Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Bank merupakan suatu lembaga yang berfungsi sebagai perantara keuangan ntara pihak-
pihak yang mempunyai dana (surplus unit) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana
(deficit unit) dan bank juga berfungsi sebagai lembaga yang memperlancar aliran lalu lintas
pembayaran.
Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, perbankan
adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank yang mana mencakup kelembagaan,
kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Sedangkan
bank adalah suatu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Bank berusaha bagaimana menghimpun dana sebesar-besarnya dari masyarakat.
Semakin besar bank dapat menghimpun dana dari masyarakat, akan semakin besar
kemungkinan bank tersebut dapat memberikan kredit dan ini berarti semakin besar
kemungkinan bank tersebut memperoleh pendapatan (interest income), sebaliknya semakin
kecil dana yang dapat dihimpun semakin kecil pula kredit yang diberikan, maka semakin
kecil pula pendapatan bank.
Tingkat kesehatan bank dapat dinilai dari beberapa indikator. Salah satu indikator utama
yang dijadikan sebagai dasar penilaian adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan.
Berdasarkan laporan keuangan akan dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang lazim
dijadikan sebagai dasar penilaian tingkat kesehatan bank. Hasil analisis laporan keuangan
akan membantu menginterpretasikan berbagai hubungan kunci serta kecendrungan yang
dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi keberhasilan perusahaan dimasa
yang akan datang.
Pengakuan pendapatan dan beban merupakan suatu hal yang penting untuk menentukan
kapan suatu penghasilan diakui sebagai pendapatan dan biaya diakui sebagai beban. Analisis
akuntansi pendapatan dan beban merupakan suatu analisis yang dilakukan terhadap
pengakuan, pengukuran, dan penyajian pendapatan dan beban pada sebuah perusahaan.
Pendapatan dan beban ini sangat penting artinya untuk mendapatkan laba rugi yang wajar.
Dalam industri perbankan risiko kegagalan pasti ada akan tetapi risiko kegagalan yang
terjadi biasanya disebabkan oleh kegagalan dalam menangani portofolio kredit ataupun
kesalahan manajemen perusahaan yang berakibat pada kesulitan keuangan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana PSAK dalam mengakui pendapatan ?
2 . Apa yang di maksud dengan akuntansi pendapatan?
3 . Apa saja yang termasuk jenis-jenis akuntansi pendapatan?
4 . Apa yang di maksud dengan biaya bank?
5 . Apa saja yang termasuk jenis-jenis biaya bank?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahuai bagaimana akuntansi mengakui pendapatan bank.
2 . Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan akuntansi pendapatan.
3 . Untuk mengetahui jenis-jenis akuntansi perbankan.
4 . Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan beban bank.
5 . Untuk mengetahui jenis-jenis beban bank.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengakuan Pendapatan


PSAK No. 31 mengatur mengenai pengakuan pendapatan bank. Dasar yang digunakan
dalam pengakuan pendapatan bank merupakan hal yang fundamental dalam hubungannya
dengan pengukuran tingkat rentabilitas (atau keuntungan) suatu bank.
Kegiatan utama bank adalah memupuk dana yang pada umumnya adalah berbunga dan
menanamkannya dalam aktiva produktif. Seperti pada industri lainnya, selalu terdapat
kemungkinan perbedaan waktu antara perolehan pendapatan dan terjadinya beban atas
penggunaan sumber daya untuk menghasilkan pendapatan tersebut. Oleh karena itu,
pengkaitan (match-ing) antara pendapatan dan beban bank tidak mudah dilakukan, sehingga
dalam pengakuan pendapatan perlu diperhatikan sifat dari keunikkan usaha bank tersebut.
Pendapatan bunga diakui secara akrual (accrual basis), kecuali pendapatan bunga dari
aktiva produktif non-performing. Pendapatan dari aktiva yang non-performing hanya boleh
diakui apabila pendapatan tersebut benar-benar telah diterima (Cash basis). Oleh karena itu
pada saat kredit atau aktiva produktif lain diklasifikasikan sebagai non-performing (aktiva
produktif dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet), bunga yang diakui
tetapi belum tertagih harus dibatalkan.

2.2 Akuntansi Pendapatan Bank


Pengakuan pendapatan bank pada dasarya adalah secara accrual basis kecuali untuk
aktiva produktif yang digolongkan sebagai non-perform-ing loans diakui secara cash basis.
Pengakuan pendapatan secara accrual mengakibatkan pertambahan pendapatan bank pada
saat jatuh waktu bunga. Sedangkan pengakuan pendapatan secara cash basis menyebabkan
bertambahnya rekening administratif tunggakan bunga pada saat jatuh waktu pembayaran
bunga dan pendapatan akan bertambah pada saat uang benar-benar telah diterima oleh bank
dan nasabah non-performing tersebut.
2.3 Jenis-jenis pendapatan bank
Secara skematis kedua pengakuan pendapatan dapat dijabarkan dalam bagian akuntansi
berikut ini.
Pendapatan Bunga Debitur.
Pendapatan bunga dari aktiva produktif non-performing, tidak diakui sebagai
pendapatan periode berjalan sejak aktiva tersebut dinyatakan non-performing.
Dengan demikian, bank tidak perlu melakukan penyesuaian terhadap pendapatan
bunga yang telah diakui sebelum aktiva produktif tersebut dinyatakan non-
performing. Bunga dan aktiva non-performing yang tidak diakui sebagai pendapatan
akan dicatat dalam rekening administrative karena merupakan peristiwa kontinjensi.
Hal yang perlu diperhatikan dalam hal terjadi pelunasan yang berkaitan dengan
aktiva produktif non-performing, pelunasan tunggakan bunga tersebut terlebih dahulu
diperlakukan sebagai pelunasan tunggakan pokoknya.
Sebagai contoh, apabila pendapatan bunga debitur performing selama bulan Juli
dihitung sebesar Rp. 100 juta, sedangkan debitur non-performing sebesar Rp. 23 juta
akan dibukukan dengan ayat jurnal sebagai berikut.
Accrual Basis.
Keterangan Debet kredit
Pendapatan yang masih akan diterima Rp. 100.000.000
Pendapatan bunga Rp. 100.000.000

Cash Basis.
Keterangan Debet kredit
Kas Rp. 23.000.000
Pendapatan bungan debitur Rp. 23.000.000

Komisi dan Provisi


Provisi kredit merupakan sumber pendapatan bank yang akan diterima dan diakui
sebagai pendapatan pada saat kredit disetujui oleh bank. Biasanya provisi kredit
langsung dibayarkan oleh nasabah yang bersangkutan.
Komisi merupakan pendapatan bank yang sedang digiatkan belakangan ini.
Komisi ini merupakan beban yang diperhitungkan kepada para nasabah bank yang
mempergunakan jasa bank. Komisi juga lazimnya dibukukan langsung sebagai
pendapatan pada saat bank menjual jasa kepada para nasabahnya.
SKAPI mengatur mengenai pengakuan pendapatan komisi dan provisi. Komisi
dan provisi yang berkaitan langsung dengan kegiatan pengkreditan diperlakukan
sebagai pendapatan atau beban yang ditangguhkan dan diamortisasikan secara
sistimatis selama jangka waktu komitmen kredit. Apabila komitmen tersebut
diselesaikan sebelum jangka waktunya maka sisa komisi dan provisi diakui sebagai
pendapatan atau beban pada saat penyelesaian komitmen tersebut.
Komisi dan provisi yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan perkreditan
namun terkait dengan jangka waktu diperlakukan sebagai pendapatan atau beban
yang ditangguhkan dan diamortisasi secara sistimatis selama jangka waktunya.
Pendapatan atau beban komisi dan provisi tersebut disajikan sebagai bagian dan
pendapatan dan beban operasional lainnya dalam tubuh laporan laba-rugi.
Contoh:
Bank Omega menyetujui kredit untuk PT. CVD sebesar Rp. 200 juta selama
jangka waktu 5 tahun. Provisi kredit ditetapkan sebesar 0.6 persen dari pagu kredit,
Ayat jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah sebagai berikut :
Keterangan Debet kredit
Kas Rp. 1.200.000
provisi kredit dimuka Rp. 1.200.000

Transaksi ini berkaitan dengan kegiatan perkreditan dan terikat dengan jangka
waktu. Oleh sebab itu perlu dialokasikan setiap bulan selama lima tahun mendatang.
Provisi kredit ini akan dialokasikan menjadi pendapatan dan akan disajikan dalam
laporan laba-rugi bulanan. Alokasi pendapatan pada bulan pertama dilakukan dengan
cara sebagai berikut :
Alokasi Bulan Pertama = 1/60 * Rp. 1.200.000 = Rp. 20.000
Ayal jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut
Keterangan Debet kredit
Provisi Kredit Diterima Dimuka Rp. 20.000
Pendapatan Provisi Kredit Rp. 20.000

Contoh, :
bila Bank Omega membebankan komisi kepada nasabah giro atas jasa ATM yang
dipergunakannya sebesar Rp. 20.000. Transaksi ini tidak terikat dengan jangka
waktu. Oleh Bank Omega akan dibukukan kedalam pendapatan dengan ayat jurnal
sebagai berikut.
Keteramgan Debet kredit
Giro Rp. 20.000
Pendapatan komisi omega Rp. 20.000

Jenis pendapatan komisi yang dapatdiciptakan dalam bank banyak sekali, yang
lazimnya berasal dari jasa yang ditawarkan.
Pendapatan Atas Transaksi Valuta Asing.
Pendapatan yang timbul dari transaksi valuta asing lazimnya berasal dari
selisih kurs. Selisih kurs ini akan dimasukkan kedalam pos pendapatan dalam
laporan laba-rugi. Laba atau rugi yang timbul dari valuta asing harus diakui
sebagai pendapatan atau beban dalam perhitungan laba-rugi periode berjalan.
Terhadap aktiva dan kewajiban yang dimiliki suatu bank dalam valuta asing
harus dijabarkan dalam valuta Rupiah. Penjabaran aktiva dan kewajiban dalam
mata uang asing kedalam valuta Rupiah harus diakui sebagai pendapatan atau
beban dalam perhitungan laba-rugi periode berjalan. Penjabaran seluruh aktiva
can kewajiban dalam valuta asing kedalam Valuta Rupiah harus mempergunakan
kurs tengah Bank Indone-sia. Teknis akuntansi untuk membukukan pendapatan
atau kerugian yang timbul dari transaksi valuta asing ini dibahas dalam transaksi
valuta asing.
Transaksi Berjangka Valuta Asing.
Seringkali suatu bank devisa yang memiliki aktiva atau kewajiban dalam
valuta asing dalam jumlah yang besar berupaya untuk menghindar adanya
kerugian akibat selisih kurs. Upaya ini dikenal dengan hedging dalam hutang
ataupun piutang.
Didalam melakukan hedging ini bank akan melaksanakan pembelian atau
penjualan valuta asing secara bodangka, atau dikenal dengan forward. Dalam
transaksi forward, piutang atau hutang valuta asing dicatat sebesar kurs tunai yang
berlaku pada saat itu (spot rate), sedangkan hutang atau piutang Rupiah dicatat
sebesar kurs masa depan (forward rate), yaitu kurs pertukaran mata uang asing di
hari kemudian yang ditentukan berdasarkan perjanjian.
Akibat dari penggunaan kurs yang berbeda antara kurs spot dan for-ward,
maka akan timbul laba atau rugi kurs. Selisih kurs ini merupakan diskonto atau
premi. yang harus diamorlisasi secara proporsional sesuai dengan jangka waktu
transaksi valuta berjangkalaba atau rugi kurs yang timbul sebagai akibat
perbedaan kurs tunai tanggal neraca dan kurs tunai pada saat terjadinya transaksi
valuta berjangka harus diakui pada penode yang bersangkutan. Dengan demikian
akan teqadi dua macam laba atau rugi akibat transaksi berjangka dalam valuta
asing ini, yaitu diskonto dan pengakuan laba-rugi karena perbedaan kurs neraca
dan transaksi berjangka tersebut.
Untuk transaksi berjangka valuta asing dalam rangka trading, selisih antara
kurs yang diperjanjikan (contracted forward rate) dengan kurs tunai pada tanggal
jatuh waktu (spot rate) diakui sebagai laba atau rugi transaksi valuta asing pada
akhlr masa kontrak.
Dalam neraca, hutang atau piutang dan diskonto atau premi belum
diamortisasi yang timbulnya dari kontrak valuta berjangka yang berhubungan
harus dijadikan sate dibagian harts atau kewajiban, tergantung pada saldo posisi
neto dari kewajiban kontrak-kontrak valuta berjangka tersebut. Premi atau
diskonto tersebut disajikan sebagai penambah atau pengurang beban bunga.

Swap Suku Bunga.


Salah satu jenis hedging dan upaya untuk meraih keuntungan dalam
mekanisme pasar uang adalah dengan melakukan gadai valuta asing atau dikenal
dengan istilah swap.
Dalam kenyataannya, ada dua jenis transaksi swap. Pertama, adalah
transaksi swap suku bunga dalam rangka pendanaan. Kedua, transaksi swap suku
bunga dalam rangka trading.
Untuk transaksi swap dalam rangka pendanaan, selisih antara suku bunga
yang dipertukarkan (original interest rate) dengan suku bunga yang dipedanjikan
(contracted interest rate) disajikan sebagai penambah atau pengurang beban dana
dan diamortisasiken secara proporsional selama jangka waktu kontrak.
Untuk transaksi swap suku bunga dalam rangka trading, selisih antara suku
bunga yang dipertukarkan dengan suku bunga yang diperjanjikan diakui sebagai
laba atau rugi pada akhir masa kontrak.
Teknik pembukuan transaksi swap ini dapat dijumpai pada pembahasan
akuntansi dalam valuta asing.
Pendapatan operasional lainnya.
Selain pendapatan operasional, juga terdapat pendapatan non-operasional yaitu
pendapatan yang timbul bukan dari kegiatan utarna bisnis bank. Contoh dari
pendapatan operasional lainnya adalah penerimaan deviden dari anak perusahaan atau
penyertaan saham, laba rugi penjualan surat berharga pasar modal, dan lainnya.
Pengakuan pendapatan dari deviden erat kaitannya dengan metode pencatatan
dari penyertaan, apakah secara cost atau equity method. Hal ini telah dibahas pada
bab penyertaan pada bagian akuntasi penanaman dana.
Contoh:
pendapatan lain yang timbul dari penjualan surat berharga. Apabila Bank Omega
memiliki 100 lembar saham PT. BBC sebesar nominal Rp. 100.000 per lembar dan
telah dibeli sebesar Rp. 9.800.000 untuk seluruh saham tersebut. Kemudian saham
tersebut dijual Rp. 98.500 per lembar secara tunai. Perhitungan keuntungan dari
penjualan saham dan ayat jumal untuk membukukan transaksi tersebut dijabarkan
sebagai berikut.:
Harga perolehan saham Rp. 9.800.000
Harga jual: Rp. 98.500 x 100 Rp. 9.850.000
Keuntungan Rp. 50.000
Keuntungan sebesar Rp. 50.000 harus disajikan dalam pendapatan operasional
lainnya dalam tubuh laba-rugi bank. Maka jurnalnya sebagai berikut:
Keterangan Debet Kredit
Kas Rp. 9.850.000
Surat berharga Rp. 9.800.000
Keuntungan dari penjualan Rp. 50.000
Capital gain penjualan Surat berharga pasar modal harus diakui sebagai
pendapatan bank.

Pendapatan Non-operasional.
Yang termasuk dalam kelompok pendapatan non-operasional adalah rupa-rupa
pendapatan yang berasal dari aktivitas diluar usaha utama bank. Contohnya adalah
pendapatan dari penjualan aktiva tetap, penyewaan fasilitas gedung yang dimiliki oleh
bank, dan lainnya. Pendapatan ini harus diakui sebagai pendapatan pada periode berjalan.
Sebagai contoh, apabila Bank Omega memiliki sebuah mobil dengan harga perolehan
sebesar Rp. 35 juta dan telah disusutkan sebesar Rp. 30 juta dijual tunai seharga Rp. 7
juta. Perhitungan keuntungan ini akan dibukukan dengan ayat jumal sebagai berikut :
Keterangan Debet Kredit
Kas Rp. 7.000.000
Akumulasi penyusutan kendaraan Rp. 30.000.000
Kendaraan Rp. 35.000 .000
Keuntungan dan penjualan aktiva tetap Rp. 2.000.000

Pendapatan Luar Biasa.


Disamping pendapatan operasional rutin dan non-operasional, bank kadangkala
dihadapkan dengan suatu keuntungan yang diterima secara tiba-tiba atau tidak pernah
diramalkan semula. Keuntungan ini merupakan suatu windfall profit, dan harus
digolongkan sebagai keuntungan atau pendapatan luar biasa.
Pendapatan luar biasa harus dipisahkan dari hasil usaha sehari-hari dan ditunjukkan
secara terpisah dalam perhitungan laba-rugi disertai pengungkapan mengenai sifat dan
jumlahnya. Dengan demikian perlu batasan atau definisi mengenai pos atau transaksi apa
saja yang dapat digolongkan yang sifatnya luar biasa.
Yang dimaksud dengan pos luar biasa adalah pos yang memenuhi kedua kriteria
sebagai berikut.
a.Sersifat tidak normal (tidak biasa)
Kejadian atau transaksi yang bersangkutan memilih tingkat abnormalitas yang
tinggi dan tidak berhubungan dengan aktifitas perusahaan sehari-hari.
b.Tidak Sering Terjadi.
Kejadian atau transaksi yang bersangkutan tidak dihubungkan akan terulang lagi
di masa yang akan datang.
Jadi yang dalam menerapkan kedua kritena tersebut, harus dipertimbang-kan
faktor lingkungan dari perusahaan dan frekuensi kejadian atau transaksi, seperti
karakteristik industri dan perusahaan yang bersangkutan, faktor geografis perusahaan,
dan faktor lainnya seperti politis dan lain sebagainya. Pengakuan pendapatan yang
sifatnya luar biasa ini akan mengacu kepada Prinsip Akuntansi Indonesia.
Kejadian yang selalu menjadi pertimbangan bank adalah perubahan kurs valuta
asing terhadap mata uang Rupiah. Kenaikan atau penurunan selisih kurs valuta asing
tidak dapat dijadikan sebagai keuntungan atau kerugian luar biasa bagi bank di
Indonesia karena faham yang diterapkan dalam kurs valuta asing adalah ngambang
terkendali (floating rate).
Akan telapi, apabila terjadi selisih kurs yang naik secara tiba-tiba, atau naik
dengan jurnlah yang cukup besar seperti adanya devaluasi Rupiah terhadap valuta asing,
maka kejadian ini dapat digolongkan kedalam pos luar biasa (extraordinary item).
Keuntungan yang timbul dari kenaikan selisih kurs akibat dari devaluasi merupakan
keuntungan atau pendapatan yang timbul dari transaksi yang luar biasa. Disebut War
biasa karena peristiwa devaluasi bukan merupakan peristiwa yang biasa.
Akan tetapi, bila kenaikan atau penurunan yang sangat tajam terjadi di negeri
Amerika Selatan, yang terkenal dengan Bering adanya devaluasi dan tingkat inflasi
yang hipertinggi, maka peristiwa ini tidak dapat dianggap sebagai peristiwa luar biasa.
2.4. AKUNTANSI BEBAN BANK.
Biaya merupakan pengeluaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam rangka
menciptakan atau memperoleh pendapatan. Maksud dari biaya disini adalah biaya yang
secara langsung atau tidak langsung telah dimanfaatkan untuk menciptakan pendapatan
dalam suatu periode tertentu. Biaya yang dikeluarkan tidak memberikan manfaat ekonomis
untuk kegiatan periode berikutnya.
Biaya diakui secara accrual basis, selalu diakui dan dibebankan kedalam perhitungan
laba-rugi pada saat jatuh waktu tanpa terlebih dahulu menunggu pembayaran. Pembayaran
biaya dimuka harus dialokasikan kedalam rekening biaya secara proporsional.
Biaya yang terdapat dalam laporan laba-rugi bank terdiri dari biaya operasianal
seperti biaya bunga, biaya komisi, biaya overhead dan biaya non-operasional. Biaya-biaya
ini merupakan beban periode berjalan.
2.5 Jenis-jenis beban bank
BIAYA BUNGA.
Jenis biaya yang paling besar porsinya terhadap biaya bank keseluruhan adalah biaya
bunga. Dalam praktik perbankan, perhitungan dan pembentukan beban bunga secara
akrual, pada prinsipnya dilakukan setiap hari. Untuk memudahkan proses pembentukan
beban bunga secara akrual ini dilakukan dengan men-set up sistem pembukuan untuk
melakukan proses secara otomatis setiap proses akhir hari. Untuk perhitungan beban bunga
dilakukan berdasarkan saldo yang tercatat di akun yang bersangkutan dan dibukukan
dengan jurnal seebagai berikut:
Contoh:
Saldo tabungan nasabah A di bank OMEGA adalah sebesar Rp. 500.000.000 dengan
tarif bunga 12,5% maka beban bunga yang harus dibayar pada saat jatuh tempo adalah?
Beban bunga = (Rp. 500.000.000 x 12,5% )/360
= Rp. 173.611,111
Keterangan Debet Kredit
Beban bunga Rp. 173.611,111
Beban bunga yang masih harus dibayar Rp. 173.611,111

BIAYA VALUTA ASING.


Biaya dalam transaksi valuta asing lazimnya muncul dari selisih kurs yang merugi.
Dalam hal munculnya kerugian selisih kurs baik dalam transaksi spot, tonvard, maupun
swap akan dibebankan kedalam laporan laba-rugi.
Khusus untuk transaksi forward, kerugian selisih kurs antara tanggal penutupan
kontrak dan tanggal relisasi akan diamortisasikan selama jangka waktu kontrak tersebut.
Perbedaan kurs antara tanggal neraca dan kurs tunai pada saat terjadinya transaksi valuta
berjangka akan diakui sebagai biaya periode berjalan dalam transaksi.
BIAYA OVERHEAD.
Dalam operasi bank sehari-harinya dipedukan biaya untuk mengolah transaksi.
Biaya atau beban ini berhubungan tangsung dengan periode terjadinya, oleh sebab itu
harus dicatat dan diakui-sebagai beban periode berjalan. Biaya yang dikeluarkan oleh bank
ini tidak memiliki manfaat untuk masa-masa mendatang.
. Biaya overhead yang tedadi di bank mempunyai beberapa ciri sebagai berikut:
a. tidak dapat diidentifikasiakn secara langsung dengan jasa dihasilkan, karena biaya
yang dikeluarkan untuk semua kegiatan bank.
b. Menjadi beban atau biaya pada periode terjadinya. Tidak ada biaya over-head untuk
beberapa periode.
c. Biaya overhead yang dikeluarkan tidak memberikan manfaat untuk masa yang akan
datang.
Ada berbagai jenis biaya overhead yang harus terjadi dan diakui dalam laporan
laba rugi bank. Jenis-jenis biaya tersebut antara lain biaya-biaya yang berkaitan dengan
pegawai seperti gaji, tunjangan-tunjangan, biaya penyusutan dari aktiva tetap, biaya
operasional kantor yang bukan biaya pegawai atau penyusutan, dan jenis biaya-biaya lain
yang dikeluarkan atau berkaitan dengan periode pelaporan keuangan.
BIAYA NON-OPERASIONAL.
Selain biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan utama bank, juga
ada biaya-biaya yang terjadi atau dikeluarkan tidak berkaitan dengan kegiatan utama bank.
Kerugian dari penjualan aktiva tetap merupakan salah sate contoh dari biaya non-
operasional.
Sebagai contoh apabila Bank Omega cabang Jakarta menjual inventaris kantor
secara lelang karena sudah habis umur ekonomisnya dengan harga Rp. 400.000 secara
tunai dimana harga perotehannya sebesar Rp- 3.000.000 dan telah habis disusutkan.
Ayatjumal untuk mencatat transaksi ini adalah sebagai berikut :
Keterangan Debet Kredit
Kas Rp. 400.000
Akumulasi penyusutan-inventaris kantor Rp. 3.000.000
Inventaris kantor Rp. 3.000.000
Keuntungan dan penjualan AT Rp. 400.000

POS LUAR BIASA.


Biaya atau kerugian yang timbul digolongkan sebagai pos luar biasa harus
dipisahkan dan hasil usaha sehari-hari dan ditunjukan secara terpisah dalam perhitungan
laba-trugi disertai pengungkapan atas sifat dan jumlahnya.
Seperti halnya pendapatan luar biasa, biaya luar biasa kejadianya tidak normal atau
tidak berhubungan dengan kegiatan perusahaan, sehari-hari serta tidak sering terjadi atau
tidak terulang lagi dimasa yang akan datang.
Peristiwa seperti gempa bumi dan apabila merugikan bank dapat digolongkan
sebagai kerugian atau pos luar biasa. Tetapi apabila di satu negara, seperti Jepang
misalnya, peristiwa ini sangat sering terjadi. Dengan demikian kerugian akibat peristiwa
ini tidak bisa digolongkan sebagai peristiwa luar biasa.
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Pendapatan adalah penambahan jumlah aktiva sebagai hasil operasi perusahaan
secara bruto, pendapatan diperoleh karena adanya penyerahan/penjualan barang/jasa atau
aktiva lainnya dalam satu periode
Sedangkan Biaya merupakan pengeluaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan
dalam rangka menciptakan atau memperoleh pendapatan. Maksud dari biaya disini adalah
biaya yang secara langsung atau tidak langsung telah dimanfaatkan untuk menciptakan
pendapatan dalam suatu periode tertentu. Biaya yang dikeluarkan tidak memberikan manfaat
ekonomis untuk kegiatan periode berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai