Bursa Efek Indonesia (BEI), Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan Kustodian Sentral
Efek Indonesia (KSEI) merupakan Self-Regulatory Organization (SRO) dibawah pengawasan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ketiga regulator ini memiliki fungsi dan peran masing-masing
dalam pasar modal Indonesia. BEI berfungsi sebagai Bursa Efek, merupakan penyedia sarana
dan prasarana perdagangan efek. KPEI berfungsi sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan
(LKP) yang dimana sebagai organisasi nirlaba, merupakan penyedia jasa kliring dan penjaminan
penyelesaian transaksi bursa dan wajib menetapkan peraturan mengenai kegiatan kliring. KSEI
berfungsi sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP), bertugas menyediakan jasa
kustodian sentral dan penyelesaian efek.
Dalam menjalankan tugasnya sebagai PDPP, P3IEI wajib paling sedikit memiliki 3 (tiga) fungsi
utama yaitu:
1. Fungsi Investasi
Menyusun dan melaksanakan rencana investasi atas DPP;
a. Mengawasi perkembangan investasi atas jumlah yang tidak akan digunakan
segera dari DPP;
b. Melakukan penyetoran hasil investasi DPP ke dalam DPP.
2. Fungsi Pembukuan dan Keuangan
a. Membuat dan menyelenggarakan pencatatan dan pembukuan atas seluruh
transaksi PDPP sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum;
b. Membuat dan menyelenggarakan pencatatan dan pembukuan atas seluruh
transaksi dan kegiatan sehubungan dengan DPP dan terpisah dari pencatatan dan
pembukuan PDPP;
c. Memastikan bahwa pencatatan dan pembukuan tersebut terselenggara dan
tersimpan dengan baik sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku;
3. Fungsi Audit dan Kepatuhan
a. Memastikan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, serta prosedur
operasi standar dan kode etik Penyelenggaraan DPP yang berlaku
b. Memproses setiap pengaduan Pemodal dan masyarakat yang terkait dengan
pelaksanaan tanggung jawab PDPP; dan
c. Memastikan bahwa pegawai pengawasan internal dan kepatuhan memiliki akses
ke pembukuan setiap waktu.
Positioning Indonesia SIPF
Alur klaim
pemodal