BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sejak jaman Hipocrates sampai awal abad 19, fraktur distal radius masih
disalah artikan sebagai dislokasi dari pergelangan tangan. Abraham Colles (1725
1843) pada tahun 1814 mempublikasikan sebuah artikel yang berjudul On the fracture
of the carpal extremity of the radius. Sejak saat itu fraktur jenis ini diberi nama sebagai
fraktur Colles sesuai dengan nama Abraham Colles. Fraktur Colles adalah fraktur yang
terjadi pada tulang radius bagian distal yang berjarak 1 inch dari permukaan sendi
radiocarpal dengan deformitas ke posterior, yang biasanya terjadi pada umur 50 tahun
2.1.2. Epidemiologi
Fraktur radius distal merupakan fraktur yang paling sering terjadi pada
ekstremitas atas, dengan insidensi lebih dari 450.000 kasus tiap tahunnya di Amerika
Serikat. Fraktur ini juga mewakili 1/6 kasus dari seluruh kasus fraktur yang ditangani
di Unit Gawat Darurat. Fraktur ini juga mempunyai distribusi bimodal, dengan
puncaknya pada orang muda (18-25 tahun) dan puncak kedua pada orang tua (diatas
7
65 tahun). Mekanisme cedera pada tiap grup berbeda, dimana pada orang muda
penyebabnya adalah high-energy injuries sedangkan pada orang tua disebabkan oleh
low-energy injuries.5,8
Radius distal terdiri dari atas tulang metaphysis (Cancellous), Scaphoid facet,
Lunate Facet, dan Sigmoid notch, bagian dari metaphysis melebar kearah distal,
dengan korteks tulang yang tipis pada sisi dorsal dan radial.
dengan baris karpal proksimal (skafoid dan fossa lunate), serta kedudukan untuk
artikulasi dengan ulna distal. 80 % dari beban aksial didukung oleh radius distal, 20%
lunatum 3. Sigmoid notch. Skafoid merupakan sisi lateral dari distal radius, sisi
medial dari distal radius yaitu sigmoid notch dan facet lunatum.
Permukaan artikular dari radius distal dibagi menjadi dua artikular facet yaitu skafoid
dan lunatum melalui longitudinal sagital ridge. Permukaan ulnaris radius distal
memiliki artikular facet yang terpisah, sigmoid notch, untuk seat of ulna. Di sinilah
rotasi forearm terjadi saat radius dan carpus berputar mengelilingi ulna. Fibrokartilago
triangular membentang dari tepi distal radius ke dasar proses styloid ulnar,
menstabilkan sendi distal radioulnar joint (DRUJ) dan mendukung ulnus carpus.
Bagian antebrakhii distal sering disebut pergelangan tangan, batas atasnya kira-
kira 1,5 2 inch distal radius. Pada tempat ini ditemui bagian tulang distal radius yang
relatif lemah karena tempat persambungan antara tulang kortikal dan tulang spongiosa
dekat sendi. Dorsal radius bentuknya cembung dengan permukaan beralur-alur untuk
tempat lewatnya tendon ekstensor. Bagian volarnya cekung dan ditutupi oleh otot
pronator quadratus. Sisi lateral radius distal memanjang ke bawah membentuk prosesus
styloideus radius dengan posisi yang lebih rendah dari prosesus styloideus ulna. Bagian
ini merupakan tempat insersi otot brakhioradialis. Pada antebrakhii distal ini ditemui 2
sendi yaitu sendi radioulna distal dan sendi radiocarpalia. Kapsul sendi radioulna dan
9
radiocarpalia melekat pada batas permukaan sendi. Kapsul ini tipis dan lemah tapi
4. Ligamentum Collateral.
Sisi distal dari ulna berartikulasi dengan radius distal dan merupakan tempat
1. Kolum lateral
Kedua kolum ini berkorelasi secara anatomis dengan facet dari tulang skafoid dan facet
2.1.4. Patofisiologi5
Patofisiologi fraktur radius distal lebih sering akibat beban lebih banyak
diberikan ke tulang daripada yang dapat dipertahankan tulang. Tulang yang telah
osteoporotic bisa pecah dengan dampak sangat rendah. Namun, pasien harus selalu
10
ditanyai mengenai keseluruhan mekanisme cedera, terutama jika dia lebih tua.
Serangan jantung atau transient ischemic attack dapat menyebabkan fraktur radius
Selain itu, lebih banyak masalah mungkin terkait dengan cedera daripada hanya
frakturnya. Perspektif yang berguna adalah bahwa fraktur radius distal adalah cedera
jaringan lunak yang mengelilingi tulang yang patah, dan kedekatan diagnosis radiografi
seharusnya tidak mengalihkan perhatian ahli bedah dari penilaian masalah sistemik
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada gambaran radiologi proyeksi
tidaknya comminution, dan adanya fraktur pada styloid ulna. Sedangkan pada fraktur
radius distal intrartikuler hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu adanya fragmen impaksi
sentral, gap antara scaphoid dan facet lunate, depresi facet lunate, serta interupsi dari
carpal row bagian proksimal. Pada proyeksi radiologis lateral ada beberapa hal pula
yang perlu diperhatikan pada fraktur radius distal ekstraartikuler di antaranya palmar
posisi DRUJ. Sedangkan pada fraktur radius distal intraartikuler yang perlu
diperhatikan yaitu adanya depresi facet lunate palmar, depresi fragmen sentral, serta
(6)
3. Palmar (volar) tilt : rata-rata 11 sampai 12 derajat (kisaran, 0-28 derajat).
Gambar 4: Parameter Radiologis Pada Radius Distal. Volar Tilt Rata- Rata 12, Radial
Inclination Rata-Rata 23, Radial Length Rata-Rata 12 Mm.
(Dikutip: Smith, Brow, Henry 2004)
2.1.6. Klasifikasi9,11
radiocarpal joint, serta ada atau tidaknya fraktur styloid ulna. Dalam sistem klasifikasi
menurut Frykmann (Gambar 7), Fraktur Colles termasuk dalam Tipe I dan II. Dimana
terjadi fraktur distal radius ekstraartikular dengan arah pergeseran fragmen distal ke
dorsal.
Berikut beberapa eponim pada fraktur radius distal yang biasa ditemui:
2.1.7. Penatalaksanaan8,9
Semua pasien dengan fraktur radius distal umumnya selalu ditangani dengan
reposisi tertutup dan imobilisasi dengan gyps/cast, kecuali pasien dengan open fraktur
Jika fraktur stabil dan hasil reduksi baik, maka tidak diperlukan tindakan
operasi lanjutan. Jika fraktur dinilai tidak stabil, dinilai dari pergeseran (displaced) dari
tindakan operatif.
Gambar 7. Plating rekomendasi untuk fraktur medial column dari radius distal.
(Dikutip: Nana 2005)14
16
Pilihan pengobatan tergantung dari pilihan dan pengalaman ahli bedah. Bila di
tinjau secara biomekanik saat terjadinya trauma, sisi dorsal dari radius distal
mengalami kompresi yang lebih besar bila di bandingkan dengan sisi volar. Oleh
karena itu, tahap awal untuk mendapatkan reduksi yang stabil yaitu dengan cara
mengoptimalisasi fiksasi pada volar cortex, pada kasus dengan fraktur kominutif pada
sisi dorsal maka hal yang penting untuk di perhatikan yaitu reposisi secara akurat
Untuk mencapai tujuan terapi fraktur distal radius terdapat beberapa parameter
radiologis yang dapat digunakan sebagai dasar evaluasi di antaranya radial inclination,
radial length dan volar tilt. Radial inklinasi merupakan sudut yang dibentuk antara
garis imajiner dari ujung prosesus styloid radius ke arah sudut ulnar dari permukaan
artikuler distal radius dengan garis perpanjangan axis longitudinal radius. Dinilai dari
gambaran radiologis frontal (AP) dengan posisi netral. Rata-rata nilai normalnya yaitu
Radial length yaitu jarak antara garis imajiner mendatar pada ujung prosesus
styloid radius, tegak lurus terhadap axis longitudinal distal radius dengan garis imajiner
pada permukaan sendi distal ulnar head. Dinilai dari gambaran radiologis frontal (AP)
dengan posisi netral. Nilai rata-ratanya yaitu 11-12 mm, dengan rentang 8-18 mm.
Volar tilt yaitu sudut antara garis yang menghubungkan titik paling distal
korteks dorsal dan volar distal radius dengan garis tegak lurus axis longitudinal radius.
17
Dinilai pada proyeksi radiologis lateral dengan posisi netral. Rata-rata nilai normalnya
yaitu 11-12, dengan rentang nilai 0-28 Ulnar variance yaitu perbedaan panjang distal
ulna dibandingkan distal radius pada foto rontgen proyeksi antero-posterior. Disebut
positif jika ulna lebih panjang dibanding distal radius sisi ulnar, netral jika sama
panjang dan negatif jika distal ulna lebih pendek dibanding distal radius.
9
TINDAKAN NON OPERASI
Semua fraktur harus dilakukan reduksi tertutup, jika diperlukan juga. Reduksi
Displaced fraktur dengan pola fraktur yang stabil diharapkan dapat sembuh
Posisi ideal lengan, durasi imobilisasi, dan cast yang digunakan, apakah long
arm cast, ataupun short arm cast, masih kontroversial, tidak ada studi prospektif
tekanan karpal kanal (dan kompresi saraf median) serta kekakuan jari tangan.
Gips harus dipakai selama kurang lebih 6 minggu atau sampai sudah terlihat
Indikasi :
Kehilangan reduksi
Metaphyseal kominutif atau adanya bone loss (bagian fragmen tulang yang
hilang)
TINDAKAN OPERASI
Fiksasi dengan plate adalah tindakan primer untuk fraktur yang tidak stabil dari
volar dan medial kolum dari distal radius. Distal radius plate dikategorikan berdasarkan
lokasi dan tipe dari plate. Lokasinya bisa dorsal medial, volar medial dan radial styloid.
Prinsip dari penanganan radius distal adalah mengembalikan fungsi dari sendi
20
pergelangan tangan (wrist joint). Plate yang konvensional dapat digunakan buttress
ataupun neutralization plate, plate dengan locking screw juga kini sering digunakan,
Ini dapat dicapai dengan menggunakan dua atau tiga buah Kirschner wire
proksimal dan dari sisi dorsoulnar dari fragmen radial distal diarahkan
proksimal.
Pinning perkutan umumnya digunakan untuk melengkapi short arm cast atau
fiksasi eksternal. Pin dapat dicabut 3 sampai 4 minggu setelah operasi, dengan
Gambar 10. Berbagai tehnik perkutaneus pinning pada fraktur radius distal dengan
menggunakan kirschner wire.
(Dikutip: Lippincot and Williams 2004)15
FIKSASI EKSTERNAL
tilt.
Fiksasi eksternal saja mungkin tidak cukup stabil untuk mencegah beberapa
Overdistraksi harus dihindari karena dapat menyebabkan jari kaku dan dapat
FIKSASI ADJUVANT
Fiksasi Kawat Kirschner dapat membantu untuk fragmen yang lebih kecil.
ARTHROSKOPI
(1). Fraktur artikular kompleks tanpa kominusi metaphyseal, terutama fraktur dengan
(2). Fraktur radius distal dengan cedera TFCC (Triangular Fibrocartilage Complex).
Sampai saat ini ada berberapa metode skor yang telah dipublikasi untuk
penilaian klinis pada fungsi extremitas atas yaitu ASES (American Shoulder and Elbow
Angeles Shoulder rating Scale), The Oxford Shoulder Questionnare, The Imatani
shoulder Score, SF36. Alat ukur yang diisi oleh pasien contohnya DASH (Disability of
the Arm Shoulder and Hand Questionnaire) dan Oxford Shoulder Questionnare. ASES
Quick DASH score adalah modifikasi dari DASH. Dengan mengetahui hasil
fungsi extremitas atas pada penatalaksanaan pada pasien fraktur distal radius melalui
23
penilaian klinis Quick DASH Score, dapat ditentukan metode tindakan yang tepat,
Trauma
Tatalaksana
Nonoperatif/Oper
atif
Ulnar
DASH Score
variance
1. Fraktur adalah rusaknya kontinuitas struktur tulang, tulang rawan dan lempeng
2. Ulnar Variance adalah perbedaan panjang distal ulna dibandingkan distal radius
Cara ukur: Buatlah garis horizontal pada proyeksi distal ulna lalu buatlah
garis kedua horizontal pada proyeksi distal radius. Lalu ukur jarak vertikal
3. Quick DASH Score alat ukur berupa kuisioner untuk menilai kemampuan
2.4. Hipotesis
Ada hubungan antara ulnar variance dengan Quick DASH Score pada pasien
fraktur radius distal ekstraartikular di RSUP. Haji Adam Malik Medan pada Januari