Anda di halaman 1dari 7

Metodologi Penelitian Akuntansi

(EKA 400 BP2)


Ketut Ita Diantari 1506305043 (05)
Pande Putu Biantari D. 1506305052 (09)

1.1 Ilmu Pengetahuan dan Pendekatan Ilmiah


Penelitian ilmiah adalah rangkaian pengamatan yang sambung menyambung,
berakumulasi dan melahirkan teori-teori yang mampu menjelaskan dan
meramalkan fenomena-fenomena. Penelitian ilmiah sering diasosiasikan
dengan metode ilmiah sebagai tata cara sistimatis yang digunakan untuk melakukan
penelitian. Ilmu pengetahuan dan penelitian memiliki keterkaian yang erat. Ilmu
pengetahuan dapat menyimpulkan pernyataan-pernyataan yang didasarkan pada kaidah-
kaidah umum, dimana pernyataan-pernyataan tersebut akan sangat bermanfaat dalam
menyusun simpulan-simpulan yang didasarkan pada argumen-argumen deduktif. Nazir
(1999) menyebutkan bahwa Ilmu adalah pengetahuan yang sudah dicoba dan diatur
menurut urutan dan arti serta menyeluruh dan sistemastik.
Pemenuhan hasrat ingin tahu manusia dalam memperoleh kebenaran dapat
diperoleh melalui dua pendekatan, yaitu pendekatan ilmiah dan non ilmiah. Pendekatan
ilmiah merupakan kebenaran yang ilmiah. Pendekatan ilmiah akan menghasilkan
kesimpulan yang serupa bagi hampir setiap orang, karena pendekatan tersebut tidak
diwarnai oleh keyakinan pribadi, dan perasaan. Kebenaran ilmiah dapat diuji secara
terbuka oleh siapa saja yang menghendaki untuk mengujinya.

1.2 Pendekatan Non Ilmiah


Penderkatan non-ilmiah memiliki ciri-ciri yaitu, (1) Perumusan kabur atau
abstrak, (2) Masalah tidak selalu diukur secara empiris dan dapat bersifat
supranatural/dogmatis, (3) Jawaban tidak diperoleh dari hasil pengamatan data di
lapangan, (4) Keputusan tidak didasarkan pada hasil pengumpulan dan analisis data
secara logis, (5) Kesimpulan tidak dibuat untuk diuji ulang oleh orang lain.
Pendekatan non-ilmiah yang banyak digunakan adalah akal sehat, prasangka,
intuisi, penemuan kebetulan dan coba-coba, dan pendapat otoritas dan pikiran kritis.
Akal sehat adalah serangkaian konsep dan bagan konseptual yang memuaskan untuk
penggunaan praktis bagi kemanusiaan. Konsep adalah kata yang menyatakan abstraksi
yang digeneralisasikan dari hal-hal khusus. Bagian konsep merupakan seperangkat
konsep yang dirangkaikan dengan dalil-dalil hipotetis dan teoritis. Pengambilan

1
kesimpulan berdasarkan akal sehat dapat menunjukkan hal yang benar, tetapi dapat
pula menyesatkan.
Kepentingan subyektif para pelaku dapat mewarnai pengambilan keputusan.
Pendapat mengenai sesuatu juga dapat diperoleh melalui pendekatan intuitif yang
diperoleh dengan cepat melalui proses yang tidak disadari atau yang tidak dipikirkan
lebih dahulu. Penemuan kebetulan diperoleh tanpa rencana, tidak pasti, serta tidak
melalui langkah-langkah yang sistematik dan terkendali. Penemuan coba-coba (trial
and error) diperoleh tanpa kepastian. Usaha coba-coba umumnya merupakan
serangkaian percobaan tanpa kesadaran akan pemecahan masalah tertentu.

1.3 Cara Berpikir Ilmiah


Tidak semua berpikir akan mengahasilkan pengetahuan dan ilmu dan juga tidak
semua berpikir disebut berpikir ilmiah. Karena berpikir ilmiah memiliki aturan dan
kaidah tersendiri yang harus diikuti oleh para pemikir dan ilmuwan sehingga proses
berpikir mereka bisa dikatakan sebagai produk ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi
khalayak ramai dan manusia pada umumnya.
Cara berpikir ilmiah menggunakan pendekatan cara berpikir deduksi dan induksi.
Cara berpikir deduksi bertujuan menarik kesimpulan yang didasarkan pada alasan
rasional yang biasanya dimulai dari teori. Berpikir dedutif merupakan proses dengan
mana kita menguji apakah hipotesisnya dapat menjelaskan fakta.
Cara berpikir induksi didasarkan pada fakta-fakta atau bukti-bukti empiris. Dalam
pendekatan in kesimpulan yang diambil dapat menjelaskan fakta, dan fakta mendukung
kesimpulan. Berpikir induktif, bilamana kita mengamati suatu fakta dan bertanya
mengapa demikian. Langkah-langkah berpikir ilmiah antara lain: Perumusan masalah,
Penyusunan kerangka berpikir dalam pengajuan hipotesis, Perumusan hipotesis,
Pengujian hipotesis, Penarikan kesimpulan.

1.4 Arti/Definisi Riset


Kata Riset atau Penelitian merupakan kata yang dipergunakan dalam
pembicaraan sehari-hari yang mempunyai cakupan arti yang luas. Menurut Leddy
(1997:3) pengertian riset atau penelitian adalah sebuah proses yang tersusun secara
sistematis meliputi pengumpulan data dan analisis data/ informasi dengan tujuan untuk
meningkatkan pengetahuan kita mengenai fenomena yang menjadi perhatian kita atau
yang sedang kita amati. Pengertian penelitian yang disampaikan oleh Leddy

2
mempunyai kemiripan dengan Pengertian Penelitian yang disampaikan oleh Dane
(1990:4). Bahwa Pengertian Penelitian yaitu sebuah proses kritis untuk menanyakan
suatu hal dan berusaha untuk menjawab pertanyaan mengenai fakta dunia. Pengertian
Riset/ Penelitian yang benar menurut Leddy (1997:5). Penelitian merupakan sebuah
proses yang didukung oleh data dan sistematis untuk mencapai jawaban atas suatu
pertanyaan, dapat menyelesaikan permasalahan, dapat memahami fenomena yang
terjadi. Jadi, arti penting penelitian atau riset adalah suatu pencarian fakta-fakta
menurut metode objektif yang jelas untuk menemukan hubungan antar fakta dan
menghasilkan dalil atau hukum dan kebenaran ilmiah. Kebenaran ilmiah adalah
kebenaran yang ditemukan melalui proses ilmiah.
Riset (research) didefinisikan oleh Sekaran (2003, hal. 5) sebagai: Suatu
investigasi atau keingintahuan saintifik yang terorganisasi, sistematik, berbasis data,
kritikal terhadap suatu masalah dengan tujuan menemukan jawaban atau solusinya.
Sedangkan Kinney, Jr. (1986) mendefinisikan riset (research) sebagai:
Pengembangan dan pengujian dari teori-teori baru tentang bagaimana dunia nyata
bekerja atau penolakan dari teori-teori yang sudah ada.

1.5 Pentingnya Metodologi Penelitian


Metodologi penelitian adalah proses atau cara ilmiah untuk mendapatkan data
yang akan digunakan untuk keperluan penelitian. Metode penelitian memandu si
peneliti tentang urutan-urutan bagaimana penelitian dilakukan. Pentingnya penelitian
bagi kehidupan manusia adalah dapat dijadikan sebagai pencarian sebuah kebenaran
mengenai suatu hal yang ingin diketahui. Pada dasarnya manusia selalu memiliki
keingintahuan yang tinggi terhadap sesuatu. Yang mana, untuk mewujudkan
keingintahuannya tersebut tentulah harus melakukan sebuah penelitian.
Dengan melakukan sebuah penelitian, maka dapat membantu memecahkan
masalah yang ingin diketahuinya. Melalui kegiatan penelitian juga dapat menambah
wawasan serta pengetahuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Sementara pentingnya penelitian bagi
organisasi usaha adalah untuk melakukan sebuah penyelidikan atau pencarian informasi
mengenai berbagai kegiatan dalam organisasi usaha. Melalui penelitian, sebuah
organisasi usaha dapat mengetahui bagaimana kondisi perusahaannya dibandingkan
dengan perusahaan lainnya.

3
1.6 Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
Prof. Dr. Sugiono, MSc. berpendapat mengenai beberapa macam bentuk
penelitian antara lain yaitu sebaga berikut.
1) Penelitian Kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang
alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan
sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik
pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
daripada generalisasi,
2) Penelitian Kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandskan pada
filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara
random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang
telah ditetapkan, dan
3) Penelitian Pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut.

Menurut Strauss dan Corbin (1997), Penelitian kualitatif (qualitative research)


adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat
dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara-
cara lain dari kuantifikasi (pengukuran). Sedangkan penelitian kuantitatif (quantitative
research) yaitu jenis penelitian yang didasarkan pada data kuantitatif atau temuan-
temuannya dicapai dngan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain
dari kuantifikasi. Perbedaan antara Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif akan
ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 1.1 Perbedaan antara Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif


Penelitian Kualitatif Penelitian Kuantitatif
1. Peneliti mulai dengan konsep- 1.Peneliti mulai dengan variabel-
konsep umum variabel untuk uji hipotesis
2. Variabel merupakan hasil 2.Variabel merupakan alat

4
3. Pengamatan dilakukan secara 3.Pengamatan pada serangkaian variabel
mendalam yang ditetapkan
4. Dalam pengumpulan data, peneliti 4.Daftar pertanyaan adalah ala
adalah instrumen pengumpul data yang utama
5. Menggunakan pendekatan induksi 5.Cenderung menggunakan pendekatan
analitik dalam pengambilan deduksi atau dapat pula induksi
kesimpulan enumeratif
6. Hasil penelitian menekankan pada 6.Hasil penelitian menekankan pada
makna generalisasi
Sumber : Disarikan dari Brannen, 1997; Moleong, 2002
Kedua jenis metode ini dapat digunakan dan dikombinasikan dalam membuat
rancangan penelitian yang sama. Seseorang dapat menggunakan data kualitatif untuk
mengilustrasikan atau untuk menjelaskan secara kuantitatif atas penemuan-penemuan
yang diperolehnya, atau sebaliknya seorang peneliti dapat menggunakan beberapa
bentuk data kuantitatif untuk mengesahkan analisis kualitatif dari penelitian tersebut.

1.7 Etika dalam Penelitian


Etika merupakan norma-norma atau standar-standar perilaku yang mempedomani
pilihan moral perilaku kita dan hubungan kita dengan orang lain. Tujuan etika dalam
penelitian adalah untuk menjamin agar tidak seorangpun yang dirugikan atau
mendapatkan dampak negatif dari kegiatan penelitian. Berbagai pihak yang terlibat
dalam penelitian seperti responden, klien, peneliti, dan asisten peneliti harus dijamin
tidak dirugikan dari kegiatan-kegiatan penelitian yang dilakukan. Pengumpulan data
dalam penelitian, apakah melalui wawancara, eksperimen, pengamatan atau survey,
perlu memikirkan perlindungan terhadap responden. Ada 3 pedomen yang dapat diikuti
dalam memberikan perlindungan terhadap responden:
1) Memberi penjelasan kepada responden mengenai manfaat-manfaat yang
diharapkan dari hasil penelitian tanpa melebih-lebihkan.
2) Memberi penjelasan kepada responden bahwa hak-hak dan kesejahteraannya
dilindungi secukupnya dan jelaskan bagaimana hal itu akan dilakukan.
3) Memastikan bahwa wawancara mendapat persetujuan dari responden,
termasuk metode wawancara yang akan dilakukan; etika terhadap klien

5
menyangkut aspek kerahasiaan, hak atas penelitian yang bermutu dan etika
klien untuk meminta membuka identitas responden.
Peneliti dapat menuntut para asisten untuk melaksanakan rencana penarikan
sampel, mewawancarai atau mengamati responden tanpa bias, dan mencatat dengan
cermat semua data yang diperlukan. Perilaku para asisten berada dibawah pengawasan
langsung peneliti: Artinya apabila ada asisten berperilaku tidak etis seperti mengisi
lembar wawancara tanpa wawancara adalah tanggung jawab peneliti. Dengan demikian
sangat penting untuk memberi pelatihan dan supervisi yang baik terhadap asisten
lapangan. Jadi hal-hal yang harus menjadi etika penelitian antara lain Kejujuran,
Objektivitas, Integritas, Ketelitian, Keterbukaan, Penghargaan terhadap Hak Atas
Kekayaan Intelektual (HAKI), Penghargaan terhadap Kerahasiaan
(Responden), Publikasi yang terpercaya, dan lain-lain.

6
DAFTAR PUSTAKA

Rahyuda. 2016. Metode Penelitian Bisnis. Udayana University Press: Denpasar.

Sugiono, 2013. Metode Penelitian Bisnis Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan


R&D. Alfabeta CV: Bandung.

Anda mungkin juga menyukai