Anda di halaman 1dari 4

Nama : Dinar Sukma P

NIM : 20110340047

1. Ciri penyakit jantung, diabetes, hemophilia, hepatitis


2. Tujuan pemeriksaan fisik ekstraoral dan kelainannya
3. Arti systole dan diastole
4. Tujuan pemeriksaan Sodasi, Perkusi, Palpasi, CE

Jawab
1. Diabetes : sering merasa haus, sering merasa lapar, sering buang air kecil di malam hari,
berat badan turun drastis, sebagian gigi merasa goyang, pandangan kabur.
Jantung : batuk, mengeluarkan keringat padahal tidak sedang melakukan kegiatan.
Umumnya area telapak tangan yang sering keluar keringat. sakit atau nyeri di bagian dada
kiri
Hemophilia : apabila terdapat luka, luka tersebut sulit membeku
Hepatitis : demam, mual, sakit kepala, pemeriksaan laboratorium lebih dominan dalam
menentukan penyakit hepatitis.
2. Pemeriksaan ekstraoral daerah kepala,wajah dan leher
Pemeriksaan daerah wajah dan leher dilihat dari depan. Perhatikan apakah ada
tonjolan, cacat, tahi lalat, asimetris wajah yang berlebihan.
Pemeriksaan leher : instruksikan pasien untuk mengangkat dagu keatas sehingga
leher akan terlihat. Lihat adakah keabnormalan atau adanya pembengkakan.
Untuk melihat adanya pembengkakan pada kelenjar tiroid akan bergerak saat
pasien melakukan gerakan menelan. Dengan posisi yang sama, indtruksikan
pasien untuk memutar kepala kekiri, lalu ke kanan untuk memeriksa region
submandibular kanan dan kiri. Pada posisi inni juga dapat digunakan unntuk
melihat pembengkakan kelenjar sublinguall, nadus limfatikus, dan kelenjar sub
mandibular akan terlihat.
Pembengkakan unilateral pada kelenjar parotis dapat menunjukkan adanya :
Sumbatan pada duktus
Tumor
Absess
Infeksi retrogad pada kelenjar
Pembengkakan bilateral pada kelenjar parotis menunjukkan danya:
Infeksi virus, missalnya mumps
Pembengkakan degenerative, misalnya sialiosis
Pemeriksaan mata :
Perhatikan kecepatan kedipan mata (frekuensi rendah menunjukkan adanya
masalah psikologis, atau mungkin penyakit Parkinson. Frekuensi tinggi
menunjukkan ansietas atau kekeringan mata, misalnya sindrom sjorgen).
Pergerkan mata yang terbatas atau strabismus (fraktur pad azygoma)
Eksoftalmu bilateral (hipertiroidisme-penyakit graves)
Perdarahan subkonjungtiva (fraktur zigoma atau lengkung nasal)
Ulserasi konjungtiva (penyakit behcet, pemfigoid membrane mukosa)
Konjungtiva pucat (anemia)
Sclera berwarna biru (osteogenesis imperfekta tetapi kasus ini jarang)
Sclera berwarna kuning (icterus)
Jaringan parut dikornea (pemfigoid membrane mukosa)
Mata kering, konjungtivitis (sindrom sjogren)
Bibir :
Visual : perhatikan tonus otot (misalnya sudut mulut yang turun dan
ketidakmampuan bibir untuk membentuk huruf o pada bells palsy). Adakah
perubahan warna atau tekstur, ulserasi, bercak, lesi herpetic, angular cheilitis.
Perhatikan juga kemampuan/ketidakmampuan bibir untuk berfungsi.
Nodus limfatikus
Pemeriksaan nodus limfatikus dilakukan secara bimanual dan palpasi yang
dilakukan dari arah belakang pasien.
Lnn submental : kepala pasien sedikit menunduk kedepan, gerakkan nodus kearah
bagian dalam tulang mandibular.
Lnn : submandibular : kepala pasien sedikit menunduk kedepan, kemudian
miringkan kepala pasien kearah sisi yang akan diperiksa. gerakkan nodus kearah
bagian dalam tulang mandibular.
Lnn jugulodigastrik : gerakkan tepi anterior otos sternomastoideus kearah
belakang.
Lnn jugulo-omohioid : gerakkan tepi posterior otot sternomastoideus kearah
depan.
Normal : nodus limfatikus yang normal tidak dapat teraba. Bila suatu nodus
limfatik teraba, beraryi kondisi tersebut abnormal.
Bila suatu nodus teraba maka catat lokasinya, ukurannya, teksturnya (lunak :
infeksi, kenyal seperti karet : kemungkinan penyakit Hodgkin, keras seperti batu :
kemungkinan karsinoma sekunder), nodus terfiksasi terhadap jaringan sekitar (
kemungkinan suatu kanker yang sudah mengalami metastasis). Catat pula jumlah
nodus yang terlibat (bila lebih dari satu nodus yang terlibat, rujuk untuk
pemeriksaan tubuhkeseluruhan untuk mengetahui adanya limfadenopati
menyeluruh.
Infeksi akut : membesar, lunak, sakit, dapat digerakkan, berdiri sendiri, terjadi
dengan cepat.
Infeksi kronis : membesar, kokoh, tidak terlalu lunak, dapat digerakkan.
Limfoma : seperti karet yang keras, kasar permukaannya, tidak sakit, multiple.
Kanker yang mengalami metastasis : keras seperti batu, permukaannya kasar, ada
fiksasi dengan jaringan dibawahnya, tidak sakit.
Apabila dicurigai adaya penyebab non dental, sebaiknya dirujuk untuk
pemeriksaan medis.
Kelenjar saliva
Kelenjar saliva parotis : pemeriksaan dilakukan dari arah depan. Lakukan palpasi
pada kelenjar untuk melihat adanya pembengkakan atau perabaan yang lunak.
Lrtak kelenjar parotis ada di distal ramus asendens mandibular.
Kelenjar saliva submandibular : palpasi bimanual, gunakan jari telunjuk dan jari
tengah dari satu tangan untuk pemeriksaan intraoral, kemudian jari telunjuk dan
jari tengah lain diluar mulut. Lakukan palpasi pada kelenjar saliva submandibular
diatas dan dibaawah otot milohioideus. Periksa pula duktus kelenjar saliva untuk
melihat adanya batu kelenjar saliva.
Temporomandibularjoin
Luas pergerakan : ukur pembukaan rahang maksimal yang dapat dilakukan
oleh pasien. Amati pula adakah penyimpangan lateral. Biasanya
penyimpangan lateral akan bergerak kearah daerah yang terlibat.
Trismus : ketidakmampuan pasien untuk membuka mulut.
Pergerakan mandibular dapat dibatasi oleh :
Trauma : injeksi anastesi local, operasi molar tiga, fraktur mandibular,
Infeksi : periodotitis, infeksi rongga submasseter, pterogomandibula,
infratemporal atau para faringeal, tosilitis, mumps, osteomyelitis
dll.
Nyeri tekan TMJ
Dengan palpasi bimanual dengan menekan bagian lateral sendi. Gerakan
ini diikuti dengan palpasi intra-aurikular dengan cara menekan jari
kelingking kedalam meatus akustikus eksterna dan menekannya perlahan
kearah depan.
Suara TMJ
Suara klik disebabkan oleh pergerakan relative yang tiba tiba menuju
kondilus.
Krepitasi adalah suara menggerus atau meretih yang lama dan terus
menerus.
TMJ yang terkunci
Dikarenakan malposisi atau penyimpangan pada diskus sehingga
menyebabkan rotasi pada kondilus, tetapi tidak terjadi translasi. Rahang
dapat membuka sampai lebar tetapi kemudian terkunci dan sulit untuk
kembali.
TMJ yang dislokasi
Kondilus yang mengalami dislokasi melewati eminentia artikularis.
Keadaan ini dapat terjadi akibat trauma, lebih sering karena gerakan
menguap.
3. Arti systole dan diastole
sistole adalah fase dalam siklus jantung ketika kontraksi ventrikel untuk memompa
darah ke dalam arteri. Diastole adalah fase rileks dari siklus jantung ketika seluruh
jantung santai dan darah mengalir ke bilik atas jantung
4. Pemeriksaan Sodasi, Perkusi, Palpasi, CE
Sondasi : diengan menggunakan ujung instrument sonde, digunakan untuk
mengetahui respon taktil dari ujung syaraf pada tubulus dentinalis.
Perkusi : dilakukan dengan cara mengetuk pelan2 dengan ujung tangkai kaca mulut.
Hal ini digunakan untuk memberikan informasi tetag keadaan jaringan periodontal.
Palpasi : pemeriksaan ini menggunakan jari tangan bimanual atau bidigital.
Pemeriksaan dengan melakukan penekanan jaringan yang diperiksa kearah tulang
atau jaringan sekitar. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memberi informasi tentang
tekstur, ketebalan, konsistensi,dan temperature.

Tes vitalitas gigi :


Dingin (CE) dengan menggunakan cotton pellete yang telah dibasahi oleh CE, setelah
CE menguap kan timbul bunga es kemudian tempelkan pada serviks gigi yang telah
dikeringkan.
Panas : dengan menggunakan gutapercha yang dipanaskan diatas api sampai melunak
kemudian tempelkan pada gigi yang sebelumnya telah diberika vaselin pada gigi
tersebut.
Elektrik : gigi yang akan di cek dikeringkan terlebih dahulu, elektroda yang akan
digunakan sebaiknya jangan diletakkan diatas tambalan logam karena akan
meneruskan aliran listrik ke gingiva atau gigi disampingnya.

Anda mungkin juga menyukai