Sebelum sakit: pasien mengatakan bila sakit seperti sakit flu dan batuk beli obat
di warung terdekat.
2) Saat sakit: pasien mengatakan ternyata kesehatan itu sangat penting dan mahal.
Di saat sakit seperti ini baru sadar jika flu dan batuk harus pergi ke tempat
pelayanan kesehatan terdekat.
b. Pola Aktivitas dan Latihan
1) Sebelum sakit: pasien mengatakan mampu melakukan aktivitas dirumah
seperti biasa sebagai ibu rumah tangga napas tidak terasa sesak dan jantung
tidak berdebar saat melakukan aktivitas maupun sesudah melakukan aktivitas.
2) Saat sakit: pasien mengatakan namun semenjak 10 hari saat sakit sekarang
ini selalu merasa sesak terutama jika melakukan aktivitas. Aktivitas pasien
termasuk dalam kategori II, yaitu di bantu sebagian oleh orang lain.
c. Pola Istirahat dan Tidur
1) Sebelum sakit: pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit pola tidur
teratur 8 jam per hari. Tidur siang ada dan istirahat teratur. Tidur malam
biasanya dari jam 9 malam sampai 5 pagi.
2) Saat sakit: pasien mengatakan namun saat masuk rumah sakit, tidur seperti
biasa hanya perut yang semakin membesar yang membuat agak kurang nyaman
saat berbaring istirahat. Tidur siang selalu ada paling 2 jam, setelah itu tidak
tidur lagi. Jika malam hari tetap bisa tidur.
d. Pola Nutrisi
1) Sebelum sakit: pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit makan 3 kali
sehari tanpa pantangan dan mampu menghabiskan satu porsi lebih. Dengan
menu makanan nasi, sayur dan lauk ikan dan buah-buahan seperti pisang dan
apel.
2) Saat sakit: pasien mengatakan semenjak di rumah sakit, makan dengan baik
dan menghabiskan 1 porsi makanan yang disediakan sampai habis, dan harus
membatasi minum.
e. Pola Eliminasi
1) Sebelum sakit: pasien mengatakan BAB lancar 1 kali sehari, tidak ada sakit
saat BAB, warna kuning dengan konsistensi lembek, tidak ada darah saat BAB.
BAK normal (sering), warna bening dan tidak ada sakit saat berkemih.
2) Saat sakit: pasien mengatakan BAB ada 1x dalam 10 hari ini, warna kuning
dengan konsistensi lembek. BAK normal (sering) berwarna kekuningan dan
berbau pesing serta tidak ada kesulitan atau sakit saat kencing.
f. Pola Kognitif dan Perseptual
1) Sebelum sakit: pasien mengatakan sudah tahu kalau terkena penyakit gula
darah dan tekanan darah tinggi, jadi sudah biasa.
2) Saat sakit: pasien mengatakan sudah tahu kalau terkenan penyakit gula darah
dan tekanan darah tinggi dan tidak ada alasan untuk bertanya kenapa masuk
rumah sakit karena memang sudah ada penyakit.
g. Pola Konsep Diri
1) Sebelum sakit: pasien mengatakan mau menerima diri apa adanya dengan
kondisi baik atau pun buruknya.
2) Saat sakit: pasien mengatakan mau menerima diri apa adanya dan selalu
berserah kepada Tuhan di saat sakit seperti ini.
h. Pola Koping
1) Sebelum sakit: pasien mengatakan saat mengalami stress biasanya pergi jalan-
jalan. Saat ada masalah, biasanya dibicarakan bersama anak-anak.
2) Saat sakit: pasien mengatakan saat mengalami stress hanya berserah dan
berdoa kepada Tuhan. Saat ada masalah dibicarakan dengan keluarga dan anak-
anak.
i. Pola Seksualitas dan Reproduksi
Jenis kelamin perempuan, sudah menikah anak 2 semua perempuan.
j. Pola Peran dan Hubungan
1) Sebelum sakit: pasien mengatakan tinggal dirumah sendiri bersama suami dan
anak-anaknya, pasien sebagai anak kedua dan mempunyai tanggung jawab
untuk menasehati anak-anak. Hubungan dengan keluarga besar terjalin baik.
Peran sebagai ibu rumah tangga.
2) Saat sakit: pasien mengatakan berperan sebagai ibu rumah tangga dan
hubungan dengan keluarga besar masih terjalin baik.
k. Pola Nilai dan Kepercayaan
1) Sebelum sakit: pasien mengatakan beragama muslim dan sholat selalu 5
waktu. Namun selalu percaya bahwa Allah itu mahakuasa.
2) Saat sakit: pasien mengatakan beragama muslim dan hanya berdoa kepada
Allah di tempat tidur, percaya bahwa Allah mahakuasa dan pengampun.

B. Prosedur Diagnostig
No Hari/tanggal Jenis Hasil Pemeriksaan Nilai normal Analisa
pemeriksaan
1 10 oktober Hematologi
2017 - Hemoglobin 11,8 12.00-16.00 Normal
- Leukosit 8,1 4.00-10.5 Normal
- Eritrosit 3,98 4.00-5.30 Normal
- Hematokrit 33,6 37.00-47.00 Normal
- Trombosit 385 150-450 Normal
- RDW-CV 16,6 12.1-14.0 Tidak
normal
MCV, MCH,
MCHC

- MCV 84,5 75.0-96.0 Normal


- MCH 29,6 28.0-32.0 Normal
- MCHC 35,1 33.0-37.0 Normal
Jantung jenis
- Gran# 5,7 2.50-7.00 Normal
- Limposit# 1,7 1.25-4.0 Normal
- MID# 0,7 Normal
Kimia ( Gula
Darah)
- Glukosa Darah 145 < 200 Normal
Sewaktu
Faal lemak dan
jantung
- CKMB 42 0-24
Hati
- SGOT 72 0-46 Tidak
normal
- SGPT 50 0-45 Tidak
normal
- Albumin
2,78 3.5-5.5 Tidak
Ginjal
normal
- Ureum
66 10-50 Tidak
normal
- Creatinin
1,81 0.6-1-2 Tidak
Elektrolit
normal
- Natium
144 135-146 Tidak
- Kalium
4,0 3.4-5.4 normal
Normal
Normal

2 12 oktober Hematologi
2017 - HBA1c 8.8 4.5-6.3 Tidak
normal
Gula Darah

- Glucosa 48 70-105 Tidak


darah puasa normal
- Glucosa 2 137 < 140 Normal
jam PP

Ginjal

- Ureum 63 10-50 Tidak


normal
- Creatinin 2.23 0.6-1.2 Tidak
normal

3 10 Oktober EKG Irama : ireguler OMI


2017 HR: 90x/menit lateral
Gel. P : tidak terbaca tinggi
Gel. Q R= tidak terhitung
QRS= 0,12 detik
Axis QRS: LAD
Deviasi Normal: QS= I,
AvL
Kesimpulan: OMI lateral
tinggi
4 12 Oktober USG Hepar: ukuran membesar
2017 ABDOMEN ringan, intensitas
MARKER echoparenkim homogen
menurun, kapsula intak,
sudut tajam, tepi frata,
tidak tampak nodul.
Duktus biliaris
intrahepatal tidak dilatasi.
V hepatica melebar, tak
tampak nodul.
GB: dinding tak menebal,
tak tampak massa/batu
Pankreas: normal, tak
tampak nodul
Spleen: ukuran tak
membesar, tidak tampak
nodul/cyst
Ren dextra/sinistra:
ukuran normal, intensitas
echocortex homogen
normal, tak tampak
ectasis/kista/massa/batu
VU: dinding tak menebal,
tak tampak massa/batu
Ascites dengan punctum
75 mm dari subcutan vol
1100 c
Oedem dinding amdomen
Kesimpulan:
- Congestive liver
dengan ascites
- Secara radiologi GB,
Lien, pankreas, ren,
VU dalam batas
normal
- Ascites dengan
punctum 75 mm dari
subcutan vol 1100 c
Oedem dinding
amdomen
5. 12 oktober Rontgen thorax Pada foto thorax, terlihat
2017 adanya kardiomegali,
terutama ventrikel kiri.
Juga ditemukan
bendungan paru dan efusi
pleura.

C. Analisa Data
No Data-data Etiologi Problem

1. Ds: klien mengatakan kaki Volume sisa ventrikel Kelebihan volume


kiri kanan bengkak dan cairan
perut besar serta bernapas Afterload meningkat
terasa sesak bila posisi
duduk dan terlentang. Tekanan atrium
Do: GCS: E4 M6 V5
(komposmetis), TD: Tekanan kapiler paru
180/120mmHg, P:
69x/menit, R: 20x/menit, T: Tekanan hidrostika kapiler
36,2 C, SPO2: 94 %, Perut
tampak besar, kaki kiri Vaskuler menurun
kanan tampak edema, hasil
lab ginjal: ureum 66 mg/dL Transudasi ke dalam cairan
dan creatinin 1.81 mg/dL, interstitial

lingkar perut 134 cm, hasil


Edema intertitial
rontgen: Pada foto thorax,
terlihat adanya
kardiomegali, terutama Perubahan mekanisme regulasi
ventrikel kiri. Juga
ditemukan bendungan paru
dan efusi pleura, hasil USG:
simpulan:
- Congestive liver dengan
ascites
- Secara radiologi GB,
Lien, pankreas, ren, VU
dalam batas normal
- Ascites dengan
punctum 75 mm dari
subcutan vol 1100 c
Oedem dinding
abdomen

Hasil EKG: Irama :


ireguler, HR: 90x/menit,
Gel. P : tidak terbaca, Gel. Q
R= tidak terhitung, QRS=
0,12 detik, Axis QRS: LAD,
Deviasi Normal: QS= I,
AvL

Kesimpulan: OMI lateral


tinggi

2. Ds: klien mengatakan tekanan ventrikel kanan Ketidakefektifan pola


bernapas terasa sesak bila napas
posisi duduk dan terlentang. kegagalan ventrikel kanan

Do: GCS: E4 M6 V5
(komposmetis), TD: Retensi cairan dirongga
peritonium
180/120mmHg, P:
69x/menit, R: 20x/menit, T:
36,2 C, SPO2: 94 %, ICS Menekan Diafragma

5,6 kanan kiri terdengar


Sesak napas
nafas tambahan ronchi.
Palpasi: tidak teraba di dada
lobus bawah ICS 5,6 traktil
fremitus tidak teraba.
Perkusi: redup di ICS 5,6.

Pada foto thorax, terlihat


adanya kardiomegali,
terutama ventrikel kiri. Juga
ditemukan bendungan paru
dan efusi pleura, hasil USG:
simpulan:
- Congestive liver dengan
ascites
- Secara radiologi GB,
Lien, pankreas, ren, VU
dalam batas normal
- Ascites dengan
punctum 75 mm dari
subcutan vol 1100 c
Oedem dinding
abdomen

Hasil EKG: Irama :


ireguler, HR: 90x/menit,
Gel. P : tidak terbaca, Gel. Q
R= tidak terhitung, QRS=
0,12 detik, Axis QRS: LAD,
Deviasi Normal: QS= I,
AvL

Kesimpulan: OMI lateral


tinggi
3. Ds: klien mengatakan sulit Dilatasi ventrikel kiri Intoleransi aktivitas
melakukan aktivitas karena
perut yang besar sehingga Darah statis di ventrikel kiri
merubah posisi yang
nyaman saja sudah lelah. Retensi cairan di paru
Do: klien tampak berbaring
di tempat tidur, GCS: E4 Sesak napas
M6 V5 (komposmetis), TD:
180/120mmHg, P:
69x/menit, R: 20x/menit, T: Kelemahan umum
36,2 C, SPO2: 94 %,
Aktivitas pasien termasuk
dalam kategori II, yaitu di
bantu sebagian oleh orang
lain

D. Nursing Care Plan

NO DIAGNOSA PERENCANAAN
KEPERAWATAN TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL
KRITERIA HASIL

1. Kelebihan volume Tujuan: Setelah 1. Monitor tanda- 1. Hipertensi dan


cairan berhubungan diberikan asuhan tanda vital klien distensi vena
dengan Perubahan keperawatan selama jugularis
mekanisme regulasi di 3 x 24 jam menunjukkan
tandai dengan klien diharapkan klien kelebihan
mengatakan kaki kiri dengan kriteria hasil : volume cairan
kanan bengkak dan 1. Terbebas dari dan kongesti
perut besar serta edema, efusi paru
bernapas terasa sesak 2. Memelihara
bila posisi duduk dan output jantung 2. Pantau keluaran 2. Keluaran urin
terlentang, GCS: E4 dan vital sign urin, catat jumlah mungkin sedikit
M6 V5 (komposmetis), dalam batas dan warna dan pekat
TD: 180/120mmHg, P: normal 3. Batasi minum karena
69x/menit, R: 3. Menjelaskan klien penurunan
20x/menit, T: 36,2 C, indikator 4. Observasi tanda- fungsi ginjal
SPO2: 94 %, Perut kelebihan cairan tanda vital klien
tampak besar, kaki kiri 3. Kondisi oedema
kanan tampak edema, akan dapat lebih
hasil lab ginjal: ureum parah jika intake
66 mg/dL dan creatinin 5. Timbang berar cairan klien
1.81 mg/dL , lingkar badan klien tiap tidak seimbang
perut 134 cm, hasil hari dengan output
rontgen: Pada foto klien terutama
thorax, terlihat adanya klien dengan
kardiomegali, terutama kondisi oedema
ventrikel kiri. Juga
ditemukan bendungan 6. Kaji distensi 4. Tekanan darah
leher dan yang meningkat
paru dan efusi pleura, pembuluh berhubungan
hasil USG: simpulan: perifer. Lihat dengan
- Congestive liver tubuh yang kelebihan cairan
dengan ascites edema dengan dan berguna
- Secara radiologi atau tanpa pitting untuk
GB, Lien, edema mengontrol
pankreas, ren, VU 7. Kaji ulang EKG. pemberian anti
dalam batas normal diuretic
- Ascites dengan
punctum 75 mm 8. Ubah posisi 5. Ada atau
dari subcutan vol dengan sering hilangnya
1100 c Oedem tinggikan kaki edema sebagai
dinding abdomen bila duduk respon terhadap
terapi.
Hasil EKG: Irama :
ireguler, HR: 6. Retensi cairan
90x/menit, Gel. P : berlebihan
tidak terbaca, Gel. Q dapat
R= tidak terhitung, dimanifestasika
QRS= 0,12 detik, Axis n oleh
QRS: LAD, Deviasi pembuluh vena
Normal: QS= I, AvL dan
Kesimpulan: OMI pembentukan
lateral tinggi edema perifer
9. Pertahankan
masukan cairan 7. Memberi
dan pembatasan informasi
Na sesuai sehubungan
indikasi dengan
kemajuan atau
10. Kolaborasi perbaikan
dengan dokter infark, status
untuk pemberian fungsi ventrikel,
obat diuretic keseimbangan
elektrolit dan
efek terapi obat

8. Pembentukan
edema, sirkulasi
melambat,
gangguan
pemasukan
nutrisi dan
mobilisasi/ tirah
baring lama
merupakan
stressor yang
memperangaruh
i integritas kulit

9. Menurunkan air
total tubuh /
mencegah
reakumulasi
cairan

10. Meningkatkan
laju aliran urine
dan
menghambat
reabsorbsi
Na/Cl pada
tubulus ginjal

2. Ketidakefektifan pola Tujuan: Setelah 1. Kaji kemampuan 1. Untuk


napas berhubungan diberikan asuhan dan frekuensi mengetahui
keperawatan selama setiap ekspansi frekuensi dan
dengan Retensi cairan
3 x 24 jam paru kedalaman
dirongga peritonium diharapkan klien 2. Kaji bunyi nafas pernapasan
ditandai dengan klien dengan kriteria hasil : 2. Untuk
3. Berikan O2 mengetahui
mengatakan bernapas
1. Klien tambahan bunyi nafas
terasa sesak bila posisi mengatakan
duduk dan terlentang, sesak berkuran 4. Anjurkan klien 3. Memaksimalka
2. Menunjukkan makan tinggi n bernapas dan
GCS: E4 M6 V5
jalan napas kalori dan tinggi menurunkan
(komposmetis), TD: yang paten protein kerja bernapas
180/120mmHg, P: (irama napas,
69x/menit, R: frekuensi 4. Ketidakadekuat
pernapasan an protein atau
20x/menit, T: 36,2 C, dalam napas kalori
SPO2: 94 %, ICS 5,6 normal, tidak 5. Auskultasi bunyi meningkatkan
kanan kiri terdengar ada napas napas catat area resiko
abnormal penurunan udara, pembentukan
nafas tambahan ronchi. 3. Tanda-tanda bunyi tambahan edema
Palpasi: tidak teraba di vital dalam
dada lobus bawah ICS rentang normal 5. bunyi napas
(tekanan, nadi, 6. Tinggikan kepala redup karena
5,6 traktil fremitus
pernanapasan) dan bantu pasien aliran udara,
tidak teraba. Perkusi: merubah posisi mengi, indikasi
redup di ICS 5,6. spasme
bronchus/tertah
Pada foto thorax, annya sekret,
krekels basah
terlihat adanya
kardiomegali, terutama menyebar
ventrikel kiri. Juga menunjukkan
cairan pada
ditemukan bendungan
dekompensasi
paru dan efusi pleura, 7. Kolaborasi jantung
hasil USG: simpulan: dengan dokter
untuk pemberian
- Congestive liver
obat 6. Merubah posisi
dengan ascites /
- Secara radiologi memaksimalka
n kepala dalam
GB, Lien,
posisi semi
pankreas, ren, VU fowler / fowler
dalam batas memungkinkan
normal O2 dapat
disuplai dengan
- Ascites dengan baik
punctum 75 mm
dari subcutan vol 7. Untuk
mengurangi
1100 c Oedem
rasa sesak pada
dinding abdomen klien

Hasil EKG: Irama :


ireguler, HR:
90x/menit, Gel. P :
tidak terbaca, Gel. Q
R= tidak terhitung,
QRS= 0,12 detik, Axis
QRS: LAD, Deviasi
Normal: QS= I, AvL

Kesimpulan: OMI
lateral tinggi

3. Intoleransi aktivitas Tujuan: Setelah 1. Periksa TTV 1. Hipotensi


berhubungan diberikan asuhan sebelum dan ortostatik dapat
ketidakseimbangan keperawatan selama setelh aktivitas terjadi dengan
antar suplai oksigen 3 x 24 jam khususnya bila aktivitas karena
ditandai dengan klien diharapkan klien klien perpindahan
mengatakan sulit dengan kriteria hasil : menggunakan cairan (diuretic)
melakukan aktivitas 1. Tanda-tanda diuretic atau pengaruh
karena perut yang vital normal fungsi jantung
besar sehingga 2. Mampu
merubah posisi yang melakukan
nyaman saja sudah aktivitas 2. Catat respon 2. Penurunan /
lelah, klien tampak sehari-hari kardiopulmonal kemampuan
berbaring di tempat secara terhadap miokardium
tidur, GCS: E4 M6 V5 mandiri aktivitas, catat untuk
(komposmetis), TD: 3. Mampu takikardi, meningkatkan
180/120mmHg, P: berpindah: disritmia, volume
69x/menit, R: dengan atau dispnea sekuncup
20x/menit, T: 36,2 C, tanpa berkeringan dan selama aktivitas
SPO2: 94 %, Aktivitas bantuan pucat dapat
pasien termasuk 3. Jelaskan pada menyebabkan
dalam kategori II, klien tentang peningkatkan
tahap-tahap frekuensi
yaitu di bantu
aktivitas yang jantung dan
sebagian oleh orang
boleh dilakukan kebutuhan
lain dan tidak boleh oksigen
dilakukan
3. Menghindari
kerja jantung
yang tiba-tiba
berat

4. Dapat
menunjukkan
4. Evaluasi peningkatan
peningkatan dekompensasi
intoleran jantung
aktivitas daripada
kelebihan
aktivitas

5. Peningkatan
bertahap pada
5. Kolaborasi aktivitas
dengan tim medis menghindari
lain untuk kerja jantung /
program konsumsi
rehabilitasi oksigen
jantung/aktivitas berlebihan.
Penguatan dan
perbaikan
fungsi jantung
dibawah stress,
bila fungsi
jantung tidak
dapat membaik
kembali
E. Implementasi

TGL Diagnosa Implementasi Evaluasi


18 oktober Kelebihan volume 1. Memonitor tanda-tanda S: klien mengatakan perut
2017 cairan berhubungan vital klien tampak besar dan belum
dengan Transudasi ke ada kurang-kurangnya
dalam cairan interstitial 2. Memantau keluaran
urin, catat jumlah dan O: perut klien tampak
warna besar dan teraba agak
keras, lingkar perut 134
3. Membatasi minum klien cm, output urin 150 cc per
24 jam
4. Mengobservasi tanda-
tanda vital klien A: masalah Kelebihan
volume cairan belum
5. Menimbang berar badan teratasi
klien tiap hari
P: lanjutkan intervensi
6. Mengkaji distensi leher
dan pembuluh perifer. I:
Lihat tubuh yang edema 1. Memonitor tanda-
dengan atau tanpa tanda vital klien
pitting edema 2. Memantau keluaran
urin, catat jumlah dan
7. Mengkaji ulang EKG. warna
3. Membatasi minum
8. Mengubah posisi klien
dengan sering tinggikan 4. Mengobservasi tanda-
kaki bila duduk tanda vital klien
5. Menimbang berar
9. Mempertahankan badan klien tiap hari
masukan cairan dan 6. Mengkaji distensi
pembatasan Na sesuai leher dan pembuluh
indikasi perifer. Lihat tubuh
yang edema dengan
10. Berkolaborasi dengan atau tanpa pitting
dokter untuk pemberian edema
obat diuretic 7. Mengkaji ulang EKG.
8. Mengubah posisi
dengan sering
tinggikan kaki bila
duduk
9. Mempertahankan
masukan cairan dan
pembatasan Na sesuai
indikasi
10. Berkolaborasi dengan
dokter untuk
pemberian obat
diuretic obat
furosemid 1 x 5 mg
18 oktober Ketidakefektifan pola 1. Mengkaji kemampuan S: klien mengatakan saat
2017 napas berhubungan dan frekuensi setiap bernapas terasa sesak bila
dengan Retensi cairan ekspansi paru posisi duduk dan
dirongga peritonium 2. Mengkaji bunyi nafas terlentang

3. Memberikan O2 O: klien tampak gelisah,


tambahan posisi dengan miring kiri,
GCS: E4 M6 V5
4. Menganjurkan klien (komposmetis), TD:
makan tinggi kalori dan 180/100mmHg, P:
tinggi protein 72x/menit, R: 24x/menit,
T: 36,5 C, SPO2: 94 %,
5. Mengauskultasi bunyi suara napas ronchi
napas catat area
penurunan udara, bunyi A: masalah
tambahan ketidakefektifan pola
napas belum teratasi
6. Meninggikan kepala dan
bantu pasien merubah P: lanjutkan intervensi
posisi
I:
7. Berkolaborasi dengan 1. Mengkaji kemampuan
dokter untuk pemberian dan frekuensi setiap
obat ekspansi paru
2. Mengkaji bunyi nafas
3. Memberikan O2
tambahan
4. Menganjurkan klien
makan tinggi kalori
dan tinggi protein
5. Mengauskultasi bunyi
napas catat area
penurunan udara,
bunyi tambahan
6. Meninggikan kepala
dan bantu pasien
merubah posisi
7. -
18 oktober Intoleransi aktivitas 1. Memeriksa TTV S: klien mengatakan sulit
2017 berhubungan sebelum dan setelh melakukan aktivitas
ketidakseimbangan aktivitas khususnya bila karena perut yang besar
antar suplai oksigen klien menggunakan sehingga merubah posisi
diuretic yang nyaman saja sudah
lelah
2. Mencatat respon O: klien tampak terbaring
kardiopulmonal di tenpat tidur, TTV
terhadap aktivitas, catat 180/100mmHg, P:
takikardi, disritmia, 72x/menit, R: 24x/menit,
dispnea berkeringan dan T: 36,5,
pucat
A: masalah intoleransi
3. Menjelaskan pada klien aktivitas belum teratasi
tentang tahap-tahap
aktivitas yang boleh P: lanjutkan intervensi
dilakukan dan tidak
boleh dilakukan I:
1. Memeriksa TTV
4. Mengevaluasi sebelum dan setelh
peningkatan intoleran aktivitas khususnya
aktivitas bila klien
menggunakan diuretic
5. Berkolaborasi dengan 2. Mencatat respon
tim medis lain untuk kardiopulmonal
program rehabilitasi terhadap aktivitas,
jantung/aktivitas catat takikardi,
disritmia, dispnea
berkeringan dan pucat
3. Menjelaskan pada
klien tentang tahap-
tahap aktivitas yang
boleh dilakukan dan
tidak boleh dilakukan
4. Mengevaluasi
peningkatan intoleran
aktivitas
5. -
19 oktober Kelebihan volume 1. Memonitor tanda-tanda S: klien mengatakan perut
2017 cairan berhubungan vital klien masih tampak besar dan
dengan Transudasi ke belum ada kurang-
dalam cairan interstitial 2. Memantau keluaran kurangnya
urin, catat jumlah dan
warna O: perut klien masih
tampak besar dan teraba
3. Membatasi minum klien agak keras, lingkar perut
134 cm, output urin 500 cc
4. Mengobservasi tanda- per 24 jam
tanda vital klien
A: masalah Kelebihan
5. Menimbang berar badan volume cairan belum
klien tiap hari teratasi
6. Mengkaji distensi leher P: lanjutkan intervensi
dan pembuluh perifer.
Lihat tubuh yang edema I:
dengan atau tanpa 1. Memonitor tanda-
pitting edema tanda vital klien
2. Memantau keluaran
7. Mengkaji ulang EKG. urin, catat jumlah dan
warna
8. Mengubah posisi 3. Membatasi minum
dengan sering tinggikan klien
kaki bila duduk 4. Mengobservasi tanda-
tanda vital klien
9. Mempertahankan 5. Menimbang berar
masukan cairan dan badan klien tiap hari
pembatasan Na sesuai 6. Mengkaji distensi
indikasi leher dan pembuluh
perifer. Lihat tubuh
10. Berkolaborasi dengan yang edema dengan
dokter untuk pemberian atau tanpa pitting
obat diuretic edema
7. Mengkaji ulang EKG.
8. Mengubah posisi
dengan sering
tinggikan kaki bila
duduk
9. Mempertahankan
masukan cairan dan
pembatasan Na sesuai
indikasi
10. Berkolaborasi dengan
dokter untuk
pemberian obat
diuretic obat
furosemid 1 x 5 mg
19 oktober Ketidakefektifan pola 1. Mengkaji kemampuan S: klien mengatakan saat
2017 napas berhubungan dan frekuensi setiap bernapas masih terasa
dengan Retensi cairan ekspansi paru sesak bila posisi duduk dan
dirongga peritonium 2. Mengkaji bunyi nafas terlentang

3. Memberikan O2 O: klien tampak gelisah,


tambahan posisi dengan miring kiri,
GCS: E4 M6 V5
4. Menganjurkan klien (komposmetis), TD:
makan tinggi kalori dan 170/100mmHg, P:
tinggi protein 82x/menit, R: 26x/menit,
5. Mengauskultasi bunyi T: 37,1 C, SPO2: 95 %,
napas catat area suara napas ronchi
penurunan udara, bunyi
tambahan A: masalah
ketidakefektifan pola
6. Meninggikan kepala dan napas belum teratasi
bantu pasien merubah
posisi P: lanjutkan intervensi

7. Berkolaborasi dengan I:
dokter untuk pemberian 1. Mengkaji kemampuan
obat dan frekuensi setiap
ekspansi paru
2. Mengkaji bunyi nafas
3. Memberikan O2
tambahan
4. Menganjurkan klien
makan tinggi kalori
dan tinggi protein
5. Mengauskultasi bunyi
napas catat area
penurunan udara,
bunyi tambahan
6. Meninggikan kepala
dan bantu pasien
merubah posisi
7. -
19 oktober Intoleransi aktivitas 1. Memeriksa TTV S: klien mengatakan masih
2017 berhubungan sebelum dan setelh terasa sulit melakukan
ketidakseimbangan aktivitas khususnya bila aktivitas karena perut yang
antar suplai oksigen klien menggunakan besar sehingga merubah
diuretic posisi yang nyaman saja
sudah lelah
2. Mencatat respon
kardiopulmonal O: klien tampak terbaring
terhadap aktivitas, catat di tenpat tidur, TTV
takikardi, disritmia, 170/100mmHg, P:
dispnea berkeringan dan 82x/menit, R: 26x/menit,
pucat T: 37,1,

3. Menjelaskan pada klien A: masalah intoleransi


tentang tahap-tahap aktivitas belum teratasi
aktivitas yang boleh
dilakukan dan tidak P: lanjutkan intervensi
boleh dilakukan
I:
4. Mengevaluasi 1. Memeriksa TTV
peningkatan intoleran sebelum dan setelh
aktivitas aktivitas khususnya
bila klien
5. - menggunakan diuretic
2. Mencatat respon
kardiopulmonal
terhadap aktivitas,
catat takikardi,
disritmia, dispnea
berkeringan dan pucat
3. Menjelaskan pada
klien tentang tahap-
tahap aktivitas yang
boleh dilakukan dan
tidak boleh dilakukan
4. Mengevaluasi
peningkatan intoleran
aktivitas
5. -
20 oktober Kelebihan volume 1. Memonitor tanda-tanda S: klien mengatakan perut
2017 cairan berhubungan vital klien masih tampak besar dan
dengan Transudasi ke belum ada kurang-
dalam cairan interstitial 2. Memantau keluaran kurangnya
urin, catat jumlah dan
warna O: perut klien masih
tampak besar dan teraba
3. Membatasi minum klien agak keras, lingkar perut
131 cm, output urin 750 cc
4. Mengobservasi tanda- per 24 jam
tanda vital klien
A: masalah Kelebihan
5. Menimbang berar badan volume cairan belum
klien tiap hari teratasi sebagaian

6. Mengkaji distensi leher P: lanjutkan intervensi


dan pembuluh perifer.
Lihat tubuh yang edema I:
dengan atau tanpa 1. Memonitor tanda-
pitting edema tanda vital klien
2. Memantau keluaran
7. Mengkaji ulang EKG. urin, catat jumlah dan
warna
8. Mengubah posisi 3. Membatasi minum
dengan sering tinggikan klien
kaki bila duduk 4. Mengobservasi tanda-
tanda vital klien
9. Mempertahankan 5. Menimbang berar
masukan cairan dan badan klien tiap hari
pembatasan Na sesuai 6. Mengkaji distensi
indikasi leher dan pembuluh
perifer. Lihat tubuh
10. Berkolaborasi dengan yang edema dengan
dokter untuk pemberian atau tanpa pitting
obat diuretic edema
7. Mengkaji ulang EKG.
8. Mengubah posisi
dengan sering
tinggikan kaki bila
duduk
9. Mempertahankan
masukan cairan dan
pembatasan Na sesuai
indikasi
10. Berkolaborasi dengan
dokter untuk
pemberian obat
diuretic obat
furosemid 1 x 5 mg
20 oktober Ketidakefektifan pola 1. Mengkaji kemampuan S: klien mengatakan sesak
2017 napas berhubungan dan frekuensi setiap agak berkurang bila posisi
dengan Retensi cairan ekspansi paru miring kiri
dirongga peritonium 2. Mengkaji bunyi nafas
O: klien tampak rileks
3. Memberikan O2 dengan posisi miring kiri,
tambahan GCS: E4 M6 V5
(komposmetis), TD:
4. Menganjurkan klien 180/110mmHg, P:
makan tinggi kalori dan 95x/menit, R: 21x/menit,
tinggi protein T: 36 C, SPO2: 96 %,
suara napas ronchi

A: masalah
ketidakefektifan pola
5. Mengauskultasi bunyi napas belum teratasi
napas catat area
penurunan udara, bunyi P: lanjutkan intervensi
tambahan
I:
6. Meninggikan kepala dan 1. Mengkaji kemampuan
bantu pasien merubah dan frekuensi setiap
posisi ekspansi paru
2. Mengkaji bunyi nafas
7. Berkolaborasi dengan 3. Memberikan O2
dokter untuk pemberian tambahan
obat 4. Menganjurkan klien
makan tinggi kalori
dan tinggi protein
5. Mengauskultasi bunyi
napas catat area
penurunan udara,
bunyi tambahan
6. Meninggikan kepala
dan bantu pasien
merubah posisi
7. -
20 oktober Intoleransi aktivitas 1. Memeriksa TTV S: klien mengatakan sulit
2017 berhubungan sebelum dan setelh melakukan aktivitas
ketidakseimbangan aktivitas khususnya bila karena perut yang besar
antar suplai oksigen klien menggunakan sehingga merubah posisi
diuretic yang nyaman saja sudah
lelah
2. Mencatat respon
kardiopulmonal O: klien tampak terbaring
terhadap aktivitas, catat di tenpat tidur, TTV
takikardi, disritmia, 180/110mmHg, P:
dispnea berkeringan dan 95x/menit, R: 21x/menit,
pucat T: 36C,

3. Menjelaskan pada klien A: masalah intoleransi


tentang tahap-tahap aktivitas belum teratasi
aktivitas yang boleh
dilakukan dan tidak P: lanjutkan intervensi
boleh dilakukan
I:
4. Mengevaluasi 1. Memeriksa TTV
peningkatan intoleran sebelum dan setelh
aktivitas aktivitas khususnya
bila klien
5. - menggunakan diuretic
2. Mencatat respon
kardiopulmonal
terhadap aktivitas,
catat takikardi,
disritmia, dispnea
berkeringan dan pucat
3. Menjelaskan pada
klien tentang tahap-
tahap aktivitas yang
boleh dilakukan dan
tidak boleh dilakukan
4. Mengevaluasi
peningkatan intoleran
aktivitas
5. -

F. Drug study
Name of drug Indication Contarindication Drug Adverse Effect Nursing
Mechanism Considerate

Furosemid 1x gagal jantung riwayat alergi Furosemide anemia, sensasi Sebelum


5 mg kongestif, furosemid, bekerja dengan abnormalitas kulit, diberikan
sirosis hati, Anuria, Ibu membloking kejang kandung obat
dan penyakit hamil absorpsi garam kemih, penglihatan furosemid
ginjal, dan cairan kabur, perlu di kaji
termasuk dalam tubulus konstipasi/sembelit, tanda-tanda
syndrome ginjal, sehingga kram, pusing, vital klien
nephritic. menyebabkan demam, iritasi mulut
Furosemide peningkatan dan lambung,
tablet juga jumlah urin kemerahan, sedikit
digunakan yang ikterik, kejang otot,
pada dewasa diekskresikan. telinga berdengung,
untuk Efek diuretik fotosensitivitas,
pengobatan furosemide inflamasi vena,
hipertensi. dapat mual, jaundice.
menyebabkan Biasanya frekuensi
deplesi cairan urin maksimal
tubuh dan sampai enam jam
elektrolit dalam setelah dosis
tubuh. pertama, dan akan
menurun setelah
mengkonsumsi
furosemide dalam
waktu beberapa
minggu.
Novorapid 3x Diabetes Gipoglikemia, dinding perut Gipoglikemia Tidak
9 unit melitus Hipersensitivitas anterior, (desudation, kulit diberikan
terhadap insulin pinggul, bahu pucat, kegugupan ketika pasien
aspart atau atau bokong. atau tremor, mengalami
komponen lain Situs injeksi kegelisahan, Gipoglikemia
dari obat. dalam bagian kelelahan yang tidak
yang sama dari biasa atau
tubuh perlu kelemahan,
diubah secara disorientasi,
teratur gangguan
konsentrasi, pusing,
diucapkan
kelaparan,
penglihatan kabur
sementara, sakit
kepala, mual,
takikardia).
Hipoglikemia berat
dapat menyebabkan
ketidaksadaran dan /
atau kejang,
gangguan sementara
atau permanen dari
otak dan kematian.
Lavenir 1x 10 Diabetes Hipersensitivitas dinding perut hipoglikemia, yang Diberikan
unit melitus individu untuk anterior, terjadi ketika dosis sebelum
obat pinggul, bahu yang diberikan makan
atau bokong. relatif terlalu tinggi
Situs injeksi untuk kebutuhan
dalam bagian tubuh untuk insulin
yang sama dari
tubuh perlu
diubah secara
teratur
Ramipril menurunkan riwayat Ramipril secara peningkatan serum Perlu di kaji
1x25 mg tekanan darah hipersensitif kompetitif kreatinin, pusing, tanda-tanda
(hipertensi), terhadap mengikat dan sinkop, vital klien
gagal jantung Ramipril, enzim ACE hipotensi (tekanan khusus
kongestif, riwayat membentuk darah rendah) dan tekanan
pasca infark angioedema kompleks gagal ginjal akut, darah
miokard akut (herediter atau enzim-inhibitor hiperkalemia,
yang memiliki idiopatik) atau yang kemudian angioneurotik
tanda-tanda pernah mengalami edema, Sakit kepala,
klinis gagal mengalami isomerisasi. kelelahan, nyeri
jantung angioedema saat Penghambatan perut dan dada,
kongestif, menggunakan kinerja enzim pusing, mual,
Pencegahan obat-obat ACE mencegah muntah, diare,
(profilaksis) golongan konversi infeksi saluran
serangan inhibitor ACE, angiotensin I pernafasan atas,
penyakit menjadi asthenia, dan ruam
kardiovaskular angiotensin II,
seperti infark suatu zat
miokard dan vasokonstriktor
stroke, untuk endogen.
mengobati Penghambatan
Nefropati ini
glomerulus menyebabkan
nondiabetik kadar
dan Nefropati angiotensin II
insipiens pada menurun.
penderita Penurunan
diabetes angiotensin II
melitus tipe 2. mengakibatkan
peningkatan
aktivitas renin
plasma dan
mengurangi
sekresi
aldosteron
(hormon yang
menyebabkan
retensi air dan
Natrium).
Penghambatan
kerja enzim
ACE juga
menyebabkan
peningkatan
kadar
bradikinin. Hal
ini
menyebabkan
terjadinya
vasodilatasi
dan penurunan
tekanan darah.
Spironolacton retensi cairan Anuria, Laktasi, Menghilangkan Gangguan Perlu di kaji
1x25 mg pada penyakit Suplemen atau air yang tidak gastrointestinal, tekanan
hati atau pengganti garam diperlukan dan Nekrolisis darah pda
ginjal, yang tinggi natrium dari epidermal toksik, klien dan
tingginya kalium, gagal tubuh ke dalam Gatal kulit , Nyeri keadaan
kadar ginjal berat atau urin. payudara , Mual, penimbunan
aldosteron, progresif, Kehilangan rambut cairan pada
kadar kalium hiperkalemia, ekstremitas
rendah, gagal penyakit
jantung, Addison
tekanan darah
tinggi

CPG 1x1 infark riwayat alergi menghambat - Umum: sakit Tidak


miokard, obat secara selektif kepala, mual, diberikan
stroke Clopidogrel, terjadinya mudah memar, pada klien
iskemik, perdarahan ikatan antara gatal, dan mulas. riwayat alergi
penyakit arteri patologis aktif Adenosine - pendarahan dan CPG
perifer, (misalnya tukak Difosfat (ADP) kelainan darah
sindrom peptik atau dengan platelet yang sangat serius
koroner akut perdarahan reseptor (thrombotic
misalnya Non- intrakranial), P2Y12, thrombocytopenic
ST segment kerusakan hati kemudian purpura-TTP)
elevation parah, untuk ibu mengaktivasi - Perdarahan
acute coronary menyusui. glikoprotein intrakranial,
syndrome GPIIb / IIIa perdarahan
(unstable kompleks retroperitoneal
angina atau sehingga dan saluran
non-Q-wave mengurangi pencernaan,
myocardinal agregasi diskrasia darah,
infarction), ST trombosit dan thrombotic
segment thrombocytopenic
elevation purpura
acute - reaksi alergi:
myocardinal ruam, gatal /
infarction bengkak
(terutama wajah /
lidah /
tenggorokan),
pusing parah, atau
sulit bernafas
Drip albumin Defisiensi Dehidrasi, gagal Menonaktifkan Ruam, hipertensi, Sebelumnya
3x1 albumin, jantung faktor-faktor hipotensi, takikardi, kolaborasi
edema yang kongestif, pembekuan bradikardi, mual, cek lab pada
responsif hipertensi, darah. muntah, dispneu, hati agar
dengan terapi varises esofagus, peningkatan suhu mengetahui
albumin. edema pulmonal dan atau menggigil keadaan
Terapi cairan albumin
dalam darah

Anda mungkin juga menyukai