Anda di halaman 1dari 50

Pengendalian Mutu Terpadu(PMT)

/Total Quality Control (TQC)


Kuliah ke-12
Bahan: Buku 1 Bab 10 dan
Buku 2 Bab 10.
Perkembangan
Pengertian dan Manfaat
Sistem Manajemen
Penyelesaian Masalah
dan Proses Decision
Making

Subagio Dw., MSDM, Pert. 12 1


KEMAJUAN
Kemajuan pendidikan, teknologi, informasi
dan peradaban mendorong konsumen
semakin selektif dan cenderung
mengonsumsi barang dan jasa yang bermutu
baik
Menciptakan persaingan yang ketat antar
perusahaan dan mendorong untuk bekerja
effektif dan efisien, sehingga yang dihasilkan
bermutu tinggi

Subagio Dw., MSDM, Pert. 12 2


PERKEMBANGAN PMT (1)
1920-1940 Pengendalian mutu mulai dilakukan di
USA terbatas kepada produk pabrik, kemudian
mulai 1940 dimulai dengan metode statistik
(pelopor: J.M Juran)
1940-1950 Penerapan pengendalian mutu dengan
statistik dan mulai diadakan penelitian secara
kelompok untuk mengendalikan mutu dimaksud
William Edwards Deming, ajarkan Statistical
Quality Control (SQC) di Jepang
Subagio Dw., MSDM, Pert. 12 3
PERKEMBANGAN PMT (2)

1950-1955 Pengembangan pengendalian


mutu dengan menekankan sebagai bagian
integral dari pengendalian manajemen
1955-1960 Manajemen yang menekankan
pada hasil (MBO= management by objective)
dikembangkan untuk menggaris-bawahi
perencanaan strategis dan pengembangan
manajemen.
Peter Drucker, John Humble, Ordiorne, dll.
Subagio Dw., MSDM, Pert. 12 4
PERKEMBANGAN PMT (3)

1960-1965 mulai diperkenalkan Quality Control


Circles (QCC)/Gugus Kendali Mutu (GKM)
sebagai penggalakan pemeriksaan dengan
pengendalian mutu, agar seluruh karyawan
mempelajari metode statistik dan berpartisipasi
aktif dalam pengendalian mutu
1965-1978 QCC gaya Jepang disebut Total
Control System (TCS) yang menekankan PDCA
(Plan-Do-Check-Action) di semua tingkatan.
Subagio Dw., MSDM, Pert. 12 5
ORGANISASI PMT
Konsep Jepang (QCC)
Konsep AS/Eropa Barat (MBO)
1. Tanggung jawab per-
1. Tanggung jawab per-
orangan terbatas
orangan besar
2. Tanggung jawab ber-
2. Tanggung jawab ber-sama
sama besar
kecil
3. Kesediaan berbuat
3. Adanya spesialisasi
lebih
4. Adanya pemeran utama
4. Kesadaran kelompok
5. Perbedaan golongan yang
5. Perbedaan golongan
nyata
tidak mencolok
Subagio Dw., MSDM, Pert. 12 6
DASAR PMT

Dasar adalah mentalitas, kecakapan, dan


manajemen partisipatif dengan sikap
yang mengutamakan kualitas kerja
Mentalitas adalah kesediaan bekerja
sungguh-sungguh, jujur, dan
bertanggung jawab dalam melaksanakan
pekerjaannya

Subagio Dw., MSDM, Pert. 12 7


MENTALITAS DASAR (1)

Kerjasama dan partisipasi total agar


karyawan mengetahui cara-cara dalam
membangun mental dasar di lingkungan
pekerjaannya masing-masing dengan tujuan:
(a) berorientasi kepada tanggung jawab
(b) menciptakan kesadaran kelompok
(c) bersedia lebih partisipatif
(d) dapat saling menghargai antara
golongan/tingkatan
Subagio Dw., MSDM, Pert. 12 8
MENTALITAS DASAR (2)

Berorientasi kepada mutu =>


mengerti apa mutu, bagaimana
prinsip-prinsip mutu, mencakup
segala tindakan dari awal sampai
akhir
Memperhatikan hubungan atasan
dan bawahan

Subagio Dw., MSDM, Pert. 12 9


ARTI MUTU
Sesuai dengan permintaan konsumen
Sistemnya adalah sejak awal dilakukan
pencegahan melakukan kesalahan
Standarnya adalah tidak boleh ada
cacat /kesalahan (error free)
Ukurannya adalah biaya untuk
mendapatkan kualitas yang diinginkan

Subagio Dw., MSDM, Pert. 12 10


PRINSIP MUTU
Kepuasan pemakai, jadi berorientasi
kepada pemakai bukan standar
Kualitas mencakup semua
tahapan/jenis pekerjaan
Kualitas merupakan tanggung-jawab
semua orang, karenanya sejak awal
harus dilaksanakan dengan benar

Subagio Dw., MSDM, Pert. 12 11


CAKUPAN KUALITAS

Kualitas produk, orang, dan


aktivitas (Q)
Kualitas biaya (C)
Kualitas pengiriman (D)
Kualitas keselamatan (S)
Kualitas moral (M)

Subagio Dw., MSDM, Pert. 12 12


HUBUNGAN ATASAN-
BAWAHAN
Penentuan obyektif dilakukan secara partisipatif/
kerjasama atasan dan bawahan (Plan)
Pencapaian objektif melalui dukungan atasan
dan pengendalian diri bawahan (Do)
penilaian hasil bersama dgn memberikan
penghargaan dari atasan dan kesempatan
penilaian sendiri dari bawahan (Check)
Pemecahan masalah bersama-sama (Action)

Subagio Dw., MSDM, Pert. 12 13


PENGERTIAN DASAR
PMT adalah sistem manajemen yang
melibatkan semua tingkatan dengan konsep
quality control dan statistik untuk memuaskan
semua pihak
Quality Control Circle (Gugus Kendali Mutu)
kelompok kecil karyawan yang melakukan
kegiatan pengendalian mutu
Quality Control Project kelompok kecil
karyawan melakukan kegiatan pengendalian
mutu dalam satu proyek sampai selesai
Subagio Dw., MSDM, Pert. 12 14
DUKUNGAN MANAJER
Manajer puncak => bertugas menetapkan
kebijakan dan memberikan arahan
Manajer media/menengah => untuk
memberi dukungan dan ikut berperan
serta dalam pelaksanaan pengendalian
mutu terpadu
Kekuatan PMT terletak pada yang
terlemah (contoh: kereta kuda)

Subagio Dw., MSDM, Pert. 12 15


TUJUAN PELAKSANAAN
Pencapaian kebijaksanaan dan target
perusahaan secara efisien
Perbaikan hubungan manusia dengan mutu
barang dan jasa
Peningkatan moral, prakarsa dan kerjasama
karyawan
Pengembangan kemampuan tenaga kerja
Peningkatan produktivitas dan profitabilitas
Subagio Dw., MSDM, Pert. 12 16
MANFAAT BAGI
KARYAWAN
Meningkatkan kemampuan karyawan dalam
melihat, mengenali permasalahan, dan
mencari alternatif pemecahan
Meningkatkan kemampuan komunikasi dan
partisipasi di dalam kelompok kerja
Membiasakan berpikir secara analitis dengan
menggunakan teknik kontrol kualitas
Peningkatan daya kreativitas dan kepercayaan
diri
Subagio Dw., MSDM, Pert. 12 17
MANFAAT BAGI
PERUSAHAAN
Pengembangan perusahaan melalui
akumulasi gagasan-gagasan perbaikan
Meningkatkan daya saing barang dan jasa
yang dihasilkan
Memperbaiki hubungan perusahaan dan
karyawan
Partisipasi semua karyawan di dalam
terwujudnya tujuan perusahaan
Subagio Dw., MSDM, Pert. 12 18
MANFAAT BAGI
KONSUMEN
Akan memperoleh barang/jasa bermutu
baik
Mendapatkan kepuasan atas barang/jasa
tersebut
Memperoleh barang/jasa yang memenuhi
kesehatan dan keselamatan
Menerima barang sesuai dengan pesanan
Pemerintah akan mendapatkan pajak-pajak
Subagio Dw., MSDM, Pert. 12 19
SYARAT PENERAPAN (1)
a) Seluruh sumber daya manusia yang turut
serta (manajerial/operasional) harus
menghayati dan mengerti arti, mampu,
bermentalitas baik, dan bertanggung-jawab
terhadap penyelesaian pekerjaan
b) PMT sebagai totalitas pengendalian mutu
produk merupakan rangkaian proses, maka
setiap kelompok kerja (sub sistem) harus
bekerja benar
Subagio Dw., MSDM, Pert. 12 20
SYARAT PENERAPAN (2)
c) Setiap mata rantai harus bekerja efisien dan
efektif didukung oleh sikap mental positif
anggotanya. Sikap mental positif adalah
kesediaan bekerja produktif dalam tim dengan
semangat yang sama kuat.
d) Sarana, prasarana dan lingkungan kerja harus
mendukung PMT. Setiap individu karyawan harus
mengetahui dan berpartisipasi dalam
mengerjakan pekerjaan secara benar.
Subagio Dw., MSDM, Pert. 12 21
SISTEM MANAJEMEN PMT
Dalam Sistem Manajemen Pengendalian
Mutu Terpadu (PMT) akan dibahas: 1)
Maksud/Sasaran, 2) Kebijaksanaan
Manajemen, 3) Proses Kerja Gugus, 4)
Pelaksanaan Program (sisi karyawan dan
manajer), 5) Kendala Pelaksanaan
Program, serta 6) Pelaksanaan PMT di
Jepang, serta USA, dan Eropa Barat.
Subagio Dw., MSDM, Pert. 12 22
MAKSUD/SASARAN
1. Untuk mengetahui pengertian/ konsep
standar dari manajemen seutuhnya
2. Dapat memilih cara penerapan yang paling
tepat dan efektif
3. Sistem Manajemen memilih tiga tingkat
aktivitas sesuai dengan struktur piramida
organisasi dan setiap jenjang memiliki
tugas membantu penerapan PMT sesuai
dengan fungsinya masing-masing
Subagio Dw., MSDM, Pert. 12 23
KEBIJAKSANAAN
MANAJEMEN
1. Dukungan manajer puncak dalam
menetapkan kebijaksanaan dan memberi
pengarahan
2. Dukungan dari manajer menengah untuk
berperan serta dalam PMT
3. Waskat harus diterapkan oleh setiap
atasan sub unit/kelompok kerja dengan
cara yang benar agar kesalahan dapat
diketahui sedini mungkin

Subagio Dw., MSDM, Pert. 12 24


PROSES KERJA GUGUS
Tidak mempunyai mata rantai yang terputus,
tetapi saling berhubungan dan saling
tergantung. Meliputi:
- Pengajuan masalah
- Analisis permasalahan
- Mencari pemecahan masalah
- Presentasi dari pihak manajer
- Manajer akan meninjau, menyelusuri atau
meminta tindak lanjut dari presentasi dimaksud

Subagio Dw., MSDM, Pert. 12 25


PELAKSANAAN SISI
KARYAWAN
Menciptakan suasana yang cocok
Saling beri informasi dan berkomunikasi
Dijadikan program sukarela
Memberikan pengarahan dan latihan
Bersikap terbuka dan positif
Menyediakan waktu, disediakan sarana,
fasilitas, dan dana
Subagio Dw., MSDM, Pert. 12 26
PELAKSANAAN SISI
MANAJER
Mengajukan dan menjelaskan program
pengendalian mutu terpadu kepada
pucuk pimpinan
Menjelaskan tujuan dan hasil yang akan
dicapai
Mendapatkan dukungan dari pucuk
pimpinan

Subagio Dw., MSDM, Pert. 12 27


KENDALA BAWAHAN
Adanya ketidak setujuan
Merasa dimanfaatkan pimpinan
Merasa sebagai beban tambahan
Adanya sikap mengapa harus
menolong perusahaan
Tidak dilakukan di tempat kerjanya
Tidak ada waktu untuk berkelompok

Subagio Dw., MSDM, Pert. 12 28


KENDALA PIMPINAN
Atasan tidak mendukung gagasan PMT
Sangat sibuk/ tidak ada waktu
Kurangnya kewenangan yang dimiliki
Belum memahami secara jelas PMT
Atasan menganut sentralisasi
wewenang

Subagio Dw., MSDM, Pert. 12 29


PELAKSANAAN DI JEPANG

Jepang memberikan PMT dengan latihan


dan pendidikan kepada seluruh tingkatan
karyawan, baik pimpinan perusahaan,
tenaga spesialis, maupun pelaksana
yang lain
Jadi semua karyawan akan berprestasi
baik, sehingga kemajuan perusahaan
Jepang lebih cepat
Subagio Dw., MSDM, Pert. 12 30
PELAKSANAAN DI AS
DAN EROPA BARAT
PMT cenderung digunakan untuk
mendidik tenaga khusus tentang mutu
Hal ini mengakibatkan penggu-naan yg
sangat terbatas dan prestasi yang
dicapai minim sekali, karena tidak semua
karyawan berprestasi
Peningkatannya dilakukan secara
perlahan-lahan
Subagio Dw., MSDM, Pert. 12 31
TUJUAN PENERAPAN
DAN PENGEMBANGAN
Pengembangan suatu sistem dan praktek
manajemen memerlukan perubahan
mentalitas
Proses pertumbuhan lebih banyak
ditekankan pada tingkah laku manusia
Proses PMT memerlukan waktu dan
perhatian manajemen
Harus tahu bagaimana mendorong dan
mengelola proses perubahan
Subagio Dw., MSDM, Pert. 12 32
PENERAPAN SISTEM
Pasti pengakibatkan terganggunya
keseimbangan (ada yang pro dan kontra)
Penolakan biasanya karena adanya perubahan
terhadap sesuatu yang dianggap mapan
Orang enggan karena perubahan mangandung
unsur ketidak pastian, kesulitan, mengubah
kebiasaan, dan ancaman terhadap dirinya.
Reformasi Birokrasi; di BPS: Statcap-CERDAS,
intinya: CHANGE!!!
Subagio Dw., MSDM, Pert. 12 33
BANDINGAN BUDAYA
BUDAYA PMT
INDONESIA
Asas kekeluargaan Kerjasama
Gotong royong Total partisipasi
Tut wuri handayani Menghargai sesama
Bhineka tunggal ika Menghargai keunikan
dan kreativitas

Subagio Dw., MSDM, Pert. 12 34


DASAR PEMECAHAN
MASALAH
Pada setiap perusahaan masalah selalu timbul,
bahkan satu masalah belum selesai dipecahkan,
sudah muncul persoalan yang lain
Masalah harus dipecahkan untuk menjaga jangan
sampai timbul masalah yang lebih besar atau lebih
luas (akumulatif) dari sebelumnya
J. Dewey: Identifikasi masalah, Pengembangan
alternatif, Pemilihan alternatif terbaik.
H. Simon menyempurnakan: Implementasi serta
Evaluasi & keputusan.
Subagio Dw., MSDM, Pert. 12 35
8 LANGKAH
PEMECAHAN
Menentukan prioritas
Menjelaskan mengapa prioritas
Mengenali status masalah
Susun langkah perbaikan
Melaksanakan langkah perbaikan
Periksa hasil perbaikan
Mencegah terulangnya
Menggarap masalah selanjutnya

Subagio Dw., MSDM, Pert. 12 36


Menggarap Prioritas masalah Mencari sebab-sebab
lainnya Teliti yang
berpengaruh
Mencegah
terulang
Susun
Action
Plan langkah
perba-
ikan

Periksa Check
hasil Do
Laksana-
perbaikan
kan lang-
kah per-
baikan
Subagio Dw., MSDM, Pert. 12 37
1. MENENTUKAN
PRIORITAS
Langkah-langkah Langkah PMT
- Bila terdapat banyak - Buat diagram
masalah, perlu Pareto
diteliti masalah - Histogram
mana yang paling
- Bagan Peneliti
penting
- Siapkan diagram
Pareto, histogram
dan bagan peneliti
Subagio Dw., MSDM, Pert. 12 38
DIAGRAM PARETO
40
35
30
A
25
B
20 C
15 D
E
10
5
0

Subagio Dw., MSDM, Pert. 12 39


HISTOGRAM
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Karakteristik

Subagio Dw., MSDM, Pert. 12 40


BAGAN PENELITI
Abnormal
Batas
Atas

Normal

Batas
bawah
Abnormal

Subagio Dw., MSDM, Pert. 12 41


2. MENCARI SEBAB
Langkah-langkah
Teknik PMT
- Siapkan diagram sebab
Buat diagramnya
dan akibat dengan
menyertakan orang-orang
yang terlibat dalam
masalah tersebut
- Kejar sebab-sebab
dengan seksama dan
simpulkan sifat dari
sebab2 tersebut
Subagio Dw., MSDM, Pert. 12 42
DIAGRAM SEBAB-AKIBAT
Fishbone Diagram

D
F
B

Masalah
C
A
E

Subagio Dw., MSDM, Pert. 12 43


3. MENELITI SEBAB YANG
PALING BERPENGARUH
Langkah-langkah
Teknik PMT
- Dari langkah-langkah
seharusnya dapat Buat Diagram
diduga sebab utama. Pareto dan
- Kumpulkan data diagram
penyebab utama dan penyebaran
gambarkan dalam
(scaterred
diagram Pareto
diagram)
- Lengkapi dengan
diagram penyebaran

Subagio Dw., MSDM, Pert. 12 44


DIAGRAM PENYEBARAN

x x x
x
x x x x
x x

Subagio Dw., MSDM, Pert. 12 45


4. SUSUN LANGKAH
PERBAIKAN
Teknik PMT
Langkah-langkah 1. Why is the action important
Apabila sebab- 2. What is the purpose of the
sebab telah action
diketahui, pilihlah 3. Where should the action
langkah-langkah be taken
perbaikan.
4. When should the action be
Gunakan 5W dan taken
1H 5. Who should take the action
6. How should the action be
taken

Subagio Dw., MSDM, Pert. 12 46


5. MELAKSANAKAN
LANGKAH PERBAIKAN
Langkah-langkah Tindakan PMT
Sambil Periksa apakah
melaksanakan langkah perbaikan
tindakan perbaikan telah dilaksanakan
juga dilakukan sesuai dengan hasil
pencatatan datanya penelitian

Subagio Dw., MSDM, Pert. 12 47


6. PERIKSA HASIL
PERBAIKAN
Langkah-langkah
Apabila hasilnya belum baik, ulangi
kembali langkah-langkah mulai dari
permulaan sampai tercapai hasil yang
memuaskan.
Tiap kali buat diagram pareto,
histogram dan sebab akibat

Subagio Dw., MSDM, Pert. 12 48


7. MENCEGAH TERULANG

Teknik PMT
1. Tetapkan peraturan dan tata kerja
2. Tetapkan standar operasi, inspeksi
dsb
3. Bila perlu peraturan/ standar yang
telah ada ditinjau kembali

Subagio Dw., MSDM, Pert. 12 49


8. MENGGARAP MASALAH
SELANJUTNYA
Langkah-langkah Teknik PMT
Menggarap Diselesaikan sesuai
masalah dengan 8 langkah
selanjutnya yang pemecahan masalah
belum terpecahkan dan dimulai dari
langkah pertama.

Subagio Dw., MSDM, Pert. 12 50

Anda mungkin juga menyukai