Pengkajian
1. Identitas Pasien
a. Nama : Ny. Z
b. Umur : 47 tahun
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Pendidikan : SD
e. Pekerjaan : IRT
f. Agama : Islam
g. Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia
h. Alamat : Jl. Veteran xxx
i. Ruangan Dirawat : Jantung/Alamanda
j. Tanggal MRS : 10 Oktober 2017
k. No. Register : 1. 14. 70 xx
l. Diagnosa Medis : Heart Failure
m. Dokter : dr. D. A
2. Riwayat Penyakit
a. Keadaan Umum
1) GCS: E4 M6 V5 (komposmetis), TD: 180/120mmHg, P: 90x/menit, R:
20x/menit, T: 36,2 C, SPO2: 94 %, lingkar perut 134 cm
2) Perut tampak besar, kaki kiri kanan tampak bengkak
b. Keluhan Utama
Pasien mengatakan kaki kiri kanan bengkak dan perut besar serta bernapas
terasa sesak bila posisi duduk dan terlentang.
Ny. Z
Keterangan:
: Perempuan
: Laki-Laki
: Meninggal Dunia
: Garis Keturunan
: Garis Pernikahan
: Tinggal Serumah
: Pasien
f. Riwayat Sosial
Pasien mengatakan sebelum sakit hubungan dengan keluarga, tetangga
sangat baik dan saling membantu. Tetapi setelah sakit, hanya terbaring di RS
ditemani suami. Namun hubungan dengan mereka tetap baik.
3. Pemeriksaan Fisik
No Area Fisik Hasil Pemeriksaan Analisa
1. Kepala: I: bentuk simetris, penyebaran rambut merata,
Rambut kulit kepala bersih, luka (-), bekas operasi (-),
Kulit Kepala perdarahan (-), hematoma (-), Pusing (-), Normal
P: benjolan (-), nyeri tekan (-)
2. Wajah:
Mata I: bentuk simetris, strabismus (-/-), luka (-/-),
bekas operasi (-/-), rakun eyes (-/-), katarak (-
/-), penglihatan baik (+/+), konjungtiva Normal
anemik (-/-), sklera ikterik (-/-),
P: nyeri tekan (-/-), edema (-/-), benjolan (-/-)
Hidung I: bentuk simetris, perdarahan (-/-), polip (-/-), Normal
cuping hidung (+), luka (-/-), bekas operasi (-
/-), mukosa membran hidung lembab sedikit
pucat
P: nyeri tekan (-/-), bengkak (-/-), fraktur nasal
(-/-)
Telinga I: bentuk simetris, luka (-/-), perdarahan (-/-),
sekret telinga (+/+), berbau (-/-), hematoma (-
/-), bekas operasi (-/-), battle sign (-/-) Normal
P: nyeri tekan (-/-), benjolan (-/-), fraktur (-/-)
Mulut I: bentuk simetris, luka (-), bekas operasi (-), Normal
mukosa bibir pucat, perdarahan (-), gigi sisa
20 buah, kebersihan gigi tampak kekuningan,
kebersihan lidah tampak kurang, tonsillitis (-
), candidiasis oral (-)
P: nyeri tekan (-), bengkak (-)
3. Leher dan Bahu I: bentuk simetris, luka (-), bekas operasi (- Normal
), hematoma (-), peningkatan bahu (+),
trakea bergeser (-)
P: distensi vena jugularis sinistra (+) jarak
DVJ bawah ke manubrium 12 cm dan
jarak DVJ atas ke manubrium 8 cm, kaku
kuduk (-), nyeri tekan (-), pembengkakan
(-), nadi karotis teraba cepat dalam dan
kuat, pembengkakan kelenjar getah
bening (-), kelenjar tiroid bengkak (-)
4. Dada: I: bentuk simetris, luka (-/-), bekas operasi (-), Adanya masalah
Paru-Paru RR: 23x/menit, peningkatan pada
suprakostal (-/ ), hematoma (-/-), pemeriksaan
retraksi iga (-) palpasi, perkusi
P: Anterior: nyeri tekan (-), edema (-/-), taktil dan auskultasi
premitus teraba di dada lobus atas karena adanya
ICS 1,2,3,4 kiri kanan, dan tidak cairan pada paru
teraba di dada lobus bawah ICS
5,6 traktil fremitus teraba
menurun, krepitasi (-/-)
P: Anterior: perkusi dada sonor di ICS 1,2,3,4
dan redup di ICS 5,6
A: Anterior: suara napas di dada ICS 1,2,3,4
kiri kanan terdengar vesikuler dan
ICS 5,6 kanan kiri terdengar nafas
tambahan ronchi.
5. Jantung I : ictus cordis (-) Tidak normal
P: denyut nadi ictus cordis teraba kuat dan Karena tekanan
dalam di ICS 4 sinistra (90x/menit), PMI:
di ICS 4 darah yang
P: perkusi batas jantung kiri atas di ICS 3 mengalir ke otak
sternalateral sinistra, batas jantung kiri
tinggi dan bisa
bawah di ICS 8 axilla anterior, batas
jantung kanan atas di ICS 3 sternalateral menyebabkan
dekstra, dan batas jantung kanan bawah pecahnya
di ICS 7 sternalateral dekstra
pembuluh darah
A: bunyi katup pulmonal dan aorta gallop
(S1, S2 dan S3) di ICS 2 dan 3 sinistra),
bunyi jantung terdengar menjauh dan
lemah di ICS 4 dan 5 sinistra, tekanan
darah 180/120 mmHg, dengan MAP =
(sistole + 2 Diastole)
3
= (180 + 2 x 120)
3
= 140 mmHg
Normal MAP adalah 70-99 mmHg
6. Abdomen I: bentuk simetris, luka (-), bekas operasi (- Tidak normal
), spider navy (-), hirsutisme (-), asites (- adanya asites
), pernapasan perut (+)
A: bising usus 18x/menit, bunyi cracles di
region hipokondria dekstra dan lumbal
dekstra sangat kuat
P: perkusi abdomen redup
P: nyeri tekan (-), HJR (+), denyut nadi di
region epigastrik dan umbilical teraba
kuat, massa (-), organomegali (-),
undulasi (-), shifting dullness (-) terdapat
cairan pada perut
7. Ekstremitas I: bentuk simetris, atropi otot (-), luka dekubitus
(-), bekas operasi (-), bekas luka pada kaki
kanan di ibu jari dan telunjuk, dan bekas
amputasi, luka pada ibu jari kaki kiri, kaki
kiri kanan tampak edema, hematoma (-),
deformitas (-), kekuatan otot ekstremitas
atas dan bawah
4. 11 Pola Gordon
a. Persepsi Terhadap Kesehatan dan Manajemen Kesehatan
1) Sebelum sakit: pasien mengatakan bila sakit seperti sakit flu dan batuk beli obat
di warung terdekat.
2) Saat sakit: pasien mengatakan ternyata kesehatan itu sangat penting dan mahal.
Di saat sakit seperti ini baru sadar jika flu dan batuk harus pergi ke tempat
pelayanan kesehatan terdekat.
b. Pola Aktivitas dan Latihan
1) Sebelum sakit: pasien mengatakan mampu melakukan aktivitas dirumah
seperti biasa sebagai ibu rumah tangga napas tidak terasa sesak dan jantung
tidak berdebar saat melakukan aktivitas maupun sesudah melakukan aktivitas.
2) Saat sakit: pasien mengatakan namun semenjak 10 hari saat sakit sekarang
ini selalu merasa sesak terutama jika melakukan aktivitas. Aktivitas pasien
termasuk dalam kategori II, yaitu di bantu sebagian oleh orang lain.
c. Pola Istirahat dan Tidur
1) Sebelum sakit: pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit pola tidur
teratur 8 jam per hari. Tidur siang ada dan istirahat teratur. Tidur malam
biasanya dari jam 9 malam sampai 5 pagi.
2) Saat sakit: pasien mengatakan namun saat masuk rumah sakit, tidur seperti
biasa hanya perut yang semakin membesar yang membuat agak kurang nyaman
saat berbaring istirahat. Tidur siang selalu ada paling 2 jam, setelah itu tidak
tidur lagi. Jika malam hari tetap bisa tidur.
d. Pola Nutrisi
1) Sebelum sakit: pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit makan 3 kali
sehari tanpa pantangan dan mampu menghabiskan satu porsi lebih. Dengan
menu makanan nasi, sayur dan lauk ikan dan buah-buahan seperti pisang dan
apel.
2) Saat sakit: pasien mengatakan semenjak di rumah sakit, makan dengan baik
dan menghabiskan 1 porsi makanan yang disediakan sampai habis, dan harus
membatasi minum.
e. Pola Eliminasi
1) Sebelum sakit: pasien mengatakan BAB lancar 1 kali sehari, tidak ada sakit
saat BAB, warna kuning dengan konsistensi lembek, tidak ada darah saat BAB.
BAK normal (sering), warna bening dan tidak ada sakit saat berkemih.
2) Saat sakit: pasien mengatakan BAB ada 1x dalam 10 hari ini, warna kuning
dengan konsistensi lembek. BAK normal (sering) berwarna kekuningan dan
berbau pesing serta tidak ada kesulitan atau sakit saat kencing.
f. Pola Kognitif dan Perseptual
1) Sebelum sakit: pasien mengatakan sudah tahu kalau terkena penyakit gula
darah dan tekanan darah tinggi, jadi sudah biasa.
2) Saat sakit: pasien mengatakan sudah tahu kalau terkenan penyakit gula darah
dan tekanan darah tinggi dan tidak ada alasan untuk bertanya kenapa masuk
rumah sakit karena memang sudah ada penyakit.
g. Pola Konsep Diri
1) Sebelum sakit: pasien mengatakan mau menerima diri apa adanya dengan
kondisi baik atau pun buruknya.
2) Saat sakit: pasien mengatakan mau menerima diri apa adanya dan selalu
berserah kepada Tuhan di saat sakit seperti ini.
h. Pola Koping
1) Sebelum sakit: pasien mengatakan saat mengalami stress biasanya pergi jalan-
jalan. Saat ada masalah, biasanya dibicarakan bersama anak-anak.
2) Saat sakit: pasien mengatakan saat mengalami stress hanya berserah dan
berdoa kepada Tuhan. Saat ada masalah dibicarakan dengan keluarga dan anak-
anak.
i. Pola Seksualitas dan Reproduksi
Jenis kelamin perempuan, sudah menikah anak 2 semua perempuan.
j. Pola Peran dan Hubungan
1) Sebelum sakit: pasien mengatakan tinggal dirumah sendiri bersama suami dan
anak-anaknya, pasien sebagai anak kedua dan mempunyai tanggung jawab
untuk menasehati anak-anak. Hubungan dengan keluarga besar terjalin baik.
Peran sebagai ibu rumah tangga.
2) Saat sakit: pasien mengatakan berperan sebagai ibu rumah tangga dan
hubungan dengan keluarga besar masih terjalin baik.
k. Pola Nilai dan Kepercayaan
1) Sebelum sakit: pasien mengatakan beragama muslim dan sholat selalu 5
waktu. Namun selalu percaya bahwa Allah itu mahakuasa.
2) Saat sakit: pasien mengatakan beragama muslim dan hanya berdoa kepada
Allah di tempat tidur, percaya bahwa Allah mahakuasa dan pengampun.
B. Prosedur Diagnostig
No Hari/tanggal Jenis Hasil Pemeriksaan Nilai normal Analisa
pemeriksaan
1 10 oktober Hematologi
2017 - Hemoglobin 11,8 12.00-16.00 Normal
- Leukosit 8,1 4.00-10.5 Normal
- Eritrosit 3,98 4.00-5.30 Normal
- Hematokrit 33,6 37.00-47.00 Normal
- Trombosit 385 150-450 Normal
- RDW-CV 16,6 12.1-14.0 Tidak
normal
MCV, MCH,
MCHC
2 12 oktober Hematologi
2017 - HBA1c 8.8 4.5-6.3 Tidak
normal
Gula Darah
Ginjal
C. Analisa Data
No Data-data Etiologi Problem
Do: GCS: E4 M6 V5
(komposmetis), TD: Retensi cairan dirongga
peritonium
180/120mmHg, P:
69x/menit, R: 20x/menit, T:
36,2 C, SPO2: 94 %, ICS Menekan Diafragma
NO DIAGNOSA PERENCANAAN
KEPERAWATAN TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL
KRITERIA HASIL
8. Pembentukan
edema, sirkulasi
melambat,
gangguan
pemasukan
nutrisi dan
mobilisasi/ tirah
baring lama
merupakan
stressor yang
memperangaruh
i integritas kulit
9. Menurunkan air
total tubuh /
mencegah
reakumulasi
cairan
10. Meningkatkan
laju aliran urine
dan
menghambat
reabsorbsi
Na/Cl pada
tubulus ginjal
Kesimpulan: OMI
lateral tinggi
4. Dapat
menunjukkan
4. Evaluasi peningkatan
peningkatan dekompensasi
intoleran jantung
aktivitas daripada
kelebihan
aktivitas
5. Peningkatan
bertahap pada
5. Kolaborasi aktivitas
dengan tim medis menghindari
lain untuk kerja jantung /
program konsumsi
rehabilitasi oksigen
jantung/aktivitas berlebihan.
Penguatan dan
perbaikan
fungsi jantung
dibawah stress,
bila fungsi
jantung tidak
dapat membaik
kembali
E. Implementasi
7. Berkolaborasi dengan I:
dokter untuk pemberian 1. Mengkaji kemampuan
obat dan frekuensi setiap
ekspansi paru
2. Mengkaji bunyi nafas
3. Memberikan O2
tambahan
4. Menganjurkan klien
makan tinggi kalori
dan tinggi protein
5. Mengauskultasi bunyi
napas catat area
penurunan udara,
bunyi tambahan
6. Meninggikan kepala
dan bantu pasien
merubah posisi
7. -
19 oktober Intoleransi aktivitas 1. Memeriksa TTV S: klien mengatakan masih
2017 berhubungan sebelum dan setelh terasa sulit melakukan
ketidakseimbangan aktivitas khususnya bila aktivitas karena perut yang
antar suplai oksigen klien menggunakan besar sehingga merubah
diuretic posisi yang nyaman saja
sudah lelah
2. Mencatat respon
kardiopulmonal O: klien tampak terbaring
terhadap aktivitas, catat di tenpat tidur, TTV
takikardi, disritmia, 170/100mmHg, P:
dispnea berkeringan dan 82x/menit, R: 26x/menit,
pucat T: 37,1,
A: masalah
ketidakefektifan pola
5. Mengauskultasi bunyi napas belum teratasi
napas catat area
penurunan udara, bunyi P: lanjutkan intervensi
tambahan
I:
6. Meninggikan kepala dan 1. Mengkaji kemampuan
bantu pasien merubah dan frekuensi setiap
posisi ekspansi paru
2. Mengkaji bunyi nafas
7. Berkolaborasi dengan 3. Memberikan O2
dokter untuk pemberian tambahan
obat 4. Menganjurkan klien
makan tinggi kalori
dan tinggi protein
5. Mengauskultasi bunyi
napas catat area
penurunan udara,
bunyi tambahan
6. Meninggikan kepala
dan bantu pasien
merubah posisi
7. -
20 oktober Intoleransi aktivitas 1. Memeriksa TTV S: klien mengatakan sulit
2017 berhubungan sebelum dan setelh melakukan aktivitas
ketidakseimbangan aktivitas khususnya bila karena perut yang besar
antar suplai oksigen klien menggunakan sehingga merubah posisi
diuretic yang nyaman saja sudah
lelah
2. Mencatat respon
kardiopulmonal O: klien tampak terbaring
terhadap aktivitas, catat di tenpat tidur, TTV
takikardi, disritmia, 180/110mmHg, P:
dispnea berkeringan dan 95x/menit, R: 21x/menit,
pucat T: 36C,
F. Drug study
Name of drug Indication Contarindication Drug Adverse Effect Nursing
Mechanism Considerate