Anda di halaman 1dari 7

Kasus

Pasien Remaja berusia 17 tahun bernama Doni telah satu kali melakukan usaha bunuh diri
dengan cara menyayat pergelangan tangannya dan berhasil diselamatkan tepat pada
waktunya. Alasan bunuh dirinya, disebabkan pasien tersebut mengalami depresi karena ia
tidak bisa masuk ke universitas yang di cita-citakannya setelah mencoba tesnya berkali-kali.
Pasien tersebut merasa sangat putus asa dan kehilangan harapan. Padahal bapaknya sudah
memberikan dukungan yang sudah maksimal, baik itu dukungan mental, material dan
maupun pendidikannya. Karena perasaan bersalah yang ditimbulkan dan mengecewakan
orang tuanya, tidak berhasil atas kemampuannya sendirilah yang mengakibatkan pasien
tersebut melakukan tindakan bunuh diri.

Skenario Jalannya Cerita:

Dirumah Pasien...

Doni : Akhhh!! Tidak lulus lagi. Udah berapa kali aku gagal ? Bikin malu terus bisa
nya aku ini... Udahlah duit habis, waktu habis, yang lebih penting Ibu sama
Ayah pasti sedih.. Mau jadi apa aku nanti... Ih, bodoh amat yah otak ni
(sambil menjenggut-jenggut rambut).

(Doni pun kemudian beranjak pergi dan mengambil cutter. Tanpa pikir
panjang lagi, Doni pun lalu menyayat pergelangan tangannya)

Beberapa Menit kemudian...

Ayah : ( Menggedor pintu) Nak, nak... Doni, bangun nak, sudah pagi nak. Cepat
bangun nak, bantu bapak betulkan atap kita yang bocor yok nak.
(Merasa tidak ada yang menjawab, ayah pun lalu membukan pintu)
(Ekspresi kaget dan panik) Doni..., kau kenapa ni nak? Nak, nak, bangun nak.
Doni, Doni... Ya ampun nak, kenapa lah kau kayak gini.
(Setelah mengambil Hp dan menelpon ambulans, Doni pun dibawa ke rumah
sakit terdekat)

Setelah percobaan bunuh dirinya, remaja tersebut dibawa kerumah sakit


untuk dilakukan tindakan medis. Di ruangan IGD sudah langsung ditangani
oleh dokter jaga IGD dan perawat IGD telah terpasang infus ditangan kanan
dan oksigen

perawat : Selamat siang Bapak, anak anda membutuhkan 2 kantong darah,


dikarenakan kandungan hemoglobin di dalam darahnya kurang akibat banyak
kehabisan darah...
Ayah : Baik sus... saya ingin yang terbaik untuk anak saya... saya ingin anak saya
sadar...

Perawat : Baiklah pak... saya akan berusaha melakukan yang terbaik untuk anak
bapak, sekarang bapak tolong bantu mendoakannya

Ayah : Nak... sadar nak (sambil menangis tersedu-sedu)

Setelah pasien mendapat kan penanganan transfusi, penjahitan luka,


penanganan kegawat daruratan, observsi dan dilihat dari keadaan umum
dan pemeriksaan fisiknya akhirnya kondisinya pun stabil.

Datanglah perawat Imam yang bertugas shift siang, setelah operan dengan
shift pagi mengenai semua pasien yang ada di IGD. Dan Imam pun bertemu
dengan keluarga Doni

perkenalkan : Selamat siang pak perkenalkan nama saya imam, perawat yang jaga siang,
bagaimana kabarnya hari ini ? (tersenyum) (Teknik broad opening)

Ayah : (Tampak kebingungan) Saya bingung pak, bagaimana apakah saya bisa
menggunakan BPJS disini, saya akan menyuruh saudara saya untuk
mebuatnya ke kantor BPJS

pewarat : Oh... karena itu bapak merasa bingung ? (kontak mata lebih dalam)
(Teknik Reflekting)

Ayah : Iya pak.. saya mohon penjelasannya, tadi di pendaftaran tidak


menjelaskannya

perawat : Baik pak, saya akan menjelaskan mengenai prosedur BPJS, bagaimana kalau
selama 5 menit dan kita bisa duduk di ruang sebelah untuk mejelaskannya ?

Ayah : Baik pak... saya setuju

Mereka pun berlalu dan duduk di ruang sebelah

perawat : Begini pak, BPJS kesehatan itu nama tempatnya dan nama programnya itu
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang terdiri dari dua peserta yaitu bayar iur
terdiri dari Jamkesmas, Jamkesda, SKTM yang dibayarkan pemerintah dan non
iur pembayaran secara mandiri. Dan menurut peraturan yang ada bila kita
membuat kartu BPJS mandiri itu bisa aktif digunakan setelah 7 hari dari
pendaftaran dan untuk yang ditanggung pemerintah bisa aktif setelah 1 bulan
terdaftar. Pendaftarannya pun tak bisa diwakilkan oleh orang, lain dan semua
anggota keluarga harus ikut terdaftar (Teknik giving information)
Ayah : Oh begitu ya pak... terima kasih infonya, saya membuat pun tidak bisa
langsung digunakan...

Perawat : Benar pak, namun jika bapak ingin membuatnya tetap ajukan saja dari
sekarang, kita tidak tahu kan.. keadaan kita bila tiba-tiba sakit atau kondisi
yang tak diinginkan... (dengan nada sedikit tegas dan meyakinkan) (Teknik
assertive)

Ayah : Baiklah pak terima kasih banyak, besok saya sendiri akan ke kantor BPJS
untuk mendaftarkan semua keluarga saya..

Perawat : Iya pak, saya setuju sekali kalau bapak mau mendaftar ke BPJS (Teknik
offering general leads) jika bapak sudah paham... sekarang saya akan
memeriksa tekanan darah anak bapak, jika ada hal yang kurang dimengerti,
bapak jangan segan panggil saya... mari

Setelah melakukan observasi beberapa jam kondisi pasien pun dinyatakan


stabil, meskipun belum sadar, dan bisa dipindahkan ke ruangan perawatan.
Perawat yang bertugas di ruangan perawatan tersebut sudah
mempersiapkan diri dan menganalisis diri sejauh mana kesiapan fisik,
psikologis pengetahuan dan cara mengendalikan hambatan yang ada dalam
dirinya sebelum menghadapi pasien.

Di Ruang perawatan ....

Perawat : Assalamualaikum. Selamat Pagi Pak (hanya diam sambil meletakkan tangan
kanan dan kiri ke dalam saku baju dengan muka yang ketus)

Ayah : Waalaikumsalam, Selamat pagi.... (tersenyum)

Perawat : Bagaimana bu keadaan anak ibu? Apa belum masih menunjukan tanda
tanda akan sadar? (Teknik broad opening)

Ayah : dari tadi anak saya masih belum sadar juga. Kenapa ya ?

Perawat : (Diam mendengarkan penuh perhatian) (Teknik diam) , Anak bapak masih
belum sadar mungkin karena pengaruh obat bius yang diberikan oleh tim
medis tadi saat penjahitan lukanya. Baiklah pak bu, izinkan saya untuk
memeriksa tekanan darah, denyut nadi, pernafasan, suhu anak bapak kurang
lebih selama 7 menit ke depan. Bolehkah pak?. (Teknik active listening,
Teknik giving information)

Ayah : Oh, ya. Silahkan ....


ayah : Bagaimana ? Tanda-tanda vitalnya bagaimana?

perawat : Oh, iya bu. Tadi saya sudah menghitung denyut nadi, tekanan darah, suhu
tubuh dan napas anak ibu. Semuanya normal kecuali tekanan darah anak ibu
yang masih agak rendah akibat kehilangan darah sewaktu dia terluka tadi.
(Teknik giving information)

Ayah : Wah gawat dong ya?

Br Rohmat : Tenang saja. Karena tadi telah melakukan transfusi darah, tidak lama lagi
tekanan darah anak ibu akan kembali normal kok pak. (Teknik klarifikasi)

Ayah : Oh, begitu ya.. Syukurlah

Br Rohmat : Iya, pak. Kalau begitu kami permisi dulu ya pak. Jika pasien atau keluarga
ada perlu, silahkan hubungi saya di ruangan perawat dengan menggunakan
bel disamping tempat tidur atau langsung datang keruangan, kami ingin
bapak dan keluarga merasa nyaman disini. (Teknik offering sel)

Tak beberapa lama kemudian...

Ibu : (memencet bel berulang-ulang) sudah selama 3 menit

Zr Lele : ( mendengar bunyi bel dari ruang 4, namun perawat Lele memutus colokan
kabelnya karena merasa berisik dan dia meneruskan membuat lipatan
kassa sambil mengomel ) ini pasien baru saja masuk sudah pencet-pencet
bel, rese.....!

Ayah : ( bergegas ke ruang perawat, karena merasa perawat tidak ada yang datang
juga ke kamar) Permisi sus... bisa ke ruangan anak saya dulu untuk melihat
kondisinya ?..

Zr Lele : Baik... pak, saya akan ke sana nanti (sambil pandangan mata ke bawah
dan tetap melanjutkan melipat kassa )

Waktu sudah berlalu 10 menit, namun perawat Lele tetap saja tidak kunjung
ke kamar pasien, dia tetap saja melanjutkan melipat kasa dan menonton
televisi.. Kemudian Ayah yang tidak sengaja bertemu perawat Gina dan
perawat Rohmat yang baru keluar dari kamar lain dan segera
memanggilnya..

Ayah : Permisi ..., bisa lihat keadaan anak saya sebentar...

( Perawat Gina dan Rohmat pun segera bergegas...)

Ayah : Ini anu... alhamdulillah anak saya sudah sadar.


Zr Gina : Oh, baguslah Pak.. Selamat siang saudara Doni, bagaimana kabarnya ?
(tersenyum). (Teknik broad opening)

Doni : (Diam, dengan tatapan kosong)

Br Rohmat : Bagaimana keadaan mu ?

Doni : Akkkkkkkhhhhhhh... jangan dekati aku. Aku tak mau diganggu (berontak)

Br Rohmat : Tenang, tenang (sambil mengusap punggung Doni )


Saya tidak akan menyakiti mu...

Doni : Tidaaak!! Jangan sentuh aku. Keluar! Keluar dari ruangan ini sekarang...

Ibu : Tenang nak, tenang.... perawatnya hanya mau bicara.

Zr Gina : Iya betul. Kami cuma mau tahu kabar mu... (lebih mendekat kepada
pasien)

Doni pun menjadi sedikit tenang.

Br Rohmat : Baiklah, karena saudara Doni sudah tenang, perkenalkan nama saya
perawat Rohmat dan ini perawat Gina.., di sini kami yang akan merawat
saudara Doni. Jangan segan sama saya, jika ada yang ingin saudara ceritakan
keluh kesahnya silahkan cerita kepada kami, kami siap mendengarkan dan
semoga kami bisa membantu ( senyum ) (Teknik broad opening, Teknik
exploring)

Karena keramahan perawat, perasaan Doni pun menjadi lebih tenang

Doni : Begini, saya depresi karena saya tidak pernah lolos di universitas yang saya
favoritkan, saya sangat sedih sus, rasanya saya tidak akan bisa menggapai cita
cita saya, saya sangat berambisi untuk dapat menggapai cita cita saya. Saya
stress....

Zr Gina : Memangnya apa cita-cita Doni ?(Teknik exsploring)

Doni : Saya ingin menjadi Pilot sus. Karena biaya kuliahnya mahal, jadi saya coba
ikut tes di beberapa universitas yang menyelenggarakan beasiswa. Udah
berapa kali, Cuma gagal terus. Emang nasib, nasib.

Zr Gina : Oooh.. Doni ingin menjadi Pilot.. Kenapa? Apa alasannya? (Teknik
exploring)

Doni : Begini sus, saya ingin membantu perekonomian keluarga. Dari kabar yang
saya dengar, katanya pilot lebih mudah dapat uang banyak. Lagipula, saya juga
bisa sekalian mengajak keluarga saya jalan-jalan karena kami jarang
berpergian. Itu cita-cita saya dari kecil sus.

Ibu : Benar sus. Dari kecil anak saya memang bercita-cita jadi pilot. Mungkin
terpengaruh oleh pamannya yang telah sukses menjadi pilot.

Ayah : Iya, betul. Tapi ayah nggak nyangka kalo samapai segitunya kamu kepingin
jadi pilot. Sampai mau bunuh diri gitu, Nak...

Br Rohmat : Iya, Doni, cita-cita mu sangat bagus (Teknik giving recognition). Apa yang
kamu lakukan bukanlah jalan keluar yang terbaik. Walaupun itu cita-cita mu,
tetap saja hal itu hanya akan membuat kamu dan kedua orang tua mu
menjadi lebih susah. Sebaiknya, jika ada masalah, Doni dan keluarga harus
bicara baik-baik, dan Doni belajar untuk berpikir panjang atas resiko tindakan
yang dilakukan..(Teknik giving information, Teknik menyimpulkan)

Doni : Tapi sus, saya hanya ingin membahagiakan kedua orang tua saya. Pasti Ibu
dan Ayah kecewa sekali sama Doni. ( sambil menunduk dan penuh
penyesalan)

Ayah : Jangan salah paham dulu nak. Ayah dan ibu, hanya menginginkan yang
terbaik buat Doni.

Ibu : Iya, betul nak. Jalan untuk menjadi sukses bukan cuma menjadi pilot saja.
Orang sukses adalah orang yang telah diridhoi oleh orang tuanya. Mungkin
Doni kali ini gagal, tapi kegagalan adalah awal dari sebuah keberhasilan.

Doni : Iya, Bu. Doni sudah sadar. Maafkan Doni ya Bu, Yah. Doni janji tidak akan
mengulangi perbuatan ini lagi dan akan terus berusaha untuk
membahagiakan Ayah dan Ibu. Walaupun tidak dengan menjadi pilot. Terima
kasih sus, atas nasehatnya.

Zr Gina : Iya, saudara Doni, sama-sama (tersenyum) Kalau begitu kami permisi dulu.
Semoga cepat sembuh. Dan untuk Bapak sama Ibu tolong awasi keadaan
Doni, dan apabila ada keperluan, silahkan pencet bel disamping tempat tidur,
saya ingin semuanya merasa nyaman disini (Teknik offering sel)

Ayah : Iya terimakasih sus.. oh iya sus, saya kurang suka sama perawat Lele.. dia
acuh tak acuh sama kami . (dengan nada sedikit kesal) Kami memencet bel,
dan saya ke ruang perawat ternyata ada suster Lele tapi dia tak kunjung juga
ke ruangan kami, malah asik menonton TV

Zr Gina : Oh.. begitu ya Pak, baik Pak nanti kami akan bicarakan dengan perawat
Lele, dan sebelumnya kami minta maaf atas sikap perawat Lele itu. Permisi
semuanya...
Setelah 2 hari kemudian, saudara Doni pun diperbolehkan oleh tim medis
untuk pulang kerumahnya. Perawatan berjalan dengan baik, discharge
planing sudah dipersiapkan perwat dan dijalankan sesuai perencanaannya.
Sementara suster Lele dipanggil oleh kepala ruangan dan komite karena
banyak pasien dan keluarga yang mengeluhkan mengenai sikapnya, suster
Lele pun menceritakan semua hambatannya dan dibantu oleh rekan-rekan
kerjanya akhirnya suster Lele dapat memperbaiki sikapnya

Anda mungkin juga menyukai