Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

IMUNISASI
Di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Kedokteran Klinik

Di susun oleh :
Kelompok 2
Andri Sutiawan
Desmyati Alfa
Gina Bayinah
Indrawan
Tita

STIKes Karsa Husada Garut


DIII Keperawatan
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya saya
masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini.Tidak lupa saya ucapkan kepada dosen
pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari sempurna dan disana sini masih
banyak kekurangan dan, oleh sebab itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca.
Pada kesempatan ini juga kami tak lupa mengucapkan terima kasih.Dan semoga dengan
selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.Amin.
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI .. ii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang 1
B.Pembahasan Masalah . 2
BAB II PEMBAHASAN
A.Pengertian Imunisasi . 3
B.Tujuan Pemberian Imunisasi . 3
C.Jenis-Jenis Imunisasi . 3
D.Efek Imunisasi .. 9
E.Penyakit Penyakit Yang Ditimbulkan Pada Anak Yang Tidak Di Imunisasi 14
F. Imuisasi MMR .. 20
G.Penyakit Yang Kemungkinan Akan Ada Bila Tidak Mendapat Imunisasi MMR 21
H. Jadwal Pemberian Imunisasi . 28
BAB III PENUTUP
A.KESIMPULAN .. 33
DAFTAR ISI .. 34
ii
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Tuhan menciptakan setiap makhluk hidup dengan kemampuan untuk
mempertahankan diri terhadap ancaman dari luar dirinya.Salah satu ancaman terhadap
manusia adalah penyakit,terutama penyakit infeksi yang di bawa oleh berbagai macam
mikroba seperti virus,bakteri,parasit,jamur.Tubuh mempun yaicara dan alat untuk mengatasi
penyakit sampai batas tertentu. Beberapa jenis penyakit seperti pilek, batuk, dan cacar air dapat sembuh
sendiri tanpa pengobatan. Dalam hal ini dikatakan bahwa sistem pertahanan tubuh (sistem imun) orang
tersebut cukup baik untuk mengatasi dan mengalahkan kuman -kuman penyakit itu. Tetapi
bila kuman p e n y a k i t i t u g a n a s , s i s t e m p e r t a h a n a n t u b u h ( t e r u t a m a p a d a a n a k -
a n a k a t a u p a d a orang dewasa dengan daya tahan tubuh yang lemah) tidak mampu
mencegah kuman itu berkembangbiak sehin gga dapat mengakibatkan penyakit berat yang
membawa kepada cacat atau kematian.
Apakah yang dimaksudkan dengan sistem imun? Kata imun berasal
dari bahasa Latin immunitasyang berarti pembebasan (kekebalan)
yang diberikan kepada parasenator Romaw selama ma sa jabatan mereka
terhadapkewajibans e b a g a i w a r g a n e g a r a b i a s a d a n t e r h a d a p d a k w a a n
Dalam sejarah istilah i n i kemudian berkembang sehingga
p e n g e r t i a n n y a b e r u b a h m e n j a d i p e r l i n d u n g a n terhadap penyakit, dan lebih spesifik
lagi, terhadap penyaki menular. Sistem imunadalah suatu sistem dalam tubuh yang terdiri
dari sel-sel serta produk zat -zat yangdihasilkannya, yang bekerja sama secara kolektif dan
terkoordinir untuk melawan benda asing seperti kuman -kuman penyakit atau racunnya,
yang masuk ke dalam tubuh.
1
Kuman disebut antigen. Pada saat pertama kali antigen masuk ke dalam tubuh,maka sebagai
reaksinya tubuh akan membuat zat anti yang disebut dengan antibodi.Pada umumnya,
reaksi pertama tubuh untuk membentuk antibodi tidak terlalu kuat,karena tubuh belum
mempunyai "pengalaman." Tetapi pada reaksi yang ke -2, ke-3dan seterusnya, tubuh sudah
mempunyai memori untuk mengenali antigen tersebut s e h i n g g a p e m b e n t u k a n a n t i b o d i
terjadi dalam waktu yang lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih banyak.
Itulah sebabnya pada beberapa jenis penyakit yangd i a n g g a p
berbahaya dilakukan tindakan imunisasi atau vaksinas.Hal
i n i dimaksudkan sebagai tindakan pencegahan agar tubuh tidak terjangkit
p e n y a k i t tersebut, atau seandainya terkena pun, tidak akan menimbulkan akibat yang fatal.
Imunisasi ada dua macam, yaitu imunisasi aktif dan pasif. Imunisasi aktif adalah
pemberian kuman atau racun kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikandengan tujuan
untuk merangsang tubuh memproduksi antibodi sendiri. Contohnyaadalah imunisasi polio
atau campak. Sedangkan imunisasi pasif adalah penyuntikan s e j u m l a h antibodi,
s e h i n g g a k a d a r a n t i b o d i d a l a m t u b u h m e n i n g k a t . C o n t o h n y a adalah penyuntikan
ATS (Anti Tetanus Serum) pada orang yang mengalami luka kecelakaan. Contoh lain adalah
yang terdapat pada bayi yang baru lahir dimana bayitersebut menerima berbagai jenis antibodi dari ibunya
melalui darah placenta selamamasa kandungan, misalnya antibodi terhadap campak.
B.Pembahasan Masalah :
1.Pengertian Imunisasi
2.Penyakit-penyakit yang di timbulkan pada anak yang tidak di imunisasi
3.Imunisasi Mmr
4.Penyakit-penyakit yang di timbulkan pada anak yang kemungkinan akan di alami bila tidak mendapat
Imunisasi Mmr
5.Jadwal pemberian imunisasi

2
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit denganmemasukkan
sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedangm e w a b a h a t a u b e r b a h a y a
b a g i s e s e o r a n g . I m u n i s a s i b e r a s a l d a r i k a t a i m u n y a n g berarti kebal atau resisten.
Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikank e k e b a l a n a t a u r e s i s t e n s i p a d a
p e n y a k i t i t u s a j a , s e h i n g g a u n t u k t e r h i n d a r d a r i penyakit lain diperlukan imunisasi
lainnya.Imunisasi biasanya lebih fo kus diberikan kepada anak-anak karena sistemkekebalan
tubuh mereka masih belum sebaik orang dewasa, sehingga rentan terhadapserangan penyakit berbahaya.
Imunisasi tidak cukup hanya dilakukan satu kali, tetapiharus dilakukan secara bertahap dan lengkap
terhadap berbagai penyakit yang sangatmembahayakan kesehatan dan hidup anak.
B.Tujuan Pemberian Imunisasi
Tujuan dari diberikannya suatu imunitas dari imunisasi adalah
u n t u k mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan
kesehatan b a h k a n bisa menyebabkan kematian pada penderitanya Beberapa
p e n y a k i t y a n g dapat dihindari dengan imunisasi yaitu seperti hepatitis B, campak, polio,
difteri,tetanus, batuk rejan, gondongan, cacar air, tbc, dan lain sebagainya.
C.Jenis-Jenis Imunisasi
1.BCG
2.Hepatitis B
3.Polio
4.DTP
5.Campak

3
1. Imunisasi BCG
Kepanjangan BCG ? Mungkin karena susah mengucapkannya makanya jarangyang hafal
kepanjangannya. Bacillus Calmette -Guerin. BCG adalah vaksin untuk mencegah penyakit
TBC, orang bilang flek paru. Meski pun BCG merupakan vaksin y a n g p a l i n g b a n y a k d i
g u n a k a n d i d u n i a ( 8 5 % b a y i m e n e r i m a 1 d o s i s B C G p a d a tahun 1993), tetapi
perkiraan derajat proteksinya sangat bervariasi dan belum ada penanda imunologis terhadap
tuberculosis yang dapat dipercaya.
Royan said : maksudnya, kekebalan yang dihasilkan dari imunisasi BCG
ini bervariasi. Dan tidak ada pemerikasaan laboratorium yang bisa menilai
kekebalans e s e o r a n g p a d a p e n y a k i t T B C s e t e l a h d i i m u n i s a s i . B e r b e d a d e n g a n
i m u n i s a s i hepatitis B, kita bisa memeriksa titer anti-HBsAg pada laboratotrium, bila hasilnya >10 g
dianggap memiliki kekebalan yang cukup terhadap hepatitis B.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kemampuan proteksi
B C G berkurang jika telah ada sensitisasi dengan mikobakteria lingkungan
sebelumnya,tetapi data ini tidak konsisten.
Royan said : maksudnya, kalau sih anak sudah kemasukkan kuman
TBCsebelum diimunisasi, proses pembentukan antibbodi setelah diimunisasi
k u r a n g memuaskan.
Karena itu, BCG dianjurkan diberikan umur 2 -3 bulan) atau dilakukan
ujituberkulin dulu (bila usia anak lebih dari 3 bulan.IDAI) untuk mengetahui apakahanak
telah terinfeksi TBC atau belum (lihat jadwal imunisasi) Dan lagi, kekebalanuntuk
penyakit TBC tidak diturunkan dari ibu ke anak (imunitas seluler), karena ituanak baru
lahir tidak punya kekebalan terhadap TBC. Makanya ibu -ibu harus segeramemberikan
imunisasi BCG buat anaknya.
Perlu diketahui juga, derajat proteksi imunisasi BCG tidak ada hubungannya dengan
hasil tes tuberkulin sesudah imunisasi dan ukuran parut (bekas luka suntikan)dilengan. Jadi tidak benar
kalau parutnya kecil atau tidak tampak maka imunisasinyadianggap gagal.

4
Imunsasi BCG diberikan dengan dosis 0,05 ml pada bayi kurang dari 1 tahun,dan 0,1 ml pada
anak. Disuntikkan secara intrakutan.
Royan said : maksudnya dis untikkan ke dalam lapisan kulit (bukan di otot). Bila
penyuntikan benar, akan ditandai kulit yang menggelembung.BCG ulang tidak dianjurkan karena
manfaatnya diragukan.
BCG tidak dapatdiberikan pada penderita dengan gangguan kekebalan seperti pada penderita
lekemia(kanker darah), anak dengan pengobatan obat steroid jangka panjang dan
penderitainfeksi HIV.
(Sumber : system imun,imunisasi,dan penyakit imun. Prof.Dr.dr. A. Samik Wahab,
Spa(K). Widya Medika)
2.Imunisasi Hepatitis B
Imunisasi hepatitis B ini juga merupakan imunisasi yang diwajibkan, lebih d a r i
100 negara memasukkan vaksinasi ini dalam program nasionalnya.
J i k a menyerang anak, penyakit yang disebabkan virus ini sulit disembuhkan. Bila
sejak lahir telah terinfeksi virud hepatitis B (VHB) dapat menyebabkan kelainan-kelainanyang
dibawanya terus hingga dewasa. Sangat mungkin terjadi sirosis atau pengerutanhati.
Banyak jalan masuk virus hepatitis B ke tubuh si kecil. Yang
p o t e m s i a l melalui jalan lahir. Cara lain melalui kontak dengan darah penderita, semisal transfusidarah.
Bisa juga melali alat -alat medis yang sebelumnya telah terkontaminasi darahdari
penderita hepatitis B, seperti jarum suntik yang tidak steril atau peralatan yang ada di klinik
gigi. Bahkan juga bisa lewat sikat gigi atau sisir rambut yang digunakanantar anggota keluarga.
Malangnya, tak ada gejala khas yang tampak secara kasat mata. Bahkan olehdokter
sekalipun. Fungsi hati kadang tak terganggu meski sudah mengalami sirosis.Anak juga
terlihat sehat, nafsu makan baik, berat badan juga normal. P enyakit barudiketahui setelah
dilakukan pemeriksaan darah.

5
Upaya pencegahan adalah l a n g k a h terbaik. Jika ada salah satu
a n g g o t a keluarga dicurigai kena Virus Hepatitis B, biasanya dilakukan screening
terhadapa n a k - a n a k n y a u n t u k m e n g e t a h u i a p a k a h m e m b a w a v i r u s a t a u t i d a k .
S e l a i n i t u , imunisasi merupakan langkah efektif untuk mencegah masuknya virus hepatitis B.
Jumlah Pemberian Sebanyak 3 kali, dengan interval 1 bulan antara suntikan pertama dan kedua,
kemudian 5 bulan antara suntikan kedua dan ketiga.
Usia Pemberian Sekurang-kurangnya 12 jam setelah lahir. Dengan syarat,kondisi
bayi stabil, tak ada gangguan pada paru -paru dan jantung. Dilanjutkan padausia 1 bulan,
dan usia 3-6 bulan. Khusus bayi yang lahir dari ibu pengidap VHB, selain imunisasi tsb
dilakukan tambahan dengan imunoglobulin antihepatitis B dalamwaktu sebelum usia 24 jam
Lokasi Penyuntikan P a d a anak di lengan dengan cara
i n t r a m u s k u l e r . Sedangkan pada bayi di paha lewat anterolateral (antero= otot -otot
bagian depan,l a t e r a l = otot bagian luar). Penyuntikan di bokong tidak
d i a n j u r k a n k a r e n a b i s a mengurangi efektivitas vaksin.
Tanda Keberhasilan: T a k ada tanda klinis yang dapat dijadikan
p a t o k a n . Namun dapat dilakukan pengukuran keberhasilan melalui pemeriksaan darah
denganmengecek kadar hepatitis B-nya setelah anak berusia setahun. Bila kadarnya di
atas1 0 0 0 , b e r a r t i d a y a t a h a n y a 8 t a h u n ; d i a t a s 5 0 0 , t a h a n 5 t a h u n ; d i a t a s 2 0 0
t a h a n 3 tahun. Tetapi kalau angkanya cuma 100, maka dalam setahun akan hilang. Sementara bila
angkanya 0 berarti si bayi harus disuntik ulang 3 kali lagi.
Tingkat Kekebalan: Cukup tinggi, antara 94 -96%. Umumnya setelah 3 kali suntikan,
lbih dari 95% bayi mengalami respons imun yang cukup.
Indikator Kontra: Tak dapat diberikan pada anak yang sakit berat
3.Polio
Imunisasi polio ada 2 macam, yang pertama oral polio vaccine atau
yang s e r i n g d i l i h a t d i m a n a m a n a y a i t u v a k s i n t e t e s m u l u t .

5
S e d a n g k a n y a n g k e d u a inactivated polio vaccine, ini yang disuntikkan. Kalo
yang tetes mudah diberikan,murah dan mendekati rute penyakit aslinya, sehingga banyak
digunakan. Kalo yang injeksi efek proteksi lebih baik tapi mahal dan tidak punya efek epidemiologis.
Selain itu saat ini MUI telah mengeluarkan fatwa agar pemakaian vaksin polio injeksi hanya ditujukan
pada penderita yang tidak boleh mendap at vaksin polio tetes karena daya tahan tubuhnya
lemah P o l i o a t a u l e n g k a p n y a p o l i o m e l i t i s a d a l a h s u a t u p e n y a k i t r a d a n g
y a n g menyerang saraf dan dapat menyebabkan lumpuh pada kedua kaki. Walaupun dapat
sembuh, penderita akan pincang seumur hidup karena virus ini membuat otot-otot lumpuh
dan tetap kecil.
Di wikipedia dijelaskan bahwa Polio sudah dikenal sejak zaman pra sejarah.
Lukisan dinding di kuil -kuil Mesir kuno menggambarkan orang -orang sehat dengan kaki
layu yang berjalan dengan tongkat. Kaisar Romawi C laudius terserang polio ketika masih
kanak-kanak dan menjadi pincang seumur hidupnya.
Virus polio menyerang tanpa peringatan merusak system saraf menimbulkan kelumpuhan
permanen,biasanya pada kaki.
Sejumlah besar penderita meninggal karena tidak dapat menggerakkan otot pernapasan.
Ketika polio menyerang Amerika selama dasawarsa seusai Perang Dunia II, penyakit itu disebut momok
semua orangtua, karena menjangkiti anak-anak terutama yang berumur di bawah lima
tahun. Disana para orang tua tidak membiarkan an ak mereka keluar rumah, gedung-
gedung bioskop dikunci, kolam renang, sekolah dan bahkan gereja tutup.
Virus polio menular secara langsung melalui percikan ludah penderita atau makanan
dan minuan yang dicemari.
Pencegahannya dengan dilakukan menelan vaksin polio 2 (dua) tetes setiap kali
sesuai dengan jadwal imunisasi.

6
4.DTP
Deskripsi Vaksin Jerap DTP adalah vaksin yang terdiri dari toksoid difteri dan t e t a n u s y a n g
dimurnikan, serta bakteri pertusis yang telah diinaktivasi
y a n g teradsorbsi ke dalam 3 mg / ml Aluminium fosfat. Thimerosal 0,1 mg/ml digunakansebagai
pengawet. Potensi vaksin per dosis tunggal sedikitnya 4 IU pertussis, 30 IU difteri dan 60 IU
tetanus. Indikasi Untuk Imunisasi secara simultan terhadap difteri, tetanus dan batuk rejan.
Komposisi Tiap ml mengandung Toksoid difteri yang dimurnikan 40
Lf T o k s o i d tetanus yang dimurnikan 15 Lf B, pertussis yang di
i n a k t i v a s i 2 4 O U Aluminium fosfat 3 mg Thimerosal 0,1 mg. Dosis dan cara pemberiaan vaksin
harus di kocok dulu untuk menghomogenkan suspensi. Vaksin harus disuntikkan secara
intramuskuler atausecara subkutan yang dalam. Bagian anterolateral paha atas merupakan
bagian yangdirekomendasikan untuk tempat penyuntikkan. (Penyuntikan di bagian pantat
padaanak-anak tidak direkomendasikan karena dapat mencederai syaraf pinggul).
Tidak b o l e h d i s u n t i k k a n p a d a k u l i t k a r e n a d a p a t m e n i m b u l k a n r e a k s i l o k a l .
S a t u d o s i s adalah 0,5 ml. Pada setiap penyuntikan harus digunakan jarum suntik dan
syringeyang steril.
Di negara-negara dimana pertussis merupakan ancaman bagi bayi
m u d a , imunisasi DTP harus dimulai sesegera mungkin dengan dosis pertama diberikan padausia 6
minggu dan 2 dosis berikutnya diberikan dengan interval masing -masing 4m i n g g u .
V a k s i n D T P d a p a t d i b e r i k a n s e c a r a a m a n d a n e f e k t i f p a d a w a k t u y a n g bersamaan
dengan vaksinasi BCG, Campak, Polio (OPV dan IPV), Hepatitis B, Hib.dan vaksin Yellow Fever.
Kontraindikasi Terdapat beberapa kontraindikasi yang berkaitan
d e n g a n suntikan pertama DTP. Gejala-gejala keabnormalan otak pada periode bayi baru lahir atau
gejala-gejala serius keabnormalan pada saraf merupakan kontraindikasi dari komponen
pertussis. Imunisasi DTP kedua tidak boleh diberikan kepada anak yangmengalami gejala -
gejala parah pada dosis pertama DTP.
7
Komponen pertussis harus dihindarkan, dan hanya dengan diberi DT untuk
meneruskan imunisasi ini. Untuk i n d i v i d u penderita virus human
immunodefficiency (HIV) baik dengan gejalamaupun tanpa gejala harus diberi
i m u n i s a s i D T P s e s u a i d e n g a n s t a n d a r j a d u a l tertentu.
5.Campak
Imunisasi campak sebenarnya bayi sudah mendapatkan kekebalan campak d a r i
ibunya. Namun seiring bertambahnya usia, antibodi dari ibunya
s e m a k i n menurun sehingga butuh antibodi tambahan lewat pemberian vaksin campak.
Apalagi p e n y a k i t c a m p a k m u d a h m e n u l a r , d a n m e r e k a y a n g d a y a t a h a n t u b u h n y a
l e m a h gampang sekali terserang penyakit yang disebabkan virus Morbili ini.
Untungnya campak hanya diderita sekali seumur hidup. Jadi, sekali terkena campak,
setelah itu biasanya tak akan terkena lagi.
Penularan campak terjadi lewat udara atau butiran halus air ludah
(droplet) p e n d e r i t a yang terhirup melalui hidung atau mulut. Pada
m a s a i n k u b a s i y a n g berlangsung sekitar 10-12 hari, gejalanya sulit dideteksi. Setelah itu barulah
munculgejala flu (batuk, pilek, demam), mata keme rahabn dan berair, si kecil pun
merasasilau saat melihat cahaya. Kemudian, disebelah dalam mulut muncul bintik -
bintik putih yang akan bertahan 3 -4 hari. Beberapa anak juga mengalami diare. satu -
duahari kemudian timbul demam tinggi yang turun naik, berkisar 38-40,5 derajat celcius.
Seiring dengan itu barulah muncul bercak-bercak merah yang merupakan cirik h a s p e n y a k i t
i n i . U k u r a n n y a t i d a k t e r l a l u b e s a r , t a p i j u g a t i d a k t e r l a l u k e c i l . Awalnya haya
muncul di beberapa bagian tubuh saja seperti kuping, leher, dad a,muka, tangan dan kaki.
Dalam waktu 1 minggu, bercak-bercak merah ini hanya di beberapa bagian tibih saja dan tidak
banyak.
Jika bercak merah sudah keluar, umumnya demam akan turun
d e n g a n sendirinya. Bercak merah pun akan berubah menjadi kehitaman dan bersisik,
disebuthiperpigmentasi.

8
Pada akhirnya bercak akan mengelupas atau rontok atau sembuh d e n g a n
s e n d i r i n y a . U m u m n y a d i b u t u h k a n w a k t u h i n g g a 2 m i n g g u s a m p a i a n a k sembuh
benar dari sisa-sisa campak. Dalam kondisi ini tetaplah meminum obat yangsudah diberikan dokter. Jaga
stamina dan konsumsi makanan bergizi. Pengobatannya bersifat simptomatis, yaitu mengobati
berdasarkan gejala yang muncul. Hingga saat ini, belum ditemukan obat yang efektif mengatasi
virus campak.
Jika tak ditangani dengan baik campak bisa sangat berbahaya. Bisa
terjadik o m p l i k a s i , t e r u t a m a p a d a c a m p a k y a n g b e r a t . C i r i - c i r i c a m p a k
b e r a t , s e l a i n bercaknya di sekujur tubuh, gejalanya tidak membaik setelah
diobati 1-2 hari.K o m p l i k a s i y a n g t e r j a d i b i a s a n y a b e r u p a r a d a n g p a r u -
p a r u d a n r a d a n g o t a k . Komplikasi ini yang umumnya paing sering menimbulkan kematian
pada anak.
Usia dan Jumlah Pemberian Sebanyak 2 kali; 1 kali di usia 9 bulan, 1 kali di u s i a 6
tahun. Dianjurkan, pemberian campak ke -1 sesuai jadwal. Selain
karenaa n t i b o d i dari ibu sudah menurun di usia 9 bulan, penyakit
campak u m u m n y a menyerang anak usia balita. Jika sampai 12 bulan belum
mendapatkan imunisasicampak, maka pada usia 12 bulan harus diimunisasi MMR (Measles Mump
Rubella).
D.Efek Imunisasi
1.Efek Imunisasi
Imunisasi memang penting untuk membangun pertahanan tubuh bayi. Tetapi,orangtua masa
kini seharusnya lebih kritis terhadap efek samping imunisasi yang mungkin menimpa Si Kecil.
Pertahanan tubuh bayi dan balita belum sempurna. Itulah sebabnya pemberian i m u n i s a s i ,
baik wajib maupun lanjutan, dianggap penting bagi mereka
u n t u k membangun pertahanan tubuh. Dengan imunisasi, diharapkan anak terhindar
dari berbagai penyakit yang membahayakan jiwanya.

9
Di lain pihak, pemberian imunisasi kadang menimbukan efek
s a m p i n g . Demam tinggi pasca-imunisasi DPT, misalnya, kerap membuat orangtua was -
was.Padahal, efek samping ini sebenarnya pertanda baik, karena membuktikan
vaksiny a n g d i m a s u k k a n k e d a l a m t u b u h t e n g a h b e k e r j a . N a m u n , k i t a p u n t i d a k
b o l e h menutup mata terhadap fakta adakalanya efek imunisasi ini bisa sangat berat, bahkan berujung
kematian. Realita ini, menurut Departemen Kesehatan RI disebut "KejadianI k u t a n Pasca
Imunisasi"(KIPI). Menurut Komite Nasional Pengkajian
d a n Penanggulangan (KN PP) KIPI, KIPI adalah semua kejadian sakit dan kematian yangterjadi dalam
masa satu bulan setelah imunisasi.
2.Tidak Ada yang Bebas Efek Samping
Menurut Komite KIPI, sebenarnya tidak ada satu pun jenis vaksin imunisasi yang
aman tanpa efek samping. Oleh karena itu, setelah seorang bayi diimunisasi, iaharus diobservasi terlebih
dahulu setidaknya 15 menit, sampai dipastikan tidak terjadiadanya KIPI (reaksi cepat).S e l a i n i t u ,
m e n u r u t P r o f . D R . D r . S r i R e j e k i H a d i n e g o r o S p A . ( K ) , u n t u k menghindari adanya
kerancuan antara penyakit akibat imunisasi dengan yang bukan,maka gejala klinis yang dianggap sebagai
KIPI dibatasi dalam jangka waktu tertentu.
"Gejala klinis KIPI dapat timbul secara cepat maupun lambat. Dilihat dari gejalanya pun, dapat dibagi
menjadi gejala lokal, sistemik, reaksi susunan saraf pusat, serta reaksi lainnya," terang Ketua
Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)ini.
Pada umumnya, semakin cepat KIPI terjadi, semakin cepat gejalanya.
Pada k e a d a a n t e r t e n t u l a m a p e n g a m a t a n K I P I d a p a t m e n c a p a i m a s a 4 2 h a r i
( p a s c a - vaksinasi rubella), bahkan 42 hari (pasca -vaksinasi campak dan polio). Reaksi
juga bisa diakibatkan reaksi simpang (adverse events) terhadap obat atau vaksin,
atau kejadian lain yang bukan akibat efek langsung vaksin, misalnya alergi. "Pengamatan juga
ditujukan untuk efek samping yang timbul akibat kesalahan teknik
pembuatan, p e n g a d a a n , distribusi serta penyimpanan vaksin. Kesalahan
p r o s e d u r d a n t e k n i k pelaksanaan imunisasi, atau semata-mata kejadian yang timbul kebetulan,"
demikianSri.

10
Penelitian Vaccine Safety Committee, Institute of Medicine (IOM),
A S , melaporkan, sebagian besar KIPI terjadi karena faktor kebetulan. "Kejadian
yang m e m a n g a k i b a t i m u n i s a s i t e r s e r i n g a d a l a h a k i b a t k e s a l a h a n p r o s e d u r d a n
t e k n i k pelaksanaan atau pragmatic errors)," tukas dokter yang berpraktek di RSUPN
CiptoMangunkusumo ini.
Stephanie Cave MD, ahli medis yang menulis "Yang Orangtua Harus Tahu tentang
Vaksinasi Pada Anak" menyebutkan, peluang terjadinya efek samping vaksin pada bayi dan anak-anak
adalah karena mereka dijadikan target imunisasi massal oleh pemerintah, pabrik vaksin, maupun dokter.
Padahal, imunisasi massal yang memilikisikap "satu ukuran untuk semua orang" ini sangat
berbahaya. Karena, "Setiap anak a d a l a h pribadi tersendiri, dengan bangun
g e n e t i k a , l i n g k u n g a n s o s i a l , r i w a y a t kesehatan, keluarga dan pribadi yang unik, yang
bisa berefek terhadap cara mereka bereaksi terhadap suatu vaksin," demikian Cave.
3.Beberapa Kejadian Pasca-Imunisasi
Secara garis besar, tidak semua KIPI disebabkan oleh imunisasi. Sebagian besar
ternyata tidak ada hubungannya dengan imunisasi. Untuk lebih jelasnya, berikutini beberapa faktor KIPI
yang bisa terjadi pasca-imunisasi:
a.Reaksi Suntikan
Semua gejala klinis yang terjadi akibat trauma tusukan jarum suntik, baik langsung
maupun tidak langsung harus dicatat sebagai reaksi KIPI. Reaksi suntikan l a n g s u n g
misalnya rasa sakit, bengkak dan kemerahan pada tempat
s u n t i k a n . Sedangkan reaksi suntikan tidak langsung misalnya rasa takut, pusing, mual, sampaisinkope
atau pingsan.
b.Reaksi Suntikan
Gejala KIPI yang disebabkan masuknya vaksin ke dalam tubuh umumnya sudah diprediksi
terlebih dahulu karena umumnya "ringan". Misal, demam pasca -imunisasi DPT yang dapat
diantisipasi dengan obat penurun panas.

11
Meski demikian, b i s a j u g a r e a k s i i n d u k s i v a k s i n b e r a k i b a t p a r a h k a r e n a
a d a n y a r e a k s i s i m p a n g d i dalam tubuh (misal, keracunan), yang mungkin menyebabkan
masalah persarafan,kesulitan memusatkan perhatian, nasalah perilaku seperti autisme,
hingga resikokematian.
c.Faktor Kebetulan
Seperti disebut di atas, ada juga kejadian yang timbul secara kebetulan setelah bayi diimunisasi. Petunjuk
"faktor kebetulan" ditandai dengan ditemukannya kejadiansama di saat bersamaan pada kelompok
populasi setempat, dengan karakterisitik serupa tetapi tidak mendapatkan imunisasi.
d. Penyebab tidak di ketahui
Bila kejadian atau masalah yang dilaporkan belum dapat dikelompokkan ke d a l a m
salah satu penyebab, maka untuk sementara dimasukkan ke
k e l o m p o k "penyebab tidak diketahui" sambil menunggu informasi lebih
l a n j u t . B i a s a n y a , dengan kelengkapan informasi akan dapat ditentukan kelompok penyebab KIPI.
'Imunisasi itu Aman' Ilmu Pengetahuan atau Fiksi?
Keraguan tentang aman-tidaknya imunisasi bukan sesuatu yang mengada-ada.Saat ini sudah ada
puluhan ribu kejadian buruk akibat imunisasi yang dilaporkan, dan p u l u h a n r i b u l a i n n y a
yang tidak dilaporkan. Pada anak-anak, imunisasi ( d a n antibiotik)
bertanggung jawab untuk sebagian besar reaksi negatif dibanding obat -obat resep lainnya.
Jadi realitanya, tidak ada obat yang aman untuk setiap anak. Dan, beberapa obat lebih berbahaya dari
pada beberapa obat lainnya.
Keamanan imunisasi seharusnya berlandaskan pada ilmu pengetahuan yang baik,
bukan hipotesa, pendapat, keya kinan perorangan, atau pengamatan. Namunfaktanya,
hingga kini banyak yang tidak diketahui para ilmuwan tentang cara kerjaimunisasi di
dalam tubuh pada tingkat sel dan molekul. Tes yang memadai untuk imunisasi juga tidak
ada. Yang juga kurang, adalah penger tian tentang efek jangka panjang dari imunisasi massal
bagi bayi dan anak-anak.

12
Yang diketahui adalah, sejak akhir tahun 1950-an, ketika imunisasi massal mulai
diwajibkan di Amerika Serikat, t e l a h t e r j a d i p e n i n g k a t a n k a s u s k e l a i n a n s i s t e m
imun dan persarafan, termasuk kesulitan memusatkan perhatian, asma,
autisme, diabetes anak -anak, sindromakeletihan menahun, kesulitan belajar,
r e m a t o i d a r t r i t i s , m u l t i p e l s k l e r o s i s , d a n masalah kesehatan yang menahun lainnya.
Di Amerika Serikat dan tempat -tempat lain di dunia, adanya
p e n i n g k a t a n besar jumlah masalah medis yang terkait dengan imunisasi yang dilaporkan
orangtuad a n p r o f e s i o n a l k e d o k t e r a n , t e l a h m e n c e t u s k a n s u a t u g e r a k a n
y a n g m e n u n t u t dilakukannya lebih banyak kajian yang lebih baik tentang potensi efek
buruk jangka panjang atau menahun dari imunisasi.Imunisasi kadang dapat mengakibatkan efek
samping. Ini adalah tanda baik yang membuktikan bahwa vaksin betuk-betul bekerja secara tepat.
Efek samping yang biasa terjadi adalah sebaagai berikut:
1.BCG
Setelah 2 minggu akan terjadi pembengkakan kecil dan merah ditempatsuntikan. Setelah
23 minggu kemudian pembengkakan menjadi abses kecil dan kemudian menjadi luka dengan
garis tengah 10 mm. Luka akan sembuhsendiri dengan meninggalkan luka parut yang kecil.
2.DPT
Kebanyakan bayimenderita panaspada
w a k t u s o r e h a r i s e t e l a h mendapatkan imunisasi DPT, tetapi panas akan turun dan hilang
dalam waktu2 hari. Sebagian besar merasa nyeri sakit, kemerahan atau bengkak di
tempats u n t i k a n . K e a d a a n ini tidak berbahaya dan tidak perl u
m e n d a p a t k a n pengobatan khusus, akan sembuh sendiri.Bila gejala diatas tidak timbul tidak perlu
diragukan bahwa imunisasi tersebut tidak memberikan perlindungan danImunisasi tidak perlu diulang.
3.POLIO :
Jarang timbuk efek samping.

13
4.CAMPAK :
A n a k m u n g k i n p a n a s , k a d a n g d i s e r t a i d e n g a n k e m e r a h a n 4 1 0 hari sesudah
penyuntikan.
5.HEPATITIS :
Belum pernah dilaporkan adanya efek samping. Perlu diingat efek samping imunisasi jauh
lebih ringan daripada efek penyakit bila bayi tidak diimunisasi.
E.Penyakit Penyakit Yang Ditimbulkan Pada Anak Yang Tidak Di Imunisasi
Imunisasi, tak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tapi juga ampuh
untuk mencegah dan menangkal timbulnya penyakit serta kematian pada anak -anak.
Lalu m e n g a p a kadangkala orangtua kerap mengabaikan tindakan penting
t e r s e b u t ? Bukankah lebih baik mencegah daripada mengobati?S e s u a i dengan yang
diprogramkan oleh organisasi kesehatan dunia W H O (Badan Kesehatan Dunia),
Pemerintah Indonesia menetapkan ada 12 imunisasi yangharus diberikan kepada anak-anak. 5
Diantaranya merupakan imunisasi yang wajib diberikan sebab fungsinya adalah untuk
mencegah anak dari serangan penyakit penyakit seperti:
1.Tuberkulosis (TBC)
Tuberkulosis, terutama TB paru, merupakan masalah yang timbul tidak hanyadi negara
berkembang tetapi juga di negara maju. Tuberkulosis tetap merupakan salahsatu penyebab tingginya
angka kesakitan dan kematian, baik di negara berkembang maupun di negara majuf a k t o r
r e s i k o i n f e k s i d a n f a k t o r r e s i k o p r o g r e s i i n f e k s i m e n j a d i p e n y a k i t ( resiko penyakit
).Resiko Infeksi TB Faktor resiko terjadinya infeksi TB antara lain adalah :anak yang
memiliki kontak dengan orang dewasa dengan TB aktif, daerah endemis, penggunaan obat-
obat intravena, kemiskinan, serta lingkungan yang tidak sehat.
2.Hepatitis B
yang disebabkan virus hepatitis B yang berakibat pada hati Penyakit hepatitis B pada
bayi menjadi kronik jauh lebih besar (lebih dari 90 persen) dibandingkan kemungkinan pada
orang dewasa. "Oleh karena itu, bagi bayi vaksin hepatitis B mutlak perlu.

14
Ciri-ciri penderita hepatitis B umumnya tak diketahui secara jelas karena penderita
seperti orang sehat. Akibatnya ia tak segera menyadari dirinya telah tertular v i r u s h e p a t i t i s B ,
b a h k a n s u d a h m e n u l a r k a n n y a k e p a d a o r a n g l a i n . " S e b a i k n y a , mereka yang memiliki
gejala kuning pada mata, kulit, lesu, tak memiliki nafsu makanserta sakit lambung-seperti maag
yang tak sembuh dalam tempo enam bulan -segera periksa ke dokter.
Virus hepatitis B diketahui sebagai salah satu virus yang paling
m u d a h menular. Bahkan, penularan virus ini 100 kali lebih menular daripada HIV
(virus penyebab AIDS), dan diperkirakan menginfeksi 10 kali lebih banyak daripada
HIV.V i r u s i t u m e n y e r a n g h a t i d a n m e r u s a k o r g a n t u b u h s e c a r a t a k l a n g s u n g
m e l a l u i gangguan sistem kekebalan. Pada serangan tahap aw al masih bisa disembuhkan
jikasegera diobati. Namun, jika penyakit berkembang lebih berat maka ia akan mencapait a h a p
hepatitis akut, sirosis (pengerasan hati), sampai kemudian
m e n g a k i b a t k a n munculnya kanker hati.
3.Penyakit polio.
Penyakit ini disebabkan virus, menyebar melalui tinja/kotoran orang yang terinfeksi.
Anak yang terkena polio dapat menjadi lumpuh layuh.P o l i o m y e l i t i s a t a u P o l i o , a d a l a h
p e n y a k i t p a r a l i s i s a t a u l u m p u h y a n g disebabkan oleh virus. Agen pembawa
penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV), masuk ke tubuh melalui
mulut, mengifeksi saluran usus. Virus ini d a p a t m e m a s u k i a l i r a n d a r a h d a n m e n g a l i r
k e s i s t e m s a r a f p u s a t m e n y e b a b k a n melemahnya otot dan kadang kelumpuhan. Kata Polio
sendiri berasal dari bahasaY u n a n i yaitu , atau
bentuknya yang lebih mutakhir , dari "abu -abu"
dan "bercak". Virus Polio termasuk genus enteroviorus, famili Picornavirus. Bentuknya
adalah ikosahedral tanpa sampuld e n g a n g e n o m e R N A s i n g l e s t r a n d e d m e s s e n g e r
m o l e c u l e . S i n g l e R N A i n i membentuk hampir 30 persen dari virion dan
sisanya terdiri dari 4 protein besar ( V P 1 - 4 ) d a n s a t u p r o t e i n k e c i l ( V p g ) .
15
Polio adalah penyakit menular yangd i k a t e g o r i k a n sebagai
penyakit peradaban. Polio menular melalui k o n t a k antar manusia.
Virus masuk ke dalam tubuh melalui mulut ketika seseorang memakan makanan atau minuman
yang terkontaminasi feses.
Poliovirus adalah virus RNA kecil yang terdiri atas tiga strain berbeda dan a m a t
menular. Virus akan menyerang sistem saraf dan kelumpuhan dapat
t e r j a d i dalam hitungan jam. Polio menyerang tanpa mengenal usia, lima puluh persen kasusterjadi
pada anak berusia antara 3 hingga 5 tahun. Penyebab penyakit polio terdiri atas tiga strain
yaitu strain 1 (brunhilde) strain 2 (lanzig), dan strain 3 (Leon). Strain 1adalah yang paling paralitogenik
atau yang paling ganas dan sering kali menyebabkan kejadian luar biasa atau wabah. Strain ini sering
ditemukan di Sukabumi.Sedangkan Strain 2 adalah yang paling jinak. Penyakit Polio terbagi atas
tiga jenis yaitu Polio non-paralisis, Polio paralisis spinal, dan Polio bulbar. -Polio non-
paralisis menyebabkan demam, muntah, sakit perut, lesu, dan sensitif.
Terjadi kram o t o t p a d a l e h e r d a n p u n g g u n g , o t o t t e r a s a l e m b e k j i k a
d i s e n t u h . - P o l i o P a r a l i s i s Spinal Jenis Strain poliovirus ini menyerang saraf tulang
belakang, menghancurkan sel tanduk anterior yang mengontrol pergerakan pada batang tubuh dan
otot tungkai.Meskipun strain ini dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, kurang dari
satu penderita dari 200 penderita akan mengalami kelumpuhan. Kelumpuhan paling sering
ditemukan terjadi pada kaki. Setelah poliovirus menyerang usus, virus ini akandiserap oleh kapiler darah
pada dinding usus dan diangkut seluruh tubuh.P o l i o v i r u s menyerang saraf tulang
b e l a k a n g d a n n e u r o n m o t o r - - y a n g mengontrol gerak fisik. Pada periode inilah
muncul gejala seperti flu. Namun, pada penderita yang tidak memiliki kekebalan atau
belum divaksinasi, virus ini biasanya akan menyerang seluruh bagian batang saraf tulang belakang
dan batang otak. Infeksi ini akan mempengaruhi sistem saraf pusat menyebar sepanjang serabut saraf.
Seiringd e n g a n berkembang biaknya virus dalam sistem saraf
p u s a t , v i r u s a k a n menghancurkan neuron motor.

16
Neuron motor tidak memiliki kemampuan regenerasi dan
otot y a n g berhubungan dengannya tidak akan bereaksi terhadap perintah dari sistem saraf
pusat.Kelumpuhan pada kaki menyebabkan tungkai menjadi lemas -- kondisi ini
disebutacute flaccid paralysis (AFP). Infeksi parah pada sistem saraf pusat dapat menye -
babkan kelumpuhan pada batang tubuh dan otot pada toraks (dada) dan abdomen(perut),
disebut quadriplegia. -Polio Bulbar Polio jenis ini disebabkan oleh tidak a d a n y a
kekebalan alami sehingga batang otak ikut terserang. Batang
o t a k mengandung neuron motor yang mengatur pernap asan dan saraf kranial,
yangmengirim sinyal ke berbagai otot yang mengontrol pergerakan bola mata;
s a r a f trigeminal dan saraf muka yang berhubungan dengan pipi, kelenjar air mata, gusi, danotot muka;
saraf auditori yang mengatur pendengaran; saraf glossofa ringeal yangmembantu proses
menelan dan berbgai fungsi di kerongkongan; pergerakan lidah danrasa; dan saraf yang mengirim sinyal
ke jantung, usus, paru-paru, dan saraf tambahanyang mengatur pergerakan leher. Tanpa alat
bantu pernapasan, polio bulbar dapat menyebabkan kematian. Lima hingga sepuluh persen
penderta yang menderita polio bulbar akan meninggal ketika otot pernapasan mereka tidak dapat bekerja.
Kematian biasanya terjadi setelah terjadi kerusakan pada saraf kranial yang bertugas mengirim''perintah
bernapas'' ke paru-paru.
Penderita juga dapat meninggal karena kerusakan pada fungsi
p e n e l a n a n ; korban dapat ''tenggelam'' dalam sekresinya sendiri kecuali dilakukan
penyedotanatau diberi perlakuan trakeostomi untuk menyedot cairan yang disekresikan sebelummasuk
ke dalam paru-paru. Namun trakesotomi juga sulit dilakukan apabila penderitatelah menggunakan
''paru-paru besi'' (iron lung). Alat ini membantu paru -paru yanglemah dengan cara menambah
dan mengurangi tekanan udara di dalam tabung. Kalautekanan udara ditambah, paru-paru akan
mengempis, kalau tekanan udara dikurangi, paru-paru akan mengembang. Dengan demikian
udara terpompa keluar masuk paru -p a r u . I n f e k s i y a n g j a u h l e b i h p a r a h p a d a
o t a k d a p a t m e n y e b a b k a n k o m a d a n kematian.

17
Penyakit Polio dapat ditularkan oleh infeksi droplet dari oro-faring (mulut dant e n g g o r o k a n ) a t a u
d a r i t i n j a p e n d e r i t a y a n g t e l a h t e r i n f e k s i s e l a i n i t u j u g a d a p a t menular melalui oro-
fecal (makanan dan minuman) dan melalui percikan ludah yangk e m u d i a n v i r u s i n i a k a n
b e r k e m b a n g b i a k d i t e n g o r o k a n d a n u s u s l a l u k e m u d i a n menyebar ke kelenjar getah
bening, masuk ke dalam darah serta menyebar ke seluruh tubuh.
Penularan terutama sering terjadi langsung dari manusia ke manusia melalui fekal-
oral (dari tinja ke mulut) atau yang agak jarang terjadi melalui oral-oral (mulutk e m u l u t ) . V i r u s
P o l i o d a p a t b e r t a h a n l a m a p a d a a i r l i m b a h d a n a i r p e r m u k a a n , bahkan dapat sampai
berkilo-kilometer dari sumber penularannya.Penularan terutama terjadi akibat tercemarnya lingkungan leh
virus polio dari penderita yang telah terinfeksi, namun virus ini hidup di lingkungan
terbatas. VirusPolio sangat tahan terhadap alkohol dan lisol, namun peka terhadap formaldehide
danlarutan klor. Suhu yang tinggi dapat cepat mematikan virus tetapi pada keadaan bekudapat bertahun-
tahun masa hidupnya.
4.Penyakit campak (tampek)
Penyakit Campak (Rubeola, Campak 9 hari, measles) adalah suatu infeksi v i r u s
yang sangat menular, yang ditandai dengan demam, batuk,
k o n j u n g t i v i t i s (peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini
disebabkankarena infeksi virus campak golongan Paramyxovirus Penularan infeksi terjadi karena
menghirup percikan ludah penderita campak.Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari
sebelum rimbulnya ruamkulit dan 4 hari setelah ruam kulit ada.
Penyebab Campak, rubeola, atau measles Adalah penyakit infeksi yang sangatmudah menular
atau infeksius sejak awal masa prodromal, yaitu kurang lebih 4hari pertama sejak
munculnya ruam. Campak disebabkan oleh paramiksovirus ( virusc a m p a k ) .
P e n u l a r a n t e r j a d i m e l a l u i p e r c i k a n l u d a h d a r i h i d u n g , m u l u t m a u p u n . Difteri
disebabkan oleh kuman Corynebacterium diphtheriae, suatu bakterigram positif yang
berbentuk polimorf, tidak bergerak dan tidak membentuk spora.

18
Gejala utama dari penyakit difteri yaitu adanya bentukan
p s e u d o m e m b r a n y a n g merupakan hasil kerja dari kuman ini. Pseudomembran sendiri
merupakan lapisantipis berwarna putih keabu abuan yang timbul terutama di daerah
mukosa hidung,mulut sampai tenggorokan. Disamping menghasilk an pseudomembran,
kuman ini j u g a m e n g h a s i l k a n s e b u a h r a c u n y a n g d i s e b u t e k s o t o x i n y a n g s a n g a t
b e r b a h a y a karena menyerang otot jantung, ginjal dan jaringan syaraf (www.blogdokter.net).
Difteri dapat menyerang seluruh lapisan usia tapi paling sering menyeranganak -
anak yang belum diimunisasi. Pada tahun 2000, di seluruh dunia dilaporkan 30.000 kasus
dan 3.000 orang diantaranya meninggal karena penyakit iniKata tetanus diambil dari bahasa Yunani yaitu
tetanos dari teinein yang berartim e n e g a n g . P e n y a k i t i n i a d a l a h p e n y a k i t i n f e k s i d i
m a n a s p a s m e o t o t t o n i k d a n hiperrefleksia menyebabkan trismus (lockjaw), spasme
otot umum, melengkungnya punggung (opistotonus), spasme glotal, kejang dan spasme dan paralisis
pernapasan(wikipedia.org).
Penyakit tetanus disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani yang terdapat
dit a n a h , k o t o r a n h e w a n , d e b u , d a n s e b a g a i n y a . B a k t e r i i n i m a s u k k e d a l a m
tubuhm a n u s i a melalui luka yang tercemar kotoran. Di dalam luka
bakteri ini a k a n berkembang biak dan membentuk toksin (racun) yang menyerang
saraf.U N I C E F (United Nations Childrens Fund/Dana PBB untuk Anak -
A n a k ) menyebutkan dalam situsnya bahwa tetanus sangat berisiko terkena pada bayi -
bayiyang dilahirkan dengan bantuan dukun bayi di rumah den gan peralatan yang
tidak s t e r i l ; m e r e k a j u g a b e r e s i k o k e t i k a a l a t - a l a t y a n g t i d a k b e r s i h d i g u n a k a n
u n t u k memotong tali pusar dan olesan-olesan tradisional atau abu digunakan untuk menutupl u k a
bekas potongan (www.unicef.org).
A n g k a k e m a t i a n y a n g d i a k i b a t k a n o l e h tetanus berkisar antara 15-25%. Pertusis
atau batuk rejan adalah penyakit infeksi bakterial yang menyerang sistem pernapasan
yang melibatkan pita suara (larinks), trakea dan bronkial.

19
Infeksi ini menimbulkan iritasi pada saluran pernapasan sehingga menyebabkan
serangan batuk yang parah. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis
yang bersarang di saluran pernapasan dan sangat mudah tertular (www.warmasif.co.id).
Pertusis dapat menyerang segala umur, 60 % menyerang anak -anak
y a n g berumur kurang dari 5 tahun. Penyakit ini akan menjadi serius jika menyerang
bayi berumur kurang dari 1 tahun. Biasanya pada bayi yang baru lahir dan
keadaannyamenjadi lebih parah. Pada tahun 2000 diperkirakan 39 juta kasus terjadi dan
297.000kematian terjadi didunia yang diakibatkan oleh pertusis.
5. Imunisasi MMR
1.Defenisi
Imunisasi MMR adalah imunisasi kombinasi untuk mencegah
p e n y a k i t Campak, Campak Jerman dan Penyakit Gondong. Pemberian vaksin MMR
biasanya diberikan pada usia anak 16 bulan. Vaksin ini adalah gabungan vaksin hidup yang
dilemahkan. Semula vaksin ini ditemukan secara terpisah, tetapi dalam beberapa tahun
kemudian digabung menjadi vaksin kombinasi. Kombinasi tersebut terdiri dariv i r u s hidup
Campak galur Edmonton atau Schwarz yang telah
d i l e m a h k a n , Componen Antigen Rubella dari virus hidup Wistar RA 27/3 yang
dilemahkan danAntigen gondongen dari virus hidup galur Jerry Lynn atau Urabe AM-9.
2.Tujuan
Tujuan diberikannya imunisasi MMR ini adalah untuk mencegah
a t a u mengurangi terjadinya infeksi pada anak yang disebabkan penyakit -
p e n y a k i t , gondongan dan rubela.

20
3.Efek Samping
Beberapa ahli memang ada yang mengkhawatirkan dengan pemberian MMR i n i ,
dapat memberikan autisme yang disebabkan pelarut MMR
m e n g a n d u n g Tiomersal, tetapi dugaan tersebut tidak terbukti. Seperti yang dikemukakan
AndrewWakefield tahun 1998, MMR tidak terbukti menyebabkan autisme karena
sampelyang diteliti hanya pada 12 pasien. Itulah sebabnya hingga sekarang, MMR
tetap a m a n u n t u k d i b e r i k a n p a d a a n a k m e n g i n g a t p e n t i n g n y a i m u n i s a s i i n i
t e r h a d a p perlindungan anak, ungkapnya.Pencegahan sindrom rubela congenital merupakan tujuan
pemberian imunisasir u b e l a .
Rubela adalah penyakit yang cukup berbahaya apabila terjadi
d i a w a l kehamilan, karena dapat menimbulkan kelainan jiwa, kelahiran prematur, dan
cacat bawaan.A p a b i l a c a c a t d a r i l a h i r , b a y i d a p a t m e n g a l a m i c a c a t d a l a m b e n t u k ,
t u l i , kelainan mata, kalainan jantung, kelainan saraf, mikrosefali, dan retardasi
mental.Untuk menghindar penyakit ini, ibu-ibu harus memiliki kekebalan rubela sejak
kecil,s e h i n g g a d i h a r a p k a n p e n y a k i t t e r s e b u t t i d a k a k a n t e r j a d i p a d a b a y i y a n g
a k a n dilahirkan.
G.Penyakit Yang Kemungkinan Akan Ada Bila Tidak Mendapat ImunisasiMMR
Vaksin MMR merupakan vaksin yang diberikan kepada anak untuk mencegah penyakit campak,
gondongan, dan campak Jerman.
1. Bedanya campak biasa dan campak jerman itu apa?
Campak biasa, berbeda dari campak Jerman atau rubela. Campak
J e r m a n umumnya memiliki dampak lebih ringan dan tidak fatal. Umumnya pun terjadi padaanak usia 5
sampai 14 tahun.M e m a n g g e j a l a n y a h a m p i r s a m a d e n g a n c a m p a k b i a s a , s e p e r t i f l u ,
b a t u k , pilek dan demam tinggi. Yang membedakan, bercak merah pada rubela tidak
timbulterlalu banyak dan tidak separah campak biasa, juga cepat menghilang dalam waktu 3h a r i .
Gejala lain, umumnya nafsu makan anak akan menurun karena
t e r j a d i pembengkakan pada limpa.Justru kita harus lebih khawatir bila rubela menyerang
wanita hamil karenavirusnya bisa menular pada janin melalui plasenta.

21
Bila janin tertular maka anak yangdilahirkan akan mengalami sindrom rubela kongenital
dengan kelainan-kelainan,misalnya mata bayi mengalami katarak, tidak bisa mendengar, terjadi
pengapuran diotak, juga banyak terjadi anak-anak tumbuh dengan keterbelakangan
perkembangan.S e t i a p a n a k p e r e m p u a n h a r u s m e n d a p a t v a k s i n a s i r u b e l a . H a l i n i
u n t u k mengantisipasi terjadinya rubela serta melindungi janin yang dikandungnya
kelak.Tak hanya pada perempuan, vaksinasi rubela pun penting bagi kaum pria.
Gunanyamencegah agar tidak terserang rubela dan menulari sang istri yang mungkin
tengahhamil nanti.
2.Tidak Adanya Hubungan Antara Terjadinya Autisme Dengan Imunisasi Mmr
a).Akhir-akhir ini pada sebagian masyarakat tersebar informasi tentang dugaan adanya
hubungan antara autisme dengan imunisasiMMR (Measles, Mumps, Rubella).
b).Imunisasi adalah pemberian vaksin pada tubuh seseorang dengan tujuan
untuk meningkatkan kekebalan terhadap penyakit infeksi tertentu. Pemerintah telah melaksanakan
Program Imunisasi sejak lebih dari 30 tahun yang lalu dan telah b e r h a s i l m e n u r u n k a n a n g k a
kesakitan dan angka kematian dari berbagai penyakit menular.
Program Imunisasi di Indonesia mencakup antara lain pemberian vaksin
u n t u k m e n i n g k a t k a n k e k e b a l a n b a y i t e r h a d a p p e n y a k i t tuberkolosa (vaksin BCG),
difteria , batuk rejan, dan tetanus (vaksin DPT), p o l i o m y e l i t i s ( v a k s i n P o l i o ) ,
c a m p a k ( v a k s i n C a m p a k ) , d a n h e p a t i t i s B (vaksin Hepatitis B). Program Imunisasi
juga mencakup pemberian vaksin untuk meningkatkan kekebalan ibu dan bayi terhadap penyakit
tetanus (vaksinTT) dan peningkatan kekebalan anak sekolah dasar terhadap penyakit
difteridan tetanus (vaksin DT).
22
c).Autisme adalah gangguan petumbuhan anak yang kronik dengan gejala
utamag a n g g u a n interaksi sosial, komunikasi, serta keterb atasan perhatian
d a n aktifitas, biasanya terjadi pada usia di bawah 3 tahun.
d).Vaksin MMR merupakan vaksin yang diberikan kepada anak dengan
m a k s u d untuk mencegah penyakit campak, gondongan dan campak Jerman
(German measles). Di Indonesia, vaksin MMR telah digunakan untuk imunisasi anak di berbagai rumah
sakit dan klinik, walaupun belum termasuk dalam jenis vaksiny a n g d i g u n a k a n d a l a m P r o g r a m
Imunisasi Nasional.
V a k s i n M M R y a n g dipasarkan di Indonesia telah mendapat izin edar setelah
dilakukan evaluasiterhadap efektifitas, keamanan, dan mutu vaksin oleh Komite Nasional PenilaiObat
Jadi (KOMNAS POJ). Di negara-negara maju, vaksin MMR digunakansecara luas untuk imunisasi anak.
e).Keamanan vaksin MMR telah dibuktikan dengan berbagai penelitian di
l u a r negeri. Penelitian yang dilakukan mencakup pengamatan pasca pemasaran (post
marketing surveillance) selama 30 tahun terhadap 250 juta dosis vaksinMMR di lebih dari 40 negara
di Eropa, Amerika Utara, Australia, dan Asia. Laporan terakhir mengenai keamanan vaksin telah
pula dilakukan di Finlandiasejak tahun 1982 selama 14 tahun. Studi tersebut dilakukan pada 1,8 juta
anak yang menggunakan 3 juta dosis vaksin MMR. Pemantauan dilakukan terhadapsemua kejadian serius
setelah imunisasi dan hasilnya menunjukkan tidak adalaporan kasus autisme yang berhubungan
dengan penggunaan vaksin MMR.Hasil tersebut sesuai dengan Specific hypothesis driven
studies yang pernahd i l a k u k a n s e b e l u m n y a . B e r d a s a r k a n k a j i a n t e r s e b u t d i a t a s ,
D e p a r t e m e n Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial, Badan Pengawas Obat dan
Makanan,dan Ikatan Dokter Anak Indonesia mengambil kesimpulan bahwa tidak
adak a i t a n a n t a r a k e j a d i a n a u t i s m e p a d a a n a k d e n g a n i m u n i s a s i
MMR.
Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial, Badan Pengawas Obat Dan M a k a n a n , d a n
Ikatan Dokter Anak Indonesia akan terus memantau dan m e n g k a j i e f e k t i f i t a s
s e r t a k e a m a n a n s e m u a v a k s i n y a n g d i g u n a k a n d i Indonesia, termasuk vaksin
MMR.

23
Masyarakat dan segenap tenaga kesehatand i I n d o n e s i a d i h a r a p k a n t i d a k p e r l u k h a w a t i r
m e n g e n a i k e a m a n a n v a k s i n MMR.
3. Imunisasi Penyebab Autis ?
Kekawatiran Terhadap Thimerosal Dan Autis Dr Widodo Judarwanto SpADari waktu ke waktu
jumlah penyandang spektrum Autis tampaknya semakin meningkat pesat. Autis seolah-olah mewabah ke
berbagai belahan dunia. Di beberapa negara terdapat kenaikan angka kejadian penderita Autisme yang
cukup tajam. Autis adalah gangguan perkembangan pervasif pada anak yang ditandai dengan
adanyagangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi danin teraksi
sosial. Di Amerika Serikat disebutkan Autis terjadi pada 60.000 15.000anak dibawah 15
tahun. Kepustakaan lain menyebutkan angka kejadian autis 10 -20kasus dalam 10.000
orang.Kontroversi yang terjadi akhir-akhir ini berkisar pada kemungkinan hubungan A u t i s d e n g a n
imunisasi anak. Banyak orang tua menolak imunisasi
k a r e n a mendapatkan informasi bahwa beberapa jenis imunisasi khususnya
kandungan T h i m e r o s a l dapat mengakibatkan Autis. Akibatnya, anak
tidak m e n d a p a t k a n perlindungan imunisasi untuk menghindari penyakit -
p e n y a k i t j u s t r u y a n g l e b i h berbahaya. Penyakit tersebut adalah hepatitis B, Difteri, Tetanus,
pertusis, TBC dansebagainya. Banyak penelitian yang dilakukan secara luas ternyata
membuktikan b a h w a A u t i s t i d a k b e r k a i t a n d e n g a n t h i m e r o s a l .
Memang terdapat teori a t a u kesaksian yang menunjukkan bahwa Autis dan
berhubungan dengan thimerosal.Thimerosal atau Thiomersal adalah senyawa merkuri organik
atau dikenalsebagai sodium etilmerkuri thiosalisilat, yang mengandung 49,6% merkuri. Bahan
inidigunakan sejak tahun 1930, sebag ai bahan pengawet dan stabilizer dalam
vaksin, produk biologis atau produk farmasi lainnya.
Thimerosal yang merupakan derivatdari etilmerkuri, sangat efektif dalam
membunuh bakteri dan jamur dan mencegahkontaminasi bakteri terutama pada kemasan
vaksin multidosis yang telah terbuka.

23
Selain sebagai bahan pengawet, thimerosal juga digunakan sebagai agen inaktivasi pada
pembuatan beberapa vaksin, seperti pertusis aseluler atau pertusis whole-cell.Food and Drug
Administration (FDA) menetapkan peraturan penggunaan thimerosalsebagai bahan pengawet vaksin
yang multidosis untuk mencegah bakteri dan jamur.Vaksin tunggal tidak memerlukan
bahan pengawet. Pada dosis tinggi, merkuri dan m e t a b o l i t n y a seperti
e t i l m e r k u r i d a n m e t i l m e r k u r i b e r s i f a t n e f r o t o k s i s d a n neurutoksis.
Senyawa merkuri ini mudah sekali menembus sawar darah otak, dan dapat merusak
otak.WHO (Worls Health Organization), FDA (Food and Drug Administration),EPA (US
Enviromental Protection Agency), dan ATSDR Amerika Serikat (Agency f o r T o x i s
S u b s t a n c e s a n d D i s e a s e R e g i s t r y ) m e n g e l u a r k a n r e k o m e n d a s i t e n t a n g batasan
paparan etilmerkuri yang masih bisa ditoleransi antara 0,1 0,47 ug/kg berat b a d a n / h a r i .
Kandungan yang ada di dalam vaksin adalah etilmerkuri
b u k a n metilmerkuri. Etilmerkuri hanya mempunyai paruh waktu singkat di dalam
tubuh,s e k i t a r 1,5 jam, selanjutnya akan dibuang melalui saluran
c e r n a . S e d a n g k a n metilmerkuri lebih lama berada di dalam tubuh.Pendapat yang mendukung
Autis berkaitan dengan Thimerosal : Terdapat beberapa teori, penelitian dan kesaksian
yang mengungkapkan Autisme mungkin berhubungan dengan imunisasi yang mengandung
Thimerosal. Toksisitas merkuri pertama kali dilaporkan tahun 1960 di Minamata Jepang.
Konsumsi ikan laut yangtercemari limbah industri, sehingga kadar merkuri yang dikandung ikan laut
tersebutmencapai 11 mcg/kg dan kerang 36 mcg/kg (batas toleransi kontaminasi sekitar
1mcg/kg). Penelitian pada binatang ditemukan efek neurotoksik etilmerkuri dan metilmerkuri. Ditemukan
kadarnya di dalam otak cukup tinggi pada metil merkuri.
Hal inimenunjukkan bahwa merkuri dapat menembus sawar darah otak.S a l i n e B e r n a r d
a d a l a h p e r a w a t d a n j u g a o r a n g t u a d a r i s e o r a n g p e n d e r i t a Autisme bersama beberapa
orang tua penderita Autis lainnya melakukan pengamatanterhadap imunisasi merkuri.

24
Mereka bersaksi di depan US House of Representatif (MPR Amerika) bahwa gejala
yang diperlihatkan anak Autis hampir sama dengan g e j a l a keracunan merkuri
B e b e r a p a o r a n g t u a p e n d e r i t a A u t i s d i I n d o n e s i a p u n , berkesaksian bahwa anaknya
terkena autis setelah diberi imunisasiPenelitian dan rekomendasi yang menentang Thimerosal
menyebabkan AutisSedangkan penelitian yang mengungkapkan bahwa Thimerosal tidak
mengakibatkanA u t i s juga lebih banyak lagi. Kreesten M. Madsen dkk dari
berbagai i n t i t u s i d i denmark seperti Danish Epidemiology Science Centre, Department of
Epidemiology and Social Medicine, University of Aarhus, Denmark Institute for Basic
PsychiatricResearch, Department of Psychiatric Demography, Psychiatric Hospital in
Aarhus,R i s s k o v , N a t i o n a l C e n t r e f o r R e g i s t e r - B a s e d R e s e a r c h , U n i v e r s i t y o f
Aarhus,Aarhus,Denmark, State Serum Institute, Department of Medicine,
C o p e n h a g e n , Denmark mengadakan penelitian bersama terhadap anak usia 2 hingga 10 tahun
sejak tahun 1970 hingga tahun 2000.Mengamati 956 anak sejak tahun 1971 hingga 2000 anak
dengan autis. Sejak thimerosal digunakan hingga tahun 1990 tidak didapatkan kenaikkan penderita
auitissecara bermakna.
Kemudian sejak tahun 1991 hingga tahun 2000 bersamaan dengantidak
digunakannya thimerosal pada vaksin ternyata jumlah penderita Autis malah meningkat
drastis. Kesimpulan penelitian tersebut adalah tidak ada hubungan antara pemberian Thimerazol dengan
Autis.Stehr-Green P dkk, Department of Epidemiology, School of Public Health andCommunity
Medicine, University of Washington, Seattle, WA, bulan Agustus 2003melaporkan antara tahun
1980 hingga 1990 membandingkan prevalensi dan insiden penderita autisme di California,
Swedia, dan Denmark yang mendapatkan ekposur d e n g a n i m u n i s a s i T h i m e r o s a l .
Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa i n s i d e n pemberian Thimerosal pada
Autisme tidak menunjukkan hubungan yang bermakna.Geier DA dalam Jurnal
Americans Physicians Surgery tahun 2003menungkapkan b a h w a T h i m e r o s a l
tidak terbukti mengakibatkan gangguan n e u r o d e v e l o p m e n t (gangguan
perkembangan karena persarafan) dan penyakit jantung.

25
Melalui forum National Academic Press tahun 2001, Stratton K dkk melaporkan tentang
keamanant h i m e r o s a l pada vaksin dan tidak berpengaruh terhadap
g a n g g u a n g a n g g u a n neurodevelopment (gangguan perkembangan karena persarafan).H v i i d
A dkk dalam laporan di majalah JAMA 2004
m e n g u n g k a p k a n penelitian terhadap 2 986 654 anak pertahun didapatkan 440 kasus
autis. Dilakukan pengamatan pada kelompok anak yang menerima thimerosal dan t idak
menerimathimerosal. Ternyata tidak didapatkan perbedaan bermakna. Disimpulkan
bahwa pemberian thimerosal tidak berhubungan dengan terjadinya autis.
Menurut penelitian Eto, menunjukkan manifestasi klinis autis sangat berbedadengan keracunan
merkuri. Sedangkan Aschner, dalam penelitiannya menyimpulkantidak terdapat peningkatan kadar
merkuri dalam rambut, urin dan darah anak Autis.Pichichero melakukan penelitian
terhadap 40 bayi usia 2-6 bulan yang diberi vaksinyang mengandung thimerosal dan
dibandingkan pada kelompok kontrol tanpa diberithimerosal. Setelah itu dilakukan
evaluasi kadar thimerosal dalam tinja dan darah bayi tersebut. Ternyata thimerosal tidak
meningkatkan kadar merkuri dalam darah,karena etilmerkuri akan cepat dieliminasi dari
darah melalui tinja. Selain itu masih b a n y a k lagi peneliti melaporkan
h a s i l y a n g s a m a , y a i t u t h i m e r o s a l t i d a k mengakibatkan Autis.
Bagaimana sikap kita sebaiknya ? Bila menyimak dan mengetahu kontroversitersebut tanpa
memahami dengan jelas, maka masyarakat awam bahkan beberapaklinisipun jadi bingung. Bila
terpengaruh oleh pendapat yang mendukung keterkaitanAutis dan imunisasi tanpa melihat fakta
penelitian lainnya yang lebih jelas. Maka,akan mengabaikan imunisasi dengan segala
akibatnya yang jauh lebih berba haya p a d a anak. Penelitian dalam jumlah
b e s a r d a n l u a s t e n t a n g T h i m e r o s a l t i d a k mengakibatkan Autis secara epidemiologis
lebih bisa dipercaya untuk menunjukan s e b a b a k i b a t . L a p o r a n b e b e r a p a p e n e l i t i a n
dan kasus jumlahnya relatif tidak bermakna dan dalam populasi
yang kecil.

25
Hanya menunjukan k e m u n g k i n a n hubungan tidak menunjukkan sebab
akibat. Beberapa institusi atau badan kesehatan dunia yang bergengsi pun telah
mengeluarkan rekomendasi untuk tetap meneruskan p e m b e r i a n i m u n i s a s i M M R . H a l
i n i j u g a m e n a m b a h k e y a k i n a n b a h w a m e m a n g Thimerosal dalam vaksin memang benar
aman.Walaupun paparan merkuri terjadi pada setiap anak, namun hanya sebagian kecil saja
yang mengalami gejala Autis. Peristiwa tersebut mungkin berkaitan dengan teori genetik, salah
satunya berkaitan dengan teori Metalotionin.Metalothionein merupakan suatu rantai
polipeptida liner tediri dari 61 -68 asam amino, kaya sistein dan memiliki kemampuan
untuk mengikat logam. Pada penderita Autis tampaknya didapatkan adanya gangguan
metabolisme metalotionin. Gangguan metabolisme tersebut dapat mengakibatkan gangguan
ekskresi (pengeluaran) logam berat (merkuri). Menurut penelitian Eto, menunjukkan manifestasi klinis
autis sangat berbeda dengan keracunan merkuri. Sedangkan Aschner, dalam penelitiannya
menyimpulkantidak terdapat peningkatan kadar merkuri dalam rambut, urin dan darah anak
Autis.Pichichero melakukan penelitian terhadap 40 bayi usia 2 -6 bulan yang diberi
vaksinyang mengandung thimerosal dan dibandingkan pada kelompok kontrol tanpa
diberithimerosal. Setelah itu dilakukan evaluasi kadar thimerosal dalam tinja dan
darah bayi tersebut. Ternyata thimerosal tidak meningkatkan kadar merkuri dalam
darah,karena etilmerkuri akan cepat dieliminasi dari darah melalui tinja. Selain itu
masih b a n y a k lagi peneliti melaporkan hasil yang sama, yaitu
t h i m e r o s a l t i d a k mengakibatkan Autis.
Bagaimana sikap kita sebaiknya ? Bila menyimak dan mengetahu kontroversi tersebut tanpa
memahami dengan jelas, maka masyarakat awam bahkan beberapa klinisi pun jadi bingung.
Bila terpengaruh oleh pendapat yang mendukung keterkaitanAutis dan imunisasi tanpa melihat
fakta penelitian lainnya yang lebih jelas. Maka,akan mengabaikan imunisasi dengan
segala akibatnya yang jauh lebih berbahaya p a d a a n a k .

26
Penelitian dalam jumlah besar dan luas tentang Thimerosal
t i d a k mengakibatkan Autis secara epidemiologis lebih bisa dipercaya untuk menunjukan s e b a b
akibat. Laporan beberapa penelitian dan kasus jumlahnya relatif
tidak bermakna dan dalam populasi yang kecil. Hanya menunjukan
k e m u n g k i n a n hubungan tidak menunjukkan sebab akibat.
Beberapa institusi atau badan kesehatandunia yang bergengsi pun telah mengeluarkan
rekomendasi untuk tetap meneruskan p e m b e r i a n i m u n i s a s i M M R . H a l i n i j u g a
menambah keyakinan bahwa m e m a n g Thimerosal dalam vaksin memang benar
aman.Walaupun paparan merkuri terjadi pada setiap anak, namun hanya sebagian kecil saja
yang mengalami gejala Autis. Peristiwa tersebut mungkin berkaitan denganteori genetik, salah
satunya berkaitan dengan teori Metalotionin. Metalothionein merupakan suatu rantai
polipeptida liner tediri dari 61 -68 asam amino, kaya sisteindan memiliki kemampuan
untuk mengikat logam. Pada penderita Autis tampaknyadidapatkan adanya gangguan
metabolisme metalotionin. Gangguan met abolismetersebut dapat mengakibatkan gangguan
ekskresi (pengeluaran) logam berat (merkuri,dll) dari tubuh anak autis.
Gangguan itu mengakibatkan peningkatan logam berat d a l a m t u b u h y a n g d a p a t
m e n g g a n g g u o t a k , m e s k i p u n a n a k t e r s e b u t m e n e r i m a merkuri dalam batas yang masih
ditoleransi.P a d a anak sehat bila menerima merkuri dalam batas
t o l e r a n s i , t i d a k mengakibatkan gangguan. Melalui metabolisme metalotionin pada tubuh anak,
logam berat tersebut dapat dikeluarkan oleh tubuh. Tetapi pada anak Autis terjadi gangguan metabolisme
metalotionin.Kejadian itulah yang menunjukkan bahwa imunisasi yangmengandung thimerosal harus
diwaspadai pada anak yang beresiko Autis, tetapi tidak perlu dikawatirkan pada anak normal
lainnya.P e n e l i t i a n atau pendapat beberapa kasus yang mendukung
k e t e r k a i t a n Autisme dengan imunisasi, tidak boleh diabaikan bergitu saja. Sangatlah
bijaksanau n t u k lebih waspada, bila anak sudah mulai tampak ditemukan
p e n y i m p a n g a n perkembangan atau perilaku sejak dini.

27
Dalam kasus tersebut untuk mendapatkanimunisasi yang mengandung Thimerosal
harus berkonsutlasi dahulu dengan dokter a n a k . M u n g k i n h a r u s m e n u n d a d a h u l u
i m u n i s a s i y a n g m e n g a n d u n g t h i m e r o s a l sebelum dipastikan diagnosis Autis dapat
disingkirkan. Dalam hal seperti ini, harus dipahami dengan baik resiko, tanda dan gejala autis
sejak dini.Bila anak tidak beresiko atau tidak menunjukkan tanda tanda dini terjadinyaAutis
maka tidak perlu kawatir untuk mendapatkan imunisasi tersebut. Kekawatiran t e r h a d a p
imunisasi tanpa didasari pemahaman yang baik, akan
m e n i m b u l k a n permasalahan kesehatan yang baru pada anak kita. Dengan menghindari
imunisasi, b e r e s i k o t e r j a d i a k i b a t b e r b a h a y a d a n d a p a t m e n g a n c a m j i w a . B i l a
a n a k t e r k e n a infeksi yang seharusnya dapat dicegah dengan imunisasi.
H. Jadwal Pemberian Imunisasi
1.Jadwal pemberian Vaksin Hepatitis B diberikan dalam satu seri yang
t e r d i r i dari 3 kali suntik.
P e r t a m a : B i l a i b u a d a l a h p e m b a w a v i r u s d a l a m d a r a h n y a , m a k a vaksin harus
diberikan paling lama 12 jam setelah lahir. Tetapi bila ibu bukan pembawa virus, bisa diberikan
pada kontrol di bulan pertama atau kedua.
Kedua : Kalau yang pertama diberikan segera setelah lahir, yang keduad i b e r i k a n antara
b u l a n p e r t a m a d a n k e d u a . B i l a y a n g p e r t a m a diberikan setelah sebulan, maka
yang kedua diberikan antara bulanketiga dan keempat.
Ketiga : Diberikan pada usia 6 bulan untuk yang mendapatkan vaksin p e r t a m a s e b e l u m u s i a
1 b u l a n . U n t u k y a n g m e n d a p a t k a n v a k s i n pertama setelah usia 1 bulan, diberikan
pada usia antara 6 s/d 18 bulan.
Resiko yang mungkin timbul Resiko serius yang berkaitan dengan pemberian vaksin
HBV sangat jarang terjadi. Biasanya efek samping hanya bagian bekas suntik menjadi kemerah-
merahan.
Menunda pemberian Bila anak sakit lebih dari sekedar panas badan ringan. Bila ada reaksi
alergi serius terhadap suntikan vaksin.
28
Setelah pemberian Setelah vaksinasi panas badan anak mungkin naik,dan juga daerah sekitar bekas
suntikan menjadi merah. Untuk itu anda bisa memakai obat penurun panas (Tempra, Sanmol, dll), dan
kompresdengan air hangat bagian bekas suntikan.
2.Jadwal pemberian
D i b e r i k a n s e b a g a i s a t u s e r i y a n g t e r d i r i d a r i 5 k a l i s u n t i k . Yaitu pada usia
2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 15 s/d 18 bulan dan terakhir saat s e b e l u m m a s u k s e k o l a h ( 4
s / d 6 t a h u n ) . D i a n j u r k a n u n t u k m e n d a p a t k a n vaksin Td (penguat terhadap difteri
dan tetanus) pada usia 11 s/d 12 tahun a t a u p a l i n g l a m b a t 5 t a h u n s e t e l a h
i m u n i s a s i D T P t e r a k h i r . S e t e l a h i t u direkomendasikan untuk mendapatkan Td setiap 10
tahun.
R e s i k o yang mungkin timbul Seringkali pemberian vaksin
i n i menimbulkan panas badan ringan atau panas di sekitar bekas suntikanyang diakibatkan oleh
komponen pertussis dalam vaksin.
Menunda pemberian : Bila anak sakit lebih dari sekedar panas badanringan. Bila anak
memiliki kelainan syaraf atau tidak tidak tumbuh secara normal, komponen pertussis dari vaksin
dianjurkan untuk tidak d i b e r i k a n d a n h a n y a D T ( d i f t e r i & t e t a n u s ) s a j a .
Bila s e t e l a h mendapatkan vaksin DTP (DTaP) timbul gejala seperti
dibawahk o n s u l t a s i k a n dengan dokter anak sebelum mendapatkan
v a k s i n lainnya : kejang-kejang dalam 3 s/d 7 hari setelah imunisasi kejang -kejang yang
makin memburuk dibanding sebelumnya apabila pernah m e n g a l a m i n y a r e a k s i a l e r g i
kesulitan makan atau gangguan padamulut, tenggorokan atau muka panas
b a d a n l e b i h d a r i 4 0 d e r a j a t Celcius (105 derajat Fahrenheit) pingsan dalam 2 hari pertama
setelahimunisasi terus menangis lebih dari 3 jam di 2 hari pertama setelah imunisasi
Setelah pemberian : Anak mungkin mengalami panas badan ringan dan atau kemerah-merahan
di sekitar bekas suntikan. Untuk mencegah panas badan kadangkala dokter anak memberikan
resep obat sebelumimunisasi.

29
Segera hubungi dokter anak anda apabila timbul gejala -gejala seperti diatas.3.HIB
(Haemophilus Influenza Tipe B) Jadwal pemberian Diberikan pada usia2 bulan, 4 bulan
dan sekitar 6 bulan. Setelah itu diberikan sebagai penguat pada usia 12 s/d 15 bulan.
Resiko yang mungkin timbul Sangat sedikit sekali efek sampingan y a n g p e r n a h
d i t e m u k a n , k e c u a l i k e m e r a h - m e r a h a n d a n n y e r i p a d a bagian bekas suntikan atau panas
badan ringan.
Menunda pemberian Bila anak sakit lebih dari sekedar panas badan r i n g a n . B i l a a d a
r e a k s i a l e r g i s e t e l a h i m u n i s a s i , m a k a p e m b e r i a n vaksin Hib berikutnya harus dihentikan.
Setelah pemberian Persiapkan obat-obatan untuk penurun panas badanringan.
4.POLIO
Jadwal pemberia n Diberikan pada usia 3 bulan, 4 bulan, 5 bulan, 12s/d
18 bulan dan saat sebelum masuk sekolah (4 s/d 6 tahun). Imunisasi pertama
d a n k e d u a a d a l a h I P V s e d a n g d u a t e r a k h i r d e n g a n O P V . N a m u n apabila tidak ada
gangguan dianjurkan untuk mendapatkan vaksin semua nyas e c a r a I P V .
U n t u k i t u k o n s u l t a s i k a n d e n g a n d o k t e r a n a k a n d a m a n a y a n g terbaik untuk
kasus anak anda.
R e s i k o yang mungkin timbul Bagi anda yang belum
p e r n a h mendapatkan imunisasi polio pada saat balita dianjurkan
u n t u k imunisasi dengan IPV sebelum anak an da mendapatkan vaksin poliosecara OPV.
Ini untuk mencegah penularan virus polio hidup yang terkandung dalam vaksin OPV ke anda.
M e n u n d a p e m b e r i a n A p a b i l a a n a k m e m i l i k i g a n g g u a n k e k e b a l a n tubuh, vaksin
IPV lebih baik daripada OPV. Sebagai catatan, untuk anak-anak tipe ini harus dihindari
kontak dengan anak lain yang baru saja menerima vaksin OPV sampai sekitar 2 minggu setelah
vaksinasi.

30
Vaksin IPV tidak boleh diberikan kepada anak yang memiliki alergiserius terhadap
antibiotika neomycin atau streptomycin. Untuk itusebaiknya diberikan vaksin tipe OPV.
S e t e l a h p e m b e r i a n U n t u k I P V , s e r i n g m e n i m b u l k a n p a n a s b a d a n r i n g a n d a n
n y e r i a t a u k e m e r a h - m e r a h a n d i s e k i t a r b e k a s s u n t i k a n . Untuk OPV tidak ada gejala
pasca imunisasi apapun.5.BCG Jadwal pemberian Diberikan satu kali pada usia 2 bulan.
Resiko yang mungkin timbul Jarang ditemui adanya reaksi berlebihanterhadap vaksin ini.
Menunda pemberian Bila anak sakit lebih dari sekedar panas badan ringan.
Setelah pemberian Seperti vaksin lainnya cukup siapkan obat penurun panas, apabila tidak ada gejala
lain yang serius.6.MMR / CAMPAK Jadwal pemberian Diberikan sebagai satu seri yang
terdiridari dua kali pemberian. Yaitu pada usia 12 s/d 15 bulan dan saat sebelum masuk
sekolah (4 s/d 6 tahun) atau pada usia 11 s/d 12 tahun.
R e s i k o y a n g m u n g k i n t i m b u l J a r a n g s e k a l i t i m b u l m a s a l a h s e r i u s akibat vaksin ini.
Menunda pemberian Bila anak sakit lebih dari sekedar panas badan ringan. Bila memiliki
alergi terhadap telur atau antibiotika neomycin.Bila menerima gamma globulin dalam selang
waktu 3 bulan sebelumimunisasi. Bila memiliki gangguan kekebalan tubuh akibat kanker atausedang
menjalani terapi kemo atau radiasi.
Setelah pemberian Seperti vaksin lainnya cukup siapkan obat penurun panas, apabila tidak ada gejala
lain yang serius.

31
Tabel jadwal imunisasi umum :

JADWAL JENIS VAKSIN


PEMBERIAN
Waktu Lahir BCG,Hepatitis B (dosis I)
Umur 1Bulan Hepatitis B (dosis II)
Umur 2 Bulan DPT dan Polio (dosis I)
Umur 3 Bulan DPT dan Polio(dosis II)
Umur 4 Bulan DPT dan Polio(dosis III)
Umur 5 Bulan Polio (dosis IV)
Umur 6 Bulan Hepatitis (dosis III)
Umur 9 bulan Campak
Umur 15 Bulan MMR
Umur 18 Bulan DPT(dosis IV),Polio (dosis V)
Kls 1 SD DT(dosis I dan II)

32
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Imunisasi merupakan hal yang terpenting dalam usaha melindungi kesehatananak anda.
Imunisasi bekerja dengan cara merangsang timbulmya kekebalan tubuh y a n g a k a n
m e l i n d u n g i a n a k a n d a d a r i p e n y a k i t - p e n y a k i t s e b a g a i b e r i k u t : p o l i o , campak,
gondongan, campak Jerman, influenza, tetanus, difteri dan pertusis (batuk rejan).Tanpa
pemberian vaksin, jumlah kematian anak -anak yang ditimbulkan oleh penyakit tersebut
meningkat dan banyak orang yang mengalami komplikasi kronik setelah menderita penyakit
tersebut.
33
DAFTAR PUSTAKA

1.Agung, I Gusti Ngurah, 2001. Statistika Analisis


H u b u n g a n K a u s a l Berdasarkan Data Kategorik. Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa.
2.http://eprints.ums.ac.id/888/1/2008v1n102.pdf 3.http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=15&i
d=44.http://syehaceh.wordpress.com/2008/05/12/imunisasi-dan-faktor-yang-
mempengaruhinya/ 5.http://www.ictjogja.net/kesehatan/C5_1.htm6.http://vinadanvani.wordpress.com/20
08/02/20/jenis-imunisasi-yang-diawajibkan-dan-
dianjurkan/ 7.http://m.infeksi.com/articles.php?lng=en&pg=15&id=138.http://www.litbang.depkes.go.id/
~djunaedi/documentation/vol.32_No.2/imunisasi.pdf 9.www.google.com

Anda mungkin juga menyukai