Anda di halaman 1dari 57

Daftar isi

Laporan Tahapan Pemutakhiran Data Pemilih


dan Penyusunan Daftar Pemilih

Kata Pengantar
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Maksud dan Tujuan
C. Ruang Lingkup
D. Sistematika Penulisan

Bab II Prinsip-Prinsip Pendaftaran Pemilih


A. Defenisi Pemilih
B. Kriteria Dasar Daftar Pemilih
C. Tujuan Pemutakhiran dan Penyusunan Data Pemilih
D. Metode dan Pendekatan Pemutakhiran
E. Sumber Data
F. Mekanisme Penyusunan Data Pemilih
G. Pemutakhiran dan Publikasi Data Pemilih

Bab III Tahapan Persiapan Pemutakhiran


A. Pengorganisasian Kerja
B. Alur Kerja dan jadual Tahapan Pemutakhiran DPT
C. Koordinasi Antarlembaga
D. Bimbingan Teknis
E. Layanan Helpdesk
F. Pemanfaatan Aplikasi Sidalih

Bab IV Pemutakhiran Data dan Penyusunan Daftar Pemilih


A. Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4)
B. Sinkronisasi Data DP4 dan DPSHP KPU
C. Tahapan Pencocokan dan Penelitian
D. Penyusunan DPS
E. Penetapan DPSHP

1
Daftar isi
Bab V Penetapan Daftar Pemilih Tetap (DPT)
A. Penundaan Penetapan DPT
B. Rapat Pleno Penetepan DPT 4 November 2013
C. Upaya KPU Memperbaiki DPT
D. Rapat Pleno Perbaikan DPT 4 Desember 2013
E. Rakor DPT Januari 2014
F. SK KPU No 240
G. Rapat Pleno Perbaikan DPT 25 Maret 2014

Bab VI Permasalahan dan Penyelesaiannya


A. Masalah Perkembangan Data Wilayah
B. Pengumpulan Data Pemilih di Luar Negeri
C. Data Ganda dan NIK Invalid

Bab VII Penutup


A. Kesimpulan
B. Rekomendasi
Lampiran

2
Komisioner Ketua KPU Husni Kamil Manik, Anggota KPU Ferry Kurnia Rizki-
ansyah dan Arif Budiman menyanyikan lagu Indonesia pada saat pembukaan

Bab I Rapat Pleno DPT (22/10/2013). Foto. Humas KPU

Pendahuluan

3
A. Latar Belakang

D alam praktik demokrasi di belahan dunia manapun, suara rakyat men-


jadi elemen mendasar dalam pelaksanaan sebuah pemilihan umum (pe-
milu) yang bebas, jujur dan adil. Berdasarkan UU No 15/2011 dan UU
No 8/2012 salah satu tugas, wewenang, dan kewajiban Komisi Pemilihan Umum
(KPU) sebagai penyelenggara pemilu adalah memutakhirkan data pemilih, menyusun
dan menetapkan daftar pemilih. Makanya, KPU dituntut untuk menjunjung tinggi
nilai demokrasi dan memberi penghargaan tinggi pada setiap suara rakyat dengan
mewujudkan daftar pemilih yang
berkualitas.
Demi menghasilkan kualitas
daftar pemilih, KPU harus me-
mastikan semua pemilih terdaftar
dalam daftar pemilih tetap (DPT)
melalui mekanisme pemutakhiran
dan penyusunan daftar pemilih.
Dalam hal ini, mulai dari pantar-
lih di tingkat yang paling bawah
hingga KPU Pusat wajib memas-
tikan akurasi data pemilih sesuai
dengan kondisi faktual pemilih dan
Sejumlah pimpinan Partai Politik menghadiri acara rapat pleno bersih dari pemilih ganda. Sema-
DPT di Gd. Ruang Sidang KPU (22/10/2013). Foto. Humas kin kecil jumlah pemilih yang tidak
KPU
terdaftar dalam DPT, maka bisa di-
katakan kualitas daftar pemilih se-
makin baik.
Pasalnya, dari pengalaman pemilu-pemilu sebelumnya, akurasi data pemilih
diragukan (kisruh DPT), sehingga menimbulkan sengketa hasil pemilu dan melemah-
kan legitimasi hasil pemilu. Akibatnya, KPU menjadi satu-satunya lembaga yang
dipersalahkan. Padahal, masalah kualitas dan akurasi DPT menjadi tanggung jawab
bersama pemangku kepentingan pemilu seperti KPU, Kemendagri, Kemenlu dan
partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat. Seperti tertera dalam UU No 8 Tahun
2012, khususnya terkait pemutakhiran data pemilih, disebutkan bahwa data kepen-
dudukan berasal dari pemerintah yang kemudian dimutakhirkan oleh KPU, dengan
memperhatikan data pemilih pada pemilu dan/atau pemilihan gubernur, bupati, dan

3
walikota yang terakhir.
Dengan kata lain, seluruh pemangku kepentingan pemilu memberi andil
yang sangat besar untuk mewujudkan akurasi dan kualitas DPT. Dalam hal
penyelenggaraan tahapan Pemilu 2014, KPU secara intensif bersama Badan
Pengawas Pemilu (Bawaslu), dan Pemerintah saling support dan melakukan
sinkronisasi untuk membantu dalam pemutakhiran data pemilih melalui pencer-
matan DP4 dengan data pemilukada terakhir hingga pencocokan dan penelitian
data (coklit) yang dilaksanakan oleh Pantarlih.
KPU yakin pada
pemilu 9 April lalu,
kualitas DPT telah
jauh membaik dari-
pada pemilu-pemilu
sebelumnya. KPU
juga berhasil meng-
himpun data pemilih
dari seluruh Indo-
nesia by name dan
by address, di mana
hal ini tidak pernah
bisa dilakukan pada
pemilu sebelumnya Peserta Rapat Pleno DPT Pemilu DPR, DPD dan DPRD dihadiri KPU
Selain itu, KPU juga Provinsi dan Pimpinan Partai Politik (22/10/2103. Foto. Humas KPU
berhasil membangun
data base pemilih
yang dapat diakses
oleh masyarakat se-
cara online baik ketika masih berstatus DPS, DPSHP dan DPT. Ini semua bisa
terlaksana karena KPU menyiapkan aplikasi Sistem Informasi Data Pemilih atau
Sidalih yang membantu pemutakhiran dan penyusunan data pemilih Pemilu
2014.
Dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi seperti peng-
gunaan Sidalih tersebut, KPU telah berhasil mendorong sejumlah nilai, dianta-
ranya: Pertama, transparan. Setiap aktivitas penambahan, penghapusan, dan
perbaikan data pemilih dapat tercatat dan terlihat dengan baik sehingga dapat
dipertanggungjawabkan; Kedua, melayani pemilih. Sidalih memiliki fungsi untuk
menyampaikan informasi daftar pemilih secara online, sehingga memudahkan

5
pemilih untuk melakukan pengecekan nama pemilih tanpa harus datang ke kantor PPS
atau kantor Desa/Kelurahan. Pemilih cukup mengakses website KPU; Ketiga, Partisipa-
tif. Dengan adanya daftar pemilih online dan penyerahan salinan daftar pemilih kepada
pengurus partai politik peserta Pemilu dan pengawas Pemilu di tingkat kabupaten/kota
dan Kecamatan, adanya partisipasi masyarakat dan peserta Pemilu untuk memperbaiki
kualitas daftar pemilih semakin tinggi.
Artinya, selain keinginan kuat dari pemerintah dan KPU, berkat keterlibatan dan
pasrtisipasi aktif seluruh masyarakat pemilih secara bersama mengecek dan mengawasi
penyusunan daftar pemilih
telah membuahkan hasil DPT
yang berkualitas pada Pemilu
9 April lalu.

B. Maksud dan Tujuan


Maksud dari laporan ini
adalah untuk merekam semua
proses kinerja KPU dalam
melakukan penyelenggaraan
tahapan pemutakhiran daftar
pemilih Pemilu legislatif 2014
sejak persiapan, pelaksa-
naan hingga penetapan.
Tujuan dari laporan ini
adalah:
1. Menggambarkan bagaimana kegiatan penyelenggaraan tahapan pemutakhiran
daftar pemilih Pemilu legislatif 2014 telah sesuai sebagaimana diamanatkan dalam UU
No 8 Tahun 2012.
2. Dalam kegiatan persiapan, perencanaan dan penetapan daftar pemilih Pemilu
legislatif 2014 yang dilakukan oleh KPU dilakukan secara terbuka, transparan dan men-
gakomodasi hasil pengawasan Bawaslu, masukan Partai Politik dan masyarakat serta
bantuan pemerintah melalui Dirjen Dukcapil Kemendagri.
3. Bentuk pertanggungjawaban KPU kepada Presiden dan Dewan Perwakilan Raky-
at, penyelenggara Pemilu lainnya seperti Bawaslu serta masyarakat yang lebih luas.

C. Ruang Lingkup
Laporan tahapan pemutakhiran dan penetapan DPT Pemilu Legislatif 2014 ini,
berupaya untuk menggambarkan bagaimana proses tahapan pemutakhiran dan peneta-

6
pan data pemilih berikut ini :
1. Penggunaan Sidalih dalam hal konsolidasi, distribusi dan publikasi data.
2. Pengumuman DPS, DPSHP dan DPT secara online
3. Penyandingan DPSHP dengan DP4
4.Tim teknis KPU Pusat turun membantu daerah-daerah yang bermasalah
dalam hal pengumpulan dan pengolahan data pemilih.
5. Pencermatan ulang terhadap DPT yang sudah ditetapkan.
6. Verifikasi ulang terhadap DPT yang elemen datanya belum lengkap.
7. Koordinasi KPU dengan Disdukcapil di setiap jenjang untuk melengkapi
DPT yang elemen datanya belum lengkap.
8. Rapat Pleno terbuka Rekap DPT Nasional dan Penetapan DPT Nasional
dengan melaksanakan rekomendasi Bawaslu untuk memperbaiki NIK In
valid dan data lainnya.

D. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan laporan ini adalah :
Kata Pengantar
Bab I Pendahuluan
Bab II Prinsip-Prinsip Pendaftaran Pemilih
Bab III Tahapan Persiapan Pemutakhiran
Bab IV Pemutakhiran Data dan Penyusunan Daftar Pemilih
Bab V Penetapan Daftar Pemilih Tetap (DPT)
Bab VI Permasalahan dan Penyelesaiannya
Bab VII Penutup
Lampiran

Tampak sejumlah angka DPT di layar besar pada Rapat Pleno DPT Pemilu
DPR, DPD dan DPRD (22/10/2013). Foto Humas KPU.

7
Para Komisioner KPU memimpin Rapat Pleno DPT Pemilu DPR, DPD dan
DPRD di Gedung KPU (22/10/2103. Foto. Humas KPU

Bab II Prinsip-Prinsip
Pendaftaran
Pemilih

8
A. Defenisi Pemilih

P eraturan KPU Nomor 9 dan 10 Tahun 2013 tentang penyusunan daftar


pemilih di dalam dan luar negeri untuk Pemilu legislatif 2014 mengatur
bahwa yang dimaksud dengan pemilih adalah :
Warga Negara Indonesia (WNI) yang pada hari pemungutan suara telah ge-
nap berumur 17 (tujuh belas) tahun atau lebih atau sudah/pernah kawin mempunyai
hak memilih.
WNI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didaftar oleh penyelenggara Pe-
milu dalam daftar Pemilih.
Untuk dapat menggunakan hak memilih, WNI harus terdaftar sebagai Pemilih
kecuali yang ditentukan lain dalam peraturan perundang-undangan.
Seorang Pemilih hanya didaftar 1 (satu) kali dalam daftar Pemilih di PPS pada
setiap desa/kelurahan atau sebutan lain dan di PPLN/TPSLN.
Untuk itulah, bagi seluruh WNI yang telah berumur 17 tahun atau lebih atau
sudah/pernah menikah, agar bisa menggunakan hak pilih dalam pemilu legislative
2014, harus terdaftar dalam DPT. Adapun pendaftaran dan pemutakhiran data pe-
milih terhadap WNI tersebut dilakukan berdasarkan domisili yang jelas dan tercatat
dalam desa/kelurahan tempat tinggalnya secara faktual, atau bagi pemilih di luar
negeri yang tercatat sesuai pendataan kantor perwakilan Indonesia di negara ber-
sangkutan.
Namun, jika terdapat pemilih yang bertempat tinggal tidak sesuai dengan iden-
titas KTP yang dimiliki, pemilih tersebut diminta menentukan tempat pemungutan
suara di mana dia akan menggunakan hak pilih. Manakala seorang pemilih me-
miliki lebih dari satu identitas KTP, pemilih tersebut harus mencantumkan satu
diantaranya yang alamatnya sesuai dengan alamat yang tertera dalam KTP untuk
ditetapkan sebagai tempat tinggal yang dicantumkan dalam daftar pemilih.
Demikian pula halnya dengan pemilih di luar negeri, jika terdapat pemilih yang
belum tercantum dalam daftar dokumen laporan WNI yang dimiliki oleh Perwakilan Re-
publik Indonesia, pemilih bersangkutan mendaftarkan alamatnya. Manakala seorang
pemilih memiliki lebih dari satu tempat tinggal, pemilih tersebut harus menentukan
satu di antaran-
ya yang al-
amatnya sesuai
dengan alamat
yang tertera
dalam doku-
men laporan
WNI yang di-

9
miliki oleh Perwakilan Republik Indonesia untuk ditetapkan sebagai tempat ting-
gal yang dicantumkan dalam daftar pemilih. Selain itu, bagi WNI dimanapun dia
berada, yang belum memiliki identitas kependudukan wajib dicatat dan dimasukan
dalam daftar pemilih.
B. Kriteria Dasar Daftar Pemilih
Secara internasional, terdapat beberapa prinsip yang diakui dalam penyusu-
nan daftar pemilih yang kredibel yakni integrity, legal, accessibility, compre-
hensiveness, inclusiveness, fairness, accuracy, transparency, cost-effectiveness,
timeliness, credibility, dan sustainability. Dalam konteks Indonesia, ada tiga kriteria
dasar yang disepakati dalam menyusun dan memutakhirkan daftar pemilih, yakni :
1. Komprehensif adalah daftar pemilih harus memuat semua warga negara
Republik Indonesia, baik yang berada di dalam negeri maupun di luar negeri, yang
telah memenuhi persyaratan sebagai pemilih wajib dimasukkan dalam daftar pe-
milih. Pendaftaran dan pemutakhiran pemilih tidak dibenarkan tindakan diskriminatif
dalam rangka memasukkan atau menghapus nama-nama tertentu dalam daftar
pemilih karena alasan politik, suku, agama, kelas atau alasan apapun.

2. Akurat adalah daftar pemilih harus memuat informasi tentang identitas


pemilih secara benar, tanpa kesalahan penulisan, tidak ganda, dan tidak memuat
nama yang tidak berhak atau telah meninggal.
3. Mutakhir adalah daftar pemilih disusun berdasarkan keadaan terakhir men-
gacu pada hari pemungutan suara, meliputi umur 17 tahun pada hari pemungutan
suara, status telah/pernah kawin, status pekerjaan bukan anggota TNI/Polri, al-
amat pada hari pemungutan suara, dan status meninggal.

C. Tujuan Pemutakhiran dan Penyusunan Data Pemilih


a. Memastikan seluruh pemilih terdaftar di dalam DPT (secara komprehensif);
b. Memastikan akurasi data pemilih sesuai dengan kondisi real/faktual pe
milih (akurat dan up to date nama dan alamat);
c. Memastikan tidak mengandung nama-nama pemilih yang tidak berhak
memilih;
d. Melayani pemilih yang telah terdaftar dalam DPT untuk menggunakan hak
pilih; dan
e. Mempersiapkan logistik pemilu.

D. Metode dan Pendekatan Pemutakhiran


KPU memilih metode pemutakhiran data pemilih secara berkelanjutan (contin-

10
uous register/list). Metode ini dipilih karena lebih mampu menjamin terlaksananya
prinsip dan kriteria yang disebutkan di atas serta menjamin efisiensi. Selain itu,
penyusunan daftar pemilih yang dilakukan oleh KPU dan pemerintah diimplemen-
tasikan dengan dua pendekatan. Pertama, pendekatan administratif pada tahap
pengolahan dan pemutakhiran sampai daftar pemilih sementara (DPS) tersedia.
Pada tahap ini, pemerintah menyediakan sumber data kependudukan yakni Data
Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4) yang selanjutnya ditindaklanjuti dengan
pemutakhiran oleh KPU melalui proses sinkronisasi dengan data daftar pemilih
pemilu lokal terkini ditingkat KPU kabupaten/kota dan Provinsi, serta pencocokan
dan penelitian (coklit) oleh panitia pemutakhiran data pemilih pemilih (pantarlih).
Kedua, pendekatan partisipatif masyarakat dimulai saat diumumkannya DPS
tanggal 11 s/d 24 Juli 2013 hingga tersusunnya Daftar Pemilih Tetap (DPT) tanggal
7 s/d 13 September 2013 sesuai dengan ketentuan. Pengumuman DPS di kantor
desa dan kelurahan maupun pengumuman daftar pemilih sementara hasil per-
baikan (DPSHP) akan dilaksanakan dari tanggal 17 sampai 23 Agustus 2013 for-
matnya akan tetap sama dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan,
pasal 33 ayat 2 UU Nomor 8 Tahun 2012, yang menyebutkan daftar pemilih paling
sedikit memuat nama, jenis kelamin, nomor induk kependudukan (NIK), tanggal
lahir dan alamat.

E.Sumber
Data

Dalam rang-
ka meningkatkan
kualitas daftar pe-
milih Pemilu 2014,
sumber penyu-
sunan data yang
akan digunakan
oleh KPU untuk Peserta Rapat Penyempurnaan Nasional DPT di ruang sidang Ge-
menyusun daftar Pemilih, tidak dung KPU (22/10/2013). Foto Humas KPU.
hanya berdasarkan Data Pen-
duduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4) yang diperoleh dari Kementrian Dalam
Negeri, namun juga menggunakan data DPT Pemilu kepala derah terakhir sebagai
data pembandingnya. KPU menyusun seluruh DPT Pemilukada dari daerah yang
menyelenggarakan Pemilhan Umum Kepala Daerah selama tahun 2009 sampai
dengan tahun 2012, untuk selanjutnya diolah Sidalih. KPU akan mengolah kedua

11
sumber data tersebut dengan dibantu teknologi untuk menghasilkan Data Pe-
milih yang akan dimutakhirkan oleh PPS dan Pantarlih.
Penyerahan Data Kependudukan seluruh Indonesia dilakukan diting-
kat pusat (KemendagriKPU), Disdukcapil Kab/Kota tidak memberikan data
kependudukan kepada KPU Kab/Kota. KPU diberikan jaminan untuk men-
gakses data kependudukan Kemendagri seluas-luasnya untuk keperluan data
base daftar pemilih.

F. Mekanisme Penyusunan Data Pemilih


KPU bertanggungjawab atas pengelolaan data pemilih yang terpusat.
KPU harus memiliki dan memilihara data pemilih seluruh Indonesia yaitu
berupa data pemilih yang meliputi informasi nama, umur/tanggal lahir,
status kawin, status anggota TNI/Polri, masih hidup, dan alamat mu
takhir (bukan hanya data agregat).
Proses pemutakhiran data pemilih yang dilakukan KPU Kabupaten/Kota
menggunakan data yang ada dalam server masing-masing.
Sosialisasi/publikasi data pemilih melalui website dilakukan secara
distributif, artinya KPU Pusat memiliki data pemilih seluruh Indonesia,
KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota memiliki data pemilih masing-
masing wilayah kerjanya.
KPU harus memiliki pusat data untuk mendukung keperluan tersebut di
atas.
Di tingkat provinsi dan kabupaten/kota diperlukan Network Operation
Center (Unit Pengelolaan Data) KPU Provinsi KPU Kabupaten/Kota.

G. Pemutakhiran dan Publikasi Data Pemilih


Yang disebut sebagai pemutakhiran data pemilih adalah sebuah proses
kegiatan untuk memperbaharui data pemilih berdasarkan Daftar Penduduk
Potensial Pemilih Pemilu (DP4) baik yang diperoleh melalui Dirjen Dukcapil
maupun dari Kemenlu dengan memperhatikan DPT Pemilu terakhir dengan
cara melakukan verifikasi faktual dan selanjutnya dijadikan bahan penyusunan
Daftar Pemilih Sementara (DPS). Pantarlih bertugas melakukan pendaftaran
calon pemilih dengan pemutakhiran data pemilih yang sudah ada di (DP4)
yang disinkronisasi dengan data pemilu sebelumnya.
Pemutakhiran data pemilih ini dilakukan dengan cara:
Di belakang meja (on desk) yaitu pemutakhiran yang dilakukan oleh
KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota dibantu dengan
aplikasi Sidalih. Dilakukan secara berkelanjutan

12
Verifikasi faktual yaitu pemutakhiran yang dilakukan dengan pencocokan
dan penelitian di lapangan (door to door). Dilakukan menjelang penye-
lenggaraan pemilu.
Untuk pemilih di luar bisa dilakukan upaya selain mendatangi pemilih
langsung, atau dengan; menghubungi Pemilih melalui telepon atau
mengirim surat kepada Pemilih melalui pos atau; mengirim surat elek
tronik (e-mail) kepada Pemilih atau; mengumpulkan Pemilih di Kantor
Perwakilan RI atau; mengumumkan data Pemilih di laman Kedutaan
Besar RI untuk mendapatkan masukan dari pemilih; atau dengan cara
lain sesuai dengan ketentuan yang bisa dipertanggung jawabkan.
Publikasi dilakukan pada empat tahapan, yaitu: Daftar Pemilih Se-
mentara (DPS), Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan (DP-
SHP), Daftar Pemilih Tetap (DPT), dan Daftar Pemilih Tambahan

Ketua KPU Husni Kamil Manik memberikan sambutan dalam


acara Rapat Koordinasi Penyempurnaan DPT Pemilu DPR, DPD
dan DPRD di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat (22/01/2013).
Foto Humas KPU.

13
Tahapan
Bab III Persiapan
Pemutakhiran

14
A. Pengorganisasian Kerja

D
1. KPU
alam melakukan kerja pemutakhiran dan penetapan DPT, KPU, KPU
Provinsi, KPU Kab/Kota, PPK, PPS, PPLN, dan Pantarlih melakukan
pembagian tugas dan pengorganisasian sebagai berikut :

Tugas dan kewenangan bagi KPU dalam proses pemutakhiran data pemilih
adalah mempersiapkan regulasi dan kebijakan terkait pelaksanaan bagi KPU secara
berjenjang dan badan ad hoc. Berikutnya, KPU melakukan konsolidasi, sinkronisasi
dan analisis data kepen-
dudukan dengan DPT
pemilu terakhir dan me-
nyerahkan hasilnya beru-
pa daftar pemilih kepada
KPU Kabupaten/Kota
melalui KPU Provinsi.

2. KPU Provinsi/KIP
Provinsi
KPU/KIP Provinsi
menyampaikan daf-
tar pemilih kepada KPU
Rapat Pleno Terbuka Penyempurnaa Rekapitulasi DPT Nasional dihadiri Kabupaten/Kota atas
KPU Provinsi dan Pimpinan Parpol di Gedung KPU Lantai 2 (22/10/2013). nama KPU, menerima/
Foto Humas KPU.
mengkoordinasikan dan
melakukan pengecekan
DPT dari KPU Kabupaten/Kota, dan menyerahkan DPT kepada KPU.

3. KPU Kabupaten/Kota
KPU Kabupaten/Kota menyiapkan Bimtek untuk PPK, PPS dan Pantarlih. KPU
Kabupaten/Kota menerima daftar pemilih dari KPU Provinsi, melakukan pengecekan
dan penyusunan daftar pemilih berdasarkan pengelompokkan tiap kecamatan dan
desa/kelurahan, dan menyerahkan daftar pemilih kepada PPS melalui PPK, me-
nerima/mengkoordinasikan dan melakukan pengecekan DPT dari PPS melalui PPK,
dan menyerahkan kepada KPU Provinsi.

15
4. PPPK
PPK membantu PPS dalam melakukan sosialisasi pemutakhiran data pe-
milih di tingkat kecamatan. Menerima data pemilih per TPS (Model A.0-KPU)
dan seluruh alat perlengkapan pemutakhiran data pemilih dari KPU Kabu-
paten/Kota ketika dilaksanakan Bimtek untuk diserahkan kepada PPS dan
Pantarlih. Melakukan Bimtek atau pelatihan pemutakhiran data pemilih bagi
PPS dan Pantarlih di wilayah kerja PPK. Kemudian PPK menerima daftar pe-
milih dari KPU Kabupaten/Kota, menyampaikan daftar pemilih kepada PPDP
melalui PPS, menerima, mengkoordinasikan, dan menyerahkan DPS dan DPS
HP kepada KPU Kabupaten/Kota.

5. PPS/PPLN dan Pantarlih


Kewenangan PPS/PPLN dalam proses pemutakhiran data pemilih sangat
besar, mulai dari entry data, memperbaiki data pemilih (menghapus, menam-
bah, dan memperbaiki), mengumumkan daftar pemilih kepada masyarakat.
Pelaksana pemilu di atasnya (PPK, KPU Kabupaten/Kota, KPU Provinsi, dan
KPU) tidak memiliki kewenangan melakukan perubahan data pemilih tanpa
usulan dan persetujuan PPS/PPLN. Makanya, PPS/PPLN menjadi ujung
tombak kedua bagi KPU, setelah Pantarlih, yang langsung berhubungan den-
gan pemilih. Oleh karena itu PPS memiliki pengetahuan dan kedekatan dengan
warga/pemilih.
PPS melakukan sosialisasi kepada aparat desa/kelurahan dan masyara-
kat luas (misalnya membuat surat edaran, melakukan rapat koordinasi dengan
RT/RW, pengumuman di tempat ibadah, pertemuan warga dan sebagainya).
Demikian pula PPLN melakukan sosialiasi sesuai dengan metode yang tepat
bagi komunitas WNI di luar negeri. Lalu, memastikan Petugas Pemutakhiran
Data Pemilih (Pantarlih) telah dibentuk. Bersama-sama Pantarlih mengikuti
Bimbingan Teknis/Bimtek pemutakhiran data pemilih yang diselenggarakan
oleh PPK. Memastikan telah menerima data pemilih per TPS (Model A.0-
KPU) beserta seluruh dokumen pemutakhiran data pemilih telah sesuai dengan
jumlah yang dibutuhkan.
Kemudian, menyerahkan data pemilih per TPS (Model A.0-KPU) dan
dokumen pemutakhiran data pemilih kepada masing-masing Pantarlih; dan
melakukan koordinasi terakhir dengan Pantarlih mengenai SOP khususnya
bagaimana melakukan pencoretan, perbaikan data, mendaftar pemilih baru,
cara mengisi masing-masing formulir , dan tenggat waktu yang harus disele-

16
saikan, paling lambat 1 hari sebelum dilaksanakan verifikasi untuk mengecek kesiapan
dan pemahaman Pantarlih.
Pantarlih merupakan ujung tombak KPU dalam melakukan pemutakhiran data
pemilih. Oleh karena itu Pantarlih sangat penting perannya dalam proses penyusunan
daftar pemilih. Karena strategisnya peran Pantarlih ini, baik dan buruknya DPT Pemilu
2014 sangat bergantung kepada kinerja Pantarlih di lapangan. Jika Pantarlih bekerja
secara optimal dalam proses verikasi faktual, maka DPT Pemilu 2014 diharapkan
akan jauh lebih akurat dan berkualitas. Sebelum melakukan verikasi petugas pantarlih
harus memastikan beberapa hal berikut :
1. Menerima dan memeriksa seluruh dokumen dan peralatan yang dibutuhkan di
lapangan.
2. Mempelajari seluruh dokumen dan pastikan memahami fungsi dan kegunaan
setiap formulir.
3. Membuat rencana kerja, seperti rute ataupun target kerja.

B. Alur Kerja dan jadual Tahapan Pemutakhiran DPT


Sesuai dengan Peraturan KPU Nomor 6 Tahun 2013 tentang Tahapan, Program,
dan Jadual Penyelenggaraan Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD Tahun
2014, kegiatan tahapan pemutakhiran data pemilih tersebut telah dilaksanakan mulai
dari kegiatan tahapan pertama yaitu, penyerahan data kependudukan dari pemerin-
tah dan pemerintah daerah kepada KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota
serta data WNI di luar negeri sampai dengan kegiatan tahapan ke-16 (enam belas),
yaitu perbaikan Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan (DPSHP) dari tanggal 24
Agustus s/d 6 September 2013. Tahapan lengkap bisa dilihat dalam tabel di bawah.

Tabel Jadual Tahapan Pemutakhiran Data Pemilih Pemilu Legislatif 2014

17
Sesuai dengan tahapan pada tabel di atas, KPU juga secara konsisten melaku-
kan monitoring terhadap penyusunan DPS melalui aplikasi sidalih, monitoring dan su-
pervisi secara sampling, melalui email dan voice terhadap proses penyusunan Daftar
Pemilih Sementara. Dengan Sidalih, KPU membantu PPS dan Pantarlih dalam me-
nyusun Daftar Pemilih Sementara. Dan selanjutnya hasil penyusunan Daftar Pemilih
Sementara yang dikumpulkan untuk ditayangkan di website KPU dan tempat-tempat
strategis sesuai dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum nomor 09 Tahun 2013.

18
C. Koordinasi Antarlembaga
Dalam rangka menyediakan data pemilih pemilu 2014 lebih baik, KPU
melakukan koordinasi yang lebih efektif dengan pemerintah, khususnya dengan
Kemendagri dan Kemenlu. Dalam koordinasi tersebut, sebagiannya terjalin ad-
anya MoU (Momerandum of Understanding) yang pada intinya secara bersama
melakukan data sharing, format data, penyelesaian permasalahan kependudu-
kan dan pemilih, serta Pokja bersama dan Help Desk.
Bersama Kementerian Luar Negeri RI, misalnya, KPU menandatangani
nota kesepahaman Nomor 13/KB/KPU/TAHUN/2012 dan Nomor 02/NK/
XII/2012/01 tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum bagi warga Negara
Republik Indonesia di Luar Negeri Tahun 2014 ditandatangani pada hari kamis,
tanggal 6 Desember tahun 2012. Maksud Nota Kesepahaman antara KPU dan
Kemenlu RI adalah:
a. Mensukseskan penyelenggaraan pemilu anggota DPR, DPRD, DPD,
serta pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014; dan
b. Meningkatkan partisipasi Warga Negara Republik Indonesia dalam poli-
tik pada pemilu anggota DPR, DPRD, DPD, serta pemilu Presiden dan
Wakil Presiden Tahun 2014.

Adapun raung lingkup Nota Kesepahaman antara KPU dan Kemenlu RI


meliputi:
a.Pemilih luar negeri yang merupakan Warga Negara Republik Indonesia
yang berdiam atau sedang berada di luar negeri pada saat diseleng-
garakannya Pemilu; dan
b.Pemilu tahun 2014 bagi pemilih Luar Negeri untuk memilih Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat untuk daerah Pemilihan Daerah Khusus Ibu
kota Jakarta II meliputi Kotamadya Jakarta Pusat dan Luar Negeri serta
Kotamadya Jakarta Selatan dengan alokasi 7 kursi dan untuk memilih
Presiden dan Wakil Presiden.

D. Bimbingan Teknis
Secara berjenjang KPU Kabupaten/Kota melaksanakan pelatihan atau
bimbingan teknis untuk PPK, PPS dan Pantarlih. Bimbingan teknis berkaitan
dengan tugas-tugas dan hal-hal teknis lainnya seperti :
pembagian wilayah kerja pemutakhiran;
dengan siapa saja koordinasi harus dilakukan;
formulir-formulir pemutakhiran dan tata-cara pengisiannya.

19
Bimbingan teknis ini dilaksanakan oleh KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota
kepada PPK dan PPS, kemudian PPK dan PPS melakukan pengarahan kepada Pan-
tarlih. Sekitar tanggal 6-8 April 2013, KPU di berbagai jenjang melaksanan Bimtek
dan Pelatihan Sidalih gelombang pertama kepada PPK sebanyak 6.994 orang, PPS
sebanyak 8.153 orang, dan Pantarlih sebanyak 54.610 orang. Kemudian seminggu
setelah itu pada tanggal 11-13 April 2013 (gelombang kedua) seluruh KPU Provinsi dan
KPU Kabupaten/Kota diundang ke Jakarta. Setelah melakukan pelatihan Bimtek DP4
dan Daftar Pemilih, kemudian diawal Mei, Pantarlih baru mulai melakukan proses coklit.

E. Layanan Helpdesk
KPU juga sudah memfasilitasi adanya helpdesk khusus untuk data pemilih, kemu-
dian KPU juga menyiapkan aplikasi Sidalih yang membantu pemutakhiran dan penyu-
sunan data pemilih Pemilu 2014. Di KPU Pusat, layanan Helpdesk Senin-Sabtu: 08:00
-16:00, Minggu: 08:00 - 13:00, dengan Kontak Helpdesk No Telp: 021 3193 1527, 021
319 37223 No Fax: 021 315 6362, email: helpdesk@app.kpu.go.id

F.Pemanfaatan Aplikasi Sidalih


Dalam rangka membantu penyelenggaraan Pemilu 2014 yang lebih berkualitas,
khususnya untuk menyediakan daftar pemilih, KPU memanfaatkan sistem informasi dan
teknologi yang dinamakan Aplikasi Sistem Informasi Data Pemilih (Sidalih). Hal ini se-
suai dengan Pasal 48 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 yang berisi:
1. KPU dan KPU Kab/Kota dalam menyediakan data pemilih, daftar pemilih se-
mentara, dan daftar pemilih tetap memiliki sistem informasi data pemilih yang
dapat terintegrasi dengan sistem informasi administrasi kependudukan;
2.KPU dan KPU kabupaten/kota wajib memelihara dan memutakhirkan data pe
milih sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1);
3.Ketentuan lebih lanjut mengenai sistem informasi data pemilih diatur dengan
peraturan KPU.
Makanya, sistem aplikasi ini adalah sebuah sistem informasi berbasis teknolo-
gi komputer (aplikasi) yang digunakan KPU untuk membantu petugas dalam proses
penutakhiran dan penyusunan daftar pemilih. Sidalih yang diintegrasikan dengan sistem
informasi administrasi kependudukan Kemendagri untuk sinkronisasi DP4 dan menyu-
sun serta memelihara data pemilih. Dengan optimalisasi TIK tersebut maka KPU dapat
menghimpun daftar pemilih by name, bukan hanya rekapitulasi, dari KPU Kabupaten/
Kota secara real time.
Selain itu, dengan Sidalih KPU dapat memonitor kemajuan penyusunan DPS,

20
DPSHP maupun DPT di masing-masing KPU Kabupaten/Kota. Dengan kata lain,
fungsi utama Sidalih antara lain mencakup konsolidasi data pemilih, pemeliharaan
dan pemutakhiran, dan sosialisasi.
Sidalih juga membantu proses pemutakhiran mulai dari analisis DP4, men-
gunggah DPT Pemilu terakhir, sinkronsiasi DP4 dan DPT Pemilu terakhir, distribusi
data pemilih (Model A.KPU) ke seluruh KPU Kabupaten/Kota, dan menyusun pe-
milih kedalam TPS (Model A.0 KPU). Selain fungsi tersebut di atas, SIDALIH juga
membantu dalam mendata dan merekapitulasi jumlah badan penyelenggara pemilu
ad-hoc (PPK dan PPS), serta mensosialisasikan DPS, DPSHP, dan DPT kepada
masyarakat.
Dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi seperti penggunaan
Sidalih, KPU telah berhasil mendorong nilai-nilai:
- Transparan, dengan memanfaatkan TIK KPU berupaya transparan dalam
proses pemutakhiran dan penyusunan daftar pemilih. Setiap aktivitas penambahan,
penghapusan, dan perbaikan data pemilih dapat tercatat dan terlihat dengan baik
sehingga dapat dipertanggungjawabkan
- Melayani pemilih, Sidalih memiliki fungsi untuk menyampaikan informa-
si daftar pemilih secara online, sehingga memudahkan pemilih untuk melakukan
pengecekan nama pemilih tanpa harus datang ke kantor PPS atau kantor Desa/
Kelurahan. Pemilih cukup mengakses website KPU.
- Partisipatif, dengan adanya daftar pemilih online dan penyerahan salinan
daftar pemilih kepada pengurus partai politik peserta Pemilu dan pengawas Pemilu
di tingkat kabupaten/kota dan Kecamatan, diharapkan partisipasi masyarakat dan
peserta Pemilu untuk memperbaiki kualitas daftar pemilih semakin tinggi.

Peserta Rapat Pleno Terbuka Penyempurnaa Rekapitulasi DPT Nasional dihadiri


KPU Provinsi dan Pimpinan Parpol di Gedung KPU Lantai 2 (22/10/2013). Foto
Humas KPU.

21
Anggota KPU Ferry Kurnia Rizkiansyah, Husni Kamil Manik (Ketua), Juri Ar-
diantoro, Sigit Pamungkas dan Arif Budiman (Anggota), memaparkan sam-
butan Rapat Koordinasi Penyempurnaan DPT Pemilu DPR, DPD dan DPRD
di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat (22/1/2013). Foto Humas KPU.

Bab IV Pemutakhiran
Data dan
Penyusunan
Daftar Pemilih

22
D
A. Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4)
ata Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4) merupakan kumpulan
data penduduk warga negara Indonesia yang dipakai sebagai dasar
penentuan Daftar Pemilih Sementara (DPS). Berkas DP4 barulah seke-
dar data, belum menjadi daftar sehingga nama-nama yang terdaftar di dalamnya
masih berupa kumpulan data yang perlu dilakukan updating oleh Kemendagri untuk
keperluan persoalan pemilu. Data DP4 dikumpulkan oleh pemerintah daerah dari ka-
bupaten atau kota yang berdasarkan dari KTP. Selain dari data KTP, pengolahanDP4
juga berdasarkan informasi NIK setiap keluarga.
Untuk memaksimalkan akurasi DP4, maka Pemerintah melalui Dirjen Kepen-
dudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri melakukan konsolidasi dan
pembersihan data kependudukan dalam 2 (dua) tahapan, yaitu : melalui SIAK Online
dilanjutkan dengan pengintegrasian dengan hasil perekaman e-KTP
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu Anggota
DPR, DPD, dan DPRD, data pemilih harus diserahkan kepada KPU paling lambat
14 bulan sebelum pemungutan suara, yakni pada tanggal 9 April 2014. KPU telah
menerima DP4 dari Kementerian Dalam Negeri pada tanggal 7 Februari 2013. Jum-
lah pemilih yang tercakup dalam DP4 sebanyak 190.412.094 orang yang terdiri dari
95.971.913 orang laki-laki dan 94.440.181 perempuan. Semuanya sudah mempunyai
NIK sesuai dengan standar Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006, dengan tingkat
akurasi 99,30 % dan 136.020.095 jiwa diantaranya telah melakukan perekaman e-
KTP dengan tingkat akurasi 100 %.
Kemenlu juga telah menyerahkan data agregat WNI yang berada di luar negeri
berjumlah 4.694.484 jiwa. Seluruh WNI itu tersebar di 167 wilayah negara rangka-
pan KBRI. Dari data tersebut, pihak KBRI mencatat jumlah WNI terbesar berada di
Malaysia, yaitu 1.259.972 jiwa. Sedangkan jumlah terkecil, yakni satu WNI, tercatat
di Marshall Island (wilayah rangkapan KBRI Manila) dan Guinea Bissau (wilayah
rangkapan KBRI Dakar). Sementara di Mali, Siera Leone, Guinea Conakry (wilayah
rangkapan KBRI Dakar) dan Albania (wilayah rangkapan KBRI Sofia) tidak tercatat
keberadaan WNI.

B. Sinkronisasi Data DP4 dan DPSHP KPU


DP4 yang telah diterima oleh KPU dilaksanakan sinkronisasi antara Tim Teknis
KPU dan Tim Teknis Kementerian Dalam Negeri untuk mengklarifikasi permasalahan
distribusi pemilih dan kode wilayah administrasi Desa/Kelurahan hasil pemekaran di
daerah. Langkah awal penyandingan data, KPU melakukan penghapusan data ganda
K1, KPU Kabupaten/kota/KIP Aceh menindaklanjuti pembersihan data ganda K1 ini

23
dengan membuat Berita Acara (BA) perbaikan DPT dan menyampaikan kepada
Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota, pengurus partai politik tingkat Kabupaten/
Kota, wajib bagi KPU Kabupaten/Kota/KIP Aceh untuk melengkapi data pemilih
yang masih nihil.
Selanjutnya, pada tanggal 28 Maret 2013 KPU menerima update DP4 hasil
klarifikasi dengan Kementerian Dalam Negeri. Setelah itu, KPU melakukan pencer-
matan dan penelitian DP4 dengan DPT. Selain itu, DP4 yang diterima oleh KPU
dalam pemutakhirannya harus memperhatikan DPT pada Pemilu dan/atau Pe-
milihan Gubernur dan Bupati/Walikota. Pemahaman terhadap memperhatikan DPT
tersebut adalah menyandingkan DP4 dengan DPT Pemilu dan/atau Pemilukada
tersebut, dengan tujuan data DPT yang belum tercantum dalam DP4 ditambahkan
ke dalam DP4 atau nama lain sebelum didistribusikan ke daerah untuk dilakukan
pemutakhiran data pemilih (pencocokan dan penelitian) yang dituangkan di dalam
Model A-KPU.
Kementerian Dalam Negeri juga membantu KPU dalam rangka memaksimal-
kan akurasidata pemilih yakni terkait dengan penyandingan DPSHP dengan DP4,
akan tetapi Kemendagri disamping membantu KPU untuk menyandingkan DPSHP
dengan DP4, juga membantu melengkapi elemen data DPSHP yang belum leng-
kap, dimana syarat data pemilih paling sedikit memuat : NIK, Nama, Tanggal Lahir,
Jenis Kelamin dan Alamat. Berdasarkan analisa data dan fakta-fakta yang ada,
Kemendagri menyimpulkan dari 190,4 juta DP4, 30 juta tidak masuk dalam DP-
SHP, dan dari 181 juta DPSHP, 20,3 juta diantaranya tidak ada di DP4.

C. Tahapan Pencocokan dan Penelitian


Tahapan coklit atau pencocokan dan penelitian data pemilih dilakukan oleh
Pantarlih atau Panitia Pemutakhiran Data Pemilih. Tahapan coklit ini telah ber-
langsung hingga 9 Juni 2013. Dalam proses coklit ini, Pantarlih akan mendatangi
rumah-rumah warga untuk memastikan keberadaan orang yang tertera dalam data
pemilih. Dimana data pemilih ini merupakan data hasil sinkronisasi Daftar Penduduk
Potensial Pemilih Pemilu (DP4) dengan Daftar Pemilih Tetap (DPT) pemilu terakhir.
Pantarlih pertama kali harus melakukan pengecekan data pemilih terlebih da-
hulu ke rumah ketua RT/RW atau tokoh masyarakat setempat apakah adakah
perubahan data terbaru di wilayahnya, apakah ada warga yang pindah, pendatang,
meninggal, pensiun atau pun penambahan KK, memeriksa setiap KK apakan benar
berdomisili di area tersebut; alamat, warga yang tidak dikenal dan data pemilih
yang kemungkinan ganda.
Dalam bekerja, Pantarlih akan dibekali Model A0-KPU atau Data Pemilih
Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/

24
Kota Tahun 2014 per TPS dengan maksimal jumlah pemilih sebanyak 500 orang.
Seluruh nama dalam Model A0-KPU ini wajib didatangi dan didata oleh Pantarlih TPS
bersangkutan. Pendataan mencakup kebenaran data dan penyesuaian dengan syarat-
syarat menjadi pemilih Pemilu. Selain itu, Pantarlih juga diberi Model AA1-KPU atau
stiker penanda telah dicoklit, dimana stiker ini wajib ditempel di depan rumah warga
per KK. Model AA2-KPU atau formulir tanda bukti pencoklitan dan Model AA-KPU
atau formulir untuk mencatat data pemilih baru yang belum ada dalam Model A0-KPU.
Setelah melakukan pengecekan awal dengan ketua RT/RW kemudian pantarlih
melakukan pengecekan secara detail kerumah-rumah dan lakukan wawancara lang-
sung. Menanyakan kepada ke-
pala keluarga atau yang mewakili
mengenai identitas atau doku-
men resmi setiap anggota kelu-
arganya yang terdaftar pada daf-
tar pemilih, memeriksa apakah
data yang tertulis sudah benar.
Nama, nomer KTP, KK, alamat,
dan seterusnya.
Kemudian, bertanya apakah
ada anggota keluarga yang be-
lum terdaftar, apakah ada ang-
gota keluarga yang terdaftar me-
ninggal, pindah, pensiun, TNI/
POLRI, cacat, gangguan jiwa.
Kemudian mendaftarkan anggota keluarga yang akan berumur 17 tahun ketika hari pe-
milu tiba, anggota keluarga yang belum cukup umur tapi sudah atau pernah menikah,
jika belum terdaftar dalam Model A.0-KPU.
Selesai mendata satu rumah, kemudian pantarlih mengisi formulir tanda bukti
telah didaftar (Model A.A.1-KPU), menyerahkan copy dari tanda bukti tersebut yang
telah ditanda tangani oleh pantarlih dan kepala keluarga atau perwakilannya dan sim-
pan bukti aslinya. Lalu mengisi stiker telah terdaftar ( Model A.A.2-KPU) dan tempel-
kan di area yang mudah terlihat (pintu, jendela, dinding depan rumah dan sebagainya).
Satu stiker untuk satu Kepala Keluarga (KK). Tempelkan stiker kosong pada rumah
penghuni yang tidak bisa ditemui.
Pantarlih mendatangi semua warga termasuk pendatang dan penghuni pemukiman
liar atau penghuni di apartemen, rumah kontrakan, rumah susun dan lain-lain bekerja
sama dengan lingkungan masing-masing dan/atau pengelola bangunan. Menanyakan
identitas atau dokumen resmi yang ada pada penghuni. Mendaftarkan penghuni
yang ingin menggunakan hak pilihnya ditempat tersebut. Tidak memasukkan peng-

25
huni yang ingin meng-
gunakan hak pilih-
nya ditempat asal ke
dalam daftar pemilih.
Setelah semua warga
dalam daerah kerja
telah terdata dengan
baik, pantarlih me-
minta pengesahan
tanda tangan dan/
atau stempel dari ket-
ua RT/RW.
KPU menurunkan 550.483 orang pantarlih untuk coklit atas data pemilih yang
disediakan oleh pemerintah. Hasil verifikasi yang dilakukan oleh pantarlih akan dija-
dikan sebagai bahan dasar dalam penyusunan DPS. PPS memiliki waktu satu bulan
(dari tanggal 10 Juni sampai 9 Juli 2013) untuk melakukan penyusunan DPS. Selan-
jutnya dilakukan penetapan DPS pada tanggal 10 Juli 2013 dan diumumkan ke publik
dari tanggal 11 sampai 24 Juli 2013 untuk mendapatkan masukan dan tanggapan dari
masyarakat. KPU Kabupaten/Kota melalui PPK kemudian menyerahkan DPS kepada
partai politik di tingkat kecamatan.

D. Penyusunan DPS
Selesai coklit pada tanggal 10 Juni 2013, maka data yang telah diverifikasi
kemudian diinput oleh PPK maupun KPU Kabupaten/Kota, dan sebulan kemudian
tanggal 10 Juli tersebut jadilah DPS. Kemudian KPU mengumumkan DPS Nasional
sebanyak 177.257.048 jiwa. Sementara itu DPS Luar Negeri pada 130 kantor per-
wakilan yang telah diumumkan pada tanggal 10 s/d 24 Juni 2013 adalah sebanyak
2.160.253 jiwa, tersebar di luar negeri.
Setelah itu, KPU memberi kesempatan masyarakat untuk mencermati DPS, dan
menunggu masukan dan tanggapan masyarakat mulai tanggal 11 Juli 2013 s/d 1
Agustus 2013. Masyarakat yang namanya tidak terdaftar atau tidak sesuai dengan
data yang ada di DPS dapat mengisi formulir A.A.-KPU dan menyerahkan kem-
bali kepada PPS. Masyarakat diminta proaktif mencermati DPS yang diumumkan di
kantor desa/kelurahan. Mengingat, KPU menginginkan daftar pemilih tetap (DPT)
yang akan ditetapkan di KPU Kabupaten/Kota tanggal 7 sampai 13 September 2013
benar-benar akurat. Tidak ada lagi data ganda, anomali, apalagi data fiktif sehingga
tidak menjadi persoalan dikemudian hari.
KPU juga meluncurkan DPS secara online. Fasilitas ini disediakan untuk memu-
dahkan masyarakat dalam mengecek keberadaan dirinya dalam DPS. Masyarakat

26
dapat membuka portal kpu www.kpu.go.id. Di dalamnya ada menu DPS Pemilu 2014.
Masyarakat tinggal masukkan nama dan alamat sesuai KTP. Setelah itu akan muncul
nama, tempat lahir, jenis kelamin dan lokasi TPS. DPS online merupakan ikhtiar KPU
untuk menyosialisasikan DPS secara massif kepada pemilih sehingga daftar pemilih
semakin berkualitas.
Sikap proaktif mencermati DPS juga harus ditunjukkan pengurus partai politik di
tingkat kecamatan untuk mencermati dan meneliti satu per satu DPS tersebut. KPU
Kabupaten/Kota akan menyerahkan softcopy DPS kepada pengurus parpol di tingkat
kecamatan. Parpol dipersilahkan untuk mencermati, menelaah dan mengkritisi. Pada
saat yang bersamaan, KPU Provinsi untuk mengoptimalkan fungsi supervisi, monitor-
ing, dan koordinasi terhadap penetapan DPS tersebut. KPU juga melakukan rekap
secara nasional dalam tahapan pemilu sebagai evaluasi kerja penyelenggara dalam
pemutakhiran data pemilih dan penyusunan daftar pemilih mulai dari KPU Provinsi
sampai ke pantarlih.
Setelah pemberian masukan dan tanggapan dari masyarakat, petugas setiap
jenjangnya akan melakukan koreksi jika memang benar masih terdapat masyarakat
yang berhak memilih tetapi belum masuk dalam DPS atau ada data yang tidak akurat
dalam DPS. Hasil koreksian tersebut lalu kembali diumumkan untuk dikritisi lagi oleh
masyarakat. Perbaikan dan penyusunan DPS dilakukan sejak tanggal 2 sampai 15
Agustus 2013. Hasil perbaikan itu kembali diumumkan ke publik untuk dimintai ma-
sukan dan tanggapan. Jika masih ada yang belum terdaftar akan kembali diakomodir.
Hasil perbaikan tersebutlah yang akan diberikan kepada KPU Kabupaten/Kota untuk
ditetapkan menjadi daftar pemilih tetap oleh KPU Kabupaten/Kota.

E. Penetapan DPSHP
KPU menetapkan Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan (DPSHP) pada
tanggal 16 Agustus 2013 dan diumumkan selama 17 s.d 23 Agustus 2013. Y a n g
menetapkan dan mengumumkan DPSHP adalah PPS. DPSHP wajib diumumkan di
tempat-tempat strategis, yaitu di kantor PPS dan di kantor/balai pertemuan RW atau
tempat umum lainnya yang mudah dijangkau masyarakat. Pengurus parpol dan Ba-
waslu/Panwaslu dapat memperoleh salinan DPSHP dalam CD dengan format PDF
yang terkunci.
KPU telah melakukan analisis terhadap data pemilih yang terdapat di dalam
DPSHP yang diterima dari KPU Kabupaten/Kota. Jumlah pemilih DPSHP yang di-
lakukan analisis adalah 181.139.037 pemilih (lihat Tabel Rekapitulasi DPSHP Sida-
lih). KPU juga melakukan penyandingan DPSHP dengan DP4, dengan tujuan untuk
mengecek tambahan data pemilih (belum tercatat, Anggota TNI/Polri yang pensiun)
melalui pemutakhiran data tidak menimbulkan data ganda baru, serta mengetahui data

27
penduduk yang sudah tercantum dalam DP4 tetapi dicoret/dihilangkan dengan
alasan sudah meninggal atau pindah domisili ke tempat lain atau menjadi Ang-
gota TNI/Polri.

Tabel Rekapitulasi DPSHP Sidalih

28
Grafik Perbandingan Data Pemilih Berdasarkan Jenis Kelamin Pada DPSHP

Grafik Penyandingan Rekapitulasi DP4, DPS dan DPSHP Berdasarkan Pulau

29
Grafik 5 Provinsi dengan Data Pemilih Terbesar

Mengacu pada Undang Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu


Anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota dalam pengumuman
DPSHP dari tanggal 17 s/d 23 Agustus 2013, formatnya akan tetap sama de-
ngan mengacu pada peraturan perundang-undangan. Sesuai pasal 33 ayat 2
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012, menyebutkan daftar pemilih paling sedikit
memuat nama, jenis kelamin, nomor induk kependudukan (NIK), tanggal lahir
dan alamat.
Dalam DPSHP, petugas diminta melengkapi dan memperbaiki validitas data
seperti jenis kelamin yang masih kosong atau salah, tanggal lahir yang masih
kosong, status perkawinan yang masing kosong, orang yang tidak memenuhi
syarat tetapi masih terdapat dalam daftar dan data ganda. Keterangan tentang
status disabilitas juga harus diisi untuk memudahkan KPU mengidentifikasi jenis
dan jumlah kebutuhan alat bantu yang akan disediakan bagi penyandang di-
sabilitas di setiap TPS.
Terkait adanya DPSHP yang belum dilengkapi dengan Nomor Induk Kepen-
dudukan (NIK) dan masih berbasis Kartu Tanda Penduduk (KTP) non elektronik,
hal itu sangat tergantung dengan perekaman KTP elektronik yang dilakukan
oleh pemerintah. Sebab KPU melakukan sinkronisasi data dengan DPT Pemilu
terakhir dan verifikasi faktual ke lapangan berdasarkan DP4 yang diserahkan
pemerintah. Kualitas daftar pemilih bukan hanya tanggung jawab KPU tetapi juga

30
pemerintah, partai politik dan masyarakat secara umum. Karenanya pengumuman
DPSHP yang telah dilakukan di kantor desa/kelurahan dan melalui website data.
kpu.go.id menjadi sarana bagi publik untuk melakukan koreksi jika ada data yang
diragukan akurasinya.
KPU telah membuka kesempatan yang seluas-luasnya kepada publik untuk
mengkritisi saat DPS menuju DPSHP. Tanggapan masyarakat itu kemudian di-
akomodir di dalam DPSHP yang ditetapkan Panitia Pemungutan Suara (PPS) pada
tanggal 16 Agustus 2013. DPSHP tersebut telah diumumkan lagi ke publik selama
tujuh hari dari tanggal 17 s/d 23 Agustus 2013. Setelah menerima masukan dan
tanggapan masyarakat, DPSHP tersebut akan diperbaiki dari tanggal 24 Agustus
s/d 6 September 2013. KPU Kabupaten/Kota menerima DPSHP akhir dari PPS
pada tanggal 7 s/d 10 September 2013.
KPU telah merilis DPSHP melalui website KPU (www.kpu.go.id dan http://
data.kpu.go.id/dpshp.php). DPSHP tersebut merupakan hasil koreksi terhadap
DPS dengan memperhatikan masukan dan tanggapan masyarakat. Saat ini, mas-
yarakat dapat mengecek DPSHP secara online, selain pengecekan secara ma-
nual melalui pengumuman yang disampaikan di kantor desa dan kelurahan. Kami
sudah merilis DPSHP melalui website KPU. Masyarakat diberi kesempatan seluas-
luasnya untuk mengecek lagi statusnya apakah sudah terdaftar sebagai pemilih
atau belum. Jika belum terdaftar segera melapor ke PPS setempat. Sejak Panitia
Pemutakhiran Data Pemilih (Pantarlih) menuntaskan proses verifikasi faktual ter-
hadap data pemilih, posisi penyelenggara Pemilu tidak lagi bersifat aktif. Tetapi
masyarakat-lah yang diharapkan untuk aktif melakukan pengecekan terhadap se-
tiap informasi tahapan Pemilu yang disampaikan penyelenggara Pemilu.

31
Anggota KPU Sigit Pamungkas, Hadar Nafis Gumas, Ida Budhiati, Husni
Kamil Manik (Ketua), Ferry Kurnia Rizkiansyah, Arif Budiman (Anggota)
Sekjen KPU Arif Rahman Hakim (samping kanan) memimpin Rapat Pleno
Terbuka Rekapitulasi DPT di Gd. KPU (22/10/2013). Foto Humas KPU.

Bab V Penetapan
Daftar Pemilih
Tetap (DPT)

32
P
A. Penundaan Penetapan DPT
roses penetapan DPT tingkat Kabupaten/Kota didahului dengan tahapan
kegiatan penyerahan DPSHP akhir kepada KPU Kabupaten/kota yang
dilaksanakan oleh PPS melalui PPK. Penetapan DPT tingkat Kabupa-
ten/Kota merupakan proses tahapan kegiatan yang amat penting dan strategis dalam
rangkaian kegiatan pemutakhiran data pemilih dan penyusunan daftar pemilih. KPU
berharap bahwa DPT yang akan ditetapkan oleh KPU Kabupaten/Kota pada tang-
gal 13 September 2013. Namun, ini tidak berarti dapat menghapus keseluruhan data
ganda dan pemilih belum cukup umur dan melengkapi informasi data pemilih yang
masih kosong.
Oleh karena itu, KPU memutuskan untuk terus membersihkan DPT dari data
ganda maupun data pemilih yang belum
cukup umur pasca penetapan DPT. Hal
ini disampaikan kepada KPU Provinsi
dan KPU Kabupaten/Kota melalui Su-
rat Edaran KPU No. 619/KPU/IX/2013
tentang Teknis Pleno Penetapan DPT.
Bagi pemilih yang belum terdaftar di
DPT, KPU akan mendaftar mereka ke
dalam Daftar Pemilih Khusus (DPK). Hal
ini sesuai ketentuan Undang-Undang
Nomor 8 tahun 2012 bahwa DPK ini
akan ditetapkan oleh KPU Provinsi 7 hari
sebelum pemungutan suara.
Namun, berdasarkan hasil RDP
dengan Komisi II DPR, penetapan DPT tingkat Kab/Kota yang semula dijadualkan
pada tanggal 13 September 2013, ditunda menjadi 13 Oktober 2013. Demikian pula
dengan penetapan Rekapitulasi DPT tingkat nasional, yang semula dijadwalkan pada
tanggal 23 Oktober 2013, kemudian ditunda selama 2 pekan menjadi 4 November
2013. Komisi II meminta KPU untuk menyandingkan DPS sampai akhir, dan DP4
dari Kemendagri. Disitulah muncul masalah-masalah, masih banyak NIKnya yang
salah diantaranya NIKnya yang 0 itu ada sekitar puluhan juta, ada berbagai masalah
diantaranya NIK nya kosong, namanya kosong, tanggal lahir kosong dan lain se-
bagainya.

B.Rapat Pleno Penetepan DPT 4 November 2013


Pada Rapat Pleno penetapan rekapitulasi nasional, tanggal 4 November 2013,
Kemendagri berpendapat agar penetapan ditunda selama 2 pekan untuk melengkapi

33
informasi NIK dalam DPT, dan Bawaslu berpendapat agar perbaikan DPT dilaku-
kan selama 30 hari sejak 4 November 2013. Hasil rapat Pleno Terbuka Reka-
pitulasi Penetapan DPT elah ditetapkan oleh KPU melalui Keputusan KPU No-
mor 913/Kpts/KPU/TAHUN 2013 tentang Penetapan Rekapitulasi Daftar Pemilih
Tetap dan Badan Pelaksana Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD
Tahun 2014, Jumlah pemilih dalam negeri yang ditetapkan adalah 186.612.255
orang, sedangkan jumlah pemilih luar negeri adalah 2.010.280 orang. Dengan
demikian total pemilih yang terdaftar di DPT adalah 186.622.535 pemilih yang
tersebar di 33 provinsi, 497 kab/kota, 6.980 kecamatan, 81.034 desa/kelura-
han, dan 545.788 TPS, serta 2.010.280 pemilih di luar negeri tersebar di 130
kota dan 873 TPSLN.
Penetapan DPT tanggal 4 November 2013 tersebut masih menyisakan sekitar
10,4 juta pemilih yang memiliki informasi NIK invalid atau NIK yang tidak sesuai
dengan standar pemerintah. Atas persoalan ini, Bawaslu merekomendasikan
kepada KPU untuk menyelesaikan selama 30 hari terhitung sejak 4 November
2013 hingga tanggal 4 Desember 2013. Penetapan DPT dengan mengakomodir
10,4 juta data yang elemen datanya belum lengkap merupakan langkah untuk
menyelamatkan hak konstitusional setiap warga negara yang dijamin oleh undang-
undang. Pada tanggal 5 November 2013 KPU menyatakan bahwa data berma-
salah tinggal 7 juta karena NIK sudah ditemukan oleh Sidalih. PDIP menemukan 17
juta data bermasalah dalam DPT, ada 13.503 TPS, 424 desa/kelurahan dan 14
kecamatan yang hilang. Kemudian, Gerindra menemukan 3,7 juta data pemilih
bermasalah dalam DPT.

C.Upaya KPU Memperbaiki DPT


Dalam melakukan perbaikan DPT sampai dengan 30 hari sejak 4 November
2013, KPU berupaya memperbaiki dengan cara meminta NIK kepada Kemendagri.
KPU juga melakukan pemeriksaan ulang DPT di lapangan. Kemendagri melaku-
kan koordinasi dengan jajaran Pemda untuk membantu KPU dalam perbaikan DPT
terutama untuk melengkapi NIK. Termasuk pula partisipasi aktif Bawaslu dalam
melakukan pengawasan terhadap perbaikan DPT. Pengawasan dilakukan dengan
metode mengawasi langsung KPU Kab/Kota dalam perbaikan DPT di lapangan.
Data yang digunakan Bawaslu dalam pengawasan perbaikan DPT adalah data
10,4 juta dari KPU dan data yang dimiliki Bawaslu hasil temuan pengawasan di
lapangan. Berikut adalah upaya KPU dalam rangka perbaikan DPT setelah 4
November 2013 :

34
1.Menerbitkan Surat Edaran
Menanggapi rekomendasi Bawaslu dan dengan semangat penyempurnaan
DPT,KPU menerbitkan Surat Edaran Nomor 756/XI/2013 tanggal 7 November
2013 tentang Perbaikan NIK Invalid. Selanjutnya, KPU mendistribusikan 10,4
juta NIK Invalid kepada KPU Kabupaten/Kota dan memerintahkan KPU Ka
bupaten/Kota dengan dibantu PPK dan PPS untuk melakukan verifikasi ulang
terhadap 10,4 juta pemilih dengan NIK invalid di seluruh Indonesia. Dalam Surat
Edaran tersebut, juga dilampirkan rencana kerja dan petunjuk teknis pelaksa-
naan verikasi ulang pemilih dengan NIK invalid Dengan berbekal daftar pemilih
dengan NIK invalid, PPS mendatangi pemilih secara langsung dari rumah ke
rumah pada tanggal 11 s/d 19 Desember 2013.
KPU juga menjadualkan untuk melakukan monitoring dan supervisi atas NIK
invalid secara langsung ke lapangan, ke dalam 2 (dua) tahap, yaitu:

a. Tahap I, KPU melakukan di Provinsi Sulawesi Selatan, Provinsi Suma-


tera Utara, Provinsi Jawa Tengah, dan Provinsi Jawa Barat.
b. Tahap II, KPU bersama dengan Pimpinan Komisi II DPR RI, Kementrian
Dalam Negeri, dan Bawaslu melakukan supervise dan monitoring atas perbaikan
NIK Invalid di Provinsi Kalimantan Timur, Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Ma-
luku Utara, Provinsi D.I Yogyakarta, dan Provinsi Jawa Tengah. Supervisi dan
monitoring ini dilaksanakan pada tanggal 24 s.d November 2013.
Dari monitoring dan supervisi oleh KPU dai 9 Provinsi tersebut, terlihat
PPK dan PPS memiliki komitmen untuk menuntaskan permasalahan pemilik NIK
invalid tersebut. Meski terkendala dengan kesulitan dan keterbatasan anggaran
untuk melakukan verifikasi ulang, para petugas KPU di tingkat Kabupaten/Kota
menjalankan tugasnya secara penuh tanggung jawab terciptanya daftar pemilih
yang berkualitas.
KPU sangat menyakini bahwa pemilih dengan NIK invalid tersebut tidak/
bukan pemilih fiktif seperti yang dikhawatirkan oleh beberapa pihak. Bahkan dari
verifikasi ini, KPU optimis 60-65% NIK invalid dapat diperbaiki. Sedangkan si-
sanya, 35-40% dari NIK invalid tersebut, sulit untuk diperbaiki karena beberapa
alasan. Berdasarkan hasil monitoring, pemilih dengan NIK yang sulit untuk di-
perbaiki disebabkan karena:
1. Pemilih yang berada di Lapas/Rutan. KPU sulita untuk mendapatkan
NIK mereka karena pemilih tidak membawa dokumen kependudukan. Manaje-
men Lapas/Rutan juga tidak mampu memberikan informasi NIK pada saat di-
lakukan verifikasi. Jumlah pemilih di Lapas/Rutan ini diperkirakan kurang lebih

35
5-7% dari pemilih dengan NIK invalid.
2. Pemilih pemula yang belum memiliki KTP yang sedang belajar, baik di
pesantren, asrama mahasiswa, maupun seminar dan lain-lain diluar kota. Jumlah
pemilih yang seperti ini kira-kira 3-5% dari pemilih NIK invalid.
3. Pemilih yang tidak memiliki identitas penduduk. Temuan KPU di lapangan
tidak sedikit WNI yang sudah memiliki hak pilih belum memiliki identitas kepen-
dudukan sama sekali, baik KTP maupun Kartu Keluarga (KK). Mayoritas pemilih
ini ditemukan di wilayah grey area. Jumlah pemilih yang tidak memiliki identitas
kependudukan ini diperkirakan jumlahnya kurang lebih 10% dari NIK invalid.
4. Pemilih dengan KTP/KK Lama dan NIK invalid sejak awal. Hasil verifikasi
ulang yang dilakukan KPU ditemukan tidak sedikit pemilih yang masih menggu-
nakan KTP/KK model lama, dimana NIK didalamnya belum memenuhi standard
nasional. Selain itu, ditemukan pula sejumlah pemilih dengan NIK invalid yang ter-
tera di KTP/KK pemilih, bahkan di e-KTP sekalipun ditemukan NIK dengan 4 digit
di belakang 0 semua. Jumlah pemilih dengan KTP/KK lama dan NIK invalid sejak
awal diperkirakan jumlahnya kurang lebih 10% dari NIK invalid.
5. Pemilih yang sulit ditemui. Dalam proses verifikasi ulang terhadap pemilih
dengan NIK invalid tersebut, ternyata tidak sedikit pemilih tersebut tidak dapat dite-
mui petugas KPU karena mereka sedang merantau atau melaut dalam kurun waktu
cukup lama. KPU sulit mendapatkan NIK mereka karena KTP dan KK tidak ditinggal
di rumah. Diperkirakan pemilih yang tidak dapat ditemui KPU karena tidak berada
di rumah kurang lebih 5% dari NIK invalid.

Untuk memastikan keberadaan pemilih keberadaan pemilih tersebut di atas,


KPU membuat Berita Acara (BA) yang dtandatangani oleh petugas (PPS) dan
pemilih atau petugas RT/RW atau kepala lapas bagi pemilih di lapas. Dengan
demikian jika terdapat pihak-pihak yang mempermaslahkan pemilih ini KPU memi-
liki bukti hukumnya.

36
Dalam proses verifikasi di lapangan, selain memastikan DPT Pemilu 2014
lebih berkualitas, KPU juga melakukan penghapusan kepada pemilih dalam
DPT, baik pemilih dengan NIK invalid maupun NIK valid yang tidak memenuhi
syarat karena meninggal dunia, anggota TNI/POLRI, belum cukup umur dan
belum menikah, tidak dikenali/fiktif, pindah domisili, dan ganda.
Dapat kami laporkan pula bahwa sebagai tindak lanjut dari rekomendasi
Bawaslu, ditetapkan jadwal kegiatan perbaikan NIK invalid an DPT seperti
yang tertuang dalam Surat Edaran sebagaimana yang kami sebutkan di atas.
Pada tanggal 29-30 November 2013, seluruh KPU Kabupaten/Kota melak-
sanakan Rapat Pleno Terbuka dengan kegiatan utamanya adalah Pembuatan
Berita Acara (BA) Perbaikan NIK Invalid dan Perbaikan lainnya. Selanjutnya,
jadwal kegiatan serupa dilaksanakan di KPU Provinsi yaitu dari 1-2 Desember
2013.
Hasil sementaran rekapitulasi di tingkat Provinsi yang telah masuk ke
KPU sampai dengan tanggal 1 Desember 2013 pukul 17 . 30 WIB yang kami
catat adalah di 8 Provinsi, yaitu provinsi. Sumatera Utara, Jawa Timur, dan
Bali. Data yang kami terima tersebut juga masih belum lengkap, karena be-
berapa Kabupaten/Kota dalam wilayah Provinsi tersebut belum semuanya
melaporkan kepada KPU Provinsi. Sedangkan provinsi lainnya belum masuk,
karena jadwal rekapitulasi di tingkat provinsi masih berlangsung sampai de-
ngan tanggal 2 Desember 2013.
Adapun data rekapitulasi ke-8 (delapan) provinsi dari perkembangan
perbaikan data pemilih NIK invalid sebagai berikut:

36
2. Koordinasi dengan Kementrian Dalam Negeri
Melalui Surat KPU Nomor. 715/KPU/X/2013 tanggal 24 Oktober 2014 perihal
Perbaikan Daftar Pemilih. KPU koordinasi dengan Kementrian Dalam Negeri dalam
rangka menelusuri NIK invalid Tindak lanjut dari hasil koordinasi tersebut, pada hari
kamis, 28 November 2013, KPU telah menerima Data Perbaikan Hasil Penyan-
dingan DPT terhadap DP4 dan Ditjen. Kependudukan dan Pencatatan Sipil sejumlah
6.313.721 orang. Data tersebut menurut informasi berasalh dari menemukan dari 10,4
juta orang NIK invalid.
3. Melakukan Analisis Temuan dan Laporan Partai Politik
Pada tanggal 4 November 2013, PDI Perjuangan menyerahkan berkas ke KPU.
Berkas tersebut adalah data pemilih yang memiliki NIK ganda. Selain itu, pada tang-
gal 19 November 2013. Partai Gerindra juga menyerahkan berkas ke KPU. Berkas
tersebut adalah temuan akan adanya data ganda yang berjumlah sekitar 3,7 juta
pemilih.
KPU menerima dengan baik segala macam bentuk temuan data dari Partai
peserta Pemilu dan menanggapinya dengan positif. KPU melakukan analisis terhadap
data yang disampaikan oleh PDIP dan Partai Gerindra, baik dengan cara melakukan
verifikasi dilapangan maupun melakukan perbaikan atau analisis melalui sistem yang
ada pada kami. Khususnya mengenai surat dari Partai Gerindra, telah kami beri
penjelasan melalui surat kami Nomor. 812/KPU/XI/2013 tanggal 29 November 2013
perihal Jawaban Nota Protes (Somasi) Partai Gerindra.

Dengan segala upaya dan proses yang telah dilaksanakan oleh KPU, KPU
meyakini bahwa DPT Pemilu 2014 akan jauh lebih baik dari sisi komprehensivitas,
keakurasian, dan keterkinian data, sebab semua WNI yang telah memiliki hak pilih
terakomodir daylam DPT, semua WNI yang tidak berhak menjadi pemilih akan dike-
luarkan dalam DPT, semua WNI yang tidak berhak menjadi pemilih akan dikeluarkan
dari DPT, dan informasi pemilih yang terkandung di dalamnya adalah benar dan valid.

D.Rapat Pleno Perbaikan DPT 4 Desember 2013


Pada rapat Pleno 4 Desember 2013, KPU menyampaikan :
- Jumlah pemilih 186.172.508
- Juml pemilih Laki-Laki 93.217.439
- Juml Pemilih Perempuan 92.955.069
- Juml PPK 6980
- Juml PPS 81.093
- Jumlah TPS 545.764

37
- NIK Invalid 4.244.686
- Rincian Perbaikan Nov Des2013

Sesuai dengan Rekomendasi Bawaslu, KPU diminta melakukan perbaikan


DPT secara terus menerus sampai dengan 14 hari menjelang pemungutan
suara, yaitu tanggal 26 Maret 2014. Setelah Rapat Pleno Perbaikan DPT
tanggal 4 Desember 2014, KPU memiliki pekerjaan yang tidak ringan untuk
melakukan perbaikan dan penyempurnaan DPT yang telah ditetapkan pada
rapat Pleno KPU sebelumnya yaitu 4 November 2014. Perbaikan-perbaikan
dalam rangka menyempurnakan DPT yang dilakukan oleh KPU antara lain

38
melingkupi:
1. Melengkapi data pemilih yang belum lengkap, seperti misalnya nama pe
milih, jenis kelamin, tanggal lahir, alamat,
2. Memperbaiki NIK invalid
3. Memvalidasi pemilih yang tidak memenuhi syarat sebagai pemilih, antara
lain karena;
- Meninggal Dunia
- TNI/Polri
- Tidak Dikenal
- Pindah Domisili
- Pemilih Ganda
- Belum cukup umur dan belum kawin

E. Rakor DPT Januari 2014


Pada tanggal 22-24 Januari 2014, KPU melaksanakan Rakor Pemutakhiran
Data Pemilih di Hotel Borobudur Jl. Lapangan Banteng Jakarta. Hasil rakor Pe-
mutakhiran Data Pemilih tersebut :
- Jumlah pemilih 185.813.540
-Jumlah pemilih Laki-Laki
- Jumlah Pemilih Perempuan
- Jumlah PPK 6980
- Jumlah PPS 81.093
- Jumlah TPS 545.764
- NIK Invalid 2.067.793
Dengan demikian rincian perbaikan bulan Desember Januari 2014 bisa dili-
hat dalam tabel di bawah ini :

39
F. SK KPU No 240
Hingga tanggal 15 Februari 2014 KPU terus melakukan perbaikan den-
gan rincian :
- Jumlah pemilih 185.822.507
- Juml pemilih Laki-Laki 93.056.196
- Juml Pemilih Perempuan 92.766.299
- Juml PPK 6980
- Juml PPS 81.132
- Jumlah TPS 545.791
- NIK Invalid 2.067.793
- terjadi penambahan 8.967 pemilih
Akibatnya, pada tanggal 15 Februari 2014, KPU telah mengeluarkan SK
KPU No 240 tentang Penetapan Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap dan Badan
Pelaksana Pemilu per Daerah Pemilihan dalam Pemilu Anggota DPR, DPD,
DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota tahun 2014. Dengan dasar inilah
KPU akan mendistribusikan surat suara ke TPS-TPS di seluruh Indonesia.
Meski KPU telah mengeluarkan SK No 240 tahun 2014, Proses perbaikan
DPT, khususnya perbaikan NIK dan validasi pemilih yang tidak memenuhi
syarat terus dilakukan oleh jajaran KPU. Namun, proses validasi terhadap
pemilih yang TMS tersebut tidak lagi mengurangi jumlah rekapitulasi pemilih
tingkat TPS maupun nasional. Kendati tidak mengurangi rekapitulasi DPT
yang telah ditetapkan, pemilih yang tidak memenuhi syarat tersebut telah di-

40
beri tanda coretan (---------) pada pemilih yang tidak memenuhi syarat dan
terdapat keterangan alasan TMS di dalam DPT.
Tabel Rekap Perbaikan Nov Feb 2014

41
G. Rapat Pleno Perbaikan DPT 25 Maret 2014
Sehari sebelum Rapat Pleno 25 Maret 2014, KPU melakukan rapat koordinasi de-
ngan KPU Provinsi. Dari rapat koordinasi dengan KPU Provinsi ini kami mendengarkan
laporan dan masukan dari KPU Provinsi terkait proses perbaikan DPT dan penyusunan
DPK. Terdapat permohonan dan tuntutan dari beberapa KPU Kabupaten/Kota yang
disampaikan oleh KPU Provinsi untuk memasukan beberapa pemilih ke dalam DPT.
KPU Kabupaten/Kota mendapatkan laporan dan menemukan sejumlah pemilih yang
jumlahnya relatif besar dan terkonsentrasi dalam 1 titik tempat.
Pemilih-pemilih tersebut terdapat di Lapas (Klungkung, Bali), daerah transmigran
baru (Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, dan NTB), serta dae-
rah perkebunan (Kalimantan Tengah). Memang dengan UU No 8 Tahun 2012 pemilih
tersebut dapat didaftar di DPK maupun DPTb bagi yang telah terdaftar di tempat asal.
Namun dengan jumlah pemilih yang terkonsentrasi dalam satu tempat sangat sulit bagi
KPU untuk dimasukkan ke DPK maupun DPKTb, selain jarak dengan TPS terdekat san-
gat jauh, ketersediaan surat suara bagi mereka dikhawatirkan tidak mencukupi karena
jumlah surat suara di TPS adalah sesuai pemilih DPT ditambah 2%.
Bila digambarkan hasil kerja KPU dalam kurun waktu hampir 3 bulan untuk mem-
perbaiki dan menyempurnakan DPT Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan
DPRD Kabupaten/Kota tahun 2014, tampak dalam tabel di bawah ini :

42
Dari sisi jumlah pemilih, DPT selama kurun waktu bulan November 2013
sampai dengan 15 Februari 2014 telah mengalami pengurangan jumlah pemilih
789.748 pemilih. Pengurangan pemilih tersebut disebabkan karena pemilih terse-
but tidak lagi memenuhi syarat sebagai pemilih. Terkait dengan perbaikan NIK
invalid, KPU telah bekerja secara maksimal dan dengan dibantu oleh Kementerian
Dalam Negeri, meski sampai dengan hari ini pemilih dengan NIK invalid di dalam
DPT belum bisa bersih secara total. KPU bersama Kementerian Dalam Negeri
telah berhasil memperbaiki NIK invalid secara signifikan.
Pada bulan Desember 2013, pemilih NIK invalid adalah sebanyak 3,3 juta
pemilih, maka pada 25 Maret 2014 ini jumlah pemilih NIK invalid di DPT ting-
gal tersisa 124.814 ribu pemilih, dan KPU yakin angka ini akan terus berkurang.
Hal ini tentu saja berkat kerja keras Kementerian Dalam Negeri melalui Dirjend
Adminduk dan Disdukcapil di daerah yang telah membantu KPU memperbaiki
NIK secara optimal. Selain juga kerja keras tanpa lelah KPU Provinsi, KPU Kab/
Kota, PPK dan PPS, serta operator Sidalih yang bekerja siang dan malam demi
tercapainya DPT yang lebih berkualitas.
KPU berpandangan bahwa, meskipun DPT ini diperbaiki secara terus
menerus sampai dengan 14 hari sebelum pemungutan suara, seperti rekomendasi
Bawaslu, harus ada satu titik point dimana jumlah DPT ini harus pasti mengenai
jumlahnya. Hal ini sangat penting bagi KPU, dimana jumlah DPT tersebut dijadi-
kan patokan untuk menentukan produksi dan distribusi logistik pemilu, khususnya
surat suara dan salinan DPT (SDPT). KPU tidak bisa menunggu perbaikan DPT
sampai dengan 14 hari sebelum pemilu, karena pencetakan, penyortiran, dan
distribusi surat suara tidak mungkin dilakukan dalam waktu yang sangat mepet
dengan pelaksanaan pemungutan suara, 9 April 2014.
Setelah terbitnya SK 240, mulai dari 16 Feb 24 Maret 2014, perbaikan
DPT meliputi :
Meninggal Dunia : 108.540
TNI/Polri : 661
Belum Cukup Umur : 635
Tidak Dikenal : 13.099
Pindah Domisili : 41. 541
Pemilih Ganda : 37.870
Jumlah Pemilih TMS : 202.346
Pemilih TMS tidak mengurangi rekap DPT, karena nama mereka masih di
DPT dengan tanda ARSIRAN dan Keterangan TMS
Selama kurun waktu antara 15 Februari sampai dengan 20 Maret 2014, KPU
telah melakukan validasi terhadap 202.280 pemilih yang tidak memenuhi syarat,
yang terdiri dari;

43
1. Meninggal dunia : 108.540
2. TNI/Polri : 661
3. Tidak dikenal : 13.099
4. Pindah Domisili : 41.541
5. Pemilih Ganda : 37.870
6. Belum Cukup Umur : 635
Perbaikan NIK

Perbaikan Data Pemilih

44
Pemilih TMS sebanyak 202.280 pemilih tersebut tidak dikeluarkan dari DPT,
namun nama-nama mereka telah dicoret dengan kolom keterangan TMS. Dengan
demikian KPPS tidak akan menyampaikan kartu undangan memilih (Model C.6-
KPU) kepada pemilih-pemilih tersebut. Pada hari Senin, 17 Maret 2014 yang lalu,
KPU mengundang Tim Teknis Partai Politik peserta pemilu, Bawaslu, dan Kemen-
terian Dalam Negeri dalam sebuah workshop untuk membedah dan memberikan
masukan terhadap DPT yang telah diperbaiki KPU pada bulan Februari 2014. Dari
pertemuan tersebut terdapat koreksi dan masukan perbaikan DPT baik dari Bawaslu
maupun Tim Teknis Partai Politik. Masukan serta temuan dari Bawaslu dan Tim
Teknis Partai Politik terkait dengan penggunaan NIK lebih dari 1 pemilih.
KPU telah berupaya dengan keras untuk memperbaiki NIK yang digunakan
lebih dari 1 data pemilih. Sebagai contoh temuan masukan dari Bawaslu yang di-
sampaikan kepada KPU pada tanggal 17 Maret 2014 di TPS 10, Kelurahan Podo-
sugih, Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan dimana 1 NIK digunakan
oleh kurang lebih 200 pemilih. Menanggapi temuan ini KPU Kota Pekalongan
secara cepat memperbaiki data tersebut dan kami bisa memperlihatkan bukti ada-
nya perbaikan. Mohon operator untuk membuka portal KPU Kota Pekalongan dan
check DPT TPS 10, Kel Podosugih, Kec Pekalongan Barat.
Masukan dan temuan lainnya dari Parpol khususnya PDI.Perjuangan dan Ger-
indra terkait dengan penggunaan NIK lebih dari 1 pemilih, KPU telah melakukan
up dates/perbaikan terhadap NIK yang digunakan oleh lebih dari 1 pemilih. Melalui
sistem KPU telah memperbaiki kurang lebih 2,8 juta NIK yang digunakan lebih dari
1 pemilih, sehingga NIK tersebut tidak lagi digunakan oleh lebih dari satu pemilih.
Sisanya, KPU telah mendistribusikan kepada KPU Kabupaten/Kota untuk dicek
kebenaranya atas NIK yang digunakan lebih dari 1 orang tersebut. KPU Kabupaten/
Kota dibantu PPK dan PPS akan mengecek siapa pemilih sah dari NIK tersebut,
dan mencoret salah satunya jika data tersebut ganda.
Setelah penetapan DPT pada 25 Maret 2014 pun, KPU masih memiliki alat
kontrol untuk memastikan bahwa hanya pemilih yang memenuhi syarat yang dapat
menggunakan hak pilihnya. Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS)
di setiap TPS yang akan menyelenggarakan pemungutan suara. Mereka tentu
sangat mengetahui siapa saja yang menjadi pemilih di TPS tersebut. Jadi kecil
kemungkinan akan ada satu pemilih yang mencoblos dua kali. Proses pindah TPS
bagi warga Negara Indonesia (WNI) yang tidak dapat menggunakan pilihnya di TPS
tempat yang bersangkutan terdaftar juga diatur secara ketat. Mereka akan dimasuk-
kan ke dalam daftar pemilih tambahan (DPTb) dengan syarat menunjukkan bukti
identitas diri dan bukti bahwa yang bersangkutan telah terdaftar sebagai Pemilih
dalam DPT di TPS asal.

45
Tabel Rekapitulasi Terakhir DPT Plus DPK (Sidalih)

46
47
48
Anggota Komisi II menghadiri Rapat Pleno Terbuka Penyempurnaa Reka-
pitulasi DPT Nasional dihadiri KPU Provinsi dan Pimpinan Parpol di Gedung
KPU Lantai 2 (22/10/2013). Foto Humas KPU.

Bab VI Permasalahan
dan
Penyelesaian

49
S
A. Masalah Perkembangan Data Wilayah
esuai dengan Surat Keputusan KPU Nomor: 55/Kpts/KPU/Tahun 2013
tentang Perkiraan Badan Penyelenggara dan Pelaksana Pemilu Anggta
DPR, DPD dan DPRD Tahun 2014, jumlah Badan Penyelenggara PPK
sebanyak 6.994 dan PPS sebanyak 81.253, serta Pantarlih sebanyak 549.610. Data
dalam Surat Keputusan tersebut khususnya untuk jumlah PPK dan PPS mengacu
pada jumlah dan kode data wilayah yang bersumber dari Kementerian Dalam Negeri
cq. Ditjen. Pemerintahan Umum.
Namun, dalam perkembangan jumlah Desa di daerah, secara faktual khusus-
nya pada beberapa Desa terdapat sejumlah Desa sudah terpisah dari Desa induk
ataupun berpindah ke wilayah Kecamatan lain, namun Desa tersebut belum terdaftar.
Akibatnya, permasalahan pemekaran wilayah administrasi Desa/Kelurahan yang di-
laksanakan oleh beberapa Pemerintah Daerah melalui Peraturan Daerah merupakan
akar masalah dari adanya perbedaan jumlah Data wilayah dari Kementerian Dalam
Negeri cq. Ditjen. Pemerintahan Umum dengan kondisi faktual di daerah. Meskipun
Kementerian Dalam Negeri telah mengeluarkan moratorium pemekaran wilayah untuk
Kecamatan dan Desa tetapi pada kenyataannya pemekaran wilayah Kecamatan dan
Desa masih terjadi.
Terkait dengan permasalahan pemekaran wilayah, maka KPU mengambil lang-
kah tindak lanjut penyelesainnya yang diperlukan diantaranya melalui koordinasi yang
lebih intensif dengan Kementerian Dalam Negeri, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/
Kota. Koordinasi KPU, khususnya dengan Kementerian Dalam Negeri dilakukan se-
cara intensif melalui Tim Teknis KPU dan Tim Teknis Kementerian Dalam Negeri.

B. Pengumpulan Data Pemilih di Luar Negeri


Dalam rangka pengumpulan data pemilih dan verifikasi di luar negeri, KPU
menginventarisir sejumlah permasalahan, diantaranya :
1) Tingginya mobilitas WNI
2) Lapor Diri WNI masih bersifat himbauan dan tidak ada sanksi untuk yang
mengabaikan
3) Kebiasaan/budaya Negara Setempat terkait kebebasan bergerak WNI/TKI
4) Informasi WNI masuk/keluar negara akreditasi adalah wewenang pejabat
imigrasi Negara Setempat
5) Keengganan WNI melaporkan diri karena ketidakperdulian dan lain seba-
againya
6) Tingginya biaya pengiriman petugas untuk verifikasi data
Untuk mengatasi hal tersebut, dalam rangka pemutakhiran luar negeri, KPU
terus berkoordinasi dengan Kemenlu dan KBRI setempat, serta memberikan ruang
kebebasan PPLN untuk mencari cara atau metode pemutakhiran yang lebih sesuai

50
dengan kondisi di luar negeri seperti menghubungi Pemilih melalui telepon, mengirim
surat kepada Pemilih melalui pos, mengirim surat elektronik (e-mail) kepada Pemilih,
mengumpulkan Pemilih di Kantor Perwakilan RI, mengumumkan data Pemilih di la-
man Kedutaan Besar RI untuk mendapatkan masukan dari pemilih, atau
dengan cara lain sesuai dengan ketentuan yang bisa dipertanggung jawabkan
sesuai peraturan perundang-undangan.

C. Data Ganda dan NIK Invalid


Dalam menyusun DPT yang berkualitas, sejumlah tantangan pembersihan data
dihadapi oleh KPU, salah satunya adalah tantangan terhadap pembersihan data
ganda K1, yaitu data ganda yang memiliki kesamaan pada Nama, NIK, dan Tempat
Tanggal Lahir. Beberapa KPU Kabupaten/Kota menyampaikan bahwa cara pember-
sihan data ganda akan lebih valid jika dilakukan oleh KPU Kabupaten/Kota sendiri.
KPU telah menyelenggarakan rapat pleno terbuka pada tanggal 23 Oktober 2013
dengan agenda melakukan rekapitulasi penetapan DPT Pemilu Anggota DPR, DPD,
dan DPRD Tahun 2014. Namun dalam rapat pleno tersebut diputuskan bahwa reka-
pitulasi penetapan DPT Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD Tahun 2013 tingkat
nasional ditunda sampai dengan tanggal 4 November 2013. Tujuannya adalah agar
KPU memiliki waktu untuk lebih mencermati dan mengakuratkan data pemilih.
KPU menginventarisir sejumlah faktor yang menyebabkan NIK invalid adalah:
1) Masih ada penduduk yang belum/tidak memiliki identitas kependudukan. Bi-
asanya mereka ini adalah penduduk yang tinggal di lahan illegal/konflik, pe-
milih pemula (mahasiswa/pelajar) yang belum memiliki KTP, dan pemilih yang
tinggal di pengungsian.
2) Masih terdapat pemilih yang menggunakan KTP lama (bukan e-KTP) yang
memiliki NIK berdigit kurang dari 16 angka.
3) Terjadi human error, dan
4) Adanya kelemahan pada sistem excel.
Terkait dengan NIK invalid KPU telah mengirimkan 2 (dua) file kepada seluruh
operator Sidalih se-Indonesia, yakni File pertama adalah data NIK invalid yang ada
di dalam DPT dan sudah ditemukan padanannya di DP4. NIK yang sudah ditemukan
tersebut sudah diperbaiki secara langsung oleh KPU melalui aplikasi Sidalih. File
kedua adalah data NIK invalid yang tidak/belum ditemukan padanannya di DP4. KPU
mendorong KPU Kabupaten/Kota untuk mencermati dan berusaha semaksimalkan
mungkin memperbaiki NIK invalid tersebut dari dokumen yang dimiliki oleh KPU Kab/
Kota ( DP4, Model A.0 dan Model A.A KPU) atau bekerjasama dengan Disdukcapil
setempat. Setelah dilakukan penyisiran kembali, data-data NIK yang invalid itu kemu-
dian dipisahkan datanya, hingga tersisa yang invalid sebesar 3,1 juta dari 10, 4 juta.
Belakangan, hingga pleno 25 Maret 2014, NIK invalid tersisa 124.814.

51
KPU Provinsi seluruh Indonesia menghadiri Rapat Pleno Terbuka Penyem-
purnaa Rekapitulasi DPT Nasional dihadiri KPU Provinsi dan Pimpinan Par-
pol di Gedung KPU Lantai 2 (22/10/2013). Foto Humas KPU.

Bab VII Penutup

52
A. Kesimpulan

B erdasarkan pemaparan dari Bab I s.d VIyang menguraikan bagaiamana


proses pemutakhiran daftar pemilih Pemilu 2014, sejak persiapan pelak-
sanaan hingga penetapannya, maka KPU menyimpulkan beberapa hal
penting dari tahapan pemilu tersebut :
1. KPU berhasil menghimpun data pemilih dari seluruh Indonesia by name dan
by address, di mana hal ini tidak pernah dapat dilakukan pada pemilu sebelumnya .
Selain itu, KPU juga berhasil membangun data base pemilih yang dapat diakses oleh
masyarakat secara online baik ketika masih berstatus DPS, DPSHP dan DPT.
2.Dalam hal pemutakhiran data pemilih KPU menggunakan sistem informasi data
pemilih (Sidalih) yang bisa bisa konsolidasi, distribusi dan publikasi data, sekaligus secara
online bisa mengumumkan DPS, DPSHP dan DPT , kemudian menyandingan DPSHP
dengan DP4. Terkait kerja pemutakhiran tersebut, tim teknis KPU Pusat turun mem-
bantu daerah-daerah yang bermasalah dalam hal pengumpulan dan pengolahan data
pemilih. Melakukan
pencermatan ulang
terhadap DPT yang
sudah ditetapkan,
verifikasi ulang terh-
adap DPT yang ele-
men datanya belum
lengkap, diselaras-
kan dengan koor-
dinasi KPU dengan
Disdukcapil di setiap KPU Provinsi se Indonesia menyanyikan Lagu Indonesia Raya pada
jenjang untuk melengkapi acara Rapat Pleno Terbuka Penyempurnaan DPT di ruang sidang KPU
DPT yang elemen datanya (22/10/2013). Foto Humas KPU.
belum lengkap.
3. Hingga jelang pe-
milu 9 April 2014 lalu, jumlah DPT sebanyak 185.877.936 dan DPK 909.331. Jumlah
Pemilih DPT dan DPK menjadi 186.787.267. Angka ini merupakan hasil h kerja keras
KPU di semua tingkatan dalam melakukan pemutakhiran data pemilih sejak perbaikan
dari Rapat Pleno Bulan November-Desember 2013, dengan pemilih NIK invalid se-
banyak 3,3 juta pemilih, hingga tiga bulan kemudian pada Rapat Pleno 25 Maret 2014
ini jumlah pemilih NIK invalid di DPT tinggal tersisa 124.814 ribu pemilih.
4. Bagi pemilih diluar DPT dan DPTB, dapat menggunakan kartu tanda penduduk
atau pasport dengan syarat emilih di TPS yang ada di RT/RW atau nama lain sesuai

53
dengan alamat yang tertera dalam KTP atau paspor. Namun, dengan terlebih dulu
mendaftarkan diri pada KPPS. Hanya saja, mereka baru bisa menggunakan hak
pilih satu jam sebelum pemungutan suara berakhir.

B. Rekomendasi
Atas empat poin kesimpulan tersebut, maka KPU merasa perlu untuk mereko-
mendasikan perbaikan proses penyelenggaran tahapan pemilu masa mendatang,
khususnya dalam tahapan daftar pemilih tetap Pemilu. Ada dua rekomendasi pent-
ing :
1. Rekomendasi kebijakan. Berdasarkan masukan para pakar pemilu, untuk
mengakhiri kisruh DPT jelang pemilu ada baiknya melakukan pemisahan antara
rezim pendaftaran kependudukan dengan rezim pendaftaran dan pemeliharaan
daftar pemilih. KPU dari pusat hingga daerah sebagai penyelenggara pemilu se-
baiknya menjalankan rezim Pendaftaran dan Pemeliharaan Daftar Pemilih yang
membangun sistem data pemilih yang terintegrasi, up to date, diperbaiki sepanjang
waktu atau continuous voter registration systems. Hal ini tentu saja nantinya akan
bermanfaat bagi kepentingan pemilu nasional dan juga pemilukada.
2. Rekomendasi pemangku kepentingan. Peningkatan keterlibatan seluruh el-
emen masyarakat, media, dan peserta Pemilu dalam pemutakhiran data pemlih.
Upaya peningkatan peran dan keterlibatan tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh
adat, organisasi kemasyarakatan, partai politik dalam pemutakhiran data pemilih
secara khusus.

54
55

Anda mungkin juga menyukai