Anda di halaman 1dari 12

Budidaya Pakcoy (Brassica Rapa L.

) dengan Teknik Vertikultur


A. Latar Belakang
Pakcoy merupakan tanaman sayuran daun yang termasuk ke dalam famili
Brassicaceae dan berasal dari Cina. Pak choi memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Tanaman ini berkembang pesat di daerah subtropis maupun tropis (Rukmana,
1994). Menurut Rubatzky and Yamaguchi (1998) sayuran ini memiliki banyak
kelebihan dibandingkan famili sawi-sawian yang lain diantaranya, waktu panen
singkat, daya adaptasi luas (tidak peka terhadap perubahan suhu), dan kualitas
produknya tahan lama karena dapat disimpan hingga 10 hari setelah panen pada
suhu 0-5oC dengan kelembaban 95 %.
Di Asia pakcoy dipanen pada berbagai umur, mulai umur pembibitan (2
minggu setelah pindah tanam), masa vegetatif awal, hingga saat baru muncul
bunga. Tanaman ini mengandung 93% air, 3% karbohidrat, 1,7% protein, 0,7%
serat, dan 0,8% abu. Dan merupakan sumber dari vitamin dan mineral seperti -
karoten, vitamin C, Ca, P, dan Fe (Elzebroek and Wind, 2008). Siemonsma and
Piluek (1994) mengatakan di Asia Tenggara pakcoy dapat tumbuh sepanjang tahun
di dataran rendah, suhu optimum untuk pertumbuhan pakcoy adalah 2025oC.
Keterbatasan lahan juga menjadi salah satu kendala dalam kegiatan
pengembangan pertanian. Alih fungsi lahan-lahan pertanian yang produktif terus
meningkat dari tahun ke tahun, akibat pesatnya laju pembangunan. Upaya yang
dapat dilakukan untuk mengimbangi permintaan pasar akan pakcoy ini adalah
dengan penerapan teknologi budidaya yang dapat dilakukan pada kondisi lahan
yang terbatas.
Salah satu teknologi yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah
tersebut adalah melalui sistem pertanian vertikultur. Sistem pertanian vertikultur
merupakan konsep penghijauan yang cocok untuk daerah perkotaan dengan kondisi
lahan yang terbatas. Sistem vertikultur tidak hanya sekedar kebun vertikal untuk
mencukupi pangan saja tetapi sistem vertikultur juga dapat menciptakan suasana
alami yang menyenangkan karena dengan sistem tersebut mampu melakukan
biodiversitas di pekarangan yang sempit sekalipun. Biodiversitas atau
keanekaragaman tanaman yang dapat ditanam pada sistem ini sangat beragam,
misalnya tanaman buah dan sayur semusim, serta keanekaragaman bunga yang
dapat diatur tingginya dengan pemangkasan.

1
Sistem vertikultur mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan
sistem budidaya pertanian lainnya. Kelebihan dari sistem vertikultur adalah kualitas
produk lebih baik dan bersih, kuantitas produksi lebih tinggi dan kontinuitas produk
terjaga, efisiensi dalam penggunaan lahan, air, pupuk, tenaga kerja, dan
mempermudah dalam hal monitoring. Oleh karena itu, sistem pertanian vertikultur
merupakan salah satu sistem pertanian yang cocok diterapkan di lahan yang sempit.
Selain itu, keberlanjutan dari sistem ini dapat terjaga sehingga memungkinkan
untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Berdasarkan latar belakang di atas
dapat diketahui bahwa tujuan dari pengamatan ini ialah untuk mengetahui
pertumbuhan tanaman pakcoy dengan sistem budidaya vertikultur.

B. Landasan Teori
1. Tanaman Pakcoy
Pakcoy (Brassica rapa L) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang
termasuk keluarga brassicaceae. Tumbuhan pokcoy berasal dari china dan telah
dibudidayakan seteah abad ke-5 secara luas diChina Selatan dan China Pusat
serta Taiwan. Sayuran ini merupakan introduksi baru di jepang dan masih
sefamili dengan Chinese vegetable. Saat ini pokcoy dikembangkan secara luas
di Filiphina dan Malaysia,di Indonesia dan Thailand (Adiwilaga, 2010).
Adapun klasifikasi tanaman pakcoy atau sawi hijau adalah sebgai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi: Spermatophyta
Kelas : Dicotyledone
Ordo : Rhoeadales
Famili : Brassicaceae
Genus : Brassica
Species : Brassica rapa L(Eko, 2007).
Tanaman ini memiliki daun yang bertangkai, daun berbentuk agak oval,
berwarna hijau tua dan mengkilap, tidak membentuk kepala, tumbuh agak
tegak atau setengah mendatar. Tangkai daun berwarna putih atau hijau muda,
gemuk dan tinggi tanaman dapat mencapai 15-30 cm. Pada kelompok ini
terdapat keragaman morfologis dan periode kematangan pada berbagai
kultivar. Salah satunya adalah kultivar tipe kerdil dengan ciri-ciri bentuk daun
warna hijau pudar dan ungu yang berbeda-beda.
Pakcoy bukan tanaman asli Indonesia, menurut asalnya diAsia. Karena
Indonesia mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca, dan tanahnya sehingga
dikembangkan diIndonesia ini. Daerah penanaman yang cocok adalah mulai

2
dari ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200 meter diatas permukaan laut.
Namun, biasanya dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian 100
meter-500 mdpl. Tanaman pokcoy dapat tumbuh baik di tempat berhawa panas
maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah
maupun dataran tinggi. Meskipun demikian, pada kenyataannya hasil yang
diperoleh lebih baik didataran tinggi. Tanaman pokcoy tahan terhadap air
hujan, sehingga dapat ditanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang
perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur.
Tanah yang cocok untuk ditanami pokcoy adalah tanah gembur, banyak
mengandung humus, subur, serta pembuangan air nya baik. Derajat keasaman
(pH) tanah yang optimum untuk pertumbuhannya adalah antara pH 6-pH 7.
Pokcoy ditanam dengan benih langsung atau dipindah tanam dengan kerapatan
tinggi, yaitu sekitar 20-25 tanaman/m2 (Haryanto, 2007).
2. Vertikultur
Istilah vertikultur diserap dari bahasa Inggris yang berasal dari kata vertical
dan culture yang artinya teknik budidaya tanaman secara vertikal sehingga
penanamannya menggunakan sistem bertingkat. Pada awalnya, teknik ini
berasal dari gagasan vertical garden yang dilontarkan sebuah perusahaan benih
di Swiss sekitar tahun 1945 (Andoko, 2004).
Menurut Andoko (2004), tujuan utama penerapan teknik vertikultur adalah
memanfaatkan lahan sempit seoptimal mungkin. Dimana dengan menerapkan
teknik vertikultur ini maka peningkatan jumlah tanaman pada suatu areal
tertentu dapat berlipat 310 kali, tergantung model yang digunakan.
Sutarminingsih (2007) menambahkan, vertikultur dapat diterapkan pada
daerahdaerah dengan lahan sempit, khususnya di daerah perkotaan yang kini
ratarata menjadi pemukiman yang padat.
Penanaman dengan teknik vertikultur dapat memberikan aspek estetis
karena tanaman yang tampil berderet secara vertikal dapat menampilkan
nuansa keindahan. Di samping dapat menampilkan keindahan, bukan berarti
penanaman dengan teknik vertikultur tidak dapat diterapkan untuk tujuan
komersial. Dengan dasar pemikiran bahwa vertikultur dapat melipatgandakan
jumlah tanaman dan produksi maka teknik ini secara ekonomis dapat
dipertanggungjawabkan untuk tujuan komersial. Investasi yang dibutuhkan
untuk penerapan teknik vertikultur ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan

3
cara konvensional. Namun, dengan produksi yang lebih tinggi karena populasi
tanaman lebih banyak maka investasi tersebut dapat tertutupi (Sutarminingsih,
2007).
Menurut Sutarminingsih (2007), beberapa rancangan wadah media tanam
pada sistem vertikultur yang sudah cukup banyak dicoba dan menunjukkan
tingkat keberhasilan yang tinggi adalah dengan menggunakan kolom wadah
media tanam disusun secara vertical, kolom wadah media disusun secara
horizontal, wadah media digantung, dan pot susun.
3. Budidaya Tanaman Pakcoy
Teknik budidaya/proses produksi budidaya pakcoy adalah sebagai berikut:
a. Pembibitan
Pembibitan bisa dilakukan dengan persemaian langsung pada
bedengan tapi dipisah dengan bedengan utamanya hingga bibit berdaun.
Bisa juga di lakukan persemaian bibit pada polybag. Caranya dengan
menaburkan benih bibit pada polybag ataupun bedengan yang telah ada
kemudian tutup dengan tanah lagi sekitar 2 cm, sirami bibit benih dengan
cara di semprot. Tanaman bibit benih akan tumbuh daun sekitar 3-5 helai
daun pada hari ke 3 atau 4 setelah persemaian, setelah itu benih dapat di
pindahkan pada bedengan utama (Sastradihardja, 2011).
b. Penyiapan Wadah Media Tanam
Menurut Sutarminingsih (2007), banyak jenis bahan di sekitar yang
dapat digunakan sebagai wadah media tanam bagi tanaman yang
dibudidayakan secara vertikultur. Adapun syarat penting yang harus dimiliki
oleh bahan-bahan tersebut adalah cukup awet digunakan, mudah diperoleh
dan relatif murah.
c. Penyiapan Media Tanam
Tanah yang menjadi media tumbuh tanaman merupakan salah satu
unsur untuk menghasilkan produk-produk pertanian. Tanah kemudian
dicampur dengan pupuk kandang atau kompos dan arang sekam dengan
perbandingan 1:1:1. Perbandingan tersebut digunakan dengan tujuan agar
tanah yang digunakan sebagai media tanam mempunyai butiran-butiran
yang tidak begitu lepas-lepas, namun gembur, dapat cukup menahah dan
melepaskan air, serta cukup banyak mengandung zat makanan. Penggunaan

4
sekam ditujukan agar proses penyerapan air serta hara dapat terjadi secara
merata, sehingga tanah tidak mudah padat dan keras (Sutarminingsih, 2007).
d. Penanaman (Pemindahan Bibit)
Bibit yag diperkirakan siap dipindahkan, kemudian dipindah-
tanamkan kedalam kolom-kolom wada media tanam. Usahakan agar dalam
pemindahan tersebut akar tidak rusak (dapat disertai sedikit tanah), sedapat
mungkin lurus dan seluruhnya masuk ke dalam lubang tanam. Kemudian,
tanah pada lubang tanam dapat dipadatkan dengan menggunakan jari
tangan.
e. Pemeliharaan Tanaman
Secara umum, pemeliharaan yang dilakukan terhadap tanaman
sayuran yang dibudidayakan secara vertikal meliputi penyulaman,
penyiraman, penyiangan, pemupukan dan pengendalian hama penyakit.
1) Penyulaman
Penyulaman dilakukan terhadap tanaman yang mati atau tumbuh
abnormal. Kegiatan penyulaman dilakukan seminggu setelah tanam
agar diperoleh keseragaman tanaman. Benih atau bahan yang digunakan
untuk menyulam adalah bibit yang sama dengan bibit atau bahan yang
digunakan pada penanaman pertama kalinya (Sutarminingsih, 2007).
2) Penyiraman
Redaksi Trubus (2013) menyampaikan bahwa setelah dilakukan
penanaman, sayuran perlu disiram setiap hari terutama di musim
kemarau, namun perlu dijaga agar pada waktu penyiraman tidak akan
timbul air yang menyebabkan becek sebab genangan air di tanah becek
membuat tanah akan memadat. Selain itu, genangan air juga akan
mengganggu pernapasan tanaman, memudahkan serangan hama-
penyakit dan bisa mengakibatkan tidak berfungsinya jaringan tanaman
karena terjadinya proses pembusukan.
3) Penyiangan
Penyiangan atau pembersihan terhadap tanaman pesaing perlu
dilakukan, mengingat gulma dapat menghalangi pertumbuhan tanaman
pokok dan merebut zat-zat makanan yang diperlukan tanaman pokok.

5
Selain itu, gulma justru dapat menjadi tempat hidup atau sumber
makanan bagi hama dan penyakit yang nantinya juga dapat menyerang
tanaman pokok.
4) Pemupukan
Agus, et al (2002) menyatakan bahwa selain dengan pupuk kandang
atau kompos sebagai pupuk dasar, tanaman sayuran juga harus diberi
pupuk lanjutan setelah ditanam. Jenis pupuk yang diberikan tergantung
pada jenis sayurannya. Sayuran pakcoy yang diambil/dikonsumsi
adalah daunnya, maka jenis pupuk yang paling tepat ditambahkan
adalah pupuk urea. Pemberian pupuk ini membuat sayuran tersebut
akan menghasilkan daun dalam jumlah banyak, berukuran besar dan
dengan warna yang lebih cerah, selain itu ukuran batangnya juga lebih
besar dan lentur ( Redaksi Trubus, 2013).
5) Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit merupakan salah satu faktor pembatas dalam
usaha budidaya pertanian. Maksudnya adalah bahwa bila hama atau
penyakit kemudian datang dan menyerang tanaman yang diusahakan,
maka kemungkinan produksi tanaman tersebut akan terganggu atau
menurun.

f. Panen dan Pascapanen


Tanaman pakcoy dapat dipanen pada minggu ke 7 setelah tanam
dimana jumlah daun telah maksimal dan rapat, ukuran daun besar, berwarna
hijau segar dan batangnya belum memanjang. Pada umumnya terdapat 3
cara pemanenan sayuran yang sering dilakukan yaitu dipetik, dipotong dan
dicabut. Untuk tanaman selada keriting pemanenannya dapat dilakukan
dengan cara dipotong atau dicabut dengan akar-akarnya. Panen sebaiknya
dilakukan pada saat tidak hujan atau berkabut. Kegiatan pascapanen selada
meliputi pengumpulan hasil, pembersihan dan pengemasan (Rukmana,
2005).

C. Metodologi

6
1. Waktu dan Tempat
Penelitian dilakukan sejak 9 April 2017 sampai 30 Mei 2017 di Desa
Muncangela, Kuningan. Objek kajian dalam penelitian ini memfokuskan pada
pertumbuhan tanaman pakcoy dengan sistem budidaya vertikultur. Pengamatan
pada tanaman pakcoy dilakukan setiap satu minggu sekali.
2. Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan pada pengamatan, yaitu botol bekas,
gunting, lilin, paku, tali rapia, dan alat tulis. Sedangkan, bahan yang digunakan
dalam pengamatan, diantaranya bibit pakcoy, bokashi, nutrisi NPK, serta air.
3. Prosedur Kerja
a. Tahap Pembuatan Wadah dan Pembibitan
Wadah yang digunakan ialah berupa botol bekas yang digunting menjadi
dua bagian. Masing-masing potongan botol diberi lubang untuk tempat
mengikat dan sirkulasi air. Media tanam berupa bokashi dimasukan ke
dalam wadah. Sedangkan, untuk proses pembibitan dilakukan dengan
menaburkan benih bibit pakcoy sebanyak 3 benih setiap wadah, kemudia
ditutup dengan bokashi kembali. Benih bibit disiram dengan cara disemprot.
b. Tahap Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman pakcoy meliputi tahapan penyiraman, penyiangan,
dan pemupukan. Penyiraman dilakukan sebanyak satu kali dalam sehari,
yaitu pada pagi atau sore hari. Penyiangan bertujuan untuk membuang
tanaman lain yang ikut tumbuh pada media tanam. Sedangkan, pemupukan
dilakukan pada 15 HST menggunakan pupuk NPK.
c. Tahap Panen
Pakcoy dapat dipanen pada minggu ke-7 setelah masa tanam. Namun,
semua tergantung dari perawatan, cuaca dan bibit. Sayuran Pakcoy yang
sudah memiliki syarat untuk dipanen memiliki bagian pangkal sehat, daun
tumbuh subur dan hijau serta tanaman menunjukkan pertumbuhan yang
serempak dan merata.

D. Hasil
Tabel 1 Pengamatan Pertumbuhan Pakcoy dengan Sistem Vertikultur
Tanaman Ke-
Rataan Peubah
(9 MST) I II III IV V

Tinggi batang (cm) 7,0 6,6 6,0 4,7 6,3

Panjang Daun (cm) 13,0 9,3 7,0 6,3 6,4

7
Lebar Daun (cm) 5,5 4,5 4,0 3,4 3,8

Jumlah Daun (helai) 6 4 4 4 5

Warna Daun +++ +++ ++ ++ +

Keterangan:
+ : hijau kekuningan
++ : hijau
+++ : hijau tua

Gambar 1 Grafik Pertumbuhan Pakcoy dengan Sistem Vertikultur

E. PEMBAHASAN
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan
tanaman pakcoy dengan sistem vertikultur. Pengamatan ini dilakukan mulai dari
tahap pembibitan sampai dengan tahap panen. Pembibitan tanaman membutuhkan
waktu selama satu minggu. Sehingga pengamatan dilakukan 7 minggu setelah
tanam. Parameter pertumbuhan untuk membandingkan masing-masing sampel
meliputi panjang batang, lebar daun, panjang daun, dan jumlah daun.
Media tanam yang digunakan pada tahap pembibitan ialah bokashi. Bokashi
ini merupakan pupuk kompos yang dihasilkan dari fermentasi bahan organik
(jerami, sekam padi, daun, serbuk gergaji, dan lain-lain) dengan menggunakan
teknologi EM-4. Penggunaan bokashi ini bertujuan untuk meningkatkan kandungan

8
material organik tanah sehingga mengurangi kepadatan tanah dan dapat
mempermudah masuknya air ke dalam tanah.
Hasil pengamatan selama 8 minggu menunjukkan rataan tinggi batang
tertinggi ditemukan pada tanaman II sebesar 7 cm disusul dengan tanaman I dan V
sebesar 6,3 cm, tanaman III sebesar 6 cm, dan tanaman IV sebesar 4,7 cm. Tanaman
pakcoy I juga mengalami kenaikan yang pesat pada aspek pengamatan lain
dibandingkan keempat sampel lainnya yang meliputi lebar daun, panjang daun, dan
jumlah helai daun. Rata- rata peubah dapat diamati pada tabel.
Parameter pertumbuhan tidak hanya diamati secara kuantitas tetapi juga
secara kualitas, yakni pengamatan berupa warna daun. Tumbuhan pakcoy I dan II
memiliki warna daun lebih hijau dibandingkan dengan tanaman pakcoy III, IV, dan
V. Hal ini dimungkinkan karena adanya pengaruh perbedaan intensitas cahaya yang
diterima oleh kelima tanaman tersebut. Tanaman I dan II diletakkan pada posisi
yang lebih tinggi dengan intensitas cahaya yang lebih sedikit dibandingkan tiga
tanaman lainnya. Sehingga posisi ini sangat menguntungkan bagi tanaman I dan II
dimana tanaman pakcoy sendiri tidak memerlukan cahaya matahari telalu banyak
dalam pertumbuhannya (Anonim, 2016). Selain itu, adanya perbedaan warna daun
dipengaruhi oleh jumlah pemupukan yang dilakukan pada masing-masing tanaman.
Tanaman I dan II mengalami pemupukan sebanyak dua kali, sedangkan tanaman
III, IV, dan V hanya mengalami satu kali pemupukan. Penggunaan pupuk NPK
pada tanaman pakcoy ini berkaitan erat dengan bagian tanaman yang
dimanfaatkannya, yakni daun. Pupuk NPK merupakan pupuk majemuk dengan
kandungan unsur hara yang lengkap. Unsur hara makro utama dalam pupuk NPK
adalah nitrogen, fosfor dan kalium. Keberadaan Nitrogen mutlak ada untuk
kelangsungan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, dan dibutuhkan dalam
jumlah yang banyak. Tanaman menyerap N sebagian besar dalam bentuk ion NO3-
dan NH4+, juga sedikit Urea melalui daun, dan sedikit asam amino larut dalam air.
Tanaman yang mengandung cukup unsur N akan menunjukkan warna daun hijau
tua, yang artinya kadar klorofil dalam daun tinggi. Sebaliknya, apabila tanaman
kekurangan atau defisiensi N maka daunnya akan menguning (klorosis) karena
kukarangan klorofil. Sedangkan, fungsi penting forfor di dalam tanaman yaitu
dalam proses fotosintesis, respirasi, transfer dan penyimpanan energi, pembelahan

9
dan pembesaran sel serta proses-proses di dalam tanaman lainnya. Pada umumnya,
kadar P di dalam tanaman di bawah kadar N dan K yaitu sekitar 0,1 hingga 0,2%.
Tanaman menyerap sebagian besar unsur hara P dalam bentuk ion ortofosfat primer
(H2PO4-). Sejumlah kecil diserap dalam bentuk ion ortofosfat sekunder (HPO 4-2).
Fosfor membantu mempercepat perkembangan akar dan perkecambahan, dapat
meningkatkan efisiensi penggunaan air, meningkatkan daya tahan terhadap
penyakit yang akhirnya meningkatkan kualitas hasil panen. Lain halnya dengan ion
K di dalam tanaman berfungsi sebagai aktivator dari banyak enzim yang
berpartisipasi dalam beberapa proses metabolisme utama tanaman. Kalium sangat
vital dalam proses fotosintesis. Apabila kekurangan K maka proses fotosintesis
akan turun, akan tetapi respirasi tanaman akan meningkat. Kejadian ini akan
menyebabkan banyak karbohidrat yang ada dalam jaringan tanaman tersebut
digunakan untuk mendapatkan energi untuk aktivitas-aktivitasnya sehingga
pembentukan bagian-bagian tanaman akan berkurang, yang akhirnya pembentukan
dan produksi tanaman berkurang. Kalium juga berpengaruh pada proses membuka
dan menutup pori-pori daun tanaman, stomata. Proses ini dikendalikan oleh
konsentrasi K dalam sel yang terdapat disekitar stoma (Anonim, 2013).
Pemeliharaan tanaman juga dilakukan melalui proses penyiraman dan
penyiangan dari rumput-rumput yang dapat menghambat proses pertumbuhan
tanaman pakcoy. Penyiraman dilakukan satu kali dalam sehari yaitu pada pagi hari
atau sore hari, karena pada saat itu suhu lingkungan rendah. Selain itu, dalam
proses penyiraman perlu diperhatikan jumlah air yang di siram agar tidak
menyebabkan tanaman tergenang, serta penyiraman dilakukan per periodik yang
disesuaikan dengan fase pertumbuhan (Hanum, 2008). Penyiraman bertujuan untuk
menambahkan peratus air dalam tanah bagi memberikan kelembapan tanah yang
cukup untuk pertumbuhan tanaman yang optimal.
Tanaman pakcoy dapat dipanen pada minggu ke-7 setelah masa tanam.
Pakcoy yang sudah dapat dipanen memiliki beberapa ciri, diantaranya memiliki
bagian pangkal sehat, daun tumbuh subur dan hijau serta tanaman menunjukkan
pertumbuhan yang serempak dan merata. Proses memanen dapat dilakukan dengan
mencabut dari akar atau dengan mengambil sebagian pangkal. Pakcoy yang sudah
dipanen harus segera dibawa ke tempat penyimpanan yang memiliki iklim yang

10
sejuk, dan tidak terkena sinar matahari langsung yang dapat merusak kesegaran
Pakcoy. Dikarenakan pakcoy yang dipanen hanya dalam jumlah yang sedikit, maka
pakcoy hanya digunakan untuk konsumsi sendiri. Sedangkan, apabila pakcoy
dipanen dalam jumlah yang banyak maka dapat dilakukan proses distribusi ke pasar
yang sebelumnya telah dilakukan sortir terlebih dahulu. Tahapan sortir tanaman
pakcoy menurut Kartono (2016) meliputi membuang tanaman yang terlalu kecil,
tanaman terlalu besar & terinfeksi. Tanaman harus seragam tidak boleh terlalu kecil
ataupun terlalu besar. Tanaman yang terinfeksi penyakit atau virus juga harus
dibuang karena biasanya tanaman yang terinveksi ini akan mudah rusak selama
proses penyimpanan dan penjualan. Proses selanjutnya adalah pengemasan.
Pengemasan ini untuk melindungi sayuran selama menunggu proses ambil alih oleh
konsumen dan juga memberi tampilan yang menarik konsumen. Ada beberapa cara
pengemasan yang dilakukan, diantaranya pengemasan wraping menggunakan
wrapping machine, pengemasan menggunakan selotip polos atau selotip berlabel,
pengemasan menggunakan bag sealer dengan memasukan sayuran ke dalam plastik
berventilasi, dan pengemasan menggunakan net plastic dengan memasukkan
sayuran ke dalam jarring plastik. Selain itu, pengemasan ini juga memuat informasi
tentang produk tanam ini termasuk berat, tanggal kemasan, tanggal kadaluarsa,
jenis produk, dan lain-lain. Perlu diperhatikan pula desain pengemasan dari produk
yang akan dipasarkan. Hal ini berkaitan dengan minat beli masyarakat terhadap
produk tersebut.

F. Simpulan
Budidaya tanaman pakcoy dengan sistem vertikultur memberikan hasil yang
tidak jauh berbeda dengan budidaya pakcoy pada umumnya. Pertumbuhan tanaman
pakcoy juga cukup optimal. Adanya perbedaan warna daun disebabkan oleh
perbedaan intensitas cahaya matahari dan jumlah pemberian pupuk NPK.

11
Daftar Pustaka
Adiwilaga. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sisi Permintaan dan Sisi
Penawaran Sayuran Sawi. Bandung: Alumni Bandung.
Agus, et al. 2002. Memanfaatkan Lahan Pekarangan Sebagai Apotik Hidup. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Andoko, A. 2004. Budidaya Cabai Merah Secara Vertikultur Organik. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Eko, M. 2007. Budidaya Tanaman Sawi (Brassica juncea). Jakarta: Penebar
SwadayaHanum. 2008.
Haryanto. 2006. Teknik Budidaya Sayuran Pakcoy (Sawi Mangkok). Jakarta: Penebar
Swadaya.
Redaksi Trubus. 2013. Bertanam Sayuran di Lahan Sempit. Jakarta: Penebar Swadaya.
Rubatzsky, V. E. dan Yamaguchi, M. 1998. Sayuran Dunia 1. Bandung: ITB.
Rukmana, R. 2005. Bertanam Selada dan Andewi. Yogyakarta: Kanisius.
Sastradihardja, S. 2011. Praktis Bertanan Selada & Andewi Secara Organik. Bandung:
Angkasa.
Sutarminingsih. 2007. Vertikultur. Yogyakarta: Kanisius.
Anonim. 2016. Bhataramedia Unsur-unsur pada Tumbuhan. [Online]. Tersedia di
http://bhataramedia.com (9 Juni 2017).
Anonym. 2013. Kandungan dan Manfaat Pupuk NPK. [Online]. Tersedia:
http://tabloidsahabatpetani.com/ (10 Juni 2017).
Kartono. 2016. Pengemasan pakcoy hasil budidaya. [Online]. Tersedia:
http://www.kartono.net (10 juni 2017).

Lampiran

12 Tanaman Pakcoy III


Tanaman Pakcoy I Tanaman Pakcoy II

Tanaman Pakcoy IV Tanaman Pakcoy V Pakcoy yang dipanen

Anda mungkin juga menyukai