Anda di halaman 1dari 8

REFLEKSI KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA


_______________________________________________________________________________
Nama Dokter Muda : Singgih Priyambodo NIM: 12711013
Stase : Ilmu Kesehatan kulit dan kelamin

Identitas Pasien
Nama / Inisial : Nn.LNA No RM : 362505
Umur : 20 tahun Pekerjaan : Pelajar
Jenis kelamin : Perempuan
Diagnosis/ kasus : Vitiligo
Pengambilan kasus pada minggu ke: 4
Jenis Refleksi:
a. Ke-Islaman*
b. Etika/ moral
c. Medikolegal
d. Sosial Ekonomi
e. Pendidikan

Form uraian
1. Resume kasus yang diambil
Pasien datang diantar ibunya ke Poliklinik kulit dan kelamin RSUD dr. Soedirman Kab.
Kebumen pada tanggal 9 November 2017 dengan keluhan muncul bercak putih di dada,
punggung dan lengan sebelah kiri sejak 10 tahun yang lalu. Awalnya bercak putih hanya
muncul di dada dan berukuran sebesar biji jagung, lalu kemudian bercak putih tersebut
menyebar ke punggung dan lengan kiri dan lama-kelamaan ukurannya semakin membesar
namun tanpa disertai rasa gatal ataupun nyeri. Pasien sudah sering memeriksakan
keluhannya ke puskesmas dan diberikan salep namun keluhannya belum membaik.
Kemudian karena keluhan pasien tidak kunjung membaik pasien juga pernah memeriksakan
keluhannya di RSUP dr.Sardjito dan disarankan untuk dilakukan terapi sinar.
Riwayat penyakit dahulu :
- Keluhan serupa (-)
- Atopi (-)

Page 1
- Asma (-)
- Alergi obat (-).
Riwayat penyakit keluarga :
- Keluhan serupa (+) pada Ayah pasien
- Asma (-)
- Atopi (-)

Pada pemeriksaan fisik yang didapatkan:


Status Generalis :
- Keadaan umum: Baik
- Satus gizi: Baik
- Kesadaran : Compos mentis
Status Dermatologis :
Pada regia dada, punggung dan lengan sebalah kiri terdapat patch depigmentasi
multiple dengan bentuk dan ukuran bervariasi.
Pasien sering memeriksakan keluhannya tersebut dikarenakan pasien merasa tidak nyaman
dan kurang percaya diri dengan adanya bercak putih di badannya. Namun, keinginan sembuh
pada pasien ini tidak dibarengi dengan kepatuhan pengobatan yang dilakukan pasien, dimana
pasien terkadang bosan untuk bolak-balik memeriksakan keluhannya tersebut sehingga hal
tersebut menyebabkan keluhan pada pasien ini tidak kunjung membaik.

2. Latar belakang /alasan ketertarikan pemilihan kasus


Kasus ini merupakan kasus yang sangat menarik untuk dipelajari karena selain kasus
vitiligo merupakan salah satu kasus penyakit kulit yang sering terjadi di RSDS Kebumen, alur
perjalanan penyakit pasien, interaksi antara pasien dengan berbagai petugas kesehatan serta
motivasi pasien untuk sembuh dari keluhannya juga sangat menarik untuk diamati. Dimana
menurut Muin, 2010 terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kesembuhan suatu
penyakit antara lain:
1. Diagnosa yang tepat
Melalui diagnosa yang tepat akan dapat dilakukan suatu pengobatan yang sesuai
dengan penyakit tersebut. Dimana ketepatan diagnosa suatu penyakit dapat
dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya:
- Pengetahuan seseorang terhadap suatu penyakit
- Pengalaman seseorang terhadap suatu penyakit

Page 2
- Keluhan penderita yang lengkap, serta
- Pemeriksaan penunjang
2. Pengobatan
Suatu penyakit tidak mungkin sembuh dengan sendirinya, semuanya harus melalui
proses yang disebut dengan pengobatan. Namun tetap harus dengan pengobatan
yang sesuai penyakit yang diderita
Meskipun begitu masih ada beberapa hal dalam pengobatan yang mempengaruhi
kecepatan penyembuhan penyakit, yaitu :
Kesesuaian anatara obat dan penyakit
Sensitifitas obat terhadap penyakit
Dosis obat yang sesuai dengan penderita, serta
Faktor alergi terhadap obat.
3. Pola hidup penderita
Jika penderita memiliki pola hidup yang sehat maka pengobatan yang ia jalani akan
segera berhasil, berbeda dengan yang pola hidupnya buruk seperti jarang olahraga,
perokok, pemabuk, dan lainnya, maka bisa dipastikan akan sulit untuk mencapai
kesembuhan penyakit yang diderita.
4. Kondisi Psikologis Penderita
Terdapat dua hal mengenai kondisi psikologis penderita yang mempengaruhi
kesembuhan Yang pertama adalah kondisi psikologis yang mendasari munculnya
suatu penyakit, misalnya seperti stres yang mempengaruhi obesitas atau depresi
yang mempengaruhi tekanan darah tinggi. Bila kondisi psikologis pasien masih buruk
maka akan sulit mencapai kesembuhan meskipun sudah melakukan segala
pengobatan. Kedua adalah kondisi psikologis pasien terhadap suatu metode
penyembuhan. Jika pasien tersebut percaya terhadap suatu metode penyembuhan,
maka hati dan pikiran akan berusaha sepenuhnya untuk sembuh dari penyakit.
Berbeda jika pasien tersebut tidak mempercayainya maka penyembuhan tidak akan
memiliki efek karena dalam hati dan pikirannya memandang ha itu sebagai
kemustahilan.
5. Kehendak Tuhan Yang Maha Esa
Allah yang menciptakan suatu penyakit, Allah pulalah yang akan menyembuhkannya.
Sebagai manusia yang bisa dilakukan hanyalah berusaha melalui pengobatan dan
semacamnya. Sehingga selain melakukan usaha tersebut, meminta kesembuhan

Page 3
kepada Allah melalui berdoa merupakan suatu hal yang dapat dilakukan agar
dimudahkan dalam memperoleh kesembuhan. Karena Allah adalah Dzat Penyembuh,
dimana tiada kesembuhan melainkan kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tiada
menyisakan rasa sakit .

3. Refleksi dari Etika Moral


Dalam aspek medikolegal ilmu kedokteran, terdapat 4 kaidah dasar moral (moral principle) dalam
segala tindakan yang dilakukan oleh dokter (Risky, 2013), yaitu Beneficence, non-maleficiene
,justice dan Autonomy. Namun, pada era sekarang ini motivasi petugas kesehatan dalam
melakukan pelayanan kesehatan mulai bergeser dari keinginan untuk menolong sesama menjadi
kepentingan bisnis yang menyebabkan cara pelayanan yang kurang komunikatif dan kurang
simpatis, kurangnya pengetahuan pasien petugas kesehatan tentang hak dan kewajibannya
masing-masing, kurangnya inform consent, dan sebagainya. Padahal Menurut Petunjuk Praktek
Kedokteran yang Baik (DEPKES,2008) komunikasi yang baik antara dokter pasien terkait dengan
hak untuk mendapatkan informasi meliputi :

1. Mendengarkan keluhan, menggali informasi, dan menghormati pandangan serta


kepercayaan pasien yang berkaitan dengan keluhannya.
2. Memberikan informasi yang diminta atau yang diperlukan tentang kondisi, diagnosis,
terapi dan prognosis pasien, serta rencana perawatannya dengan cara yang bijak dan
bahasa yang dimengerti pasien. Termasuk informasi tentang tujuan pengobatan, pilihan
obat yang diberikan, cara pemberian serta pengaturan dosis obat, dan kemungkinan efek
samping obat yang mungkin terjadi; dan
3. Memberikan informasi tentang pasien serta tindakan kedokteran yang dilakukan kepada
keluarganya, setelah mendapat persetujuan pasien.
4. Jika seorang pasien mengalami kejadian yang tidak diharapkan selama dalam perawatan
dokter, dokter yang bersangkutan atau penanggunjawab pelayanan kedokteran (jika
terjadi di sarana pelayanan kesehatan) harus menjelaskan keadaan yang terjadi akibat
jangka pendek atau panjang dan rencana tindakan kedokteran yang akan dilakukan
secara jujur dan lengkap serta memberikan empati.
5. Dalam setiap tindakan kedokteran yang dilakukan, dokter harus mendapat persetujuan pasien
karena pada prinsipnya yang berhak memberika persetujuan dan penolakan tindakan medis
adalah pasien yang bersangkutan. Untuk itu dokter harus melakukan pemeriksaan secara
teliti, serta menyampaikan rencana pemeriksaan lebih lanjut termasuk resiko yang mungkin

Page 4
terjadi secara jujur, transparan dan komunikatif. Dokter harus yankin bahwa pasien mengerti
apa yang disampaikan sehingga pasien dalam memberikan persetujuan tanpa adanya
paksaan atau tekanan

Sehingga apabila hal tersebut direfleksikan terhadap kasus ini kemungkinan terjadi suatu
komunikasi yang kurang efekif antara pasien dan petugas kesehatan yang ada sehingga Pasien
cenderung mengabaikan saran dan nasehat petugas kesehatan, atau tidak mau berobat ditempat
tersebut. Dimana hal tersebut terlihat dari seringnya pasien berpindah-pindah tempat pengobatan
dan masih agak bingung mengenai penyakit yang dideritanya saat ini. Walaupun peran petugas
kesehatan dalam hal ini sangat penting, peranan dan sikap pasien terhadap proses kesembuhan
juga tidak kalah penting untuk menciptakan suatu pelayanan kesehatan yang efektif dan proses
pengobatan yang maksimal.

4. Refleksi ke-Islaman beserta penjelasan evidence / referensi yang sesuai


Setiap penyakit ada obatnya
Kondisi sehat dan kondisi sakit adalah dua kondisi yang senantiasa dialami oleh setiap manusia.
Kita sebagai umat-Nya selalulah berbaik sangka kepada Allah SWT karena Allah SWT tidak akan
menurunkan suatu penyakit apabila tidak menurunkan juga obatnya, seperti yang diriwayatkan
oleh Imam Bukhari di dalam shahihnya, dari sahabat Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah Saw
bersabda:


Allah SWT tidak menurunkan sakit, kecuali juga menurunkan obatnya (HR Bukhari).
Maksud dari hadits diatas apabila direfleksikan terhadap kasus ini yaitu sebagai seseorang yang
sedang dalam kondisi sakit dalam hal ini adalah Nn.LNA hendaknya selalu yakin bahwa suatu saat
penyakitnya akan sembuh, karena salah satu faktor yang mempengaruhi kesembuhan pasien
adalah kondisi psikologis pasien terhadap suatu metode penyembuhan itu sendiri. Jika pasien
tersebut percaya terhadap suatu metode penyembuhan, maka hati dan pikiran akan berusaha

Page 5
sepenuhnya untuk sembuh dari penyakit meskipun hal tersebut tidak terlepas dari faktor lain
seperti kesesuaian pengobatan dan diagnosis serta kehendak dari Allah SWT.

Pentingnya Tabayyun dalam menerima informasi












Hai orang-orang yang beriman,jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka
periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa
mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu (QS. Al-
Hujurat: 6)
Sehingga seharusnya dalam memberikan informasi kepada pasien, para petugas kesehatan lebih
detail terkait Diagnosis dan tata cara tindakan medis, Tujuan tindakan medis yang dilakukan,
Alternatif tindakan lain dan resikonya, komplikasi yang mungkin terjadi
Serta Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan agar tercipta suatu komunikasi yang efektif
antar pasien dan petugas kesehatan sehingga pengobatan yang dilakukan pada pasien juga akan
lebih efektif.

Umpan balik dari pembimbing

Page 6
Yogyakarta, September 2017
TTD Dokter Pembimbing TTD Dokter Muda

----------------------------------- --------------------------------

REFLEKSI KASUS

Page 7
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Dalam Mengikuti
Program Pendidikan Klinik Ilmu Kedokteran Jiwa
Di RSJ Grhasia
Yogyakarta

Disusun oleh :
Singgih Priyambodo
12711013

Pembimbing:
Prof. Dr. dr. H. Soewadi, MPH, Ph.D, Sp.KJ(K)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2017

Page 8

Anda mungkin juga menyukai